• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) DARI TAHUN Kurniatun 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA CARA PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) DARI TAHUN Kurniatun 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

"Alhamdulillah kami sudah punya pejabat rektor dengan legitimasi kuat," kata Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Sofian Effendi s a a t m e n g u m u m k a n h a s i l pemungutan suara di Gedung Pusat UGM, Kamis 22 Maret 2012. Melalui putaran akhir pemungutan suara MWA UGM, Prof. Pratikno, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik UGM, meraih kemenangan telak dalam pemilihan rektor periode 2012-2017 (http://www.tempo.com).

Prof. Dr. Pratikno terpilih menjadi Rektor UGM periode 2012-2017. Pratikno menjadi peraih suara terbanyak dalam pemilihan yang digelar oleh MWA dengan 26 suara. Sidang pleno MWA digelar di Balai S e n a t G e d u n g P u s a t U G M Bulaksumur Yogyakarta, Kamis (22/3/2012). Sidang dipimpin

langsung oleh Ketua MWA Prof. Dr. Sofian Effendi.

Dalam pemilihan itu, Pratikno memperoleh 26 suara, Marsudi Triatmodjo sebanyak 5 suara dan Danang Parikesit 1 suara. Saat penghitungan suara semua civitas akademik UGM menyaksikan dari layar televisi yang dipasang di B a l a i r u n g U G M . S e t e l a h penghitungan akhir selesai dan Pratikno dinyatakan sebagai rektor terpilih periode 2012-2017, Pratikno akan menggantikan Prof. Dr. Ir. Sudjarwadi. (http://news.detik.com).

Sebagai lembaga kearsipan U G M , A r s i p U G M m e m i l i k i khasanah arsip tentang kegiatan pemilihan rektor, yang terdiri dari U n d a n g - U n d a n g , P e r a t u r a n Pemerintah RI, Keputusan Presiden, Surat Keputusan Presidium UGM, Peraturan Senat UGM, Keputusan Senat Akademik Sementara (SAS), Keputusan MWA UGM dan beberapa khazanah kliping media. Dari berbagai sumber arsip yang tersimpan di Arsip UGM dapat diketahui tentang kegiatan pemilihan rektor di UGM sebagai berikut:

Pemilihan Rektor UGM sejak tahun 1950 sampai tahun 1977

Tahun 1950-1977 TATA CARA PEMILIHAN REKTOR

UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) DARI TAHUN 1950 – 2012

Kurniatun1

Arsiparis Arsip UGM 1

(2)

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37/1950 tentang Peraturan Sementara tentang Universitit Negeri Gadjah Mada. Dalam bab IX pasal 31 disebutkan presiden universitit diangkat oleh Presiden RI, seberapa dapat dari antara guru besar atas usul senat universitit dengan mengingat pertimbangan dewan kurator buat waktu yang tertentu tidak melebihi empat tahun dan dapat diangkat lagi atas usul senat universitit dengan mengingat pertimbangan dewan kurator. Pengangkatan Prof. Dr. M. Sardjito sebagai Presiden Universitit Negeri Gadjah Mada berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 143/A/50, dengan pemangku jabatan Assaat, pengangkatan tersebut berlaku mulai tanggal 1 Agustus 1950.

Pada masa tersebut presiden u n i v e r s i t a s d i a n g k a t d a n diberhentikan oleh presiden. Hal ini dapat diketahui dari Undang-Undang No. 22 Tahun 1961 tentang P e r g u r u a n T i n g g i p a s a l 1 2 menyebutkan (1) universitas/ institut dipimpin oleh presiden universitas/ institut yang dalam segala segi kedudukannya, baik yang bersifat penyelenggaraan pendidikan maupun tata-usaha, didampingi oleh senat universitas/ institut atas dasar musyawarah. Pada pasal 20, Ayat (2) menyebutkan presiden universitas/ i n s t i t u t n e g e r i d i a n g k a t d a n diberhentikan oleh Presiden RI atas usul menteri setelah mendengar pertimbangan senat, dan memangku

jabatan selama masa empat tahun dan jika perlu dapat diangkat kembali.

