• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dimensi Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Payaloting Internasional Panyabungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dimensi Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Payaloting Internasional Panyabungan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Karyawan merupakan elemen penting dalam perusahaan. Meskipun telah

ditemukan teknologi baru, sumber daya alam yang baik dan modal yang memadai

perusahaan tidak akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor tersebut

tanpa sumber daya manusia atau karyawan yang berkualitas.

Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia, maka setiap perusahaan harus

melakukan upaya pemberdayaan sumber daya manusia yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja secara optimal. Output yang optimal merupakan tujuan sebuah

organisasi, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya budaya perusahaan

untuk menunjang keberhasilan organisasi. Budaya perusahaan perlu dipertahankan

dan diperkuat serta diperkenalkan kepada pegawai dengan cara disosialisasikan agar

persepsi pegawai seiiring dengan nilai-nilai perusahaan.

Karyawan adalah sumber daya yang berperan aktif dan dominan dalam setiap

kegiatan perusahaan yang berperan sebagai perencana, pelaku, dan penentu

terwujudnya tujuan organisasi. Selain itu pegawai merupakan sumber daya unik

karena memiliki pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar belakang yang

heterogen. Apabila pengelolaan pegawai dilakukan dengan baik maka perusahaan

(2)

Oleh karena itu pengelolaan karyawan dalam perusahaan sangatlah penting bagi

pencapaian keberhasilan organisasi.

Adapun pencapaian keberhasilan perusahaan dapat dilakukan dengan

meningkatkan kinerja karyawannya.Kinerja merupakan hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standart

hasil kerja, target atau sasaran dan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama (Rivai dan Basri,2005:23).

Kinerja suatu perusahaan dicerminkan oleh kinerja karyawannya. Namun

dalam kenyataannya, kinerja seorang karyawan akan berbeda dengan karyawan yang

lain. Oleh sebab itu, agar kinerja dari setiap karyawan dapat meningkat diperlukan

suatu pendorong atau faktor yang dapat membuat kinerja karyawan tersebut

meningkat sesuai yang diharapkan perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2000:67) “ kinerja pegawai adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya’’.Kinerja

merupakan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga dapat

mempengaruhi seberapa besar kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan.

Salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan cara

menciptakan budaya kerja yang kuat. Budaya kerja,merupakan sekumpulan pola

perilaku yang melekat secara keseluruhan pada diri setiap individu dalam sebuah

(3)

perilaku yang menjadi kebiasaannya.Semakin kuat budaya kerja perusahaan,semakin

kuat pula dorongan untuk berprestasi. Dengan demikian budaya kerja perusahaan

mampu memotivasi pegawai dalam bekerja dan meningkatkan kinerja pegawai.

Budaya perusahaan sering disebut juga budaya kerja karena tidak dapat

dipisahkan dengan kinerja (performance) sumber daya manusia. Budaya kerja jepang

yang dikenal dengan istilah kaizen, merupakan budaya yang terbukti membawa

keberhasilan pada perusahaan-perusahaan jepang. Kaizen menurut Imai (2008:11)

adalah “kemajuan dan perbaikan terus menerus dalam kehidupan

seseorang,kehidupan berumah tangga,kehidupan bermasyarakat,dan kehidupan

kerja”.

Sedangkan Wellington (1998:48) mendefinisikan Kaizen adalah ‘’konsep yang

sederhana, yang dibentuk oleh dua karakter yaitu: Kai artinya perubahan dan Zen

artinya baik, sehingga kalau digabungkan menjadi satu kata maka secara harfiah

berarti ‘’perbaikan”. Kata Kaizen digunakan untuk mengurai suatu proses manajemen

dan budaya bisnis berarti perbaikan terus-menerus dan perlahan-lahan dengan

keikutsertaan aktif dan komitmen dari semua karyawan dalam bentuk apapun yang

dilakukan oleh perusahaan.

Budaya Kaizen sangat cocok diterapkan di perusahaan-perusahaan khususnya di

Indonesia pada saat ini melalui penerapan dimensi-dimensi dari budaya kaizen seperti

disiplin kerja, lingkungan kerja atau tempat kerja, kepemimipinan dan hubungan

kerja, sehingga tanpa disadari dimensi budaya kaizen telah banyak diterapkan dan

(4)

Budaya Kaizen merupakan budaya dimana tujuannya adalah menyempurnakan

seluruh kegiatan perusahaan secara berlahan-lahan sehingga mampu membuat suatu

kemajuan yang bernilai. Menciptakan atmosfer dan budaya perusahaan yang

koorperatif menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari program Kaizen (Imai

2008: 318).

Hotel Payaloting Internasional merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang perhotelan yang telah berdiri sejak tahun 2000. Seperti usaha perhotelan

lainnya, sudah pasti pelayanan yang paling utama ialah penginapan namun disamping

itu juga ada beberapa pelayanan lain yang juga ditawarkan oleh Hotel Payaloting

Internasional, seperti penyediaan meeting hall, restoran, dan coffe shop.

