• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. product moment, yakni dengan memasukkan data,, ², ², Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. product moment, yakni dengan memasukkan data,, ², ², Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Data Hasil Penelitian

1) Pengujian Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Soal Variabel X dan Y

Uji analisis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur validitas setiap item soal.Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment, yakni dengan memasukkan data ∑ , ∑ , ∑ ², ∑ ², ∑

kedalam rumus yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab 3. Kemudian menghitung nilai “r” untuk setiap item soal (data terlampir), maka dapat di interpretasikan bahwa skor masing-masing item setiap variabel memiliki korelasi yang signifikan atau dapat dikatakan bahwa setiap item adalah valid. Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti menggunakan software SPSS 23.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas:

 Jika r hitung > r tabel = Valid

 Jika r hitung < r tabel = Tidak Valid.

Berikut rekap hasil Validasi angket variabel X dan variabel Y menggunakan software SPSS 23.

30

(2)

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Budaya Kerja Variabel X

NO Pertanyaan Validitas

Keterangan r Hitung r Tabel

1 ITEM NO 1 0,501 * 0.497 VALID

2 ITEM NO 2 0,678 ** 0.497 VALID

3 ITEM NO 3 0,776 ** 0.497 VALID

4 ITEM NO 4 0,634 ** 0.497 VALID

5 ITEM NO 5 0,579 * 0.497 VALID

6 ITEM NO 6 0,501 * 0.497 VALID

7 ITEM NO 7 0,890 ** 0.497 VALID

8 ITEM NO 8 0,738 ** 0.497 VALID

9 ITEM NO 9 0,785 ** 0.497 VALID

10 ITEM NO 10 0,649 ** 0.497 VALID

11 ITEM NO 11 0,709 ** 0.497 VALID

12 ITEM NO 12 0,665 ** 0.497 VALID

13 ITEM NO 13 0,601 * 0.497 VALID

14 ITEM NO 14 0,751 ** 0.497 VALID

15 ITEM NO 15 0,576 * 0.497 VALID

16 ITEM NO 16 0,809 ** 0.497 VALID

17 ITEM NO 17 0,778 ** 0.497 VALID

(Sumber : Data diolah 2017)

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai Variabel Y

NO Pertanyaan Validitas

Keterangan r Hitung r Tabel

1 ITEM NO 1 0,575* 0.497 VALID

2 ITEM NO 2 0,517 * 0.497 VALID

3 ITEM NO 3 0,707 ** 0.497 VALID

4 ITEM NO 4 0,617 * 0.497 VALID

5 ITEM NO 5 0,569 * 0.497 VALID

6 ITEM NO 6 0,544 * 0.497 VALID

7 ITEM NO 7 0,721 ** 0.497 VALID

8 ITEM NO 8 0,561 * 0.497 VALID

9 ITEM NO 9 0,699 ** 0.497 VALID

10 ITEM NO 10 0,833 ** 0.497 VALID

11 ITEM NO 11 0,636 ** 0.497 VALID

12 ITEM NO 12 0,544 * 0.497 VALID

(3)

13 ITEM NO 13 0,497 0.497 VALID (Sumber : Data diolah 2016)

b. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Sementara itu dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen menunjukan nilai alpha sebesar 0,925, dan bila dibandingkan dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95 % yakni sebesar 0.497, berarti instrumen untuk mengukur variabel X adalah reliabel karena (r hitung ) 0,925 > 0.497 (r tabel). Posisi reliabilitasnya termasuk sangat kuat karena lebih besar dari 0,80 (klasifikasi Guilford).

Responden sebagai sampel seluruhnya sebanyak 16 pegawai dari 63 populasi pegawai di LPPPTK KPTK. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentang skor nilai untuk budaya kerja berkisar antara 60 sampai dengan 85. Dengan rentangan tersebut diperoleh harga rata-rata sebesar 75,5; dan simpangan baku sebesar 7,136. (Data lengkap ada ada pada lampiran)

Maka harga r hitung yang diperoleh adalah 0,925. Jika dibandingkan dengan r daftar product moment untuk taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% n=70 yakni r daftar=0.497. Jadi hasil tersebut r hitung > r daftar. Oleh karena itu, instrumen penelitian variabel X dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai instumen penelitian.

c. Hasil Uji Reliabilitas variabel Y

Sementara itu dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen menunjukan

nilai alpha sebesar 0,861, dan bila dibandingkan dengan r tabel pada tingkat

kepercayaan 95 % yakni sebesar 0.497, berarti instrumen untuk mengukur

(4)

variabel Y adalah reliabel karena (r hitung ) 0,861 > 0.497 (r tabel). Posisi reliabilitasnya termasuk sangat kuat karena lebih besar dari 0,80 (klasifikasi Guilford).