Selanjutnya pada tahun 1967, UGM mengeluarkan kebijakan tentang pemilihan calon rektor. Hal itu tertuang dalam Keputusan Presidium UGM No. 35 Tahun 1967 tentang Pemilihan Tjalon Rektor. Dalam pasal 1 disebutkan yang dapat dipilih sebagai calon rektor adalah: a. Tenaga tetap edukatif (dosen

b i a s a ) y a n g s e n i o r y a n g m e m e n u h i p e r s j a r a t a n (menondjol, terutama unsur kepribadian/ kepemimpinan/ kewibawaan/ watak technis/ akademis) dalam lingkungan UGM,

b. S e p e r t i p e r s j a r a t a n j a n g t e r c a n t u m d a l a m a d a r i lingkungan Direktorat Djenderal Perguruan Tinggi,

c. Tenaga lain, djika tidak ada tjalon dari lingkungan Direktorat Djenderal Perguruan Tinggi. Pasal 2 keputusan tersebut menyebutkan bahwa yang dapat memilih calon rektor adalah anggota-anggota Senat UGM yang terdiri dari: 1. Anggota-anggota presidium 2. Guru-guru besar biasa dan luar

biasa

3. Dekan-dekan fakultas, kepala lembaga yang setingkat dengan fakultas dalam lingkungan UGM Pasal 3 berbunyi: Oleh Presidium UGM sekurang-kurangnya akan disampaikan tiga orang calon rektor kepada Direktur Djenderal Perguruan

(3)

Tinggi yang disertai dengan berita acara mengenai prosedur serta hasil pemilihan calon rektor oleh Senat UGM. Pasal 4: Pemilihan calon rektor dilakukan dengan musyawarah dan j i k a t i d a k m u n g k i n d e n g a n pemungutan suara Pasal 5: Rapat senat untuk pemilihan calon rektor dipimpin oleh ketua. Pasal 7: Sesuai dengan bunyi ayat 2 pasal 20 Undang-Undang No. 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi, keputusan senat mengenai pencalonan rektor h a n y a m e r u p a k a n b a h a n pertimbangan bagi Dirjen Perguruan Tinggi/Menteri Pendidikan dan Kebudajaan untuk diusulkan kepada presiden RI guna mendapat surat keputusannya.

Kemudian pada tahun 1968, Senat UGM mengeluarkan Peraturan Senat UGM No. 34 Tahun 1968 tentang Pemilihan Rektor UGM. Pasal 1 peraturan tersebut berbunyi: pemilihan rektor dengan cara pemungutan suara oleh Anggota Senat UGM dalam suatu rapat senat tertutup khusus diadakan untuk keperluan pemilihan Rektor UGM. Pasal 2 menyebutkan tentang syarat yang dapat diajukan sebagai Rektor UGM ialah mereka yang memenuhi syarat-syarat:

a. Mempunyai watak yang baik, b u d i y a n g l u h u r, b e r j i w a Pancasila sejati

b. Tenaga edukatif yang menjabat guru besar tetap pada UGM dan sekurang-kurangnya sudah tiga tahun berturut-turut bekerja

(voting).

sebagai pegawai tetap di dalam lingkungan UGM.

c. Pernah menjabat pimpinan di dalam lingkungan perguruan tinggi umumnya dan lingkungan UGM pada khususnya

d. Mempunyai pengalaman intensif dalam hubungannya dengan badan-badan ilmiah tingkat nasional ataupun internasional e. Mempunyai publikasi-publikasi

yang tersiar luas dalam dunia ilmu pengetahuan

f. Sedapat mungkin pernah aktif dalam perjuangan kemerdekaan, baik dalam lapangan sipil ataupun militer

g. Pernah memberikan sumbangan-sumbangan pikiran yang konkret kepada UGM

h. Mempunyai akademik yang baik

i. Mempunyai kewibawaan j. Tidak tersangkut G.30.S/PKI

Pada pasal 3 diatur tentang rapat pemilihan yang diadakan dalam dua rapat, yaitu:

a. Rapat persiapan

b. R a p a t p e m i l i h a n y a n g sesungguhnya

Dalam rapat persiapan maupun rapat pemilihan yang sesungguhnya, jumlah anggota yang hadir harus sekurang-kurangnya sebesar separuh dari jumlah anggota seluruhnya ditambah satu.

