PENGGUNAAN MEDIA BOARD GAME DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
PERANCIS PADA SISWA KELAS XI SMA PLUS
PARIWISATA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI
Oleh
GHAISANI MANARINA NUR SHABRINA
0907383
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA
BOARD GAME
DALAM PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
PERANCIS PADA SISWA KELAS XI SMA
PLUS PARIWISATA BANDUNG TAHUN
AJARAN 2013/2014
Oleh
Ghaisani Manarina Nur Shabrina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Ghaisani Manarina Nur Shabrina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRACT
French is one of many foreign languages taught in many high schools, especially in Indonesia. In the learning process, students often meet difficulties in speaking French like lack of vocabulary and confident. Those factors become the main issues for the students in learning French, especially in speaking skill. Triggered by those issues, this study is conducted. This study used Board Game as the
learning instrument to improve the students’ speaking skill. This study used pre -experimental method with The One Shot Case Study Design. The data analysis is guided by CECRL which classified A1 scoring benchmark based on the four French language skills, the questionnaire given to the students and the observation during the board game media instrument is applied. The result of the analysis is that the use of board game as media instrument in learning French showed a good
sign. The test and questionnaire results showed that the rate of students’ confidence and speaking skill is rising. Based on the results, the student’s average
score is 16 or 80% which if it was converted to the score benchmark table with the scale of ten, the score obtained is 8 or in the other words, it is satisfying.
Key words: Media learning, Board Game, the skills of speaking French, French as a foreign language.
ABSTRAK
Bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di beberapa Sekolah Menengah Atas. Dalam proses pembelajarannya siswa seringkali mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Perancis, diantaranya kurangnya kosakata yang dikuasai dan kurang percaya diri. Faktor inilah yang menghambat pembelajaran bahasa Perancis, khususnya pembelajaran keterampilan berbicara di kelas. Karena faktor itulah, penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan board game sebagai media pembelajaran siswa yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar berbicara bahasa Perancis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain the one
shot case study. Analisis data merujuk pada panduan CECRL yang
mengklasifikasikan acuan penialian A1 berdasarkan empat keterampilan berbahasa Perancis, angket yang diberikan kepada siswa dan observasi yang dilakukan saat perlakuan menggunakan media board game. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan media board game dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis sudah baik. Hasil tes dan angket menunjukkan bahwa siswa merasa lebih percaya diri dan lebih mudah berbicara bahasa Perancis. Berdasarkan perhitungan hasil tes juga diperoleh nilai rata - rata 17 atau 85%, yang jika dikonversikan terhadap tabel penentuan patokan dengan perhitungan presentase untuk skala sepuluh didapatkan nilai 8 atau dapat dikatakan baik.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Asumsi ... 4
BAB II MEDIA BOARD GAME DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS 2.1 Media Pembelajaran ... 6
2.1.1Pengertian Media Pembelajaran ... 7
2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 8
2.1.3 Pengelompokkan Media Pembelajaran ... 9
2.2 Board Game ... 10
2.2.1 Pengertian Board Game ... 10
2.2.3 Teknik Board Game ... 12
2.3 Keterampilan Berbicara Sebagai Salah Satu Aspek Keterampilan Berbahasa ... 13
2.3.1 Pengertian Berbicara ... 13
2.3.2 Fungsi Berbicara ... 14
2.3.3 Tujuan Berbicara ... 16
2.3.4 Metode Berbicara ... 18
2.3.5 Tujuan Pembelajaran Berbicara ... 20
2.3.6 Faktor–Faktor Penunjang dan Penghambat dalam Berbicara. 22 2.4 Pembelajaran Bahasa Perancis sebagai Bahasa Asing/ Français Langue Étrangère (FLE) ... 24
2.5 Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Niveau A1 ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 28
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
3.2.1 Populasi Penelitian ... 29
