• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal CARWAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal CARWAJI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

email: [email protected]

http://jurnal.ikipmumaumere.ac.id/index.php/carwaji

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Maumere

Ahmad Yani

1

, Muhammad Lautama

2

, Mikaela Lenga

3

Informasi artikel ABSTRAK

Sejarah Artikel : Diterima Revisi Dipublikasikan

Pengamatan awal peneliti di SMP Negeri I Maumere Jln Jend.A.Yani No: 27 menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah kemampuan siswa yang rendah terhadap menulis. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan standar Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang cukup yaitu: 75 dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi tersebut bagi siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap menulis karangan deskripsi sehingga siswa dapat mengungkapkan kreatifitasnya melalui tulisan dengan menggunakan media gambar. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Maumere, dengan jumlah siswa laki – laki: 17 dan Perempuan 22, jumlah secara keseluruhan 39 orang. Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penggunaan media gambar menunjukan presentase daya serap 70%

meningkat dibandingkan pra siklus dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 75 % tetapi belum mencapai indikator keberhasilan 85 % secara klasikal. Stelah melakukan pembelajaran dengan media gambar yang dilengkapi dengan pedoman ejaan dibaliknya maka presentase daya serap siswa 78 % meningkat pada siklus II dan ketuntasan klasikal mencapai 90 % dan secara kualitatif penilaian aktifitas peserta didik menunjukan antuiasme siswa meningkat karena adanya tahapan menulis yang tepat untuk mereka.

Keywords : Keterampilan Menulis Karangan Media Gambar

How to Cite : ABSTRACT

Yani, A., Lautama, M.,

& Lenga, M. (2016).

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Maumere.

Jurnal CARWAJI, 1(1), pp. 19-24.

Efforts to Improve Descriptive Writing Skills through Image Media for Class VII Students of SMP Negeri 1 Maumere. Initial observations of researchers at SMP Negeri I Maumere Jln Jend.A.Yani No: 27 found that the problems faced by teachers included the low ability of students to write. For this competency, the principal set a standard Minimum Completeness Criteria (KKM), namely: 75 with consideration of the difficulty level of the material for students. Based on these problems, researchers are interested in improving students' ability to write descriptive essays so that students can express their creativity through writing using image media. The method used is Classroom Action Research. This research was conducted at SMP Negeri I Maumere, with the number of male students: 17 and 22 females, a total of 39 people. The results obtained in the first cycle with the use of image media showed that the percentage of absorption was 70% increased compared to the pre-cycle and classical learning completeness reached 75% but had not yet reached the 85% classical success indicator. After learning with picture media that is equipped with spelling guidelines behind it, the percentage of student absorption is 78% increased in cycle II and classical completeness reaches 90%

and qualitatively the assessment of students 'activities shows that students' enthusiasm increases because of the proper writing stages for them.

Alamat korespondensi:

IKIP Muhammadiyah Maumere, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Maumere Indonesia

E-mail:

[email protected]

1

; [email protected]

2

; [email protected]

3

;

Copyright © 2016 IKIP Muhammadiyah Maumere

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk kegiatan menulis adalah menulis karangan deskripsi yang merupakan bentuk karangan yang bertujuan menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca. Ketrampilan menulis

karangan deskripsi menjadi salah satu

ketrampilan berbahasa yang dianggap sulit

untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua

unsur yang harus dimiliki oleh penulis yaitu

unsur bahasa dan unsur non bahasa. Unsur

bahasa meliputi ejaan, struktur kalimat, kohesi

dan koherensi. Unsur non bahasa meliputi

(2)

20 | Jurnal CARWAJI

pengetahuan dan pengalaman penulis. Kedua unsur ini hendaknya dipelajari dan dilatihkan secara terus menerus agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Menulis karangan deskripsi bertujuan membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkan, dan menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera, sebuah pemandangan alam, jalan- jalan, kota atau kuda balapan, wajah seorang yang cantik dan sebagainya.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, menulis karangan deskripsi menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

Namun, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan kurang menguasai tata bahasa. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga peserta didik enggan untuk menulis.

