• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X

Eva Dewi Purwitasari

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

ABSTRAK:. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model bahan ajar teks laporan hasil observasi untuk siswa SMK kelas X. Adapun tujuan khususnya yaitu mendeskripsikan kelayakan (1) isi, (2) bahasa, dan (3) penyajian produk. Dari segi isi bahan ajar mengacu KI dan KD Kurikulum 2013. Segi bahasa bahan ajar disesu-aikan dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosi siswa, komunikatif, sesu-ai dengan EYD, serta grafika yang ditampilkan sesusesu-ai dengan tema. Dari segi penya-jian, bahan ajar ini bervariasi, dilegkapi dengan ilustrasi dan gambar, terdapat pe-ngantar, berkaitan dengan lingkungan siswa, menyediakan contoh konkret dan aktu-al, konsisten, dan sesuai dengan jenjang siswa SMK kelas X. Berdasarkan uji kela-yakan bahan ajar ini divalidasi oleh pakar/ahli dan masukan dari siswa serta uji efek-tivitas produk yang telah dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ini efektif dan layak untuk digunakan.

Kata Kunci: pengembangan model, bahan ajar, teks laporan hasil observasi Bahasa memegang peranan penting

dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Selain itu, penguasaan berbahasa dengan baik dan benar akan membantu peserta didik dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menghadapi hal tersebut, pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013. Jadi dengan adanya pembaharuan seperangkat rencana pembelajaran, bahan pelajaran, dan pedoman penyelenggaraan kegiatan, pemerintah berharap menjadikan bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis pada peserta didik.

Dalam Maryanto dkk (2013:iii), Muhammad Nuh menyebutkan bahwa bahasa tidak dituntut dapat mengekspresikan sesuatu dengan efisien karena ingin menyampaikannya dengan

indah sehingga mampu menggugah perasaan penerimanya. Pada saat yang lain, bahasa dituntut efisen dalam menyampaikan gagasan secara objektif dan logis supaya dapat dicerna dengan mudah oleh penerimanya. Jadi, dalam pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik diharapkan mampu menggunakan keindahan dan keefektifan secara seimbang.

Sesuai dengan peran pembelajaran bahasa Indonesia tersebut, maka untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan disajikan materi pembelajaran berbasis teks (Maryanto dkk, 2013:v). Didalamnya dijelaskan berbagai cara penyajian perasaan dan pemikiran dalam berbagai macam jenis teks yang dilengkapi dengan kaidah suatu teks. Dengan demikian, peserta didik akan dimudahkan menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks dan memproduksi sebuah teks.

(2)

Pembelajaran bahasa Indonesia adalah bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Maryanto dkk, 2013:v). Kemampuan berbahasa dituntut mampu menjadi pembelajaran berkelanjutan karena bahasa Indonesia menjadi ujung tombak mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik. Sebagai salah satu komponen pembelajaran bahasa Indonesia, guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara optimal. Salah satu upaya guru dalam mengoptimalkan pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyiapkan bahan ajar yang bermutu. Bahan ajar yang disusun guru dapat berupa buku, modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan sebagainya.

Saat ini, kendala dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK adalah sarana pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak memadai. Guru cenderung lebih memfokuskan materi pada teori tanpa disertai praktik yang mengakibatkan melemahnya interaksi guru dan peserta didik. Dalam pembelajaran teks hasil observasi, guru cenderung takut untuk mengeksplorasi pembelajaran karena takut kekurangan waktu. Padahal pembelajaran teks hasil observasi sangat bermanfaat untuk siswa. Pembelajaran teks hasil observasi akan membuat siswa berpikir kritis dan logis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menanggapi hal tersebut, diperlukan alternatif-alternatif pengembangan bahan ajar yang mendukung pembelajaran teks hasil observasi berbasis Kurikulum 2013.

