MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
KONFLIK DAN NEGOSIASI
Disusun Oleh :
Marini 1131510677
Julianto Tri Utomo 1331510345 Abdan Jaya Permana 1432510419 Deva Yogesvara 1432510681
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Konflik dan Negosiasi”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perilaku organisasi pada Universitas Budi Luhur Jakarta.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terutama kepada:
Ibu Dra. Slamet Mudjijah, S.E, M.M Selaku Dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi Universitas Budi Luhur yang telah memberikan tugas ini sehingga pengetahuan penulis dalam penulisan makalah ini makin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka dan sangat diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………2 Daftar Isi………
3
BAB 1 – Pendahuluan………..
……….4 1.1 Latar
Belakang……….4
1.2 Rumusan Masalah……… ...
……..4
1.3 Tujuan……….
5
1.4 Manfaat………..
5
BAB 2 –
Pembahasan……….6 2. 1 Konflik………
…….6
2.1.1 Definisi
Konflik………..6 2.1.2 Proses
Konflik………6
2.1.3 Aspek-aspek yang Terjadi dalam Konflik………7
2.1.4 Tingkatan dalam
Konflik………9
2.1.5 Macam-macam tipe
Konflik………11
2.1.6 Memahami manajemen Konflik………12
2.1.7 Metode-metode Penyelesaian
Konflik………...14
2. 2 Negosiasi………
….15
2.2.1 Definisi
Negosiasi………..15 2.2.2 Strategi-strategi
Negosiasi………16 2.2.3 Proses
Negosiasi………17
BAB 3 –
Penutup………..18
3.1 Kesimpulan………
….18
3.2 Saran………..
………..18
Daftar Pustaka………..………
18
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu manusia sudah mengenal dan mengalami macam- macam konflik. Konflik dapat terjadi oleh siapasaja, konflik antara suami dan istri, konflik antara anak dan orang tua, konflik antara pihak atasan dan pihak bawahan.
Konflik juga dapat muncul bahkan hingga mencapai tingkat bangsa dan benergara, bahkan di dalam Negara itu sendiri sering terjadi konflik antar provinsi bahkan antar suku bangsa dan dampaknya bahkan hingga terjadinya pertumpahan darah dan perusakan lingkungan.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam keidupan manusia, konflik dapat terjadi dengan sebab-sebab yang beragam sumbernya,
Dan salah satu cara untuk menyelesaikan konflik, yaitu negosiasi. Negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan antara duapihak yang memiliki perbedaan kepentingan atau pendapat. Dampak dari konflik yang mengarah kearah negative harus memberikan dampak yang positif agar perkembangan hidup setiap manusia berjalan baik.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatastelahditemukanbeberapamasalahsebagaiberiku t:
1. Apa yang dimaksud dengan Konflik?
2. Tahapan proses konflik?
3. Aspek-aspek yang keluar dengan adanya konflik?
4. Tingkatan dalam konflik?
5. Macam-macam tipe konflik?
6. Memahami manajemen konflik?
7. Metode-metode dalam penyelesaian konflik?
8. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
9. Strategi-strategi yang terdapat di dalam negosiasi?
10. Proses terjadinya Negosiasi?
1.3
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan pengertian dari konflik
2. Untuk menjelaskan aspek-aspek yang keluar dari konflik
3. Untuk menjelaskan tentang tingkatan yang terjadi dalam konflik 4. Untuk menjelaskan macam-macam tipe konflik
5. Mengetahui metode – metode dalam penyelesaian konflik 6. Memahami apa yang dimaksud dengan manajemen konflik 7. Memahami pengeritan dari negosiasi
8. Dan memahami strategi-strategi apa saja yang terdapat dalamnegosiasi 1.4
Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pembaca akan memahami dasar pengertian dari konflik, negosiasi, dan manajemen konflik
2. Mengetahui tentang tingkatan konflik, tipe-tipe konflik serta metode- metode dalam menyelesaikan konflik
3. Memahami strategi dalam negosiasi.
4. Dapat dijadikan dasar dalam memahami konflik & negosiasi.
BAB 2 PEMBAHASAN 2. 1Konflik
2.1.1 Definisi Konflik
Menurut De Dreu dan Gelfrand (2008) menyatakan bahwa konflik sebagai suatu proses yang terjadi ketika idividu atau kelompok menyadari perbedaan dan pertentangan diantara dirinya dan individu atau kelompok lain terkait dengan kepentingan dan sumber daya,keyakinan, nilai, tindakan dan sebagainya.