Responden sebagai sampel seluruhnya sebanyak 16 pegawai dari 63 populasi pegawai di LPPPTK KPTK. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentang skor nilai untuk budaya kerja berkisar antara 50 sampai dengan 65. Dengan rentangan tersebut diperoleh harga rata-rata sebesar 57,125; dan simpangan baku sebesar 23,18. (Data lengkap ada ada pada lampiran)

Maka harga r hitung yang diperoleh adalah 0,861. Jika dibandingkan dengan r daftar product moment untuk taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% n=70 yakni r daftar=0.497. Jadi hasil tersebut r hitung > r daftar. Oleh karena itu, instrumen penelitian variabel Y dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai instumen penelitian.

2) Data Hasil Penelitian

Untuk dapat digunakan dalam rangka pengujian hipotesis maka

digunakan analisis secara statistik.Dengan melakukan pengukuran antara

hubunga budaya kerja terhadap kinerja pegawai di LPPPTK KPTK Gowa

Sulawesi Selatan, dengan instrumen penelitian yang digunakan, maka hasil

penelitian ini tergambar dalam bentuk data skor baik variabel (X) yaitu

budaya kerja maupun variabel (Y) yaitu kinerja pegawai yang secara

lengkap sebagaimana terlihat pada lampiran.

(5)

Pengukuran indikator dari variabel budaya kerja dan Kinerja pegawai digunakan angket sebanyak 16 item pertanyaan setiap variabel, dengan menggunakan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari : Sangat setuju, setuju, Kurang Setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Untuk mempertanggungjawabkan keabsahan dari data ini, maka terlebih dahulu diadakan pengujian reliabilitas angket pada variabel (X) yaitu budaya kerja dan variabel (Y) atau kinerja pegawai.

a. Deskripsi Tentang Budaya Kerja (X)

Pada instrumen pengumpulan data angket diperoleh bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh dari rentang data terbesar yaitu 85 sedangkan data terendah yaitu 60, kelas interval 6 dan panjang kelasnya yaitu 10. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X dapat dijabarkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Daftar distribusi frekuensi pengamatan variabel X

No Kelas Interval Frekuensi

1 40-49 0

2 50-59 0

3 60-69 4

4 70-79 7

5 80-89 15

6 90-99 0

Jumlah 16

(6)

(Gambar 4.1 : Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel X) Dari tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab diatas angka 80-89 dengan frekuensi 15. Agar lebih memperjelas distribusi frekuensi pengamatan tersebut dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :

Pada pengolahan data hasil penelitian variabel X (Kinerja Pegawai) dijelaskan pada lampiran menunjukkan bahwa nilai rata-rata = 75,5 dan simpangan baku=7,136. Selanjutnya nilai tengah atau median menunjukkan nilai 77,50. Sedangkan untuk nilai modus diperoleh skor yakni 66 pada kelas interval 60-69 dengan frekuensi 2 (data terlampir).

b. Deskripsi Tentang Kinerja Pegawai (Y)

Pada instrumen pengumpulan data angket yang diperoleh dari 16 orang responden bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh dari rentang data terbesar yaitu 65 sedangkan data terendah yaitu 50, kelas interval 6 dan panjang kelasnya yaitu 10. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel Y dapat dijabarkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4 : Daftar distribusi frekuensi pengamatan variabel Y

No Kelas Interval Frekuensi

1 40-49 0

2 50-59 9

3 60-69 7

4 70-79 0

5 80-89 0

6 90-99 0

Jumlah 16

(7)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab diatas angka 50-59 dengan frekuensi 9.Agar lebih memperjelas distribusi frekuensi pengamatan tersebut dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :

(Gambar 4.2 : Histogram Distribusi Interval Pengamatan Variabel Y)

Pada pengolahan data hasil penelitian variabel Y (budaya kerja)

dijelaskan pada lampiran menunjukkan bahwa nilai rata-rata =57,15 dan

simpangan baku=4,815. Selanjutnya nilat tengah atau median menunjukkan

nilai 56,50.Sedangkan untuk nilai modus diperoleh skor yakni 54 pada kelas

interval 50-59 dengan frekuensi 9 (data terlampir).

(8)

3) Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini meliputi proses pengujian normalitas yang bertujuan untuk mengetahui data ini berdistribusi normal atau tidak dan sebagai penentu dalam pengujian hipotesis, uji linieritas, tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah regresi X atas Y berbentuk linier atau non linier. Dan proses penentu koofisien korelasi disertai interprestasi serta indeks determinasinya.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak pada taraf nyata α=0,05 dengan hipotesis skor variabel X (Budaya kerja) dan variabel Y (Kinerja Pegawai) berdistribusi normal.

