• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Muhammad Yusni, S.H., M.H. (Jaksa Agung Muda Pengawasan)

A. PENDAHULUAN

Dalam Era Reformasi sekarang ini, Bidang Pengawasan memegang peranan penting dalam membangun good governance di Kejaksaan Republik Indonesia. Implementasi good governance tersebut antara lain meliputi akuntabilitas kinerja, akuntabilitas keuangan, dan integritas aparatur, yang memerlukan peran Bidang Pengawasan melalui kegiatan pengawasan fungsional, peran Bidang Pengawasan selaku Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan penyelesaian laporan pengaduan.

Sebagai upaya memperkuat Bidang Pengawasan untuk mewujudkan good governance tersebut, telah disusun Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan program pemerintah lainnya, seperti Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Kebijakan Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli).

Agar rencana tersebut dapat tercapai secara maksimal diperlukan

kesamaan persepsi segenap jajaran Bidang Pengawasan, dan monitoring serta

evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan, mengidentifikasi kendala/hambatan

yang dihadapi, dan merumuskan kebijakan selanjutnya. Monitoring dan evaluasi

tersebut dilaksanakan dalam bentuk Rapat Staf yang membahas pelaksanaan

tugas sehati-hari, Rapat Kerja Teknis yang membahas problematika pelaksanaan

teknis, dan Rapat Kerja Kejaksaan yang membahas arah strategi kebijakan. Rapat

Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 pada tanggal 12-15 Desember

2017 memiliki peran yang sangat penting dalam mengevaluasi pencapaian kinerja

Bidang Pengawasan pada tahun 2017 dan merumuskan strategi kebijakan yang

akan dilaksanakan di tahun 2018.

(2)

2

B. PERAN BIDANG PENGAWASAN SELAKU APARAT PENGAWASAN FUNGSIONAL

Sesuai Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Pengawasan Fungsional dilaksanakan terhadap kegiatan umum pemerintahan dan pembangunan. Pengawasan fungsional dilaksanakan dalam bentuk, Kesatu Pengawasan rutin berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan, Kedua Pengawasan khusus terhadap penyimpangan dan/atau permasalahan dalam bidang administrasi yang berdampak luas terhadap jalannya pemerintahan dan kehidupan masyarakat.

Kegiatan Pengawasan Fungsional di lingkungan Kejaksaan dilaksanakan berdasarkan Pasal 10-68 Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER- 022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia. Pengawasan Fungsional dilaksanakan oleh Pejabat Pengawasan Fungsional yang bertujuan agar tugas rutin dapat dilaksanakan sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan dan mewujudkan Pegawai Kejaksaan yang profesional dan berintegritas. Pengawasan Fungsional terdiri dari Pengawasan di Belakang Meja, Inspeksi Pimpinan, Inspeksi Umum, Pemantauan, Inspeksi Khusus dan Inspeksi Kasus.

Terhadap laporan pengaduan dilaksanakan inspeksi kasus apabila

ditemukan bukti awal telah terjadi perbuatan pelanggaran disiplin dan dapat

dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat dan jenis hukuman disiplin

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Apabila Jaksa atau Pegawai Kejaksaan R.I. yang dijatuhi

hukuman disiplin wajib menjalankannya sesuai tingkat hukuman dan jenis

hukuman disiplin. Namun pada kenyataannya hukuman disiplin tersebut masih

belum sepenuhnya dilaksanakan khususnya yang mendapat hukuman disiplin,

berupa Pembebasan dari jabatan Fungsional Jaksa dan Penurunan Pangkat

Setingkat lebih rendah, walaupun telah menerima putusan sesuai dengan Surat

Pernyataan Menerima dan Tidak akan Mengajukan Keberatan (BA. WAS-6)

ternyata masih mengenakan pangkat semula seperti sebelum penjatuhan

hukuman disiplin, hal ini dapat menghilangkan kepercayaan pimpinan apabila

(3)

3 dibiarkan. Untuk pelaksanaannya agar dilakukan dengan upacara secara terbuka, hal ini dimaksudkan untuk menjadikan efek jera dan merupakan daya tangkal bagi Jaksa dan Pegawai lain untuk tidak melakukan pelanggaran disiplin, sehingga diharapkan kedepan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dapat bersikap profesional dan proporsional dengan penuh kearifan.

