PENGANTAR ILMU EKONOMI SIRKULER Pendekatan Ekonomi Berkelanjutan
Oleh
Darmawan Yudhanegara 0431057704
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA PURWAKARTA 2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr wb,
Alhamdulillah untuk penyusunan buku panduan pembelajaran pengantar ilmu ekonomi. Materi yang disampaikan kedalam bentuk diambil dari beberapa referensi ilmu ekonomi pada umumnya, sedangkan kajian pada ekonomi sirkuler untuk tahun ini.
Saat ini penulis sudah mengajar pengantar ilmu ekonomi 3 tahun, tahun ke tahun mengalami perubahan disesuaikan dengan kebutuhan saat itu. Pada tahun 2019 mengajarkan ekonomi terhadap kajian teknologi, tahun 2020 mengkaji pada ekonomi digital dengan praktikum menggunakan insighmaker, sedangkan tahun ini 2021 pada ekonomi sirkuler. Ekonomi sirkuler merupakan model ekonomi bisnis yang emergensi segera diterapkan sesuai dengan peraturan terhadap lingkungan. Model dalam keilmuan teknik industri semestinya merupakan model yang bersifat berkelanjutan. Maka dalam PIE ekonomi sirkuler merupakan sesuai dengan kebutuhan saat ini dilakukan.
Demikian buku PIE sirkuler ini diberikan kepada pembaca yang diharapkan dapat menyadari pentingnya model ekonomi sirkuler ini diterapkan dalam kehidupan sehari- sehari dimulai dari diri sendiri kemudian ke lingkugan industri besar. Tentu menyadari bahwa buku ini banyak kekurangannya, maka penulis sangat rendah hati menerima masukannya yang membangun untuk memperbaiki dan kebaikan terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia melalui buku ini.
Akhir kata. Terima Kasih
Darmawan Yudhanegara, S.T., M.T.
04310557704
Daftar Isi
Kata Pengantar ... 3
Daftar Isi... 4
BAB I PENDAHULUAN ... 5
1.1 Definisi Ekonomi ... 5
1.2 Ilmu Ekonomi dan Pilihan Ekonomi ... 7
1.3 Nilai Martjinal Alternatif Produksi ... 8
1.4 Studi Kasus 1. Kripik Kulit Melinjo Purwakarta ... 9
1.5 Hukum Quilibrium Keynes ...10
1.6 Sudut Ekonomi Sirkuler ...11
1.7 Latihan Soal ...12
BAB 2 PEMINTAAN DAN PENAWARAN ...16
2.1 Teori Permintaan ...16
2.2 Studi Kasus 2: Pasar Leuwi Panjang Purwakarta ...17
2.3 Teori Penawaran ...19
2.4 Teori Keseimbangan Pasar ...21
2.5 Sudut Ekonomi Sirkuler ...22
2.5 Latihan Soal ...23
2.6 Tugas Individu ...25
BAB 3 PILIHAN EKONOMI DAN UTILITAS ...26
3.1 Pilihan Faktor Produksi ...26
3.2 Utilitas Produk ...26
3.3 Marjinal Produksi dan produk ...27
3.4 Jangka waktu siklus produk ...27
3.5 Studi Kasus 3: Pilihan Konsumen pada Kemasan Kopi ...27
3.5 Sudut Ekonomi Sirkuler ...29
3.6 Latihan Soal ...33
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar ekonomi dalam skala mikro,
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar pertimbangan ekonomi dalam teknik industri,
Mahasiswa mampu menghitung nilai marjinal dari rumus-rumus sederhana dasar ekonomi,
Kata Kunci :
Ekonomi & Sejarah, ekonomi purwakarta, ilmu ekonomi, faktor produksi &
jasa, dan nilai marjinal faktor produksi
Pada Bab ini menguraikan dasar-dasar ekonomi diperlukan untuk pemenuhan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan oleh pelaku ekonomi mikro, baik ekonomi
& sejarah, ekonomi purwakarta, perkembangan ilmu ekonomi, faktor produksi & jasa, dan nilai marjinal faktor produksi. Diakhir bab, diberikan latihan soal untuk pemahaman ilmu ekonomi dasar.
1.1 Definisi Ekonomi
Adam Smith (1776) adalah bapak ekonomi. Beliau memberikan gagasan-gagasan modern mengenai ekonomi yang berlandaskan dengan moral manusia. Lahir di skotlandia pada era mesin uap atau dikenal era revolusi industri 1.0 yang berpandang bahwa setiap individu hendak dibebaskan mewujudkan urusan dan keinginannya, artinya setiap orang berharga dan kebebasan untuk kreatif. Dikenal zaman itu adalah antroposentris, yaitu masa humanisme modern yang dikenal dengan 6 dasar motif manusia (Faiz, 2020).
Beliau percaya bahwa semesta alam itu dianalogikan sebuah mesin, saling ketergantungan antar entiti seperti binatang, tumbuhan, manusia dan lain-lain. Dalam penerapan ekonomi dianggap bahwa ekonomi seperti sebuah mesin, tertuang dalam teori modern. Maka manusia dianggap homoeconomicus, manusia adalah makhluk secara
individu untuk memenuhi kebutuhan diri mereka masing-masing. Karena memiliki akal bukan seperti binatang memiliki insting (Faiz, 2020). “Man is an animal that makes bargains”, artinya tidak ada binatang tawar-menawar. Sehingga manusia merupakan mahluk mulia yang memiliki akal untuk keinginan maju dengan kehidupan yang lebih baik (Faiz, 2020).
Gambar 1. Adam Smith
Ekonomi dapat terjadi dimana-mana bahkan dalam kehidupan sehari-hari baik individu, masyarakat, organisasi, kawasan bahkan suatu negara. Maka ini dapat mendefinisikan menjadi dua bagian yaitu mikro dan makro ekonomi. Mikro ekonomi terjadi pada individu, rumah tangga, industri, kawasan, wilayah kabupaten, provinsi, sedangkan makro ekonomi terjadi ekonomi suatu negara terhadap ekonomi global baik ASEAN, G20, maupun seluruh negara di Dunia.
