BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Respomden
Deskripsi data pimpinan dibagi menjadi 2 bagian yaitu deskripsi terkait karakteristik responden dan deskripsi atas jawaban responden dalam penelitian ini adalah kepala program studi (kaprodi).
4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah kaprodi pada perguruan tinggi berakreditasi A di Jawa Tengah. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir kaprodi. Adapun karakteristik Pimpinan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel. 4.1.
Karakteristik Kaprodi
Pada Program Studi/Jurusan di lingkungan Perguruan tinggi Jawa Tengah
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
Umur
30 sd 40 tahun 11 6.3
41 sd 50 tahun 85 54.8
51 tahun ke atas 62 38.9
Jumlah 158 100.00
Jenis Kelamin
Pria 102 64.6
Wanita 56 35.4
Jumlah 158 100.00
Pendidikan Terakhir
S2 64 40,5
S3 94 59.5
Jumlah 158 100.00
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021
Berdasarkan informasi pada Tabel 4.1 dapat dipahami bahwa prodi/jurusan didukung seorang pimpinan yang benar-benar memahami tugas administratif, dapat beradaptasi dengan tugas dan lingkungan kerja serta dapat memberikan contoh aksi dari tugas-tugas yang dijalankan baik oleh pimpinan pria maupun pimpinan wanita. Dari hasil deskriptif tersebut terlihat bahwa selain pria (64.6%), wanita (35.4 %) memiliki peran dan tuntutan kerja yang tidak jauh berbeda sebagai kepala program studi (kaprodi). Ditinjau dari usia, sebagian besar kaprodi berusia diatas 40 tahun. Kaprodi dengan usia 41 tahun – 50 tahun sebanyak 54.8%, kaprodi dengan usia 51 tahun ke atas sebanyak 38,9% dan 6.3% adalah diusia 30tahun – 40tahun.
Deskripsi pimpinan berdasarkan pada tingkat pendidikan, bertujuan untuk mengetahui jumlah atau presentase pimpinan yang menduduki jabatan struktural ditingkat prodi seorang pimpinan memiliki wawasan dan kemampuan mengelola pada unit kerjanya termasuk dalam mengelola informasi sebagai pengambilan keputusan, dari hasil pengisian kuesioner diperolah data pimpinan yang menjabat rata rata mayoritas berpendidikan S3 yaitu 59,5%, sedangkan 40,5% berpendidikan S2. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan S3 sudah menjadi syarat dan dianggap memahami dan memiliki wawasan kepemimpinan untuk menjalankan peran sebagai pimpinan khususnya ditingkat prodi atau jurusan.
4.1.2. Deskripsi Jawaban Pimpinan prodi
Deskripsi jawaban pimpinan atas kuesioner dikelompokan sesuai dengan variabel yang dibahas dan nilai rata-rata dari masing-masing indikator yang disajikan. Adapun deskripsi jawaban atas kuesioner meliputi:
1. Deskripsi Jawaban Pimpinan untuk Praktik Manajemen Kualitas
Quality Management Practices (QMP) memiliki lima dimensi, yaitu dimensi:
kepemimpinan (L) dengan 4 item, perencanaan strategis (SP) dengan 5 item, Manajemen proses (PM) dengan 5 item, MSDM (HM) dengan 5 item, Kepuasan konsumen (CF) dengan 4 item. Variabel QMP diukur dengan 23 butir pertanyaan. Berdasarkan jawaban 158 orang responden, gambaran tentang variabel QMP terlihat bahwa jawaban terhadap variabel praktik manajemen kualitas dengan nilai rata-rata sebesar 4.25 yang menunjukkan seluruh responden sangat setuju (45.1 % ) bahwa QMP diterapkan pada institusi prodi.
Kepemimpinan merupakan dimensi dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.41.
Hal ini berarti bahwa kepemimpinan merupakan faktor tertinggi yang mendukung penerapan QMP sehingga pimpinan turut aktif mendorong keterlibatan seluruh sivitas akademik di institusi prodinya untuk meningkatkan kualitas.
Manajemen proses merupakan dimensi dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4.04.
