506 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
SRI PARMIYATI1
Email [email protected] ABSTRAK
Upaya peningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI dengan model pembelajaran problem based learning. Pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah padapenulisan ini adalah “Apakah penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI di kelas XI MIA SMAN 3 Muara Teweh.” penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI. Metode penulisan yang digunakan adalahpenulisan Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum terdiri dari 2 (dua) siklus.
Subyekpenulisan ini adalah siswa kelas XI MIA SMAN 3 Muara Teweh ,Kec.Teweh Selatan,Kab.Barito Utara. Berdasarkan hasilpenulisan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI di kelas XI MIA SMAN 3 Muara Teweh Barito Utara. Jumlah nilai rata-rata pada pelaksanaan pretest adalah 65,3% kemudian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah nilai rata-rata meningkat menjadi 78,44% atau meningkat menjadi 5,38% atau sekitar 77,14% keberhasilan. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II 33,3% atau sekitar 100% keberhasilan.
Perkembangan pembelajaran berbasis masalah perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
Kata Kunci : Pembelajaran PAI, materi iman kepada kitab Allah, problem based learning.
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
507 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi.
2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai agama. Atau dalam praktik pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama, sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral.
Memperhatikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diperlukan adanyapenulisan tindakan (action research) untuk dapat memecahkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diharapkan dengan adanyapenulisan tindakan (action research) ini, pembelajaran Pendidikan Agama Islam mampu dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di sekolah maupun di lingkungan sekitarPenelitian tindakan (action research) yang akan dilaksanakan berjudul “Upaya peningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI dengan model pembelajaran problem based learning”
METODE PENELITIAN
Pada penelitian tindakan kelas ini, penulis memfokuskanpenulisan pada upaya peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI di kelas XI MIA SMAN 3 Muara Teweh Barito Utara dengan menggunakan pendekatan Saintifik model pembelajaran problem based learning (PBL). Tujuannya adalah untuk mengetahui efektifitas atau kemanjuran
508 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
pendekatan Saintifik model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam upaya meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa, serta mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Saintifik model pembelajaran problem based learning (PBL) (Surawan, 2020: 103) pada materi iman kepada kitab-kitab Allah.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 3 Muara Teweh Barito Utara pada semester tahun pelajaran 2021-2022 yaitu dari tanggal 10 Agustus s/d 25 Agustus 2021 sesuai dengan kalender pendidikan atau kalender akademik sekolah serta Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang telah guru/peneliti buat.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus/d 25 Agustus 2021 di SMA Negeri 3 Muara Teweh dengan subjekpenulisan adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 9 orang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Siklus I
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan,1 kali pertemuan 3x45 menit (135) menit pada tanggal 10 Agustus 2021.
Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 penulis menerapkan pendekatan Saintifik model pembelajaran problem based learning. Standar kompetensinya adalah ” Beriman kepada kitab-kitab allah swt.”, dan kompetensi dasarnya adalah menyakini adanya kitab-kitab suci allah swt, peduli kepada orang lain dengan saling menasehati sebagai cermina beriman kepada kitab-kitab allah swt dengan perilaku sehari-hari. Pada pertemuan ini, skenario pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, membaca do‟a dan absen, setelah itu guru memberikan apersepsi terkait pada materi yang akan dipelajari dan menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Sesuai dengan pendekatan Saintifik yang mana guru menjadi seorang fasilitator dalam kelas. Guru menjelaskan materi secara rinci kemudian membagi siswa ke dalam 4 kelompok yang mana dalam setiap kelompok akan membahas materi yang telah ditentukan oleh guru. Agar pembelajaran lebih efektif maka setiap siswa diberi masing-masing 1 pertanyaan pada setiap kelompok, hal ini dimaksudkan untuk menghindari ketergantungan siswa kepada teman lainnya untuk memberikan jawaban.
509 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Pada kegiatan penutup ini guru menanyakan tentang bagaimana pendekatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.penulis memperoleh ketercapaian pembelajaran secara individual. Skor tes individual sebagaimana disajikan dalam tabel berikut :
Tabel : Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Nama siswa Nilai
Keterangan
T TT
1. ADINDA PUTRI SELVIA 60 √
2. AGUNG PRANOTO 70 √
3. AHMAD FADILAH 70 √
4. AKHMAD ANGGA HIDAYAH 60 √
5. FADILAH ZAHRA 80 √
6. FEBRINA TRIVA ANDIVA 80 √
7. IIM ROHATUL JANAH 70 √
8. KHAIRUNISSA 70 √
9. NORDIANTO 60 √
Jumlah 620 6 3
Jumlah Skor 620
Jumlah Skor Maksimal Ideal 900 Rata-Rata Skor Tercapai 68,9 Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 6 Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal : Belum tuntas
Berdasarkan tabel hasil ulangan harian di atas yang dilaksanakan pada pertemuan 1 didapatkan bahwa 6 siswa telah berhasil mencapai nilai standar (KKM) yang telah ditentukan di SMA Negeri 3 Muara Teweh yakni 70. Dengan menggunakan rumuspenulisan tindakan yaitu:
510 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
N
X X
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
Nilai rata-rata sesudah tindakan siklus I adalah 68,9. Setelah menggunakan rumuspenulisan tindakan di atas dapat diketahui bahwa ada 6 siswa yang tuntas belajar. Namun terdapat 3 siswa yang masih berada di bawah nilai standar atau tidak tuntas, yakni di bawah 70 atau sekitar 3,3%. Hasil tes individu di atas menunjukkan bahwa guru belum kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI, namun hasil tersebut masih kurang maksimal karena masih ada 3 siswa yang masih kurang memenuhi standar ketuntasan.
Observasi Siklus I
Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar, pada siklus Ipenulis menyiapkan 2 lembar pengamatan, diantaranya pengamatan kelompok dan pengamatan individu. Pengamatan dilakukan guna mengetahui keberhasilan proses atau langkah-langkah pada penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning.
Dari hasil observasi ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dapat disimpulkan telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pretes. Berdasarkan hasil test, nilai rata-rata pada siklus I adalah 68,9.
a. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada siklus I yang terdiri dari 1× pertemuan dan pembelajaran berlangsung selama 1 × 45 menit untuk setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama guru sebagaipenulis mulai menerapkan pendekatan Saintifik dengan problem based learning dengan materi “Beriman kepada kitab-kitab allah swt”.
Penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning pada siklus I masih kurang berhasil dalam kegiatan kerjasama siswa dalam kelompok mereka masih terkesan individu. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam belajar yang dialami sebelumnya. Menyikapi permaslahan di atas maka guru sebagaipenulis mengambil langkah- langkah:
1. Memacu siswa agar berani mengungkapkan pendapatnya;
2. Memacu siswa agar banyak membaca buku;
511 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
3. Memberikan pengertian akan pentingnya komunikasi dan kerjasama kelompok.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus ke II dilaksanakan 1 × pertemuan, pada tanggal 16 Agustus 2021. Pembelajaran berlangsung selama 3 × 45 menit untuk setiap pertemuan.
a. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan pada siklus II ini guru menggunakan problem based learning dengan model diskusi jigsaw sebagai metode pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok seperti pada pertemuan 1. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
1. Kegiatan awal
Guru memberikan salam, membaca do‟a bersama siswa dan melakukan absensi, selain itu guru menjelaskan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
Kemudian guru menjelaskan materi pokok secara garis besar sebelum dimulai diskusi
2. Kegiatan inti
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setelah siswa menempati kelompoknya masing-masing guru memberikan penjelasan terkait model diskusi yang akan dilaksanakan yaitu jigsaw. Setelah guru memberikan penjelasan kepada masing-masing kelompok guru memberikan sub materi yang akan dibahas oleh setiap kelompok. Ketika proses diskusi dimulai guru mengamati jalannya diskusi. Setelah selesai diskusi masing-masing siswa dari setiap kelompok memberikan penjelasan kepada setiap kelompok lainnya, begitu seterusnya.
3. Kegiatan akhir/penutup
Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan merefleksi apa yang telah dipelajari pada pertemuan 2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2021 dengan materi pokok “Beriman kepada Kitab-kitab Allah”. Alokasi waktu yang ditentukan adalah 135 menit. Guru sebagaipenulis menggunakan pendekatan problem based learning dengan metode jigsaw untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI.
1. Pertemuan 2
Pada pertemuan ke 2 ini guru sebagaipenulis sama halnya dengan pertemuan 1 dan 2 membagi tahap kegiatan yakni kegiatan awal, kegiatan inti
512 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
dan kegiatan akhir sebagai penutup. Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini guru sebelum memulai pembelajaran dimulai dengan salam, membaca do‟a dan absen. Setelah itu guru menjelaskan materi pokok yang dipelajari pada pertemuan 3, memberikan apersepsi dan menjelaskan materi “Meningkatkan Keimanan Pada Kitab-kitab Allah”
b. Kegiatan Inti
Setelah guru menjelaskan materi secara garis besar, guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok sama seperti kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan 1. Setelah siswa sudah menempati masing-masing kelompok selanjutnya guru memberikan ilustrasi pokok bahasan secara singkat dan menjelaskan bagaimana permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing- masing kelompok. Setelah proses diskusi selesai guru memberikan kuis pada siswa yang mencakup semua topik.
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Guru memberikan tanggapan atau jawaban dari beberapa pertanyaan yang sulit dijawab oleh siswa pada saat melakukan diskusi, dan siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar itu tentang
“Meningkatkan Keimanan Pada Kitab-kitab Allah”. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau menceritakan pengalaman pribadi terkait pada materi yang dibahas .Hasil dari siklus II dapat di lihat pada tabel :
% . 100
.
. x
Siswa
belajar tuntas
yang Siswa
P
No. Nama siswa Nilai
Keterangan
T TT
1. ADINDA PUTRI SELVIA 75 √
2. AGUNG PRANOTO 80 √
3. AHMAD FADILAH 80 √
4. AKHMAD ANGGA
HIDAYAH
75 √
5. FADILAH ZAHRA 90 √
6. FEBRINA TRIVA ANDIVA 90 √
7. IIM ROHATUL JANAH 85 √
513 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
8. KHAIRUNISSA 80 √
9. NORDIANTO 75 √
Jumlah 9 0
Jumlah Skor 900
Jumlah Skor Maksimal Ideal 730 Rata-Rata Skor Tercapai 81,1
Bahwa nilai rata-rata sebelum tindakan (Base rate) siklus I adalah 68,9 sedangkan nilai rata-rata sesudah tindakan (post rate) siklus II adalah 81,1 Setelah menggunakan rumuspenulisan tindakan didapatkan hasil bahwa nilai ujian siswa mengalami peningkatan dari yang semula adalah 3 siswa atau 3,3%
yang tidak tuntas atau tidak memenuhi standar minimal kelulusan (KKM).
Pada pertemuan ke 2 yang mana diadakan ujian, jumlah siswa yang gagal melewati nilai minimal adalah 3 siswa atau 3,3%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah atau 3,3% atau 100% keberhasilan. Sedangkan nilai rata-rata ujian adalah 81,1
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa menanggapi penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning secara positif. Tanggapan siswa menyatakan bahwa pembelajaran yang berbasis masalah lebih memudahkan siswa dalam memecahkan masalah, karena antara teori dan praktik dapat diterapkan sehingga tujuan pembelajaran menjadi lebih maksimal.
Dengan demikian penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI.
Observasi dan Hasil tindakan siklus II
Menindak lanjuti dari hasil analisis pada siklus II, guru/peneliti berupaya agar pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat lebih baik dan memastikan bahwa penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI. Sehingga untuk lebih memaksimalkan pembelajaran guru/peneliti menggunakan strategi jigsaw dengan tujuan supaya siswa dan kelompok mampu memecahkan masalah secara komunal.
Dalam lembar pengamatan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yakni memperhatikan aspek-aspek atau langkah-langkah dalam penerapan pendekatan Sintifik dengan problem based learning. Terdapat 5 langkah yang
514 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
harus dilakukan oleh masing-masing kelompok untuk dapat memformulasikan hasil belajarnya dan memecahkan masalah siswa, kelima langkah itu adalah : a. Klarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas;
b. Merumuskan masalah;
c. Menata gagasan;
d. Memformulasikan tujuan pembelajaran;
e. Mencari informasi tambahan dari sumber lain (di luar diskusi kelompok).
Berdasarkan hasil pengamatan, masing-masing kelompok mampu mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas dengan baik, secara keseluruhan 3 kelompok mendapatkan nilai 4 (nilai tertinggi) dalam klarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, sedangkan 1 kelompok lainnya mendapatkan nilai 3, hanya saja dalam merumuskan masalah, menata gagasan dan mencari informasi tambahan dari sumber lain masing-masing terdapat 1 kelompok yang masih kurang maksimal. Untuk dapat memaksimalkan aspek- aspek yang masih kurang maksimal guru sebagaipenulis melakukan sebuah penjelasan terkait pada pelaksanaan pembelajaran, karena strategi yang digunakanpenulis berbeda dengan pertemuan sebelumnya (siklus I).
Refleksi Tindakan Siklus II
Pada siklus II ini siswa sudah mulai mengerti dengan model pembelajaran yang dilaksanakan yakni berbasis masalah atau problem based learning, berbeda dengan pertemuan 1, pada pertemuan 2, siswa sudah mulai mampu mengidentifikasi permasalahan dan memunculkan solusi untuk memecahkan masalah yang sudah ditentukan.