3.2.2 Sampel Penelitian ... 29
3.3 Variabel Penelitian ... 29
3.4 Definisi Operasional ... 30
3.5 Instrumen Penelitian ... 31
3.5.1 Tes Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis ... 31
3.5.2 Angket ... 35
3.5.4 Studi Pustaka ... 37
3.6 Validitas ... 37
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.7.1 Tes ... 38
3.7.2 Angket ... 39
3.7.3 Lembar Observasi ... 40
3.8 Prosedur Penelitian ... 43
3.8.1 Persiapan Pengumpulan data ... 43
3.8.2 Pelaksanaan Penelitian ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47
4.1.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 47
4.2 Hasil dan Pembahasan Tes Kemampuan Berbicara Siswa ... 49
4.3 Pembahasan Tes Kemampuan Berbicara ... 52
4.3.1 Ditinjau dari Aspek Pemahaman ... 52
4.3.2 Ditinjau dari Aspek Kelancaran ... 56
4.3.3 Ditinjau dari Aspek Tata Bahasa ... 60
4.4.4 Ditinjau dari Aspek Kosakata ... 66
4.4.5 Ditinjau dari Aspek Pengucapan ... 69
4.4 Analisis Angket ... 78
4.4.1 Tanggapan Siswa Tergadap Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis ... 79
4.4.3 Frekuensi Kesulitan Saat Berbicara Bahasa Perancis ... 82
4.4.4 Usaha dalam Menghadapi Kesulitan Berbicara Bahasa Perancis ... 83
4.4.5 Pengetahuan Siswa Mengenai Media Pembelajaran ... 84
4.4.6 Pengetahuan siswa Mengenai Board Game ... 85
4.4.7 Tanggapan Siswa Mengenai Media Board Game ... 86
4.4.8 Kelebihan dan Kekurangan Media Board Game ... 89
4.4.9 Saran untuk Perbaikan Media Board Game selanjutnya ... 90
4.5 Observasi Aktivitas Siswa dan Kegiatan Pembelajaran ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 92
5.2 Saran ... 94
5.2.1 Bagi Para Siswa ... 94
5.2.2 Bagi Pengajar atau Pendidik Bahasa Perancis ... 94
5.2.3 Bagi Para Peneliti Selanjutnya ... 95
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat dan juga tidak dapat dipisahkan. Bagi manusia, bahasa merupakan alat dan cara berpikir. Bahasa diperlukan untuk berkomunikasi, menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat bahkan perasaan dari seseorang ke seseorang yang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam menjalin komunikasi global, bahasa dan khususnya bahasa asing sangat diperlukan untuk memperoleh bahan bertukar informasi dan menjalin kerjasama dengan negara-negara lain diberbagai bidang, oleh karena itu pengajaran bahasa asing sangat dibutuhkan terutama pengajaran yang berorientasi pada kemampuan komunikatif yaitu mengembangkan kemampuan berbahasa untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa asing.
Bahasa asing bukan merupakan hal yang baru, apalagi disaat pesatnya era komunikasi, globalisasi dan teknologi. Sekarang ini mempelajari bahasa asing bukan hanya pilihan, tetapi sudah menjadi keharusan agar tidak tergerus zaman. Banyak sekolah yang mengajarkan bahasa asing seperi bahasa Jepang, Belanda, Arab, Jerman dan juga bahasa Perancis. Terlebih lagi jika sekolah tersebut merupakan sekolah perhotelan, bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa yang harus dikuasai oleh para siswanya.
yang sangat penting, karena keterampilan berbicara merupakan suatu sarana untuk mengungkapkan isi pikiran secara lisan, baik itu untuk bertukar pikiran ataupun sekedar bercerita.
Dalam hal keterampilan berbicara, khususnya berbicara dalam bahasa Perancis, siswa akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya di depan umum ataupun di depan kelas. Keterampilan berbicara ini sangat perlu diperhatikan, karena sesuai dengan observasi sebelumnya dan pendapat guru bahasa Perancis di SMA, sebagian besar minat siswa dalam berbicara di kelas, bertanya kepada guru, menanggapi materi dan sebagainya masih sangat kurang. Siswa sering kali mengeluhkan beberapa kendala saat berbicara, yaitu mereka tidak memiliki cukup kosakata atau tidak menguasai tata bahasa sehingga mereka tidak mampu mengeluarkan pendapatnya dengan baik dan lancar.
Melihat kendala-kendala tersebut, penggunaan media pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan variatif bisa menjadi salah satu alternatif untuk menanggulangi masalah tersebut. Penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, antara lain pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif dan siswa menjadi mempunyai sikap positif terhadap materi pembelajaran. Dengan media pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis akan menjadi menyenangkan dan mengurangi kesulitan siswa dalam belajar berbicara.