Selain beberapa aspek kebutuhan dari guru, berikut tampak bahwa

kebutuhan bahan ajar bagi siswa SMK kelas X. Hasil hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di lapangan terlihat beberapa kendala yang menyebabkan siswa kurang memahami pembelajaran teks laporan hasil observasi. Kendala-kendala tersebut adalah (1) materi teks laporan hasil observasi bahasa Indonesia yang banyak dan sulit dipahami oleh siswa tanpa panduan dari guru menjadikan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menajdi rendah dan akhirnya pencapaian tujuan pembelajaran kurang optimal. (2) Sumber-sumber pembelajaran teks laporan hasil observasi yang ada belum mengarah pada pencapaian kompetensi dan kebanyakan masih bersifat umum dan kurang terperinci. (3) belum tersedianya bahan ajar teks laporan hasil observasi bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan kondisi siswa SMK kelas X. Berdasarkan uraian di atas, maka siswa memerlukan sebuah sumber belajar teks laporan hasil observasi bahasa Indonesia khusus siswa SMK yang bertujuan agar memudahkan mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Sesuai dengan Kurikulum 2013 bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan, siswa harus menguasai lima jenis teks. Kelima jenis teks meliputi dua jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks; dua jenis teks tanggapan, yaitu teks negosiasi dan teks eksposisi; dan satu jenis teks cerita, yaitu teks anekdot. Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan berdasarkan fungsi teks, struktur teks, dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

(3)

menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat.

Peran guru dalam menggunakan bahan ajar yang tepat akan menentukan tercapainya kompetensi dasar dan hasil belajar siswa dalam semua jenis pembelajaran khusunya pembelajaran teks hasil observasi. Selain itu, penggunaan bahan ajar yang tepat akan memotivasi siwa untuk menciptakan pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu dirancang bahan ajar khusus untuk pembelajaran teks hasil observasi. Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan pembelajaran teks hasil observasi berlangsung secara optimal. Bahan ajar tersebut berjudul Pengembangan Model Bahan Ajar Teks Laporan Hasil Observasi untuk Siswa SMK Kelas X.

Berpijak pada uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk model bahan ajar teks laporan hasil observasi untuk siswa SMK kelas X. Adapun tujuan khususnya yaitu mendeskripsikan kelayakan (1) isi, (2) bahasa, dan (3) penyajian produk. METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam adalah memodifikasi dari model desain Research And Development atau yang disingkat dengan R&D. Modifikasi dari model pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan prosedur pengembangan sesuai kebutuhan. Pengembangan diarahkan sebagai “a process used to develop and validate aducational product Borg and Gall (dalam Sukmadinata, 2008: 169). Produk yang dimaksud adalah bahan ajar berupa modul menulis laporan untuk siswa SMK kelas X. Selanjutnya menurut Borg and Gall (dalam Sukmadinata, 2005: 169-170) langkah-langkah yang seharusnya ditempuh dalam penelitian pengembangan (research and

development) meliputi: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf, (4) uji coba lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sampai pada menghasilkan tahap produk akhir, desiminasi dan implementasi. Hal ini dilakukan karena kedua tahap tersebut lebih banyak terkait dengan kegiatan penerbitan. Peneliti memodifikasi model penelitian dengan menyederhanakan langkah-langkah yang ditempuh. Dengan demikian modifikasi langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian pengembangan ini meliputi (1) penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi untuk menganalisis produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) melakukan validasi ahli dan uji kelompok kecil, (4) melakukan revisi produk, dan (5) melakukan uji coba lapangan.

Langkah-langkah pengembangan yang dilaksanakan dalam penelitian ini

yaitu (1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap uji coba produk, (4) tahap revisi produk, dan (5) tahap produk akhir. Pertama, tahap studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan kajian teori serta kurikulum, analisis bahan ajar yang digunakan di lapangan, wawancara guru, dan observasi kepada siswa sehingga diperoleh data yang otentik tentang kebutuhan pembelajaran di lapangan. Kedua, tahap pengembangan produk merupakan proses mewujudkan produk berdasarkan spesifikasi produk yang dihasilkan pada tahap prapengembangan. Ketiga, tahap uji coba produk dilakukan dengan cara uji ahli, uji praktisi, dan uji lapangan dengan tujuan untuk mengetahui