Purwakarta, sebuah kabupaten yang masyarakatnya tumbuh dan berkembang dari sejarah dan tradisi yang kental. Purwakarta memiliki beragam potensi yang mampu menunjang pengembangan dan pembangunan daerah. Antara lain potensi dalam bidang ekonomi, industri, pertanian dan pariwisata. Dengan modal kultur dan potensi yang dimiliki, Purwakarta menjadi sebuah daerah yang dinamis dan terus berkembang, tanpa meninggalkan akar tradisi sunda yang dimilikinya. Dari data tahun 2010, jumlah penduduk Purwakarta adalah 851.566 jiwa yang didominasi kelompok usia sekolah dan kelompok produktif. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Purwakarta cukup memiliki SDM potensi
untuk menggerakkan berbagai sektor ekonomi. Angka sementara pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purwakarta adalah 6.31% yang naik secara signifikan dari angka 4.99% pada limatahun sebelumnya. Peningkatan angka laju pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh tiga sektor dominan industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Pada tahun 2012, pendapatan per kapita penduduk Purwakarta sebesar Rp. 26.286.810,-, lebih tinggi 31% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan perkapita menggambarkan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat secara umum. (Anon., 2018).
Gambar 2. Kota Purwakarta
Ada istilah ceteris paribus adalah dasar ekonomi bahwa apabila permintaan naik maka harga naik, yang cukup sering terjadi dalam kehidupan ekonomi saat ini. Kemudian istilah post hoc fallacy yaitu misalkan harga daging sapi naik maka harga baso naik, sehingga beragapan bahwa harga baso naik karena adanya harga daging sapi naik.
1.2 Ilmu Ekonomi dan Pilihan Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang melibatkan studi untuk menentukan pilihan- pilihan dan mempertimbangkan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pemilihan tersebut (Kurniawan, dkk, (Kurniawan, P.; Budhi, M.K.S., 2018). Ekonomi adalah dari kehidupan
sehari-hari berupa enam tindakan dan perilaku atau motif manusia menurut Adam Smith yaitu (Faiz, 2020) :
Cinta pada diri sendiri (self loves)
Simpati
Keinginan untuk merdeka
Kepemilikan sopan santun (sense of property)
Senang bekerja dan cenderung untuk saling menukar, barter dengan barang- barang lain
Bebas mempertimbangkan dan memperoleh apa yang dia rasa patut untuk kepentingan dirinya.
Ekonomi dianalogikan seperti mesin, saling ketergantungan antar komponen, maka dikenal dengan nama sistem ekonomi. Sistem ekonomi adalah sistem untuk mengatasi kelangkaan yang digunakan untuk membuat pilihan tentang alokasi sumber daya yang terbatas untuk digunakan seefisien mungkin. Sedangkan sistem ekonomi tradisional adalah peran bersama dalam perekonomian yang dilandasari oleh kesamaan garis nenek moyang. Contoh sistem ekonomi perintah adalah pembuat keputusan yang utama, sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang ditentukan oleh besar pembeli dan penjual pasar (Kurniawan, P.; Budhi, M.K.S., 2018).
Dalam ilmu ekonomi dengan adanya permintaan dan penawaran. Dimana yang disebut permintaan adalah nilai angka konsumen untuk kebutuhannya, sedangkan penawaran adalah nilai angka kemampuan memenuhi kebutuhannya. Faktor yang menjadi peningkatan ekonomi untuk pemenuhan kepuasaan yaitu faktor memproduksi dan faktor memberikan jasa tenaga untuk memenuhi ekonomi kepada pelaku ekonomi.
1.3 Nilai Martjinal Alternatif Produksi
Prinsip dalam menghitung nilai marjinal adalah lakukanlah sesuatu jika nilai marjinal manfaat > biaya, berhenti melakukan sesutau ketika nilai marjinal manfaat < biaya karena tidak akan memiliki nilai ekonomi. Faktor pilihan ekonomi yang dijelaskan adalah faktor produksi, bukan faktor berdiam diri, faktor mengemis dan faktor membersihkan lingkungan. Nilai marjinal dilakukan perhitungan untuk mengukur seberapa besar nilai ekonomi yang diperoleh, sehingga dapat mudah untuk mempertimbangkan dalam keputusan, kaitannya dengan teknik.
Dibawah ini menguraikan contoh mengenai alternatif ekonomi yang untuk memproduksi produk untuk meningkatkan kehidupan dirinya dan keluarganya. Melinjo merupakan bahan baku yang cukup berpotensi yang ada di wilayah purwakarta, dalam situasi pandemic seperti ini banyak sekali pelaku ekonomi melakukan pilihan-pilihan agar memulihkan ekonomi agar kehidupan tetap berlangsung dan bahkan lebih baik.
1.4 Studi Kasus 1. Kripik Kulit Melinjo Purwakarta
Berikut Contoh Faktor Produksi Bahan-bahan Keripik Kutang untuk 1 Kg:
Tabel 1. Produksi Kripik Kulit Melinjo
No. Bahan Baku Harga
1 Kulit Melinjo 15.000
2 Penggorengan 7.000
3 Pengemasan 4.000
4 Pemasaran 40.000
Permasalahan utama dalam ekonomi adalah kelangkaan sumber daya untuk memenuhi permintaan (Kurniawan, P.; Budhi, M.K.S., 2018) ekonomi saat ini. Marjinal adalah batas antara biaya dan manfaat/ untung. Biaya adalah nilai yang dikeluarkan pihak pelaku ekonomi, sedangkan manfaat/ untung adalah nilai yang diperoleh kepada pelaku ekonomi.
Gambar 3. Keripik Kutang Purwakarta
1.5 Hukum Quilibrium Keynes
Hukum keseimbangan selalu digunakan menjadi konsep dasar dalam ekonomi.
Rumus yang sering digunakan seperti dibawah ini.
Rumus 1. Kesimbangan
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 = 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕
Dengan konsep dasar dari rumus keseimbangan Biaya = Profit, maka diperoleh 15.000 + 7.000 + 4.000 + X = 40.000, maka tentukan nilai x = 40.000 – 15.000 – 7.000 – 4.000 = 14.000, artinya nilai marjinal dari keripik kutang ini adalah Rp. 14.000. Nilai marjinal ini adalah menjadi nilai harga nilai marjinal.
Gambar 4. Keripik Siumel
Namun keripik ini telah mengubah kemasan menjadi keripik kulit melinjo (kummel) yang mudah dihapal dan kemasan yang menarik untuk pembeli. Ini merupakan faktor produksi selain faktor-faktor ekonomi lainnya.
1.6 Sudut Ekonomi Sirkuler
Ekonomi Sirkuler (ES) memandang bahwa ekonomi dapat dilanjutkan dengan memodelkan alur dari produk tidak berakhir di ujung. Nilai yang diperoleh dari barang yang diujung dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan limbah menjadi lebih berguna kembali, apakah digunakan untuk alam atau digunakan kembali untuk tangan konsumen lainnya.
Ekonomi yang terjadi dikehidupan, seringkalinya ditemukan barang yang diujung menjadi sampah, dan susah diuraikan. Dengan adanya lingkungan yang semakin tidak sehat, maka model ES ini menjadi ukuran dari ekonomi dapat dilanjutkan kembali ke masa yang akan datang lebih lama, atau berkelanjutan.
Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari untuk pribadi terlebih dahulu adalah dengan menerapkan pemanfaatkan sampah menjadi lebih berguna. Menggunakan barang-barang tidak terpakai menjadi dipakai kembali oleh pengguna lebih bermanfaat dan sebagainya. Konsep dari ES yaitu membuat siklus produk kebergunaannya, tidak berhenti di satu lokasi, tetapi diupayakan dimaksimalkan untuk di putar agar kebergunaanya bisa dimaksimalkan.
Gambar 5. Pentingnya Ekonomi Sirkular
Sedang dalam peraturan ekonomi sirkuler adalah Perpres 97/ 2017 Kebijakan dan Strategi Nasional 2025 100% limbah dikelola dengan baik 30% pengurangan 70%
penanganan.
1.7 Latihan Soal
Latihan soal ini bertujuan untuk mengukur pemahaman, tidak dilakukan penilaian, mohon dijawab dengan jujur. Jawaban akan diperoleh jika mengisi dalam google form.
Bisa dibuka pada saat setelah selesai pemaparan penjelasannya.
1. Siapakah tokoh ekonomi dalam sejarah untuk pertama kalinya pada tahun 1776?
a. Aristoteles b. Karl Marx c. Adam Smith d. Ibnu Kholdun
2. Bagaimana kehidupan sebelum adanya ekonomi ini lahir sebelum tahun 1776, KECUALI?
a. Mencari makan sendiri dengan cara berburu atau memungut alam yang bisa dimakan
b. Membuat pakaian untuk diri sendiri c. Membuat perlindungan diri
d. Mencintai diri sendiri
3. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi secara mikro?
a. Merupakan dasar dalam kehidupan manusia untuk pemenuhan kehidupannya untuk lebih baik dimasa mendatang
b. Merupakan nilai ketaqwaan kita terhadap maha pencipta kehidupan
c. Merupakan rasa keingintahuan diri untuk menggali sumber daya dalam kehidupan d. Merupakan tindakan yang menyukuri kehidupan apa yang sudah dimiliki dalam
kehidupan
4. Apakah yang dimaksud dengan ilmu ekonomi mikro?
a. Ilmu yang mempelajari cara perhitungan-perhitungan secara matematika b. Ilmu alam mempelajari ekosistem dalam kehidupan
c. Ilmu teknik yang mempelajari perancangan suatu teknologi tepat guna
d. Ilmu sosial yang mempelajari pilihan-pilihan hal-hal untuk pemenuhan kehidupan yang lebih baik untuk kepuasan secara mikro maupun makro?
5. Siapa pelaku ekonomi itu dalam skala paling mikro?
a. Tuhan b. Manusia c. Binatang d. Pohon-pohon
6. Manakah dibawah ini pelaku ekonomi yang menengah?
a. Manusia
b. Rumah Tangga/ Keluarga c. UKM/ Perusahaan
d. Kota/ provinsi/ Negara
7. Alasan mengapa kita mempelajari ilmu ekonomi untuk ilmu teknik?
a. Sebagai cara terakhir untuk merancang teknologi b. Sebagai pertimbangan untuk merancang teknologi c. Sebagai wawasan fikiran untuk merancang teknologi
d. Sebagai bahan keisengan dalam merancang teknologi
8. Pilihan ekonomi manakah untuk pelaku ekonomi mikro dalam menghadapi pandemi yang kehidupan lebih baik?
a. Faktor berdiam diri b. Faktor produksi dan jasa c. Faktor mengemis/ memungut d. Faktor membersihkan lingkungan
9. Berapa nilai marjinal dalam alternatif ekonomi produksi yaitu jika memproduksi keripik melinjo dengan bahan baku sebesar Rp. 5.000.000, harga pasar keripik melinjo tersebut jika di jual di wilayah purwakarta sebesar Rp. 60.000 per kg?
a. Nilai Marjinal Produksi sebesar : 70.33 b. Nilai Marjinal Produksi sebesar : 80.33 c. Nilai Marjinal Produksi sebesar : 83.33 d. Nilai Marjinal Produksi sebesar : 93.33
10. Berapa jumlah penduduk Purwakarta pada tahun 2010?
a. 950.234 jiwa b. 851.566 jiwa c. 1.050.734 jiwa d. 750.890 jiwa
11. Definisi keseimbangan ilmu ekonomi dengan ilmu sosial sebenarnya?
a. Manusia adalah makhluk sosial sehingga dengan memenuhi ekonomi namun dengan jiwa sosial
b. Manusia selalu ingin menjadi yang terbaik dengan cara apapun.
c. Manusia menguasai suatu kelompok manusia dan daerah tertentu dengan kewenangan sendiri
d. Ekonomi monopoli tanpa pemerataan.
12. Apakah perbedaan ekonomi dengan ilmu ekonomi?
a. Ekonomi adalah suatu nilai-nilai wawasan yang dimiliki oleh pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari wawasan-wawasan alam semesta untuk pengetahuan pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro.
b. Ekonomi adalah suatu nilai-nilai agama yang dimiliki oleh pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kesehatan pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro.
c. Ekonomi adalah nilai teknologi yang dimiliki oleh pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari teknologi pelaku ekonomi baik skala mikro maupun makro.
d. Ekonomi adalah suatu faktor untuk pemenuhan kepuasaan baik skala mikro maupun makro. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari alternatif-alternatif faktor ekonomi untuk pemenuhan kepuasaan baik skala mikro maupun makro.
BAB 2 PEMINTAAN DAN PENAWARAN
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teori permintaan dan penawaran dalam skala mikro,
Mahasiswa mampu menggambarkan kurva permintaan dan penawaran,
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan keseimbangan pasar, Kata kunci :
Permintaan, penawaran, kurva fungsi, dan keseimbangan pasar
Pada modul ini akan menerangkan hukum alam permintaan dan penawarannya, kemudian digambarkan dalam bentuk kurva dari hasil perhitungan rumusnya serta bagaimana yang terjadi di pasar apabila permintaan dan penawaran saling berhubungan.
Pelaku ekonomi perorangan, rumah tangga dan pasar merupakan ilmu ekonomi yang memiliki ruang lingkup mikro.
2.1 Teori Permintaan
Teori Permintaan merupakan banyaknya barang yang dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu (Tjolleng, 2019). Rumus permintaan merupakan persamaan matematika yang menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel lain dianggap konstan atau tetap.
Rumus 2. Permintaan
𝑷𝒅 =𝒂 − 𝑸𝒅
𝒃 = −𝟏
𝒃(−𝒂 + 𝑸𝒅) Dimana :
𝑷𝒅= Harga barang atau jasa yang diminta 𝒂= Konstanta
𝒃= Koefisien
𝑸𝒅 = Kuantitas barang atau jasa yang diminta
Kurva permintaan merupakan gambar grafik yang menunjukan antara harga barang atau jasa yang diminta (𝑷𝒅)terhadap kuantitas barang atau jasa yang diminta (𝑸𝒅) terjadi fungsi permintaan (𝑫) menurun. Seperti yang ditunjukan studi kasus warung bu Lia di Pasar Leuwi Panjang di Purwakarta pada saat hasil penjualan satu harinya pada saat bulan januari 2020 dibawah ini
2.2 Studi Kasus 2: Pasar Leuwi Panjang Purwakarta
Petunjuk: bacalah berita dibawah ini, kemudian hasil penjualan asumsinya per harinya adalah 100 kg per hari dan 50 kg per hari.
Gambar 6. Berita Pasar di Purwakarta
Dalam berita menyatakan bahwa harga cabe rawit merah per januari 2020 sebelum pandemi mengalami kenaikan sebesar 100%, dari Rp.40.000/ Kg menjadi Rp. 80.000/ Kg, sedangkan jumlah permintaan dari hasil penjualan jika satu warung terjual 100 kg/ hari maka terjadi 50 kg/ hari. Maka dari situ dilakukan formulasi matematika permintaan cabe sebagai berikut
𝒚 − 𝒚𝟏 =𝒚𝟐− 𝒚𝟏
𝒙𝟐− 𝒙𝟏(𝒙 − 𝒙𝟏)
Dengan menggantikan 𝒙 dengan 𝑸 dan 𝒚 dengan 𝑷 maka diperoleh menjadi 𝑷 − 𝑷𝟏 = 𝑷𝟐− 𝑷𝟏
𝑸𝟐− 𝑸𝟏(𝑸 − 𝑸𝟏)
Dan dengan mensubtitusikan dari berita diatas dengan asumsi penjualan untuk satu hari satu unit usaha 𝑷𝟏= 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎, 𝑸𝟏= 𝟏𝟓𝟎, 𝑷𝟐= 𝟖𝟎𝟎𝟎𝟎, dan 𝑸𝟐= 𝟏𝟎𝟎 maka menjadi persamaan :
𝑷 − 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎 =𝟖𝟎𝟎𝟎𝟎 − 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟏𝟎𝟎 − 𝟏𝟓𝟎 (𝑸 − 𝟏𝟓𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎 =𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
−𝟓𝟎 (𝑸 − 𝟏𝟓𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎 =𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
−𝟓𝟎 (𝑸 − 𝟏𝟓𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎 = −𝟖𝟎𝟎(𝑸 − 𝟏𝟓𝟎) 𝑷 = −𝟖𝟎𝟎𝑸 + 𝟏𝟐𝟎𝟎𝟎𝟎 + 𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
𝑷𝒅 = −𝟖𝟎𝟎𝑸𝒅+ 𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 Atau jika dilakukan normalisasi menjadi
𝟖𝟎𝟎𝑸 = 𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 − 𝑷 𝑸 =(𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 − 𝑷)
𝟖𝟎𝟎 𝑸 = 𝟐𝟎𝟎 − 𝑷
𝟖𝟎𝟎 𝑸𝒅 = 𝟐𝟎𝟎 − 𝟏
𝟖𝟎𝟎𝑷𝒅
Artinya ini adalah fungsi formulasi permintaan cabe rawit merah keriting di purwakarta pada satu warung bu Lia per harinya.
Tabel 2. Permintaan
2.3 Teori Penawaran
Teori penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu (Tjolleng, 2019).
Rumus 3. Penawaran
𝑷𝒔 = 𝒂 + 𝑸𝒔
𝒃 = 𝟏
𝒃(𝒂 + 𝑸𝒔) (𝟐. 𝟑) Dimana
𝑷𝒔= Harga barang atau jasa yang ditawarkan (supply)
𝒂= Konstanta
𝒃= Koefisien
𝑸𝒔 = Kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan
Dengan merujuk persamaan yang sama dengan permintaan maka persamaan fungsi penawaran sebagai berikut:
𝒚 − 𝒚𝟏 =𝒚𝟐− 𝒚𝟏
𝒙𝟐− 𝒙𝟏(𝒙 − 𝒙𝟏)
Dengan menggantikan 𝒙 dengan 𝑸 dan 𝒚 dengan 𝑷 maka diperoleh menjadi
𝑷 − 𝑷𝟏 = 𝑷𝟐− 𝑷𝟏
𝑸𝟐− 𝑸𝟏(𝑸 − 𝑸𝟏)
Maka, Karena dengan harga yang menawarkan mahal lebih banyak dibanding yang harga murah sebagai teori penawaran, dan dengan mensubtitusikan dari berita diatas dengan asumsi penjualan untuk cabe rawit keriting𝑷𝟏= 𝟖𝟓𝟎𝟎𝟎, 𝑸𝟏= 𝟗𝟎, 𝑷𝟐 = 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎, dan 𝑸𝟐 = 𝟔𝟎 maka menjadi persamaan :
𝑷 − 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎 =𝟖𝟓𝟎𝟎𝟎 − 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎
𝟗𝟎 − 𝟔𝟎 (𝑸 − 𝟔𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎 =𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟑𝟎 (𝑸 − 𝟔𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎 =𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟑𝟎 (𝑸 − 𝟔𝟎) 𝑷 − 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟑𝟑𝟑(𝑸 − 𝟔𝟎) 𝑷 = 𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸 − 𝟖𝟎𝟎𝟎𝟎 + 𝟒𝟓𝟎𝟎𝟎
𝑷𝒔 = 𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸 − 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎
Atau jika dilakukan normalisasi menjadi
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸 = 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎 + 𝑷 𝑸 =(𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎 + 𝑷)
𝟏𝟑𝟑𝟑 𝑸 = 𝟐𝟔, 𝟐𝟓 + 𝑷
𝟏𝟑𝟑𝟑 𝑸𝒔 = 𝟐𝟔, 𝟐𝟓 + 𝟏
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑷𝒔 Dan diperoleh grafik fungsi penawaran sebagai berikut:
Tabel 3. Permintaan
2.4 Teori Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar dapat terjadi dengan adanya fungsi permintaan dan penawaran. Keseimbangan pasar adalah suatu keadaan ketika jumlah barang dan harga yang ditawarkan oleh produsen sama dengan jumlah barang dan harga yang diminta oleh konsumen. Keseimbangan tersebut ditunjukan oleh perpotongan kurva fungsi permintaan dan penawaran yang dinamakan titik keseimbangan pasar atau titik ekuilibrium. Jika fungsi permintaan 𝑷𝒅 = −𝟖𝟎𝟎𝑸 + 𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 dan fungsi penawaran 𝑷𝒔 = 𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸 − 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎, maka berdasarkan persamaan titik ekuilibrium adalah 𝑷𝒅 = 𝑷𝒔 maka :
−𝟖𝟎𝟎𝑸𝒆+ 𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 = 𝟏3𝟑𝟑𝑸𝒆− 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸𝒆− 𝟖𝟎𝟎𝑸𝒆= 𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 − 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎
𝟓𝟑𝟑𝑸𝒆= 𝟏𝟐𝟓𝟎𝟎𝟎 𝑸𝒆 = 𝟏𝟐𝟓𝟎𝟎𝟎
𝟓𝟑𝟑 𝑸𝒆= 𝟐𝟑𝟒. 𝟓𝟐
Kemudian di subtitusikan nilai Q kedalam salah satu persamaan sehingga diperoleh : 𝑷𝒆 = 𝟏𝟑𝟑𝟑𝑸𝒆− 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎
𝑷𝒆 = 𝟏𝟑𝟑𝟑(𝟐𝟑𝟒. 𝟓𝟐) − 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎 𝑷𝒆 = 𝟑𝟏𝟐𝟔𝟏𝟓 − 𝟑𝟓𝟎𝟎𝟎
𝑷𝒆= 𝟐𝟕𝟕. 𝟔𝟏𝟓
Perpotongan seperti pada gambar dibawah ini
Tabel 4. Permintaan dan Penawaran
2.5 Sudut Ekonomi Sirkuler
Perlu diingat kembali bahwa yang dimaksud dengan ekonomi sirkular adalah menjaga materi dalam siklus loop tertutup selama kita bisa. Cara yang ideal adalah menggunakan bahan terbarukan yang mudah terdegradasi, tetapi kenyataannya kita masih membutuhkan penggunaan beberapa sumber daya tidak terbarukan seperti plastik sintetis. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah memastikan bahwa kita dapat menggunakan bahan tersebut beberapa kali dengan penurunan kualitas yang minimal.
Anda mungkin berniat mengimplementasikan ekonomi sirkular, tapi bingung harus memulai dari mana. Pertama dan hal paling utama yang perlu Anda ketahui adalah 3 prinsip ekonomi sirkular:
Singkirkan limbah dan polusi sejak dari tahap perencanaan desain
Perpanjang umur material dengan daur ulang dan penggunaan kembali
Usahakan untuk menggunakan sumber daya terbarukan
Anda juga tahu bahwa model bisnis yang baik dan terencana diperlukan bukan hanya untuk mencapai ekonomi sirkular yang berkelanjutan tetapi juga untuk menarik pelanggan, membuka peluang kerja baru, dan (mungkin) investasi yang berkelanjutan.
Permintaan dari konsumen bahwa barang yang tidak berguna dapat dibuang atau dibergunakan, sedangkan penawarannya adalah barang itu bisa disarakan prinsip ES bahwa dapat diturunkan penggunaan atau diberikan kepada yang lebih berguna. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya.
2.5 Latihan Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur!.
1. Apa yang dimaksud dengan teori permintaan?
a. Merupakan teori ekonomi berdasarkan hasil penjualan yang terjadi di produsen b. Merupakan teori kemampuan produsen untuk mengadakan barang yang diminta
oleh konsumen
c. Merupakan jumlah kemampuan konsumen tidak membeli barang yang tersedia di produsen
d. Merupakan banyaknya barang yang dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
2. Rumus permintaan merupakan?
a. Rumus menghitung jumlah produksi atau jasa yang dilakukan oleh produsen untuk menyediakan konsumen.
b. Persamaan matematika yang menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel lain dianggap konstan atau tetap.
c. Rumus untuk menganalisis suatu hasil penjualan yang telah dilakukan oleh pedagang barang dan jasa pada waktu tertentu.
d. Persamaan matematika yang digunakan untuk menghitung jumlah persediaan barang dan jasa yang harus disediakan untuk konsumen.
3. Berikut rumus permintaan dibawah ini adalah?
a. 𝑷𝒅 = 𝟏−𝑸𝒅
𝒃
b. 𝑸𝒅 = 𝒂−𝑷𝒅
𝒃
c. 𝑷𝒅 = −𝟏
𝒃(−𝒂 + 𝑸𝒅) d. 𝑷𝒅 = 𝟏
𝒃(−𝒂 + 𝑸𝒅)
4. Berikut langkah-langkah untuk menurunkan rumus menjadi formulasi matematika kurva/ fungsi permintaan sebagai berikut?
a. Substitusi – normalisasi – membagi ruas yang sama b. Normalisasi – substitusi – membagi ruas yang sama c. Membagi ruas yang sama – subtitusi – normalisasi d. Subtitusi – membagi ruas yang sama – normalisasi 5. Apa yang dimaksud penawaran?
a. Penawaran adalah kemampuan konsumen menawar harga diskon kepada pembeli.
b. Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu
c. Penawaran adalah banyaknya barang yang dibeli oleh konsumen kepada produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu
d. Penawaran adalah daya beli konsumen terhadap suatu pasar.
6. Apa hukum teori penawaran?
a. Produsen selalu memberikan harga pada nilai keuntungan yang besar b. Produsen selalu mengikuti harga pasar
c. Produsen selalu menetapkan harga dengan spekulasi d. Produsen selalu menentukan harga dari pokok produksi
7. Manakah dibawah ini formulasi penawaran yang benar sesuai dengan kasus cabe rawit purwakarta pada bulan januari di warung bu Lia?
a. 𝑸 = 𝟕𝟔, 𝟐𝟓 − 𝟏
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑷 b. 𝑸 = 𝟕𝟔, 𝟐𝟓 + 𝟏
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑷 c. 𝑸 = 𝟐𝟔, 𝟐𝟓 − 𝟏
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑷 d. 𝑸 = 𝟐𝟔, 𝟐𝟓 + 𝟏
𝟏𝟑𝟑𝟑𝑷
8. Apa yang di maksud dengan titik ekuilibrium?
a. Keseimbangan tersebut ditunjukan oleh perpotongan kurva fungsi permintaan dan penawaran.
b. Titik yang menunjukan harga pasar meningkat.
c. Titik keseimbangan antara keinginan konsumen dengan daya beli konsumen untuk membeli barang.
d. Titik keseimbangan antara kemampuan produksi produsen dengan modal yang dimilikinya.
9. Manakah dibawah ini yang formulasi titik ekuilibrium?
a. 𝑷𝒅 = 𝑸𝒔 b. 𝑷𝒅 = 𝑷𝒔 c. 𝑸𝒅 = 𝑷𝒔 d. 𝑷𝒅+ 𝑷𝒔
10. Dari studi kasus permintaan dan penawaran yang ada di purwakarta di pasar leuwi panjang merupakan ruang lingkup ekonomi berskala?
a. Meso b. Makro c. Mikro d. Mono 2.6 Tugas Individu
Studi kasus ekonomi sirkuler. Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan video
yang dapat disimak pada link sebagai berikut
https://www.youtube.com/watch?v=YeYqDcBGH6M dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sesuai, adalah sebagai berikut
1. Apa perbedaan antara ekonomi linier dan ekonomi sirkuler?
2. Apa yang menjadi permintaan dan penawaran sebagai produsen dan konsumen apabila mendukung model ekonomi sirkuler diterapkan di Indonesia?
3. Apa menurut anda aplikasi ekonomi sirkuler yang cocok dapat diterapkan di purwakarta?
Keterangan lebih lanjut dapat menyimak pula pada link sebagai berikut - https://www.youtube.com/watch?v=lwwTPrqsQTE. Kumpulkan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah tugas individu diberikan, jawaban dapat diketik atau tulis tangan, kemudian upload pada simak wastu pembelajaran.
BAB 3 PILIHAN EKONOMI DAN UTILITAS
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami alasan untuk memilih faktor ekonomi tertentu,
Mahasiswa mampu menggambarkan kurva produksi dari tingkat utilitas produk,
Mahasiswa mampu memahami jangka waktu skala produk setiap fase utilitas, Kata kunci :
Pilihan Ekonomi Produksi, Utilitas Produk, Jangka Waktu Siklus, fakor biaya, faktor teknologi, faktor sumber daya
Pada modul ini menerangkan pilihan faktor produksi, prediksi utilitas produk serta jangka waktu siklus produk dari tingkat utilitas produk.
3.1 Pilihan Faktor Produksi
Pelaku ekonomi yang baik adalah individu yang rasional, yakni yang mempertimbangkan biaya dan manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan tertentu dan individu akan menggunakan hasil pendapatannya untuk menghasilkan jumlah kepuasan terbesar. Selera dan preferensi merupakan kepentingan diri sendiri dan apa yang menarik bagi konsumen menciptakan preferensi. Setiap konsumen memiliki preferensi sendiri ketika memerlukan untuk mengkonsumsi. Beberapa selera dan preferansi dapat terpengaruh oleh pemasaran. Akhirnya individu akan memutuskan berdasarkan paling menarik. Preferensi akan mempertimbangkan anggaran dan harga, jika anggaran yang membatasi selera, semakin tinggi pendapatan maka preferensi semakin meningkat. Kemudian pertimbangan kedua yaitu harga (Kurniawan, P.; Budhi, M.K.S., 2018).
3.2 Utilitas Produk
Utilitas marjinal berperan besar dalam preferensi karena memungkinkan konsumen untuk mengukur kepuasan pada barang yang akan di pilih. Untuk maksimalisasi utilitas, konsumen harus memutuskan secara spesifik kombinasi barang yang akan menghasilkan utilitas besar dengan menghabiskan uang sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa
setiap uang yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah besaran dari utilitas marjinal dari produk barang. Dibawah ini contoh tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk kopi, tingkat kenikmatan dengan harga sesuai dari kepuasan konsumen dengan mengabaikan selera dan preferensi.
3.3 Marjinal Produksi dan produk
Produksi akan melakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Kemampuan produk itu memiliki utilitas tinggi jika kepuasan konsumen akan terus bertahan.
Kemampuan produksi jika tidak bisa menekan biaya dari jumlah produk yang diproduksi maka batas marjinal merupakan titik kemampuan produksi terhadap permintaan konsumen berdasarkan kepuasannya.
3.4 Jangka waktu siklus produk
Skala utilitas itu merupakan kemampuan waktu bertahannya produk itu dapat terjual di pasar. Semakin lama semakin baik, semakin cepat semakin buruk. Namun saat ini produksi tidak melihat kemampuan tapi melihat dari sisi konsumen, maka diperlukan kostumisasi (customized) yang tidak memiliki hubungannya dengan skala, skala pendek bisa saja karena melakukan customized produk, skala panjang bisa saja konsumen masih bisa bertahan lama.Waktu siklus produksi terdiri dari 3 fase yaitu :
Fase I : ekonomis
Fase II : Konstan
Fase III : disekonomis
Biar memudahkan pemahaman utilitas produk, berikut adalah produk yang mudah dianalisis dari satu merek ke berbagai kemasan kopi kapal api hitam. Ada kemasan sachet, ada kemasan pouch 600 gr, ada kemasan kemasan pouch 400 gr.
3.5 Studi Kasus 3: Pilihan Konsumen pada Kemasan Kopi
Pada kasus ini mengungkap bahwa kemasan memperngaruhi pada pilihan konsumen untuk membeli, saya berikan contoh dibawah ini sebagai ilustrasi dari proses kelangsungan kemasan dalam satu produk berdasarkan analisis dasar ekonomi.
Gambar 7. Pilihan Konsumen pada Kemasan
Silakan Anda analisis kemasan mana yang paling bertahan?, jika skala yang paling lama bertahan merupakan fase I, apabila sekala yang bertahan cukup lama tapi tidak produksi maka termasuk skala fase II, sedangkan anda menemukan kemasan yang pernah terjual tapi sebentar peredarannya, bisa saja itu fase III. Perusahaan tidak melihat kemampuan produksi, tapi melihat dari kebutuhan kepuasaan konsumen sebagai penikmat kopi hitam Kapal Api.
Gambar 8. Kurva Produk
Kurva diatas menunjukan normal suatu produk siklus utilitas, namun siklus bisa lebih cepat, konstan dan lambat sesuai dengan kemampuan produsen memproduksi produk dan tingkat konsumen menikmati terhadap produk yang di hasilkan.
3.5 Sudut Ekonomi Sirkuler
Tapi model bisnis seperti apa yang tepat untuk mendukung implementasi ekonomi melingkar? Berikut adalah 5 contoh model bisnis ekonomi sirkular yang dapat diterapkan pada perusahaan yakni
Model 1. Product as a Service (PaaS)
Sederhana saja, jika tidak ingin menambah sampah ke lingkungan, buatlah bisnis yang tidak menghasilkan sampah. PaaS, atau dikenal juga sebagai Product Service, lebih mengutamakan pengalaman (experience) daripada kepemilikan suatu produk. Ini adalah kombinasi produk dan layanan lanjutan dari produsen.
Product Service sangat berbeda dari ekonomi linier yang condong pada model bisnis jenis kumpul-angkut-buang. Dengan Product Service, klien dapat berlangganan keunggulan produk beserta layanan perawatan (maintenance) dari produsen. Kepemilikan barang tertentu bisa berujung pada produk yang mungkin kurang berguna seiring waktu dan mungkin berakhir sebagai pemborosan. Namun dengan Product Service atau layanan produk, klien dapat mengandalkan produsen untuk terus meningkatkan kualitas produk, sehingga memperpanjang umur produk. Jenis model bisnis ini dapat diimplementasikan ke dalam jenis rentang produk yang cukup luas seperti barang elektronik, produsen peralatan asli, dan furniture.
Model 2. Renewable/ Bisa Diperbarui
Jika ragu, kembalikan model bisnis Anda ke dasar ekonomi sirkular, bangun bisnis yang dapat tumbuh dari sumber energi terbarukan dan bahan yang dapat didaur ulang – tanpa sampah atau minimal polusi atau limbah yang dihasilkan pada akhirnya. Beberapa contoh energi terbarukan adalah tenaga air, angin, biomassa, panas bumi, dan matahari.
Bahan daur ulang utamanya berasal dari bahan organik dengan waktu degradasi yang lebih singkat.
Berikan perhatian penuh pada inti desain dan manufaktur produk. Lakukan riset Anda, bangun koneksi, dan periksa semua hasil akhir proses produksi. Tantangannya mungkin muncul dari faktor teknologi dan harga, tetapi jika Anda dapat menemukan model bisnis
yang bersih dan ramah lingkungan yang memenuhi permintaan konsumen atau pengguna produk Anda, maka itu layak untuk dipertimbangkan sebagai rencana bisnis.
Model 3. Platform Berbagi
Jika mempertahankan pelanggan dan kualitas produk bukanlah hal utama yang Anda cari, tapi tetap menginginkan model bisnis yang tidak menghasilkan pemborosan, Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk membuat platform berbagi (sharing). Platform berbagi adalah model bisnis ekonomi sirkuler yang mendorong klien untuk berkolaborasi satu sama lain dengan menyewa atau menggunakan produk secara bersama-sama.
Ide utamanya adalah untuk meningkatkan utilitas dan nilai suatu produk secara optimal sehingga kita dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Beberapa bisnis yang menggunakan model bisnis platform berbagi adalah Uber dan AirBnB. Bisnis ini juga dikenal sebagai model bisnis peer-to-peer (P2P).
Model 4. Ekstensi masa pakai produk
Untuk mengingatkan, eksistensi masa pakai produk (product-life-extension) sangat berbeda dengan perluasan lini produk (product-line-extension). Keduanya memang bertujuan untuk memperpanjang umur produk yang digunakan oleh konsumen.
Perbedaannya adalah product-as-a-Service memungkinkan pelanggan berlangganan penggunaan produk yang akan terus dipertahankan dan ditingkatkan oleh produsen, sedangkan product-life-extension memungkinkan konsumen membeli dan memiliki produk tetapi dengan jangka waktu penggunaan yang lebih lama.
Contoh mudahnya adalah sebuah pisau cukur biasanya terbuat dari kombinasi logam dan plastik dan untuk penggunaan sekali pakai. Lalu perusahaan Anda memutuskan untuk meluncurkan pisau cukur yang dapat digunakan kembali dengan material baja tahan karat.
Untuk memastikan produk terdaur ulang dengan baik dan mencegahnya berakhir di tempat pembuangan sampah, perusahaan Anda juga membangun customer care dan pusat daur ulang yang mudah ditemukan.
Kunci dari Product-Life Extension adalah dapat mengeksplorasi dan melihat lebih dalam ke dalam siklus produk atau bahan umum yang digunakan dan bertanya-tanya bagian mana dari model bisnis yang dapat Anda tingkatkan untuk memperpanjang penggunaan produk.
Model 5. Efisiensi Sumber Daya & Daur Ulang
Model bisnis pembaruan (renewable) berbicara tentang memasukkan penggunaan energi terbarukan dan material terbarukan dalam model bisnis, tetapi efisiensi sumber daya lebih tentang mengurangi dan meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan dalam rencana model bisnis – terutama menggunakan cara daur ulang dan penggunaan kembali material untuk produksi.
Gambar 9. Ampas Kopi
Gambar 10. Plastik Kopi
Dari kedua gambar diatas termasuk model ekonomi sirkuler yang mana?
Bappenas Terapkan Ekonomi Sirkular untuk Tingkatkan PDB Sekaligus Lestarikan Lingkungan Indonesia
Dalam Webinar Nasional Ekonomi Sirkular untuk Mendukung Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Karbon yang diselenggarakan secara virtual, Senin (25/1), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memaparkan pentingnya ekonomi sirkular untuk pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. “Implementasi ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca Covid-19, melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau (green jobs) dan peningkatan efisiensi proses dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Suharso juga meluncurkan laporan The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia atas kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas bersama UNDP Indonesia serta didukung Pemerintah Kerajaan Denmark.