Dari beberapa jenis media, peneliti memilih media permainan, yaitu board
game. Dengan board game diharapkan siswa lebih percaya diri untuk berbicara
bahasa Perancis, karena selain media permainan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan membuat siswa antusias belajar, dalam permainan board
game juga siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kartu
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media board game ini pernah diteliti oleh Vika Restu Pebriani pada tahun 2012 dengan judul Efektifitas
Media Permainan Board Game dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata
Bahasa Jepang Tingkat Dasar di SMA. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan
hasil bahwa board game berhasil untuk meningkatkan penguasaan kosakata dasar bahasa Jepang.
Berangkat dari latar belakang tersebut peneliti akan meniliti bagaimana hasil dari media pembelajaran board game jika diterapkan pada kelas bahasa Perancis. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Penggunaan Media Board
Game dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis pada Siswa
Kelas XI SMA Plus Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan media board game terhadap siswa kelas XI SMA Plus Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil penerapan media board game dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI SMA Plus Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
3. Apa kelebihan dan kekurangan media board game dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis di kelas?
1.2
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa setelah menggunakan media
board game.
3. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan penggunaan media board
game dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis di
kelas.
1.3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran keterampilan berbicara, karena cara belajar berbicara bahasa Perancis menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif guru untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan keterampilan berbicara bahasa Perancis.
3. Bagi penulis
Dapat menunjukan bukti bahwa media board game dalam penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan untuk mempelajari keterampilan berbicara bahasa Perancis di kelas.
4. Bagi peneliti lain
1.5
Asumsi
Asumsi dianggap sebagai dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah :
1. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2013 : 6)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra
experimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan
the one-shot case study, pada desain ini terdapat satu kelompok diberikan
treatment, kemudian diberikan tes untuk selanjutnya dikaji hasilnya. Metode
penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat pre-test, metode ini merupakan pengembangan dari pra-experimental design, karena eksperimen ini belum merupakan eksperimen yang sesungguhnya. Skema dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
X : Treatment yang diberikan (Variabel Independen) O : Observasi (Variabel Dependen)
(Sugiyono, 2013 : 110)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013 : 117). Sukmadinata (2012 : 250) mengungkapkan bahwa kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian disebut populasi.
Dari definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah keterampilan berbicara bahasa Perancis pada siswa SMA Plus Pariwisata Bandung.
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Senada dengan pendapat tersebut, Sukmadinata (2012 : 250) menyatakan bahwa kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan dapat ditarik kesimpulan dari padanya disebut sampel.
Berdasarakan dari pernyataan di atas, sampel dari penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA Plus Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 20 orang.
3.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi variabel bebas adalah Penggunaan Media Board Game, sedangkan variabel terikatnya adalah Keterampilan Berbicara Siswa.
3.4 Definisi Operasional
Penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Media dalam situs http://www.jofde.ca/index.php/ide/article/view/234/608
meyatakan “un média est le véhicule d’un message, de la source (qui peut être une personne humaine ou un objet inanimé) jusqu’au récepteur d’un message.”
(Media merupakan penyalur pesan, sumber yang dapat berupa seseorang atau objek yang tidak bergerak kepada penerima pesan).
Sementara Briggs dalam Susilana dan Riyana (2008 : 5) menyatakan bahwa “media dapat diartikan sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar”.
Dalam penelitian ini, media tersebut adalah board game. Menurut www.oxforddictionaries.com, “Board Game is any game played on a board, especially one that involves the movement of pieces on the board,
such as chess or checkers” ( Board game adalah permainan yang
Permainan adalah suatu alat yang jika diaplikasikan pada proses pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, karena pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 3. Keterampilan berbicara menurut Galisson dan Coste (1976 : 208) adalah
“c’est une compétence linguistique de faire la communication orale
utilisant une langue. Ainsi nous pouvons exprimer notre sentiment ou
notre idée en langue orale” (berbicara adalah kemahiran bahasa untuk
komunikasi lisan menggunakan bahasa. Jadi kita dapat mengungkapkan perasaan, ide dalam bahasa lisan).
Dalam penelitian ini, keterampilan berbicara yang digunakan adalah setingkat DELF (Diplôme d’Études en Langue Française) A1, yaitu
tingkatan yang paling dasar dalam berbahasa Perancis.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dalam menjawab pertanyaan. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis yang pada akhirnya mendapatkan kesimpulan.
