• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM PENGEMBANGAN MOTIF BATIK KHAS PESANTREN SERTA PENERAPAN E-MARKETING DAN E-COMMERCE DI UNIT USAHA BATIK PP. NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN

BISNIS DAN MENUJU PERLUASAN PEMASARAN

GLOBAL

Oleh :

Abd. Karim, S.Kom., M.T. NIDN. 0015057502 Ketua M. Noer Fadli Hidayat, S.Kom., M.Kom. NIDN. 0713028303 Anggota Najiburahman, S.Ag., MA. NIDN. 0720077702 Anggota

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO

NOPEMBER 2016

(2)

2

(3)

3

RINGKASAN

Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Unit Usaha Batik PP.

Nurul Jadid Paiton Probolinggo adalah kegiatan pelatihan yang dilakukan dengan ceramah dan praktek untuk pelatihan produksi batik cap, pelatihan pengelolaan website e-commerce dan e-marketing, sertapelatihan pembuatan desain motif kreatif. Pada pelatihan ini disampaikan tentang teknik dan pengetahuan serta informasi tentang bagaimana membuat produk batik cap dengan berbagai macam motif yang kreatif dengan proses pemasaran dan penjualan menggunakan e-commerce dan e-marketing sehingga mampu bersiang di pasar global. Sedangkan pelatihan yang dilakukan dengan metode ceramah saja adalah pelatihan manajemen usaha, dalam pelatihan ini disampaikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola unit usaha model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis, serta membuat rencana bisnis (bisnis plan) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta manajemen pengelolaan keuangan yang baik menggunakan standart akuntansi. Hasil lain yang telah di capai adalah evalusi peninjauan, pendampingan, evalusi program dan laporan kemajuan.

Adapun proses evaluasi dilakukan secara bertahap dan kontinyu, setiap kegiatan yang dilaksanakan, tim selalu melakukan evaluasi dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan dan diskusi dengan peserta untuk mengetahui sejauhmana mereka dapat menyerap dan memahami semua informasi dan materi serta proses praktek yang dilakukan. Adapun faktor-faktor pendukung dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain; 1) Proses pembuatan batik cap merupakan pengetahuan baru bagi mitra. 2) Rasa keingintahuan mitra yang sangat tinggi terhadap proses pembuatan dan pemasaran batik. 3) Menariknya batik sebagai yang sebagai warisan budaya asli Indonesia dengan nilai jual tinggi. 4) Batik memiliki berbagai macam keunikan dalam pembuatannya terutama dalam hal motif. Adapun faktor penghambat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain: 1) Minimnya pengetahuan peserta dalam hal perkembangan motif batik saat ini, 2) Minimnya pengetahuan mitra dalam pembuatan batik menggunakan teknik cap. 3) Saat ini pembuat produk batik didominasi tenaga perempuan, sedangkan pembuatan batik cap lebih sesuai dikerjakan oleh laki-laki karena membutuhkan tenaga yang cukup kuat. 4) Kurangnya pengetahuan pengelola unis usaha dalam pengambilan gambar produk yang menarik untuk dipasarkan secara online.

Rencana tahapan berikutnya untuk dana 30 % adalah; evaluasi kualitas produk dan pemasaran, seminar, publikasi ilmiah, pembuatan laporan akhir, pembayaran pajak untuk alat dan pajak penghasilan bagi tim pelaksana, dan pembayaran honorarium tim pelaksana.

Kata kunci : batik, e-commerce, e-maketing

(4)

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjudul “Pengembangan Motif Batik Khas Pesantren Serta Penerapan E-marketing dan E-commerce di Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo dalam Menghadapi Persaingan Bisnis dan Menuju Perluasan Pemasaran Global ”.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi kekurangan- kekurangan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, dalam hal ini kami menyampaikan rasa terima terima kasih kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolinggo

2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolinggo

3. Kepala Biro Usaha PP. Nurul Jadid 4. Kepala Unit Usaha PP. Nurul Jadid 5. Jajaran Pengurus PP. Nurul Jadid

6. Masyarakat Desa Karanganyar Paiton Probolinggo.

Harapan kami semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan pembaca pada khususnya.

Probolinggo, 28 Nopember 2016

(5)

5

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

RINGKASAN ... 3

KATA PENGANTAR ... 4

DAFTAR ISI ... 5

DAFTAR TABEL ... 6

DAFTAR GAMBAR ... 6

DAFTAR LAMPIRAN ... 6

BAB I : PENDAHULUAN ... 7

1.1 Analisis Situasi ... 7

1.2 Rumusan Masalah ... 10

BAB II : TARGET DAN LUARAN ... 11

BAB III : METODE PELAKSANAAN ... 12

BAB IV : KALAYAKAN PERGURUAN TINGGI ... 17

BAB V : HASIL YANG DICAPAI ... 18

BAB VI : RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ... 20

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

DAFTAR PUSTAKA

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salahsatu pesantren yang terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. PP. Nurul Jadid didirikan oleh KH. Zaini Mun’im pada Tahun 1950.Di usia yang ke 67 ini PP. Nurul Jadid measih berusaha untuk konsisten menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dalam rangka membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, berilmu dan dan memiliki tanggungjawab sosial kemasyarakatan. Saat ini PP. Nurul Jadid memiliki jumlah santri sebanyak 6.376 orang dengan pembagian 2.765 orang santri putera dan 3.611 orang santri puteri yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia diantaranya Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi NTB, NTT dan daerah lain nya. Di dalam pondok pesantren terdapat lembaga pendidikan non formal sebanyak 4 lembaga dan lembaga pendidikan formal sebanyak 15 lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK sampai Perguruan Tinggi. Adapun unit keterampilan santri yang dikembangkan yaitu Kursus bahasa arab inggris, Penerbitan Pers, Pelatihan kepemimpinan, Pelatihan kaligrafi dan lain-lain. Selain lembaga pendidikan dan unit keterampilan santri, di PP. Nurul Jadid juga memiliki unit usaha diantaranya Wartel, Kantin, Mini Market, Toko Bangunan, Toko Kompuer, Air Mineral, Percetakan, Batik dan lain-lain. (Buku Profil PP. Nurul Jadid, 2014)

Unit usaha batik PP. Nurul Jadid saat ini dikembangkan dan dikelola oleh santri, pengurus dan masyarakat sekitar. Wilayah pemasaran produk batik yang telah dihasilkan masih di dalam PP. Nurul Jadid saja dengan target konsumen para santri, alumni dan wali santri yang berkunjung di PP. Nurul Jadid. Adapun produk batik yang dipasarkan sudah di modifikasi dalam berbagai bentuk misalnya; kurudung, tampak meja, hiasan dinding, sapu tangan, dan lain-lain.