Berdasarkan studi lapangan, ditemukan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Maumere masih rendah. Hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan dalam pembelajaran belum dapat menjawabi karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Selain itu, model pembelajaran yang digunakan sebelumnya kurang menarik.

Strategi pembelajaran yang diterapkan masih tergolong pembelajaran konvensional karena proses pembelajaran hanya berupaya penyampaikan materi atau bahan ajar yang terkait dan pemberian contoh teks yang bersumber dari buku pegangan siswa. Proses pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dilakukan belum memberikan arahan atau tahapan-tahapan menulis yang baik dan benar kepada siswa.

Menurut Wijaya dan Rusyan (1994: 37) media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Untuk itu, salah satu tindakan yang harus dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah penerapan media pembelajaran yang menarik minat siswa. Salah satu media yang dinilai dapat meningkatkan kemampuan peserta didik adalah gambar.

Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan menulis seseorang mampu mengomunikasikan pikiran dan perasaannya.

Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (Haryadi &

Zamzani, 1996: 77) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-ambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis dan memahaminya.

Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis yang dikemukan oleh Tarigan (1994: 22) adalah 1) untuk memberitahukan suatu informasi; 2) untuk menyakinkan atau mendesak; 3) untuk menghibur atau menyenangkan; 4) untuk mengapresiasikan perasaan dan emosi yang kuat. Kenyataanya, pengungkapana suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan–tujuan yang lain.

Kegiatan mengarang adalah kegiatan menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya ke dalam bahasa tulis.

Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. The Liang Gie (1992:

18), mengungkapkan bahwa untuk dapat menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi beraneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 228) deskipsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Menurut Suparno (2008: 46), kata deskipsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal/ dari segi istilah. Jadi, deskipsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Gunawan dalam (Aini, 2010: 17-18)

menyebutkan langkah–langkah menulis

deskipsi sebagai berikut: langkah– langkah

menulis deskipsi yaitu (1) menentukan topik

(3)

Jurnal CARWAJI | 21 atau pokok pembicaraan dalam sebuah tulian,

(2) menentukan tujuan penulisan, (3) menyususn kerangka tulisan, (4) mengembangkan kerangka karangan.

Kata media secara harafiah adalah perantara atau pengantar. Pengertian media sebagai sumber belajar manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan (djamarah dan Zein, 1996: 136). Ada lagi yang berpendapat bahwa media menurut Gerlach &

Ely dalam (Ma’mur Saadie 2007: 5;3) adalah media itu grafik, fotogenik, elektonik atau alat–

alat mekanik untuk menyajikan, memperoses dan menjelaskan informasi lisan atau visual.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting.

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dan tujuan–tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari–hari.

Berkaitan dengan penggunaan media gambar Purwanto dan Alim (1997;63) mengemukakan bahwa penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan–

karangan, juga Tarigan (1997;210) mengemukakan bahwa mengarang melalui media gambar berarti melatih mempertajam daya imajinasi siswa dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menterjemahkan isi pesan visual ke dalam bentuk tulisan.

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri - ciri: (a) cocok dengan tingkat umur dan kemampuan siswa, (b) dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu, (c) memberi kesan kuat dan menarik perhatian, (d) merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek – objek dalam gambar, (e) ilustrasi tidak terlalu banyak, menarik, dan mudah dipahami.

METODE

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri I Maumere Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas VII. B SMPN 1 Maumere tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 22 perempuan.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus.

Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan.

Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu mempersiapkan RPP, skenario pembelajaran, alat evaluasi berupa tes dan non tes, mempersiapkan media yang digunakan pada saat pembelajaran. Alat evaluasi non tes berupa lembar pengamatan aktivitas siswa.

Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk menilai aktivitas belajar siswa selama mengikuti pelajaran menulis deskipsi.

