BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN
TENTANG :
PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG/KELURAHAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN
BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015
TENTANG
PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LAMPUNG TENGAH
Menimbang : a.
b.
c.
bahwa dalam rangka meningkatkan Pendapatan Masyarakat dan Kampung, perlu sarana perekonomian Melalui Pasar Kampung sebagai Pusat Interaksi Sosial Masyarakat Perdesaan;
bahwa dalam rangka memberikan perlindungan dan mengoptimalkan fungsi Pasar Kampung perlu dilakukan penataan Pasar Kampung;
bahwa berdasarkan maksud huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pasar Kampung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Provinsi Sumatera Selatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091) sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821 );
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
8. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Perbelanjaan dan Toko Modern;
9.
10.
11.
12.
13.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa;
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 161);
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 01);
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 03);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor ....
Tahun 2015 tentang Peraturan di Kampung (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 Nomor ..., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor ...);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
dan
BUPATI LAMPUNG TENGAH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lampung Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Lampung Tengah.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
6. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung, dibantu Perangkat Kampung sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Kampung.
9. Badan Permusyawaratan Kampung yang selanjutnya disingkat BPK adalah Lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk kampung berdasarkan keterwakilan wilayan dan ditetapkan secara demokratis
10. Pasar adalah tempat pertemuannya Penjual dan Pembeli untuk melaksanakan transaksi sarana interaksi sosial budaya masyarakat dan pengembangan Ekonomi Masyarakat.
11. Pasar Kampung adalah Pasar tradisional yang berkedudukan dikampung dan dikelola oleh Pemerintah Kampung dan Masyarakat Kampung.
12. Pasar Antar Kampung adalah Pasar Kampung yang dibentuk dan dikelola dua kampung atau lebih.
13. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi, atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda atau nama lain jenisnya yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah dengan skala usaha kecil, modal kecil dengan proses jual beli melalui tawar menawar.
14. Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi yang berbentuk Mall, Hypermart, Supermarket, Departement Store, Shoping Center, Mini Market yang pengelolaannya secara moderen mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada dalam satu tangan bermodal kuat dan dilengkapi dengan label harga yang pasti.
15. Retribusi Pasar Kampung adalah pungutan atas jasa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Pemerintah Kampung kepada Pedagang serta atas jasa dari keberadaan Pasar Kampung.
16. SKPD adalah SKPD yang membidangi pengelolaan pasar kampung.
BAB II PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) Pasar Kampung dapat dibentuk di setiap kampung.
(2) Pasar Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) terdiri : a. Pasar Kampung dan,
b. Pasar Antar Kampung.
(3) Pasar Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat berlangsung setiap hari.
(4) Pasar antar kampung sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) huruf b, berlangsung sesuai dengan kesepakatan antar kampung.
Pasal 3
(1) Pembentukan Pasar Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan Peraturan Kampung.
(2) Pembentukan Pasar antar Kampung sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf b ditetapkan dengan Peraturan Bersama antar Kepala Kampung.
Pasal 4
Pembentukan Pasar Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk :
a. Memasarkan hasil produksi masyarakat.
b. Memenuhi kebutuhan masyarakat kampung.
c. Melakukan interaksi sosial dan pengembangan ekonomi masyarakat.
d. Menciptakan lapangan pekerjaan masyarakat,
e. Mengembangkan pendapatan Pemerintahan Kampung, f. Memberi perlindungan terhadap pedagang kecil,
g. Mendahulukan masyarakat kampung sebagai pelaku ekonomi di pasar kampung.
BAB III
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 5
Pembangunan dan pengembangan Pasar Kampung dibiayai dari : a. Swadaya dan partisipasi masyarakat.
b. Anggaran pendapatan dan belanja kampung.
c. Pinjaman kampung.
d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan/atau Pemerintah Daerah Kabupaten.
e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 6
Pembangunan dan Pengembangan Pasar Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 didasarkan atas prinsip :
a. Mendahulukan keperluan/kebutuhan masyarakat setempat.
b. Mewadahi kepentingan/kebutuhan masyarakat setempat.
c. Memberikan perlindungan dan keadilan bagi masyarakat kampung.
d. Mengembangkan kekayaan dan aset kampung.
e. Menciptakan rancang bangun Pasar Kampung disesuaikan dengan nilai – nilai masyarakat setempat.
Pasal 7
(1) Pasar Kampung yang sudah dibangun dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah diserahkan kepada Pemerintah Kampung.
(2) Tata cara penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB IV PENGELOLAAN
Pasal 8
(1) Pengelolaan Pasar Kampung dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung.
(2) Pengelolaan Pasar Kampung sebagai dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terpisah dengan manajemen Pemerintah Kampung.
