• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Lattice Constant = a 4r = 2a 2 a = 4 R = 2 2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "a. Lattice Constant = a 4r = 2a 2 a = 4 R = 2 2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SOLUSI UJIAN TENGAH SEMESTER EL-3012 MATERIAL TEKNIK ELEKTRO Semester I 2013/2014, Selasa 12 Nopember 2012

Waktu : 07:00 – 09:00 (120menit)- Closed Book

SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA - INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Dosen : Dr. Basuki R. Alam (Kelas 1), Dr. Irman Idris(2), Ihsan Hariadi, MSc(3), Dr. M Amien Sulthoni (4)

1. Diketahui Aluminium pada 20⁰C memiliki jari-jari atom 0,143 nm, struktur kristal FCC, serta nomor dan berat atom adalah 13 dan 26,98 g/mol.

a. Berapa lattice constant dari atom Aluminium ? b. Berapa volume sel unit FCC dari atom Aluminium ? c. Berapa atomic packing factor (APF) atom Aluminium ? d. Berapa berat jenis Aluminium ?

Solusi :

T = 200C; Jari-jari atom = R = 0,143 nm

Nomor atom = 13; Berat atom = BA = 26.98 g/mol

Struktur kristal : Face-Center-Cubic (FCC); N = jumlah atom dalam satu unit sel

NA = bilangan Avogradro = 6.023 x 1023 atom/mol a. Lattice Constant = a

4r = √2a2

a = 4 R = 2√2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm √2

b. Volume sel unit FCC V = a3 = 0,0662 nm3 c. APF

1 sel unit FCC Aluminium terdiri dari 8 atom sudut (ukuran 1/8 atom) dan 6 atom muka (ukuran ½ atom) Jumlah atom Al = N = 8 x 1/8 + 6 x 1/2 = 4 atom (Sudut) (Muka)

Volume 1 atom Al = 4/3 𝜋 𝑅3 = 0,0122 nm3 APF = N x V atom

Volume Sel = 4 x 0,0122

0.0662 = 0,7405 d. Berat Jenis

𝜌 =N

V 𝐵𝐴

𝑁𝐴 atom/unitsel

cm3/unitsel g/mol

atom/mol

𝜌 = 4

0.0662x10−21 26.98

6.02𝑥1023 = 2.708 g/cm3

(2)

2. Suatu bahan gallium arsenide intrinsik di doping dengan arsen dengan konsentrasi 1 x 1012 cm-3, kemudian didoping dengan bahan phospor sampai 5 x 1016 cm-3; keduanya sampai terdistribusi homogen dalam bahan.

a. Apakah jenis pembawa muatan mayoritas bahan tersebut, dan berapakah konsentrasinya? Asumsikan kondisi ionisasi sempurna.

b. Hitunglah level energy intrinsik (EI) dan Fermi (EF) bahan tersebut, relatif terhadap level energy konduksi atau valensi (ECatau Ev), jika diketahui pada GaAs, NC = 4.7 x 1017 cm-3 dan NV = 7 x 1018 cm-3.

c. Buatlah sketsa diagram band energy bahan tersebut, yang memperlihatkan level energi konduksi (EC), level energi valensi (EV), Level energi intrinsik (EI), level energy Fermi EF), dan tunjukkan letak pembawa muatan mayoritas pada diagram tersebut. Anggaplah bahwa EV menjadi dasar diagram anda, dan diketahui energy bandgap bahan GaAs adalah 1.42eV.

d. Apabila bahan tersebut diberikan beda potensial V diantara kedua sisinya, gambarkan diagram band energy pada kasus tersebut dalam kondisi mendapat beda potensial sepanjang 0 sampai x, dan tunjukkan arah drift dan difusi pembawa muatan pada diagram tersebut.