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Data diambil melalui pengamatan dan mencacat kegiatan yang dilakukan siswa selama penelitian berlangsung.

Teknik analisis data dengan menggunakan langkah-langkah berikut: 1) Men-tabulasi perolehan skor peserta didik untuk setiap aspek dengan rentang skor 1-3 dengan ketentuan:

1= indikator tidak terpenuhi 2= indikator sebagian terpenuhi 3= semua indikator terpenuhi;

2) Menghitung nilai akhir (NA) peserta didik dengan rumus: (Skor Perolehan)/(Skor Maksimal)x 100;

3) Menghitung persentasi daya serap dengan rumus: (Total Nilai Seluruh Siswa)/(Jumlah Siswa)x100;

4) Menentukan keberhasilan tindakan sesuai indikator keberhasilan kinerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan yang dilakukan pada

kegiatan pra siklus adalah dengan mempelajari

dokumen daftar nilai peserta didik dalam

kompetensi menulis karangan deskripsi. Dari

dokumen daftar nilai tersebut dapat diketahui

bahwa rerata nilai 65 dengan ketuntasan belajar

klasikal 50% berdasarkan KKM mata pelajaran

75. Selain itu, melalui wawancara dengan guru

mata pelajaran menjelaskan bahwa metode

yang diterapkan dalam pembelajaran adalah

(4)

22 | Jurnal CARWAJI

ceramah disertai contoh. Sikap peserta didik pada umumnya ribut dan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan.

Deskripsi Siklus I

Data Hasil Tes Peserta Didik

Setelah melakukan pembelajaran dengan media gambar, peserta didik dites dengan hasil sebagai berikut:

Tabel .1 Hasil Belajar Pembelajaran Siklus 1

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 50

Nilai Rata-Rata 74

% Daya Serap 70

% Ketuntasan Belajar 75

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa persentasi daya serap 70%

atau meningkat dibandingkan pra siklus dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 75%.

Meskipun sudah meningkat dibanding pra siklus, belum memenuhi indikator keberhasilan 85% secara klasikal. Untuk itu, pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.

Data Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik selama pembelajaran siklus 1 dapat dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pembelajaran Siklus 1

N

o Aspek yang diamati Jlh sisw %

Katego ri

1 Sikap siswa dalam memperhatikan pelajaran yang disampaikan

25 51.

28 C

2 Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai materi pembelajaran

20 51.

28 C

3 Antusiasme peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari pendidik tentang materi pembelajaran

15 10.

25 C

4 Antusiasme peserta

didik dalam

mengerjakan tugas

30 76.

92 CB

5 Antuisme peserta didik dalam menarik kesimpulan dari pembelajaran.

25 64.

10 C

Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa sikap siswa pada umumnya belum maksimal teristimewa pada aspek perhatian, bertanya jawab, dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, pembelajaran dilanjutkan pada siklus 2 dengan penekanan

perhatian guru dalam melibatkan siswa secara maksimal dalam pembelajaran.

Data Hasil Refleksi

Setelah pembelajaran siklus 1, dilakukan refleksi oleh guru, peserta didik, dan observer.

Data tentang hasil refleksi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:

Tabel 3 Hasil Refleksi Pembelajaran Siklus 1 Guru Peserta Didik Observer 1) Belum secara

maksimal melibatkan peserta didik dalam pembelajaran .

2) Media gambar yang disediakan terbatas sehingga tidak maksimal membantu siswa mengembang kan tulisan.

3) Tidak sempat menyunting tulisan siswa.

1) Gambar hanya dilihat oleh siswa tertentu.

2) Belum ada pengeta huan tentang ejaan dan struktur kalimat 3) Suara

guru terlalu kecil.

4) Gambar tidak jelas dan tidak menarik

1) Suara guru kecil sehingga siswa yang di belakang tidak mendengar nya.

2) Guru tidak memfasilita si siswa dengan pengetahua n mengenai ejaan sehingga peserta didik ribut jika

disinggung tentang ejaan.

Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus 1, guru dan kolaborator melakukan tindak lanjut sebagai berikut: 1) Media gambar perlu diperbanyak sesuai jumlah siswa; 2) Di balik media gambar dilengkapi dengan panduan penggunaan huruf besar, tanda baca, dan syarat struktur kalimat; 3) Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk saling menyunting karangannya; 4) Objek pada gambar harus menarik dan dekat dengan kehidupan siswa.

Deskripsi Siklus 2

Data Hasil Tes Peserta Didik

Setelah melakukan pembelajaran dengan

media gambar yang dilengkapi dengan

pedoman ejaan di baliknya, peserta didik dites

dengan hasil sebagai berikut:

(5)

Jurnal CARWAJI | 23 Tabel 4. Hasil Belajar Pembelajaran Siklus 2

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 70

Nilai Rata-Rata 78

% Daya Serap 78

% Ketuntasan Belajar 90

Berdasarkan tabel .4 tersebut dapat diketahui bahwa persentasi daya serap 78%

atau meningkat dibandingkan siklus 1 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%.

Berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni 85% maka secara klasikal pembelajaran dinyatakan berhasil. Untuk setiap aspek yang dinilai, dapat dibaca pada grafik berikut:

Gambar 1. Grafik Persentasi Pencapaian Per Aspek Penilaian Hasil Belajar Siklus 2 Keterangan:

92–100 =Amat Baik 86–91 = Baik 75–85 = Cukup Baik

< 74 = Cukup

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa semua aspek yang dinilai telah mencapai ketuntasan sesuai ketentuan KKM, kecuali aspek koherensi.

Data Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik selama pembelajaran siklus 2 dapat dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 5 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pembelajaran Siklus 2

No Aspek yang diamati Jlh

siswa % Kategori 1 Sikap siswa dalam

memperhatikan pelajaran yang disampaikan

37 94,

87

A

2 Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai materi pembelajaran

30 76,

92

CB

3 Antusiasme peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari pendidik tentang materi pembelajaran

35 89,

74

B

4 Antusiasme peserta didik dalam mengerjakan tugas

37 94,

87

A 5 Antuisme peserta didik

dalam menarik kesimpulan dari pembelajaran.

30 76,

92

CB

Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat diketahui bahwa sikap siswa pada aspek

perhatian, menjawab, dan mengerjakan tugas sudah melampaui indikator keberhasilan pembelajaran yakni minimal B (Baik).

Sementara itu, sikap siswa dalam bertanya dan menarik kesimpulan mencapai kategori CB (Cukup Baik).

Data Hasil Refleksi

Setelah pembelajaran siklus 2, dilakukan refleksi oleh guru, peserta didik, dan observer.

Data tentang hasil refleksi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:

Tabel 6 Hasil Refleksi Pembelajaran Siklus II

Guru Peserta Didik Observer

1) Puas atas respons positif dari peserta didik selama pembelajaran.

2) Senang karena persentasi daya serap dan ketuntasan belajar meningkat.

1) Senang karena mendapat kesempatan dan perhatian yang sama dari guru.

2) Senang karena mereka mendapatkan pedoman tentang EYD sehingga mereka bisa memperbaiki tulisan.

1) Puas karena pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya sesuai harapan.

Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus II, guru dan kolaborator melakukan tindak lanjut yakni guru perlu melatih peserta didik untuk bertanya dan membuat simpulan. Di samping itu, guru perlu membuat program khusus untuk latihan menulis paragraf singkat demi ketercapaian aspek koherensi dalam kompetensi menulis jenis karangan yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Rektor IKIPMu, tim LP3M IKIPMu yang telah membantu dalam penelitian ini, selanjutnya kepada kepala SMPN 1 Maumere, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ada di SMPN 1 Maumere, serta pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengambilan data penelitian serta ucapan terima kasih juga buat teman-teman dosen yang terlibat dalam proses berlangsungnya penelitian dari awal hingga berakhirnya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses

pada tanggal, 5 Oktober 2016

(6)

24 | Jurnal CARWAJI

Akhadiah,Sabari,dkk. Menulis I.Jakarta ; Universitas Terbuka .2001.

Azhar S. Sadiman,R.Raharjo,Anung haryono &

Rahardjito.2006. Media

Pembelajaran.Jakarta PT.Raja Grafindo Persada diakses tanggal 4 Oktober 2016.

Agus Suriamiharja,H.Akhlah & Anung Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis menulis Jakarta ; Depdikbud. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016.

Arif S.Sadiman,R. Raharjo (2006) Media Pendidikan.Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya) Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Artai, Y. Budi. 2008. Mengenal Jenis Karangan. Jakarta diakses pada tanggal, 7 Oktober 2016.

Burhan Nurgiyantoro, 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diakses pada tanggal. 7 Oktober 2016.

EYD lengkap SD,SLTP,SMA, 2010 Pusat Pembinaan dan pengembanganBahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa.jakarta; Gramedia Pustaka Utama .2008.

Daniel Fernandesz,Budhi Akbar,Erwin Prasetyo,Darmawan Labira,Lutfi Safahi, Panduan Penelitian dan Penulisan Skipsi,2016

Fitri Yuliawati,Dkk, 2012. Penelitian Tindakan Kelas untuk tenaga Pendidik Profesional Tarigan, Djago dan Tarigan H. G, 1991, Teknik

Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Angkasa, Bandung diakses pada hari Senin, 12 Nopember 2016

Tarigan, Djago, 1991, Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya, Angkasa,diakses pada tanggal,12 Nopember 2016

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher diakses pada tanggal, 22 Nopember 2017

Tarigan (Haryadi & Zamzani 1996:Menulis I.

diakses pada tanggal, 22 Nopember 2017 Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan

Kelas Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik. Yogyakarta: Diva Press.diakses pada tanggal, 22 Nopember 2017

Wijaya dan Rusyam (1994) Penggunaan media pembelajaran diakses pada tanggal 22 Nopember 2017

Syarif Hidayat, 2006 Peningkatan Kemampuan

Menulis Karangan Deskipsi Dengan

Penggunakan Media Gambar di SMA

YAPISA Nangrak Gunung Putri Bogor

Gambar

Tabel .1 Hasil Belajar Pembelajaran Siklus 1
Gambar 1. Grafik Persentasi Pencapaian Per  Aspek Penilaian Hasil Belajar Siklus 2  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

 Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah

Metode fuzzy logic pada penelitian ini digunakan untuk mengatur kecepatan motor DC dengan range kecepatan yang sudah ditentukan dalam rules fuzzy logic dan

(3) konflik sosial novel Belantik karya Ahmad Tohari ditinjau dengan sosiologi sastra ditemukan beberapa konflik sosial yaitu konflik pribadi, konflik rasial,

Penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan tersebut adalah .... bahan kimia dari rumah tangga, berupa deterjen yang sukar terurai B. bahan dari plastik, stirofom bekas

Para penyebar keilmuan Islam di pesisir utara Jawa Tengah pada abad ke-15 sampai dengan ke-17 telah berhasil memperlihatkan karakter legalistik dan menghindarkan masyarakat

Begitu juga hasil studi kohort yang dilakukan oleh Hankey, dkk menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes mellitus pada saat stroke pertama mempunyai risiko 2,1 kali

1) Bahwa penelitian ini telah berhasil membangun sistem pakar mendiagnosa kerusakan pada alat berat dengan algoritme A*(Star). 2) Algoritme A*(Star) berhasil diimplementasikan ke

Tozy Sentosa atau pemilik Proyek Pembangunan Menara Parkson yang telah mengizinkan kami untuk melaksanakan kerja praktek pada proyek tersebut.. Darsono, IPM