Dalam rapat persiapan diajukan nama-nama calon secara bebas dan r a h a s i a d e n g a n t i d a k p e r l u record

(4)

menghitung jumlah suara yang masuk. Kemudian kepada para calon ditanyakan tentang kesanggupan m e n j a d i r e k t o r. K e t u a r a p a t ditugaskan untuk:

1. Mengumumkan lewat Humas UGM untuk diteruskan kepada mass media yang ada mengenai waktu dan tempat rapat pemilihan akan diadakan.

2. Segera setelah riwayat hidup para calon masuk, turunannya supaya segera dikirim kepada para anggota senat

3. Segera mengirimkan undangan rapat pemilihan kepada para anggota senat

Cara pemilihan diatur dalam Pasal 6 yakni diadakan secara bertahap, dengan catatan bahwa yang d i p e rg u n a k a n s e b a g a i s a t u a n hitungan 100% di dalam menghitung suara adalah jumlah seluruh anggota senat yang hadir, termasuk suara yang abstain. Dalam pemilihan angka pecahan 0,5% ke atas dianggap sebagai angka satu dan kurang dari 0,5% dihapuskan. Pasal 8: Segera setelah pemilihan selesai maka oleh ketua rapat pemilihan dengan dibantu oleh staf sekretariat UGM harus dibuat sebuah risalah mengenai jalannya pemilihan, untuk kemudian diberi amandemen jika perlu dan kemudian disahkan oleh semua anggota senat yang hadir.

Tahun 1980-1990an, tata cara pemilihan Rektor UGM dapat dilihat

Tahun 1980-1990an

dalam beberapa khazanah kliping media. Berdasarkan Kliping Media di Arsip UGM diketahui bahwa pemilihan Rektor UGM periode 1981-1985 dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5/1980 tentang Pokok-pokok Organisasi Universitas/ Institut Negeri, yang antara lain menyebutkan: universitas hanya diminta pertimbangan saja. Keputusan ada di tangan Menteri P dan K yang disahkan Kepala Negara.

Peraturan Pemerintah No. 5/1980 pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa universitas/ institut adalah unit organik di Lingkungan Departemen P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n , dipimpin oleh rektor yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam Pasal 50 disebutkan:

(1) Rektor universitas/ institut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden RI atas usul Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2) Sebelum mengajukan usul

pengangkatan/ pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Menteri Pendidikan dan K e b u d a y a a n m e m i n t a pertimbangan senat guru besar melalui rektor.

P a d a t a h u n 2 0 0 0 t e r j a d i perubahan status UGM menjadi B a d a n H u k u m M i l i k N e g a r a (BHMN). Hal ini menyebabkan perubahan pula dalam tata cara

(5)

pemilihan Rektor UGM. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI No. 153 Tahun 2000 tentang Penetapan Universitas Gadjah Mada sebagai Badan Hukum Milik Negara. Pasal 18 ayat 1 dan 2 peraturan ini menyebutkan:

1. Rektor universitas diangkat dan diberhentikan oleh MWA melalui suatu pemilihan dengan suara yang dimiliki unsur menteri adalah 35 persen dari seluruh suara yang sah dan 65 persen sisanya dibagi rata kepada setiap anggota lainnya.

2. Calon rektor universitas diajukan oleh SA universitas kepada MWA melalui suatu proses pemilihan

Calon rektor disebutkan di pasal 19 harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:

a. Berkewarganegaraan Indonesia b. Sehat jasmani dan rohani c. Berpendidikan doktor

d. Memiliki integritas komitmen dan kepemimpinan yang tinggi e. Memiliki jiwa kewirausahaan f. Berwawasan luas mengenai

pendidikan tinggi

Tata cara pemilihan rektor disebutkan di pasal 20 yaitu:

1. Tata cara pemilihan rektor universitas dapat dilakukan melalui pembentukan panitia oleh MWA yang bertugas menyeleksi bakal calon rektor melalui mekanisme kompetisi terbuka, baik yang berasal dari dalam maupun luar universitas. 2. M W A d a p a t m e m i n t a

pertimbangan kepada SA dan MGB terhadap bakal calon rektor sebelum dilaksanakan pemilihan. 3. Pemilihan rektor dilakukan dalam suatu rapat terbuka MWA yang dipimpin oleh Ketua MWA. 4. Calon rektor yang memperoleh

suara terbanyak diangkat sebagai rektor melalui keputusan MWA.

