21
Universitas Kristen Petra
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2014), metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena untuk mendeskripsikan hubungan faktor demografi dengan kesuksesan wirausaha pada pengusaha makanan di Surabaya.
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dari penelitian ini adalah pengusaha makanan dan minuman yang berada di Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini tergolong populasi tidak terbatas (infinite population) karena jumlah unit analisisnya tidak dapat dihitung. Disebabkan jumlah populasi yang terlalu besar, maka peneliti mengambil unit analisis yang jumlahnya lebih kecil yang disebut dengan sampel.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, dimana tidak setiap anggota memiliki kesempatan yang sama menjadi anggota sampel dan probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui (Kuncoro, 2003). Metode pengambilan sampel non probability yang digunakan adalah judgemental sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap
22
Universitas Kristen Petra
beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003). Dikarenakan oleh jumlah populasi yang infinite atau tidak terbatas, maka untuk menentukan sampel peneliti menggunakan rumus:
n =
Z
a2 p.qd2
= (1,96)2 x 0,5 x 0,5 (0,1)2
= 96,04 sampel (3.1)
Keterangan:
n = besarnya sampel
p = proporsi variabel yang dikehendaki, dimana nilai p dalam penelitian ini adalah 0.5, karena proporsi sampel tidak terhingga dan p sebesar ini akan memberikan perhitungan sampel terbesar.
q = 1-p
Z
a = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan α,dimana dalam penelitian ini derajat kepercayaan adalah 95 % sehinnga nilai
Z
a adalah 1,96d = keasalahan sampling yang masih dapat ditoleransi, dimana dalam penelitian ini nilai error yang dipakai adalah 10% (Budiarto, 2004)
Menurut perhitungan di atas, pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan membagikan kuisioner kepada minimal 96,04 responden, sedangkan jumlah responden yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 100 responden pengusaha makanan dan minuman di Surabaya.
Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1. Pemilik usaha makanan dan minuman di Surabaya.
2. Usaha telah berdiri minimal 5 tahun.
23
Universitas Kristen Petra
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014), data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sebagai contoh adalah jenis kelamin, pendidikan, usia, dan pendapatan seorang pengusaha dalam menilai kesuksesannya.
3.4 Sumber Data
Pengumpulan data dalam penlitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang langsung bersangkutan dengan keperluan penelitian atau dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian, sehingga untuk menjawab masalah penelitian data tersebut harus dikumpulkan terlebih dahulu (Sugiyono, 2014). Data primer dalam penelitian ini didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada pengusaha sukses yang berada di Surabaya yang memiliki usaha di bidang makanan dan minuman.
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data primer dalam penelitian ini diambil menggunakan metode survei lapangan, yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membagikan kuesioner sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan.
2. Kuesioner diisi oleh responden, dikumpulkan, disortir, kemudian diberikan skor.
Kuesioner yang dibagikan merupakan kuesioner dengan close-ended question, di mana responden diberikan jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti dengan menggunakan four Likert Scale.
Kuesioner yang dibagikan kepada para pengusaha makanan dan minuman di Surabaya ini memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Pertanyaan mengenai profil responden
Pertanyaan ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman, dan agama dari responden.
2. Pertanyaan mengenai tingkat persetujuan responden
24
Universitas Kristen Petra
Pertanyaan mengenai pendapat responden tentang persetujuan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti tentang kesuksesan wirausaha dan apakah faktor demografi tersebut memiliki hubungan dengan kesuksesan wirausaha para pengusaha. Pengukuran terhadap tingkat persetujuan responden menggunakan four Likert Scale Method, dimana jawaban responden dibatasi dengan tersedianya alternatif jawaban, yaitu:
1 = STS (Sangat Tidak Setuju) 2 = TS (Tidak Setuju)
3 = S (Setuju)
4 = SS (Sangat Setuju)
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan ditemukan kebenarannya (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu faktor demografi sebagai variabel bebas (independen) dan kesuksesan wirausaha sebagai variabel terikat (dependen).
3.6.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya (Kuncoro, 2003).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor demografi dimana faktor demografi memiliki indikator yaitu:
25
Universitas Kristen Petra
Tabel 3.1 Variabel Indikator Demografi
Indikator Kategori
Jenis Kelamin Pria
Wanita
Usia (tahun)
25-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun
> 55 tahun Pendidikan (terakhir)
SD SMP SMA/sederajat
S1/sederajat
≥ S2
Pengeluaran/bulan < 10 juta
juta-15 juta juta-20 juta
> 20 juta
Agama Islam
Katolik Kristen Hindu Budha Konghuchu
Pengalaman bekerja Tidak pernah bekerja sebelumnya
≤ 1 tahun
2-5 tahun
> 5 tahun
Pengalaman berwirausaha Baru pertama kali mendirikan usaha Mempunyai usaha lebih dari satu
pernah bekerja di tempat lain Lainnya
Lama berdirinya usaha ≤ 5 tahun
6-10 tahun 11-15 tahun
> 15 tahun
3.6.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam pengamatan dimana pengamat akan memprediksi atau menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi
26
Universitas Kristen Petra
kemudian (Kuncoro, 2003). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesuksesan wirausaha yang memiliki beberapa indikator yaitu:
a. Satisfied with life and business merupakan sebuah keadaan individu yang dirasakan seseorang ketika orang tersebut telah mencapai kesuksesannya.
b. Passion with your business merupakan sebuah perasaan atau emosi terhadap suatu hal yang membuat seseorang sangat antusias terhadap bisnisnya.
c. Continualy grow the business merupakan sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan bisnis.
d. Exceed the business goals merupakan suatu keadaan yang menunjukan hasil dari bisnis melebihi tujuan bisnis tersebut. Usaha yang mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya.
e. Receive public recognition merupakan suatu pengakuan yang diberikan oleh masyarakat kepada suatu perusahaan atau bisnis.
f. Achieve the business goal merupakan suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan yang ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan.
g. Build sustainable business merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dengan mengintegrasikan ekonomi, sosial, dan lingkungan ke dalam strategi bisnisnya.
h. Sell some profit business merupakan suatu tindakan menjual bisnis yang dilakukan oleh para pelaku bisnis jika bisnis tersebut sudah memiliki sistem yang baik untuk mendapatkan keuntungan yang lebih lagi.
i. Never fail merupakan suatu keadaan yang memaksa para pelaku bisnis untuk mencapai suatu keberhasilan dengan memenuhi target yang ada.
3.7 Tingkat Pengukuran
Data dapat digolongkan menurut tingkat pengukurannya. Tingkat pengukuran data mencatat perhitungan yang dapat dilakukan untuk merangkum dan menyajikan data. Hal tersebut juga menentukan uji statistik apa yang sebaiknya dilakukan. Terdapat empat tingkat pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval, dan ratio akan digunakan dalam penelitian ini.
27
Universitas Kristen Petra
3.7.1 Data Nominal
Pada tingkat pengukuran nominal, pengamatan kuantitatif hanya dapat digolongkan dan dihitung. Data nominal memiliki ciri yaitu variabel yang dimintai terbagi menjadi beberapa kategori dan sifat serta tidak ada aturan dasar terhadap hasilnya (Lind; Marchal; Wathen, 2014). Dengan data nominal alat analisis yang dimiliki memang terbatas. Data nominal tetap memiliki manfaat dan dapat dianalisis dengan Chi-square (Simamora, 2005).
3.7.2 Data Ordinal
Data nominal dan data ordinal memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki kategorisasi variabel. Namun yang membedakan adalah kategori- kategori dalam data ordinal dapat diurutkan. Dalam data ordinal berlaku bila a >
b, dan b > c, maka dengan sendirinya a > c. dalam data ordinal hanya ada urutan tetapi tidak ada jarak antar kategori (Simamora, 2005).
3.7.3 Data Interval
Menurut Lind; Marchal; Wathen (2014) tingkat pengukuran interval merupakan pemeringkatan selanjutnya yang paling tinggi. Pemeringkatan mencakup seluruh ciri pemeringkatan ordinal, namun yang membedakan adalah selisih antar nilai suatu ukuran tetap. Ciri-ciri pemeringkatan data interval adalah:
1. Penggolongan data disusun berdasarkan jumlah karakteristik yang dimiliki 2. Selisih yang sama dalam karakteristik ditunjukkan oleh selisih yang senilai
dalam ukurannya.
3.7.4 Data Rasio
Menurut Lind; Marchal; Wathen (2014) pemeringkatan rasio merupakan tingkat pengukuran tertinggi. Pemeringkatan tersebut memiliki seluruh pemeringkatan interval namun perbedaannya adalah titik nol memiliki makna dan rasio antara kedua angka juga bermakna. Ciri-ciri pemeringkatan rasio adalah:
1. Penggolongan data disusun menurut jumlah karakteristik yang mereka miliki.
2. Selisih yang sama dalam karakteristik ditunjukkan oleh selisih yang senilai pada angka-angka yang tertera pada golongan.
28
Universitas Kristen Petra
3. Titik nol merupakan tisak adanya karakteristik dan rasio antara dua angka memiliki makna.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisa Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014). Teknik ini dapat mendeskripsikan profil dari responden sehingga menghasilkan penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik. Alat deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata hitung (mean), modus, distribusi frekuensi, dan standar deviasi (standard deviation).