(4)

kelayakan isi materi, bahasa, dan penyajian bahan ajar. Uji ahli/praktisi dilakukan di Universitas Islam Malang terhadap dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Sementara itu, uji lapangan kelompok terbatas dilakukan terhadap 27 siswa kelas X SMK Ngunut. Pada tahap uji lapangan tersebut, peneliti menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy eksperiment) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dengan kelas yang menggunakan bahan ajar lain. Keempat, tahap revisi atau penyempurnaan produk merupakan tindak lanjut dari berbagai rekomendasi perbaikan dari validator pada tahap uji coba produk. Tahap ini menghasilkan produk yang siap diimplementasikan dan diseminasi.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah draf produk yang dikembangkan. Dalam pengumpulan data kualitatif peneliti menggunakan instrumen bantu berupa lembar observasi analisis kebutuhan pada saat fokus penetapan, tes, format catatan lapangan, dan angket. Lembar angket digunakan untuk menghimpun data dari ahli, guru, maupun siswa. Data yang diperoleh adalah data verbal berupa catatan, komentar, saran, kritik, dan usulan langsung. Pengumpulan data kuantitatif yang berupa skor tes penguasaan teks laporan hasil observasi, instrumen yang digunakan adalah perangkat penilaian otentik.

Data kualitatif dalam penelitian dan pengembangan ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengumpulkan data verbal seperti data identifikasi awal, data analisis kebutuhan siswa, dan data verbal lainnya dari hasil uji validasi oleh ahli dan praktisi dan uji lapangan, (2) mencatat, menghimpun, dan menyeleksi data-data yang telah dikumpulkan, (3) melakukan klarifikasi dan analisis data,

dan (4) merumuskan hasil analisis tersebut untuk digunakan dalam merevisi media pembelajaran yang dikembangkan.

Data kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif, yaitu untuk data numerikal yang diperoleh dari validasi oleh ahli dan praktisi, serta uji lapangan oleh siswa. Langkah-langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut: (1) mengumpulkan data numerikal, (2) mencatat, menghimpun, dan menyeleksi data-data yang telah dikumpulkan, (3) menganalisis data dengan cara memberikan rata-rata nilai, dan

(4) menyimpulkan hasil analisis data dalam bentuk persentase. Data yang sudah dianalisis tersebut dijadikan acuan untuk merevisi bahan ajar yang dikembangkan. Analisis data kuantitatif dari hasil penggunaan produk menggunakan analisis data distribusi frekuensi untuk mengetahui keefektifan bahan ajar dengan kriteria SKM SMK bahasa Indonesia yakni 76.

HASIL PENGEMBANGAN Deskripsi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar teks laporan hasil observasi. Bahan ajar ini dalam buku ajar yang menggunakan pendekatan scientific Kurikulum 2013. Program Microsoft Word 2007 dan Adobe Photoshop CS 2 program-program yang digunakan dalam menyusun produk ini sebagai program pendukung. Bahan ajar ini dikemas dalam bentuk buku ajar yang dicetak pada kertas berukuran 17 x 25 cm.

Bahan ajar teks laporan hasil observasi yang terdiri dari enam komponen utama. Komponen-komponen tersebut adalah (1) tahap pembengunan konteks yang berisi materi pembelajaran yang bersifat teoritis, (2) tahap pemodelan teks yang berisi contoh-contoh, (3) latihan pemahaman yang berisi soal-soal yang

(5)

mengacu pada indikator KD, (4) rangkuman yakni bentuk ringkas materi pembelajaran, (5) evaluasi yang berisi soal tes objektif dan subjektif, dan (6) refleksi yang berisi kesan-kesan siswa setelah melaksanakan pembelajaran teks laporan hasil observasi. Untuk mengetahui lebih jelasnya deskripsi produk, dapat dilihat pada lampiran. Data Uji Coba

Dalam hasil pengembangan bahan ajar akan dipaparkan tentang (1) penyajian data uji coba, (2) analisis data, dan (3) revisi produk. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Penyajian data uji coba dari segi isi materi yakni sebagai berikut. Pengembangan bahan ajar telah diujicobakan dangan materi yang mengacu pada kompetensi inti yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan disajikan secara bertahap untuk memudahkan siswa belajar secara ilmiah. Pengembangan bahan ajar ini terdiri dari 10 KD. Dari 10 KD dipetakan menjadi dua unit pelajaran. Masing-masing pelajaran terdiri dari lima KD.