1) Uji Normalitas Data Variabel X (Budaya Kerja)

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X (Budaya Kerja) Kinerja Pegawai

N 16

Normal Parameters a,b

Mean 75,50

Std. Deviation 7,137

Most Extreme Differences

Absolute ,167

Positive ,103

Negative

-,167

Test Statistic ,167

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

(9)

a) Hipotesis Uji Normalitas

Ho = data berdistribus normal Ha = Data tidak berdistribusi normal b) Kriteria uji normalitas

Jika harga (sig.) >0,05 maka Ho diterima Jika harga (sig.) <0,05 maka Ha diterima

Sehingga dari hasil kolmogorov-smirnov di atas maka X = 0,200 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Data Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Y (Kinerja Pegawai) Budaya Kerja

N 16

Normal Parameters a,b

Mean 57,13

Std. Deviation 4,815

Most Extreme Differences

Absolute ,242

Positive ,242

Negative

-,165

Test Statistic ,242

Asymp. Sig. (2-tailed) ,013 c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016) a) Hipotesis Uji Normalitas

Ho = data berdistribus normal Ha = Data tidak berdistribusi normal b) Kriteria uji normalitas

Jika harga (sig.) >0,05 maka Ho diterima

(10)

Jika harga (sig.) <0,05 maka Ha diterima

Sehingga dari hasil kolmogorov-smirnov di atas maka

Y = 0,013 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi normal

b. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian diadakan pengujian melalui persamaan regresi sederhana, uji keberartian atau uji independent, Uji Linearitas, Uji Heteroskedatisitas dan koofisien korelasi.

1) Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan:

 Jika nilai signifikan >0,05 maka hubungan antara variabel predictor (X) dengan Variabel kriterium (Y) adalah Linear.

Jika nilai signifikan <0,05 maka hubungan antara variabel predictor (X) dengan Variabel kriterium (Y) adalah tidak Linear.

Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Kinerja Pegawa i * Budaya Kerja

Between

Groups (Combined) 284,250 10 28,425 2,238 ,193

Linearity 230,890 1 230,89

0

18,18

0 ,008 Deviation from

Linearity 53,360 9 5,929 ,467 ,849

Within Groups 63,500 5 12,700

Total 347,750 15

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

(11)

Dari output di atas, kita akan melakukan penarikan kesimpulan dalam uji Linearitas, yakni sebagai berikut : Nilai signifikan = 0,849 lebih besar dari 0,05, artinya hubungan antara variabel Budaya Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah Linear.

2) Uji Keberartian (Independent)

Uji Independent atau uji Keberartian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel predictor (X) dengan Variabel kriterium (Y) bererti signifikan atau tidak. Uji independent pada dasarnya termasuk dalam bagian uji asumsi klasik statistik atau uji syarat.

Dasar pengambilan keputusan:

 Jika nilai signifikan <0,05 maka hubungan antara variabel predictor (X) dengan Variabel kriterium (Y) adalah berarti.

 Jika nilai signifikan >0,05 maka hubungan antara variabel predictor (X) dengan Variabel kriterium (Y) adalah tidak berarti.

Tabel 4.8 Hasil Uji Keberartian

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Kinerja Pegawa i * Budaya Kerja

Between

Groups (Combined) 284,250 10 28,425 2,238 ,193

Linearity 230,890 1 230,89

0

18,18

0 ,008 Deviation from

Linearity 53,360 9 5,929 ,467 ,849

Within Groups 63,500 5 12,700

Total 347,750 15

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

Dari output di atas, kita akan melakukan penarikan kesimpulan

dalam uji Independent, yakni sebagai berikut : Nilai signifikan = 0,008

(12)

lebih kecil dari 0,05, artinya hubungan antara variabel Budaya Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah berarti.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas pada dasarnya bertuuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan:

 Jika nilai signifikan <0,05 maka terjadi Heteroskedastisitas.

 Jika nilai signifikan >0,05 maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3,360 4,354 -,772 ,453

Budaya

Kerja ,074 ,057 ,324 1,282 ,221

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai signifikan variabel Budaya Kerja (X) sebesar 0,221 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas. Maka dapat dikatakan model regresi ini adalah model regresi yang baik.

4) Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear Sederhana digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh satu variabel X terhadap variabel Y.

a) Persamaan Regresi.

Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus =a+bX

sehingga hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: =

15,620+0,550 X. Dari persamaan regresi tersebut dapat dijabarkan setiap

(13)

terjadi perubahan sebesar 1 unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada variabel Y sebesar 0,550 yaitu budaya kerja.