3.8.1.1 Rata-Rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung (mean) dapat diperoleh dengan menjumlahkan seluruh data dibagi dengan banyaknya data yang ada (Kuncoro, 2003). Rumus untuk menghitung rata-rata hitung adalah:
̅ ∑ (3.2)
Keterangan:
n : banyaknya data yang ada xi : data ke i
∑ : jumlah keseluruhan data
3.8.1.2 Modus
Menurut Lind; Marchal; Wathen (2014) modus adalah nilai pengamatan yang paling sering muncul. Modus berguna dalam merangkum data pemeringkatan nominal, ordinal, interval, dan rasio. Modus memiliki keuntungan untuk tidak terpengaruh oleh nilai yang terlampau tinggi atau rendah. Selain itu, kelemahan modus adalah jarang digunakan dibanding rata-rata atau median.
29
Universitas Kristen Petra
3.8.1.3 Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah sekumpulan data pada kelas terpisah yang menunjukkan jumlah pengamatan pada setiap kelas (Santoso dan Hamdani, 2007).
Untuk menyusun sebuah data ke dalam tabel distribusi frekuensi perlu di lakukan beberapa tahap yaitu :
1. Menentukan jumlah kelas
Untuk menentukan jumlah kelas, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
C= 1 + 3, 30 Log N (3.3)
Keterangan:
C = jumlah kelas
N = banyaknya frekuensi 3,30 = merupakan konstanta
2. Menentukan interval kelas
Setelah jumlah kelas ditentuan, langkah berikutnya adalah menentukan interval tentang skala untuk masing masing kelas. Apabila kita ingin menyusun distribusi frekuensi yang runtut, penggunaan interval kelas yang sama sangat dianjurkan. Untuk menghitung besarnya interval kelas, rumus yang diterapkan berdasarkan kaidah Sturges adalah :
(3.4)
Keterangan:
CI = interval kelas
Range = selisih antara data terbesar dan terkecil C = banyaknya kelas
Dengan interval kelas sebesar 1 maka disusun kriteria rata-rata jawaban responden yang disajikan dalam tabel berikut:
3 1 1 4
C Range CI
30
Universitas Kristen Petra
Tabel 3.2 Tabel Kategori Jawaban Resonden
Interval Kategori
3.01 – 4.00 Tinggi
2.01 – 3.00 Sedang
1.00 – 2.00 Rendah
3.8.1.4 Standar Deviasi (Standard Deviation)
Standar deviasi adalah ukuran penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara masing-masing nilai dengan rata-ratanya. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden dengan hasil bahwa semakin kecil nilai standar deviasi, maka semakin homogen jawaban responden dan sebaliknya (Kuncoro, 2003).
Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:
√∑ ( ̅)
(3.6)
Keterangan:
S = Standar deviasi
Xk = Nilai observasi dari variabel X N = ukuran sampel
3.9 Analisis Faktor
Menurut Sarwono (2012), analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang tidak berhubungan secara langsung atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan dalam seperangkat variabel.
Analisis faktor berguna untuk melakukan pengurangan data atau melakukan peringkasan sejumlah variabel menjadi lebih kecil jumlahnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA). Analisis eksploratori merupakan bagian tes eksplorasi dekriptor setiap konstruk laten.
Menurut Costello (2005) dan Conway (2003) dalam Nur (2014) meskipun deskriptor setiap konstruk laten telah diidentifikasi, untuk mempertahankan indikator setiap konstruk yang diukur pada kelompok yang lebih kecil maka perlu dilakukan pengujian faktor analisis eksplorasi (EFA). EFA adalah salah satu
31
Universitas Kristen Petra
metode analisis faktor untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel dalam membangun sebuah konstruk.
Beberapa langkah yang digunakan dalam analisis faktor (Santoso dan Tjiptono, 2001 dalam Bagus, I Gusti dan Eka, Ni Made, 2012) yaitu:
1. Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak. Dalam tahap ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test, pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy), serta pengujian dengan Anti Image Matrics.
2. Proses factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu faktor atau lebih. Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah Principal Moment Analysis. Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain.
3. Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk, dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas 1).
4. Uji keakuratan model.
3.10 Cross Tabulation
Menurut Rubin (2010), cross tabulation menunjukkan bagaimana hubungan antara dua atau lebih variabel data nominal atau kategori. Cross tabulation menampilkan frekuensi dan atau persentase dari salah satu kategori variabel kemudian ditabulasikan dengan frekuensi dan atau persentase dari variabel lain. Sebagai bagian dari analisa cross tabulation dilakukan juga uji chi- square untuk menentukan signifikansi hubungan yang ditunjukkan dalam analisa cross tabulation
32
Universitas Kristen Petra
3.11 Chi-Square
Chi-square digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih variabel saling berhubungan (Ghozali, 2012). Chi-square digunakan untuk menguji adanya hubungan antara variabel dalam tiap cross tabulation yang ada. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan dengan prosedur:
a. H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi dengan kesuksesan wirausaha.
b. H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi dengan kesuksesan wirausaha.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05 (lebih kecil dari alpha), maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi dengan kesuksesan wirausaha.
Jika p-value ≥ 0,05 (lebih besar sama dengan alpha), maka H0 diterima artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi dengan kesuksesan wirausaha.