Sri Sultan HB X sedang memilih calon Rektor UGM (Khazanah Arsip UGM)

(6)

Pada tahun 2002 SAS UGM m e n g e l u a r k a n S K N o m o r : 316/SK/SAS/2002 tentang Tata Cara Pemilihan Calon Rektor oleh SAS UGM. Pasal 1 ayat:

(5) Pemilihan adalah pemberian suara yang dilakukan oleh anggota SAS untuk memilih calon rektor

(6) Calon rektor yang dipilih oleh S A S a d a l a h c a l o n y a n g memenuhi syarat administrasi setelah diseleksi oleh PAH Pemilihan Rektor

(7) Calon terpilih adalah calon-calon yang mendapat suara terbanyak dalam pemilihan

Prinsip pemilihan disebutkan pada pasal 4 dengan ayat-ayat sebagai berikut:

(1) Pemilihan rektor dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama yang akan memilih lima orang calon dan tahap kedua yang akan memilih tiga orang calon (2) Setiap anggota SAS mempunyai

hak suara yang sama

(3) Pemberian suara dilaksanakan secara langsung, bebas dan rahasia

(4) U n t u k m e n g g u n a k a n h a k suaranya, anggota SAS harus hadir pada waktu pemilihan dilaksanakan

(5) SAS melaksanakan pemilihan rektor untuk memilih tiga orang calon rektor yang diajukan kepada Majelis Wali Amanat. Pasal 5 menyebutkan tentang pemberian suara:

(1) Setiap anggota SAS memberikan suara dengan melingkari satu nama calon yang sudah disahkan pada selembar kertas suara yang telah disediakan oleh PAH Pemilihan Rektor

(2) Pemilihan calon rektor tidak mengenal sistem penggabungan suara diantara calon-calon

Pengesahan tentang calon rektor disebutkan dalam pasal 6:

(1) Lima calon yang mendapat suara terbanyak ditetapkan sebagai calon rektor untuk dipilih oleh SAS pada pemilihan berikutnya (2) A p a b i l a a d a c a l o n y a n g

m e n g u n d u r k a n d i r i , y a n g mendapat suara terbanyak berikutnya dinyatakan sebagai calon rektor

(3) Apabila ada dua atau lebih calon terpilih mendapat suara sama maka khusus untuk calon-calon tersebut diadakan pemilihan ulang

Pada tahun 2002 setiap calon r e k t o r d i w a j i b k a n m e n g i k u t i presentasi dan wawancara. Hal ini disebutkan pada pasal 7:

(1) L i m a c a l o n R e k t o r U G M melaksanakan presentasi dan mengikuti wawancara yang dilaksanakan oleh SAS

(2) Wawancara dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh SAS UGM (3) Anggota tim adalah para mantan

Rektor UGM

(4) Presentasi dan wawancara calon Rektor UGM dilaksanakan di hadapan sidang SAS UGM

(7)

Pasal 8 berbunyi pimpinan sidang pemilihan membuat berita acara yang memuat proses dan hasil pelaksanaan pemilihan. Pasal 9 menyebutkan keputusan ini hanya berlaku untuk pemilihan calon Rektor UGM masa bakti 2002-2007.

Pada tahun 2007 MWA UGM mengeluarkan Keputusan MWA UGM Nomor: 08/SK/MWA/2007 tentang Tata Cara Pemilihan dan Penetapan Rektor UGM. Pasal 2 keputusan tersebut menyebutkan: (1) Bakal calon rektor yang akan

dipilih sebagai calon rektor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. B e r k e w a r g a n e g a r a a n Indonesia;

b. Mempunyai komitmen tinggi u n t u k m e m p e r t a h a n k a n Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia;

c. Sehat jasmani dan jiwa yang dinyatakan dengan Surat

Keterangan Dokter;