Data-data yang diperoleh haruslah data-data yang bersifat objektif, untuk itu peneliti menggunakan instrumen penelitian berikut ini :
3.5.1 Tes Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis
Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, peneliti memberikan satu kali tes yang berbentuk perintah untuk berdialog dengan satu temannya. Tema yang diberikan dalam tes keterampilan berbicara ini adalah tema yang sesuai dengan materi yang disampaikan saat treatment, yaitu L’identité dan La Famille.
Tes yang diberikan pada siswa telah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen ahli yang biasa disebut Expert Judgment untuk dinilai validitasnya.
Format penilaian yang digunakan peneliti untuk mengukur tes berbicara ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Format Penilaian Kemampuan Berbicara Bahasa Perancis
No Penilaian Aspek Berbicara
Tingkat Pencapaian
1 2 3 4 5
1.
Compréhension de la consigne
(pemahaman terhadap perintah yang diberikan)
2. Fluidité (kelancaran)
3. Structures simples correctes (tata bahasa)
4. Lexique approprié (kosakata)
5. Correction phonétique
(pengucapan)
Tabel 3.2
Komponen Penilaian
Pemahaman terhadap Perintah yang Diberikan
Kriteria Nilai
Mengerti seluruhnya tanpa kesulitan 5 Mengerti hampir seluruhnya dalam kecepatan normal meskipun
pengulangan kadang-kadang masih perlu 4 Mengerti soal dalam kecepatan di bawah normal dengan beberapa
pengulangan 3
Mengerti meskipun dengan banyak kesukaran dalam mengikuti apa
yang terdapat dalam soal dengan pengulangan yang sering 2 Tidak memahami bahasa yang ditulis dalam soal sederhana 1
Kelancaran
Kriteria Nilai
Pembicaraan sangat lancar seperti penutur asli dan terstruktur 5 Pembicaraan lancar hanya sedikit gangguan yang tidak berarti 4 Pembicaraan kadang-kadang masih ragu-ragu, kalimat tidak lengkap 3 Pembicaraan kurang lancar kecuali untuk kalimat pendek dan telah
rutin 2
Pembicaraan tidak lancar dan mengulang-ngulang, gugup, bingung
Tata Bahasa
Kriteria Nilai
Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya lisan 5 Ada sedikit kesalahan struktur kalimat karena tidak berhati-hati 4 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu,
tetapi tidak mengganggu komunikasi 3 Sering terjadi kesalahan dalam struktur kalimat sehingga
pembicaraan sulit untuk dimengerti 2 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat 1
Kosakata
Kriteria Nilai
Pemilihan kata-kata atau istilah sangat tepat dan beragam 5 Pemakaian kata-kata atau istilah kurang cocok, tetapi tidak
membatasi percakapan 4
Beberapa pemakaian kata-kata atau istilah tidak tepat tetapi tidak
mengganggu pemahaman 3
Menggunakan istilah-istilah sederhana dan pembicara sukar mengutarakan pikirannya karena perbendaharaan kata yang kurang. Percakapan terbatas pada informasi yang sangat mendasar
2
Penggunaan kosakata tidak tepat dalam percakapan yang paling
Pengucapan
Kriteria Nilai
Ucapan sudah standar (sudah seperti penutur asli) 5 Ucapannya dapat dipahami walaupun terdengar jelas ia memiliki
aksen tertentu dan tidak terjadi salah ucap yang mencolok 4 Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak
menyebabkan kesalahpahaman 3
Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan
dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman 2 Terdapat banyak kesalahan ucapan sehingga sulit dapat dipahami 1 Nurgiyantoro (2010 : 415-416), Mudini dan Purba (2009 : 25-27), Tagliante (2005 : 200-201)
3.5.2 Angket
Menurut Sugiyono (2013 : 199) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sementara itu Sukmadinata (2012 : 219) berpendapat bahwa angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung, jadi peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden, dalam hal ini responden adalah siswa.