Solusi :

a. Jumlah doping phospor jauh lebih besar dari arsen (1000x), sehingga pembawa muatan mayoritas adalah elektron (bahan tipe n), dengan konsentrasi ND = 5 x 1016 cm-3.

b. Level energi intrinsik GaAs adalah𝐸𝐼 =𝐸𝐶+𝐸2 𝑉+ (𝑘𝑇2) ln 𝑁𝑁𝑉

𝐶, sehingga jika diukur dari level energi valensi 𝐸𝐼 = 𝐸𝑔

2 + (𝑘𝑇

2) ln𝑁𝑉

𝑁𝐶 = 0.71 𝑥 0.026 ln 14.89 = 0.78eV

Pada bahan tipe p, selisih level energi Fermi terhadap level energi valensi dirumuskan 𝐸𝐶 − 𝐸𝐹= 𝑘𝑇 ln𝑁𝐶

𝑁𝐷, sehingga EC – EF = 0.026 eV ln (9.4) = 0.026 x 2.24 eV = 0.058eV.

c. Diagram band energy adalah sebagai berikut:

(3)

d. Dibawah beda potensial V, diagram energy, pembawa muatan, dan arah drift sebagai berikut:

Karena tidak ada gradien konsentrasi, tidak ada difusi pembawa muatan

3. Keberadaan elektron pada atom hidrogen pada sistem koordinat Cartesian satu matra (1D) dapat dimodelkan sebagai sebuah partikel yang “terkurung” di dalam sebuah sumur potensial dengan fungsi tinggi potensial penghalang V(x) seperti tergambar di bawah ini:

Perilaku partikel tersebut untuk kasus time-independent dapat diwakili oleh persamaan Schrodinger

(4)

𝑑2𝜓(𝑥) 𝑑𝑥2 +2𝑚

ћ2 [𝐸 − 𝑉(𝑥)]𝜓(𝑥) = 0 (*) Di mana 𝜓(𝑥) dan 𝑚 fungsi gelombang dan massa elektron, h tetapan Planck, dan E energi total dengan 2 syarat batas:

(i) V(x) = 0 di sepanjang daerah “interior”, 0 < x < L, dan (ii) V(x) = ∞ pada posisi x = 0 dan x = L

(a). Berdasarkan syarat batas (i) tunjukkan bahwa persamaan diferensial di atas untuk daerah

“interior” dapat ditulis sebagai:

𝑑2𝜓(𝑥)

𝑑𝑥2 + 𝑘2𝜓(𝑥) = 0 (**) Apa hubungan antara parameter k di persamaan (**) dengan E, m, dan ћ pada persamaan (*) ? Jika syarat batas (ii) diabaikan, tunjukkan bahwa baik fungsi 𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑥 maupun 𝜓(𝑥)= 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑥 merupakan solusi yang mungkin dari persamaan diferensial (**) di atas. Jika syarat batas (ii) diterapkan, mengapa bentuk fungsi cosinus menjadi tidak berlaku ?

(b). Berdasarkan syarat batas, 𝜓(𝑥)|

𝑥=𝐿= 0, nyatakan k sebagai kelipatan bulat n dari π 𝐿⁄ (𝑛 = 0,1,2, … ). Dari kedua “versi” persamaan untuk parameter k ini (soal a dan b), nyatakan hubungan antara energi E dengan n, dan L, dimana n = 0, 1, 2,... Apa penafsiran fisis untuk bentuk fungsi E (n) ini?

(c). Berdasarkan postulat ketiga dari persamaan gelombang (kebolehjadian menjumpai partikel dalam suatu ruang) untuk kasus 1D di atas berlaku hubungan:

∫ 𝜓𝜓 𝑑𝑥 = ∫ |𝜓|2𝑑𝑥 = 1

𝐿

0

−∞

Dari hubungan ini, hitunglah nilai ‘amplituda’ A sebagai fungsi dari L. Sekarang nyatakan bentuk penuh dari fungsi 𝜓𝑛(𝑥), dimana 𝑛 = 0,1,2, …. Lalu gambarkan sketsa bentuk fungsi

(i) 𝜓3(𝑥) untuk 0 < x < L (beri label nilai maksimumnya pada grafik) (ii) |𝜓3(𝑥)|2 untuk 0 < x < L (beri label nilai maksimumnya pada grafik)

Solusi:

a) Untuk daerah interior, V(x) = 0, sehingga persamaan Schroedinger pada soal menjadi : 𝑑2𝜓