d. M e m i l i k i g e l a r h a s i l pendidikan Strata 3 dari perguruan tinggi yang diakui oleh universitas;

e. Memiliki moral, integritas, dan komitmen yang tinggi; f. M e m i l i k i j i w a

kepemimpinan, kemampuan manajerial yang profesional dan mampu bekerja dalam g. Memiliki wawasan yang luas dan visioner mengenai perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi d a n v i s i s e r t a m i s i universitas;

h. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan anggota MWA baik karena kelahiran (orang tua, anak atau saudara kandung) maupun karena perkawinan (suami-istri atau mertua-menantu);

i. Tidak pernah dihukum teamwork;

Mendiknas Prof. Dr. A. Malik Fajar sedang memasukkan kartu suara pemilihan Rektor UGM (Khazanah Arsip UGM)

(8)

karena melakukan tindak p i d a n a k e j a h a t a n b e r d a s a r k a n p u t u s a n p e n g a d i l a n y a n g t e l a h mempunyai kekuatan hukum tetap;

j. Pernah menduduki jabatan pimpinan dalam lingkungan perguruan tinggi atau jabatan y a n g s e t a r a s e k u r a n g -kurangnya 3 (tiga) tahun; k. Dicalonkan oleh

sekurang-kurangnya 5 (lima) orang masyarakat UGM yang dibuktikan dengan tanda tangan.

Pasal 8 ayat 1 keputusan ini menyebutkan proses pemilihan calon rektor dilakukan dalam Rapat Gabungan Pleno SA dan MGB. Adapun proses pemilihan calon rektor disebutkan di pasal 9:

(1) Setelah pemaparan visi dan misi rapat dilanjutkan dengan acara pemungutan suara untuk memilih 3 (tiga) calon rektor yang memperoleh suara terbanyak (2) Pemungutan suara dilakukan oleh

Anggota SA dan MGB UGM yang hadir secara langsung, bebas, dan rahasia dengan cara mengisi surat suara yang telah disiapkan oleh PAH.

(PAH= Panitia diatur dalam Keputusan SAS UGM No. 1 8 1 / S K / S A S / 2 0 0 1 t e n t a n g Pembentukan Panitia

Pemilihan Rektor UGM dan Keputusan SAS UGM No.

Ad-Hoc,

Ad-Hoc

1 8 3 / S K / S A S / 2 0 0 1 t e n t a n g Keanggotaan Panitia

Pemilihan Rektor UGM).

(3) Anggota SA dan MGB yang menjadi calon rektor tidak berhak memilih

(4) N a m a t i g a c a l o n r e k t o r sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diserahkan oleh SA kepada MWA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah rapat gabungan pleno SA dan MGB.

Pasal 13 menyebutkan tentang Tata Cara Pemilihan:

(1) Pemilihan rektor dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama memilih 2 (dua) orang calon tahap ke dua memilih satu calon

(2) Dua calon yang mendapat suara terbanyak ditetapkan sebagai calon rektor untuk dipilih oleh MWA pada tahap kedua

(3) Apabila dalam pemilihan tahap pertama seorang calon berhasil memperoleh suara 50% ditambah 1 (satu) maka pemilihan tahap kedua tidak perlu dilaksanakan (4) Setiap anggota MWA mempunyai

hak suara yang sama kecuali menteri

(5) Pemberian suara dilaksanakan secara langsung, bebas dan rahasia

(6) U n t u k m e n g g u n a k a n h a k suaranya, anggota MWA harus hadir pada waktu pemilihan (7) Apabila terdapat 2 (dua) orang

(9)

calon yang memperoleh suara yang sama maka diadakan pemilihan ulang khusus untuk 2 (dua) orang yang mendapat suara yang sama.