Peneliti memberikan angket yang bersifat gabungan kepada siswa. Angket berupa pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan esai untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa, minat siswa tehadap keterampilan berbicara, kesulitan siswa saat berbicara bahasa Perancis, penyebab kesulitan siswa dalam mengungkapkan pendapat secara lisan dalam bahasa Perancis, dan pendapat siswa tentang media board game. Peneliti memberikan dua puluh butir pertanyaan. Sebelum membuat angket, peneliti membuat kisi-kisi angket dan mengembangkannya kedalam bentuk pertanyaan. Adapun spesifikasi pertanyaan angket adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket
No Aspek yang Diamati No. Soal Jumlah Pertanyaan
1 3 Seberapa sering kesulitan
ditemui 7 1
4 Usaha dalam menghadapi
kesulitan 8,9 2
5 Pengetahuan siswa tentang
media pembelajaran 10,11 2 6 Pengetahuan siswa tentang board
game 12,13 2
7 Tanggapan siswa tentang media
pembelajaran board game 14,15,16,17 4 8 Kelebihan dan kekurangan media
3.5.3 Lembar Observasi
Menurut Sutrisno dalam Sugiyono (2013 : 203) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dengan adanya lembar observasi siswa dan lembar observasi kegiatan pembelajaran, diharapkan peneliti dapat mengetahui sikap, respon dan ketertarikan para siswa terhadap penerapan media board game dalam proses kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi ini akan memudahkan peneliti untuk mengevaluasi proses mengajar dengan penggunaan media board game berdasarkan observasi sikap para siswa dalam kelas.
3.5.4 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis buku, dokumen, media cetak, elektronik dan lainnya yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Menurut Suryabrata dalam Sugiyono (2013 : 52) mengungkapkan bahwa studi pustaka digunakan untuk memperoleh data-data teoretis berupa teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat disajikan sebagai landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang masalah yang sedang diteliti, dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah tersebut.
3.6 Validitas
dengan hasil interpretasi tes. Misalnya suatu tes berbicara, dapat dikatakan valid bila siswa yang lulus berhasil menunjukkan jika memang siswa tersebut memahami apa yang dibicarakannya pada saat tes.
Sementara itu, Nurgiyantoro (2005 : 103) mengungapkan bahwa,
Prosedur yang biasa dilakukan adalah kesahihan tes terlihat bila alat tersebut mempunyai kesesuaian dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Untuk mengetahuinya, alat tes tersebut dapat dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert judgement).
Pada penelitian ini, peneliti telah meminta dua orang dosen ahli untuk memberikan expert judgement.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu untuk menghitung hasil tes dan angket dan penjelasan secara deskriptif untuk hasil observasi selama penelitian. Teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
3.7.1. Tes
Dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan mencari nilai rata-rata
(mean) tes :
X =
Keterangan : X : Nilai rata-rata
: Jumlah total nilai berbicara N : Jumlah peserta
3.7.2 Angket
Untuk menganalisis data angket, peneliti menggunakan rumus :
%
=
x
100Keterangan :
% : persentase frekuensi dari setiap jawaban responden F : Frekuensi tiap jawaban dari responden
N : Jumlah responden
Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan hasil perhitungan, dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Perhitungan Persentase
Besar Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Pada umumnya
100% Seluruhnya
3.7.3 Lembar Observasi
Menurut Sugiyono (2013 : 203) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala - gejala alam dan bila responden diamati tidak terlalu besar. Lembar observasi ini akan memudahkan peneliti untuk mengevaluasi proses belajar mengajar dan penggunaan media board game berdasarkan observasi sikap para siswa di kelas dan jalannya kegiatan pembelajaran, sehingga lembar observasi ini akan mendukung hasil analisis peneliti terhadap angket yang disebarkan kepada siswa.
Untuk memperoleh hasil observasi ini, peneliti meminta bantuan dua orang
observer. Observer yang ditunjuk adalah Fahrul Abdul Aziz dan Setyo Nugroho
yang merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis. Setiap
observer mengamati kegiatan pembelajaran dan siswa melalui lembar yang
disediakan.
Tabel yang digunakan dalam lembar observasi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
3. 6. Kemampuan berkomunikasi dan
interaksi
7. Antusias siswa dalam bertanya dan atau berpendapat
8. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
9. Menampilkan inovasi dalam pembelajaran
10. Board game terorganisasi dengan
baik
Keterangan :
1 : Sangat Kurang 4 : Baik 2 : Kurang 5 : Sangat Baik 3 : Cukup
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek dan Kriteria Penilaian
Jumlah Siswa
Keterangan
1. Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru
game yang akan digunakan
3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Persiapan Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti melakukan langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan penelitian di lapangan secara langsung. Adapun tahap – tahapnya adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan data untuk pembuatan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang dipersiapkan terdiri dari pembuatan format penilaian, pembuatan RPP dan skenario pembelajaran untuk keterampilan berbicara bahasa Perancis menggunakan media pembelajaran
board game, membuat angket, dan membuat soal tes.