(3) Pemerintah Kampung dapat menunjuk Pengelola Pasar Kampung dari masyarakat setempat.
(4) Teknis pelaksanaan pengelolaan pasar kampung lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal 9
Pengelola Pasar Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidang ekonomi.
Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Pengelola Pasar Kampung terdiri atas : a. Kepala Pasar
b. Kepala Urusan Pemeliharaan dan Ketertiban c. Kepala urusan Administrasi dan Keuangan.
(2) Susunan organisasi pengelolaan Pasar Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing – masing kampung.
BAB V KEUANGAN
Pasal 11
(1) Pendapatan Pasar Kampung bersumber dari retribusi dan hasil pendapatan lain.
(2) Retribusi Pasar Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Kampung.
(3) Pendapatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain sewa toko, kios, los, tenda dan lain-lain yang sejenis.
Pasal 12
(1) Penerimaan dan pengeluaran Pasar Kampung diadministrasikan dalam buku keuangan pengelolaan Pasar Kampung.
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi biaya operasional Pasar Kampung disetor ke kas kampung.
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk kepentingan dan operasional Pasar Kampung.
BAB VI PERLINDUNGAN
Pasal 13
(1) Bupati memperhatikan kelangsungan Pasar Kampung dalam memberikan izin usaha Pasar Modern.
(2) Pemberian izin usaha Pasar Modern yang berlokasi di kampung dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan Kepala Kampung dan BPK
(3) Pasar modern/retail yang mendapat izin usaha dikampung sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib mengadakan kemitraan dengan pelaku usaha kecil dikampung.
BAB VII KERJA SAMA
Pasal 14
(1) Pemerintah kampung dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pembangunan dan pengembangan Pasar Kampung.
(2) Pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk kepentingan Pemerintah Kampung
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu
Pembinaan Pasal 15
Bupati atau SKPD yang ditunjuk melakukan pembinaan berupa : a. Memberikan pedoman pengelolaan Pasar Kampung dan,
b. Melakukan langkah–langkah operasional upaya pengembangan Pasar Kampung.
c. Melakukan pelatihan bagi pengelola Pasar Kampung dan
d. Melakukan fasilitasi Pasar Kampung dalam kerja sama dengan pihak ketiga.
Pasal 16 Camat melakukan pembinaan berupa :
a. Melakukan fasilitasi pembentukan pasar antar kampung dan, b. Mendorong terselenggaranya pengelolaan Pasar Kampung.
Bagian Kedua Pengawasan
Pasal 17
Pengawasan dalam pembentukan dan pengembangan Pasar Kampung secara berjenjang antara susunan pemerintahan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatanya dalam lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Ditetapkan di Gunung Sugih pada tanggal 2 Desember 2015 Pj. BUPATI LAMPUNG TENGAH
ttd EDARWAN Diundangkan di Gunung Sugih
pada tanggal 2 Desember 2015 SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
ttd
ADI ERLANSYAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 NOMOR 15
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum Setdakab. Lampung Tengah ttd
M. Supriadi
NOMOR REGISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG : 13/LTG/2015
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015
TENTANG
PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG
A. UMUM
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, telah memberikan kewenangan kepada kampung untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengaturan mengenai kampung didasarkan pada keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Otonomi kampung dan penyelenggaraan fungsi pemerintahan kampung akan terlaksana secara optimal apabila diikuti dengan pemberian pembiayaan melalui sumber – sumber penerimaan yang memadai kepada kampung. Sumber pendapatan kampung selain dari pendapatan asli kampung, adalah bagi hasil dari penerimaan pajak daerah dan restribusi daerah kabupaten / kota dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten / kota.
Pada dasarnya kampung memiliki potensi dan sumber daya yang dapat dikembangkan guna meningkatkan Pendapatan Asli Kampung.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya – upaya yang kreatif dan inovatif dalam rangka mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang ada dikampung melalui pengelolaan usaha produktif yang proporsional dan profesional, satu diantaranya adalah pengelolaan Pasar Kampung.
Sebagai acuan dalam pengelolaan pasar kampung perda diatur dalam bentuk Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
B. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup Jelas.
Pasal 9
Cukup Jelas.
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Cukup Jelas.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Yang dimaksud dengan pertimbangan kepala kampung dan BPK adalah pertimbangan berdasarkan musyawarah kampung yang kemudian dibuktikan dengan surat rekomendasi oleh kepala kampung
Pasal 14
Cukup Jelas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
Pasal 17
Yang dimaksud dengan secara berjenjang adalah dimulai dari Pemerintahan kampung, pemerintah kecamatan dan pemerintahan kabupaten
Pasal 18
Cukup Jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 12