Hal ini berarti bahwa implementasi manajemen proses ditingkat prodi belum sepenuhnya dilaksanakan secara otomatis. Dengan kata lain manajemen proses akan terlaksana jika ada instruksi dari pimpinan. Secara keseluruhan dari deskripsi Jawaban Pimpinan untuk Praktik Manajemen Kualitas dapat dirangkum dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Berrdasarkan Variabel Quality Management Practices
Skor Jawaban Responden
1 2 3 4 5 ∑ Mean
f % f % f % f % f % f %
QMP
QMP 5.1 0.08 32.1 2.21 19.1 12.5 58.3 37.09 70.13 45.1 158 100 4.25 Leadership
L 0,5 0,3 1,75 1,1 10,5 6.65 5 5 81 75 158 100 4.41
L1 0 0 1 0,6 9 5.7 58 36.7 90 57.0 158 100 4.50
L2 0 0 2 1.3 14 8.9 60 38.0 82 51.9 158 100 4.41
L3 1 0.6 3 1,9 6 3.8 53 33.5 95 60.1 158 100 4.51
L4 1 0.6 1 0,6 13 8.2 86 54.4 57 36.1 158 100 4.25
Perencanaan Strategis
SP 0 0 2.6 1.64 21.4 13.56 60 37.98 74 40.84 158 100 4.30
SP1 0 0 6 3.8 11 7.0 50 31.6 91 57.6 158 100 4.43
SP2 0 0 2 1,3 21 13.3 60 38.0 75 47.5 158 100 4.32
SP3 0 0 1 0.6 27 17.1 55 34.8 75 47.5 158 100 4.29
SP4 0 0 1 0.6 24 15.2 63 39.9 70 44.3 158 100 4.28
SP5 0 0 3 1.9 24 15.2 72 45.6 59 37.3 158 100 4.18
Manajemen proses
PM 0 0 6.4 4.06 29.2 18.48 74,6 47.2 47,8 30.22 158 100 4.04
PM1 0 0 4 2.5 44 27.8 51 32.3 59 37.3 158 100 4.04
PM2 0 0 7 4.4 22 13.9 82 51.9 47 29.7 158 100 4.07
PM3 0 0 5 3.2 35 22.2 87 55.1 31 19.6 158 100 3.91
PM4 0 0 8 5.1 30 19.0 73 46.2 47 29.7 158 100 4.01
PM5 0 0 8 5.1 15 9.5 80 50.6 55 34.8 158 100 4.15
Sumber daya manusia
HM 0 0 1.8 1.16 18.4 13.48 72.8 46.08 65 41.14 158 100 4.26
HM1 0 0 0 0 20 12.7 69 43.7 69 43.7 158 100 4.31
HM2 0 0 2 1.3 30 19.0 85 53.8 41 25.9 158 100 4.04
HM3 0 0 2 1.3 12 7.6 74 46.8 70 44.3 158 100 4.34
HM4 0 0 3 1.9 7 4.4 69 43.7 79 50 158 100 4.42
HM5 0 0 2 1.3 23 14.6 67 42.4 66 41.8 158 100 4.25
Fokus Kepuasan konsumen
SF 0.25 0.15 3.5 2.6 16 10.15 77.75 49.2 60,5 38.3 158 100 4.26
SF1 1 0.6 2 1.3 19 12.0 94 59.5 42 26.6 158 100 4.10
SF2 0 0 8 5.1 23 14.6 58 36.7 69 43.7 158 100 4.19
SF3 0 0 2 1.3 17 10.8 85 53.8 54 34.2 158 100 4.21
SF4 0 0 2 1.3 5 3.2 74 46.8 77 48.7 158 100 4.43
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021
2. Deskripsi Jawaban Kaprodi untuk Variabel Knowledge Creation
Variabel knowledge creation (KC) memiliki empat indikator yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur variabel ini, yaitu indikator SECI: Sosialisasi (KC1), Eksternaisasi (KC2), Kombinasi (KC3), internalisasi (KC4), Variabel KC diukur dengan 8 butir pertanyaan. Berdasarkan jawaban 158 responden, gambaran tentang variabel KC dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden bedasarkan Variabel Knowledge Creation
Skor Jawaban Responden
1 2 3 4 5 ∑ Mean
f % f % f % f % f % f %
KC 0 0 1 0.6 29 18.58 84 54.9 41 24.5 158 100 4.11 Socialization
sosial 0 0 1 0.6 29.5 18.65 89.5 56.65 38 24.5 158 100 4.04 KC1 0 0 1 0.6 37 23.4 86 54.4 34 21.5 158 100 3.97 KC2 0 0 1 0.6 22 13.9 93 58.9 42 26.6 158 100 4.11
Externalization
ekternal 0 0 1.5 0.95 28.5 18.5 84 53.2 44 27.85 158 100 4.07 KC3 0 0 2 1.3 29 18.4 87 55.1 40 25.3 158 100 4.04 KC4 0 0 1 0.6 28 17.7 81 51.3 48 30.4 158 100 4.11
Combination
kombinasi 0 0 2.5 1.6 15 9.5 78.5 49.7 62 39.25 158 100 4.26 KC5 0 0 5 3.2 14 8.9 72 45.6 67 42.4 158 100 4.27
KC6 0 0 0 0 16 10.1 85 53.8 57 36.1 158 100 4.26
Internalization
internal 0 0 4.5 2.9 15 9.5 76 48.1 62.5 39.55 158 100 4.24 KC7 0 0 4 2.5 10 6.3 74 46.8 70 44.3 158 100 4.33 KC8 0 0 5 3.2 20 12.7 78 49.4 55 34.8 158 100 4.16
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021
Jawaban Kaprodi secara umum terhadap KC memiliki nilai rata-rata = 4.11 dengan mayoritas jawaban setuju sebesar 54.9 %. Hasil ini menggambarkan bahwa KC diimplementasikan ditingkat prodi.
Combination merupakan dimensi dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.26. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi merupakan tahap proses konversi yang dapat dicapai melalui groupware untuk menciptakan pengetahuan organisasi baru sehingga ada upaya membangun interaksi dengan pimpinan, dosen, staf kependidikan dan mahasiswa untuk pengembangan pengetahuan.
Socialization merupakan dimensi dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4.04. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya sikap kerelaan berbagi pengetahuan dan pengalaman pada dosen dan ternaga kependidikan di tingkat prodi kecuali ada penugasan dari pimpinan.