Setelah itu seluruh instrumen penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing guna mendapatkan instumen penelitian yang baik. Setelah mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari kedua dosen pembimbing selanjutnya peneliti meminta uji kelayakan instrumen penelitian atau biasa disebut expert judgement kepada dosen tenaga ahli sampai mendapatkan instrumen yang layak dan valid.
Membuat board game
Desain board game terinspirasi dari desain permainan monopoli yang sederhana tetapi menarik. Dalam mendesain board game ini, peneliti dibantu oleh ilustrator. Ketika board game sudah jadi, peneliti mencoba
test play untuk memperkirakan waktu permainan. Test play dilakukan
sebanyak dua kali, dan pada akhirnya waktu yang dibutuhkan untuk memainkan board game adalah 45-60 menit.
Gambar 3.1
Papan Permainan
Board game berisi 46 petak, setiap siswa yang berhenti dipetak
manapun diharuskan mengambil kartu permainan dan melaksanakan isi dari kartu tersebut. Secara keseluruhan papan permainan berukuran 30cm x 42cm.
Gambar 3.2
Karakter
Permainan ini terdari dari empat karakter, yaitu Asterix, Obelix, Tin Tin dan Smurf. Pemain bebas memilih karakter sesuai dengan keinginannya. Penggunaan karakter dimaksudkan untuk mempermudah pemain untuk membedakan karakter masing-masing pemain.
Gambar 3.3
Kartu Permainan
Kartu permainan diambil ketika pemain atau siswa berhenti di kotak manapun di papan permainan, dan siswa harus menjawab pertanyaan atau melaksanakan perintah yang tertulis dalam kartu permianan. Dalam satu kali permainan terdapat lima puluh kartu permainan dengan soal dan perintah yang berbeda-beda disetiap kartunya.
3.8.2 Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap awal adalah tahap perlakuan (treatment) sebanyak dua kali. Peneliti memberi perlakuan berupa langkah-langkah pembelajaran berbicara menggunakan media pembelajaran board game dengan tema l’identité dan la famille.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan mengenai pengaruh media board game dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis pada siswa kelas XI SMA Plus Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 berdasarkan hasil data tes berbicara dan angket. Selanjutnya peneliti mengemukakan beberapa saran untuk para pengajar, siswa dan peneliti berikutnya yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Perancis.
5.1 Kesimpulan
1. Penerapan media board game dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis, sangatlah mudah. Pertama-tama menjelaskan materi yang akan dipelajari siswa pada hari itu, kemudian menjelaskan cara bermain board game untuk membantu siswa memahami materi dan melatih keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan media ini adalah saat siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kartu permainan haruslah secara lisan, siswa lainnya ikut mengkoreksi jika ada siswa yang menjawab salah, dan jika semua pemain ragu-ragu atau tidak tahu jawaban yang benar, maka siswa dapat memanggil guru untuk memberi penjelasan jawaban yang tepat. Dengan membiasakan siswa menjawab pertanyaan ataupun mengungkapkan ide secara lisan, dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa sehingga tidak merasa malu lagi untuk berbicara bahasa Perancis.
2. Dari hasil data tes berbicara yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa setelah mendapatkan
treatment menggunakan media board game sudah baik. Hal tersebut
interval 76% - 85% dan setelah diubah kedalam skala sepuluh diperoleh nilai 8 atau dapat dikatakan baik.
Dari data angket juga terlihat bahwa penggunaan media board game dapat membantu siswa untuk lebih mudah berlatih berbicara bahasa Perancis, sehingga siswa termotivasi untuk terus berbicara dalam bahasa Perancis. Selain itu siswa juga lebih percaya diri untuk berbicara bahasa Perancis. 3. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media board game dalam
pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis memiliki beberapa kelebihan. Cara bermain board game yang menyenangkan dengan adanya
reward and punishment dan interaksi sosial dengan sesama siswa
membuat kegiatan berbicara bahasa Perancis menjadi lebih menyenangkan dan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemudian dengan adanya kartu permainan, membuat siswa dapat lebih memahami dan mengingat materi yang sedang dipelajari, karena siswa diharuskan menjawab beberapa pertanyaan secara lisan mengenai materi yang sedang diajarkan. Siswa yang sudah terbiasa menjawab pertanyaan secara lisan pun menjadikan siswa lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Perancis. Sedangkan dari sisi media board game nya pun memiliki kelebihan tersendiri, diantaranya yaitu board game yang terbuat dari karton dan alat
– alat sederhana lainnya menjadikan media tersebut adalah media permainan yang praktis, murah dan dapat dibuat sendiri sesuai dengan kreativitas sehingga dapat dipakai berulang-ulang. Media board game tidak membutuhkan listrik atau komponen lainnya sehingga dapat dilaksanakan di dalam atau di luar kelas untuk mendapatkan suasana yang berbeda.
yang kesulitan untuk menjawab pertanyaan. Board game yang terbuat dari karton juga menjadi kekurangan media ini, penggunaan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan media sobek dan tidak dapat digunakan kembali.
5.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Perancis, berikut adalah saran yang diajukan oleh peneliti :
5.2.1 Bagi Para Siswa
Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, peneliti menyarankan agar siswa lebih sering berlatih berbicara bahasa Perancis. Siswa juga disarankan untuk berupaya mengatasi kesulitan berbicara dengan berlatih bersama teman, guru, banyak membaca dan mencoba menggunakan media – media pembelajaran dari berbagai sumber untuk menambah kosakata agar berbicara semakin lancar dan pelafalan yang lebih baik.
5.2.2 Bagi Pengajar atau Pendidik Bahasa Perancis
Peneliti mencoba memberikan saran kepada pengajar, khususnya saat melatih berbicara siswa. Pengajar diharapkan agar lebih banyak memberikan latihan berbicara dengan menggunakan teknik dan media yang menarik dan menyenangkan. Dengan teknik dan media yang tepat akan membuat siswa termotivasi untuk belajar bahasa Perancis, dan proses pembelajaran pun menjadi tidak membosankan.
5.2.3 Bagi Para Peneliti Selanjutnya
Daftar Pustaka
Aleka, A dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Bandung : Bumi Aksara
Arsjad, M.G. dan Mukti U.S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta : Erlangga
Badudu, R dan Dewi S. 2012. Bukan Pidato dan MC Biasa. Yogyakarta : Pustaka Cerdas
Buttner, A. 2008. Activities, Games and Assessment Strategies for the Foreign
Language Classroom. New York : Eye On Education
Buttner, A. 2013. Activities, Games and Assessment Strategies for the Foreign
Language Classroom (Aktivitas Permainan dan Strategi Penilaian untuk
Kelas Bahasa Asing). Jakarta : PT. Indeks
Chauvet, A. 2008. Référentiel. Paris : CLE International
Danarti, D. 2010. 52 Fun Familly Full Games. Yogyakarta : Penerbit Andi
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Didier. 2005. Cadre Européen Commun de Référence pour les Langues. Paris : Conseil de l’Europe
Dimyati dan Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Galisson, R et Coste D. 1976. Dictionnaire de Didactique des Langues. Paris :
Hachette
Ibrahim, et.al. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI
Iskandarwassid dan Dadang S. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Moirand, S. 1987. Enseigner à Communiquer en Langue Étrangère. Paris : Hachette
Mudini dan Salamat P. 2009. Pembelajaran Berbicara. Jakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa
Nugroho, E. 2011. Bermain, Sebuah Cara Belajar Kreatif. [Online].
Tersedia :
http://interaktif.indonesiainteraktif.net/index.php/id/news/resd/bermain-sebuah-cara-belajar-kreatif [ 18 Desember 2013]
Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE
Nurgiyantoro, B. 2005. Penilaian dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Pebriani, V. R. 2012. Efektivitas Media Permainan Board Game dalam
Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Tingkat Dasar di
SMA. Skripsi : Tidak diterbitkan
Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sudjana, N. Dan Ibrahim R. 2001. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf
dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sukmadinata, N. S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Susilana R. dan Cepi R.2008. MEDIA PEMBELAJARAN, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung : Jurusan
KurtekPend FIP
Tagliante, C. 2005. L’Évaluation et le Cadre Européen Commun. Paris. CLE Internationale
Tarigan, H. G. 2008, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
http://www.jofde.ca
http://www.jofde.ca/index.php/ide/article/view/234/608 [ 10 Mei 2013]
http://oxforddictionaries.com/definition/english/board%Zgame [10 Februari 2013] http://www.communicationorale.com/definition.htm#.UcGUpKJHIkY [ 10 Mei 201]