• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dari lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitarnya. Oleh karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tantangan dari lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitarnya. Oleh karena"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arsitektur tradisional tumbuh dan berkembang berdasarkan pada kebutuhan masyarakat setempat. Pertumbuhan tersebut dilatar belakangi oleh kondisi dan tantangan dari lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitarnya. Oleh karena itu di dalamnya terdapat sebuah tatanan ruang yang cenderung tidak berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Sehingga dapat dilihat sebagai ruang yang arif terhadap tantangan alam (Rostiyati et al., 2012: 12).

Bentuk rumah tradisional dalam konteks arsitektural diwujudkan sebagai salah satu ekspresi budaya masyarakat setempat. Bukan hanya dalam bentuk fisik bangunannya saja, akan tetapi juga dalam wujud semangat jiwa yang terkandung di dalamnya (Dewi, 2003: 31). Bahkan hampir semua suku atau dearah di Indonesia merepresentasikan dan menunjukkan eksistensi budaya mereka ke dalam wujud arsitekturalnya. Salah satu kebudayaan awal yang sangat dekat dengan masyarakat di Nusantara adalah budaya Austronesia.

Wirjomartono dkk (2009) menyebutkan bahwa, Austronesia lebih dikenal sebagai suatu kelompok masyarakat yang memiliki rumpun bahasa yang sama.

Menurut para ahli bahasa (linguists), bahasa Austronesia merupakan bahasa dengan jangkauan pemakaiannya secara geografis sangat luas, mulai dari Madagaskar hingga ke Kepulauan Pasifik Tengah dan Selatan, kecuali Australia. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kata atau istilah seperti, uma, umah, ume, omah, dan umag tersebar di Nusantara dalam arti yang sangat mirip, yaitu ranah bermukim

(2)

dan menghuni atau bangunan utama untuk hunian. Gagasan tersebut yang kemudian juga menurunkan kata rumah sebagaimana kita kenal saat ini. (Wirjomartono et al., 2009: 15-16).

Peter Bellwood dalam bukunya Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago Revised Edition (2007) menyebutkan, populasi Austronesia awal hidup dari hasil

pertanian dan hasil laut, memelihara ternak, dan menguasai teknologi seperti pembuatan rumah kayu. Beberapa kesamaan dari ciri budaya tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dilihat dan diperbandingan satu sama lainnya.

Rumah-ruamah hampir semuanya berdenah segi empat, seperti rumah-rumah panjang di Borneo sebagai yang paling besar dalam hal ukuran. Orang Minangkabau, Batak dan Toraja mempunyai rumah dengan arsitektur yang indah dan hiasan yang mengagumkan (Bellwood, 2007: 150). Seberapa besar pengaruh budaya Austronesia terhadap tradisi membangun tentu tidak bisa diukur secara tepat. Namun, pengaruh-pengaruh tersebut sepertinya juga sampai ke wilayah yang dikenal sebagai Jambi.

Daerah Jambi dihuni oleh berbagai macam suku bangsa. Salah satu suku yang ada yaitu dikenal dengan orang Melayu yang sebagian besar mendiami Kota Jambi dan sekitarnya. Kampung-kampung masyarakat Jambi terletak di dataran rendah di sepanjang sungai Batanghari dan anak-anak sungainya. Sehingga rumah-rumah penduduk berderet di sepanjang tepian sungai dengan konstruksi yang di bangun di atas tonggak atau menggunakan tiang-tiang kayu (Dr. Lindayanty et al., 2013: 29).

Masyarakat Jambi merespon dan beradaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial dengan sangat baik. Salah satu ekspresi tersebut diwujudkan dalam bentuk

(3)

arsitektur rumah tinggal mereka yang pada akhirnya menciptakan keragaman arsitektural disetiap wilayah Jambi (Anra & Sadzali, 2018: 302). Konstruksi arsitektur tersebut memiliki keragaman dan keunikan di setiap masing-masing daerah atau suku yang ada di Jambi, termasuk rumah tradisional di daerah Jambi Kota Seberang.

Penelitian ini berangkat dari data registrasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi pada tahun 2012. Pendataan rumah tradisional Kota Jambi dilakukan di dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Danau Teluk. Rumah tradisional yang telah diregistrasi ada sebanyak 20 rumah. Registrasi yang dilakukan baru sebatas pemberian nomor registrasi, letak astronomis, letak geografis, luas bangunan, deskripsi latar belakang sejarah, deskripsi bangunan secara singkat serta kondisi bangunannya saat itu.

Kemudian, dari 20 rumah tradisional yang ada, dua rumah sudah dengan kondisi roboh atau diganti dengan rumah tembok.

Melihat fakta lapangan yang ada saat ini, terkait rumah tradisional yang ada di Kota Jambi, terdapat hal-hal yang cukup menarik untuk ditinjau dan dikaji dalam perspektif arkeologi. Hal-hal yang menarik tersebut menjadi alasan yang melatarbelakangi dalam pemilihan kajian tentang arsitektur rumah tradisional Jambi Kota Seberang, diantaranya yaitu: 1) Kajian tentang rumah tradisional di Jambi Kota Seberang belum banyak dilakukan secara lebih mendalam. 2) Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini tidak banyak rumah tradisional yang masih tersisa, untuk itu perlu dilakuakan kajian dan pendataan ulang. 3) Secara bentuk, rumah tradisional di Jambi Kota Seberang memiliki ciri tersendiri dibandingkan

(4)

dengan rumah-rumah tradisional lainnya yang ada di Provinsi Jambi. Seperti rumah tradisional milik orang Batin di Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, kemudian rumah tradisional yang berbentuk seperti perahu di Tanah Periuk, Kabupaten Bungo dan rumah panjang/larik milik orang Kerinci. 4) Secara penempatan bangunan, rumah tradisional ini berada di pinggiran sungai besar yang ada di Jambi, yang dikenal dengan sungai Batanghari. 5) Secara budaya, penduduk yang mendiami daerah ini dikenal sebagai orang Melayu dan orang-orang keturunan Arab yang memiliki budaya religi yang cukup kental. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dan mengangkat ini menjadi sebuah skripsi dengan judul

“Latar Belakang Arsitektur Rumah Tradisional di Jambi Kota Seberang”. Untuk lebih jelasnya permasalahan dan tujuan dari penelitian ini akan dipaparkan di bawah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa permasalahan yang akan diangkat dan menjadi landasan dalam penelitian. Beberapa permasalahan yang diangkat dirasa sangat sesuai dengan judul dan tema dari penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan rumah tradisional yang ada di daerah Jambi Kota Seberang. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang?

2. Apa saja faktor yang melatarbelakangi arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang?

(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yang pertama adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana Arkeologi di Universitas Jambi. Kemudian, tentunya tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah yang ada yaitu, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang, dan;

2. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakagi arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya juga memiliki beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dan kita ambil pelajarannya. Khususnya untuk para akademisi dan untuk masyarakat pada umumnya. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah di sebutkan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tersendiri mengenai arsitektur rumah tradisional masyarakat Jambi Kota Seberang.

2. Menambah pemahaman dan pengalaman dalam membuat tulisan yang bersifat ilmiah dengan metode penelitian dan penulisan yang sistematis.

1.4.2 Manfaat Bagi Instansi

1. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi instansi terkait dalam mengungkapkan tinggalan budaya masyarakat Jambi Kota Seberang.

(6)

2. Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan riset akademik dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi program studi Arkeologi Universitas Jambi.

1.4.3 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

1. Memberikan rujukan bagi ilmu Arkeologi ataupun disiplin ilmu lainnya yang akan melakukan penelitian terkait topik kajian.

2. Penelitian ini dapat bermanfaat memberikan wawasan ilmu pengetahuan arkelogi arsitektur rumah tradisional untuk masyarakat luas pada umumnya dan khususnya bagi masyarakat Jambi.

1.5 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hasil penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian atau teori yang dihasilkan oleh peneliti sebelumnya dijadikan bahan untuk melengkapi penelitian ini. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu penelitian terdahulu, penelitian relevan, dan kerangka teori. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya pada objek dan wilayah penelitian yang sama, penelitian relevan merupakan penelitian yang memiliki relevansi terhadap objek penelitian, sedangkan kerangka teori merupakan landasan atau cara pandang yang digunakan dalam penelitian ini.

1.6.1 Penelitian Terdahulu

Tulisan dari Fiona Kerlogue (2004) dengan judul “Cultural change and the Jambi Seberang House” dalam buku Indonesian Houses Volume 1 Survey of vernacular architecture in western Indonesia yang diterbitkan oleh Singapore

(7)

University Press. Fiona menjelaskan dalam tulisannya tentang perubahan bentuk rumah dan perubahan budaya yang berhubungan dengan rumah di Jambi Kota Seberang. Perubahan yang dilihat dari catatan-catatan orang Eropa yang pernah datang ke Jambi dari sekitar abad ke-18 hingga 19 M (Kerlogue, 2004).

Fiona Kerlogue (2008) dalam tulisan selanjutnya dengan judul “House form and ethnic identity Tradition and variation in house style in Jambi Province” dalam buku Indonesian Houses Volume 2 Survey of vernacular architecture in western Indonesia yang diterbitkan oleh KITLV Press Leiden. Fiona Kerlogue menjelaskan dalam tulisannya tentang rumah tradisional di tiga daerah yang berbeda di Provinsi Jambi, yaitu di Desa Ulu Gedong Jambi Kota Seberang, di Desa Kampung Baruh Rantau Panjang, dan di Desa Rantau Pandan Kabupaten Bungo-Tebo (Kerlogue, 2008).

Penelitian selanjutnya berupa registrasi rumah tradisional yang dilakukan oleh BPCB Jambi pada tahun 2012. Registrasi tersebut dilakukan di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Danau Teluk. Rumah tradisional yang telah teregistrasi sebanyak 20 rumah, dengan dua rumah tradisional sudah roboh atau diganti dengan bangunan beton.

1.6.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Djafar dan Anas Madjib BA (1986), dalam buku dengan judul “Arsitektur Tradisional Daerah Jambi”. Penelitian ini dilakukan pada rumah tradisional orang Batin dan rumah tradisional orang Kerinci.

Identifikasi dilakukan terhadap rumah tradisional tersebut yang meliputi, lokasi, penduduk, dan latar belakang kebudayaannya. Kemudian juga dilakukan analisis

(8)

yang meliputi, nilai-nilai budaya pada arsitektur tradisional, pengaruh luar terhadap arsitektur tradisional, serta prospek arsitektur tradisional masa kini dan masa yang akan datang (Drs. Djafar & Madjib BA, 1986). Tulisan dalam buku ini memiliki beberapa persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu objek penelitian yang sama yaitu berupa rumah tradisional yang tidak jauh berbeda dengan objek penelitian penulis, walaupun milik suku yang berbeda tetapi kemungkinan besar juga memiliki persamaan yang kuat dari konsep yang dimiliki karena masih dalam satu wilayah.

Buku yang disusun oleh Ani Rostiyati dkk (2012) dengan judul “Arsitektur Tradisional Rumah Masyarakat Kampung Wana di Lampung Timur”. Buku ini menjelaskan tentang analisis terhadap beberapa hal yaitu analisis nilai arsitektur tradisional, pengaruh luar terhadap arsitektur tradisional, kemudian juga prospek arsitektur tradisional (Rostiyati et al., 2012). Persamaan buku ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selain objek penelitian yang sama, yaitu berupa identifikasi bentuk rumah, ragam hias, serta tata ruang arsitektur rumah tradisional.

Tulisan dari Yusdi Anra dan Asyhadi Mufsi Sadzali (2018) dengan judul

“Architecture Varieties of Jambi Malay Traditional House: A Study of Architectural Archeology in Conserving Cultural Heritage and Advancement of Jambi Malay Culture”. Tulisan ini menjelaskan tentang rumah tradisional di Dusun Tanah Periuk, Rumah tuo Rantau Panjang, dan rumah tradisional Mata Gual, Batanghari (Anra & Sadzali, 2018). Tulisan ini menjadi rujukan bagi penulis untuk melihat rumah tradisional di wilayah Jambi secara lebih lebih luas. Karena

(9)

arsitektur rumah tradisional yang ada di Jambi memiliki ciri tersendiri disetiap daerah atau sukunya.

1.6.3 Kerangka Teori

Amos Rapopor (1969) dalam bukunya House Form and Cultur menjelaskan bahwa, ada banyak faktor yang membentuk suatu konstruksi arsitektur bangunan.

Faktor tersebut diantarnya adalah faktor iklim dan kebutuhan untuk berlindung, bahan, metode konstruksi, teknologi, pemilihan lahan, ekonomi, religi dan faktor sosial-budaya (Rapoport, 1969). Faktor geografis, sosial-budaya, religi, hingga faktor ekonomi dalam sejarah masyarakat pendukungnya di yakini juga memiliki pengaruh dalam arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang. Hal tersebut akan coba diobservasi langsung untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan menggunakan metode penelitian yang sistematis, untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli tentang arsitektur tradisional.

Batasan tersebut diantaranya dari segi bentuk, struktur, fungsi, ragam hias, dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun. Pengertian lain arsitektur juga dapat dilihat sebagai suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat berlindung yang memberi rasa aman terhadap pengaruh alam seperti hujan, panas, dan serangan binatang pemangsa. Sebagai suatu bangunan hasil karya manusia, arsitektur dapat dibagi atas beberapa komponen, yaitu berupa bentuk, struktur, fungsi, ragam hias serta cara pembuatannya yang diwariskan secara turun temurun (Nasruddin & Intan, 2018: 106-107).

(10)

1.6 Kerangka Pemikiran

Alur pemikiran ini disusun berdasarkan fenomena atau data lapangan yang di dapat dengan melihat rumah tinggal bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan manusia saja. Lebih dari itu, dalam arsitektur rumah tradisional tersebut peneliti ingin melihat bagaimana arsitektur rumah tradisional yang ada serta melihat faktor yang melatarbelakangi arsitekturnya. Kemudian untuk menjawab itu semua, peneliti akan menerapkan konsep atau teori yang dianggap relevan dengan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini. Sehingga diharapakan dapat menjawab pertanyaan penelitian dan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bagan di bawah ini.

Diolah oleh: Ferdy Alqosari, 2020 Seberang

Kota Jambi

Masyarakat Rumah Tradisional

Aktivitas

Iklim dan

Geografiis Sosial-Budaya

Faktor yang Melatarbelakangi Arsitektur Rumah Tradisional Jambi Kota Seberang

Religi Ekonomi

Bagan 1. 1 Kerangka Pemikiran

(11)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Jambi Kota Seberang yang berada di dua kecamatan yaitu Kec. Pelayangan dan Kec. Danau Teluk, Kota Jambi. Objek penelitiannya yaitu berupa rumah-rumah tradisional yang ada di Kota Jambi. Data awal yang akan digunakan merupakan data dari BPCB Jambi dan observasi langsung di dua Kecamatan tersebut. Dari hasil survei yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal maka peneliti akan mengambil tujuh rumah yang masih dalam kondisi baik untuk dikaji lebih mendalam dan diharapkan dapat mewakili rumah tradisional di Jambi Kota Seberang pada umumnya. Sebanyak lima rumah berada di Kecamatan Pelayangan dan dua rumah berada di Kecamatan Danau Teluk.

Penelitian ini lebih menitik beratkan kepada kajian Arkeologi arsitektur, untuk melihat arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang serta mengetahui faktor yang melatarbelakangi arsitektur rumah tradisional tersebut. Komponen arsitektur tradisional yang dimaksud yaitu terdiri dari eksterior, interior, dan lanskap. Komponen eksterior arsitektur berupa bentuk arsitektur rumah yang tampak dari luar, yaitu mulai dari komponen kaki, badan bangunan, dan atap.

Kemudian komponen interior arsitektur dalam rumah berupa tata ruang serta komponen interior yang ada. Selanjutnya, komponen lanskap dari arsitektur berupa tata letak atau posisi penempatan rumah, orientasi rumah tradisional tersebut dalam lanskapnya, serta jarak bangunan dengan jaringan aksesibilitas.

(12)

Peta 1. 1 Administrasi Kota Jambi

Sumber: (Badan Perencanaan Daerah Kota Jambi, 2011) 1.8 Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan juga manfaat dari penelitian ini, diperlukan suatu metode penelitian yang sistematis, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek penelitian sebagai warisan budaya dengan melihat fakta di lapangan dan data pustaka yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan pola penalaran induktif dan dalam tulisan ini bersifat deskriptif. Berdasarkan metode, pola penalaran, serta sifat penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa tahapan. Mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi dan penarikan kesimpulan.

(13)

1.9.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam melakukan suatu penelitian.

Dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian. Data yang akan digunakan dibagi menjadi dua yaitu, data primer berupa data lapangan maupun data sekunder yang berupa data kepustakaan yang berkaitan dengan objek atau tema penelitian.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang di dapatkan langsung dari lapangan dengan melakukan survei langsung ke lapangan dan wawancara. Survei dilakukan dengan mengamati langsung objek penelitian secara lebih mendalam dengan melakukan pencatatan, penggambaran, serta dokumentasi. Pengamatan dan pencatatan dilakukan dengan menggunakan google form agar mempermudah dan dapat didata secara lebih mendalam. Pada umumnya rumah-rumah dengan menggunakan konstruksi rumah panggung terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian bawah(kaki), bagian tengah(badan), dan bagian atas(atap)(Rostiyati et al., 2012: 71).

Pengumpulan data yang diambil pada rumah tradisional di Jambi Kota Seberang yaitu berupa komponen arsitektur rumah tradisional yang meliputi aspek eksterior mulai dari kaki, badan, hingga atap bangunan. Kemudian aspek interior yang meliputi tata ruang bangunan serta komponen interiornya. Selanjutnya dari aspek lanskapnya yang meliputi jarak dengan jaringan aksesibilitas, kerapatan bangunan dan ruang sumber daya.

Metode wawancara yang akan digunakan adalah dengan melakukan wawancara terbuka, yaitu dengan bertatap muka secara langsung dengan informan

(14)

dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat informan lebih leluasa dalam memberikan jawabannya. Wawancara dilakukan kepada pemilik atau ahli waris rumah tradisional di Jambi Kota Seberang yang menjadi objek penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tentunya yang berkaitan dengan objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data kepustakaan menjadi data sekunder atau data pendukung dalam bentuk teori, konsep ataupun suatu pernyataan yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya untuk mendukung penelitian ini. Data kepustakaan yang dikumpulkan dalam hal ini yaitu berupa buku, laporan hasil penelitian, jurnal atau artikel ilmiah, serta gambar atau foto yang berkaitan dengan objek penelitian. Oleh karena itu data sekunder juga menjadi hal yang cukup penting untuk mendukung penelitian ini, yang selanjutnya akan diolah.

1.9.2 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan tahapan selanjutnya dari penelitian ini setelah tahapan pengumpulan data. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan akan diolah untuk menyusun sebuah tulisan yang sistematis. Untuk lebih jelasnya tahapan pengolahan data akan dipaparkan di bawah ini.

1. Pengolahan Data Primer

Pengolahan data primer dilakukan dengan mengidentifikasi data lapangan yang telah diperoleh yaitu berupa catatan lapangan, gambar dan termasuk data wawancaranya. Identifikasi dilakukan terhadap data lapangan yang telah diambil, yaitu berupa data komponen eksterior, interior dan lanskap. Data eksterior yang

(15)

akan diolah meliputi tiang, tangga, pintu, jendela, ventilasi, pagar serambi, dinding, dan atap bangunan. Dari komponen-komponen tersebut dilakukan identifikasi berdasarkan morfologi dan ornamen hiasnya. Data interior yang ada berupa tata ruang bangunan dan komponen interior yang ada akan dilakukan identifikasi berdasarkan tata ruang, morfologi dan ornamen hiasnya. Kemudian data lanskap yang ada berupa tata letak atau posisi, orientasi bangunan, serta jarak bangunan denan jaringan aksesibilitas yang ada akan dilakukan identifikasi berdasarkan tata letak objek penelitian tersebut.

2. Pengolahan Data Sekunder

Data kepustakaan yang telah terkumpul, baik itu berupa buku, laporan, jurnal atau artikel ilmiah, serta gambar, foto dan peta yang dapat membantu dalam penulisan ini akan di masukkan sesuai dengan kebutuhan dari penelitian ini. Hal itu dilakukan agar tulisan ini memang menjadi sebuah karya ilmiah yang berkualitas.

Kemudian juga diharapkan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang arkeologi, sejarah, arsitektur dan ilmu-ilmu lainnya.

1.9.3 Analisis

Setelah melakukan pengumpulan data, kemudian pengolahan data. langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data dilakukan terhadap tiga komponen yang telah diidentifikasi sebelumnya, yaitu yang meliputi komponen eksterior, interior dan lanskap dari objek penelitian. Dengan analisi morfologi, ornamen hias, tata ruang, dan tata letak dari rumah tradisional tersebut.

Analisis morfologi dilakukan terhadap rumah tradisional Kota Jambi untuk mengetahui dari bentuk rumah tradisional tersebut menunjukkan arsitekturnya

(16)

memiliki ciri daerah atau budaya dari mana. Analisis ornamen hias dilakukan untuk mengetahui fungsi dan makna dari oranamen hias tersebut. Analisis tata ruang dilakukan untuk mengetahui fungsi dan makna dari setiap ruangan yang ada di dalam rumah tradisional tersebut. Analisis tata letak dilakukan untuk mengetahui maksud dari penempatan bangunan di dalam lanskapnya, dengan melihat aspek yang memiliki hubungan dengan bangunan rumah tradisional, seperti orientasi rumah dan jarak dengan jaringan aksesibilitas serta ruang sumber daya yang terdekat dari permukimannya.

1.9.4 Interpretasi

Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberikan suatu interpretasi data. Interpretasi data yang dimaksud adalah untuk mengetahui apa saja faktor yang melatarbelakangi arsitektur rumah tradisional yang ada di Jambi Kota Seberang. Hal tersebut yang nantinya akan membantu dalam penarikan kesimpulan.

1.9.5 Penarikan Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, serta interpretasi.

Penelitian ini diharapkan dapat membentuk suatu kesimpulan umum tentang bagaimana arsitektur rumah tradisional di Kota Jambi dan faktor yang melatarbelakangi arsitektur tersebut secara lebih mendalam. Untuk lebih jelasnya metode penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya akan digambarkan dalam bentuk bagan alur penelitian sebagai berikut.

(17)

Diolah Oleh: Ferdy Alqosari, 2020

Data Primer Data Sekunder

Survei Data Pustaka

Pengolahan Data

Analisis Data

Eksterior Interior Lanskap

Interpretasi Data

Penarikan Kesimpulan Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, agar diperoleh gambaran secara jelas mengenai permasalahan yang akan dibahas, penulis akan membatasi penelitian ini pada masalah tentang asas ne bis

Every day  brings reports of  new  3inancial crises  and  3inancial  malfeasance  within  the  banking  and  3inancial  establishment.  In  an  effort  to  keep 

Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat alat pengering dengan kolektor surya pelat datar yang menggunakan air sebagai media penyimpan panas untuk

Foto: Sentot Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah menerbitkan risalah 92 kelompok jenis kayu dalam 3 jilid buku Atlas Kayu Indonesia.. Risalah yang disajikan antara

Pada parameter panjang akar, hasil terbaik dicapai oleh perlakuan 15.3 hal ini dikarenakan merupakan dosis optimum bagi pemberian mikroba untuk beradaptasi dengan

1.Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat yang

Sepertiyang telah dikaji, kajian tentang kesanracun organik bawangputih terhadap mortaliti kumbangbadak belum pemah dilakukan.Pengusahaladang-ladang kelapa sawit lebih memilih

Dan Drs.Indro Herry M,M.Si Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui Apakah ada pengaruh Motivasi dan Prestasi Kerja secara langsung Terhadap Penilaian Kinerja