(Data terlampir).

b) Uji Hipotesis Membandingkan Nilai Sig dengan 0,05

Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi dengan melihat nilai signifikan (Sig.) hasil output SPSS adalah:

 H0 : Jika nilai signifikan (Sig) < Probabilitas 0,05 Maka ada pengaruh Budaya Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y)

 Ha : Jika nilai signifikan (Sig) > Probabilitas 0,05 Maka tidak ada pengaruh Budaya Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y) Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Sederhana

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 15,620 7,925 1,971 ,069

Budaya

Kerja ,550 ,105 ,815 5,259 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikan (Sig.) sebesar 0,000 < probabilitas 0,05, sehingga dapat dapat disimpulkan H0 di terima yang berarti bahwa ada pengaruh Budaya Kerja (X) dengan Kinerja Pegawai (Y).

5) Menghitung Analisis Korelasi

Analisis korelasi atau asosiasi merupakan studi pembahasan

tentang derajat keeratan hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan

koefisien. Hubungan antara variabel bebas (X) dan Variabel (Y) dapat

bersifat :

(14)

a) Positif, artinya jika variabel (X) naik, maka variabel terikat (Y) naik.

b) Negatif, artinya jika variabel bebas turun, maka variabel terikat (Y) turun.

Dasar Pengambilan Keputusan yakni, jika nilai signifikan < 0,05 maka terdapat korelasi, sebaliknya jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terdapat korelasi.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Korelasi

BUDAYA KERJA

KINERJA PEGAWAI BUDAYA

KERJA

Pearson Correlation 1 ,815

**

Sig. (2-tailed) ,000

N 16 16

KINERJA PEGAWAI

Pearson Correlation ,815

**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 16 16

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

Dari hasil Uji korelasi di SPSS 23 diketahui antara budaya kerja (X) dengan Minat (X) nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berati terdapat korelasi yang signifikan . Nilai signifikan ini juga diketahui nilai pearson correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihungkan.

Tabel 4.12 Koefisien Korelasi

Model Summary b

(15)

Mode

l R

R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,815 a ,664 ,640 4,282

a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Sumber : Data diolah di SPSS 23, 2016)

Dari tabel diatas diperoleh r= 0,815 dan kofisien determinasi r²=0,664 atau 66,4%.

Sesuai dengan pembahasan BAB III sebelumnya bahwa:

Tabel 4.13 Interval Koofisien Korelasi

Interval Koofisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(Ridwan, 2003 : 228) Jadi dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang KUAT / POSITIF antara budaya kerja terhadap Kinerja pegawai atau 66,4%

Kinerja pegawai di LPPPTK KPTK Gowa Sul-Sel dipengaruhi oleh budaya kerja.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan maksud dari hasil-hasil yang diperoleh

dalam penelitian ini yakni budaya kerja serta Kinerja pegawai yang ada di

LPPPTK KPTK Gowa Sulawesi Selatan serta Pengaruh Budaya kerja Terhadap

Kinerja Pegawai di LPPPTK KPTK Gowa Sulawesi Selatan.

(16)

1. Budaya Kerja

Budaya kerja itu terbentuk oleh satuan kerja itu berdiri. Artinya pembentukan budaya kerja terjadi tatkala lingkungan kerja atau organisasi belajar menghadapi masalah , baik yang menyangkut perubahan eksternal atau internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. (Ndraha, 2003:76).

Di dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling ketergantungan (interdependensi) baik sosial maupun lingkungan sosial. Pada hakikatnya, bekerja merupakan bentuk atau cara manusia mengaktualisasikan dirinya, di samping itu bekerja juga merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai, keyakinan yang dianutnya dan dapat menjadi motivasi untuk melahirkan karya yang bermutu dalam pencapaian tujuan.

Budaya kerja yang ada LPPPTK KPTK Gowa Sulawesi Selatan sudah cukup baik diterapkan di lembaga ini, antara lain budaya disiplin serta peraturan yang berlaku. Di LPPPTK KPTK kedisiplinan merupakan hal yang paling penting diterapkan disana. Hanya saja masih ada pegawai yang kurang menaati hal tersebut. Diantaranya disiplin waktu, Pegawai kurang disiplin waktu ini beralasan bahwa lokasi LPPPTK KPTK cukup jauh dari lokasi rumah mereka, ini disebabkan karena banyak pegawai yang ada di LPPPTK KPTK memiliki lokasi rumah yang cukup jauh dari lembaga tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa di LPPPTK KPTK

bukan hanya budaya kerja saja yang dapat mempengaruhi Kinerja pegawai

(17)

tetapi juga faktor lainnya. Faktor tersebut antara lain lokasi serta lingkungan kerja yang ada di lembaga tersebut.