3. Deskripsi Jawaban Kaprodi untuk Variabel Budaya Organisasi
Variabel Budaya Organisasi (Organizational culture (OC)) memiliki empat indikator yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur variabel ini, yaitu indikator:
keterlibatan, konsistensi, Adaptasi, misi. Variabel Budaya Organisasi diukur dengan 36 butir pertanyaan. Berdasarkan jawaban 158 kaprodi, gambaran tentang variabel Budaya Organisasi dengan indikator keterlibatan, konsistensi, adaptasi dan misi dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang Secara umum dapat dijelaskan dari jawaban responden untuk budaya organisasi diperoleh nilai rata-rata= 4.23 dengan mayoritas jawaban setuju sebesar 42.02%. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi turut mendukung kondusivitas
akademik institusi prodi. Adapun distribusi jawaban responden pada masing masing item instrumen dapat diihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Budaya Organisasi
Skor Jawaban Responden
1 2 3 4 5 ∑ Mean
f % f % f % f % f % f %
OC 0.95 0.58 3.64 2.30 18.60 11.95 60.40 42.02 68.43 41.46 158 100 4.23 keterlibatan
Terlibat 1 0.6 4.22 2.67 17.89 11.34 65.55 41.49 69.33 44.77 158 100 4.25
C1 0 0 5 3.2 27 17.1 69 43.7 57 36.1 158 100 4.13
C2 0 0 4 2.51 26 16.5 63 39.9 65 41.1 158 100 4.20
C3 0 0 5 3.2 20 12.7 75 47.5 58 36.7 158 100 4.18
C4 3 1.9 1 0,6 17 10.8 58 36.7 79 50 158 100 4.32
C5 3 1.9 3 1,9 14 8.9 78 49.4 60 38 158 100 4.20
C6 0 0 9 5.7 13 8.2 50 31.6 86 54.4 158 100 4.35
C7 0 0 3 1.9 15 9.5 53 33.5 87 55.1 158 100 4.42
C8 0 0 4 2.5 15 9.5 62 39.2 77 48.7 158 100 4.34
C9 3 1.9 4 2,5 14 8.9 82 51.9 55 34.8 158 100 4.15
Konsistensi
konsis 1 0.6 3.11 1.95 19.33 12.95 79.33 50.1 55.22 34.95 158 100 4.17
C10 0 0 3 1.9 11 7.0 84 53.2 60 38,0 158 100 4.27
C11 0 0 3 1.9 20 12.7 69 43.7 66 41.8 158 100 4.25
C12 0 0 4 2.5 15 9.5 62 39.2 77 48.7 158 100 4.34
C13 1 0.6 4 2.5 8 5.1 76 48.1 69 43.7 158 100 4.32
C14 2 1.3 2 1.3 26 16.5 82 51.9 46 29.1 158 100 4.06
C15 0 0 4 2.5 20 12.7 89 56.3 45 28.5 158 100 4.11
C16 3 1.9 4 2,5 30 19.0 72 45.6 49 31.0 158 100 4.01
C17 0 0 4 2.5 31 19.6 88 55.7 35 22.2 158 100 3.97
C18 3 1.9 0 0 13 8.2 92 58.2 50 31.6 158 100 4.18
Adaptasi
adaptif 1.56 0.98 3.56 2.24 23.4 14.8 81.2 51.4 48.2 30.5 158 100 4.09
C19 1 0.6 3 1.9 23 14.6 78 49.4 53 33.5 158 100 4.13
C20 0 0 2 1.3 21 13.3 78 49.4 57 36.1 158 100 4.20
C21 0 0 3 1.9 15 9.5 76 48.1 64 40.5 158 100 4.27
C22 3 1.9 1 0,6 28 17.7 88 55.7 38 24.1 158 100 3.99
C23 3 1.9 7 4.4 36 22.8 71 44.9 41 25.9 158 100 3.89
C24 0 0 6 3.8 26 16.5 70 44.3 56 35.4 158 100 4.11
C25 3 1.9 3 1.9 22 13.9 86 54.4 44 27.8 158 100 4.04
C26 3 1.9 3 1.9 20 12.7 100 63.3 32 20.3 158 100 3.98
C27 1 0.6 4 2.5 20 12.7 84 53.2 49 31.0 158 100 4.11
Misi
misi 0.22 0.13 3.66 2.32 13.77 8.72 52.44 33.18 87.77 55.63 158 100 4.42
C28 0 0 6 3.8 15 9.5 46 29.1 91 57.6 158 100 4.41
C29 0 0 5 3.2 10 6.3 49 31.0 94 59.5 158 100 4.47
C30 0 0 3 1.9 12 7.6 49 31.0 94 59.5 158 100 4.48
C31 0 0 2 1.3 14 8.9 53 33.5 89 56.3 158 100 4.45
C32 0 0 4 2.5 14 8.9 68 43.0 72 45.6 158 100 4.32
C33 1 0.6 3 1.9 16 10.1 63 39.9 75 47.5 158 100 4.32
C34 1 0.6 3 1.9 15 9.5 54 34.2 85 53.8 158 100 4.39
C35 0 0 4 2.5 13 8.2 42 26.6 99 62.7 158 100 4.49
C36 0 0 3 1.9 15 9.5 48 30.4 92 58.2 158 100 4.45
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Misi merupakan dimensi dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4.42. Hal ini berarti bahwa misi yang dirancang dan dilaksanakan oleh prodi memiliki orientasi jangka panjang. Segala kegiatan ditingkat prodi mengarah pada misi yang telah dibuat sehingga mampu membentuk budaya organisasi yang akan mendukung tercapainya misi insttusi.
Sementara indikator adaptasi diperoleh nilai rata-rata terendah yaitu 4.09. Artinya bahwa terkait adaptasi tidak semua cara cara baru dalam melakukan pekerjaan di adopsi oleh institusi, dan institusi juga tidak sepenuhnya merespon adanya perubahan yang datang dari institusi pesaing maupun dari lingkungan eksternal, bahkan ada sikap institusi tidak memotivasi dan merespon resiko resiko yang sudah diambil oleh pimpinan, dosen dan staf tenaga kependidikan.
