• Tidak ada hasil yang ditemukan

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

Yulia Dyah R

1)

, Yono Hadi P

2)

Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: (031)-5943351, Fax: (031)-594331

E-mail: [email protected]

1)

, [email protected]

2)

Abstrak

Telah dilakukan fabrikasi dan karakterisasi Antena mikrostrip omni directional berstruktur larik gap folded dipole. Parameter-parameter fisis yang dikarakterisasi meliputi VSWR (Voltage Standing Wave Ratio), Return Loss, Impedansi, Gain, Bandwitdh, dan pola radiasi. Substrat yang digunakan pada penelitian ini adalah FR4 dengan permitivitas relatif

r

4,3. Kedua antena yang difabrikasi memiliki pola radiasi radial ke segala arah dengan gain 12,14 dB. Panjang stripline berpengaruh pada kondisi match impedance antara antena dengan konektor, sehingga memiliki VSWR 1,17 dengan return loss - 16,029 dB, dan VSWR 1,14 dengan return loss -21,48 dB. Panjang dipole λ/8 menghasilkan dua frekuensi resonansi pada frekuensi kerja 2,073 GHz dan 2,35 GHz, sedangkan panjang dipole λ/4 menghasilkan sebuah frekuensi resonansi pada frekuensi kerja 2,35 GHz.

Kata kunci : Return Loss, VSWR, dipole, frekuensi resonansi, antena Omni directional

1. PENDAHULUAN

Antena mikrostip dipole atau folded dipole digunakan untuk memancarkan atau menerima gelombang EM dalam dua arah.

Dipole juga dapat dipakai untuk tujuan satu arah saja, dengan syarat memberikan reflektor pada salah satu sisi yang sejajar dengan arah panjang dipolenya. Selama ini struktur geometri antena mikrostrip omni umumnya berupa larik helix, step dan biconical. Riset akhir-akhir ini banyak tertarik dengan pemanfaatan dipole sebagai antena omni dengan cara mengatur jumalah lariknya. Pengaturan jumlah larik digunakan karena sebuah dipole mempunyai pola donut, sehingga menambah jumlah larik berarti akan merubah pola donut menjadi omni. Penelitian ini mencoba menganalisa 2 antena mikrostrip yang berbeda panjang dipole(

 4 dan

 8 ) dan lebar striplinenya, dimana masing-

masing berisi 4 larik dipole. Penelitian diharapkan dapat mengetahui sifat panjang dipole pengaruhnya terhadap jumlah frekuensi resonansi, dan lebar stripline pengaruhnya terhadap VSWR.

2. LANDASAN TEORI 2.1 ANTENA MIKROSTRIP

Antena mikrostrip adalah suatu antena yang terbuat dari strip (patch) logam yang sangat tipis (t << λ

0

, dengan λ

0

panjang gelombang di ruang hampa) yang diletakkan pada jarak pecahan kecil panjang gelombang (h << λ

0

yang pada umumnya adalah 0,003 λ

0

≤ h ≤ 0,005 λ

0

) di atas ground plane.

Mikrostrip sendiri adalah lapisan konduktor

tipis yang dipisahkan oleh udara atau

dielektrik dengan konstanta dielektrik

biasanya dalam rentang 2,2 ≤ ε

r

≤ 12 yang

(2)

berfungsi untuk memancarkan atau menerima gelombang elektromagnetik. Antena mikrostrip meradiasikan gelombang elektromagnetik disebabkan karena terjadinya pass through medan listrik di sepanjang tepi antena. Medan ini akibat dari ketidakkontinyuan saluran yang memberikan efek radiasi. Setiap struktur desain dari antena mikrostrip memiliki kemampuan yang berbeda dalam merespon gelombang elektromagnetik yang selanjutnya berakibat pada frekuensi yang diterima. Keunggulan antena mikrostrip terutama kompatibel dengan desain MMIC (Monolitic Microwave Integrated Circuit ). Kekompakan dan ketahanannya yang ekstrim (ruggedness) meluaskan pemanfaatannya pada aeroscape dan komunikasi satelit [8].