2. Kinerja Pegawai

Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu melihat potensi mereka, maka Kinerja kerja akan meningkat.

Kinerja dapat ditingkatkan pula dari adanya sumber daya manusia yang bermutu serta memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Jika sebuah lembaga memiliki hal tersebut maka Kinerja pegawaipun dapat ditingkatkan.

Dari data yang diperoleh jumlah pegawai LPPPTK KPTK Gowa Sul- Sel sebanyak 64 orang dengan kualifikasi pendidikan S2 sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 23 orang, Diploma sebanyak 3 orang, SMA/SMK sebanyak 22 orang, dan SD sebanyak 7 orang. Dari jumlah tersebut telah ada sebanyak 2 orang widyaiswara yang berpengalaman dalam bidangnya untuk menjadi tim fasilitator bagi lembaga-lembaga pendidikan di daerah. Sekitar 82% dari jumlah ini merupakan tenaga-tenaga muda dan berpotensi yang memiliki keahlian masing - masing dalam bidang pendidikan yang dipersiapkan untuk mendukung visi dan misi lembaga.

Dengan adanya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang

baik diharapkan LPPPTK KPTK Gowa Sul-Sel sebagai penjaminan mutu

(18)

pendidikan dapat meningkatkan Kinerja pegawai demi tersedianya mutu pendidikan yang baik pula.

3. Pengaruh Budaya kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Dalam penelitian ini diperoleh persamaan regresi Y= 15,620+0,550 X Yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan pada variabel X (Budaya Kerja) akan diikuti oleh bertambahnya 0,550 satuan pada Y (Kinerja Pegawai).

Regresi antara Budaya kerja dengan Kinerja pegawai berbentuk regresi linier.

Untuk penelitian ini diperoleh hubungan Budaya kerja terhadap Kinerja

Pegawai berbentuk regresi linier. Hal ini dinyatakan dengan nilai yang

diperoleh padan tabel ANAVA, yaitu untuk mengetahui seberapa besar variabel

budaya kerja dengan Kinerja pegawai dapat dilihat dari nilai “r”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel budaya kerja dan

variabel Kinerja pegawai 66,4%..Angka ini menunjukkan pengaruh yang

KUAT signifikan. Sedangkan sisanya 33,8% dipengaruhi oleh faktor

lain.Faktor-faktor tersebut antara lain :(1) Sikap mental,; (2) Pendidikan,Pada

umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai

wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingnya Kinerja

dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang

produktif ; (3) Keterampilan, pada aspek tertentu apabila pegawai semakin

terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja

dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai

kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup ; (4)

Manajemen, Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan

(19)

oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan

staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat

yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan

tindakan yang produktif ; (5) Lingkungan dan iklim kerja.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Budaya Kerja Variabel X NO Pertanyaan Validitas Keteranganr Hitungr Tabel 1 ITEM NO 1 0,501 * 0.497 VALID 2 ITEM NO 2 0,678 ** 0.497 VALID 3 ITEM NO 3 0,776 ** 0.497 VALID 4 ITEM NO 4 0,634 ** 0.497 VALID 5 ITEM NO 5 0,579 * 0
Tabel 4.3 Daftar distribusi frekuensi pengamatan variabel X
Tabel 4.4 : Daftar distribusi frekuensi pengamatan variabel Y
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X (Budaya Kerja) Kinerja Pegawai N 16 Normal  Parameters a,b Mean 75,50Std
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t. Analisis uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas penggunaan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif yaitu dengan melakukan perhitungan secara matematis, sedangkan pengukuran ketepatan

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa variabel Jumlah Kantor Cabang tidak berpengaruh terhadap Kemenarikan Deposito,

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kabupaten Bengkulu Tengah, untuk meningkatkan akuntabilitas

Pengujian hipotesa secara parsial untuk variabel kepemimpinan kerja Islami terlihat bahwa nilai t hitungnya lebih besar dibandingkan dengan t tabel ( 3,477 &gt;

menunjukkan bahwa variabel user satisfaction berpengaruh positif secara signifikan terhadap net benefit dengan nilai koefisien beta sebesar 0,77 dan t-statistik 16,49. Maka

Hasil pengujian hipotesis 4 yang menyatakan bahwa Knowledge Creation (KC) berpengaruh pada budaya organisasi terbukti didukung, Hasil ini menunjukkan bahwa proses

Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Kemandirian Belajar dan Informasi Dunia Kerja secara bersama- sama terhadap Kesiapan Kerja