Batik adalah sebuah tradisi melukis di atas kain asli Indonesia. Kain-kain yang

digambar dengan aneka motif unik dan khas itu kemudian dikreasikan dalam berbagai

rupa dan fungsi, serta digunakan oleh masyarakat. Motif yang muncul pada kain tersebut

dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan canting dengan teknik pewarnaan yang

menggunakan bahan alami.”Batik memiliki nilai ekonomi dan meningkatkan

penghasilan, baik yang diterima pengelola industri, perajin, maupun pedagang. Bahkan,

menurut catatan saya, ada 3,5 juta rakyat Indonesia yang bekerja dalam usaha batik, baik

secara langsung maupun tidak langsung,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(7)

7

pada pembukaan Gelar Batik Nusantara 2013 di Jakarta Convention Center, (Kompas Kamis, 18 Juli 2013).

Dalam acara Hari Batik Nasional 2014 di Kementerian Perindustrian, Menteri Perindustrian yang pada saat itu dijabat oleh MS Hidayat mengatakan, pengusaha batik memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sumbangan dari industri batik ini berupa peningkatan devisa serta pendapatan bagi daerah, pengusaha industri, perajin, dan pedagang. (http://www.kemenperin.go.id/artikel/10159/Perajin-dan-

Pengusaha-Batik-Masih-Senjang)

Keberadaan batik bukan hanya sekedar warisan barang berhargayang memiliki nilai jual tinggi, tetapi adalah juga simbolkultural, dengan batik Indonesia menunjukkanidentitasnya. Ditengah gempuran ’perebutan identitas’batik milik siapa, meskipun telah berhasil mendapatlegitimasi menyusul wayang dan keris yang telah lebihdahulu mendapat pengakuan sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritages dari UNESCO pada tahun2009, masalah yang dihadapi adalah status tersebut dapatsaja dicabut kembali bila Indonesia tidak mampumerepresentasikannya ke dunia sebagai identitas yangmemang layak untuk diakui dan berhak untuk terus hidup,recognized and revitalized, seperti tujuan dari proklamasiUNESCO yang antara lain mengutamakan warisanbudaya sebagai a living cultural expression, ekspresibudaya yang hidup dan bukan seperti benda mati yangdipajang di museum. (Ananda Feria Moersid, 2013)

Dengan pesatnya perkembangan batik di Indonesia menjadi salahsatu alasan

didirikannya Unit Usaha Batik di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Unit usaha ini

didirikan pada tanggal 21 Pebruari 2013 sebagai unit pembinaan keterampilan santri dan

pengembangan wirausaha pesantren. Sesuai dengan karakteristik dan budaya pesantren,

unit usaha batik yang dikembangkan di PP. Nurul Jadid adalah Batik Tulis Khas

Pesantren. Karena selama ini masih sangat minim atau malah belum ada di wilayah

Kabupaten Probolinggo yang mengembangkan usaha batik khas pesantren.

(8)

8

Gambar 1. Batik seni khas pesantren hasil produksi Unit Usaha PP. Nurul Jadid

Akan tetapi keterampilan dalam mendesain motif dan pewarnaan, pengelola unit usaha batik PP. Nurul Jadid masih mengalami kendala terutama dalam mencari motif- motif baru yang lebih modern. Ketersediaan kelengkapan membatik masih sangat minim dan tradisional, sehingga proses membatik memerlukan waktu yang sangat lama dan produk-produk yang dihasilkan masih sangat minim. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek bisnis seperti manajemen bisnis dan pemasaran masih dilakukan dengan sistem konvensional.

Gambar 2. Suasana kerja produksi batik di Unit Usaha PP. Nurul Jadid

(9)

9

Kondisi usaha yang dialami oleh unit usaha batik PP. Nurul Jadid ini memerlukan sentuhan dari pihak lain agar terjadi pengembangan usaha yang signifikan sehingga selain bermanfaat bagi santri dan pondok pesantren juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai barikut :

1. Planing, target, dan sasaran bisnis belum arah yang jelas terhadap pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan.

2. Pengelolaan keuangan usaha masih manual dan belum menggunakan standart akuntansi sehingga laporan keuangan kurang sistematis dan membutuhkan waktu cukup lama.

3. Terbatasnya jumlah peralatan membatik dan peralatan yang ada masih tradisional sehingga jumlah produksi masih minim. Hal ini menyebabkan lemahnya fungsi pemasaran. Bagian pemasaran masih belum memiliki perencanaan strategi untuk memperluasan wilayah pemasaran.

4. Pemotifan batik masih dilakukan dengan menggambar diatas selembar kertas, sehingga motif batik yang dihasilkan kurang variatif dan belum bisa mengikuti trend batik masa kini.

5. Kurangnya permodalan untuk ekspansi usaha. Sehingga belum mampu membangun relasi dengan instansi didalam dan luar pesantren baik itu lembaga pemerintah atau swasta.

6. Kurangnya semangat bisnis untuk pengembangan usaha. Sehingga unit usaha berjalan secara stagnan tanpa ada upaya untuk pengembangan ke skala usaha yang lebih besar.

7. Belum memiliki tempat/stand pemasaran produk, pemasaran juga masih

konvensional dan belum memiliki sistem pemasaran online.Selama ini produk yang

dihasilkan masih dititipkan ke unit-unit usaha pesantren yang lain. Sehingga

pemasaran belum bisa dilakukan secara optimal.