Pasal 14 menyebutkan tentang pemberian suara:

(1) S e t i a p a n g g o t a M W A memberikan suara dengan melingkari salah satu nomor urut calon pada surat suara yang telah disediakan

(2) Pemilihan calon rektor tidak

mengenal sistem penggabungan suara diantara calon-calon rektor Pasal 18 berbunyi: Rektor terpilih dilantik dan diambil sumpahnya oleh MWA selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah proses penetapan calon terpilih.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sejak UGM berdiri sampai saat ini telah terjadi banyak perubahan dalam tata cara pemilihan Rektor UGM. Adapun Rektor UGM dari awal pendirian hingga sekarang adalah sebagai berikut:

Rektor Ke- Nama Rektor Periode

1 Prof. Dr. M. Sardjito 1949-1962

2 Prof. Ir. Herman Johannes 1962-1966

3 Drg. Nazir Alwi 1966-1967

4 Drs. Soepojo Padmodipoetro (Ketua Presidium) 1967-1968

5 Drs. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A. 1968-1973

6 Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, M.A. 1973-1977; 1977-1981

7 Prof. Dr. Teuku Jacob, M.S., M.D. 1981-1986

8 Prof. Dr. Koesnadi Hardja Soemantri, S.H. 1986-1990

9 Prof. Dr. Mochamad Adnan, M.Sc. 1990-1994

10 Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprojo, M.Com. 1994-1998

11 Prof. Dr. Dr. Ichlasul Amal, M.A. 1998-2002

12 Prof. Dr. Sofian Effendi, M.PIA. 2002-2007

13 Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. 2007-2012

(10)

Daftar Singkatan:

REFERENSI

SA = Senat Akademik

SAS = Senat Akademik Sementara MWA = Majelis Wali

Amanat

MGB = Majelis Guru Besar PAH = Panitia

Undang-Undang No. 22 Tahun 1961 tentang

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1 9 5 0 t e n t a n g

Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 1980 tentang

Keputusan Majelis Wali Amanat

U G M N o m o r :

08/SK/MWA/2007

Keputusan Presidium UGM No. 35 Tahun 1967

. Ad-Hoc

Perguruan Tinggi.

P e r a t u r a n Sementara tentang Universitit Negeri Gadjah Mada.

Pokok-pokok Organisasi Universitas/ Institut Negeri.

tentang Tata Cara Pemilihan dan Penetapan Rektor UGM. tentang Pemilihan Tjalon Rektor K e p u t u s a n S e n a t A k a d e m i k S e m e n t a r a U G M N o m o r : 316/SK/SAS/2002 t . Peraturan Senat UGM No. 34 Tahun

1968

Sumber Internet:

”Prof. Dr. Pratikno Terpilih menjadi R e k t o r U G M ” , http://www.ugm.ac.id/index.php ?page=rilis&artikel=4534 (dl: 2 Januari 2013).

“Pratikno Jabat Rektor UGM 2012-2017”, http://www.tempo.co/ r e a d / n e w s / 2 0 1 2 / 0 3 / 2 2 / 079391958/ (dl: 2 Januari 2013). “Pratikno Terpilih sebagai Rektor

UGM”, http://news.detik.com/ r e a d / 2 0 1 2 / 0 3 / 2 2 / 1 3 4 5 4 1 / 1874420/10/ (dl: 2 Januari 2013).

entang Tata Cara Pemilihan Calon Rektor oleh Senat Akademik Sementara Universitas Gadjah Mada

tentang Pemilihan Rektor UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana bahasa pemrograman pada umumnya, MATLAB juga memiliki perintah-perintah untuk mengatur atau mengontrol alur program.. Kontrol program sangat berguna karena

As a case in point, research on the role of structural variables (birth order, number of siblings) in the development of children’s theory of mind abilities is rather

Sehubungan dengan Pelelangan Umum Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan dan setelah diadakan penelitian

[r]

Dilihat dari jumlah usaha hotel dan restaurant yang terdaftar pada PHRI tahun 2012 ini (151), menunjukkan motivasi para anggota untuk memberdayakan diri melalui

Sampai dengan Triwulan I TA 2016 realisasi fisik dari indikator kinerja kegiatan ini sebesar 15%, dengan realisasi pelaksanaan kegiatan meliputi : Persiapan pelaksanaan

Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon sistem pengendalian posisi stamping rod berbasis pneumatic dapat bekerja dengan baik sesuai dengan setpoint

Persyaratan teknis ini meliputi definisi, singkatan, lstilah, konfigurasi, persyaratan bahan baku dan konstruksi, persyaratan operasional, persyaratan elektris serta persyaratan