• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI TINDAK LANJUT INPRES NO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIALISASI TINDAK LANJUT INPRES NO"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI

TINDAK LANJUT INPRES NO.5 TAHUN 2019 TENTANG PENGHENTIAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT

DIREKTORAT INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta, 12 November 2019

1

(2)

• Menyelamatkan keberadaan hutan alam primer dan lahan gambut

• Melanjutkan upaya penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan

TUJUAN??

2

(3)

SK.8599/MENLHK- PKTL/IPSDH/PLA.1/

12/2018 17 Desember 2018

REVISI XV

PERKEMBANGAN INPRES DAN SK REVISI PIPPIB

13 MEI 2015

PIPPIB TAHUN 2019

SK. 7099/MENLHK- PKTL/IPSDH/PLA.1/

8/2019 28 Agustus 2019

tentang Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan

Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2019 (PIPPIB)

INPRES

5/2019

7 Agustus 2019

tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam

Primer dan Lahan Gambut

3

(4)

INSTRUKSI PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2019

PENGHENTIAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT

Perubahan nomenklatur INPRES yang baru dari “Penundaan” menjadi “Penghentian” yang artinya : 1. Dengan kata ‘penghentian’, artinya INPRES yang biasanya hanya berlaku 2 tahun dan harus

diperpanjang, menjadi tidak perlu ada perpanjangan lagi.

2. Tanpa ada perpanjangan INPRES, areal PIPPIB menjadi semacam permanen, dalam arti tidak boleh ada pemberian izin baru sampai dengan adanya perbaikan tata kelola hutan alam dan lahan gambut.

3. PIPPIB tetap dilakukan revisi setiap +6 bulan sekali untuk mengakomodir perkembangan di lapangan dan pengecualian-pengecualian di dalam INPRES.

Beberapa pertimbangan perubahan INPRES dari penundaan menjadi penghentian pemberian Izin baru, mencakup :

1. Bahwa dua tahun terakhir empat seri PIPPIB sudah mempunyai luasan yang relatif stabil atau tetap (± 66 juta ha).

2. Terjadi pengurangan luas deforestasi yang signifikan di dalam PIPPIB (penurunan ± 38 %).

3. Arah kebijakan pengusahaan hutan untuk optimalisasi perijinan yang sudah ada (existing) dengan pengelolaan hutan lestari.

4. Potensi wilayah PIPPIB untuk result-based payment REDD+ sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 46 Tahun 2017 tentang Instrument Ekonomi Lingkungan.

5. Potensi untuk target pencapaian NDC melalui implementasi mekanisme REDD+.

6. Menyederhanakan administrasi proses perpanjangan INPRES. 4

(5)

Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2019

TENTANG

PENGHENTIAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN

ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT

Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 7 Agustus 2019 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011

TENTANG

PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA

HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT

5

(6)

a. Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip atau izin penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan eksplorasi dari Menteri Kehutanan sebelum terbitnya Instruksi Presiden

Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut;

b. Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu panas bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, lahan untuk program kedaulatan pangan nasional antara lain padi, tebu, jagung, sagu, kedelai dan singkong;

c. Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin di bidang usahanya masih berlaku yang memenuhi syarat kelestarian;

d. Restorasi ekosistem;

e. Pelaksanaan kegiatan terkait pertahanan dan keamanan negara;

f. Jalur evakuasi korban bencana alam dan penampungan sementara korban bencana alam;

g. Penyiapan pusat pemerintahan/ibukota pemerintahan/ kantor pusat pemerintahan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota;

h. Infrastruktur yang merupakan proyek strategi nasional yang ditetapkan dengan peraturan presiden dan peningkatan infrastruktur eksisting; dan

i. Prasarana penunjang keselamatan umum.

Butir e s.d i merupakan penambahan pengecualian di Inpres baru

DIKTUM KEDUA

Penghentian pemberian izin baru berlaku bagi pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan alam primer dan lahan gambut, dengan pengecualian diberikan pada:

6

(7)

DIKTUM KETIGA

Instruksi Khusus untuk

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan:

a. Menghentikan penerbitan izin baru hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi yang meliputi hutan produksi terbatas, hutan produksi biasa atau tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi berdasarkan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru;

b. Melanjutkan penyempurnaan kebijakan tata kelola bagi izin pinjam pakai dan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam;

c. Melanjutkan peningkatan efektivitas pengelolaan lahan kritis dengan memperhatikan kebijakan tata kelola hutan dan lahan gambut yang baik antara lain melalui upaya-upaya restorasi ekosistem, penanaman kembali dan pemulihan;

d. Melakukan revisi terhadap Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru pada kawasan hutan setiap 6 (enam) bulan sekali setelah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga pemerintah nonkementerian terkait;

e. Menetapkan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru hutan alam primer dan lahan gambut pada kawasan hutan yang telah direvisi; dan

f. Melakukan upaya pengurangan emisi dari hutan alam primer dan lahan gambut melalui perbaikan tata kelola pada kegiatan usaha yang diusulkan pada hutan alam primer dan lahan gambut yang ditetapkan pada Peta Indikatif Penghentian