(10)

10

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan produknya dengan ciri khas pesantren yang saat ini masih sangat jarang ditemui. Oleh karena itu program pengabdian masyarakat ini tentunya memiliki target dan luaran sebagai wujud penerapan aplikasi teknologi yang disampaikan. Adapun target dan luaran yang dihasilkan dari kegiatan IbM ini sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Target dan Luaran Program IbM

Target Luaran

1. Peserta dapat mengikuti pelatihan manajemen manajemen usaha, khususnya dalam usaha batik.

1. Peserta pelatihan memiliki pengetahuan tentang model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis

2. Merumuskan perencanaan bisnis (bussines plan)

2. Dokumen perencanaan bisnis sebagai rencana pengembangan usaha baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

3. Peserta dapat mengikuti pelatihan desain motif kreatif dengan teknologi komputer

3. Peserta pelatihan menghasilkan desain kreatif dan motif batik yang mengikuti perkembangan trend menggunakan program aplikasi (software) seperti Coreldraw dan Photoshop

4. Perluasan jangkauan pemasaran dan jual beli produk batik dengan pembuatan dan pelatihan website e-commerce dan e- marketing

4. Peserta melakukan pemasaran hasil produknya dan pelayanan jual beli jarak jauh dengan website e-commerce dan e- marketing

5. Peserta dapat mengikuti pelatihan produksi dengan teknik batik cap

5. Peserta menghasilkan produk lebih cepat, variatif dan jumlah yang lebih banyak menggunakan teknik batik cap

6. Kemampuan berkreatifitas, pola pikir menangkap peluang bisnis dan mengembangkan jaringan usaha.

6. Peserta mampu merintis dan memperluas jaringan usaha dengan pihak-pihak lain.

7. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid.

7. Membuka peluang penciptaan lapangan

kerja untuk diri sendiri dan orang lain.

(11)

11

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Progam pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid, Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Kegiatan-kegiatan pelatihan manajemen usaha dan pengelolaan keuangan serta pelatihan pembuatan desain motif dan produksi batik cap khas pesantren dilakukan selama kurun waktu 8 bulan.

Selanjutnya akan dilakukan pendampingan secara konsisten untuk memastikan program pengabdian masyarakat ini berjalan secara berkelanjutan.

3.2 Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan adalah pengelola unit usaha batik, santri PP. Nurul Jadid dan masyarakat Karanganyar yang berada di sekitar PP. Nurul Jadid.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan 1. Survey ke Lokasi Mitra

Survey ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mitra saat ini, mulai dari pengelolaan unit usaha, proses produksi, pemasaran dan pengelolaan keuangan sehingga dari proses survey tersebut ditemukan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Selain itu survey ini dilakukan untuk menentukan tempat yang tepat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan-kegiatan IbM, melakukan koordinasi dengan pegelola unit usaha, melakukan koordinasi dengan pengurus pesantren karena dalam kegiatan IbM ini akan melibatkan santri, melakukan koordinasi dengan Biro Usaha PP. Nurul Jadid sebagai penanggungjawab semua unit usaha di PP. Nurul Jadid dan meminta izin kepada Pengasuh PP. Nurul Jadid agar pelaksanaan IbM berjalan dengan baik sesuai tujuan yang diinginkan.

2. Mencari Solusi Pemecahan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan pada saat survey di inventarisir lalu dicarikan

solusi-solusi alternatif dengan cara melakukan diskusi dengan pengelola unit usaha

batik dan pengurus Biro Usaha PP. Nurul Jadid.Adapun masalah-masalah Unit Usaha

Batik PP. Nurul Jadid yang dapat dihasilkan dari diskusi tersebut adalah sebagai

berikut.

(12)

12

Tabel 2. Hasil diskusi degan Mitra

Masalah Solusi Alternatif

1. Planing, target, dan sasaran bisnis belum arah yang jelas terhadap pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan

1. Memberikan pelatihan menejemen usaha agar memiliki pengetahuan tentang model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis, serta membuat rencana bisnis (bisnis plan) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

2. Terbatasnya jumlah peralatan membatik dan peralatan yang ada masih tradisional sehingga jumlah produksi masih minim.

2. Memberikan pelatihan teknik pembuatan batik cap serta pengadaan peralatan yang dibutuhkan.

3. Pemotifan batik kurang variatif dan belum bisa mengikuti trend batik masa kini

3. Memberikan pelatihan pemanfaatan teknologi komputer dan internet dalam menciptakan desain kreatif dan motif batik modern

4. Belum memiliki tempat/stand pemasaran produk, pemasaran juga masih konvensional.

4. Memberikan pelatihan dan membuat website e-commerce dan e-marketing 5. Kurangnya ekspansi usaha dan

Kurangnya semangat bisnis untuk pengembangan usaha

5. Pendampingan dalam memperluas jaringan bisnis dan menumbuhkan jiwa berwirausaha

Gambar 3. Penyerahan peralatan pendukung kepada Mitra

(13)

13

3. Pelatihan Manajemen Usaha dan Pembuatan Perencanaan Bisnis (bussines plan) Pelatihan manajemen usaha dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola Unit Usaha Batik, santri dan Masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid tentang model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis utamanya usaha bisnis batik. Selanjutnya agar Unit Usaha memiliki perencanaan yang jelas dalam menjalankan bisnisnya, maka dilakukan diskusi dengan melibatkan para pengelola untuk membuat perencanaan bisnis (bisnis plan) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Gambar 4. Pelatihan manajemen usaha dan diskusi pembuatan rencana bisnis (bisnis plan) 4. Perancangan dan Analisis Sistem Website e-commerce dan e-marketing

Perancangan dan analisis sistem dalam pembuatan website e-commerce dan e- marketing dilakukan mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan sistem, mengidentifikasi arus data dan arusinformasi serta merancang desain sistem yang akan dibuat sehingga nantinya website e-commerce dan e-marketing dapat dikelola dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Perancangan dan analisis sistem dilakukan melalui diskusi tim serta melibatkan beberapa mahasiswa.

Setelah proses perancangan dan analisis sistem selesai kemudian dilakukan pembuatan

website e-commerce dan e-marketing, pembelian domain dan hosting agar website

tersebut dapat digunakan secara online. Dalam pembuatan website ini juga melibatkan

beberapa mahasiswa pada tahapan coding dan ujicoba sistem serta pembuatan modul

websitenya.

