• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Waktu dan Jenis Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jl. Jend Sudirman Km 04, Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena melihat prestasi dari SMA 1 Bae Kudus, hal ini terbukti dari antusias banyaknya siswa yang mendaftar disetiap awal tahun ajaran baru.

Pelaksanaan penelitian di SMA 1 Bae Kudus dilakukan pada tanggal 12 – 15 Juni 2012, diawali dengan meminta ijin kepada kepala sekolah, kemudian melakukan penelitian di kelas X-3 dan X-10 dengan membagi instrument berupa angket gaya belajar Model David Kolb. Selanjutnya meminta data prestasi belajar yang berupa nilai Tes Akhir Semester (TAS) II tahun ajaran 2011/2012 kepada guru mata pelajaran matematika kelas X-3 dan X-10.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional karena bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya belajar Model David Kolb dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA 1 Bae Kudus pada semester II tahun ajaran 2011/2012.

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah unsur yang mengikat munculnya unsur lain. Jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah gaya belajar.

Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel lain. Jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa, yang dilihat dari nilai TAS (Tes Akhir Semester) mata pelajaran matematika.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2011/2012, dengan ukuran populasi berjumlah 335 siswa.

SMA 1 Bae Kudus terdiri dari 10 kelas untuk kelas X, yakni kelas X-1, X-2,

(2)

2

X-3, X-4, X-5, X-6, dan X-10 dengan masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa, untuk kelas X-7 sebanyak 33 siswa serta kelas X-8 dan X-9 masing- masing sebanyak 32 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 dan X-10 SMA 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2011/2012, dengan ukuran sampel berjumlah 62 siswa. Rinciannya adalah 33 siswa kelas X-3 dan 29 siswa kelas X-10, sampel diambil dengan teknik Proporsional kelas. Pengambilan jumlah sampel mengacu pada Roscoe dalam Sugiyono (2012) yang menyarankan ukuran sampel dalam penelitian adalah sbagai berikut : a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500.

b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

d. Untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

D. Definisi Operasional

1. Gaya Belajar Model David Kolb

Menurut David Kolb Gaya belajar (X) merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, sehingga pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif. Gaya belajar menurut Kolb terdiri dari empat tipe yang diukur menggunakan KLSI 1985. Keempat tipe tersebut yaitu gaya belajar diverger, assimilator, converger dan accommodator. Gaya belajar diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan atau perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Reflective Observation (RO) jika diformulakan menjadi CE + RO.

Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi berpikir dan mengamati atau perpaduan antara Reflective Observation (RO) dan Abstract Conceptualization (AC) jika diformulakan menjadi RO + AC.

(3)

3

Gaya belajar converger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat atau perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Active Experimentation (AE) jika diformulkan menjadi AC + AE. Gaya belajar accomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan atau perpaduan antara Active Experimentation (AE) dan Concrete Experience (CE) jika diformulakan menjadi AE + CE.

Gaya belajar diukur menggunakan instrumen berupa angket KLSI (Kolb Learning Style Inventory) 1985 yang diadaptasi dari Sulistyaningrum (2011). Instrumen ini dipilih karena sudah baku dan mencakup semua kriteria atau konsep, subkonsep, dan indikator empirik dari gaya belajar Model David Kolb yang dipakai sebagai variabel bebas dalam penelitian ini.

2. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika (Y) merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu proses belajar yang telah dievaluasi dalam jangka waktu tertentu dalam bidang matematika.

Prestasi belajar matematika diukur menggunakan nilai Tes Akhir Semester (TAS) II Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan dua jenis data yang, yaitu: prestasi belajar matematika dan gaya belajar model David Kolb.

Prestasi belajar matematika diukur berdasarkan studi dokumentasi yang diambil dari nilai Tes Akhir Semester (TAS) II Tahun Ajaran 2011/2012 mata pelajaan matematika. Prestasi belajar yang berupa nilai diperoleh dari masing-masing guru mata pelajaran matematika kelas X-3 dan kelas X-10. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini dipakai sebagai variabel terikat.

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka variabel gaya belajar akan diukur dengan menggunakan Inventori David Kolb. Pernyataan- pernyataan yang terdapat dalam inventori tersebut mengacu pada apa yang dipikirkan oleh siswa ketika belajar sesuatu. Penyataan tersebut merupakan sebuah kondisi yang mengarah pada diri siswa dalam menanggapi setiap kondisi pada dirinya ketika melakukan aktivitas belajar. Aspek-spek yang diukur dalam inventori David Kolb yaitu, perasaan, mengamati, berpikir, dan bertindak

(4)

4

F. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini meliputi dua jenis data yang digunakan yaitu: gaya belajar dan prestasi belajar matematika. Gaya belajar diukur menggunakan instrumen berupa angket KLSI (Kolb Learning Style Inventory) 1985 yang diadaptasi dari Sulistyaningrum (2011), sedangkan prestasi belajar matematika diukur berdasarkan studi dokumentasi yang diambil dari nilai Tes Akhir Semester (TAS) II tahun ajaran 2011/2012 mata pelajaran matematika. Prestasi belajar tersebut berupa nilai. Nilai diperoleh dari masing-masing guru mata pelajaran matematika kelas X-3 dan kelas X-10.

Instrumen ini dipilih karena sudah baku dan mencakup semua kriteria atau konsep, subkonsep, dan indikator empirik dari gaya belajar model David Kolb yang dipakai sebagai variabel dalam penelitian ini. KLSI berupa daftar pernyataan yang terdiri dari 12 pernyataan dengan 4 pilihan anak kalimat yang harus dirangking.

Tabel 3.1. Skoring Instrumen

Rangking Scoring

Sangat sesuai 4

Sesuai 3

Agak sesuai 2

Kurang sesuai 1

Batasan konsep, subkonsep, dan indikator empirik inventori model gaya belajar milik David Kolb terlihat seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Konsep, Subkonsep, dan Indikator Empirik No Konsep dan Subkonsep Indikator Empirik No. Butir

1

Pengelaman konkrit (Concrete Experience / CE)

adalah langsung

memproses infomasi melalui berpikir imajinatif dan inovatif

Siswa belajar melalui perasaan (feeling) dengan menekankan segi-segi pengalaman konkrit, relasi dengan sesame dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain

1-12, anak kalimat pertama (12 butir)

2

Pengalaman reflektif (reflective Observation/

RO) adalah mengamati informasi berefleksi atas informasi itu dan mengamati masalah dari berbagai wawasan

Siswa belajar melalui pengamatan

(watching), mengamati sebelum menyimak suatu perkara berbagai perspektif

1-12, anak kalimat ke-dua (12 butir)

(5)

5

No Konsep dan Subkonsep Indikator Empirik No. Butir

3

Konseptualisasi abstrak (Abstract

Conceptualization/ AC) adalah pola memproses informasi yang diamati berpikir teoritis logis

Siswa belajar melalui pemikiran (thingking) dan lebih berfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis dan pemahaman intelektual dari situasi yang dihadapi

1-12, anak kalimat ke-tiga (12 butir)

4

Eksperimentasi aktif (Active Experimentation/

AE) adalah menggunakan teori guna memecahkan masalah praktis

Siswa belajar melalui tindakan (doing), melaksanakan tugas, berani mengambil

resiko dan

mempengaruhi orang lewat oerbuatannya

1-12, anak kalimat ke-empat (12 butir)

1. Pedoman Skor Kolb’s Learning Style Inventory

Siswa merangking 4 pernyataan anak kalimat pada setiap nomor item, yaitu :

Rangking 1 : (kurang sesuai) dengan diri siswa ketika belajar Rangking 2 : (agak sesuai) dengan diri siswa ketika belajar Rangking 3 : (sesuai) dengan diri siswa ketika belajar Rangking 4 : (sangat sesuai) dengan diri siswa ketika belajar

Setiap rangking/skor dalam kolom 1-4 masing-masing dijumlahkan, adapun kolom itu sebagai berikut :

Kolom 1 : kategori model belajar feeling (CE) Kolom 2 : kategori model belajar watching (RO) Kolom 3 : kategori model belajar thinking (AC) Kolom 4 : kategori model belajar doing (AE)

Skor CE diperoleh dari menjumlahkan semua skor model belajar pada kolom pertama, skor RO diperoleh dari menjumlahkan semua skor model belajr pada kolom kedua, skor AC diperoleh dengan menjumlahkan semua skor kolom ketiga, dan skor AE diperoleh dengan menjumlah semua skor pada kolom keempat.

2. Kriteria Penentuan Gaya Belajar Kolb’s

Penentuan kriteria gaya belajar Kolb didasari dengan menentukan nilai X dan Y yang terletak dalam satu koordinat sumbu X dan sumbu Y.

Sumbu X dan Y diplotkan dalam satu koordinat, sehingga terbentuk

(6)

6

suatu kecenderungan gaya belajar yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Gaya belajar diverger terjadi jika AC – CE = Y, positif dan AE – RO = X, positif.

b. Gaya belajar assimilator terjadi jika AC – CE = Y, negatif dan AE – RO

= X, positif.

c. Gaya belajar converger terjadi jika AC - CE = Y, negatif dan AE – RO = X, negatif.

d. Gaya belajar accomodator terjadi jika AC – CE = Y, positif dan AE - RO = X, negatif

Dari definisi di atas maka dapat digambarkan seperti yang terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1.