Pemberian Izin Baru melalui izin lingkungan. 7

(8)

DIKTUM KETIGA

Instruksi Khusus untuk K/L lainnya:

Menteri Dalam Negeri

Melakukan Pembinaan dan Pengawasan thd gubernur dan bupati/wali kota dlm pelaksanaan INPRES

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Melakukan penghentian pembangunan / konstruksi bangunan pada APL berdasarkan PIPPIB

Kepala Badan Informasi dan Geospasial (BIG)

Melakukan validasi dan integrasi peta tutupan lahan dan lahan gambut sesuai PIPPIB setiap 6 bulan sekali

Menteri Pertanian

a. Melakukan penyempurnaan kebijakan tata kelola izin pertanian dan izin usaha perkebunan

b. Melakukan Peningkatan efektifitas pengelolaan lahan kritis

c. Menghentikan penerbitan izin pertanian dan izin usaha perkebunan baru berdasar PIPPIB

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)

a. Menghentikan Penerbitan hak atas tanah (HGU dan Hak Pakai pada APL) berdasarkan PIPPIB

b. Melakukan percepatan konsolidasi PIPPIB ke dalam revisi peta tata ruang wilayah sebagai bagian dari pembenahan tata kelola penggunaan lahan melalui kerjasama dengan gubernur dan bupati/walikota

8

(9)

Kepada Para Gubernur dan Bupati / Walikota :

Menghentikan penerbitan rekomendasi dan izin lokasi baru pada kawasan hutan dan lahan gambut, dan areal penggunaan lain berdasarkan Peta Indikatif Penghentian

Pemberian Izin Baru.

DIKTUM KETIGA

Instruksi Khusus untuk Gubernur dan Bupati/

Walikota:

9

(10)

Pelaksanaan Inpres ini dilaporkan oleh

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Presiden setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

DIKTUM KEENAM

Sekretaris Kabinet melakukan pemantauan pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan

melaporkan hasilnya kepada Presiden.

DIKTUM KETUJUH

10

(11)

TINDAK LANJUT INPRES 5/2019 OLEH MENTERI

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Penerbitan Kep Menteri

LHK Tentang Penetapan PIPPIB Tahun 2019 SK. 7099/MENLHK-

PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019 Tanggal 28 Agustus 2019

11

(12)

PERUBAHAN SK MENTERI LHK

Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.6/PKTL/SETDIT/KUM.1/10/2019

tanggal 15 Oktober 2019 tentang Petunjuk Survei Hutan Alam Primer

dalam Rangka Verifikasi PIPPIB

PIPPIB REVISI XVSK.8599/MENLHK- PKTL/IPSDH/PLA.1/12/2018

SK PIPPIB TAHUN 2019

SK. 7099/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019

12

(13)

PERUBAHAN SK MENTERI LHK

PIPPIB REVISI XV

SK.8599/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/12/2018 SK PIPPIB TAHUN 2019

SK. 7099/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019

Mengacu : 1. SK MenLHK

tentang PIAPS

2. PermenLHK RI No. P.83 tentang Perhutanan Sosial

Mengacu : PermenLHK RI No. P.27

tentang

Pedoman PPKH Areal

Penggunaan Lain (APL) terkait

Kewenangan di BPN

Penambahan klausul mengakomodir kegiatan Perhutanan Sosial untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) serta kegiatan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan Kementerian LHK dalam penyelenggaraan

perlindungan hutan, kawasan hutan dan lahan gambut 13

(14)

PERUBAHAN SK MENTERI LHK

PIPPIB REVISI XV

SK.8599/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/12/2018 SK PIPPIB TAHUN 2019

SK. 7099/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019

Penguatan prosedur terkait Kewenangan ATR/BPN

Permohonan Revisi PIPPIB kepada Dirjen PKTL c.q. Dir IPSDH dilampiri:

• dokumen bukti kepemilikan hak atas tanah/tanda bukti kepemilikan lainnya yang

dilegalisasi Kantor Pertanahan

• peta ploting areal sesuai dokumen oleh BPN

• surat pengantar Kantor

Pertanahan Kab/Kota yang menyatakan legalitas dokumen dan peta

Instansi pemberi izin kegiatan pengecualian melapor kepada Menteri LHK c.q Dirjen PKTL