(14)

14

5. Pelatihan website e-commerce dan e-marketinng

Pelatihan website e-commerce dan e-marketing bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pegelola Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid tentang pentingnya melakukan pemasaran dan penjualan secara online serta dilakukan pelatihan dan pendampingan khusus bagi admin website yaitu petugas yang ditunjuk untuk bertanggungjawab mengelola data-data website mulai dari input dan update data serta proses pelayanan secara online. Adapun alamat website e-commerce dan e- marketingUnit Usaha Batik PP. Nurul Jadid yang telah dibuat adalah

www.batiksantri.com, berikut gambar tampilan website tersebut.

Gambar 5. Tampilan Website e-commerce dan e-marketing Unit Usaha Nurul Jadid (www.batiksantri.com)

6. Pelatihan keterampilan desain motif dan produksi batik cap

Pelatihan ini dilakukan agar peserta mampu melakukan praktek membuat desain motif

dan praktek membatik menggunakan teknik cap secara langsung. Dengan teknik cap

dan desain motif yang kreatif, produksi batik bisa dilakukan dengan cepat sehingga

produk yang dihasilkan lebih cepat, variatif dan jumlah yang lebih banyak dengan

berbagai macam motif yang kreatif, uptodate dan menarik sehingga mampu bersaing

secara global.

(15)

15

Gambar 6. Kegiatan pelatihan keterampilan desain motif dan produksi batik cap

(16)

16

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Pelaksana pada program pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari ketua tim pengusul dan dua orang anggota yang memiliki disiplin keilmuan dan bidang keahlian yang berbeda dengan tujuan saling melengkapi di berbagai bidang. Ketua Tim memiliki kualifikasi di bidang Teknik Informatika dengan peminatan di E-Bisnis, Rekayasa Perangkat Lunak dan Kecerdasan Buatan, sehingga dapat mentransfer informasi serta dapat menyampaikan teknologi tepat guna tekait bisnis khususnya batik, kualitas produksi, pemasaran serta proses jual beli. Pengalaman penelitian yang telah dilakukan sangat relevan dengan tema program IbM ini yang sangat dibutuhkan keahlian dalam analisis sistem perancangan desain dan pembuatan basisdata permasaran dan penjualan berbasis web.Memiliki pengalaman penelitian dan pengabdian masyarakat dengan fokus kajian pada pembuatan sistem berbasis website, GIS dan Aplikasi Open Source serta pernah mengikuti berbagai macam seminar penelitian tingkat nasionaldan internasional.

Anggota Tim 1 pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki kualifikasi pendidikan di bidang Tenik Informatika dengan peminatan/konsentrasi Business Intelegent yang berfungsu sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terutama dalam peningkatan manajemen usaha

,

dan pendampingan manajemen keuangan. Anggota Tim 1 juga memiliki pengalaman sebagai Dosen Pembina dalam Program Mahasiswa Wirausaha di bidang batik tulis yang telah didanai oleh DIKTI tahun 2014, dan telah melakukan pengabdian sebagai pembina usaha batik cotto’an di PP.

Nurul Huda Peleyan Kapongan Situbondo.

Anggota Tim 2 dalam pelaksanan kegiatan ini adalah lulusan Perguruan Tinggi Islam luar negeri (Universitas Qarawiyyin Maroko). Memiliki pengetahuan budaya islam di Indonesia dan di Maroko sangat dibutuhkan dalam pengembangan motif dan corak seni batik khas pesantren dengan memadukan motif seni Negara Indonesia dan Negara lain, sehingga batik khas pesantren bukan hanya diminati oleh masyarakat Indonesia tapi juga diminati oleh masyarakat asing.

Selain ketua dan anggota tim di atas, pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat

ini juga melibatkan mahasiswa program studi Teknik Informatika sebanyak 2 orang

dengan tujuan untuk memberikan pengatahuan, pengalaman dan gambaran secara nyata

kepada mahasiswa tentang pegelolaan usaha khususnya batik agar mereka jiwa

kewirausahaan dan bisa menerapkannya nanti setelah tengah-tengah masyarakat.

(17)

17

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

Kegiatan IbM ini dimulai dengan survey ke lokasi mitra, baik tempat produksi maupun tempat pemasaran. Survey tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menginventarisir masalah-masalah yang dialami mitra mulai dari proses produksi, pemasaran, penjualan sampai pada pengelolaan unit usaha. Setelah proses survey dilanjutkan dengan diskusi dan jajak pendapat dengan para pengelola Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid sebagai pengelolan unit usaha Pengurus Biro Usaha PP. Nurul Jadid sebagai penanggungjawab semua unit usaha yang ada di PP. Nurul Jadid. Adapun masalah yang dibahas dalam diskusi dan jajak pendapat tersebut secara garis besar meliputi; Planing, target, dan sasaran bisnis belum memiliki arah yang jelas terhadap pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan, pengelolaan keuangan belum menggunakan standart akuntansi, terbatasnya jumlah peralatan membatik dan peralatan yang ada masih tradisional, bagian pemasaran masih belum memiliki perencanaan strategi untuk memperluasan wilayah pemasaran, pemotifan kurang variatif dan belum bisa mengikuti trend batik masa kini, kurangnya permodalan untuk ekspansi usaha, kurangnya semangat bisnis untuk pengembangan usaha.

Adapun kegiatan-kegiatan pelatihan dilakukan dengan ceramah dan praktek untuk pelatihan produksi batik cap, pelatihan pengelolaan website e-commerce dan e-marketing, sertapelatihan pembuatan desain motif kreatif. Pada pelatihan ini disampaikan tentang teknik dan pengetahuan serta informasi tentang bagaimana membuat produk batik cap dengan berbagai macam motif yang kreatif dengan proses pemasaran dan penjualan menggunakan e- commerce dan e-marketing sehingga mampu bersiang di pasar global. Sedangkan pelatihan yang dilakukan dengan metode ceramah saja adalah pelatihan manajemen usaha, dalam pelatihan ini disampaikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola unit usaha model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis, serta membuat rencana bisnis (bisnis plan) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta manajemen pengelolaan keuangan yang baik menggunakan standart akuntansi.

