• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENYESUAIAN DIRI MENJADI “SINGLE PARENT”

Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya

ARTIKEL E JURNAL

YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

PENYESUAIAN DIRI MENJADI “SINGLE PARENT”

(Studi Kasus: Terhadap Janda Di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya)

Oleh :

Yuliza Anggraini

*

Fachrina**Faishal Yasin

**

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

*

Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

**

ABSTRACT

If we seen in Nagari Abai Siat, District Koto Besar, Dharmasraya, where many heads of households headed by women, the number of household heads until in March 2014, households headed by women are 32 kk become single parents due to divorce. To the effectof observational identifies and description is single parent in Nagari Abai Siat, District Koto Besar, Dharmasraya. This type of the research is descriptive qualitative research. Collecting data with non-participant observation and in-depth interviews and documentary studies. The analysis used is the data analysis Miles and Huberman. The results showed that the changes that occur after a divorce is, among others, (1) changes in subsistence (2) changes in working time (3) changes in feed that protection. Forms of adjustment itself as a "single parent" is to (1) work, (2) look for a second job, (3) requesting assistance extended family and friends (4) divide the household chores for children.

Keywords, changes, women, single parent

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.

(3)

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan kelembagaan (institusi) primer yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Keluarga juga merupakan subsistem (unit) kelembagaan terkecil dalam sistem sosial yang lebih besar, seperti masyarakat, bangsa, dan negara (Suhendi, 2001 : 5).

Keluarga juga bisa berarti ibu, bapak, anak-anaknya atau seisi rumah. Keluarga batih yaitu terdiri dari suami, ayah, istri, ibu dan anak-anaknya yang belum menikah atau memisahkan diri. Defenisi lainnya mengenai keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,perkawinan,atau adopsi serta tinggal bersama (Suhendi, 2001: 41).

Keluarga memiliki fungsi majemuk bagi terciptanya kehidupan sosial dalam masyarakat. Dalam keluarga diatur hubungan antara anggota-anggotanya sehingga anggota keluarga mempunyai fungsi dan peran yang jelas. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, perlindungan dan pemberi rasa aman.

Sedangkan ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan mendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Apabila terjadi sesuatu dengan perkawinan (misalnya perceraian) maka akan timbul masalah-masalah yang harus dihadapi baik oleh pasangan yang bercerai maupun anak-anak serta masyarakat diwilayah terjadinya perceraian ( Ihromi, 1999 : 135).

Setelah bercerai status seorang istri berubah menjadi berstatus janda dan begitu pula dengan peran yang dimainkan oleh ibu tersebut di dalam kehidupan keluarga barunya tanpa adanya seorang suami (ayah). Hal ini mengakibatkan ibu (janda) tersebut harus melakukan penyesuaian diri kembali dengan perannya yang baru terhadap lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Dari penelitian yang peneliti lakukan ibu yang sebelumnya masih hidup dengan suami dan mempunyai suami sebagai kepala keluarga, tetapi sekarang setelah bercerai ibu menjadi seorang janda dan ibu yang menggantikan peran seorang ayah (suami) menjadi kepala keluarga yang mencari nafkah dan memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan kehidupan keluarga kedepannya.

Hal ini menyebabkan ibu janda harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap lingkungan sekitarnya.

Penyesuaian diri merupakan suatu

proses dinamis yang bertujuan mengubah

perilaku individu agar terjadi hubungan yang

lebih sesuai antara diri individu dengan

lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri

menunjuk pada keberhasilan individu

memainkan peranannya untuk melakukan

hubungan dengan orang lain, keluarga dan

(4)

memperlihatkan sikap, serta tingkah laku yang menyenangkan.

Jika dilihat di Nagari Abai Siat, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya dimana banyaknya kepala keluarga yang dikepalai oleh perempuan, jumlah kepala rumah tangga sampai pada bulan maret tahun 2014 rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan terdapat 32 kk menjadi orang tua tunggal akibat perceraian.

Berangkat dari permasalahan diatas, maka penelitian ini mengkaji lebih lanjut tentang “single parent”. Untuk itu penulis mengambil judul “ penyesuaian diri menjadi single parent (studi kasus terhadap janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya).

Berangkat dari penjelasan di latarbelakang di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penyesuaian diri menjadi single parent”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan tipe penelitian ini adalah deskriptif, informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang.

Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan skema model analisis data interaktif yang melibatkan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan/verifikasi model Miles dan Huberman dalam Sutopo (1996 : 82).

HASIL PENELITIAN

A. Perubahan Yang Terjadi Setelah Bercerai

 Perubahan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap janda yang berpisah karena bercerai, ditemukan fakta bahwa terdapat 3 (tiga) informan yang tidak memiliki pekerjaan sebelum bercerai dan setelah bercerai ibu janda harus mencari pekerjaan demi melanjutkan hidup kedepannya.

