• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28. Kota Selatan Kota Gorontalo. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28. Kota Selatan Kota Gorontalo. Oleh"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo

Oleh Rima Subula

Telah diperiksa dan disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Dajani Suleman, M.Hum Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Nip : 19581007 198603 2 001 Nip : 19600128 198603 2 003

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP. 19580712 198403 2 001

(2)

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PANTUN DI KELAS IV SDN 28 KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

OLEH RIMA SUBULA

Pembimbing I : Dra. Dajani Suleman, M.Hum Pembimbing II : Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd

Mahasiswa Program Studi S1- PGSD UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK

Rima Subula. 2014. Kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan pembimbing II Dra. Hj.Evi Hasim, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo ? Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. nPenelitian ini dilaksanakan di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, dengan jumlah siswa 21 orang laki-laki 12 orang dan perempuan 9 orang, dari hasil penelitian ini peneliti melihat bahwa dari hasil keseluruhan siswa kelas IV dalam menulis pantun ternyata yang mampu 14 siswa atau 66,66% sedangakan yang tidak mampu 7 siswa atau 33,3%.Berdasarkan analisis hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo tergolong sudah mampu.

Kata Kunci : Menulis Pantun1

1

Rima Subula mahasiswa jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M.Hum Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd

(3)

Menulis merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan ini tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan yang mendasari proses pembentukan bahasa anak. Kemampuan berbahasa ini secara bertahap dimiliki oleh siswa, dikatakan siswa mampua berbahasa yang baik dan benar, bila mereka mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat kemampuan berbahasa dikategorikan dari aspek pemerolehan yakni pemerolehan alami dan pemerolehan tidak alami. Kemampuan berbicara dan mendengarkan sudah merupakan hakekat dasar manusia, berbicara dan mendengarkan sudah didapati melalui interaksi alamiah dan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan masyarakat berbeda dengan kemampuan menulis dan membaca, seseorang hanya bias memperoleh setelah mengikuti pendidikan formal disekolah, serta melalui latihan-latihan dan bimbingan baik oleh guru maupun dengan orang tua sehingga orang tersebut dapat menulis.

Untuk menulis pantun, hal yang harus diperhatikan yaitu membuat topik atau tema terlebih dahulu, sama halnya jika hendak membuat karangan yang lain, tema dalam penulisan pantun sangat penting sekali, karena dengan tema pantun-pantun yang dibuat oleh siswa akan lebih terarah kepada suatu maksud yang diharapkan, dan juga tidak akan merebak kemana-mana, yang akhirnya dapat mendatangkan masalah. Dengan adanya sedikit pengekangan kreativitas bagi siswa dalam menulis pantun, jika menggunakan tema yang sempit, oleh sebab itu guru harus lebih bijaksana dalam memilih tema yang didalamnya dapat mengandung atau mencakup berbagai permasalahan keseharian. Tema yang cocok diberikan dalam proses pembelajaran, misalnya saja berkaitan dengan masalah politik, sosial budaya, dan kehidupan keluarga. Misalnya tema tentang sosial budaya dengan mengambil topik soal kebersihan atau masalah sampah, hal pertama yang harus dilakukan yaitu membuat isinya terlebih dahulu,untuk membuat isi harus diingat bahwa pantun terdiri atas empat baris. Dua baris pertama sampiran, dan dua baris berikutnya yaitu isi. Jadi soal sampah tersebut dapat disusun dalam dua baris kalimat yang setiap baris kalimatnya terdiri atas empat perkataan dan berkisar antara 8 sampai 12 suku kata.

(4)

Guru merupakan sumber belajar, ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru selain untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada murid, juga menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan, dan mengembangkan dorongan untuk berilmu. Dengan kata lain menumbuh kembangkan budaya membaca dan meneliti untuk menemukan sesuatu pada diri muridnya.

Beraneka ragam sumber belajar yang dapat ditemukan oleh siswa selain pada guru itu sendiri, melainkan siswa dapat menemukan sumber belajar di perpustakaan, taman bacaan, toko buku, berbagai media massa, alam dan lingkungan sekitar.

Seorang guru harus memiliki kelebihan dari murid-muridnya, salah satu kriteria yang tidak bisa dihilangkan untuk menjadi guru adalah kapasitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya harus berada jauh melebihi murid-muridnya. Guru juga harus menjadikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebagai dasar segala tingkah laku dan perbuatan yang dilakukannya karena guru adalah profesi mulia yang dididik secara khusus. Itu sebabnya guru menjadi panutan masyarakat, digugu dan ditiru oleh anak didiknya.