Adapun proses evaluasi dilakukan secara bertahap dan kontinyu, setiap kegiatan yang

dilaksanakan, tim selalu melakukan evaluasi dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan dan

diskusi dengan peserta untuk mengetahui sejauhmana mereka dapat menyerap dan memahami

semua informasi dan materi serta proses praktek yang dilakukan. Adapun faktor-faktor

pendukung dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain;

(18)

18

1. Proses pembuatan batik cap merupakan pengetahuan baru bagi pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid, sehingga mereka memiliki minat dan ketertarikan sangat tinggi untuk mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

2. Dengan minat dan ketertarikan yang dimiliki, peserta khususnya pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi mulai dari proses pembuatan desain motif kreatif, produksi batik cap dan pemasaran serta penjualan menggunakan e-commerce dan e-marketing.

3. Menariknya batik sebagai yang sebagai warisan budaya asli Indonesia dengan nilai jual tinggi, dan telah berkembang pesat di dunia bisnis baik di Indonesia maupun mancanegara.

4. Batik memiliki berbagai macam keunikan dalam pembuatannya terutama dalam hal motif, sehingga peserta mampu menuangkan kreatifitasnya untuk menghasilkan motif yang menarik.

Adapun faktor penghambat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain:

1. Minimnya pengetahuan peserta dalam hal perkembangan motif batik saat ini.

2. Minimnya pengetahuan pengelola unit usaha, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid dalam pembuatan batik menggunakan teknik cap.

3. Saat ini pembuat produk batik didominasi tenaga perempuan, sedangkan pembuatan batik cap lebih sesuai dikerjakan oleh laki-laki karena membutuhkan tenaga yang cukup kuat.

4. Kurangnya pengetahuan pengelola unis usaha dalam pengambilan gambar produk yang

menarik untuk dipasarkan secara online sehingga pengunjung website e-commerce dan e-

marketing merasa tertarik.

(19)

19

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana kegiatan tahapan berikutnya dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini setalah tercapainya target dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah :

1. Evalusi Hasil Produk

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui penerapan manajemen pengelolaan oleh mitra, untuk mengetahui tingkat kreatifitas mitra dalam membuat motif disesuaikan dengan perkembangan motif terkini, untuk mengetahui kualitas dan jumlah produk batik cap yang telah dibuat, serta agar pelaksana tim dapat mengetahui pemanfaatan website e- commerce dan e-learning oleh mitra dalam memasarkan dan penjualan produk secara online. Sehingga dengan proses evalusai ini tim pelaksana dapat mengetahui sejauhmana mitra dapat menyerap dan mempraktekkan teknologi yang diberikan.

2. Peninjauan dan Pendampingan

Agar pemanfaatan alat dan teknologi yang telah diberikan kepada mitra terus dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak cukup hanya pelatihan dan kegiatan lain yang dilakukan oleh mitra bersama tim saja, melainkan harus ada peninjauan dan pendampingan. Oleh karena itu tahapan selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim adalah melakukan peninjauan dan pendampingan dalam pengelolaan unit usaha, proses produksi, pemasaran dan penjualan serta perluasan jaringan usaha.

3. Evalusi Program

Rencana dan tahapan selanjutnya adalah evaluasi program kegiatan yang dilakukan oleh

tim pelaksana dengan melibatkan mitra yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh

program sudah dilaksanakan dan diaplikasikan dengan baik.

(20)

20

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan IbM pengembangan motif batik khas pesantren serta penerapan e-marketing dan e-commerce di unit usaha batik PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan kemampuan mitra dalam penerapan manajemen pengelola usaha dan keuangan khususnya usaha batik.

2. Adanya peningkatan pengetahuan pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid tentang pembuatan desain motif batik yang kreatif mengikuti perkembangan batik global saat ini.

3. Adanya peningkatan kemampuan pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid dalam memproduksi batik menggunakan teknik cap.

4. Adanya peningkatan kemampuan mitra dalam memasarkan dan penjualan produk secara online menggunakan website e-commerce dan e-marketing.

5. Meningkatnya omzet per bulan dari Rp. 8.000.000 menjadi Rp. 12.000.000.

B. Saran

Adapun saran-saran dari kegiatan IbM ini adalah :

1. Perlu dilakukan pelatihan pengembangan proses produksi batik yang lebih modern seperti batik printing dan batik lainnya.

2. Perlu adanya usaha dari pengelola unit usaha untuk lebih banyak melibatkan

masyarakat sekitar dalam proses produksi sehingga mampu menghasilkan jumlah

prosuk yang lebih banyak dan terus berusaha untuk lebih memperluas jaringan bisnis.

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

Ananda Feria Moersid, Re-Invensi Batik Dan Identitas Indonesia Dalam Arena Pasar Global, Jurnal Ilmiah WIDYA hal 121Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013

Erlangga Djumena, 2013, Presiden : Batik Komoditas Andalan Indonesia, Kompas 18 Juli 2013

http://www.kemenperin.go.id/artikel/10159/Perajin-dan-Pengusaha-Batik-Masih-Senjang

Sekretariat PP. Nurul Jadid, Buku Perkembangan PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo, NJ

Press, 2014

(22)

22

Lampiran 1. Produk Pengabdian

(23)

23

Lampiran 2. Instumen

Borang Kegiatan Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM)

Mitra Kegiatan : Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid

Jumlah Mitra : 19 orang

1 usaha

Pendidikan Mitra :

SMP 3 orang SMA 15 orang S-1 1 orang Persoalan Mitra: Teknologi, Manajemen,

Sosial-ekonomi, Hukum, Keamanan, Lainnya (sebutkan yang sesuai)

: Teknologi dan Manajemen Status Sosial Mitra: Pengusaha Mikro, Anggota

Koperasi, Kelompok Tani/Nelayan,

PKK/Karang Taruna, Lainnya (sebutkan yang sesuai)

: Usaha Pesantren (Santri dan Masyarakat)

Lokasi

Jarak PT ke Lokasi Mitra : 606,38 m

Sarana transportasi: Angkutan umum, motor,

jalan kaki (sebutkan yang sesuai) : Motor Sarana Komunikasi: Telepon, Internet, Surat,

Fax, Tidak ada sarana komunikasi (sebutkan yang sesuai)

: Telepon Identitas

Tim IbM

Jumlah Dosen : 3 orang

Jumlah Mahasiswa : 2 orang

Gelar akademik Tim : S-2 3 orang

Gender : Laki-Laki 3 orang

Prodi/Fakultas/Sekolah : Teknik Informatika

Aktivitas IbM

Metode Pelaksanaan Kegiatan:

Penyuluhan/Penyadaran , Pendampingan Pendidikan, Demplot, Rancang Bangun, Pelatihan Manajemen Usaha, Pelatihan

Produksi, Pelatihan Administrasi, Pengobatan, Lainnya (sebutkan yang sesuai)

:

Rancang Bangun, Pelatihan Manajemen Usaha, Pelatihan

Produksi, dan Pelatihan Administrasi.

Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan : 11 bulan Evaluasi Kegiatan

Keberhasilan : berhasil / gagal*

Indikator Keberhasilan

Keberlanjutan Kegiatan di Mitra : Berlanjut / Berhenti*

Kapasitas produksi : Sebelum IbM 2

Setelah IbM 4

Omzet per bulan : Sebelum IbM Rp 8.000.000

Setelah IbM Rp 14.000.000 Biaya Program

Ditlitabmas : Rp 43.800.000

(24)

24

Sumber Lain : Rp 0

a) Tahapan pencairan dana : Mendukung kegiatan / Mengganggu kelancaran kegiatan di lapangan*

b) Jumlah dana : Tidak Diterima 100% / Diterima

100%*

Kontribusi Mitra

Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan: : Aktif / Pasif*

Acuh tak acuh

Kontribusi Pendanaan : Menyediakan /Tidak menyediakan*

Peranan Mitra : Objek Kegiatan / Subjek Kegiatan*

Keberlanjutan

Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra : Permintaan Masyarakat / Keputusan bersama*

Usul penyempurnaan program IbM

Model Usulan Kegiatan : Penambahan alat batik modern, pewarnaan alam, dan pembuatan wadah batik

Anggaran Biaya : Rp. 45.000.000

Lain-lain : -

Dokumentasi (Foto kegiatan dan Produk) Produk/kegiatan yang dinilai bermanfaat dari berbagai perspektif (Sebutkan)

:

Potret permasalahan lain yang terekam : Kurangnya kemampuan pengelola dalam bidang teknologi dan media pemasaran.

Luaran program IbM dapat berupa

- Jasa : Website

- Metode : Pendampingan

- Produk/barang :

- Paten :

* Coret yang tidak perlu

(25)

25

Lampiran 3. Personalia Tenaga Pelaksanan Beserta Kualifikasinya

(26)

26

(27)

27

(28)

28

(29)

29

(30)

30

(31)

31

(32)

32

Lampiran 4. Publikasi

PENGEMBANGAN MOTIF BATIK KHAS PESANTREN SERTA PENERAPAN E- MARKETING DAN E-COMMERCE DI UNIT USAHA BATIK PP. NURUL JADID PAITON

PROBOLINGGO DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS DAN MENUJU PERLUASAN PEMASARAN GLOBAL

Abd. Karim1), M. Noer Fadli Hidayat2), Najiburrahman3)

1)Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolingo karimsttnj@gmail.com

2)Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolingo fadli@sttnj.ac.id

3)Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolingo Sttnj.quality@gmail.com

Abstrak

Artikel ini memaparkan hasil kegiatan IbM untuk pelatihan, pembinaan dan pendampingan pada unit usaha “ Batik Cap ” Pondok Pesantren Nurul Jadid Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini bertujuan untuk : 1) meningkatkan motivasi wirausaha mitra; 2) meningkatkan pemahaman mitra tentang perencanaan bisnis dan manajemen usaha; 3) meningkatkan kemampuan SDM dalam teknik produksi dan pemasaran; serta 4) mengembangkan jejaring kewirausahaan untuk menopang pengembangan ekonomi kreatif. Hasil dari kegiatan ini diantaranya adalah : 1) meningkatkan jiwa entrepreneurship para santri sebagai upaya menunjang kegiatan pengembangan kelompok; 2) unit usaha memiliki kemampuan perencanaan bisnis; 3) meningkatnya kemampuan unit usaha batik dalam melakukan operasional bisnis; 4) bertambahnya jaringan kerjasama bisnis; 5) model unit usaha “ Batik Cap ” dijadikan model pengembangan wirausaha santri yang berbasis pemberdayaan masyakarat; serta 6) terbentuknya sarana emasaran e-marketing untuk e-commerce sebagai sarana pemasaran di era perdagangan global; 7) mampu meningkatkan partisipasi dosen dan mahasiswa STT Nurul Jadid Paiton Probolinggo dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat (santri).

Kata Kunci: Batik Cap, E-Commerce, E-Marketing

I. Latar Belakang

Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salahsatu pesantren yang terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Unit usaha batik PP. Nurul Jadid saat ini dikembangkan dan dikelola oleh santri, pengurus dan masyarakat sekitar. Wilayah pemasaran produk batik yang telah dihasilkan masih di dalam PP.

Nurul Jadid saja dengan target konsumen para santri, alumni dan wali santri yang berkunjung di PP. Nurul Jadid. Adapun produk batik yang dipasarkan sudah di modifikasi dalam berbagai bentuk misalnya;

kurudung, tampak meja, hiasan dinding, sapu tangan, dan lain-lain.

Dengan pesatnya

perkembangan batik di Indonesia menjadi salah satu alasan didirikannya Unit Usaha Batik di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Unit usaha ini didirikan pada tanggal 21 Pebruari 2013 sebagai unit pembinaan keterampilan santri dan pengembangan wirausaha pesantren. Sesuai dengan karakteristik dan budaya pesantren, unit usaha batik yang dikembangkan di PP.

Nurul Jadid adalah Batik Tulis Khas

Pesantren. Karena selama ini masih sangat

minim atau malah belum ada di wilayah

(33)

33

Kabupaten Probolinggo yang mengembangkan usaha batik khas pesantren.

Akan tetapi keterampilan dalam mendesain motif dan pewarnaan, pengelola unit usaha batik PP. Nurul Jadid masih mengalami kendala terutama dalam mencari motif-motif baru yang lebih modern.