Ploting Gaya Belajar Model David Kolb dari Koordinat X dan Y

Setelah didapatkan ploting gaya belajar model David Kolb sesuai dengan gambar 3.1, maka untuk menentukan jenis gaya belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan rumus di atas maka gaya belajar model David Kolb dapat diklasifikasikan seperti yang terlihat pada tabel 3.3.

CE

Accomodator Diverger

RO Converger

Y

AE X

Assimilator AC

Y = AC-CE X = AE-RO

(7)

7

Tabel 3.3. Klasifikasi Tipe Gaya Belajar Model David Kolb Kriteria skor

Kuadran Subkonsep Tipe Gaya Belajar Kolb AC – CE AE – RO

+ + I CE dan RO Diverger

- + II RO dan AC Assimilator

- - III AC dan AE Converger

+ - IV AE dan CE Accomodaor

Gaya belajar diverger terbentuk dari penjumlahan aspek CE + RO, gaya belajar assimilator terbentuk dari penjumlahan aspek RO + AC, gaya belajar converger terbentuk dari penjumlahan aspek AC + AE, dan gaya belajar accomodator terbentuk dari penjumlahan aspek AE + CE.

G. Uji Coba Instrumen 1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Penentuan validitas mengacu pada Ali (2007), yang menyatakan bahwa suatu item teruji jika batas bawahnya sama dengan 0,20, dengan kategori sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : valid

0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan atau kepercayaan sesuatu yang akan diuji. Pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Pengujian reliabiltas mengacu pada pendapat Azwar dalam Atma (2012) bahwa untuk menguji reliabiltas menggunakan teknik Alpha Cronbach, dikatakan bahwa reliabel jika besarnya korelasi miimal α > 0,70, untuk mengetahui alat ukur reliabel, George dan Mallery (dalam Atma, 2012) mengemukakan bahwa :

Alpha > 0,9 dikatakan sangat tinggi Alpha > 0,8 dikatakan tinggi Alpha > 0,7 dikatakan cukup tinggi Alpha > 0,6 dikatakan sedang Alpha > 0,5 dikatakan rendah Alpha < 0,5 dikatakan sangat rendah

(8)

8

H. Penentuan Pengukuran Kategori Variabel

Penentuan klasifikasi prestasi belajar matematika yang berupa nilai matematika, menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh SMA 1 Bae Kudus. Patokan nilai yang digunakan adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan batas nilai terendah adalah 76, sedangkan untuk klasifikasi tipe gaya belajar berpedoman pada kriteria Kolb pada tabel 3.3 yang telah dijelaskan di atas.

I. Teknik Analisi Data

Menurut Hadi dalam Natalia (2011) analisa data bertujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, analisis statistik inferensial, dan analisis uji korelasi yang menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang hasil pengukuran keempat tipe gaya belajar serta prestasi belajar matematika.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menyimpulkan hasil penelitian, penelitian ini menguji adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar Model David Kolb dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA 1 Bae Kudus semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Analisis uji korelasi menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment yang sebelumnya telah dilakukan uji normalitas dan uji linieritas dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Menurut Iskandar dalam Setyoningrum, 2010) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.4.

Pedoman Interpretasi Nilai Korelasi Variabel Penelitian

Korelasi Tingkat Hubungan

0.80 - 1.00 atau -0.80 – (-1.00) Sangat kuat 0.60 - 0.799 atau -0.60 – (-0.799) Kuat 0.40 - 0.599 atau -0.40 – (- 0.599) Sedang 0.20 - 0.399 atau -0.20 – (-0.399) Rendah 0.01 - 0.199 atau -0.01 – (-0.199) Sangat rendah

0.00 Tidak ada korelasi

Gambar

Tabel 3.1. Skoring Instrumen
Tabel 3.3. Klasifikasi Tipe Gaya Belajar Model David Kolb  Kriteria skor

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis mayor, yaitu hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru dan dukungan sosial

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian dengan analisis asosiatif yang merupakan analisis statistik untuk menganalisis hubungan atau

Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least Square) mulai dari

teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi Pearson product moment, untuk menguji hipotesis hubungan antar variabel

analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data. sampel

Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial (korelasi berganda) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas guru dan gaya

Statistik inferensial adalah teknik analisis yang digunakan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan secara logis atau data yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diuji melalui uji