Untuk memperkuat Pengawasan Fungsional telah disusun Program Kerja Pemeriksaan (PKP) Tahun 2017, Program Kerja Pemeriksaan tersebut berfungsi sebagai pedoman pemeriksaan pada pelaksanaan Inspeksi Umum dan Instrumen Pemeriksaan Mandiri (self assessment) bagi Kepala Kejaksaan Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri sebagai langkah deteksi dini untuk mengungkap dan menemukan penyimpangan di lingkungan kerjanya.

C. PERAN PENGAWASAN SELAKU APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH (APIP)

Sebagaimana telah kita ketahui bersama penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, atau yang lebih dikenal dengan SPIP, menyatakan bahwa Undang- undang di bidang Keuangan Negara telah membawa implikasi perlunya system pengelolaan keuangan Negara yang lebih akuntabel dan transparan, yang hal tersebut dapat dicapai apabila seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing.

dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Oleh karena itulah diperlukan sistem pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan Negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengawasan intern dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah, atau lebih dikenal dengan istilah APIP, yang di lingkungan Kejaksaan

Republik Indonesia dilaksanakan oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan dan juga

(4)

4 Asisten Pengawasan pada Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia. APIP bertugas melakukan pengawasan intern melalui kegiatan utama yaitu :

A. Audit

Audit terdiri dari Audit Kinerja dan Audit Dengan Tujuan Tertentu. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas. Audit Dengan Tujuan Tertentu mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja, pada sasaran tertentu yang menjadi prioritas atau berkaitan dengan transaksi atau pengelolaan keuangan tertentu.

B. Reviu

Inspektorat Jenderal atau dalam hal ini Bidang Pengawasan di Kejaksaan, melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kejaksaan R.I. yang terdiri dari Laporan Keuangan setiap Unit Kerja di Kejaksaan, sebelum disampaikan Jaksa Agung kepada Menteri Keuangan.

Disamping melakukan kegiatan Evaluasi, Pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

Reviu dilakukan dengan tujuan untuk membantu terlaksananya penyelenggaran akuntasi dan penyajian laporan keuangan dan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi yang disajikan serta pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai dengan sistem akuntasi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan agar Laporan Keuangan Kejaksaan R.I. dapat disajikan secara akurat sehingga mendapatkan hasil penilaian yang baik dari Pemeriksa Keuangan R.I. Patut kita syukuri bersama laporan keuangan Kejaksaan R.I. Tahun 2016 mendapatkan predikat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan R.I., meningkat dari tahun sebelumnya yang mendapatkan predikat penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Pencapaian hasil penilaian WTP tersebut harus dipertahankan di tahun-tahun

berikutnya dan juga ditingkatkan substansi pelaporannya, yang untuk itu

diperlukan kemampuan reviu yang handal dari segenap aparatur pengawasan

Kejaksaan.

(5)

5 D. RENCANA STRATEGIS BIDANG PENGAWASAN

Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan program pemerintah lainnya, seperti Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Kebijakan Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Adapun pokok-pokok pikiran yang melandasi penyusunan Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 Dalam RPJMN Tahun 2015-2019 terdapat dua dari Sembilan Program Prioritas Pemerintah (NAWA CITA) yang menjadi dasar penyusunan Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019, yaitu :

a. Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya;

b. Memperkuat Kehadiran Negara Dalam Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya.

2. Reformasi Birokrasi Kejaksaan

Sesuai Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER- 004/A/JA/03/2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2015-2019, telah dirumuskan rencana aksi meliputi 8 (delapan) area perubahan, yaitu :

a. Manajemen Perubahan;

b. Penguatan Sistem Pengawasan;

c. Penguatan Akuntabilitas Kinerja;

d. Penguatan Kelembagaan;

e. Penguatan Tatalaksana;

f. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN;

g. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan; dan

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

(6)

6 Terkait dengan area penguatan sistem pengawasan telah dirumuskan kegiatan sebagai berikut :

Isu Strategis Kegiatan 2015-2019 Pembangunan Zona Integritas Wilayah

Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kejaksaan.

Membangun unit kerja untuk memperoleh predikat menuju WBKdan WBBM.

Pelaksanaan pengendalian gratifikasi

dan benturan kepentingan. Menyusun Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pengendalian Gratifikasi dan Benturan Kepentingan.

Penerapan whistle blowing system. Sosialisasi whistle blowing system ke seluruh satuan kerja.