Laporan tersebut memaparkan hasil studi potensi ekonomi sirkular di Indonesia. Penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor industri berpotensi menghasilkan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan pada kisaran Rp 593 triliun hingga Rp 642 triliun. Studi tersebut fokus pada lima sektor utama Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, perdagangan grosir dan eceran (fokus pada kemasan plastik), konstruksi, serta elektronik. Selain itu, implementasi konsep ekonomi sirkular di kelima sektor juga dapat menciptakan sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030.
Model ekonomi sirkular membuka peluang bagi para pelaku ekonomi untuk mengurangi konsumsi bahan, produksi limbah, dan emisi sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Model tersebut sudah berhasil diterapkan pada beberapa negara, termasuk Denmark. “Keberlanjutan adalah inti dari filosofi produksi negara Denmark. Kami siap untuk berbagi praktik terbaik tentang penerapan ekonomi sirkular dan berharap Indonesia dapat mengadopsi proses yang sama seiring dengan upaya pembangunan berkelanjutan,” kata Menteri Lingkungan Hidup Denmark Lea Wermelin.
Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura menekankan Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sangat besar dari penerapan ekonomi sirkular. “Model ekonomi sirkuler memungkinkan kita mengurangi konsumsi bahan, sampah, dan emisi dan pada saat yang sama mempertahankan pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, model ini mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama perempuan yang rentan, warga lansia, anak-anak, dan masyarakat disabilitas, yang sesungguhnya mampu berperan aktif di komunitas,” ujar Norimasa.
Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan penerapan model ekonomi sirkular ini juga dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia yang cukup signifikan. “Selain dampak ekonomi, ekonomi sirkular juga memberi dampak signifikan pada lingkungan. Salah satunya, terdapat potensi untuk mengurangi emisi GRK yang bisa membantu Indonesia mencapai target penurunan emisi. Berdasarkan analisis kami, ekonomi sirkular bisa membantu Indonesia mencapai penurunan emisi GRK sebesar 126 juta ton CO2 ekuivalen pada 2030, yang didorong oleh beberapa faktor termasuk produksi limbah yang lebih rendah, penggunaan alternatif yang lebih hemat energi, dan perpanjangan umur sumber daya,” ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto.
Sumber : https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/bappenas-terapkan-ekonomi-sirkular-untuk- tingkatkan-pdb-sekaligus-lestarikan-lingkungan-indonesia/
3.6 Latihan Soal
Isikan soal pilihan ganda ini dengan kejujuran anda!.
1. Sebagai pelaku ekonomi memutuskan memilih salah satu faktor ekonomi yaitu produksi, maka dapat memilih dengan cara?
a. Perasaan b. Pengalaman
c. Pendekatan perhitungan d. Telapati
2. Hal yang sangat esensi dalam faktor produksi?
a. Lebih besar manfaat dibanding biaya
b. Mempertahanan biaya dan jumlah produk yang sama
c. Meningkatkan kualitas dan harga yang melebihi keinginan konsumen d. Yang penting produk terjual
3. Pelaku ekonomi faktor produksi, jika berfokus pada produk maka mempertimbangkan?
a. Kemahalan Produk b. Utilitas Produk c. Keanehan Produk d. Sulit didaur ulang
4. Apakah yang dimaksud utilitas produk?
a. Produk berkualitas b. Produk murah c. Produk langka
d. Produk yang memberikan kepuasan 5. Apakah yang dimaksud utilitas marjinal?
a. Batas kepuasan konsumen
b. Batas jumlah tingkat kepuasaan tidak sebanding dengan jumlah c. Batas jumlah konsumen yang merasa puas
d. Kepuasan tidak terbatas
6. Berapa fase yang terjadi waktu siklus utilitas produk?
a. Satu fase b. Dua fase c. Tiga fase d. Empat fase
7. Fase I adalah ekonomis, artinya memiliki faktor?
a. Biaya produksi masih bisa ditekan dari tingkat permintaan pasar
b. Biaya produksi tidak bisa ditekan karena adanya bahan baku yang mahal c. Permintaan cukup banyak sedangkan biaya produksi tidak bisa ditekan d. Biaya produksi dan pemintaan pasar berjalan tidak bisa ditentukan 8. Fase II adalah konstan, artinya memiliki faktor?
a. Biaya produksi masih bisa ditekan dari tingkat permintaan pasar
b. Biaya produksi tidak bisa ditekan karena adanya bahan baku yang mahal c. Permintaan cukup banyak sedangkan biaya produksi tidak bisa ditekan d. Biaya produksi dan pemintaan pasar berjalan tidak bisa ditentukan 9. Fase I adalah disekonomis, artinya memiliki faktor?
a. Biaya produksi masih bisa ditekan dari tingkat permintaan pasar
b. Biaya produksi tidak bisa ditekan karena adanya bahan baku yang mahal c. Permintaan cukup banyak sedangkan biaya produksi tidak bisa ditekan d. Biaya produksi dan pemintaan pasar berjalan tidak bisa ditentukan
10. Hal yang menyebabkan mempengaruhi skala utilitas menjadi berubah cepat?
a. Perencanaan produksi yang tidak matang dan konsumen cepat tidak puas b. Teknologi yang dimiliki sesuai keperluan produksi dan konsumen cukup puas c. Kemampuan sumber daya manusia di produksi sangat terampil dan konsumen
tidak puas dari awal
d. Biaya produksi dapat diminimasi berbagai faktor, namun konsumen tidak puas 11. Hal yang menyebabkan mempengaruhi skala utilitas menjadi berubah konstan?
a. Perencanaan produksi yang tidak matang dan konsumen cepat tidak puas b. Teknologi yang dimiliki sesuai keperluan produksi dan konsumen cukup puas c. Kemampuan sumber daya manusia di produksi sangat terampil dan konsumen
tidak puas dari awal
d. Biaya produksi dapat diminimasi berbagai faktor, namun konsumen tidak puas 12. Hal yang menyebabkan mempengaruhi skala utilitas menjadi berubah lambat?
a. Perencanaan produksi yang tidak matang dan konsumen cepat tidak puas b. Teknologi yang dimiliki sesuai keperluan produksi dan konsumen cukup puas c. Kemampuan sumber daya manusia di produksi sangat terampil dan konsumen
selalu menikamati kepuasan produk yang dihasilkan
d. Biaya produksi dapat diminimasi berbagai faktor, namun konsumen tidak puas