4. Deskripsi Jawaban Kaprodi untuk Variabel Kinerja Organisasi (P)
Variabel Kinerja Organisasi (P) memiliki tiga indikator yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur variabel ini, yaitu indikator: pruduktivitas peneltian, Komitmen pegawai, Kerjasama/ hubungan dengan industri. Variabel kinerja organisasi diukur dengan 10 butir pertanyaan. Berdasarkan jawaban 158 responden, gambaran tentang variabel kinerja organisasi maka deskripsi jawaban responden atas kinerja organisasi menunjukan nilai rata rata mean sebesar 4.21 dengan mayoritas jawaban setuju sebesar 44.68 %, Artinya bahwa keberhasilan institusi terlihat pada kinerja yang dihasilkan. Adapun Distribusi jawaban responden terkait variabel Kinerja organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden berdasarkan Variabel Organizational Performance
Skor Jawaban Responden
1 2 3 4 5 ∑ Mean
f % f % f % f % f % f %
P 1.4 0.89 1.9 1.21 21.2 13.43 70.6 44.68 62.9 39.81 158 100 4.21 Produktivitas penelitian
Proriset 1.5 0.95 1.75 1.13 13.25 8.4 58.5 37.03 83 52.53 158 100 4.39
P1 0 0 2 1.3 13 8.2 26 16.5 117 74.1 158 100 4.63
P2 0 0 2 1.3 21 13.3 65 41.1 70 44.3 158 100 4.28
P3 3 1.9 2 1,3 8 5.1 65 41.1 80 50.6 158 100 4.37
P4 3 1.9 1 0,6 11 7.0 78 49.4 65 41.1 158 100 4.27
Komitmen
komitmen 0 0 2.67 1.7 13.33 8.43 81.33 51.47 60.67 38.4 158 100 4.27
P5 0 0 4 2.5 8 5.1 81 51.3 65 41.1 158 100 4.31
P6 0 0 2 1.3 13 8.2 80 50.6 63 39.9 158 100 4.29
P7 0 0 2 1.3 19 12.0 83 52.5 54 34.2 158 100 4.20
Kerjasama industri
kerjasma 2.67 1.7 1.33 0.83 39.67 25.13 76 48.1 38.33 24.27 158 100 3.93
P8 2 1.3 1 0.6 32 20.3 82 51.9 41 25.9 158 100 4.01
P9 3 1.9 1 06 42 26.6 77 48.7 35 22.2 158 100 3.89
P10 3 1.9 2 1.3 45 28.5 69 43.7 39 24.7 158 100 3.88
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Bedasarkan Tabel 4.5. dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.39 untuk indikator produktivitas penelitian. Artinya prodi berhasil masuk dalam daftar peringkat akreditasi terbaik BAN PT dengan nilai rata-rata terendah sebesar 3.93 dari indikator kerjasama. Artinya keterlibatan prodi pada keaktifan memberikan pelatihan, pendampingan dan pemberian solusi atas masalah industri masih rendah (kurang).
4.2. Hasil Penelitian dan Analisis
4.2.1. Analisis Pengujian Instrumen Harman’s Single Factor Test
Pengujian Harman’s Single Factor Test ini bertujuan untuk menguji kesahihan instrumen. Hasil uji instrumen menemukan bahwa diperoleh nilai % of variance hitung sebesar 48.905 < 50%, artinya instrumen penelitian ini dinyatakan terbebas dari bias.
4.2.2. Analisis Model Pengukuran (Outer Model)
Analisa model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator - indikatornya, Outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Dalam penelitian ini analisis model pengukuran dilakukan dengan pengujian first order dan pengujian second order. Alasan dilakukan dengan 2 pengujian karena bedasarkan pengujian first order terdapat hasil yang tidak memenuhi syarat uji validitas. Uji validitas dilakukan beberapa tahapan yaitu uji convergent validity, decriminan valdity dan reliabilty.
a. Convergen validity, Kriteria memenuhi validitas konvergen dengan mengamati nilai AVE pada Tabel 4.6 Dikatakan memenuhi kriteria jika nilai AVE > 0.6. Diperoleh nilai AVE yang masih rendah yaitu pada variabel QMP sebesar 0.523. Hasil ini menunjukan bahwa QMP < 0.6 artinya ada indikator instrumen yang belum memenuhi syarat validitas konvergen.
Tabel 4. 6.
Hasil Nilai AVE
Cronbach's Alpha
Composite Reliability
Average Variance Extracted (AVE)
KC 0.921 0.935 0.644
OC 0.982 0.983 0.615
OP 0.940 0.948 0.648
QMP 0.958 0.962 0.523
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
a. Convergen validity, Kriteria memenuhi validitas konvergen dengan mengamati nilai outer loading > 0.5. Bedasarkan hasil uji validitas konvergen diperoleh nilai outer loading hitung > 0.5 hasil ini menunjukan bahwa untuk semua indikator instrumen
dinyatakan memenuhi syarat validitas konvergen. Adapun hasil uji validitas konvergen dapat dilihat pada Tabel 4.7. (a dan b).
Tabel 4. 7. (a)
hasil validitas konvergen dapat ditampilkan pada Tabel 4.7 (a dan b).