Guna menghadapi persaingan dalam bidang perhotelan, Hotel Payaloting

Internasional Panyabungan membutuhkan karyawan yang mampu bekerja dengan

baik, optimal, serta memberikan pelayanan yang memuaskan kepada

tamu/pengunjung. Kinerja karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian

target perusahaan dan tentunya didukung dengan budaya kerja yang efektif.

Adapun budaya kerja yang diterapkan oleh Hotel Payaloting Internasional

Panyabungan belum dapat meningkatkan antusias karyawan untuk bekerja.

Kenyataan tersebut dapat terlihat dari masih adanya karyawan yang sering tidak hadir

bekerja. Pernyataan ini didukung dengan data rekapitulasi absensi karyawan di Hotel

(5)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Data Absensi Karyawan Tahun 2014 pada Hotel Payaloting Internasional

Jumlah Persentase (%)

Sumber : Rekapitulasi Data Absensi Karyawan Tahun 2014 pada Hotel Payaloting Internasional, diolah.

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah ketidakhadiran karyawan meningkat.

Terlihat ketidakhadiran karyawan paling tinggi sebesar 4,28 % pada bulan Juli. Dan

rata-rata pertahun angka ketidakhadiran karyawan sebesar 3,08% . Hal ini

menunjukkan bahwa kedisiplinan dan tanggung jawab karyawan masih rendah.

Menurut Flippo (2002 : 40) rata persentase jumlah ketidakhadiran karyawan yang

normal adalah 3 % per tahun.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa angka ketidakhadiran karyawan masih diatas

normal. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan semangat kerja serta

kurangnya kedisiplinan karyawan yang diduga berdampak pada kinerja karyawan

(6)

Tabel 1.2

Target Dan Realisasi Penjualan (Room Sales Only) Tahun 2014 Hotel Payaloting Internasional Panyabungan

Tahun Triwulan Target Realisasi

Room Rp Room Rp

2014

I (Jan-Mar) 500 175.000.000 474 165.900.000 II(Apr-Jun) 500 175.000.000 461 161.300.000 III(Jul-Sept) 500 175.000.000 485 169.750.000 IV(Okt-Des) 500 175.000.000 572 200.200.000 Sumber : Arsip Hotel Payaloting Internasional Panyabungan (Data Diolah)

Dari data Tabel 1.2 kinerja karyawan hanya triwulan IV yang berhasil mencapai

target/melebihi target yang ditentukan sedangkan tiga triwulan lain masih belum

mencapai target yang ditentukan perusahaan.

Penurunan kinerja yang terjadi di Hotel Payaloting Internasional Panyabungan diduga

bukan hanya dipengaruhi oleh disiplin kerja semata, namun ada aspek lain yang

kemungkinan ikut serta berkontribusi menurunkan semangat kerja karyawan yaitu

tempat kerja, kepemimpinan, dan hubungan antar karyawan.

Tempat kerja yang baik akan membuat suasana kerja yang baik dan dapat

meningkatkan mood karyawan untuk bekerja secara optimal dan mencapai target

yang ditetapkan. Tempat kerja yang baik dapat dinilai dari ketersediaan alat-alat

pendukung kerja yang lengkap, sistem penerangan yang baik, sirkulasi udara yang

baik, dan ketersediaan alat-alat pendukung K3. Adapun jumlah alat-alat pendukung

kinerja karyawan Hotel Payaloting Internasional Panyabungan dapat di lihat pada

(7)

Tabel 1.3

(8)

Sumber:Arsip Hotel Payaloting Internasional Tahun 2014

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hanya 35% dari alat pendukung kerja yang

terpenuhi jumlah yang tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan karyawan untuk

mendukung kinerjanya. Dan untuk keadaan tempat kerja dapat dilihat dari tabel 1.4

berikut ini.

Tabel 1.4

Keadaan Fisik Tempat Kerja ( Hotel Payaloting Internasional) Menurut Karyawan Tahun 2014

No Keterangan Baik Cukup Baik Kurang Baik

1 Keadaan Gedung 71,42% 22,85% 5,73%

2 Sirkulasi Udara 73,14% 18,52% 8,34%

3 Pencahayaan 62,85% 14,28% 22,87%

4 Fasilitas Tempat Kerja 54,28% 34,28% 11,44% Sumber : Arsip Hotel Payaloting Internasional Tahun 2014 ( Data Diolah)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun dari unsur keadaan fisik tempat

kerja di Hotel Payaloting Internasional yang dinilai baik secara 100% oleh

karyawannya. Hal ini mengindikasikan tempat kerja saat ini belum dapat memuaskan

para karyawan.

Hubungan kerja dan kepemimpinan memiliki keterkaitan yang kuat. Hubungan kerja

merupakan hubungan timbal balik antara karyawan dan manajemen yang terbentuk

berdasarkan satu ikatan perjanjian ketika karyawan itu mulai bergabung dengan

perusahaan. Sedangkan kepemimpinan merupakan sikap atau cara yang dilakukan

pimpinan perusahaan untuk mengendalikan karyawannya. Sejauh ini hubungan kerja

(9)

dengan baik meskipun masih ada kekurangan kecil didalamnya. Hubungan kerja dan

kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi proses kerja karyawan dan akan

berdampak pada kinerja yang dihasilkan. Adapun hubungan kerja dan kepemimpinan

yang terlaksana menurut para karyawan di Hotel Payaloting Internasional dapat

dilihat dari tabel 1.5 berikut ini.