Pembelajaran bahasa juga adalah proses pemberian ransangan belajar kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.

Pada dasrnya sastra puisi dan prosa dibagi menjadi dua. Pertama sastra imajinatif dan kedua sastra non imajinatif. Sastra imajinatif adalah karya sastra yang berasal dari daya khayal atau imajinasi pengarang. Dan sangat tipis hubungannya dengan fakta dan realita kehidupan. Yang termasuk dalam sastra imajinatif yang terdapat didalam kurikulum dan dipelajari di sekolah dasar adalah puisi lama yaitu pantun.

Dalam kegiatan menyusun isi pantun anak selalu memandang bahwa dalam menulis pantun hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki bakat, karena siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran mereka. Sehingga pembelajaran dalam menyusun isi pantun anak

(5)

dianggap sulit bagi siswa, karena pandangan bahwa menulis pantun diperlukan suatu kreativitas, imajinasi yang tinggi, adanya kesulitan siswa dalam menyusun kalimat dalam baris pantun, baik berupa sampiran maupun isi yang sesuai dengan tema serta menyusun rima antara sampiran dan isi. Demikian pula pengajaran yang kurang biasa menerapkan metode, strategi maupun teknik pembelajaran yang kurang tepat, sehigga terasa menjenuhkan.

Permasalahan yang terjadi di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo khususnya pada siswa kelas IV, berdasarkan observasi awal penelitian bahwa kurangnya penguasaan siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam penulisan pantun. Maka berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengangkat suatu judul “kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD 28 Kota Selatan Kota Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Peneliti menetapkan objek penelitian di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, khususnya pada siswa kelas IV, karena ada beberapa alasan bahwa sekolah tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu data yang digunakan sebagai bahan penelitian cukup memadai

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan kuali tatif dengan metode deskriptif karena peneliti ingin mengetahuai bagaimana upaya guru mengatasi kesulitan siswa dalam menulis pantun. Pada penelitian jenis ini dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk dapat mengumpulkan data-data yang valid sehingga akan diketahui bagaimana kemampuan siswa untuk menulis pantun

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengumpul data sangat berperan penting karena peneliti sebagai pengamat utama dalam penelitian. Kehadiran Peneliti ini juga diketahui oleh kepala sekolah, Guru-guru, serta siswa-siswa yang berada di SDN 28 Kota Selatan Kabupaten Gorontalo. Dengan penelitian ini peneliti bermaksud untuk bisa mengetahui secara langsung bagaimana “kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo”. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu :

Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh di lapangan yang dilakukan secara langsung oleh penulisannya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan ilmiah (laporan), penulis harus mengumpulkan data atau informasi secara cermat dan tuntas. Jika data tidak lengkap, kesimpulan yang dihasilkan

(6)

tidak valid (tidak sah). Selain itu, data juga diuji kebenaran dan keabsahanya. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam karangan semua data harus dievaluasi atau diuji kebenaranya sehingga diketahui secara pasti, data itu merupakan fakta. Data dapat diuji dengan. Wawancara, dan observasi.

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang sudah ada. Data ini dapat diperoleh di perpustakaan, atau dari data-data yang sudah ada sebelumnya.

Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Observasi merupakan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti, dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang permasalahan yang ada. teknik ini digunakan untuk mengamati permasalahan yang diteliti yaitu bagaimana “kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo”.

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan. Untuk mendapatkan suatu informasi peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa secara langsung, agar dapat mengetahui apa yang menjadi kesulitan siswa dalam menulis pantun sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui dokumentasi yang berupa gambar. Untuk melakukan dokumentasi peneliti meminta bantuan salah satu teman mahasiswa untuk mengambil gambar dengan menggunakan alat handphone atau kamera digital, pengambilan dokumentasi dan pengumpulan data dilakukan pada saat peneliti mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia yang sedang berlangsung, untuk mengetahui bagaimana “kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo

(7)

Tujuan dilakukannya keabsahan data adalah untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh dari sumber data, untuk itu diperlukan teknik pemeriksaan data, agar dapat diketahui tingkat kebenaran data, dengan cara tersebut maka dapat dipastikan bahwa data yang diperoleh peneliti benar-benar dilakukan secara langsung dan dapat dipercaya keabsahannya