14

(15)

REVISI:

- perubahan tata ruang

- data dan informasi penutupan lahan terkini

- masukan dari masyarakat - pembaharuan data perizinan - hasil survei kondisi fisik lapangan

15

(16)

TREND PENGURANGAN/PENAMBAHAN LUAS PENUNDAAN/PENGHENTIAN IZIN BARU (RIBU HA)

69.144

65.374

65.281 64.796 64.677

64.701

64.125

64.088 65.015

65.086 65.278

66.442

66.339

66.327 66.287

66.119 66.007

63.000 64.000 65.000 66.000 67.000 68.000 69.000 70.000

Luas Penundaan/Penghentian Izin (ribu ha)

Areal Penghentian Pemberian Izin Baru

Tahun 2019

Areal Penundaan Pemberian Izin Baru 16

(17)

LUAS PIPPIB PER KRITERIA

No. Kriteria PIPPIB XV PIPPIB Tahun

2019

1. Kawasan 51.459.014 51.290.278

2. Lahan Gambut 5.330.217 5.343.185

3. Hutan Primer 9.329.872 9.373.822

JUMLAH 66.119.103 66.007.285

17

(18)

KETERANGAN PERUBAHAN PIPPIB TAHUN 2019

No Keterangan Perubahan Luas

(Ha) 1. Konfirmasi perizinan yang terbit sebelum Inpres 10 Tahun

2011 -13.198

2. Perubahan Tata Ruang -92.626

3. Pemutakhiran data perubahan peruntukan 18.632

4. Laporan hasil survey lahan gambut -6.676

5. Laporan hasil survey hutan alam primer -17.951

J U M L A H -111.818

18

(19)

19

(20)

Masyarakat Umum dapat mengakses Peta & SK PIPPIB pada:

http://webgis.menlhk.go.id:8080/kemenhut/

index.php/id/peta/pippib

DISTRIBUSI PIPPIB

20

(21)

DISTRIBUSI PIPPIB

Bulan September dilakukan

pengiriman Surat hal Penyampaian PIPPIB Tahun 2019 dilampiri data digital dan SK PIPPIB kepada:

1. Kementerian/Lembaga terkait S.1148/MENLHK-

PKTL/IPSDH/PLA.1/9/2019 2. Eselon I Lingkup KLHK

S.1230/PKTL/IPSDH/PLA.1/9/2019 3. Gubernur, Kepala Kantor Wilayah

BPN Provinsi, Kepala BPKH, Kepala Dinas membidangi kehutanan &

BLH (seluruh Indonesia)

4. Bupati/Walikota, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota (pada areal PIPPIB berubah)

21

(22)

PENUTUP

1. Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 5 Tahun 2019 tanggal 7 Agustus 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, telah ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK. 7099/MENLHK- PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019 tanggal 28 Agustus 2019 tentang Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2019 (PIPPIB).

2. Masyarakat luas dapat mengakses dan mengunduh dari website Kementerian LHK pada :

http://webgis.menlhk.go.id:8080/kemenhut/index.php/id/peta/pippib

3. Dengan terbitnya Surat Keputusan ini, kepada Gubernur dan Bupati/Walikota serta Kementerian/Lembaga terkait dalam menerbitkan rekomendasi dan penerbitan izin lokasi baru wajib berpedoman pada PIPPIB Tahun 2019.

4. Terhadap instansi pemberi izin kegiatan yang termasuk dalam pengecualian pada PIPPIB wajib menyampaikan laporan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan setiap 6 (enam) bulan

sekali. 22

(23)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Tes ini penting karena strategi yang memiliki hasil backtest yang baik di pasar yang berbeda biasanya memiliki keuntungan lebih stabil pada masa akan datang dari strategi

 Hindari menggunakan kata atau frasa yang sama pada badan soal.  Hindari pilihan BUKAN SALAH SATU DI ATAS atau

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen mata kuliah aljabar linier dan dengan analisis angket kebutuhan yang diberikan kepada mahasiswa program studi Pendidikan

 Saling tukar informasi tentang:Molekul yang Mendasari Pewarisan Sifat dan peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat serta perhitungan persilangan. dengan

Biarkan siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat finger painting dengan cara memilih kombinasi warna yang disukainya dan menentukan cara melukis, apakah menggunakan jari

Struktur eritrosit terdiri atas pembungkus luar atau stroma yang berisi masa hemoglobin. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino dan juga

Persyaratan pelanggan yang dinginkan adalah rasa yang khas, tampilan menu yang menarik, kehigienisan makanan dan perlengkapannya, harga, porsi makanan dan minuman, keragaman