2.2 ANTENA OMNI DIRECTIONAL Pada gambar 1 ditunjukkan suatu radiasi dari antena dipole yang dikonsentrasikan ke dalam suatu daerah yang terlihat seperti donut, dengan posisi antena dipole yang vertikal yang disebut dengan “hole” dari

“donut”. Sinyal dari suatu antena omni directional radiasinya 360 derajat. Penguatan tertinggi, terlihat saat tekanan berada di puncak bagian donut[12].

Gambar 1 Antena Donat Dipole Radiasi dari antena dipole sama-sama dalam semua arah di setiap sumbu axis-nya, tetapi

radiasinya tidak terlalu panjang dari kawatnya sendiri. Gambar bagian samping dari radiator antena dipole seperti gelombang radiasi pada gambar 2.3. Gambar ini juga mengilustrasikan bentuk antena dipole

”gambar 8” dalam bentuk-bentuk radiasinya jika digambarkan dari samping seperti antena yang tegak lurus. Antena omni directional umumnya digunakan untuk desain point-to- multipoint dengan menggunakan topologi star [12].

2.3 VSWR

Voltage Standing wave ratio merupakan ukuran ketidakcocokan antara impedansi beban antena dan impedansi pada saluran transmisi. Standing wave dapat terjadi jika ada dua gelombang yang erlawan menjalar pada medium yang sama. Hal ini direpresentasikan dangan besaran VSWR antara 1 sampai tak berhingga.

min max min max

I I V

SWRV  (1)

Hubungan VSWR dengan koefisien pantul (ρ), dapat dinyatakan sebagai berikut:

ρ 1

ρ VSWR 1

  (2)

Dengan ρ: koefisien refleksi [4].

2.4 Panjang Gelombang Antena

Sebagaimana perambatan gelombang,

kecepatan rambat gelombang

elektromagnetik diperoleh dari perkalian frekuensi dan panjang gelombang. Kecepatan rambat gelombang di ruang hampa f λ

o

, sedangkan didalam mikrostrip adalah kecepatan v

p

= f 𝝀

g

. Permitivitas efektif mikrostrip dapat dituliskan dengan persamaan :

)

2

/ ( o g

eff

 

  (3)

Atau

eff

g

   0 (4)

(3)

Dengan

𝝀

o

= panjang gelombang elektromagnetik dalam Mikrostrip.

𝝀

g

= panjang gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa[8].

3. METODOLOGI 3.1 Desain

Pada penelitian ini hal pertama yang dilakukan adalah mendesain antena omni directional dengan pengukuran yang telah dilakukan.

Gambar 2 Desain antena

L1 = 70 mm, L2 = 50 mm, L3 = 120 mm, L4

= 70 mm, L5 = 50 mm, L6 = 560mm L7 = 200mm, L8 = 720mm.

3.2 Fabrikasi antenna

Peralatan yang digunakan pada fabrikasi dan pengujian antena adalah PCB (Printed Circuit Board) dengan substrat fiber tebal 1 mm dengan nilai ε

r

sebesar 4.3 [2], dan Network Analyzer Anritzu MS 8604A.

PCB yang dipilih double side karena memiliki keuntungan yang lebih praktis.

Fabrikasi dilakukan dengan metode etching dengan larutan Fe(ClO

2

)

3

(Ferric Chloride)[7]. Setelah gambar antena dicetak pada PCB. Antena juga dihubungkan dengan konektor 50 Ω. Bentuk fisik antena yang sudah difabrikasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 (a) Antena tampak depan dan (b) Antena tampak belakang 4. HASIL

Fabrikasi dan pengukuran yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa untuk antena mikrostrip omnidirectional berstruktur larik gap folded dipole yang bekerja pada frekuensi 2.35 GHz mempunyai pola radiasi sebagai berikut:

Gambar 4 Pola Radiasi Horisontal dan Vertikal

vertikal Horisontals

(4)

Adapun hubungan antara frekuensi dengan SWR dari hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 Grafik hubungan frekuensi dengan SWR