Menurut Kondalkar (2007) menyebutkan bahwa konflik merupakan ketidak setujuan antara dua atau lebih individu atau kelompok dimana masing-masing individu atau kelompok mencoba untuk bisa diterima pandanganya serta tujuannya oleh individu atau kelompok lain.
Menurut Ross Stagner Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang (atau lebih) menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang dinatar mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak.
Sedangkan secara etimologis, konflik (conflict) berasal dari bahasa latin yakni
“con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
2.1.2 Proses Konflik
Menurut Robbins (2008), proses konflik dapat dipahami sebagai sebuah proses yang terdiri atas lima tahapan: potensi pertentangan atau ketidakselarasan, kognisi dan personalisasi, maksud, perilaku, dan akibat.
TAHAP I : OPOSISI ATAU KETIDAKCOCOKAN POTENSIAL
Tahap pertama adalah munculnya kondisi yang member peluang terciptanya konflik. Kondisi-kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik. Kategori umumnya antara lain: Komunikasi, Strukur, dan variabel- variabel pribadi.
TAHAP II : KOGNISI DAN PERSONALISASI
Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik didefinisikan. Pada tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang apa.
Konflik yang dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang munculnya konflik.
Konflik yang dirasakan adalah keterlibatan dalam sebuah konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan.
TAHAP III : MAKSUD
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Banyak konflik semakin rumit karena salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain.
Di sisi lain, biasanya ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehingga perilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.
TAHAP IV : PERILAKU
Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Perilaku konflik ini biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan maksud dari masing-masing pihak.
TAHAP V : HASIL
Suatu konflik dikatakan bersifat fungsional maupun disfungsional apabila konflik ini dapat memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan keingintahuan dikalangan anggota.
2.1.3
Aspek-aspek yang Terjadi dalam Konflik
Kemungkinan timbulnya konflik besar sekali, dalam kerangka-kerangka keorganisasian. Maksudnya konflik-konflik paling banyak timbul dalam organisasi-organisasi dan antarorganisasi. Tetapi, harus diingat bahwa berbeda dengan pandangan masa lampau, kini pandangan orang tentang konflik adalah bahwa ia tidak selalu menimbulkan dampak negatif.
Tidak jarang terlihat bahwa gejala pemecahan sesuatu konflik menyebabkan timbulnya pemecahan problem secara konstruktif.
Bahkan adakalanya pihak manajemen perlu menciptakan konflik antara para karyawan dalam rangka menimbulkan persaingan antara mereka yang merangsang mereka untuk meraih prestasi lebih baik dibandingkan dengan masa lampau.
A. Konflik Sebagai Suatu Kekuatan Positif
Kebutuhan untuk menyelesaikan atau mengatasi konflik menyebabkan orang mencari jalan untuk mengubah cara-cara yang berlaku dalam dalam hal melaksanakan tugas-tugas. Jadi, proses penyelsaian konflik dapat merangsang timbulnya perubaha positif didalam organisasi yang bersangkutan .
Disamping itu, upaya untuk mencari cara-cara menyelesaikan konflik, bukan saja membuahkan inovasi dan perubahan, tetapi hal tersebut dapat menyebabkan perubahan lebih diterima, bahkan diinginkan.
Mengintroduksi konflik secara sengaja (intensional) kedalam proses pengambilan keputusan, kadang-kadang menguntungkan.
Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa dalam pengambilan keputusan kelompok timbul suatu problem, apabila suatu keinginan kelompok yang kohesif untuk mencapai kesepakatan berbenturan dengan pertimbangan untuk mencapai pemecahan-pemecahan alternatif.
B. Konflik Sebagai Suatu Kekuatan Negatif
Konflik dapat menyebabkan efek Negatif Serius. Salah satu problem serius yang dihadapi adalah kecenderungan konflik untuk menyebabkan terpencarnya upaya karah pencapaian tujuan. Sumber-sumber daya keorganisasian bukannya langsung ditunjukan kearah pencapaian tujuan- tujuan yang dikehendaki, tetapi mereka habis digunakan untuk menyelasaikan konflik. Waktu dan uang merupakan dua macam sumber- sumber daya penting yang kerap kali dialihkan kearah penyesuaian konflik.
Konflik dapat pula menimbulkan beban psikologikal pada para karyawan berbagai macam study yang dilakukan orang telah menunjukan bukti-bukti bahwa pendapat-pendapat yang berbenturan satu sama lain menyebabkan timbulnya “perasaan bermusuhan” . Timbulnya ketegangan dan kecemasan. Perasaan “bermusuhan” tersebut agaknya merupakan hasil dari terancamnya tujuan-tujuan pribadi penting dan keyakinan-keyakinan oleh adanya konflik.
Dalam jangka waktu lama kondisi-kondisi konflik menyebabkan timbulnya kesulitan untuk mencapai hubungan-hubungan yang saling membantu dan
saling percaya mempercayai. Akhirnya perlu dinyatakan bahwa persaingan yang memrlukan adanya interaksi antara pihak-pihak yang terlibat, agaknya mempunyai unsur negatif atas kualitas produk.
Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa tekanan untuk mencapai hasil tinggi cenderung menekanka tujuan-tujuan langsung, yang dapat diukur seperti misalnya kuantitas produk, dengan mengorbankan kualitas produk. Andai kata pihak pimpinan perusahaan menekankan kualitas produk tinggi sebagai sebuah tujuan keoorganisasian maka sebaiknya jangan menimbulkan suasana persaingan.
2.1.4 Tingkatan Dalam Konflik
A. Konflik Antar Pribadi
Dalam hal merumuskan konflik, kita telah membedakan konflik tujuan dan konflik kognitif. Pembedaandemikian bermanfaat, apabila kita mempelajari konflik antar perorangan. Konflik tujuan terdapat bagi seorang individu apabila perilaku individu tersebut akan menyebabkan timbulnya hasil-hasil yang :
• Bersifat ekslusif satu sama lain dan
• Memiliki element-element yang tidak sesuai satu sama lain (yang menunjukan hasil-hasil positif dan negatif).
Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa seorang sarjana yang baru saja lulus dari Universitas tertentu hasrus menentukan piihan antara bekerja sebagai pegawai negri atau bekerja sebagai pegawai swasta.
B. Konflik Antar Peorangan
Konflik antar perorangan meliputi dua pihak. Salah satu sifat dari konflik antar perorangan adalah perlu diperhatikannya hasil-hasil bersama kedua belah pihak maupun hasil-hasil individual masing-masing pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan.
Perhatikan contoh berikut yang dikemukakan oleh R. D. Luce dan H. Raiffa.
Dua orang terdakwa dalam sebuah perkara pidana ditangkap dan mereka ditahan secara terpisah. Jaksa penuntut yakin bahwa mereka terlibat dalam tindakan pidana tertentu, tetapi ia tidak memiiki bukti cukup untuk mengajukan mereka disidang pengadilan.
Ia menyajikan alternatif-alternatif yang dihadapi oleh masing-masing terdakwa yakni : Mengakui perbuatan pidana atau menyangkal perbuatan tersebut dimuka polisi yang menangkap mereka. Andai mereka berdua tidak mengakui perbuatan mereka, maka sang jaksa dapat mengajukan mereka berdasarkan dakwaan pemilikan senjata tidak legal untuk mana mereka akan mendapatkan hukuman yang kurang berarti. Tetapi, apabila mereka berdua