Nilai Outer Loading
KC OC OP QMP
x11 0.709
x12 0.758
x13 0.738
x14 0.770
x21 0.733
x22 0.773
x23 0.717
x24 0.676
x25 0.761
x31 0.709
x32 0.695
x33 0.682
x34 0.722
x35 0.782
x41 0.724
x42 0.710
x43 0.765
x44 0.783
x45 0.689
x51 0.647
x52 0.694
x53 0.630
x54 0.733
y1 0.764
y10 0.826
y2 0.766
y3 0.830
y4 0.807
y5 0.799
y6 0.792
y7 0.784
y8 0.831
y9 0.847
z11 0.732
z12 0.785
z13 0.815
z14 0.831
z15 0.838
z16 0.858
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Tabel 4. 7. (b) Nilai Outer Loading
KC OC OP QMP
z17 0.795
z18 0.760
z21 0.751
z210 0.769
z211 0.779
z212 0.773
z213 0.787
z214 0.758
z215 0.715
z216 0.778
z217 0.713
z218 0.790
z219 0.808
z22 0.750
z220 0.803
z221 0.781
z222 0.721
z223 0.806
z224 0.739
z225 0.811
z226 0.815
z227 0.782
z228 0.824
z229 0.792
z23 0.764
z230 0.846
z231 0.825
z232 0.760
z233 0.807
z234 0.787
z235 0.800
z236 0.778
z24 0.830
z25 0.819
z26 0.773
z27 0.803
z28 0.818
z29 0.740
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
b. Discriminant validity, tahap ini pengujian indikator reflektif dilakukan oleh pengujian validitas diskriminan dengan mengamati nilai cross loading. dikatakan memenuhi validitas diskriminan jika semua variable memiliki korelasi tertinggi pada dirinya sendiri dibanding dengan korelasi variable lain (Hair, et al., 2017).
Nilai Cross Loading untuk pengujian validitas diskriman ditampilkan pada Tabel 4.8
Tabel 4. 8.
Hasil Validitas Deskriminan (Forner Lacker)
KC OC OP QMP
KC 0.803
OC 0.767 0.784
OP 0.741 0.842 0.805
QMP 0.806 0.848 0.750 0.723
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Bedasarkan Tabel 4.8 dijelaskan bahwa dari nilai diagonal Forner Lacker diperolah nilai Organizational perfromance (OP) lebih rendah dibandingkan nilai organizational Culture (OC.) sebesar 0.842. Hasil ini menunjukan bahwa nilai OP belum memenuhi syarat validitas diskriminan. Bedasarkan temuan di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian dengan second order untuk menghasilkan model pengukuran (outer model) yang memenuhi syarat validitas.
Hasil analisis data dengan second order untuk pengujian model pengukuran dapat dilihat pada:
a. Convergent Validity, Hasil pengujian dilihat pada nilai outer loadinng masing masing indikator dari variabel QMP, KC dan budaya organisasi ditampilkan pada Tabel 4.9. dan Tabel 4.10 menunjukkan semua nilai outer loading indikator > 0.5 hasil ini memiliki arti bahwa semua indikator telah memenuhi validitas konvergen (kesahihan). Sedangkan nilai outer loading variabel kinerja ditampilkan dalam Tabel 4.11.
Tabel 4. 9.
Nilai Outer Loading variabel QMP, KC dan Budaya Organisasi
Sat_ Foc KC HRM MP Stra_Plan Lead Prod-riset Komitmen kerjasama
x11 0.840
x12 0.896
x13 0.906
x14 0.837
x21 0.804
x22 0.868
x23 0.833
x24 0.777
x25 0.852
x31 0.790
x32 0.792
x33 0.841
x34 0.791
x35 0.847
x41 0.835
X42 0.828
X43 0.862
X44 0.884
X45 0.776
X51 0.813 X52 0.861 X53 0.851 X54 0.795
Z11 0.732
Z12 0.784
Z13 0.816
Z14 0.831
Z15 0.837
Z16 0.858
Z17 0.795
Z18 0.760
Y1 0.817
Y2 0.827
Y3 0.878
Y4 0.885
Y5 0.900
Y6 0.908
Y7 0.913
Y8 0.937
Y9 0.956
Y10 0.951
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Tabel 4. 10.
Nilai Outer Loading variabel Kinerja Organisasi
keterlibatan konsisten misi adaptasi
Z21 0.810
Z22 0.818
Z23 0.804
Z24 0.884
Z25 0.872
Z26 0.822
Z27 0.803
Z28 0.801
Z29 0.744
Z210 0.788
Z211 0.803
Z212 0.821
Z213 0.831
Z214 0.805
Z215 0.782
Z216 0.815
Z217 0.733
Z218 0.788
Z219 0.845
Z220 0.834
Z221 0.760
z222 0.789
z223 0.861
z224 0.786
z225 0.878
z226 0.865
z227 0.847
z228 0.891
z229 0.870
z230 0.921
z231 0.909
z232 0.838
z233 0.833
z234 0.868
z235 0.864
z236 0.832
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Tabel 4. 11.
Nilai AVE
Cronbach's
Alpha rho_A
Composite
Reliability (AVE)
Fks_kons 0.850 0.851 0.899 0.689
Knw_creation 0.921 0.924 0.935 0.644
Mnj_proses 0.871 0.873 0.907 0.660
SDM 0.893 0.896 0.922 0.702
adaptasi 0.943 0.945 0.952 0.689
kepemimpinan 0.893 0.893 0.926 0.757
kerjasama 0.906 0.906 0.955 0.914
keterlibatan 0.938 0.939 0.948 0.670
komit_kary 0.893 0.893 0.933 0.823
konsistensi 0.928 0.929 0.940 0.635
misi 0.942 0.942 0.953 0.742
prc_stra 0.884 0.887 0.916 0.685
prd_penelit 0.874 0.876 0.914 0.726
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Bedasarkan pengujian AVE yang ditampilkan pada Tabel 4.11 menunjukkan semua nilai AVE dari konstruk > 0.6, Hasil ini berarti bahwa semua indikator tersebut telah memenuhi validitas konvergen.
b. Dicriminant Validity, hasil pengujian dilihat pada nilai Forner Lacker ditampilkan dalam Tabel 4.12 yang menjelaskan bahwa semua nilai diagonal masing masing konstruk menunjukan lebih besar dibandingkan nilai digonal lainnya artinya semua indikator konstruk telah memenuhi syarat validitas diskriminan.
Tabel 4. 12 Nilai Forner Lacker
SF KC MP HRM Adapt Leader Teamwk Involv Commit Consis Misi SP PR
SF 0.830
KC 0.767 0.803
MP 0.654 0.720 0.813
HRM 0.672 0.691 0.714 0.838
Adapt 0.651 0.728 0.716 0.667 0.830
Leader 0.595 0.669 0.693 0.688 0.694 0.870
Teamwork 0.598 0.667 0.569 0.566 0.699 0.539 0.948
Involv 0.670 0.736 0.730 0.679 0.898 0.707 0.707 0.819
Commit 0.554 0.615 0.579 0.614 0.605 0.581 0.654 0.675 0.907
consist 0.639 0.733 0.732 0.671 0.883 0.737 0.690 0.909 0.693 0.797
Misi 0.603 0.698 0.705 0.703 0.810 0.698 0.615 0.825 0.657 0.842 0.870
Strt_Plan 0.659 0.638 0.757 0.688 0.716 0.730 0.527 0.702 0.538 0.716 0.714 0.827
Prod_riset 0.581 0.696 0.678 0.676 0.758 0.793 0.720 0.786 0.733 0.797 0.787 0.714 0.852
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
c. Reliability, dilihat dari nilai composite reliability dan nilai cronbach alpha dengan kriteria dapat memuaskan jika nilai composite reliability > 0.7 dan kriteria nilai cronbach alpha > 0.6 (Hair et al., 2017 dan Chin, 2000). Hasil composite reliability dan cronbach alpha bedasarkan Tabel 4.11. menunjukan bahwa indikator dari masing masing variabel telah memenuhi syarat reliabel.
4.2.3. Analisis Pengujian Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model dilakukan untuk melihat Goodness of Fit (Gof) dengan melihat R Square Adjusted setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural serta melihat hasil koefisien parameter path dan tingkat signifikansinya pada Tabel 4.13.
Tabel 4. 13.
Nilai R Square
R Square R Square Adjusted
KC 0.642 0.640
OC 0.548 0.545
OP 0.716 0.710
Sumber data primer yang diolah, 2021
Sedangkan Nilai (Q² )predictive – relevance diperoleh dengan rumus:
Q² = 1 – (1 – R1²) (1 – R2²) .... (1 – R3²)
= 1 – (1 – 0.640) (1- 0.545) (1 – 0.710) Q²= 0.952
Diperoleh nilai R Square Adjusted untuk konstruk KC sebesar 0.640, artinya variabilitas konstruk KC dijelaskan oleh konstruk dimensi QMP sebesar 64%. Pengujian R Square Adjusted untuk konstruk OC sebesar 0.545 artinya variabilitas konstruk OC dijelaskan oleh konstruk KC sebesar 54.5%. Diperolah nilai R square Adjusted OP sebesar 0.710 artinya variabilitas konstruk OP dapat dijelaskan oleh konstruk dimensi QMP, KC dan OC dengan interaksinya sebesar 71.0%. Nilai predictive – relevance sebesar 0.952 > 0, artinya 95.2%, artinya variasi kontribusi pada variabel OP dijelaskan oleh variabel yang digunakan pada model dan sisanya 4.8% dijelaskan oleh faktor lainnya diluar model, Dengan demikian model ini memiliki nilai prediktif relevan atau berkontribusi laten eksogen ke laten endogen adalah kuat.
Bedasarkan hasil pengtungan diperoleh nilai Goodness of Fit (GOF) sebesar 0.672 , artinya model penelitian ini tergolong memenuhi Goodness of Fit karena > 0.33
4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilihat dari nilai t statistik dan p value dengan menggunakan nilai alpha 5 % dan nilai statistik yang digunakan adalah 1.96. Path Coeficient, Specificasi indirect effect, akan diterima jika nilai (p) < 0.05. Melalui penghitungan bootstraping maka dihasilkan nilai-nilai path coeficient, spesific indirect effect, direct effect dan total effect. Berikut ini adalah boostraping model untuk melihat hubungan antar variabel ditampikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1.
Model Boostraping Sumber diolah dan dikembangkan
4.2.4.1. Hasil Pengujian Secara Langsung
Menguji hipotesis pengaruh secara langsung variabel independen dengan variabel dependen dengan mengamati analisis Path Coeficient. Penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada taraf signifikansi p value < 0.05 (signifikan). berikut nilai p (value) untuk pengujian hipotesis secara lagsung dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4. 14 Path Coefficients
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
T Statistics (|O/STDEV|)
P Values Knw_creation -> org_culture 0.740 0.738 0.052 14.306 0.000 Knw_creation -> performance 0.201 0.206 0.077 2.622 0.009 QMP -> Knw_creation 0.801 0.801 0.037 21.376 0.000
QMP -> performance 0.253 0.249 0.096 2.629 0.013
org_culture -> performance 0.454 0.449 0.086 5.305 0.000 Sumber: data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan Nilai Path Coeficient diperoleh bahwa kelima hipotesis secara langsung dinyatakan didukung karena nilai signifikansi (p value) < 0.05. Dukungan hipotesis secara statistik dapat di artikan sebagai berikut:
1. QMP berpengaruh secara langsung pada Kinerja Organisasi
Diperoleh nilai T statistik sebesar 2.629 > 1.96 dengan taraf signifikansi (p value) 0.009 < 0.05 artinya hipotesis yang menyatakan QMP berpengaruh positif pada kinerja organisasi adalah didukung. Hasil ini memiliki makna bahwa semakin baik penerapan QMP maka diikuti dengan kinerja organisasi yang semakin baik.