5. KESIMPULAN

Dari proses desain dan fabrikasi antena mikrostrip omni directional berstruktur larik gap folded dipole dengan menggunakan PCB FR4 double layer dengan permitivitas relative

r

= 4,3 didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Telah berhasil difabrikasi dan dikarakterisasi 2 antena mikrostrip omni directional berstruktur larik gap folded dipole. Panjang stripline berpengaruh pada kondisi match impedance antara antena dengan konektor,panjang dipole λ/4 memiliki VSWR lebih kecil daripada λ/8, λ/8 menghasilkan 2 frekuensi resonansi sedangkan pada λ/4 menghasilkan 1 frekuensi resonansi. Hasil karakteristik pada antena 1dengan stripline lurus dengan lebar setiap step sama didapatkan return loss -16,029 dB, VSWR 1,17, impedansi 45,29Ω, bandwidth 50 MHz.Pada antena 2 dengan struktur stripline bertingkat dengan lebar setiap step sama, return loss -21,48 dB, VSWR 1,14, impedansi 58,13Ω, bandwidth 65 MHz, dengan pola radiasi radial ke segala arah

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Alaydrus,M. Antena dan Propagasi.

<URL:

http://mudrikalaydrus.files.wordpress.c om/2008/07/12-pengukuran-antena.pdf>

[2] Balanis, C. A. 1997. Antenna Theory Analysis and Desaign.Second Edition.John Willey and Sons Publisher:New York.

[3] Edwards, T. 1998. Foundation for Microwae Circuit Design, Second Edition, John Wiley & Sons: Inc.

[4] Firdaus, Rohim A.2011. Antena Panel dengan Struktur 4 Mikrostrip Patch pada Frekuensi Kerja 2,4 GHz. Program

Magister Bidang Keahlian

Optoelektronika Jurusan Fisika, FMIPA- ITS: Surabaya.

[5]Hund,E.1989.Microwave

Communication, Component Circuit.

McGraw-Hill: New York.

[6] Khasanah,Uswatun.2009. Fabrikasi dan Karakterisasi Dipole Biquad Antena untuk Komunikasi WiFi. Jurusan Fisika, FMIPA-ITS: Surabaya.

[7] Kraus,J.D.1985. Electromagnetics.

Third edition, McGraw-Hill, International Book Company: New York.

[8] Masduki,K.2009.Desain, Fabrikasi dan Karakterisasi Antena Mikrostrip Biquad dengan CPW(Coplanar Waveguide) pada Frekuensi Kerja 2,4Ghz.

Program Magister Bidang Keahlian Optoelektronika Jurusan Fisika, FMIPA- ITS: Surabaya.

[9] Nur,Adi.S.2006.“Buku Petunjuk

Pengukuran Pola Radiasi Antena”.PENS-

ITS:Surabaya.

(5)

[10] Naqiah,Hawaun.2009.Fabrikasi dan karakterisasi Antena Mikrostrip Loopline untuk Komunikasi Wireless Local Area Network(WLAN).Program Magister Bidang Keahlian Optoelektronika Jurusan Fisika FMIPA-ITS:Surabaya.

[11] [11]Risfaula,Erna.2011.Antena Mikrostrip Panel Berisi 5 LarikDipole dengan Feedline Koaksial Waveguide untuk Komunikasi 2,4 GHz. Program Keahlian Optoelektronika Jurusan fisika FMIPA-ITS: Surabaya.

[12] Wikipedia.2006. Antena (Radio).

http://en.wikipedia.org.

[13] [13]Wowok, 2008. Antena Wireless Untuk Rakyat.Andi Offset:Surabaya.

[14]Yono Hadi Pramono dkk, 2002.

Analisa Respon Frekuensi Antena

Mikrostrip. Prosiding Seminar Nasional

Fisika dan Aplikasinya. ITS, Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan manahij al-bahs al-lugawi adalah metode pengkajian dengan cara kerja yang bersistem

dianalisis untuk mendapatkan nilai-nilai antena yang dirancang. Hasil pengukuran pola radiasi berupa grafik pola radiasi, selanjutnya dianalisis untuk ) yang

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam asam lemak digliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning

Dengan banyak sumber penerimaan yang berasal dari pajak daerah, maka diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri memiliki peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Hasil wawancara dengan bapak Hanif mengenai dampak program langit biru terhadap perilaku sosial siswa beliau menuturkan bahwa sebagian besar siswa di SMP Negeri 3 Tuban

Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan

Filter dan separator kondensat yang andal, dengan aliran yang dioptimalkan untuk udara kompresi dan gas industri. Penahan

„ Hubungan insisivus klas III pada basis skeletal I Kasus umum ter Hubungan insisivus klas III pada basis skeletal I Kasus umum ter jadi dengan oklusi jadi dengan oklusi lingual