Sekarang yang memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari adalah ibu janda.

Setelah bercerai ibu janda mencari pekerjaan dengan meminta bantuan kepda kerabat dan tetangga. Tidak banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh ibu janda, karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki. Hal itu disebabkan juga karena pendidikan ibu janda yang hanya tamat SMP.

Pekerjaan yang didapatkan oleh ibu setelah bercerai adalah sebagai penyadap karet. Berbeda denga ibu janda yang telah memiliki pekerjaan sebelum bercerai, ibu tidak begitu sulit untuk mencari pekerjaan dan hanya saja ibu janda mencari penghasilan lain dengan mempunyai pekerjaan lain selain pekerjaan sebelumnya.

Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa keluarga ibu janda mampu

menjalankan fungsi ekonomisnya. Mereka

saling bekerja sama bagaikan tim untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik

itu ibu, anak, saudara yang masing-masing

(5)

menjalankan fungsi ekonominya. Keluarga merupakan unit primer yang memproduksi kebutuhan ekonomi.

 Perubahan waktu bekerja

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat perubahan waktu bekerja antara sebelum bercerai dengan setelah bercerai. Ibu memiliki waktu yang panjang ditempat bekerja yaitu dari pagi sampai siang, bahkan sampai sore hari. Setelah pulang bekerja ibu janda juga mempunyai pekerjaan lain dengan membuka warung, mengajar ngaji dan berjualan makanan.

Hal ini terjadi karena penghasilan pada satu pekerjaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk melanjutkan sekolah anak-anak mereka.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beberapa dari ibu janda memiliki perubahan waktu bekerja yang sangat tampak sekali. Dapat dilihat dari ibu janda yang tidak bekerja pada saat masih bersama mantan suami dan setelah bercerai harus mencari pekerjaan untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari.

Dalam hal mencari pekerjaan ibu janda membutuhkan bantuan keluarga luas dan dari tetangga untuk mendapatkan pekerjaan.

Tidak jauh bedanya dengan ibu yang sudah bekerja sebelum bercerai, ibu juga harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seorang diri dan ibu janda juga mencari penghasilan lain untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.

 Perubahan dalam memberikan perlindungan

Berdasarkan hasil penelitian dalam hal memberikan perlindungan, ibu janda mengajarkan anak-anak mereka selalu melakukan kebaikan, berbicara sopan, berprilaku baik dan mereka juga mengajarkan anak-anak mereka untuk selalu menghormati ayah mereka. Ibu janda juga meminta bantuan kepada keluarga, kerabat dan tetangga dalam hal memberikan perlindungan kepada anak- anak dan menjaga anak-anak pada saat ibu janda bekerja.

Para keluarga, kerabat dan tetangga cukup membantu ibu janda dalam menjaga, serta melindungi anak-anak selama ibu bekerja di luar rumah. Anak-anak ibu janda juga bisa memahami dan mengerti pekerjaan yang dilakukan ibunya pada saat sekarang ini.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu mampu melakukan fungsi afeksi dalam suatu keluarga, dimna fungsi afeksi merupakan salah satu kebutuhan manusia yaitu kasih sayang atau rasa cinta.

Kebutuhan kasih sayang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang.

Ibu janda juga menjalankan fungsi

sosialisai pada anak, dimana anak-anak

pertama kali mendapatkan dan membentuk

kepribadian yang baik. Melalui fungsi ini,

keluarga berusaha mempersiapkan bekal

selengkap-lengkapnya kepada anak dengan

memperkenalkan pola tingkah laku, sikap,

keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut

oleh masyarakat serta mempelajari peranan

yang diharapkan akan dijalani mereka. Dengan

(6)

demikian sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran terhadap seorang anak.

B. Bentuk-bentuk penyesuain diri menjadi

“single parent”

 Bekerja

Bekerja merupakan hal yang bisa dilakukan ibu janda pasca terjadinya perceraian. Dengan bekerja ibu bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan bagi ibu yang tidak bekerja semasa masih hidup bersama suami, setelah bercerai ibu akan bekerja untuk melanjutkan keberlangsungan hidupnya bersama anak-anak.

Bekerja juga bisa digunakan untuk menghilangkan perasaan sedih pasca terjadinya perceraian dan sekaligus bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Melalui bekerja seorang ibu janda yang baru mengalami perceraian dapat menyibukkan diri dengan bekerja dan tidak terlalu memikirkan masalah yang baru saja ia alami.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan ibu janda mempunyai bentuk penyesuaian diri dengan bekerja. Hal itu ibu janda lakukan karena dengan bekerja bisa mengurangi beban fikiran dan masalah yang tengah dihadapi, karena ditempat kerja ibu janda bisa bercerita dengan rekan bisnis, teman bekerja untuk meringankan beban fikiran.