Penyajian data dari segi bahasa bahan ajar ini dikembangkan dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SMK. Penggunaan bahasa yang sesuai bertujuan agar siswa dengan mudah memahami setiap kegiatan dalam bahan ajar. Selain itu, terdapat pesan-pesan yang disampaikan kepada siswa. Pesan-pesan tersebut juga menggunakan bahasa yang menarik, jelas, dan tidak menimbulkan makna ganda, sehingga siswa dapat memahami pesan-pesan tersebut.

Penyajian data dari segi peyajian atau tampilan bahan ajar ini, materi dan tuntutan pengerjaan tugas maupun soal didesain bervariasi dan tidak monoton agar siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan minat belajar siswa, serta dalam beberapa bentuk latihan berkelompok dan tugas individu. Dalam

bahan ajar ini, disediakan pembangkit motivasi agar siswa dapat lebih bersemangat dalam belajar. Ditampilkan pembangkit motivasi yang berupa ilustrasi, gambar, dan puisi dari lirik lagu agar minat siswa dalam memelajari bahan ajar ini dapat meningkat. membuat siswa tidak bosan. Tuntutan membaca dalam bahan ajar ini divariasikan.

Analisis Data Hasil Pengembangan Data hasil pengembangan diperoleh dari validasi ahli/pakar dan masukan dari siswa. Adapun data hasil pengembangan ditinjau dari segi isi materi, bahasa, dan penyajian bahan ajar. Analisis hasil pengembangan segi isi ditinjau dari validasi ahli materi adalah mendapatkan hasil 89,2 %. Dari semua aspek, yang perlu direvisi adalah kesesuaian isi bahan ajar dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional siswa yakni dengan merevisi Soal tes kompetensi perlu direvisi dengan mengembangkan menjadi 3 atau 4 pengecoh serta bersifat positif. Sedangkan dari masukan siswa mendapatkan nilai 92,3%, oleh sebab itu, bahan ajar ini layak untuk diimplementasikan.

Analisis hasil pengembangan segi isi ditinjau dari validasi ahli bahasa adalah mendapatkan nilai 78% dari hasil uji pakar. Berdasarkan semua aspek ada aspek yang harus direvisi yakni pilihan kata dan ejaan perlu direvisi sesuai EYD. Sedangkan dari masukan siswa, rata-rata total jumlah siswa yang menjawab “ya” pada semua kriteria yang diberikan pada penilaian ini adalah 88.8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar ini layak untuk diimplementasikan.

Analisis hasil pengembangan segi penyajian ditinjau dari validasi ahli tampilan bahan ajar adalah hasil uji ahli didapatkan nilai 82,1%. Namun, aspek yang perlu direvisi yakni ketersediaan konteks yang dekat dengan lingkungan

(6)

siswa. Sedangkan dari masukan siswa, rata-rata keseluruhan menunjukkan bahwa siswa yang menjawab “ya” berjumlah 88% dari 23 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa aspek ini sudah baik dan layak untuk diimplementasikan.

Analisis Data Hasil Pengembangan Uji Keefektifan Produk

Dari hasil statistik uji keefektifan menggunakan distribusi frekuensi terhadap seluruh aspek teks laporan hasil observasi diketahui bahwa pembelajaran teks laporan hasil observasi dengan bahan ajarberpengaruh terhadap penguasaan siswa terhadap beberapa KD teks laporan hasil observasi. Temuan yang menyatakan adanya keberhasilan penguasaan siswa terhadap beberapa KD teks laporan hasil observasi adalah dari nilai siswa yang diakumulasikan dari beberapa KD teks laporan hasil observasi di atas standart kemampuan minimal (SKM) yakni 76. Hal ini wajar karena bahan ajar dengan e-learning ini memang dirancang untuk meningkatkan penguasan dan menumbuhkan gairah memelajari teks laporan hasil observasi belajar bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil pretes dan postes, dapat diketahui bahawa frekuensi nilai 80 ada 5 siswa. Frekuensi nilai 85 ada 5 siswa. Frekuensi nilai 90 ada 3 siswa. Frekuensi nilai 95 ada 8 siswa. frekuensi nilai 100 ada 6 siswa. Rata-rata skor hasil uji efektivitas pembelajaran teks laporan hasil observasi dengan bahan ajar adalah 90.9. Sedangkan seluruh siswa memiliki nilai di atas SKMnya, yakni 76. Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan hasil uji efektivitas pembelajaran teks laporan hasil observasi dengan bahan ajar adalah skor seluruh siswa di atas SKM.

KAJIAN DAN SARAN

Kajian Produk yang telah Direvisi

Bahan ajar diperlukan siswa dan sebagai sarana belajar dan mengajar. Bahan ajar merupakan isi pembelajaran yang termuat di dalam buku yang ditulis oleh pengajar atau penulis lain untuk kepentingan pembelajaran (Mbulu dan Suhartono, 2004: 87). Bahan ajar meliputi segala sesuatu yang berfungsi Bahan ajar memiliki jenis yang beragam, mulai dari yang sederhana, murah sampai dengan yang rumit dan mahal. Bahan ajar dapat berupa bahan cetak, alat peraga, dan benda-benda yang berada di sekitar siswa. Selain itu bahan ajar pembelajaran juga terdapat dalam bentuk audio (rekaman, radio, kaset, CD), visual (gambar, foto, maket), audio visual (VCD, film, video), dan multibahan ajar (interaktif, computer based, dan internet).

Bahan ajar pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa buku ajar teks laporan hasil observasi. Menurut Kamaruddin (1999:1), bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk mengajar siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku sebagai sumber yang digunakan siswa agar ia belajar.

Sehubungan dengan hal tersebut, bahan ajar teks laporan hasil observasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan karena di dalamnya dilengkapi dengan materi, contoh, dan alat evaluasi yang dapat digunakann oleh siswa. Selain itu, bahan ajar ini dirancang menarik untuk membangkitkan motivasi belajar dan ketertarikan siswa, mencegah kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar, dan mengefektifkan proses belajar mengajar.

Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Menurut Sudjana (1990: 4—5), kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar pembelajaran, yaitu (1) ketepatan bahan ajar dengan tujuan pengajaran; (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; (3) kemudahan

(7)

memperoleh bahan ajar; (4) keterampilan guru dalam menggunakannya; (5) ketersediaan waktu untuk menggunakannya; dan (6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Secara umum, bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini telah di rancang dengan memperhatikan beberapa pertimbangan tersebut, sehingga bahan ajar pembelajaran ini layak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar ini terdiri dari 10 KD. Dari 10 KD dipetakan menjadi dua unit pelajaran. Masing-masing pelajaran terdiri dari lima KD. Masing-masing pelajaran terdiri dari materi tiap-tiap KD, rangkuman, evaluasi, dan refleksi. Setiap KD dijabarkan dalam bentuk kegiatan belajar yang terdiri dari pembangunan konteks (materi), tahap pemodelan teks (contoh), dan tahap latihan pemahaman baik mandiri maupun kelompok. Pelajaran 1 berisi pengenalan teks laporan hasil osevasi sedangan teks 2 berisi menulis teks laporan hasil observasi.

Isi Bahan Ajar

Produk pengembangan isi pada bahan ajar meliputi beberapa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator-indikator. Pengembangan isi dalam bahan ajar ini didasarkan pada aspek-aspek, yaitu (1) kesesuaian bahan ajar pembelaja-ran dengan materi, (2) kemudahan isi bahan ajar, (3) kesesuaian isi bahan ajar membacakan cerpen, (4) keaktualan isi bahan ajar membacakan cerpen dilihat dari kebutuhan siswa, dan (5) kejelasan petunjuk yang menyertai bahan ajar, dan (6) kemanfaatan bahan ajar.

Bahasa Bahan Ajar Pembelajaran Kelayakan bahasa dalam bahan ajar pembelajaran ini terdiri dari kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, kesesuaian bahasa dengan tingkat emosional siswa,

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, kesesuaian pilihan kata dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, penyusunan paragraf, kekomunikatifan bahasa, grafika yang ditampilkan dalam bahan ajar pembelajaran, dan kemudahan cara penyampaian pesan. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat perkembangan kognitif siswa SMK. Penyajian Bahan Ajar Pembelajaran

Produk pengembangan penyajian pada bahan ajar meliputi variasi tuntutan teks laporan hasil observasi untuk siswa, ketersediaan pembangkit motivasi, bagian pendahulu yang memuat materi prasyarat, konteks yang dekat dengan siswa, contoh-contoh konkret dan aktual, dan konsistensi pola urutan dan komponen sajian.

Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Berdasarkan hasil pengembangan dan kajian produk yang telah direvisi di

atas, maka dikemukakan saran sebagai berikut. Bahan ajar teks laporan hasil observasi ini telah melalui uji coba oleh pakar yang berkompeten dalam bidangnya dan siswa. Hasil dari uji coba digunakan untuk melengkapi dan menyempurnakan produk yang dihasilkan dalam penelitian. Dengan menggunakan bahan ajar teks laporan hasil observasi ini diharapkan pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna. Selain itu, siswa dapat lebih berperan aktif dalam pembelajaran teks laporan hasil observasi.

Produk hasil pengembangan ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh pihak-pihak selain guru dan siswa. Di samping itu, produk ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh. Uraian mengenai saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan produk lebih lanjut adalah sebagai berikut. Saran

(8)

pemanfaatan adalah sebagai berikut (1) menyampaikan produk penelitian kepada guru sebagai alternatif bahan ajar teks laporan hasil observasi dan (2) menyampaikan produk penelitian kepada siswa sebagai alternatif sumber belajar pada materi teks laporan hasil observasi.

Desiminasi produk dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut. (1) Penyebarluasan informasi hasil penelitian melalui jurnal penelitian. informasi mengenai hasil penelitian yang berupa bahan ajar teks laporan hasil observasi ini dapat disebarluaskan melalui jurnal penelitian agar bahan ajar ini dapat dimanfaatan secara lebih luas. (2) Menindaklanjuti pengenalan produk yang telah dihasilkan dengan cara menginformasikan produk kepada guru dan forum MGMP. Hal tersebut dilakukan agar informasi mengenai bahan ajar teks laporan hasil observasi tidak hanya diketahui oleh kalangan tertentu saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para guru dari daerah lain yang tergabung dalam MGMP.

Pengembangan bahan ajar juga dapat dilakukan oleh guru melalui forum MGMP. Guru adalah pihak yang memahami betul kebutuhan dalam bidang belajar mengajar. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Kamaruddin. 1999. Beberapa Pertimbangan Penilaian Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis XXXVIII IKIP Ujung Pandang, 13-14 Juli 1999, di Kampus Gunungsari Baru IKIP Ujung Pandang. Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.

Maryanto, dkk. 2013. Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan

Akademik/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mbulu, Joseph & Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas.

Sudjana, Nana & Ahmad Rifai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat. 4) Recite: Siswa menuliskan informasi dan frasa penting dari jawaban pertanyaan. 5) Review: Siswa membuat ringkasan

Berdasarkan pernyataan Lidyawati (2015, p. 98), menyatakan bahwa kebiasaan generasi muda zaman sekarang yang lebih sering berinteraksi secara langsung dengan dunia maya (internet)

Pada proses pembelajaran penggunaan model pembelajaran project based learning berbasis eco-campus.belum dapat memotivasi mahasiswa pada siklus II terlihat dari hasil

Menentukan letak atautempat observasi dilakukan. Mennetukan objek atau orang yang akan diobservasi. Mengetahui dengan jelas dan pasti data yang diperlukan pada saat

Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang

Jika Puskesmas rawat inap tidak mempunyai pelayanan radioagnostik maka pada elemen penilaian untuk standar tentang pelayanan radiodiagnostik dinilai dengan nilai :9. Semua EP dinilai

Pembeda dari pendukung penelitian ini adalah secara sendiri-sendiri (parsial), sedangkan secara simultan penelitian ini menunjukan hasil bahwa iklim organisasi BPS dan

Tindakan Utama Operator gudang melakukan input rencana pengiriman yang di buat team DOP / planner ke dalam form permintaan barang, kemudian mencetak bukti pengeluaran