Tabel 1.5

Hubungan Kerja Dan Kepemimpinan Yang Diterapkan Di Hotel Payaloting Internasional Menurut Karyawan Tahun 2014

No Keterangan Baik Cukup Baik Kurang Baik

6 Hubungan Pimpinan-Karyawan 92,43% 5,23% 2,34% Sumber: Arsip Hotel Payaloting Internasional Tahun 2014 ( Data Diolah)

Dari data diatas dapat dilihat hanya satu unsure yang nilai persentase nya dibawah 85

%. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan kerja dan kepemimpinan yang

dilaksanakan di Hotel Payaloting Internasional terlaksana dengan baik meskipun

masih ada kekurangan yang signifikan.

Untuk memperlancar proses kerja dan bekerja dengan baik setiap karyawan pasti

memerlukan pemahaman terhadap segala yang berhubungan dengan kegiatan kerja

nya. Maka dari itu untuk mencapai itu semua karyawan perlu mengikuti kegiatan

pelatihan sebab dengan adanya pelatihan karyawan akan mendapat pengetahuan baru

yang dapat berguna untuk kinerjanya. Dan karena itu maka Hotel Payaloting

(10)

Payaloting Internasional Panyabungan dilakukan ketika ada calon karyawan yang

akan baru mulai bekerja di Hotel ini. Kegiatan pelatihan bagi calon karyawan

meliputi pengenalan alat kerja,tata cara kerja dan penggunaan alat kerja, adaptasi

kerja, pengenalan produk – produk Hotel serta tata cara melayani tamu. Dan dalam

menjalani kegiatan pelatihan, calon karyawan tersebut dibimbing oleh seorang

karyawan yang ditunjuk oleh manajer SDM dengan pengawasan manajer tersebut.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka Hotel Payaloting

Internasional Panyabungan perlu meningkatkan kinerja karyawannya melalui

peningkatan budaya disiplin dan semangat kerja karyawan. Salah satu cara

meningkatkan disiplin dan semangat kerja karyawan adalah dengan mengubah

kebiasaan karyawan yang kurang disiplin dengan cara memberikan pengarahan serta

membuat peraturan maupun meningkatkan budaya kerja perusahaan. Perusahaan juga

harus mampu menyediakan tempat kerja yang menyenangkan, kepemimpinan yang

sebagaimana mestinya, dan menerapkan hubungan kerja yang baik dalam rangka

memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini perusahaan

perlu menerapkan dimensi Budaya Kaizen yang menerapakan kedisiplinan dalam

bekerja, memelihara tempat kerja, kepemimpinan yang kuat, menjalin hubungan kerja

yang baik serta menjalani kegiatan pelatihan kerja untuk kinerja yang lebih optimal.

Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

(11)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional Panyabungan?

2. Apakah Lingkungan Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional

Panyabungan?

3. Apakah Hubungan Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional

Panyabungan?

4. Apakah Kepemimipinan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional

Panyabungan?

5. Apakah pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional Panyabungan?

6. Apakah dimensi budaya kaizen secara bersama berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Hotel Payaloting

(12)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dimensi Budaya Kaizen

terhadap kinerja karyawan pada Hotel Payaloting Internasional Panyabungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Hotel Payaloting Internasional Panyabungan

Sebagai masukan bagi perusahaan sehingga dapat bermanfaat dalam

menentukan kebijakan perusahaan dan memberikan alternatif bagi perusahaan

sehubungan dengan dimensi-dimensi dalam Budaya Kaizen yang dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang dimensi Budaya

Kaizen khususnya pengaruh Budaya Kaizen terhadap kinerja karyawan

pada perusahaan.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Data Absensi Karyawan Tahun 2014 pada Hotel Payaloting
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

V.6.3 Pengaruh budaya Kaizen terhadap efektivitas kerja karyawan pada Toyota Sales Operation AUTO 2000 cabang Medan Amplas. Didasarkan pada perhitungan yang menggunakan

Pengaruh Budaya Organisasi Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.. London Sumatra

Maka dalam hasil penelitian ini sekaligus dapat menunjukkan bahwa reward bisa menjadi variabel moderasi dalam menjelaskan pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja karyawan..

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa kedua variabel gaya kepemimpinan spiritual dan budaya organisasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada

PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA GARUDA PLAZA HOTEL MEDAN9. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen pengetahuan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari dimensi komunikasi kepengawasan terhadap kinerja karyawan hotel.. Dari keenam dimensi komunikasi kepengawasan yang diteliti,

“Bagaimana bentuk penerapan Budaya Kaizen serta pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Inoac Polytechno Indonesia.” Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif

"Pengaruh Budaya Kaizen Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Surya Toto Indonesia "Dynamic Management Journal Vol.. Tangerang: Pt Surya Toto Indonesia Sinambela,