 Mencari pekerjaan sampingan

Berdasarkan hasil penelitian ibu janda mencari pekerjaan sampingan karena dengan satu pekerjaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan

ibu janda juga berjuang untuk melanjutkan sekolah anak mereka. Karena mereka tidak ingin anak-anak mereka putus sekolah dan mereka juga ingin anak mereka memilki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ibunya.

Dalam mencari pekerjaan sampingan ini, ibu janda meminta bantuan juga kepada keluarga luas dan tetangganya. Ibu yang memiliki modal mencoba membuka usaha baru dengan membuka warung, berjualan dan mengajar ngaji.

Hal ini dilakukan ibu janda karena tuntutan ekonomi yang semakin kompleks dan kebutuhan sehari-hari yang semakin sulit pada saat sekarang ini. Ditambah lagi dengan biaya sekolah anak yang harus dipenuhi oleh ibu janda seorang diri.

 Meminta bantuan keluarga luas dan kerabat.

Berdasarkan hasil penelitian ibu janda sering meminta bantuan kepada keluarga luas dan tetangga ketika mengalami kesulitan baik dalam hal keuangan maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari. Ibu janda sering meninggalkan anaknya pada orang tuanya dan juga anak-anaknya nya yang sudah tidak sekolah lagi.

Hal ini dilakukan ibu janda karena ibu tidak mungkin membawa anaknya yang masih berumur 4 tahun ketempat ia bekerja, karena tempat ia bekerja tidak layak bagi anak- anaknya.

 Membagi pekerjaan rumah tangga dengan anak.

Berdasarkan hasil penelitian ibu janda

membagi pekerjaan rumah tangga dengan

(7)

anak-anak mereka, karena ibu janda bekerja dari pagi sampai siang dan bahkan sampai sore. Selama ibu bekerja, anak-anak yang bertugas membersihkan rumah dan menjaga adik-adiknya.

Hal ini dilakukan ibu janda karena waktu bekerja ibu dari pagi sampai siang dan bahkan sampai sore yang membuat ibu janda memiliki waktu yang sedikit untuk mengurus rumah tangga. Maka oleh sebab itu ibu janda membagi pekerjaan rumah tangga dengan anak-anaknya dan anak ibu janda cukup bisa memahami hal tersebut.

KESIMPULAN

Penyesuaian diri menjadi “single parent” sebagai berikut :

1. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah bercerai adalah:

 Perubahan dalam pemenuhan Kebutuhan hidup.

Ibu janda mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari walaupun seorang diri.

 Perubahan waktu bekerja.

Perubahan waktu bekerja terjadi pada ibu janda setelah terjadinya perceraian. Dimana ibu yang tidak memiliki pekerjaan sebelum bercerai harus mencari pekerjaan dan secara otomatis ibu janda mengalami perubahan dalam waktu bekerja.

 Perubahan memberikan prelindungan.

Ibu janda memberikan perlindungan melalui mengajarkan anak-anaknya selalu berbuat baik

kepada orang lain dan selalu terbuka terhadap apa yang terjadi.

2. Bentuk-bentuk penyesuaian diri sebagai

“single parent” terdapat empat sebagai berikut:

 Bekerja,

 Mencari pekerjaan sampingan,

 Meminta bantuan keluarga luas dan kerabat

 Membagi pekerjaan rumah tangga dengan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Irohmi, T.O , 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. jakarta : Yayasan Obor Indonesia Anggota Ikapi

Suhendi. 2001. Pengantar studi sosiologi keluarga. Bandung : CV PUSTAKA SETIA

Sutopo. 1996. Metodologi Penelitian

Kualitatif, Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengukuran dengan menggunakan metode RTK memiliki tingkat ketelitian posisi X dan Y yang baik karena GPS yang digunakan telah diikatkan dengan koordinat BM

Mengingat strategisnya peran personil dalam peningkatan kwalitas pelayanan publik, Pemprov DKI Jakarta melakukan upaya perubahan mindset aparat yang berpedoman kepada motto

Hasil penelitian berdasarkan analisis data, subjek penelitian dan Lembar Belajar Mahasiswa, menunjukkan bahwa (1) PBM mata kuliah Jaringan Komputer telah dilaksanakan sesuai

Berani kita katakan bahwa bisa jadi liturgi kita meskipun bukan kitsch baik dari sisi seniman maupun dari sisi selera apresiator (umat), tetapi seni yang ada dalam liturgi itu tidak

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil uji hubungan menggunakan Rank Spearman diperoleh nilai p = 0.000 (<0.05) yang berarti H0 ditolak maka ada hubungan

Pada saat yang bersamaan ketika terjadi kebocoran gas elpiji yang mengakibatkan tegangan keluaran komparator bernilai tinggi, maka rangkaian multivibrator bistabil akan

Estimasi Biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Hal inilah yang mendasari sehingga hak-hak yang terdapat dalam Pasal 53 ayat (1) UUPA diberikan hak yang bersifat sementara dan akan dihapuskan dalam waktu yang