2. QMP Berpengaruh secara langsung Pada Knowledge Creation (KC):
Diperoleh nilai T statistik sebesar 21.376 > 1.96 dengan taraf signifikansi (ρ) 0.000 <
0.05 arrtinya hipotesis yang menyatakan QMP berpengaruh positif pada KC adalah
didukung. Hasil ini memiliki makna bahwa semakin baik penerapan QMP maka diikuti dengan proses KC yaang semakin baik
3. Knowledge Creation Berpengaruh secara langsung pada Kinerja Organisasi (H3)
Diperoleh nilai T statistik sebesar 2.622 > 1.96 dengan taraf signifikansi (ρ) 0.009 <
0.05 artinya hipotesis yang menyatakan Knowledge Creation berpengaruh positif pada kinerja organisasi adalah didukung. Hasil ini memiliki makna bahwa semakin baik proses KC maka diikuti dengan kinerja organisasi semakin baik.
4. Knowledge Creation (KC) berpengaruh pada Budaya Organisasi (H4)
Diperolah nilai T statistik sebesar 14.306 >1.96 pada taraf signifikansi (ρ) 0.000 <
0.05. artinya hipotesis yang menyatakan Knowledeg Creation berpengaruh positif pada budaya organisasi adalah didukung. Hasil ini memiliki makna bahwa semakin baik proses KC maka budaya organisasi yang kondusif semakin kuat terbangun.
5. Budaya Organisasi (OC) berpengaruh pada Kinerja Organisasi (H5)
Diperoleh nilai T statistik sebesar 5.305 >1.96 dengan taraf signifikansi (ρ) 0,000 <
0.05. Artinya hipotesis yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja organisasi terbukti didukung. Hasil ini memiliki makna bahwa semakin kuat budaya organisasi maka kinerja oragnisasi semakin meningkat.
4.2.4.2. Hasil Pengujian Secara Tidak Langsung (Uji Mediasi)
Menguji pengaruh secara tidak langsung atau peran variabel mediasi dengan mengamati analisis spesific indirect effect. Penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan dengan beberapa cara: pertama, membandingkan nilai original sampel dengan
p (value) yaitu variabel dikatakan dapat memediasi jika nilai original sampel > nilai p (value). Kedua, membandingkan nilai T Statistik hitung > 1.96 (T statistik yang disyaratkan) dengan signifikansi p (value) < 0.05 (Hair, 2017). Berikut ini nilai specific indirect efect dapat dilihat pada Tabel 4.15:
Tabel 4.15.
Specifict Indirect Effect
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|) P Values QMP -> KC -> performance 0.161 0.165 0.062 2.584 0.010 KC -> org_culture -> performance 0.336 0.332 0.070 4.778 0.000
Sumber: data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan Specifict Indirect Effect pada Tabel 4.15. menunjukan bahwa kedua hipotesis secara tidak langsung dapat diartikan sebagai berikut:
1. Knowledge creation memediasi pengaruh QMP pada kinerja organisasi Bedasarkan nilai specifict indirect effect diperoleh nilai T statistik sebesar 2.584 >
1.96 dengan taraf signifikansi p (value) 0.010 < 0.05. Artinya hipotesis yang menyatakan Knowledge Creation memediasi pengaruh QMP pada kinerja organisasi adalah didukung. Hasil ini menunjukan bahwa dengan pengujian inner model menghasilkan koefisien antara variabel eksogen dan indogen yang dihubungkan dengan pengujian variabel mediator sehingga jalur QMP pada KC (0.801) dan Jalur KC pada kinerja organisasi (0.201) adalah signifikan dengan koefisien yang dihasilkan (0.801 x 0,201) = 0.161 lebih kecil (turun) dibandingkan jalur QMP ke Kinerja organisasi secara langsung (0.253). Dengan demikian maka KC dikatakan sebagai variabel mediasi parsial (memediasi sebagian).
2. Budaya organisasi memediasi pengaruh Knowledge Creation pada kinerja (H7) Bedasarkan nilai specifict indirect effect diperoleh nilai T statistik sebesar 4.778 >
1.96 dengan taraf signifikansi p (value) 0.000 < 0.05. Artinya hipotesis yang menyatakan budaya organisasi memediasi pengaruh knowledge creation pada kinerja organisasi adalah didukung. Hasil ini menunjukan bahwa dengan pengujian inner model menghasilkan koefisien antara variabel eksogen dan indogen yang dihubungkan dengan pengujian variabel mediator sehingga jalur KC pada budaya organisasi (0.740) dan Jalur budaya organisasi pada kinerja organisasi (0.454) adalah signifikan dengan koefisien yang dihasilkan (0.740 x 0.454) = 0.335 lebih besar (naik) dibandingkan jalur KC pada kinerja organisasi secara langsung (0.201).
Dengan demikian maka budaya organisasi dikatakan sebagai variabel mediasi parsial (mediasi sebagian).
4.3. Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil analisis dan penguji hipotesis ditemukan bahwa kelima hipotesis secara langsung terbukti didukung dan hasil tersebut dapat diringkas dalam Tabel 4.16
Tabel 4. 16
Ringkasan Simpulan Uji Hipotesis secara Langsung
Hipotesis Hasil Uji statistik Simpulan
H1: QMP berpengaruh positf pada kinerja organisasi Positif dan signifikan Didukung H2: QMP berpengaruh positf pada Knowledge creation Positif dan signifikan Didukung H3: Knowledge creation positf berpengaruh pada kinerja organisasi Positif dan signifikan Didukung H4: Knowledge creation berpengaruh positif pada budaya organisasi Positif dan signifikan Didukung H5: Budaya Organisasi berpengaruh positif pada kinerja organisasi Positif dan signifikan Didukung
Sumber data primer yang diolah (2021)
4.4.1. QMP Berpengaruh Positif pada Kinerja Organisasi
Hasil pengujian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa QMP berpengaruh positif pada kinerja organisasi terbukti didukung. Hasil ini menunjukan bahwa kinerja ditingkat prodi pada perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Tengah didukung dengan penerapan QMP sebagai faktor strategi bertujuan meningkatkan aspek fleksibilitas, efektivitas, produktivitas, dan daya saing dalam suatu perusahaan. Tujuan lain untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yang kuat bagi lembaga dengan mencapai keunggulan, memberikan kesan pertama yang tepat, mencapai solusi yang efisien dan dinamis, memuaskan pelanggan dan meningkatkan kinerja dengan peningkatan yang stabil dalam hal kegiatan yang dilakukan (Halis et al., 2017).
