• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.2 No.1 Juni 2021 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Vol.2 No.1 Juni 2021 ISSN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

156

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA

PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG MEDAN KOTA

Remi Syahdeni) Ardhansyah Putra Hrp)

1Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan email: syahdeniremi@gmail.com

2Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan email: ardhansyahputra1986@gmail.com

Abstract

This study aims to see the profit growth in BPJS Ketenagakerjaan Branch Medan Kota. This type of research is descriptive qualitative, the data collection technique used is documentation, the data used are financial reports (Activity Reports and Financial Position Reports) for the last 5 (five) years from 2015 to 2019 using the financial ratio analysis method. The financial ratios used are the Liquidity Ratio (Working Capital to Total Asset) and the Activity Ratio (Total Asset Turnover). The results showed that the Liquidity Ratio has a good performance value in profit growth because the amount of current assets is higher than current debt and the value of theratio Working Capital to Total Asset is above industry standards. And the activity ratio has a poor financial performance value in profit growth because theratio Total Asset Turnover during 2015 to 2019 has a value that is below industry standards.

Keywords: Liquidity Ratio, Activity Ratio, Profit Growth

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang tanggal 1 Januari 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1

Juli 2015. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat indonesia. Analisa laporan keuangan dalam banyak hal mampu menyediakan indikator penting yang berhubungan dengan keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan dan sekaligus menggambarkan kinerja pada perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan dilakukan melalui analisis laporan keuangan, untuk itu diperlukan pengukuran kinerja perusahaan agar perusahaan dapat mengetahui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki serta untuk mengetahui apakah perusahaan berkembang, betahan atau mengalami kegagalan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat berupa perhitungan dan interprestasi melalui rasio keuangan. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai

(2)

157 memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang, temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil,

maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan.

Berikut ini merupakan laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota untuk tahun 2015 sampai 2019 dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 1.1

Laporan Keuangan pada BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2015-2018

Sumber: Laporan Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Dalam laporan keuangan dari BPJS Ketenagakerjaan untuk jumlah total asset perusahaan mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Peningkatan atas total asset menunjukkan bahwa jumlah aset perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional mengalami peningkatan seperti peningkatan atas kas, piutang dan persediaan perusahaan.

Semakin meningkat aset perusahaan, maka akan semakin meningkat pula kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya (Brigham dan Houston, 2011:221).

Penjualan perusahaan setiap tahunnya mengalami ketidaksetabilan, dikarenakan besarnya biaya atas hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk laba perusahaan untuk 2017 sampai tahun 2019 mengalami penurunan. Dengan menurunnya laba perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu dalam menjaga stabilitas finansial perusahaan. Penurunan yang terjadi atas laba perusahaan terjadi dikarenakan besarnya biaya atas hutang yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut (Kasmir, 2012:196) menyatakan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Pengukuran rasio keuangan ini sangat berguna bagi perusahaan maupun bagi para investor, karena dengan melakukan penilaian rasio keuangan, maka perusahaan ataupun investor dapat mengetahui dan menilai keadaan keuangan perusahaan, dan juga perusahaan dapat mengelola penggunaan aset dan juga mengendalikan hutang-hutang perusahaan agar lebih efisien dalam penggunaan untuk kegiatan operasional.

Identifikasi Masalah

Maka Identifikasi Masalah dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hutang lancar perusahaan untuk tahun 2016 mengalami peningkatan.

2. Penjualan perusahaan untuk tahun 2018- 2019 mengalami penurunan.

Tahu

n Total Aset Aset Lancar Hutang

Lancar Penjualan Laba Setelah Pajak 2015 50.310.503.051 47.081.910.184 1.169.266.439 33.382.826.53

6 25.937.955.930 2016 79.126.550.814 75.088.925.580 1.928.257.216 50.435.828.82

3 33.610.578.860 2017 103.298.427.28

7 99.819.408.996 1.071.122.503 50.572.761.74

3 24.838.311.372 2018 125.023.885.94

6 121.208.713.549 1.053.264.580 49.279.156.81

7 21.743.280.877 2019 143.646.390.80

7 139.774.199.095 328.567.461 49.205.605.03

6 19.408.030.147

(3)

158 3. Laba setelah pajak perusahaan untuk tahun

2017 sampai tahun 2019 mengalami penurunan.

Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu periode yang diteliti tahun 2015 sampai tahun 2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi topik dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Analisis Rasio Likuiditas (Working Capital to Total Asset) dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan BPJS Ketenagakerjaan?

2. Bagaimana Analisis Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover) dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan BPJS Ketenagakerjaan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat Likuiditas dalam memprediksi pertumbuhan laba pada BPJS Ketenagakerjaan.

2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat Aktivitas dalam memprediksi pertumbuhan laba pada BPJS Ketenagakerjaan.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan penulis kususnya dalam bidang pelajaran akuntansi dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan.

2. Bagi Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk kebijakan- kebijakan perusahaan pada periode berikutnya yang berkaitan dengan

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi siapapun yang akan melakukan penelitian yang serupa atau melakukan kelanjutan dari penelitian ini, sehingga menjadi tolak ukur bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

2. METODE Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif karena penelitian ini berkaitan dengan objek penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun waktu tertentu dengan mengadakan kegiatan pengumpulan data dan analisis data tujuan untuk membuat deskriptif, menggambarkan dan menjelaskan serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek yang diambil peneliti dengan menggunakan data sekunder laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota, periode tahun 2015 sampai tahun 2019. Sedangkan ruang lingkup objek yang ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti adalah memprediksi pertumbuhan laba perusahaan dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (WCTA) dan rasio aktivitas (TAT), dengan pertimbangan terdapat data-data yang cukup lengkap tentang permasalahan yang akan diteliti yaitu laporan keuangan (Laporan Aktivitas dan Laporan Posisi Keuangan).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota yang berlokasi di Jalan Kapten Pattimura No.334, Kelurahan Darat, Kecamatan Medan Baru,

(4)

159 Kota Medan, Sumatera Utara. Waktupenelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari tahun 2019 sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknikpengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu data dari laporan keuangan berupa laporan aktivitas dan laporan posisi keuangan yang dikeluarkan oleh langsung kepala bidang keuangan BPJS Ketengakerjaan Cabang Medan Kota. Data yang dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan perusahaan untuk periode lima tahun terakhir yaitu tahun 2015 sampai tahun 2019.

Teknik Analisis Data

Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan dan menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data yaitu dengan cara :

1. Menghitung rasio likuiditasyang diukur dengan menggunakan Working Capital To Total Asset (WCTA).

2. Menghitung rasio aktivitas yang diukur dengan menggunakan Total Asset Turnover (TAT).

3. Menganalisis dan membahas pertumbuhan laba pada kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota dengan perbandingan rasio likuiditas danrasio aktivitas yang berdasarkan standar industri.

4. Menarik Kesimpulan

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota, yang beralamat di. Jl. Kapten Pattimura No.334 Medan, 20351. Merupakan perusahaan penyelengara jaminan sosial guna memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Kegiatan utama BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan

dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

BPJS Ketenagakerjaan adalah suatu badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi untuk menyelenggarakan program jaminan sosial bagi tenaga kerja. Saat ini program-program yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan ada 4 (empat), yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Pensiun (JP) yang ditetapkan pada tanggal 1 Juli 2015.

Dapat dikatakan bahwa BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial dan ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial.

Perhitungan Rasio Keuangan

Dengan melakukan analisis rasio keuangan, kita tidak hanya sekedar melakukan analisis, banyak hal yang menjadi tujuan kita dalam melakukan analisis rasio keuangan ini. Para ahli juga memiliki pandangan mengenai tujuan dari analisis rasio keuangan ini.Menurut Hani (2015:7) menyatakan bahwa“Salah satu tujuan analisa laporan keuangan itu adalah meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang”. Dari laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medang Kota yang terdiri dari Laporan Aktivitas dan Laporan Posisi Keuangan pada tahun 2015-2019 selanjutnya dihitung dan dianalisis dengan memakai rasio likuiditas (Working Capital to Total Asset) dan rasio aktivitas (Total Asset Turnover).

Perhitungan Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan

(5)

160 dan kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih (Kasmir, 2012:129-130). Menurut penelitian (Wicaksono, 2017) rasio likuiditas yang berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah Working Capital to Total Asset. Working Capital to Total Assset menunjukkan rasio antara modal kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancar)

terhadap total aktiva. Working Capital to Total Asset yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya, dengan modal kerja yang besar, maka kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh meningkat.

Perhitungan Working Capital to Total Asset pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota pada tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Tahun 2015 =

= 91,25 %

Tahun 2016 =

= 92,46 %

Tahun 2017 =

= 95,59 %

Tahun 2018 =

= 96,10 %

Tahun 2019 =

= 97,07 %

Tabel 4.1

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Jumlah Aktiva WCTA Standar Industri 2015 47.081.910.184 1.169.266.439 50.310.503.051 91,25% 12%

47.081.910.184 – 1.169.266.439

WCTA = X 100%

50.310.503.051

75.088.925.580 – 1.928.257.216

WCTA = X 100%

79.126.550.814

99.819.408.996 – 1.071.122.503

WCTA = X 100%

103.298.427.287

121.208.713.549 – 1.053.264.580

WCTA = X 100%

125.023.885.946

139.774.199.095 – 328.567.461

WCTA = X 100%

143.646.390.807

(6)

161

Data Working Capital to Total Asset (WCTA) Tahun 2015-2019 Sumber: Laporan Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Pada tahun 2015 Rasio Working Capital to Total Asset perusahaan mengalami kenaikan sebesar 91,25%. Pada tahun 2016 mengalami kenaikan 92,46%. Dan pada tahun 2017 Working Capital to Total Asset perusahaan mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 95,59% yang disebabkan karena menurunnya hutang lancar perusahaan tetapi naiknya aktiva lancar perusahaan. Berbanding terbalik dengan Tahun 2018 hutang lancar perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan aktiva lancar meningkat dari tahun sebelumnya dimana perusahaan masih sangat sanggup membayar hutang lancar periode tahun 2018, tetapi Working Capital to Total Asset perusahaan meningkat sebesar 96,10% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 hutang lancar perusahaan mengalami penurunan sangat signifikan dimana perusahaan cukup baik mengelola asset perusahaan terhadap membayar hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo, dan Working Capital to Total Asset perusahaan sebesar 97,07%.

Perhitungan Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki suatu perusahaan. Merupakan suatu pengukuran tingkat efisiensi (efektivitas) sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan seperti dibidang penjualan, persediaan, penagihan piutang dan efisiensi dibidang lainnya (Kasmir, 2012:172).

Penelitian yang dilakukan (Wicaksono, 2017) menunjukkan bahwa Rasio Aktivitas Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Total Asset

Turnover merupakan perbandingan antara penjualan bersih (net sales) terhadap total asset. Total Asset Turnover berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan total aktivanya dalam menghasilkan penjualan bersih. Semakin besar Total Asset Turnover menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan, hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dengan demikian para investor tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Perhitungan Total Asset Turnover pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota pada tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Tahun 2015 =

= 0,66 kali

Tahun 2016 =

= 0,63 kali

Tahun 2017 =

2016 75.088.925.580 1.928.257.216 79.126.550.814 92,46% 12%

2017 99.819.408.996 1.071.122.503 103.298.427.287 95,59% 12%

2018 121.208.713.549 1.053.264.580 125.023.885.946 96,10% 12%

2019 139.774.199.095 328.567.461 143.646.390.807 97,07% 12%

33.382.826.536

TAT = X 1kali

50.310.503.051

50.435.828.823

TAT = X 1kali

79.126.550.814

50.572.761.743

TAT = X 1kali

103.298.427.287

(7)

162 = 0,48 kali

Tahun 2018 =

= 0,39 kali

Tahun 2019 =

= 0,34 kali

Tabel 4.2

Data Total Asset Turnover (TAT) Tahun 2015-2019

Tahun Penjualan Total Aktiva TAT Standar Indsutri 2015 33.382.826.536 50.310.503.051 0,66 kali 2 kali 2016 50.435.828.823 79.126.550.814 0,63 kali 2 kali 2017 50.572.761.743 103.298.427.287 0,48 kali 2 kali 2018 49.279.156.817 125.023.885.946 0,39 kali 2 kali 2019 49.205.605.036 143.646.390.807 0,34 kali 2 kali Sumber: Laporan Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Pada tahun 2015 Rasio Total Asset Turnover perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,66 kali.

Pada tahun 2016 mengalami penurunan 0,63 kali dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 Total Asset Turnover perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 0,48 kali. Pada tahun 2018 penjualan mengalami penurunan dan total aktiva mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan Total Asset Turnover perusahaan yaitu sebesar 0,39 kali. Pada tahun 2019 Total Asset Turnover perusahaan mengalami penurunan sangat signifikan dimana penjualan perusahaan menurun disebabkan perputaran aktiva tidak cukup baik, dan Total Asset Turnover perusahaan sebesar 0,34 kali masih dibawah standar industri.

Perhitungan Pertumbuhan Laba

Menurut Syafri (2011:141) menyatakan pertumbuhan laba sebagai rasio yang menunjukkan kinerja suatu industri dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Fokus utama laporan keuangan adalah laba, laba merupakan hasil operasional suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Informasi laba ini sangat berguna bagi pemilik, investor. Laba yang mengalami

peningkatan merupakan kabar baik (good news) bagi investor, sedangkan laba yang mengalami penurunan merupakan kabar buruk (bad news) bagi investor. Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak.

Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk

49.279.156.817

TAT = X 1kali

125.023.885.946

49.205.605.036

TAT = X 1kali

143.646.390.807

(8)

163 meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang. Laba yang lebih rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan komoditas lebih sedikit atau metode produksi perusahaan tersebut tidak efisien. Laba dapat memberikan sinyal yang penting untuk relokasi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sebagai cerminan

perubahan dalam selera konsumen dan permintaan sepanjang waktu. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengidentifikasi semakin baik kinerja perusahaan dengan demikian para investor tertarik untuk menanamkan modalnya.

Perhitungan Pertumbuhan Laba BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota pada tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Tahun 2015 =

= 0,34

Tahun 2016 =

= 0,29

Tahun 2017 =

= -0,26

Tahun 2018 =

= -0,12

Tahun 2019 =

33.610.578.860 – 25.937.955.930 Yit =

25.937.955.930

24.838.311.371 – 33.610.578.860 Yit =

33.610.578.860

25.937.955.930 – 19.267.031.809 Yit =

19.267.031.809

21.743.280.877 – 24.838.311.371 Yit =

24.838.311.371

19.408.030.147 – 21.743.280.877 Yit =

21.743.280.877

(9)

164 = -0,10

Tabel 4.3

Data Perhitungan Pertumbuhan Laba (Yit) Tahun 2015-2019

Tahun Pertumbuhan Laba

Perhitungan Pertumbuhan

Laba (Yit) 2015 25.937.955.930 0,34 2016 33.610.578.860 0,29 2017 24.838.311.372 -0,26 2018 21.743.280.877 -0,12 2019 19.408.030.147 -0,10 Sumber: Laporan Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan laba perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,34. Pada tahun 2016 pertumbuhan laba mengalami penurunan 0,29 dari tahun sebelumnya menunjukkan perusahaan tidak dapat memperhitungkan kebijakan pendanaan perusahaan. Berbanding terbalik pada tahun 2017 pertumbuhan laba perusahaan mengalami penurunan sangat signifikan dimana perhitungan pertumbuhan laba pada perusahaan BPJS Ketenagakerjaan yaitu -0,26. Pada tahun 2018 pertumbuhan laba perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu -0,12. Pada tahun 2019 laba perusahaan mengalami penurunan dimana perusahaan tidak dapat mengukur efesiensi seluruh kegiatan operasi atau kegiatan normal perusahaan memasukkan semua biaya yang terkait dengan aktivitas normal perusahaan, dan pertumbuhan laba perusahaan pada tahun 2019 yaitu -0,10.

Pembahasan

Hasil analisis dari perhitungan yang telah dilakukan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota dan juga sekaligus pengukuran pertumbuhan laba yang dapat dijelaskan secara sistematis dibawah ini:

Tabel 4.4

Pengukuran Pertumbuhan Laba BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota

Menggunakan Rasio Keuangan Berdasarkan Standar Industri R

as io

201 5

201 6

20 17

20 18

20 19

Sta nd ar In du stri

Inter prest asi

W C T A

91,2 5 %

92, 46

% 95 ,5 9

% 96, 10

% 97, 07

% 12

%

Baik

T A T

0,66 kali

0,6 3 kali

0, 48 ka li

0,3 9 kal i

0,3 4 kal i

2 kal i

Tida k Baik

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015-2019 dalam hasil pengukuran pertumbuhan laba menggunakan rasio keuangan berdasarkan standar industri pada perusahaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan kota sebagai berikut:

1. Pada tingkat Likuiditas (Working Capital to Total Asset) tahun 2015-2019 menunjukkan kinerja keuangan dalam pertumbuhan laba kondisi yang sangat baik, mengindikasikan bahwa perusahaan sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan asset lancar. Ini dikarenakan perusahaan memiliki nilai Working Capital to Total Asset yang berada diatas standar industri yaitu 12%.