Ketersediaan kelengkapan membatik masih sangat minim dan tradisional, sehingga proses membatik memerlukan waktu yang sangat lama dan produk-produk yang dihasilkan masih sangat minim. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek bisnis seperti manajemen bisnis dan pemasaran masih dilakukan dengan sistem konvensional.

Kondisi usaha yang dialami oleh unit usaha batik PP. Nurul Jadid ini memerlukan sentuhan dari pihak lain agar terjadi pengembangan usaha yang signifikan sehingga selain bermanfaat bagi santri dan pondok pesantren juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

II. Landasan Teori

Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salahsatu pesantren yang terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. PP. Nurul Jadid didirikan oleh KH. Zaini Mun’im pada Tahun 1950. Di usia yang ke 67 ini PP. Nurul Jadid measih berusaha untuk konsisten menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dalam rangka membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, berilmu dan dan memiliki tanggungjawab sosial kemasyarakatan. Saat ini PP. Nurul Jadid memiliki jumlah santri sebanyak 6.376 orang dengan pembagian 2.765 orang santri putera dan 3.611 orang santri puteri yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia diantaranya Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi NTB, NTT dan daerah lain nya. Di dalam pondok pesantren terdapat lembaga pendidikan non formal sebanyak 4 lembaga dan lembaga pendidikan formal sebanyak 15 lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK sampai Perguruan Tinggi. Adapun unit keterampilan

santri yang dikembangkan yaitu Kursus bahasa arab inggris, Penerbitan Pers, Pelatihan kepemimpinan, Pelatihan kaligrafi dan lain-lain. Selain lembaga pendidikan dan unit keterampilan santri, di PP. Nurul Jadid juga memiliki unit usaha diantaranya Wartel, Kantin, Mini Market, Toko Bangunan, Toko Kompuer, Air Mineral, Percetakan, Batik dan lain-lain.

(Buku Profil PP. Nurul Jadid, 2014).

Unit usaha batik PP. Nurul Jadid saat ini dikembangkan dan dikelola oleh santri, pengurus dan masyarakat sekitar. Wilayah pemasaran produk batik yang telah dihasilkan masih di dalam PP. Nurul Jadid saja dengan target konsumen para santri, alumni dan wali santri yang berkunjung di PP. Nurul Jadid. Adapun produk batik yang dipasarkan sudah di modifikasi dalam berbagai bentuk misalnya; kurudung, tampak meja, hiasan dinding, sapu tangan, dan lain-lain.

Batik adalah sebuah tradisi melukis di atas kain asli Indonesia. Kain-kain yang digambar dengan aneka motif unik dan khas itu kemudian dikreasikan dalam berbagai rupa dan fungsi, serta digunakan oleh masyarakat. Motif yang muncul pada kain tersebut dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan canting dengan teknik pewarnaan yang menggunakan bahan alami.

”Batik memiliki nilai ekonomi dan meningkatkan penghasilan, baik yang diterima pengelola industri, perajin, maupun pedagang. Bahkan, menurut catatan saya, ada 3,5 juta rakyat Indonesia yang bekerja dalam usaha batik, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan Gelar Batik Nusantara 2013 di Jakarta Convention Center, (Kompas Kamis, 18 Juli 2013).

Dalam acara Hari Batik Nasional

2014 di Kementerian Perindustrian, Menteri

Perindustrian yang pada saat itu dijabat oleh

MS Hidayat mengatakan, pengusaha batik

memberikan sumbangan besar terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Sumbangan

dari industri batik ini berupa peningkatan

devisa serta pendapatan bagi daerah,

(34)

34

pengusaha industri, perajin, dan pedagang.

(http://www.kemenperin.go.id/artikel/10159

/Perajin-dan-Pengusaha-Batik-Masih- Senjang)

III. Hasil dan Pembahasan

Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan produknya dengan ciri khas pesantren yang saat ini masih sangat jarang ditemui. Oleh karena itu program pengabdian masyarakat ini tentunya memiliki target dan luaran sebagai wujud penerapan aplikasi teknologi yang disampaikan. Adapun target dan luaran yang dihasilkan dari kegiatan IbM ini sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Target dan Luaran Program IbM

Target Luaran

- Peserta dapat mengikuti

pelatihan manajemen manajemen usaha, khususnya dalam usaha batik.

- Peserta pelatihan memiliki pengetahuan tentang model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis - Merumuskan

perencanaan bisnis (bussines plan)

- Dokumen perencanaan bisnis sebagai rencana

pengembangan usaha baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

- Peserta dapat mengikuti

pelatihan desain motif kreatif dengan teknologi komputer

- Peserta pelatihan menghasilkan desain kreatif dan motif batik yang mengikuti perkembangan trend

menggunakan

program aplikasi (software) seperti

Coreldraw dan Photoshop - Perluasan

jangkauan

pemasaran dan jual beli produk batik dengan pembuatan dan pelatihan website e-commerce dan e-marketing

- Peserta melakukan pemasaran hasil produknya dan pelayanan jual beli jarak jauh dengan website e-commerce

dan e-

marketing - Peserta dapat

mengikuti pelatihan

produksi dengan teknik batik cap

- Peserta menghasilkan produk lebih cepat, variatif dan jumlah yang lebih banyak

menggunakan teknik batik cap - Kemampuan

berkreatifitas, pola pikir menangkap peluang bisnis dan

mengembangkan jaringan usaha.

- Peserta mampu merintis dan memperluas jaringan usaha dengan pihak- pihak lain.

- Tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid.

- Membuka peluang penciptaan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain.

Kegiatan IbM ini dimulai dengan survey ke lokasi mitra, baik tempat produksi maupun tempat pemasaran.

Survey tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menginventarisir masalah- masalah yang dialami mitra mulai dari proses produksi, pemasaran, penjualan sampai pada pengelolaan unit usaha.