Penguatan SPIP di lingkungan unit

kerja. 1) Sosialisasi SPIP;

2) Penyusunan Surat Edaran tentang Penerapan SPIP;

3) Monitoring dan evaluasi penerapan SPIP.

Peningkatan penerapan sistem

pengawasan. 1) Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut pengaduan masyarakat;

2) Membangun sinergitas dengan Pusat Daskrimti dan Puspenkum terkait pengelolaan data pengaduan masyarakat.

3. Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Sesuai Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017, telah dirumuskan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017, yang salah satunya terkait dengan Bidang Pengawasan, yaitu Optimalisasi whistle blowing system untuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sebagai berikut :

Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan Meningkatnya kualitas pelaksanaan

whistle blowing system. 1) Tersedianya pedoman kerja sebagai penjabaran Nota Kesepahaman antara LPSK dengan Kementerian/Lembaga.

2) Terbangunnya koneksitas whistle blowing online system LPSK dan KPK dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga.

3) Terlaksananya pembinaan sumber

daya manusia (SDM) pengelola

whistleblowing system.

(7)

7 4. Sapu Bersih Pungutan Liar

Untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, telah dibentuk Tim Sapu Bersih Pungutan Liar berdasarkan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP- 697/A/JA/11/2016 tentang Pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-763/A/JA/12/2016. Selain itu berdasarkan Surat Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : R-1136/H/Hjw/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 perihal Pembentukan Unit Pemberantasan Pungli, telah dilakukan pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar di Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia.

Dalam Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019 telah dirumuskan visi, misi, dan tujuan Bidang Pengawasan sebagai berikut :

a. Visi Bidang Pengawasan :

Penguatan Peran APIP dan Pengawasan Fungsional Dalam Mewujudkan Kejaksaan Sebagai Lembaga Penegak Hukum Yang Profesional, Proporsional dan Akuntabel.

b. Misi Bidang Pengawasan :

1) Menindaklanjuti Laporan Pengaduan atas pelanggaran dan penyimpangan perilaku pegawai Kejaksaan Republik Indonesia secara obyektif, sekaligus menghindari penyalahgunaan instrumen pengawasan untuk mempengaruhi profesionalisme Jaksa dalam penanganan perkara;

2) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengawasan secara cepat dan tepat dalam inspeksi umum dan Inspeksi Khusus;

3) Membangun sistem dan meningkatkan kapabilitas agar dapat menjalankan peran selaku APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dengan efektif dan efesien dalam rangka deteksi dini dan pencegahan penyimpangan;

4) Aparat Pengawasan mampu menjadi teladan dan system pengawasan dapat

dijadikan trigger sekaligus prime mover guna mewujudkan kejaksaan yang

modern, profesional , bebas korupsi dan dipercaya baik oleh masyarakat.

(8)

8 c. Tujuan Bidang Pengawasan :

1) Agar Kejaksaan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya mampu mewujudkan kepastian hukum. Ketertiban hukum, keadilan, kebenaran berdasarkan hukum dengan mengindahklan norma keagamaan, kesopanan dan kesusilaan;

2) Agar setiap pegawai Kejaksaan mengemban tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab serta menghindarkan diri dan sikap, perilaku dan tutur kata yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Berpijak pada visi, misi dan tujuan tersebut selanjutnya dirumuskan sasaran program dan indikator kinerja sebagai berikut :

No. Sasaran Program Indikator Kinerja 1. Terwujudnya penyelesaian

laporan pengaduan. Persentase penyelesaian penanganan pengaduan masyarakat (Lapdu).

2. Meningkatnya efektifitas

pengendalian internal. Persentase satuan kerja yang melaksanakan sistem pengendalian secara memadai.

Tingkat maturitas SPIP Kejaksaan Agung.

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan temuan BPK, BPKP Untuk mencapai sasaran program tersebut ditetapkan 6 (enam) Prioritas Kegiatan Bidang Pengawasan, yaitu :

1. Optimalisasi penyelesaian Laporan Pengaduan;

2. Optimalisasi pelaksanaan SPIP;

3. Optimalisasi peran Bidang Pengawasan selaku APIP;

4. Pembangunan sistem kerja berbasis teknologi informasi;

5. Pembangunan lingkungan kerja Kejaksaan yang bersih dan bebas korupsi melalui whistle blowing system (WBS), Unit Pengendalian Gratifikasi, dan Tim Saber Pungli;

6. Pembangunan satuan kerja percontohan (pilot project) sebagai zona integritas.

(9)

9 E. REKOMENDASI RAPAT KERJA KEJAKSAAN TAHUN 2016

Dalam rangka mengimplementasikan 6 (enam) Prioritas Kegiatan Bidang Pengawasan, telah dirumuskan rekomendasi pada Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan SDM Kejaksaan yang berlatar belakang akuntan untuk dididik menjadi auditor bekerja sama dengan instansi lain.

Rencana Aksi :

- Mendata personil Pengawasan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi untuk diusulkan mengikuti Diklat Audit;

- Berkoordinasi dengan Badan Diklat Kejaksaan R.I. dan BPKP untuk mengadakan atau mengikut-sertakan SDM Kejaksaan dalam Diklat Auditor.

2. Membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi audit, review, pemantauan dan bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah.

Rencana Aksi :

Berkoordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan dan Pusat Daskrimti untuk membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi Audit, Review, Pemantauan dan Bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Kejaksaan di daerah.

3. Membangun database laporan pengaduan online dan case manajemen system.

Rencana Aksi :

Berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti dan Biro Perencanaan untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan on-line dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan.

4. Mendorong percepatan revisi Perja Nomor : PER-015/A/JA/07/2013 tentang Perubahan Atas Perja Nomor : PER-022/A/JA/03/2011 tentang Administrasi Pengawasan.

Rencana Aksi :

- Mempersiapkan draft Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I.;

(10)

10 - Berkoordinasi dengan Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri untuk pembentukan Tim Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER- 015/A/JA/07/ 2013 jo Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor:PER- 022/A/JA/03/2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan R.I.

5. Zero tunggakan laporan pengaduan Rencana Aksi :

- Melaksanakan evaluasi jumlah dan jenis tunggakan penyelesaian Laporan Pengaduan;

- Melaksanakan rapat bulanan penyelesaian tunggakan Laporan Pengaduan yang ada sampai dengan Tahun 2016.

6. Membuat batasan yang tegas terhadap laporan pengaduan yang masih bersifat teknis atau bersifat perilaku agar tidak menjadi pemanfaatan sarana Pengawasan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara.

Rencana Aksi :

- Merumuskan draft pedoman penanganan materi Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara;

- Merumuskan mekanisme dan Petunjuk ke daerah mengenai penanganan Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara.

7. Memberikan sanksi yang tegas dan mendukung proses hukum yang tegas bagi oknum Kejaksaan yang melakukan pelanggaran disiplin atau pelanggaran hukum (Zero Tolerance).

Rencana Aksi :

- Merumuskan draft pedoman pengenaan Hukuman Disiplin;

- Merumuskan petunjuk ke daerah tentang pedoman pengenaan Hukuman

Disiplin.

(11)

11 F. PENCAPAIAN PROGRAM DAN KENDALA YANG DIHADAPI TAHUN 2017

Pelaksanaan Prioritas Bidang Pengawasan pada tahun 2017 didasarkan pada Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2015-2019 dan kebijakan Jaksa Agung Muda Pengawasan. Adapun pencapaian Prioritas Bidang Pengawasan pada tahun 2017 sebagai berikut :

1. Optimalisasi Penyelesaian Laporan Pengaduan.

Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Zero tunggakan Laporan Pengaduan.

Rencana Aksi :

- Melaksanakan evaluasi jumlah dan jenis tunggakan penyelesaian Laporan Pengaduan;

- Melaksanakan rapat bulanan penyelesaian tunggakan Laporan Pengaduan yang ada sampai dengan Tahun 2016.

Perkembangan Pelaksanaan :

- Jaksa Agung Muda Pengawasan telah menugaskan Tim Supervisi Bidang Pengawasan untuk meneliti dan merekap tunggakan penyelesaian Lapdu;

- Penyelesaian Tunggakan Lapdu di seluruh Kejaksaan Tinggi dan Jaksa Agung Muda Pengawasan dikoordinasikan dengan para Inspektur sesuai wilayah kerjanya.

b. Membuat batasan yang tegas terhadap laporan pengaduan yang masih bersifat teknis atau bersifat perilaku agar tidak menjadi pemanfaatan sarana Pengawasan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara.

Rencana Aksi :

- Merumuskan draft pedoman penanganan materi Laporan Pengaduan

penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang

berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan

perkara;

(12)

12 - Merumuskan mekanisme dan Petunjuk ke daerah mengenai penanganan Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara.

Perkembangan Pelaksanaan :

Jaksa Agung Muda Pengawasan menindaklanjuti Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara dengan cara :

- Lapdu mengenai proses acara penanganan perkara, yang tidak berindikasi penyimpangan perilaku pegawai, dikategorikan sebagai obyek Pemantauan;

- Lapdu mengenai proses acara penanganan perkara, yang mengandung materi penyimpangan perilaku pegawai, Pemeriksaan Fungsionalnya ditunda menunggu penyelesaian perkara di tingkat pertama agar tidak mempengaruhi obyektifitas penanganan perkara;

- Dalam hal tertentu yang mendesak yang memerlukan tindakan segera, dapat dilakukan Pemeriksaan Fungsional pada saat penanganan perkara sedang berlangsung.

c. Memberikan sanksi yang tegas dan mendukung proses hukum yang tegas bagi oknum Kejaksaan yang melakukan pelanggaran disiplin atau pelanggaran hukum (Zero Tolerance).

Rencana Aksi :

- Merumuskan draft pedoman pengenaan Hukuman Disiplin;

- Merumuskan petunjuk ke daerah tentang pedoman pengenaan Hukuman Disiplin.

Perkembangan Pelaksanaan :

Sudah ada Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-063/A/JA/04/2011

tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin di Lingkungan Kejaksaan

Republik Indonesia, namun belum disosialisasikan ke daerah.

(13)

13 2. Optimalisasi Pelaksanaan SPIP.

- Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia dilaksanakan berdasarkan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP- 255/A/JA/12/2011 tanggal 7 Desember 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, yang mengamanatkan penerapan SPIP di seluruh satuan kerja Kejaksaan yang dikoordinasikan oleh Jaksa Agung Muda Pembinaan, dan pembentukan Satuan Tugas Pelaksana SPIP di seluruh Satuan Kerja Kejaksaan.

- Penyelenggaraan SPIP di seluruh satuan kerja Kejaksaan belum dapat dilaksanakan secara maksimal dan pada Bidang Pengawasan terakhir dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : KEP-01/H/Hjw/06/2012 tanggal 7 Juni 2012 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : KEP-05/H/Hjw/04/2013 tanggal 17 April 2013.

- Sesuai RPJMN Tahun 2015-2019 ditargetkan pada tahun 2019 seluruh Kementerian/Lembaga telah mencapai tingkat maturitas level 3, namun hingga saat ini di Kejaksaan R.I. belum mendapatkan hasil penilaian maturitas SPIP dari BPKP.

3. Optimalisasi Peran Bidang Pengawasan Selaku APIP.

- Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan :

Mengoptimalkan SDM Kejaksaan yang berlatar belakang akuntan untuk dididik menjadi auditor bekerja sama dengan instansi lain.

Rencana Aksi :

- Mendata personil Pengawasan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi untuk diusulkan mengikuti Diklat Audit;

- Berkoordinasi dengan Badan Diklat Kejaksaan R.I. dan BPKP untuk

mengadakan atau mengikut-sertakan SDM Kejaksaan dalam Diklat Auditor.

(14)

14 Perkembangan Pelaksanaan :

- Telah dilaksanakan Diklat Auditor oleh Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia dengan peserta para Pemeriksa Kepbang pada Jaksa Agung Muda Pengawasan dan para Pemeriksa II pada Asisten Bidang Pengawasan;

- Telah diangkat 31 (tiga puluh satu) Fungsional Auditor yang ditempatkan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia;

- Telah dilaksanakan Diklat Auditor oleh BPKP dengan peserta Calon Auditor Kejaksaan Republik Indonesia.

- Berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER- 006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, telah dibentuk Inspektorat Keuangan yang bertugas melaksanakan pengawasan di bidang pengelolaan keuangan, penerimaan negara, dan proyek pembangunan, melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Namun hingga saat ini belum dilakukan pengangkatan pejabat struktural pada jajaran Inspektorat Keuangan, dan belum disiapkan ruangan serta sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas Inspektorat Keuangan tersebut.

4. Pembangunan Sistem Kerja Berbasis Teknologi Informasi.

Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi audit, reviu, pemantauan dan bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah.

Rencana Aksi :

Berkoordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan dan Pusat Daskrimti

untuk membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat

menyelenggarakan fungsi Audit, Review, Pemantauan dan Bimbingan

terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Kejaksaan di

daerah.

(15)

15 Perkembangan Pelaksanaan :

- Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti, untuk pengembangan aplikasi SIMKARI Bidang Pengawasan.

- Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti untuk membangun aplikasi Absensi Real Time yang langsung dapat memantau kehadiran pegawai, namun Pusat Daskrimti belum menyelesaikannya hingga saat ini.

- Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan BPK membangun koneksi pelaporan Tindak Lanjut Temuan BPK.

Pelaksanaannya sampai saat ini sedang dalam pengembangan.

b. Membangun database laporan pengaduan online dan case manajemen system.

Rencana Aksi :

Berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti dan Biro Perencanaan untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan on- line dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan.

Perkembangan Pelaksanaan :

Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti, untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan on line dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan, namun belum dilaksanakan karena tidak didukung anggaran.

5. Pembangunan Lingkungan Kerja Yang Bersih dan Bebas Korupsi Melalui whistle blowing system (WBS), Unit Pengendalian Gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, dan Tim Saber Pungli.

Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Membangun mekanisme pengawasan melekat yang efektif dan efisien melalui Whistle Blowing System dan unit pengendalian gratifikasi.

Rencana Aksi :

- Membangun mekanisme Pengawasan Melekat melalui Pemeriksaan Mandiri

(Self Assessment) atas pelaksanaan kinerja dan pengelolaan anggaran;

(16)

16 - Membangun Whistle Blowing System, termasuk pengaduan melalui hotline

Tim Unit Pengelola Pengaduan (UPP);

- Mempersiapkan Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pembentukan Unit Pengelola Gratifikasi di lingkungan Kejaksaan.

Perkembangan Pelaksanaan :

- Jaksa Agung Muda Pengawasan telah menyusun PKP (Program Kerja Pemeriksaan) bagi jajaran Bidang Pengawasan seluruh Indonesia, sekaligus sebagai instrumen bagi Kepala Kejaksaan Negeri untuk dapat melakukan Pemeriksaan Mandiri (Self Assessment) atas pelaksanaan kinerja dan pengelolaan anggaran;

- Whistle Blowing System di Kejaksaan Republik Indonesia telah diatur dalam Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-026/A/JA/10/2013 tentang Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, dan juga telah disediakan layanan Whistle Blowing System Online di Website Kejaksaan.

- Pelaksanaan Whistle Blowing System di Kejaksaan Republik Indonesia belum dapat berjalan dengan maksimal karena belum dibentuk UPP, Sekretariat UPP, dan belum adanya Standar Operasional Prosedur yang mengatur tahapan pelaksanaan tugas, serta belum adanya sosialisasi.

- Telah disusun draf Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia oleh Tim Bidang Pengawasan.

b. Membentuk Satgas Saber Pungli di daerah.

Rencana Aksi :

- Pembentukan Tim Saber Pungli di tingkat Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia.

- Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Tim Saber Pungli Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia.

Perkembangan Pelaksanaan :

- Tim Saber Pungli telah dibentuk di tingkat Kejaksaan Agung berdasarkan

Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-697/A/JA/11/2016 tentang

(17)

17 Pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-763/A/JA/12/2016.

- Selanjutnya berdasarkan Surat Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : R- 1136/H/Hjw/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 perihal Pembentukan Unit Pemberantasan Pungli, telah dilakukan pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar di Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia.

- Belum ada pedoman yang baku untuk pelaksanaan tugas Tim Saber Pungli.

6. Pembangunan satuan kerja percontohan (pilot project) sebagai zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).

- Pada tahun 2017 telah disusun konsep kegiatan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM yang diintegrasikan dengan kegiatan Penilaian Prestasi Kerja dan Kinerja Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri Tipe A, Kejaksaan Negeri Tipe B Tahun 2018/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018, dengan nama : “Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018”, dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

1) Perumusan draf kegiatan oleh Bagian Sunproglapnil;

2) Penyampaian usulan/masukan dari Inspektorat, Biro Perencanaan, dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

3) Penyusunan Buku Panduan Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pemilihan Unit Kerja Berpotensi Sebagai Zona Integritas Menuju WBK/WBBM :

- Proses pemilihan dilaksanakan melalui kegiatan Inspeksi Umum yang akan dilaksanakan bulan Januari sampai dengan Juli 2018 berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan (PKP);

- Dalam menetapkan satuan kerja Kejaksaan Negeri yang akan

diinspeksi pada saat penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan

(18)

18 (PKPT) Tahun 2018, setiap Inspektorat agar mempertimbangan kualitas satuan kerja dimaksud berdasarkan hasil Inspeksi Umum yang telah dilaksanakan 2-3 tahun sebelumnya;

- Setelah kegiatan Inspeksi Umum selesai dilaksanakan, akan dilaksanakan Rapat Pleno pada bulan Agustus 2018 dan untuk itu setiap Inspektorat agar mengusulkan 1 (satu) Kejaksaan Tinggi terbaik dan 2 (dua) Kejaksaan Negeri terbaik untuk mengikuti penilaian tahap akhir;

- Penilaian akhir dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2018 oleh Tim Penilai Internal berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia, dan Juara I sampai Juara III Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri berhak mendapatkan Penghargaan Sidhakarya Tahun 2017 dan diusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai unit kerja berpredikat Zona Integritas menuju WBK/WBBM.

- Pada akhir November 2017 telah disusun jadwal kegiatan Inspeksi Umum Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun Anggaran 2018 yang didalamnya mengatur pelaksanaan Inspeksi Umum juga dilaksanakan untuk menilai kinerja Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri untuk diusulkan mengikuti penilaian akhir Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018”.

Selain melaksanakan kegiatan sesuai prioritas program di atas, sesuai

Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016 juga

dilaksanakan Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER-

022/A/JA/03/2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik

Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor :

PER-015/A/JA/07/2013. Pada saat ini Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri

telah menyusun Draf Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER- 022/A/JA/03/2011 tentang

Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia dan telah dibahas

dengan Tim Bidang Pengawasan pada tanggal 16 November 2017 yang hasilnya

akan dikembalikan kepada Bidang Pengawasan untuk dilakukan penyempurnaan.

(19)

19 G. PENUTUP

Untuk mengimplementasikan tugas dan fungsi Bidang Pengawasan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari telah dirumuskan 6 (enam) Prioritas Program Pengawasan dalam Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun 2015-2019, yang merangkum seluruh kebijakan pemerintah dalam RPJMN 2015-2019, program Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Sapu Bersih Pungutan Liar. Implementasi 6 (enam) Prioritas Program Pengawasan pada tahun 2017 antara lain dirumuskan dalam Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016 dan kebijakan Jaksa Agung Muda Pengawasan. Terdapat beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, namun juga terdapat beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dalam pelaksanaan Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 untuk selanjutnya dirumuskan strategi pelaksanaannya pada tahun 2018.

Sebagai landasan dalam mengimplementasikan tugas dan fungsi Bidang

Pengawasan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, hendaknya segenap jajaran

Pengawasan memahami, menghayati, dan mengamalkan Doktrin Tri Krama

Adhyaksa dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Doktrin Tri Krama Adhyaksa

tersebut mengandung nilai sebagai niat, tekad, dan semangat Insan Adhyaksa

untuk menjunjung tinggi keutamaan, kejujuran, dan keikhlasan dalam

melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan disertai landasan untuk

memperkokoh eksistensi Kejaksaan. Dengan memahami, menghayati, dan

mengamalkan Doktrin Tri Krama Adhyaksa tersebut, segenap jajaran Bidang

Pengawasan diharapkan dapat menjadi teladan bagi seluruh Aparatur Kejaksaan.

Referensi

Dokumen terkait

Rencananya hari ini DPR akan menggelar pemilihan pimpinan komisi setelah pada Selasa (28/10/2014) dilakukan sidang paripurna pengesahan anggota komisi dan alat kelengkapan

Perkataan yang saya kutip di atas tadi bila kita melakukan tinjauan kritis sedikit terhadapnya, maka kita akan menemukan bahwa seolah-olah aksi penangkapan atau

Hasil penelitian dengan penerapan metode SQ3R dan pemberian reward dari kegiatan pra siklus sampai pada kegiatan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang

Untuk melindungi hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka orang lain yang tanpa izin

Hubungan antara Leukositosis dengan Pelekatan Kandung Empedu pada Pasien Kolesistektomi di Rumah Sakit X. Sabrina Sally Lauwrens NRP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang diperoleh sebagai berikut.. 1) Brand image, celebrity endorser , kualitas produk dan kewajaran harga

1) Guru memberikan nilai kepada siswa. Untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar maka guru memberikan nilai kepada siswa. Nilai adalah bentuk dari reward yang

Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga