• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2013 di SMP Negeri 1 Atinggola. Dimana kelas yang menjadi objek penelitian yaitu kelas VIII4 yang terdiri dari 18 siswa dan kelas VIII5 yang terdiridari 19 siswa. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengujites kemampuan pemecahan masalah siswa dikelas yang bukan menjadi sampel penelitian yaitu kelas VIII1. Ha lini dimaksudkan untuk melihat kelayakan instrumen yang akan digunakan pada penelitian nanti.

Berdasarkan hasil penelitian, untuk kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan nilai minimum siswa adalah 56 dan nilai maksimum 92, dari perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata 71,05. Sedangkan untuk kelas

pembanding (kelas kontrol) menggunakan model pembelajaran

konvensional, diperoleh nilai minimum 30 dan nilai maksimum 82, dari perhitungan diperoleh nilai rata-rata 61,63. Hal ini berarti, kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model kontekstual (CTL) lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Secara umum, deskripsi data kemampuan pemecahan masalah matematika dari kedua kelas tersebut dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.

(2)

2 Tabel 4.1

Deskripsi Data Penelitian Sumber

data

N S Min S Max Mean (Me) (Mo) St. Dev

Post Test E 18 56 92 71,05 69,9 63,5 9,69 K 19 30 82 61,63 63,18 65,25 16,62 Keterangan : N = Jumlah siswa

S Min = Skor Minimum S Max = Skor Maximum

E = Siswa kelas eksperimen yang menggunakan Pembelajaran kontekstual (CTL)

K =Siswa kelas kontrol yang menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional

Selengkapnya uraian tentang deskripsi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa disajikan sebagai berikut :

4.1.1.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran kontekstual (CTL)

Jumlah siswa pada kelompok ini berjumlah 18 orang. Data kemampuan pemecahan masalah siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang terdiri atas 4 butir soal dengan rentang skor 0-100. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 56 dan skor maksimum adalah 92. Nilai rata-rata hitung (𝑥 ) yang diperoleh setelah data dikelompokkan adalah 71,05; modus (Mo) adalah; 63,5 median (Me) adalah 63,5 dan standar deviasi adalah 9,69 (dalam lampiran 11).

(3)

3 4.1.1.2. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang

Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional

Jumlah siswa dalam kelompok ini adalah 19 orang. Skor minimum yang diperoleh adalah 30, skor maksimumnya adalah 82. Skor rata-rata (𝑥 ) adalah 61,63; Modus (Mo) adalah 62,5; Median (Me) adalah 63,18; dan standar deviasi adalah 16,627 (dalam lampiran 11)

Diagram 4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis

Analisis data inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homogenitas sebagai berikut: 0 1 2 3 4 5 6 7 30-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 Eksperimen Kontrol

(4)

4 4.1.2.1.Pengujian Homogenitas Varians Data

Pengujian homogenitas varians ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau tidak.

Berdasarkan kemampuan pemecahan masalah yang diberikan dilakukan pengujian homogenitas varians (pada lampiran 12). Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Hipotesis yang diuji adalah :

H0 : Varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : Varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung<F α (V1V2) dan tolak

H0 jika Fhitung>𝐹 α (V1V2) dengan 𝐹 α (V1V2) didapat dari daftar distribusi F

dengan peluang α= 0,05 sedangkan V1 dan V2 merupakan derajat kebebasan masing-masing.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varians terbesar 𝑆22 = 150,03

dan varians terkecil 𝑆12 = 98,03. Dengan demikian nilai Fhitung = 1,53 sedangkan nilai Ftabel adalah 2,26. Maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen.

Tabel 4.2

Hasil Uji Homogenitas Varians

Data/Sumber Fhitung Ftabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen

1,53 2,26 Homogen

Kelas Kontrol

4.1.2.2.Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui jenis statistik apa yang digunakan pada pengujian hipotesis. Jika data yang terkumpul berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik. Sebaliknya jika data yang terkumpul tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian

(5)

5

normalitas data menggunakan uji Lilliefors pada taraf nyata = 0,05. Pengujian ini dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :

4.1.2.3.Pengujian Data Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil postest pada kelas eksperimen yang terdapat pada (lampiran 10) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 12) diperoleh nilai Lo sebesar 0,1103. Untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 18, diperoleh nilai Ltabel sebesar 0.200. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab Lo< Ltabel. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.

4.1.2.4.Pengujian Data Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil postest kelas kontrol pada (lampiran 10) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 12) diperoleh nilai Lo sebesar 0,193. Untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 19 diperoleh nilai Ldaftar sebesar 0,196. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab L0 < Ldaftar. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data

Data/Sumber L0 Ltabel Kesimpulan

0,05

Kelas Eksperimen 0.1103 0,200 Normal

Kelas Kontrol 0.193 0,196 Normal

Berdasarkan hasil pengujian data dari kedua kelas diperoleh hasil bahwa data kedua kelas berdistribusi normal, sehingganya untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji statistik parametrik.

4.1.2.5.Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk analisis parametrik Uji t yang meliputi uji normalitas data dan uji

(6)

6

homogenitas data telah dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat menggunakan analisis parametrik Uji t. Sedangkan untuk membuat keputusan pengujian hipotesis digunakan uji satu pihak yakni uji pihak kanan. Dari perhitungan pada (lampiran 13) diperoleh nilai thitung sebesar 2,72. Dari tabel daftar distribusi t diperoleh t(35;0,05) = 2.03. Dengan membandingkan harga thitung dan ttabel maka diperoleh thitung > ttabel. Artinya thitung berada di daerah penolakan H0. Dengan demikian H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kontekstual (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Gambar 4.3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho

Dari hasil di atas diperoleh bahwa 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, sehingga dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) lebih tinggi dibanding dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar secara konvensional.

4.2 Pembahasan

Seperti yang dikemukakan pada bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kontekstual

Daerah Penolakan H0 Daerah

Penerimaan H0

(7)

7

(CTL) lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional, pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2.72 dan 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2.03. Dengan demikian 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan matematis masalah siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional, pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok. Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen 71,05 lebih tinggi jika dibandingkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol 61,63.

Salah satu yang menyebabkan nilai rata-rata kedua kelas berbeda adalah model pembelajaran yang digunakan. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata lebih tinggi sebab adanya penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL) yang mana siswa diberikan kesempatan untuk memahami materi/masalah yang berbeda yang diberikan oleh guru pada kelompoknya dan mencari solusi / cara menyelesaikan masalah tersebut. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok, LKS tersebut berisikan petunjuk kegiatan untuk didiskusikan oleh siswa untuk memahami suatu materi. Kemudian setiap kelompok menjelaskan / mempresentasikan hasil penemuan terhadap masalah / materi yang telah diberikan oleh guru kepada teman-temannya sehingga siswa termotivasi untuk belajar karena mereka akan mempresentasikan hasil diskusi terhadap masalah / materi yang telah diberikan oleh guru di depan kelas.

Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini, guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subjek didik. Dalam hal ini, guru kurang memberikan kesempatan , objektif, dan logis sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif, dan juga interaksi antar

(8)

8

siswa kurang terjadi selama proses pembelajaran. Dengan demikian dalam pelaksanaan akan terdapat kecenderungan perbedaan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Gambar

Diagram 4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Gambar 4.3  Kurva Penerimaan dan Penolakan H o

Referensi

Dokumen terkait

Sistem hidrolik merupakan tenaga penggerak dari wheel loader.Tujuan dari tugas akhir ini adalah memberikan gambaran tentang mekanisme sistem hidrolik pada lengan

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda

Tujuan dari penyusunan buku paduan media pembelajaran toleransi dan kerukunan dengan menggunakan Macromedia Flash pada Mata Pelajaran PAI untuk siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah normal (Varney, 2007) sehingga dapat menimbulkan bahaya selama kehamilan yaitu

• Jika menggunakan terlalu banyak deterjen atau air dingin, deterjen tidak larut dengan sempurna dan menempel pada cucian, selang atau keranjang peras, yang menyebabkan kontaminasi

Untuk itu diperlukan suatu analisis dan rancangan sistem informasi khususnya sistem informasi akademik dengan menerapkan suatu metode berorientasi objek yang diharapkan

mudah, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan obat baru.. adalah dengan sintesis senyawa organik, yaitu membuat suatu

- Penyimpanan Optik adalah Optical Memory atau optical disk merupakan perangkat keras penyimpan data yang terbuat dari bahan-bahan optik, seperti dari resin (polycarbonate)