Setelah proses survey dilanjutkan dengan

(35)

35

diskusi dan jajak pendapat dengan para pengelola Unit Usaha Batik PP. Nurul Jadid sebagai pengelolan unit usaha Pengurus Biro Usaha PP. Nurul Jadid sebagai penanggungjawab semua unit usaha yang ada di PP. Nurul Jadid. Adapun masalah yang dibahas dalam diskusi dan jajak pendapat tersebut secara garis besar meliputi; Planing, target, dan sasaran bisnis belum memiliki arah yang jelas terhadap pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan, pengelolaan keuangan belum menggunakan standart akuntansi, terbatasnya jumlah peralatan membatik dan peralatan yang ada masih tradisional, bagian pemasaran masih belum memiliki perencanaan strategi untuk memperluasan wilayah pemasaran, pemotifan kurang variatif dan belum bisa mengikuti trend batik masa kini, kurangnya permodalan untuk ekspansi usaha, kurangnya semangat bisnis untuk pengembangan usaha.

Adapun kegiatan-kegiatan pelatihan dilakukan dengan ceramah dan praktek untuk pelatihan produksi batik cap, pelatihan pengelolaan website e-commerce dan e-marketing, serta pelatihan pembuatan desain motif kreatif. Pada pelatihan ini disampaikan tentang teknik dan pengetahuan serta informasi tentang bagaimana membuat produk batik cap dengan berbagai macam motif yang kreatif dengan proses pemasaran dan penjualan menggunakan e-commerce dan e- marketing sehingga mampu bersiang di pasar global. Sedangkan pelatihan yang dilakukan dengan metode ceramah saja adalah pelatihan manajemen usaha, dalam pelatihan ini disampaikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola unit usaha model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis, serta membuat rencana bisnis (bisnis plan) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta manajemen pengelolaan keuangan yang baik menggunakan standart akuntansi.

Adapun proses evaluasi dilakukan secara bertahap dan kontinyu, setiap kegiatan yang dilaksanakan, tim selalu

melakukan evaluasi dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan dan diskusi dengan peserta untuk mengetahui sejauhmana mereka dapat menyerap dan memahami semua informasi dan materi serta proses praktek yang dilakukan. Adapun faktor- faktor pendukung dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain;

5. Proses pembuatan batik cap merupakan pengetahuan baru bagi pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat

Gambar 1. Batik seni khas pesantren hasil produksi Unit Usaha PP. Nurul Jadid

6. sekitar PP. Nurul Jadid, sehingga mereka memiliki minat dan ketertarikan sangat tinggi untuk mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

7. Dengan minat dan ketertarikan yang dimiliki, peserta khususnya pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi mulai dari proses pembuatan desain motif kreatif, produksi batik cap dan pemasaran serta penjualan menggunakan e-commerce dan e- marketing.

Gambar 2. Tampilan Website e-commerce dan e-marketing Unit Usaha Nurul Jadid

(www.batiksantri.com)

(36)

36

8. Menariknya batik sebagai yang sebagai

warisan budaya asli Indonesia dengan nilai jual tinggi, dan telah berkembang pesat di dunia bisnis baik di Indonesia maupun mancanegara.

9. Batik memiliki berbagai macam keunikan dalam pembuatannya terutama dalam hal motif, sehingga peserta mampu menuangkan kreatifitasnya untuk menghasilkan motif yang menarik.

IV. Kesimpulan dan saran A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan IbM pengembangan motif batik khas pesantren serta penerapan e-marketing dan e-commerce di unit usaha batik PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

6. Adanya peningkatan kemampuan mitra dalam penerapan manajemen pengelola usaha dan keuangan khususnya usaha batik.

7. Adanya peningkatan pengetahuan pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid tentang pembuatan desain motif batik yang kreatif mengikuti perkembangan batik global saat ini.

8. Adanya peningkatan kemampuan pengelola unit usaha batik, santri dan masyarakat sekitar PP. Nurul Jadid dalam memproduksi batik menggunakan teknik cap.

9. Adanya peningkatan kemampuan mitra dalam memasarkan dan penjualan produk secara online menggunakan website e-commerce dan e-marketing.

B. Saran

Adapun saran-saran dari kegiatan IbM ini adalah :

3. Perlu dilakukan pelatihan pengembangan proses produksi batik yang lebih modern seperti batik printing dan batik lainnya.

4. Perlu adanya usaha dari pengelola unit usaha untuk lebih banyak melibatkan masyarakat sekitar dalam proses produksi sehingga mampu menghasilkan jumlah prosuk yang lebih banyak dan terus berusaha untuk lebih memperluas jaringan bisnis.

Daftar Pustaka

Ananda Feria Moersid, Re-Invensi Batik Dan Identitas Indonesia Dalam Arena Pasar Global, Jurnal Ilmiah WIDYA hal 121 Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013

Erlangga Djumena, 2013, Presiden : Batik Komoditas Andalan Indonesia, Kompas 18 Juli 2013

http://www.kemenperin.go.id/artikel/10159 /Perajin-dan-Pengusaha-Batik- Masih-Senjang

Sekretariat PP. Nurul Jadid, Buku

Perkembangan PP. Nurul Jadid

Paiton Probolinggo, NJ Press, 2014

(37)

37

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran menggunakan media pembelajaran lektora.Kelebihan pembelajaran menggunakan media pembelajaran lektora menyenangkan bagi siswa.Kelas lebih

Jl. Sebuah ekosistem hutan memiliki sistem sosial yang terdiri dari manusia dengan proses-proses sosial dan kemudian terdapat lingkungan ekosistem itu sendiri.

Seperti yang rasul Petrus tuliskan, kuasa ilahi dari Bapa ‘telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia,

Putra-putra raja Taman Bali diungsikan, ke Gianyar oleh I Dewa Manggis, Kemudian I Dewa Agung Gde diam di Taman Bali karena Taman Bali diserahkan oleh Kyayi Anglurah

Dari lima kemungkinan jawaban yang terdapat pada tiap – tiap nomor soal, pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar – benar merupakan kesimpulan dari pernyataan –

Untuk meminimalkan meningkatnya pelanggan yang tidak mau mengujungi website perusahaan, maka perusahaan harus bisa memastikan bahwa semua fungsi pada website sudah

4) Mencari Lokasi SMK berdasarkan Jurusan Hasil dari fungsional ini adalah aplikasi menampilkan marker pada lokasi SMK yang dicari dalam peta berdasarkan jurusan dan SMK

Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Bila kelembaban aktual dinyatakan