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa implementasi praktik manajemen kualitas sebagai strategi didukung oleh beberapa prinsip praktik kualitas termasuk penerapan prinsip kepemimpinan (sebesar 4.41) artinya pimpinan mendorong keterlibatan dan tata kelola SDM sehingga turut aktif dalam meningkatkan kualitas lembaga, mengkomunikasikan nilai-nilai luhur lembaga pada seluruh civitas akademik, dan aktif mengembangkan kualitas pendidikan untuk menyelaraskan dengan tujuan perguruan tinggi. Dengan demikian kepemimpinan merupakan faktor tertinggi yang mendukung dalam implementasi QMP serta terus mempertahankan prodi untuk tetap konsisten dalam menjalankan tata kelolanya yang berorientasi pada kualitas.
Sejalan dengan teori Deming (1981) menjelaskan bahwa implementasi QMP dengan prinsip pemimpin terkait dengan segala kapabilitasnya untuk melibatkan orang- orang di semua tingkat organisasi termasuk komitmen pimpinan di semua tingkatan sangat penting dalam memberikan arahan dan solusi, seorang pemimpin harus
memahami hubungan karyawan dengan baik, memperlakukan orang-orang secara adil dan terhormat dan memberi kondisi kerja yang baik sehingga mereka dapat menggunakan semua kemampuannya, mengembangkan kompetensinya, merasa nyaman dan dapat menikmati pekerjaannya serta memberikan peluang kerja sama antar karyawan, merangsang orang untuk bekerja sama, dan menghapus faktor sistem yang dapat menurunkan motivasi kerja. Pendapat lain turut menegaskan bahwa kontribusi para pemimpin berkualitas memiliki pengaruh atas studi dan praktik QMP artinya bahwa konsep QMP secara bertahap dapat mengembangkan, mengidentifikasi berbagai praktek untuk manajemen kualitas yang efektif (Nguyen & Ninh, 2015). Menurut pandangan Sadikoglu & Zehir, (2010), mengungkapkan bahwa komitmen penuh pimpinan dapat mengatur dan menyinergikan kegiatan orang-orang secara bersama sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Hasil penelitian sebelumnya mendukung penelitian QMP dengan prinsip kepemimpinan berpengaruh pada kinerja organisasi. Hal ini mebuktikan bahwa penerapan QMP pada peran kepemimpinan dengan kemampuannya mempengaruhi orang-orang didalam organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan sehingga dapat memberikan kontribusi nyata pada peningkatan kinerja (Ahmad et al., 2016; Sabella &
Kashou, 2014; Sadikoglu & Olcay, 2014; Al-Damen, 2017; Wanza et al., 2017; K.
Alzaedeen 2019.).
Penerapan QMP dengan prinsip perencanaan strategis pada kinerja institusi sebesar (4.30) artinya prodi pada perguruan tinggi negeri dan swasta telah menyusun dan melaksanakan misi yang berfokus pada peningkatan kualitas akademik, mengalokasikan sumber-sumber daya yang memadai untuk suksesnya pelaksanaan strategi yang berfokus
pada kualitas, dan mengelola sumberdaya guna memenuhi harapan pihak internal dan eksternal. Selaras dengan teori Deming (1981), menjelaskan bahwa menyusun perencanaan-melakukan-memeriksa-bertindak (P-D-C-A) bisa jadi terbukti bermanfaat bagi manajemen organisasi perguruan tinggi terutama yang perlu bekerja secara sistematis untuk menciptakan perbaikan berkelanjutan pada kinerja organisasi.
Perencanaan strategis menjadi pedoman organisasi sebagai dasar organisasi mengatur kemampuan dan sumberdaya untuk berkreasi menghasilkan pengetahuan baru, Pengetahuan seperti itu ditujukan pada pencapaian tujuan organisasi (Linderman et al., 2004).
Hasil penelitian sebelumnya yang mendukung peneltian ini menemukan bahwa QMP dengan prinsip perencanaan strategis berpengaruh pada kinerja organisasi yang bertujuan jangka pendek dan jangka panjang dari tujuan keseluruhan strategi perbaikan (Al Damen, 2016; Nguyen & Ninh, 2017; Ali Zwain, 2014 dan Sila, 2007). Perencanaan strategis sebagai cerminan visi dari manajemen puncak dalam hal perusahaan strategi dan alokasi sumberdaya.
Penerapan QMP dengan prinsip manajemen sumberdaya manusia pada kinerja sebesar (4.26) menunjukkan bahwa keaktifan prodi mendorong sumber daya manusia untuk berpartisipasi aktif dalam pencapaian tujuan organisasi dan peningkatan kualitas dibutuhkan strategi efektif dan efisien dalam pengelolaan sumberdaya manusia, mengikutsertakan dosen dan staf kependidikan dalam pelatihan berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kualitas dan pencapaian tujuan organisasi. Selaras denganTeori Deming (1981) mengungkapkan bahwa Sumberdaya manusia tidak lagi dianggap sebagai komponen produksi melainkan sebagai aset perusahaan yang sangat berharga untuk