𝑑𝑥2 +2𝑚𝐸

2 𝜓(𝑥) = 0 Jika didefinisikan suatu parameter k dengan hubungan

𝑘 =√2𝑚𝐸

(𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘2=2𝑚𝐸 2 ) maka persamaan diferensial di atas dapat ditulis sebagai

(5)

𝑑2𝜓(𝑥)

𝑑𝑥2 + 𝑘2𝜓(𝑥)= 0 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑2𝜓(𝑥)

𝑑𝑥2 = −𝑘2𝜓(𝑥) … … … (∗)

dapat ditunjukkan bahwa dua fungsi trigonometri 𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑥 dan 𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑥 masing-masing merupakan bentuk solusi umum dari persamaan (*) di atas.

Jika (𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑥 , maka 𝑑𝜓(𝑥)

𝑑𝑥 = 𝑘𝐴 cos 𝑘𝑥 dan 𝑑2𝜓(𝑥)

𝑑𝑥2 = −𝑘2𝐴 sin 𝑘𝑥 = −𝑘2𝜓(𝑥) Jika (𝑥) = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑥 , maka 𝑑𝜓(𝑥)𝑑𝑥 = −𝑘𝐴 sin 𝑘𝑥 dan 𝑑2𝜓(𝑥)

𝑑𝑥 = −𝑘𝐴 𝑠𝑖𝑛2𝑘𝑥 = −𝑘2𝜓(𝑥)

Syarat batas (ii), yaitu bahwa nilai potential barrier V(x) = ∞ untuk x = 0 dan x = L, artinya pada kedua posisi tersebut kebolehjadian adanya elektron adalah nihil/nol, jadi 𝜓(𝑥) = 0 untuk x = 0 dan x = L . Jika kedua nilai x ini dimasukkan ke fungsi (𝑥) = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑥 , nilainya ≠ 0, (tidak valid). Sedangkan jika dimasukkan ke fungsi 𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑥

Pada x = 0, 𝜓(0) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘. 0 = 0 (valid)

Pada x = L, 𝜓(𝐿) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝑘. 𝐿 , nilai 𝜓(𝐿) = 0 (𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑) , jika dipenuhi hubungan 𝑘𝐿 = 𝑛𝜋 , atau 𝑘 =𝑛𝜋

𝐿 , n = 1, 2, 3 …

b) Dari kedua hubungan untuk parameter k di atas 𝑘 =√2𝑚𝐸

, dan 𝑘 =𝑛𝜋𝐿 , maka dapat diperoleh hubungan

𝐸𝑛=𝑛2𝜋22 2𝑚𝐿2

Persamaan di atas dapat ditafsiran bahwa menurut model ‘partikel di dalam kotak 1 dimensi’ ini electron-nya mempunyai tingkat-tingkat energi yang bersifat diskrit.

c) Berdasaran postulat ketiga dari persamaan gelombang Schroedinger:

∫ 𝜓𝜓 𝑑𝑥 = ∫ |𝜓|2𝑑𝑥 = 1

𝐿

0

−∞

Jadi ∫ |𝜓|0𝐿 2𝑑𝑥 = ∫ 𝐴0L 2 𝑠𝑖𝑛2 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = 𝐴2∫ 𝑠𝑖𝑛0𝐿 2𝑘𝑥 𝑑𝑥 = 1. Mengingat sin2 θ = ½ - ½ cos 2θ, maka ∫ |𝜓|0𝐿 2𝑑𝑥= 𝐴2∫ [121

2𝑐𝑜𝑠 2𝑘𝑥] 𝑑𝑥

𝐿 0

=1

2𝐴2[𝑥]0𝐿 1

4𝑘𝐴2[𝑠𝑖𝑛 2 𝑘𝑥]0𝐿 =1

2𝐴2𝐿 − 1

4𝑘𝐴 𝑠𝑖𝑛 2 𝑘𝐿 =1

2𝐴2𝐿 (𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 = 0, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝐿 = 𝑛𝜋, 𝑛 = 1,2,3, … … ) Jadi 1

2𝐴2𝐿 = 1, atau 𝐴 = √2

𝐿

(6)

Untuk n = 3, 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝜓3(𝑥) = √2

𝐿sin3𝜋

𝐿 𝑥, dan 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝜓32(𝑥) =2

𝐿𝑠𝑖𝑛2 3𝜋𝐿 𝑥 =2

𝐿(1

21

2𝑐𝑜𝑠2.3𝜋

𝐿 𝑥)

Gambar sketsa grafik untuk fungsi gelombang serta Probability Density Function untuk n = 3 diperlihatkan pada gambar di bawah ini (dengan contoh untuk nilai L = 1.0 supaya sederhana).

4. Suatu semikonduktor Si didop dengan Aluminum dari golongan III dengan konsentrasi 1016 cm-3. Temperatur kamar 27C. ‘Density of states’ ban konduksi dan ban Valensi sebagai berikut

Nc = 4π [2 mn

h2 ]

3

2 (c )1/2 NV= 4π[2 mp

h2 ]

3

2 (V)1/2

Persamaan distribusi Fermi Dirac, FD dan konsentrasi elektron dan hole masing-masing, FD() = 1

1+ e (−F )

kT

; n = niexp [F − i

kT ] ; p = niexp [i − F

kT ]

Solusi :

(a) Tentukan level enerji Fermi, F (20) :

Konsentrasi dopant akseptor (Al) : NA = 1016 [cm-3]

Pada temperatur kamar (300K) semua dopant terionisasi :  Konsentrasi hole : p = NA = 1016 [cm-3] Konsentrasi intrinsik :

𝐧𝐢= 𝐩𝐢= 𝟏. 𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟏𝟎 [𝐜𝐦−𝟑]

𝑝 = piexpεi− εF kT ; 𝑝

𝑝𝑖 = 𝑒𝑥𝑝 (𝜀𝑖− 𝜀𝐹

𝑘𝑇 ) ⇒ ln𝑝

𝑝𝑖 = 𝜀𝑖− 𝜀𝐹

𝑘𝑇 ⇒ 𝑘𝑇 ln𝑝

𝑝𝑖 = 𝜀𝑖− 𝜀𝐹

(7)

𝜀𝑖− 𝜀𝐹= 𝑘𝑇 ln𝑝 𝑝𝑖 ∴ 𝜀𝑖− 𝜀𝐹= 0,0256 ln [ 1016

1,1 𝑥 1010] = 0,0256 ∗ 13.72 = 0,35𝑒𝑉 (Fermi level 0.35eV dibawah enerji intrinsic 𝜀𝑖)

(b) Berikan ekspresi integral penurunan konsentrasi hole, p, menggunakan persamaan diatas (25)

Dimana : N() = NV= 4π [2 mp

h2 ]

3

2 (V)1/2 , dan F(ε) = FD() = 1

1+ e

(−F ) kT

;

Sehingga :

𝑝 = ∫ 𝜕𝜀 4𝜋 [2 𝑚2𝑝]

3

2(𝑉 − 𝜀)12{1 − 1

(1+ 𝑒 (𝜀−𝐹)

𝑘𝑇 ) 𝜀𝑉 }

𝜀 (sampai disini Ok)

𝑝 = 4𝜋 [2 𝑚𝑝 2 ]

3

2∫ 𝜕𝜀 (𝑉 − 𝜀)12{

(1 + 𝑒(𝜀−𝑘𝑇𝐹)) − 1 (1 + 𝑒(𝜀−𝑘𝑇𝐹) )

}

𝜀𝑉

𝜀

= 𝑁𝑉 ∫ 𝜕𝜀 (𝑉 − 𝜀)12{ 𝑒(𝜀𝑉𝑘𝑇𝐹)( 𝑉 𝑘𝑇) (1 + 𝑒(𝜀𝑉𝑘𝑇𝐹)( 𝑉 𝑘𝑇) )

}

𝜀𝑉

𝜀

Untuk enerji (F V) > 4𝑘𝑇 → 𝑒(𝜀𝑉−𝑘𝑇𝐹)

( 𝑉 − )

𝑘𝑇 ≪ 1, 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 ∶ 𝑝 = 𝑁𝑉 ∫ 𝜕𝜀 (𝑉− 𝜀)12{𝑒(𝜀𝑉𝑘𝑇−𝐹)( 𝑉 𝑘𝑇− ) }

𝜀𝑉

𝜀

(c). Tentukan probabilitas menemukan hole pada level enerji  = F dan pada  < V ( level enerji maksimum ban Valensi) (25)

𝑭(𝜺) = {𝟏 − 𝟏

(𝟏 + 𝒆(𝜺−𝒌𝑻𝑭)) }

Pada level enerji :  = F  𝑭(𝜺) = {𝟏 − 𝟏

(𝟏+ 𝒆

(𝜺=𝑭−𝑭) 𝒌𝑻 )

} =𝟏

𝟐

 = V , 𝑽𝑭= − {𝟎, 𝟓𝟓𝒆𝑽 − (𝜺𝒊− 𝜺𝑭)} = −𝟎, 𝟐𝒆𝑽

𝑭(𝜺) = {𝟏 − 𝟏

(𝟏+ 𝒆

(𝜺=𝑽−𝑭) 𝒌𝑻 )

} = {𝟏 − 𝟏

(𝟏+ 𝒆

−𝟎,𝟐 𝟎.𝟎𝟐𝟓𝟔)

} = {𝟏 −𝟏.𝟎𝟎𝟎𝟒𝟏 } = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟎𝟒 p = N () [1 - F()] d

V

min

(8)

Dus, untuk 𝐩𝐫𝐨𝐛𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐨𝐥𝐞 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐣𝐢 𝛆 <𝐕 (𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐛𝐚𝐧 𝐕𝐚𝐥𝐞𝐧𝐬𝐢):

𝑭(𝜺) < 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟎𝟒

(a) Bila diinginkan level enerji Fermi F digeser 0,14eV dibawah ban Konduksi, tentukan jenis doping yang diperlukan (donor atau akseptor) dan konsentrasinya ? (30)

εC− εF = εg

2 + εi− εF = 0,55eV+ εi− εF = 0,14eV 0,41eV = εF− εi 𝑛

𝑛𝑖 = 𝑒𝑥𝑝 (𝜀𝐹− 𝜀𝑖

𝑘𝑇 ) = 𝑒𝑥𝑝 ( 0,41

0,0256) ⇒ 𝑛 = 𝑛𝑖 . 𝑒𝑥𝑝(16) ⇒ 𝑛 = 9.92𝑥1016 [𝑐𝑚−3] Konsentrasi hole semula : p=NA = 1016 𝑐𝑚−3 ; Diperlukan doping Donor dengan konsentrasi yang diperlukan :

𝑁𝐷= 𝑛 + 𝑁𝐴= 1016+ 9.92𝑥1016= 10.92. 1016= 1.09 𝑥1017[𝑐𝑚−3]

Gambar

Gambar sketsa grafik untuk fungsi gelombang serta Probability Density Function untuk n = 3  diperlihatkan pada gambar di bawah ini (dengan contoh untuk nilai L = 1.0  supaya sederhana)

Referensi

Dokumen terkait

Indikator yang digunakan dalam penentuan penerima bantuan dampak COVID-19 pada keluarga miskin berdasarkan kriteria ketersediaan air bersih dimana dinilai dari

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

Pada skripsi ini akan dibahas evaluasi nilai frekuensi, ragam getar, dan gaya dalam struktur jembatan baja tumpuan sederhana (simply supported bridge) dan

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam proyek seharusnya

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Pasal 1 peraturan tersebut berbunyi: pemilihan rektor dengan cara pemungutan suara oleh Anggota Senat UGM dalam suatu rapat senat tertutup khusus diadakan untuk keperluan

Penelitian oleh Isnandar (2005) mengenai hubungan antara rasa percaya diri dan aktivitas berorganisasi dengan prestasi belajar yang diberikan kepada siswa di SMK Gesi kelas X,

Berangkat dari hal-hal yang harus diperhatikan pada readiness assesment untuk organizational change, para peneliti mencoba membuat pendekatan untuk readiness assesment dalam