2. Pada rasio Aktivitas (Total Asset Turnover) kinerja keuangan dalam pertumbuhan laba dengan kondisi kurang baik pada perputaran total asset disetiap tahunnya dari tahun 2015-2019. Menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan semua sumber daya atau asset yang ada dimiliki perusahaan didalam pendanaan maupun kegiatan operasional. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki nilai

(10)

165

Total Asset Turnover yang berada dibawah standar industri yaitu 2 kali.

(11)

166 4. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota maka penulis dapat mengambil kesimpulan.

1. Pada Rasio Likuiditas (Working Capital to Total Asset) pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota selama 5 (lima) tahun memiliki nilai yang sangat tinggi diatas standar industri, maka dari itu rasio likuiditas (Working Capital to Total Asset) mendapatkan predikat sangat baik dalam memprediksi pertumbuhan laba.

2. Pada Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover) pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota selama 5 (lima) tahun memiliki nilai dengan predikat kurang baik dalam memprediksi pertumbuhan laba, hal ini dikarenakan perputaran total asset perusahaan selama 5 (lima) tahun terus berada dibawah standar industri.

5. REFERENSI

Brigham dan Houston. 2011. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta:

Erlangga.

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fauzi Rambe, Muis dkk. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama Edisi Revisi. Bandung: Citapustaka Media Hanafi, Abdul halim dan Mamduh . 2010.

Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Hani, Syafrida. 2015. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: UMSU Press.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta: Penerbit CAPS.

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/pr ofil/Sejarah.html. html (20Januari 2020) 21:30 WIB.

Ikhsan, Arfan dkk. 2017. Teori Akuntansi, Cetakan Kedua. Medan: Madenatera.

Jumingan. 2010. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: Rajawali Pers.

Kurniawan, Ahmad Heru. 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk MemprediksiPertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BursaEfekIndonesia. Jurnal 66 KINDAL, Vol 13 No.1 Januari 2017:63-72.

Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kelima. Yogyakarta: Liberty.

Subramanyam dan John J. Wild. 2014. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Delapan. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugiyono, H. 2017. MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Syafri, Sofyan. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syafri, Sofyan. 2018. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Theresia Munte, Mei Hotma Mariati and Sitanggang, Thioly . 2015. Effect Of Financial Ratios On The Growth Of Profit In Manufacturing Industry Listed In Indonesia Stock Exchange. MPRA PaperNo.77544, March 2017.

Trirahaju, Justina. 2015. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal JRKA Vol.1Isue.2, Agustus 2015:60-70.

Utari, Dewi dkk . 2014. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wardiah, Lasmi. 2013. Dasar-Dasar Perbankan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wicaksono, Banu. 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi Tahun 2011- 2015. ISSN-SNAB-2252-3936 Bandung, Juli 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kualitas kepercayaan ( believe quality ) adalah suatu karakteristik dimana konsumen sulit untuk menilai bahkan setelah pembelian dilakukan karena konsumen tidak memiliki

Online (SIMPONI). SIMPONI adalah sistem informasi yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran, yang meliputi Sistem Perencanaan PNBP, Sistem Billing , dan Sistem Pelaporan

Pertanyaan yang sama, penulis sampaikan kepada responden yang memilih calon nomor urut 3 (sdr. Supriono) apa alasan yang paling mendasar bagi saudara sehingga

POTENSIAL MESENCHYMAL STEM CELL-DERIVED EXTRACELLULAR VESICLES (MSC-EVS) SEBAGAI TERAPI TERBARU DALAM OBAT ISKEMIK RETINAL 70 dalam cairan vitreous, tapi pada saat. Menggunakan

Pada saat pengukuran di bagian hulu tempat pengukuran tinggi muka airnya rendah dan aliran bagian hulu mengalir untuk mengisi daerah bagian hilir maka

Dalam tahun 2002 laju inflasi diperkirakan akan menurun menjadi 9,0 persen karena; (i) menguatnya nilai tukar rupiah sejalan dengan meningkatnya kepercayaan

Hal ini menunjukkan bahwa ditinjau dari in- dikator pencapaian pemahaman kon- sep matematis, siswa yang mengi- kuti pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki pemahaman

Windows Sharepoint Service dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP.Net 2.0 dan database SQL Server 2008 dimana telah menggunakan model orientasi objek