Analisis data dilakukan berkesinambungan dan dianalisis secara kualitatif. Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Data yang dipakai oleh peneliti diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, untuk mengetahui situasi siswa, guru, serta lingkungan sekitar SD tersebut dan untuk mendapatkan informasi, serta melengkapi data-data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Dalam melakukan penelitian tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota selatan Kota Gorontalo, peneliti melakukan proses sebagai berikut

1. Melakukan observasi dilapangan 2. Mengumpulan data

3. Menganalisis data yang diperoleh 4. Penulisan laporan

5. Melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk perbaikan

6. Memperbaiki kembali kekeliruan dalam penulisan laporann yang dikoreksi oleh dosen pembimbing

7. Melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk seminar proposal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014. Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat keadaan guru dan siswa yang akan diteliti, kemudian konsultasi langsung dengan wali kelas IV, Penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran dikelas khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada tahap ini peneliti mengamati secara langsung pembelajaran dikelas yang di ajarkan oleh guru. .

(8)

Peneliti mengamati proses pembelajaran dikelas IV sesuai dengan pedoman observasi oleh Ibu Rukmin nasaru S.pd sebagai wali kelas dan saya sebagai peneliti mengamati proses belajar mengajar terlebih yang dilakukan oleh guru dimulai dari pemberian salam, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu guru menjelaskan materi tentang menulis pantun.

Kemudian guru mulai menjelaskan materi pantun yang akan diajarkaan, siswa menyimak panjelasan guru, setelah itu guru memberikan contoh pantun, kemudian guru membuka sesitanya jawab tentang materi yang belum dipahami, kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis pantun, setelah itu guru memberikan suatu permainan sesuai dengan model pembelajaran. Dari tugas yang diberikan ada beberapa aspek yang akan dinilai diantaranya isi pantun, pilihan kata, jumlah baris, dan jumlah bait.

Dari tugas yang diberikan oleh guru tersebut, menunjukan kemampuan menulis pantun yang dimiliki oleh siswa diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan siswa, menunjukkan dari 21 siswa secara rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari seluruh aspek yang diamati tentang menulis pantun adalah 14 siswa (66,66%) mampu menulis pantun dengan baik. 4 siswa (19,04%) masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa (14,28%) tidak mampu menulis pantun.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun dilihat dari keempat aspek tersebut memang masih berbeda-beda namun sudah sebagian besar siswa yang mampu menulis pantun. Dalam proses pembelajaran ini guru harus mengunakan model atau metode yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai indikator yang ditetapkan.

Bedasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, ada beberapa temuan yang diperoleh yaitu : (1) guru tidak melaksanakan fungsinya dengan baik dalam meningkatkan kemampuan siswa

(9)

khususnya menulis pantun. (2) guru kurang mampu menggunakan model pembelajaran dengan baik, dan guru juga dalam menjelasan materi kurang dipahami oleh siswa, namun demikian karena keingintahuan siswa yang sangat besar, maka siswa banyak bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahaminya, dan dengan adanya media pembelajaran cukup membantu siswa dalam memahami materi

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo menunjukkan temuan khusus, yaitu sebagian besar siswa kelas IV yang berjumlah 21 siswa ada 14 siswa sudah mampu menulis pantun, 4 siswa masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa tidak mampu menulis pantun. Berikut ini adalah tabel nilai siswa, sebagai berikut :

1. Ahmad Albar Selong, untuk aspek isi pantun mampu, untuk pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, dan jumlah bait mampu, dan mendapat nilai 100.

2. Andika Rahman, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, dan jumlah bait tedak mampu, dan mendapat nilai 3.

3. Ahmad zidan, untuk aspek isi pantun mampu, untuk pilihan kata mampu, jumlah baris kurang mampu, dan jumlah bait mampu, dan mendapat nilai 33.

4. Andi tursiandi yusuf, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, jumlah bait tidak mampu, dan mendapat nilai 3.

5. Arifin umar, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, jumlah bait tidak mampu dan mendapat nilai 3.

6. Frangki Ibrahim, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

7. Sabrin manderong, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

(10)

8. Moh. Rivalgi umar,untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris kurang mampu, jumlah bait kurang mampu dan mendapat nilai 33.

9. Moh. Abdullah napu, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

10. Moh. Reza yunus, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

11. Moh. Rahmat makulase, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

12. Moh. Zulkarnain harun, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

13. Dela ambarwati, untuk aspek isi pantun mampu pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

14. Alyani usman, untuk aspek isi pantun kurang mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 67. 15. Fahria musa, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah

baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapatkan nilai 100.

16. Fauza djafar, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

17. Meylinda botutihe, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

18. Marsyanda Ibrahim, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100

19. Siti aulia pou, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu,jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapatkan nilai 100.

20. Fauzia usman, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata kurang mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait kurang mampu dan mendapat nilai 67.

(11)

21. Sri angraini kadir, untuk isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

Dengan demikian, persentase yang diperoleh siswa mampu menulis pantun pada aspek isi pantun sebanyak 17 siswa atau 80.95% mampu, sebanyak 1 siswa atau 4,76% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Untuk aspek pilihan kata sebanyak 17 siswa atau 80,95% yang mampu, sebanyak 1 siswa atau 4,76% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Untuk aspek jumlah baris sebanyak 16 siswa atau 76,19% mampu, sebanyak 2 siswa atau 9,52% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Dan untuk aspek jumlah bait sebanyak 16 siswa atau 76,19% mampu, sebanyak 2 siswa atau 9,52% kurang mampu, dan 3 siswa atau 14,28% tidak mampu.

Terkait dengan siswa yang tidak mampu menulis pantun , hal ini disebabkan antara lain :

1) Siswa tidak paham dengan penjelasan guru dan tidak mau bertanya. 2) Siswa hanyak banyak bermain.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menemukan beberapa hal khusus yang menyebabkan sebagian siswa kurang mampu menulis pantun khususnya di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo.

Untuk mengetahui kemampuan siswa menulis pantun peneliti menggunakan lembar penilaian yang memuat aspek-aspek penilaian yang diperhatikan untuk mengamati sekaligus menilai kemampuan siswa menulis pantun dengan memperhatikan aspek-aspek berikut : (1) isi pantun, (2) pilihan kata, (3) jumlah baris dan (4) jumlah bait pada pantun. Nilai yang diperoleh siswa dari tugas yang diberikan guru berbeda dengan hasil penilaian peneliti, karna guru dalam menilai kemampuan siswa tidak melihat dari empat aspek tersebut dan hanya sembarang menilai. Sedangkan peniliti menilai berdasarkan aspek-aspek penilaian.

(12)

Setelah melihat kemampuan guru dalam memberikan pelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengacu pada judul peneliti yaitu tentang kemampuan siswa menulis pantun. Peneliti mengamati bahwa guru dalam proses pembelajaran dikelas disesuaikan dengan alokasi waktu dan jadwal mata pelajaran itu sendiri.pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi terlebih dahulu kemudian guru memberikan contoh dengan memperlihatkan media pembelajaran setelah itu guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa.

setelah tugas selesai guru memberikan permainan snowball throwling, meski guru tidak begitu menguasai model pembelajaran tapi banyak siswa yang begitu antusias untuk mengikuti pembelajaran dan banyak bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya, walaupun peneliti masih menemukan beberapa siswa yang masih kurang mampu bahkan tidak mampu menulis pantun karena di sebabkan kurangnya perhatian dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi untuk bertannya tentang materi yang tidak dipahami.

Dari hasil penelitian di kelas IV SDN 28 Kota Selatan, Kota Gorontalo, peneliti menemukan temuan umum dan temuan khusus bahwa yang menyebabkan kurang mampunya siswa dalam menulis pantun disebabkan oleh factor penghambat dan pemdukung. Fahtor penghambat inilah yang mempengaruhi siswa dalam menulis pantun dikelas IV.

Faktor pendukung siswa menulis pantun dikelas IV yaitu pemilihan model pembelajaran Snowball Throwling dengan membelajarkan menulis pantun secara bertahap, sehingga dapat memudahkan siswa dalam menulis pantun, serta menciptakan suasana kelas yang bersih dan rapih agar siswa nyaman dalam mengikuti pelajaran. Selain itu juga diperhatikan aspek-aspek penulisan pantun.

Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh data siswa yang tidak mampu menulis pantun dipengaruhi oleh faktor-faktor penghambatantara lain :

1. Kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran. 2. Siswa lebih banyak bermain dari pada belajar.

(13)

4. Kurangnya minat anak dalam menulis pantun.

Untuk mengatasi foktor-faktor penghambat seperti yang telah diuraikan diatas, maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Guru sebaiknya lebih memantau setiap kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Memberikan sangsi-sangsi yang sesuai jika siswa bermain saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Guru memberikan bimbingan khusus atau kesempatan kepada siswa untuk bettanya terhadap hal-hal yang belum dipahami.

5. Memberikan motivasi kepada siswa dengan dukungan dari guru dan orang tua siswa

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo” maka diperoleh data dari hasil penelitian dari 21 siswa secara rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari seluruh aspek yang diamati tentang menulis pantun adalah 14 siswa (66,66%) mampu menulis pantun dengan baik. 4 siswa (19,04%) masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa (14,28%) tidak mampu menulis pantun.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun dilihat dari keempat aspek tersebut memang masih berbeda-beda namun sudah sebagian besar siswa yang mampu menulis pantun. Dalam proses pembelajaran ini guru harus mengunakan model atau metode yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai indikator yang N simpulan dari hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

(14)

Peneliti mengharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memotivasi guru mata pelajaran agar lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya menulis pantun.

2. Bagi guru

– Hendaknya setiap guru selalu kreatif mencari model atau metode yang sesui dengan materi pelajaran untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa, dan tidak hanya berpatokan pada satu metode saja. – Kepada guru mata pelajaran khususnya bahasa indonesia agar dapat

memperhatikan aspek-aspek penilaian yang digunakan dalam menulis pantun.

3. Bagi siswa

Untuk siswa lebih giat belajar agar dalam pembelajaran selanjutnya akan meningkat.

(15)

Domili Jefri. 2013. Meningkatkan kemampuan menyusun kembali isi pantun anak dengan menggunakan teknik skrambel pada siswa kelas IV SDN 4 telaga jaya kab. Gorontalo

Badu syamsu qamar. 2013 Panduan karya tulis ilmiah. Gorontalo

http://www.anneahira.com/ciri-ciri-pantun.htm/ (di akses tanggal 25 februari 2014)

http://bissastra.blogspot.com/2009/04/ciri-dan-cara-menulis-pantun.html (di akses pada

tanggal 10 maret 2014)

http://bissastra.blogspot.com/2009/04/ciri-dan-cara-menulis-pantun.html (di akses pada

tanggal 10 maret 2014)

http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa-indonesia/

(diakses pada tanggal 14 juli 2014)

http://ichwan-arief.blogspot.com/2013/01/teknis-menulis-pantun-dan-memo.html (di

akses pada tanggal 10 maret 2014)

http://maselly2000.wordpress.com/bhs-indonesia-vii/bab-ii/menulis-pantun/ (diakses

pada tangga 10 maret 2014)

Iskandarwassid, Sunendar dadang. 2008. Strategi pembelajaran bahasa, Bandung : Remaja rosdakarya

Nani, meis safitri.2013. Kemampuan siswa mengomentari masalah faktual dikelas V SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo

Parera, Tasai amran. 1996. Pintar berbahasa Indonesia 2. Jakarta. Balai pustaka Purwanto ngalim,2006.ilmu pendidikan teoritis dan praktis.bandung : remaja

rosdakarya

(16)

Rahmat Abdul.2010.pengantar pendidikan.bandung : MQS Publishing Rahmat Abdul.2010. kearifan cinta sang guru. Bandung : MQS Publishing Widjono. 2007. Bahasa Indonesia, jakarta : gramedia widiasarana indonesia HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah deskripsi data hasil analisis visual grafik yang didapat selama pengamatan pada kondisi baseline (A) yaitu kemampuan awal anak kesulitan belajar kelas I dalam

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek

Terdapat 17 variabel yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT ibu hamil (pendidikan petugas, pengetahuan petugas, lama kerja, jumlah petugas pelaksana imunisasi, pelatihan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa dalam soal pemecahan masalah matematik dan untuk mengetahui peningkatan

menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama. 2) Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang. istri atau suaminya hilang harus ditangguhkan

diusulkan pada penelitian tentang prediksi hasil pemilihan umum adalah dengan menerapkan neural network dan neural network berbasis Particle swarm

[r]

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,