Berdasar analisa di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI, hal ini dapat dilihat dari:
1. Kegiatan belajar yang kondusif dan antusias, melalui pendekatan Saintifik dengan problem based learning terbukti dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI.
2. Secara berkelompok menjadikan siswa untuk belajar bertanggung jawab atas apa yang ditugaskan, dan menjadikan siswa lebih memiliki rasa kebersamaan antar kelompok.
3. Siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan masing-masing dalam menyelesaikan masalah dan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI pada siklus I hanya dimiliki sebagian siswa, namun pada siklus II siswa sudah mulai mengkonstruksi ide dan pengetahuan yang didapatkannya, dan tidak hanya didominasi oleh siswa yang aktif di kelas saja.
515 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Sedangkan dari data nilai siswa juga menunjukkan peningkatan dari siklus I berlanjut pada siklus II, namun sebelumpenulis melakukan tindakanpenulis mengadakan pre test, dalam pelaksanaan pre test didapatkan hasil bahwa terdapat 6 siswa yang mampu mencapai standar kelulusan (KKM) atau 63,3%
pada mata pelajaran PAI. Namun jumlah siswa yang masih belum mencapai standar kelulusan masih tinggi yakni sebanyak 3 siswa atau 33,3%. Pada saat guru melaksanakan pre test yaitu dengan metode tanya jawab siswa tidak antusias dan terlihat malas, sehingga tujuan dari belajar mengajar menjadi kurang maksimal. Nilai rata-rata kelas pada pelaksanaan pre test adalah 68,9 Selanjutnya pada siklus I di pertemuan1 didapatkan hasil nilai, bahwa 6 siswa telah berhasil mencapai nilai standar (KKM) yang telah ditentukan di SMA Negeri 3 Muara Teweh yakni 70 atau 63,3 % siswa yang berhasil. Namun terdapat 3 siswa yang masih berada di bawah nilai standar, yakni di bawah 70 atau sekitar 33,3 %. Hasil tes individu di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI, namun hasil tersebut masih kurang maksimal karena masih ada 3 siswa yang masih kurang memenuhi standar kelulusan. Nilai rata-rata kelas adalah 81,1
Dengan hasil penilaian pada ujian siklus I dan siklus II ini menunjukkan bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasilpenulisan dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning terbukti mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Muara Teweh. Hal ini dapat dibuktikan pada lembar observasi perilaku siswa. Adapun hasil pre test peningkatan motivasi dari proses belajar siswa kelas XI IPA memperoleh nilai rata-rata sebanyak 3 siswa mencapai nilai di bawah standar kelulusan (KKM), sedangkan 6 siswa mampu mencapai standar nilai kelulusan (KKM), jika dibandingkan dengan hasil tes ujian pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 5,38% atau 78,14% keberhasilan. Kemudian pada siklus II tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah naik menjadi 33,3 % dengan nilai rata-rata 81,23 atau sebesar 100% keberhasilan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasilpenulisan yang membuktikan penerapan pendekatan Saintifik dengan problem based learning menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan memecahkan masalah siswa, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
516 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
1. Inovasi pembelajaran berbasis masalah perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan-kegiatan belajar mengajar;
2. Untuk dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah siswa memerlukan banyak latihan;
3. Guru memerlukan pendekatan untuk memberikan motivasi terhadap setiap siswa agar dalam pelaksanaannya siswa dapat memahami instruksi guru dan terbentuk rasa percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
Buku PAI klas XI Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017.
Departemen Agama RI, (2005), Al-Qur’an dan Terjemahnya Aljumaratul A’li, (Jakarta: J-ART).
Departemen Agama RI, (2011), Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Dirjen Binbaga Islam).
Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)), (Jakarta: Depdiknas).
Firmanasari, (2011), Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI, (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional).
Nana Sudjana, (2008), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo).
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Slameto, (1995), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta).
Sugiyono, (2002), Metodepenulisan Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & B, (Bandung: Alfabeta).
Syaiful Sagala, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta).
Suprihatiningrum, J, (2013). Strategi Pembelajaran : Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media).
Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta : K-Media.
517 Vol. 1 No. 1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Wina sanjaya, (2006), Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana).
Wiriaatmadja, R, (2012). Metodepenulisan Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
Yudhistira, D, (2013). Menulispenulisan Tindakan Kelas Yang Apik (Asli Perlu Ilmiah Konsisten), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia).