• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS TAHUN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS TAHUN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT

2018 - 2023

TAHUN

Jl. Banda No. 28 Kota Bandung

email : renprog.polppjabar@gmail.com

RENCANA STRATEGIS

(2)

Renstra Satpol PP Jabar Tahun 2019-2023 | 1 1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah pada prinsipnya merupakan sebuah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode5 (lima) tahun. Fungsi Renstra SKPD dalampenyelenggaraan pembangunan daerah adalah sebagai landasan dan pemberi arah dalam pelaksanaan kegiatan di SKPD selama lima tahun, berdasarkan hasil evaluasi dan capaian kegiatan lima tahun sebelumnya.

Sehubungan dengan itu, satuan polisi pamong praja sebagai penyelenggara urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, perlu melakukan penyusunan renstra perangkat daerah Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2019-2023. Proses penyusunan Renstra ini dilakukan bersamaan dengan penyusunan rancangan awal RPJMD dan telah melalui beberapa tahapan, di antaranya adalah tahap persiapan yang meliputi : a).

penyusunan rancangan keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan tim penyusun Renstra Perangkat Daerah; b). orientasi mengenai Renstra Perangkat Daerah;c). penyusunan agenda kerja tim penyusun Renstra Perangkat Daerah; dan d). penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah berdasarkan SIPD. Selanjutnya dilakukan penyusunan rancangan awal Renstra Satuan Polisi Pamong Praja bersamaan dengan penyusunan rancangan awal RPJMD Provinsi Jawa Barat. Tahap berikutnya adalah penyusunan Rancangan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja dimana dilakukan dengan menyempurnakan rancangan awal Renstra Perangkat Daerah berdasarkan surat edaran Kepala Daerah tentang penyusunan rancangan renstra Perangkat Daerah

Dokumen Renstra ini merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023. Perumusan tujuan dan sasaran dalam renstra ini telah memperhatikan pada sasaran dan indikator serta target kinerja dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat. Sehubungan dengan itu, Renstra yang disusun akandigunakan

(3)

diteruskan dengan penyusunan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum yang dijadikan pedoman dan acuan dalam penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 – 2023 adalah sebagai berikut:

a. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja;

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA)

(4)

Tahun 2009 Nomor 64);

i. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

j. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

k. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Polisi Pamong Praja;

l. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang PPNS;

m. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat;

n. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat;

o. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.

1.3. Maksud dan Tujuan

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 – 2023 dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh personil organisasi dalam menyusun program dan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebagai implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur Jawa Barat dalam menyelenggarakan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di Wilayah Provinsi Jawa Barat.

Adapun tujuan penyusunan Renstra Satpol PP Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 - 2023 adalah :

a. Menjamin konsistensi perencanaan serta pemilihan program dan kegiatan penegakkan peraturan daerah dan perkada serta

(5)

masyarakat sesuai dengan prioritas kebutuhan daerah;

b. Mewujudkan dokumen perencanaan yang sinergis dan terpadu sesuai dengan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2019 - 2023;

c. Menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama 5 (lima) tahun di lingkungan Satpol PP Provinsi Jawa Barat.

d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah khususnya penyelenggaraan urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar.

e. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja perangkat daerah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan kebijakan pembangunan daerah.

f. Menyediakan pedoman dalam penyusunan Renja yang merupakan perencanaan tahunan berupa program beserta target dan pagu yang bersifat indikatif, sebagai bahan lebih lanjut pada penyusunan RKA;

g. Menyediakan instrumen sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan daerah mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian sampai dengan evaluasi.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Satpol PP Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 - 2023 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN; Memuat Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan dan Sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA; Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Satpol PP Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Satpol PP dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah

(6)

mengemukakan capaian program prioritas Satpol PP yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra Satpol PP ini.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH; Memuat informasi tentang permasalahan- permasalahan pelayanan Satpol PP, Telaahan Visi, Misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, faktor- faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan oleh Satpol PP, Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN; memuat informasi tentang Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Satpol PP.

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN; Memuat uraian tentang rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan Satpol PP dalam lima tahun mendatang.

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN; Memuat uraian tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VII kinerja penyelenggaraan bidang urusan; Memuat indikator kinerja Satpol PP yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satpol PP dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VIII PENUTUP

(7)

Renstra Satpol PP Jabar Tahun 2019-2023 | 6 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Satpol PP

Keberadaan Satpol PP di daerah pada prinsipnya berkaitan dengan kepentingan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah. Konkritnya berkenaan dengan salah satu urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Secara lebih spesifik hal ini tertuang dalam ketentuan pasal 255 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Pada ayat (1) menyatakan bahwa Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat. Hal ini jelas bahwa Satpol PP mutlak dibentuk di daerah dengan tugas menegakkan regulasi daerah dan menyelenggarakan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Untuk mendukung tugas tersebut Satpol PP diberikan kewenangan sebagaimana tertuang dalam ayat (2) yaitu : a). melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada; b). menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; c). melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang didugamelakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada; dan d). melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada. Dengan demikian Satpol PP merupakan perangkat daerah yang tugas dan fungsi serta kewenangannya secara tegas dinyatakan secara langsung dalam UU pemerintahan daerah. Hal ini kemudian menjadi acuan bagi daerah untuk membentuk organisasi Satpol PP yang sesuai dengan kebutuhan penegakkan regulasi daerah dan penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

Tindak lanjut dari ketentuan sebagaimana yang dipaparkan di atas, daerah membentuk Satpol PP. Secara kelembagaan, dasar utama pembentukan Satpol PP

(8)

sebagai perangkat daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah yang secara eksplisit menyatakan bahwa instansi penyelenggara urusan ketenteraman dan ketertiban umum di daerah dinamakan Satpol PP. Pada regulasi ini juga diatur mengenai penentuan tipeologi Satpol PP di setiap daerah. Selanjutnya berkenaan dengan pembentukan organisasi, tugas, fungsi, dan wewenang, sumber daya manusia, kewajiban Pemerintah Daerah, koordinasi, pembinaan, pengawasan, penghargaan, dan pelaporan serta pengaturan kualifikasi PPNS untuk Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Satpol PP, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.

Kedua regulasi ini kemudian menjadi pedoman bagi daerah membentuk Satpol PP melalui peraturan daerah.

Untuk di daerah Provinsi Jawa Barat, Satpol PP dibentuk dengan mengacu pada peraturan daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat. Dalam ketentuan Pasal 2 dinyatakan bahwa Satpol PP termasuk dari bagian dinas Tipe A yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat. Adapun mengenai struktur organisasi Satpol PP sebagai perangkat daerah tipe A tersebut dan kedudukan organisasi Satpol PP ini ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.

Berkenaan dengan struktur organisasi Satpol PP, ditetapkan dalam peraturan gubernur tersebut bahwa Satpol PP dipimpin oleh seorang Kepala Satpol PP dengan jenjang eselon II B, yang didukung dengan Sekretariat dipimpin oleh sekretaris dengan jenjang eselon III A dan Bidang-Bidang pelaksana urusan yang dipimpin oleh kepala bidang dengan jenjang eselon III B. Untuk sekretariat membawahkan beberapa sub bagian antara lain: a. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub bagian Keuangan dan Aset; dan c. Sub bagian Kepegawaian dan Umum.

Selanjutnya berkenaan bidang-bidang pelaksana urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat ditetapkan sebanyak 4 (empat) bidang.

Bidang-bidang ini membawahkan beberapa seksi dengan jenjang eselon IV A.

(9)

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan susunan bidang dan seksi yang dibawahnya sebagai berikut :

1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat; membawahkan a) Seksi Deteksi Dini;

b) Seksi Operasi; dan

c) Seksi Pengamanan dan Ketertiban.

2) Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

a. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan;

b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan; dan c. Seksi Pengawasan dan Penindakan.

3) Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur;

a. Seksi Pembinaan Masyarakat dan Kerjasama;

b. Seksi Peningkatan Kompetensi Polisi Pamong Praja; dan c. Seksi Peningkatan Kapasitas PPNS.

4) Bidang Perlindungan Masyarakat.

a. Seksi Potensi Masyarakat;

b. Seksi Satlinmas; dan

c. Seksi Peningkatan Kapasitas Linmas.

Adapun tugas pokok Satpol PP adalah melaksanakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, meliputi ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, pembinaan masyarakat dan aparatur serta perlindungan masyarakat, yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Satpol PP mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yang menjadi kewenangan Provinsi;

b. Penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yang menjadi kewenangan Provinsi;

(10)

c. Penyelenggaraan administrasi Satuan Polisi Pamong Praja;

d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja;

e. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Secara lebih spesifik penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satpol PP di atas dijabarkan dalam setiap tugas dan jabatan yang ada dalam struktur organisasi dari jenjang eselon terttinggi sampai jenjang eselon terendah. Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan dapat dipaparkan sebagai berikut :

1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja

mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, meliputi ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, pembinaan masyarakat dan aparatur serta perlindungan masyarakat, yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yang menjadi kewenangan Provinsi;

b. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yang menjadi kewenangan Provinsi;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja;

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian Tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja:

1. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Satuan Polisi Pamong Praja;

2. Menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

(11)

3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan Provinsi bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat meliputi ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, pembinaan masyarakat dan aparatur serta perlindungan masyarakat;

4. Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan Provinsi bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

5. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian, pelaksanaan urusan pemerintahan Provinsi bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

6. Menyelenggarakan monitoring di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

7. Menyelenggarakan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan Lembaga terkait lainnya, dalam dan luar negeri di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

8. Menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian Satuan Polisi Pamong Praja ;

9. Menyelenggarakan perumusan bahaan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja (PK), serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) lingkup Satuan Polisi Pamong Praja;

10. Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Satuan Polisi Pamong Praja;

11. Menyelenggarakan perumusan hasil verifikasi, menyampaikan rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

(12)

12. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

13. Menyelenggarakan perumusan dan penyampaian saran pertimbangan mengenai bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;

14. Memimpin seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja;

15. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja;

16. Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Sekretariat;

Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Satuan Polisi Pamong Praja, meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan umum serta membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mengkoordinasikan Bidang-Bidang. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan koordinasi, menghimpun dan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

b. Penyelenggaraan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan aset serta kepegawaian dan umum;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja; dan d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian Tugas Sekretariat:

a) Menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Satuan Polisi Pamong Praja;

b) Menyelenggarakan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan teknis di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

c) Menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan;

(13)

d) Menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, meliputi penganggaran, penatausahaan, pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan serta pengelolaan aset Satuan Polisi Pamong Praja;

e) Menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi, pembinaan disiplin, kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai Satuan Polisi Pamong Praja;

f) Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan, dan pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta pengelolaan perpustakaan dan kearsipan Satuan Polisi Pamong Praja;

g) Menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan, ketatalaksaanaan Satuan Polisi Pamong Praja;

h) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Satuan Polisi Pamong Praja;

i) Menyelenggaraan administrasi Satuan Polisi Pamong Praja;

j) Menyelenggarakan pengumpulan dan pengkajian bahan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja (PK), serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) lingkup Satuan Polisi Pamong Praja;

k) Menyelenggarakan fasilitasi Pelayanan Informasi Publik (PIP);

l) Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan (SPIP);

m) Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Satuan Polisi Pamong Praja;

(14)

n) Menyelenggarakan perumusan bahan verifikasi, rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

o) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

p) Menyelenggarakan perumusan dan penyampaian bahan saran pertimbangan mengenai bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;

q) Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat;

r) Menyelenggarakan pengolahan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kesekretariatan;

s) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Satuan Polisi Pamong Praja; dan

t) Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat;

Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, meliputi deteksi dini, operasi serta pengamanan dan ketertiban. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

b. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang; dan

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat :

(15)

a) Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat;

b) Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

c) Menyelenggarakan pengkajian bahan penyusunan pedoman dan supervisi ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta pengamanan;

d) Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta pengamanan;

e) Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta pengamanan;

f) Menyelenggarakan fasilitasi dan pemeliharaan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta pengamanan;

g) Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta pengamanan;

h) Menyelenggarakan kerjasama antar Provinsi;

i) Menyelenggarakan koordinasi dengan Perangkat Daerah Provinsi lain dan Instansi terkait serta Kabupaten/Kota;

j) Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;

k) Menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;

l) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

m) Menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

n) Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang;

(16)

o) Meyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan

p) Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4) Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, aspek penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, meliputi penyelidikan dan penyidikan, pembinaan dan penyuluhan serta pengawasan dan penindakan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

b. Penyelenggaraan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian Tugas Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur:

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis penyusunan pedoman supervisi dan koordinasi serta pembinaan dan penyuluhan teknis, di bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur.

d. Menyelenggarakan fasilitasi dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

e. Menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, meliputi penyelidikan dan penyidikan, pembinaan dan penyuluhan serta pengawasan dan penindakan;

(17)

f. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan dan penyuluhan dan penindakan dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

g. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan dan penyuluhan bidang penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, meliputi pengawasan dan penindakan, pembinaan dan penyuluhan serta penyelidikan dan penyidikan;

h. Menyelenggarakan fasilitasi pengawasan dan penindakan dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, meliputi pengawasan dan penindakan, pembinaan dan penyuluhan serta penyelidikan dan penyidikan;

i. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi di bidang PPNS di Provinsi Jawa Barat dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

j. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi lainnya dan Kabupaten/Kota bidang penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

k. Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;

l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

m. Menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

n. Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang;

o. Meyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur; dan

p. Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

5) Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur;

Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban

(18)

umum, dan perlindungan masyarakat, aspek pembinaan masyarakat dan aparatur, meliputi pembinaan masyarakat dan kerjasama, peningkatan kapasitas POL-PP dan peningkatan kapasitas PPNS. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan masyarakat dan aparatur.

b. Penyelenggaraan pembinaan masyarakat dan aparatur;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang; dan

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian Tugas Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur:

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pembinaan Masyarakat dan Aparatur;

b. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan masyarakat dan aparatur;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, fasilitasi, pembinaan dan pengendalian teknis di bidang pembinaan masyarakat dan aparatur;

d. Menyelenggarakan koordinasi di bidang pembinaan masyarakat dan aparatur;

e. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian teknis di bidang pembinaan masyarakat dan aparatur;

f. Menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi dan peningkatan kapasitas PPNS, peningkatan kompetensi polisi pamong praja serta pembinaan masyarakat dan aparatur;

g. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pembentukan PPNS dan Polisi Pamong Praja;

h. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi pemeliharaan dan peningkatan disiplin PPNS dan Polisi Pamong Praja;

i. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi penyusunan bahan pedoman prosedur dan teknis operasional PPNS dan Polisi Pamong Praja;

(19)

j. Menyelenggarakan fasilitasi dan penyusunan pedoman kerjasama antar Provinsi, Instansi terkait dan Kabupaten/Kota;

k. Menyelenggarakan pengkajian pemetaan kebutuhan operasional PPNS dan Polisi Pamong Praja;

l. Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;

m.Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

n. Menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai bidang pembinaan masyarakat dan aparatur Gubernur sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

o. Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang;

p. Meyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan

q. Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

6) Bidang Perlindungan Masyarakat;

Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, aspek perlindungan masyarakat, meliputi bina potensi masyarakat, Satlinmas dan peningkatan kapasitas Linmas. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang perlindungan masyarakat;

b. Penyelenggaraan perlindungan masyarakat;

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang; dan

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Bidang Perlindungan Masyarakat :

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Perlindungan Masyarakat;

(20)

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang perlindungan masyarakat;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan mediasi, komunikasi dan fasilitasi perlindungan masyarakat, meliputi peningkatan sumberdaya manusia Satlinmas;

d. Menyelenggarakan mediasi, komunikasi dan fasilitasi pengerahan Satlinmas dalam keamanan ketenteraman dan ketertiban masyarakat, penanggulangan bencana, kegiatan sosial kemasyarakatan, upaya pertahanan negara, partisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu;

e. Menyelenggarakan pengkajian program dan bahan kebijakan, serta pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan sumberdaya manusia Satlinmas, kesiagaan dan penanggulangan bencana serta ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

f. Menyelenggarakan mediasi, komunikasi dan fasilitasi pembentukan Satlinmas Dinas/Badan/Lembaga dan proyek vital Pemerintah serta Swasta di Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Menyelenggarakan mediasi, komunikasi, dan fasilitasi program perlindungan masyarakat;

h. Menyelenggarakan mediasi, komunikasi dan fasilitasi kebijakan pengerahan sumberdaya, peningkatan sumberdaya manusia dan kesiapsiagaan Satlinmas dalam penanggulangan bencana serta ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

i. Menyelenggarakan penyiapan bantuan pengerahan sumberdaya Satlinmas dalam hal mendukung penanggulangan, pemantauan dan mitigasi, rehabilitasi dan rekonstruksi korban serta relokasi akibat bencana dan kegiatan ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

j. Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;

k. Menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang perlindungan masyarakat;

(21)

l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

m. Menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai bidang perlindungan masyarakat sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

n. Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang;

o. Meyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan

p. Menyelenggarakan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi masing-masing Bidang dan Sekretariat sebagaimana yang diuraikan di atas, dibentuk juga Jabatan Fungsional Satpol PP, PPNS, Jabatan fungsional umum atau jabatan pelaksana sesuai dengan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan. Adapun jabatan fungsional umum atau pelaksana tersebut untuk setiap Seksi maupun Sub Bagian jumlahnya bervariasi minimal dua orang pejabat sesuai dengan beban kerja.

Berkaitan dengan mekanisme kerja organisasi Satpol PP, diatur juga mengenai tata kerja internal yang didukung juga dengan beberapa standar baku operasional Satpol PP yang dikenal dengan SOP. Untuk tata kerja ditetapkan beberapa hal sebagai berikut :

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing- masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, serta instansi lain di luar Satuan Polisi Pamong Praja, sesuai dengan tugas pokok.

(2) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengawasi bawahannya dengan ketentuan dalam hal terjadi penyimpangan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.

(22)

(3) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan serta menyampaikan laporan berkala secara tepat waktu.

(5) Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Bidang, Kepala Sub bagian dan Kepala Seksi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut.

(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(7) Dalam melaksanakan tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan unit organisasi di bawahnya wajib mengadakan rapat berkala, dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan.

(8) Dalam melaksanakan tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan unit organisasi di bawahnya, menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan kebutuhan.

(9) Dalam melaksanakan kegiatan di Kabupaten/Kota, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan unit organisasi di bawahnya wajib mengadakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah.

(10) Dalam hal Kepala Satuan Polisi Pamong Praja berhalangan, untuk pertama kali diwakilkan kepada Sekretaris. Apabila Sekretaris berhalangan, maka diwakilkan kepada Bidang-Bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sementara itu, upaya mendukung tata laksana organisasi Satpol PP saat ini telah ditetapkan sebanyak 15 SOP yang menjadi pedoman baku operasional pelayanan penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan perda dan perkada.

(23)

2.2. Sumber Daya Satpol PP

Dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan perda dan perkada, Satpol PP Jawa Barat di dukung dengan sumber daya yang berupa sumber daya manusia dan sarana prasarana. Adapun sumber daya tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dimaksud berkenaan dengan kemampuan aparat yang ada dalam menyelenggarakan urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Kemampuan disini dapat dilihat dari sisi jumlah anggota yang ada maupun kualitas aparat yang dimiliki sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk komposisi anggota Satpol PP dan PPNS yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :

Tabel.1.

Komposisi Anggota Satpol PP Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2018

NO SATPOL PP

Data Pol PP Pendidikan Kepangkatan

PNS NON

PNS S3 S2 S1 D3/

D2/

D1

SLTA SLTP SD I II III IV 1 Provinsi Jawa Barat 123 20 9 25 7 72 11 6 4 61 59 6 2 Kabupaten/Kota 3,189 2,205 1 83 434 53 2,111 224 93 212 1,910 564 92

Jumlah 3,312 2,225 1 92 459 60 2,183 235 99 216 1,971 623 98 Jumlah Seluruhnya 5,537

Sumber Data : diolah Satpol PP Provinsi Jabar, 2018.

Terlihat bahwa jumlah anggota Satpol PP di wilayah Jawa Barat secara keseluruhan sebanyak 5.537 orang. Jumlah ini terhitung dari komposisi jumlah anggota Satpol PP Provinsi dan Jumlah anggota Satpol PP Kabupaten /Kota. Untuk anggota Satpol PP Provinsi berjumlah 143 Orang terhitung data terakhir periode bulan Agustus 2018. Jumlah ini dibagi atas anggota status PNS sebanyak 123 orang dan anggota status non PNS sebanyak 20 orang. Dari keseluruhan anggota tersebut tingkat pendidikan tertinggi ada di Strata 2 sedangkan tingkat pendidikan terendah

(24)

masih ada yang lulusan SD. Adapun jumlah anggota terbanyak berada di kelompok tingkat pendidikan SLTA atau sejenisnya. Paparan komposisi anggota Satpol PP inilah yang menunjukkan dukungan sumber daya manusia terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diembannya.

Selanjutnya dukungan aparat penyelenggara urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat ini dibantu dengan PPNS. Adapun PPNS Jawa Barat teridentifikasi PPNS Provinsi dan PPNS yang tersebar di Kabupaten/Kota.

Rincian anggota PPNS yang membantu tugas Satpol PP berdasarkan Kabupaten/Kota dan Provinsi sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel.2.

Komposisi Anggota PPNS Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2018

No. Kabupaten/Kota Jumlah PPNS

1 2 3

1 Kabupaten Cianjur 7

2 Kabupaten Bogor 7

3 Kota Sukabumi 12

4 Kabupaten Sukabumi 54

5 Kota Depok 21

6 Kota Bogor 64

7 Kabupaten Bekasi 13

8 Kabupaten Karawang 7

9 Kabupaten Purwakarta 19

10 Kabupaten Subang 16

11 Kota Bekasi 27

12 Kabupten Cirebon 1

13 Kabupaten Indramayu 3

14 Kabupaten Kuningan 8

15 Kabupaten Majalengka 22

16 Kota Cirebon 10

17 Kabupaten Bandung 8

18 Kota Bandung 42

19 Kabupaten Bandung Barat 6

20 Kota Cimahi 24

21 Kabupaten Sumedang 4

22 Kabupaten Garut 7

23 Kabupaten Tasik 22

24 Kota Tasik 13

(25)

No. Kabupaten/Kota Jumlah PPNS

1 2 3

25 Kabupaten Ciamis 12

26 Kota Banjar 6

27 Kabupaten Pangandaran 1

28 Provinsi Jawa Barat 213

Jumlah 649

Sumber : Data diolah Satpol PP Provinsi Jabar, 2018.

Terlihat bahwa jumlah PPNS secara keseluruhan sebanyak 649 orang dimana untuk PPNS Provinsi atau yang status tugasnya di Provinsi berjumlah 213 orang.

Anggota tersebut tersebar di beberapa instansi perangkat daerah provinsi Jawa Barat. Secara rinci dapat dipaparkan sebaran jumlah anggota PPNS pada setiap instansi sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel.3.

Komposisi Anggota PPNS yang tersebar di setiap instansi Provinsi Jawa Barat periode Tahun 2018

No Instansi Jumlah (Orang)

1 2 3

1) Satpol PP 15

2) Dinas Bina Marga 2

3) Dinas Lingkungan Hidup 3

4) Dinas Perindustrian Dan Perdagangan 21

5) Badan Pendapatan Daerah 39

6) Dinas Perikanan Dan Kelautan 3

7) Dinas PSDA 3

8) BKD 1

9) Dinas Perhubungan 64

10) Dinas Kehutanan 7

11) Dinas Kesehatan 4

12) Dinas Sosial 3

13) Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura 9

14) BAPUSIPDA 2

15) Dinas ESDM 1

16) DISKIMRUM 3

17) BKPPMD 1

18) Dinas Koperasi Dan UMKM 3

19) Dinas Komunikasi Dan Informasi 1

20) Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 2

21) Dinas Perkebunan 2

Jumlah Total 213

Sumber : Data di olah Satpol PP Provinsi Jabar, 2018.

(26)

Sebaran PPNS yang terurai di atas, lebih banyak berada di instansi dinas perhubungan, kemudian diikuti badan pendapatan, dinas perindustrian dan perdagangan dan kantor Satpol PP. Keempat instansi ini merupakan perangkat daerah yang memiliki jumlah PPNS lebih dari puluhan.

Komponen lain yang membantu tugas penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat adalah anggota LINMAS. Anggota ini secara keseluruhan tersebar di Kabupaten / Kota dan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah Kabupaten dan Kota. Namun demikian dalam rangka mendukung tugas yang menjadi kewenangan provinsi, aparat tersebut dapat diberdayakan melalui mekanisme kerja tugas pembantuan dari provinsi ke kabupaten/kota. Adapun komposisi anggota linmas yang tersebar di kabupaten/kota di Jawa Barat dapat dirinci sebagai berikut.

Tabel.4.

Komposisi Anggota LINMAS Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten/Kota Total Jumlah

Anggota LINMAS

Jumlah LINMAS

Sudah Dilatih Belum Dilatih

1 2 3 4

Kabupaten/Regency

01. Bogor 4.340 2.160 2.180

02. Sukabumi 15.304 1.101 14.203

03. Cianjur 3.748 1.436 2.494

04. Bandung 5.600 3.433 2167

05. Garut 13.210 4.250 8.960

06. Tasikmalaya 8.817 351 8.446

07. Ciamis 5.474 3.030 2.444

08. Kuningan 3.380 376 3.004

09. Cirebon 4.539 851 3.668

10. Majalengka 3.430 1.035 2.332

11. Sumedang 5.106 824 2.106

12. Indramayu 1.585 1.529 56

13. Subang 3.530 1.707 1.823

14. Purwakarta 2.880 589 2.291

15. Karawang 3.090 1.212 1.790

16. Bekasi 1.870 1.870 -

17. Bandung Barat 3.795 1.300 2.495

18. Pangandaran 1.886 - -

(27)

Kabupaten/Kota Total Jumlah Anggota LINMAS

Jumlah LINMAS

Sudah Dilatih Belum Dilatih

1 2 3 4

Kota/City

19. Bogor 3.739 - -

20. Sukabumi 2.075 1.471 604

21. Bandung 11.782 1.231 10.551

22. Cirebon 1.100 412 688

23. Bekasi 1.736 244 1.492

24. Depok 630 242 388

25. Cimahi 1.885 143 1.742

26. Tasikmalaya 3.864 179 3.685

27. Banjar 1.029 244 785

Jumlah/Total 119.424 31.220 80.394

Sumber : Data diolah Satpol PP Provinsi Jabar, 2018.

Secara keseluruhan data di atas memperlihatkan jumlah anggota Satlinmas Jawa Barat sebanyak 119.424 orang. Jumlah tersebut terbagi dari anggota yang sudah dilatih sebanyak 31.220 orang dan anggota yang belum dilatih sebanyak 80.394 orang.

Berdasarkan paparan data angggota Satpol PP dan PPNS di wilayah Provinsi Jawa Barat, terlihat variasi jumlah sumber daya aparatur yang sebagian menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi dan yang lainnya menjadi tanggung jawab daerah Kabupaten/Kota. Namun dari komposisi tersebut telah menjadi sumber daya yang mendukung penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan perda dan perkada wilayah Povinsi Jawa Barat. Dukungan anggota tersebut menciptakan suasana tenteram dan tertib di wilayah Jawa Barat sebagaimana kondisinya saat ini.

B. Sarana Prasarana atau Asset

Penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah selama ini didukung dengan sarana prasarana yang juga merupakan asset yang dikelola Satpol PP. Saat ini sumber daya aset Satpol PP terdiri dari asset bergerak dan asset tidak bergerak yang tercatat sebagai bagian daya dukung utama penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diembannya. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dipaparkan rincian sarana prasarana pendukung dalam tabel berikut :

(28)

Tabel.5.

Sarana Prasarana Pendukung

No Nama Barang Kuantitas

1 2 3

1. Electric Generating Set Lain-lain 1

2. Pompa Lain-lain 3

3. Sedan 2

4. Jeep 9

5. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah) 9

6. Truck + Attachment 1

7. Pick Up 2

8. Kendaraan Bermotor Angkutan Barang Lain - lain 3

9. Sepeda Motor 23

10. Kendaraan Tak Bernomor Berpenumpang Lainnya 1

11. Perahu Karet 1

12. Global Postioning System 2

13. Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 5

14. Mesin Ketik Manual Longewagen (18.) 2

15. Mesin Foto Copy dengan keras Folio 1

16. Mesin Perekam Stentil Folio 1

17. Lemari Besi/Metal 32

18. Rak Besi/Metal 37

19. Filling Kabinet Besi/Metal 59

20. Brangkas 3

21. Peti Uang 1

22. Lemari Kaca 1

23. Alat Penghancur Kertas 3

24. Papan Nama Instansi 1

25. White Board 4

26. Mesin Absensi 1

27. Hand Metal Detector 1

28. Alat Kantor Lain-lain 15

29. Rak Kayu 4

30. Zice 16

31. Meja Rapat 71

32. Meja Tulis 86

33. Meja Telpon 2

34. Meja Resepsion 1

35. Meja Periksa Pasien 1

36. Kursi Putar 230

37. Kursi Biasa 40

38. Kursi Lipat 30

39. Meja 1/2 Biro 6

40. Lemari Pakaian 17

41. Meubelair Lain-lain 1

(29)

No Nama Barang Kuantitas

1 2 3

42. Jam Elektronik 10

43. Mesin Penghisap Debu 1

44. Lemari Es 3

45. AC Split 22

46. Tabung Gas 2

47. Alat Pemanas 1

48. Radio 1

49. Televisi 24

50. Cassette Recorder 1

51. Loudspeker 21

52. Sound System 2

53. Compact Disk 1

54. Wireless 1

55. Unit Power Supply (UPS) 13

56. Stabilisator 1

57. Tustel/Camera Digital 6

58. Tangga Alumunium 2

59. Dispenser 7

60. Mimbar/Podium 2

61. Handy Cam 6

62. Alat Rumah Tangga Lain-lain 6

63. Alat Pemadam/ Portable 8

64. Local Area Network (LAN) 1

65. Internet 1

66. Personal Komputer (P.C. Unit) 8

67. Laptop 28

68. Hard Disk 20

69. Printer 10

70. CPU Personal Komputer 43

71. Monitor 6

72. Printer 27

73. Scanner 10

74. Komputer Server 2

75. Peralatan jaringan lainnya 1

76. Meja Kerja Pegawai Non Struktural 75

77. Meja Rapat Pejabat Lain-lain 21

78. Kursi Kerja Pegawai Non Struktural 75

79. Kursi Kerja Pejabat Lain-lain 17

80. Kursi Rapat Pejabat Lain-lain 4

81. Microphone Floor Stand 3

82. Peralatan Studio Visual Lain-lain 1

83. Video Tape Recorder Stationer 1

84. Lensa kamera 1

85. Photo Tustel 1

(30)

No Nama Barang Kuantitas

1 2 3

86. Layar Film 2

87. Unit Transcarver/Transmiter UHF 1

88. Microphone 1

89. Intermadiate Telephone/Key Telephone 1

90. Pesawat Telephone 18

91. Handy Talky (HT) 21

92. Facsimile 4

93. Handphone 4

94. Unit Transceiver SSB Portable 5

95. Alat-alat Sandi Lain-lain 6

96. Unit Pemancar VHF/FM Transportable 2

97. Antena MF/MW Transprotable 2

98. Stetoscope 1

99. Tensi Meter 1

100. Waskom 1

101. Timbangan Badan 1

102. Infusing Stand 1

103. Alat Kedokteran Umum Lain-lain 1

104. Minor Surgeri Set 1

105. Bed Pan For Adult 310 mm Complete 1

106. Tas Kulit 1

107. Treat Mill 1

108. Sepeda Statis 1

109. Alat Kesehatan Olah Raga Lain-lain 1

110. Senjata Gemgam Lain-lain 1

111. Pistol Gas 2

112. Pompa Lain-lain 1

113. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah ) 3 114. Kendaraan Bermotor Angkutan Barang Lain - lain 6 115. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah ) 1

116. Sepeda Motor 10

117. AC Split 13

118. Unit Power Supply (UPS) 1

119. Handy Cam 2

120. Personal Komputer (P.C. Unit) 20

121. Laptop 17

122. Hard Disk 15

123. Printer 20

124. Mesin Photo copy 1

125. Handphone 1

126. Pompa Lain-lain/ Alat-alat Bantu Pompa 3 127. Rak Besi/Metal /Alat Penyimpanan Perlengkapan Kantor 35 128. Overhead Projektor/ Alat Kantor Lainnya 2

129. Alat Kantor Lain-lain 1

(31)

No Nama Barang Kuantitas

1 2 3

130. Kursi Putar /Meubelair 14

131. Rak sepatu/ mesjid arrafi 1

132. Meja Mimbar/ mesjid arrafi 1

133. Rak perlengkapan kebersihan 1

134. Rak microwave 1

135. meja samping/ meja kerja 1

136. Papan Nama / huruf cutting stiker 1

137. Lemari buku 1

138. Alat Pemanas/ Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) 1 139. Televisi /Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) 4 140. Sound System/Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) 1 141. Wireless /Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) 1 142. Handy Cam/ Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use) 2

143. Laptop/Personal Komputer 1

144. Hard Disk/ Peralatan Komputer Mainframe 21

145. Scanner/Peralatan Personal Komputer 1

146. Meja Kerja Pegawai Non Struktural/Meja Kerja Pejabat 14 147. Kursi Kerja Pejabat Lain-lain /Kursi Kerja Pejabat 10 148. Camera Tune Simulator/Peralatan Studio Video dan Film A 5 149. Handy Talky (HT)/Alat Komunikasi Telephone 10 150. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah ) 1

Sumber data : Sekretariat Satpol PP Jabar

Data asset yang ditampilkan di atas telah tercatat dalam pembukuan yang mencakup nilai barang, Jumlah barang, tahun pengadaan, nilai penyusutan.

Beberapa asset dalam kondisi layak pakai, namun ada juga yang usia banrang sudah lama pake sehingga kurang efektif digunakan untuk mendukung kebutuhan tugas pelayanan kantor. Selain itu juga terdapat asset yang tidak bergerak seperti halnya tanah bangunan kantor pemerintah seluas 2,228 Ha serta Bangunan Gedung Kantor Permanen, Konstruksi /renovasi bangunan Lt III, Gedung Pos Jaga Permanen, dan Gedung Pos Jaga Permanen. Komposisi asset inilah yang dipergunakan sebagai pendukung kegiatan penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat selama ini.

2.3. Kinerja Pelayanan Satpol PP

Keberadaan organisasi Satpol PP Provinsi Jawa Barat pada prinsipnya diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat. Sehubungan

(32)

dengan itu, penilaian kinerja Satpol PP dapat dilihat dari capaian yang telah diperoleh dari realisasi target yang telah ditetapkan. Sebagai urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar, tentu sasaran/target capaian kinerja yang ditetapkan telah mengakomodasi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Untuk melihat capaian kinerja organisasi Satpol PP dalam periode Renstra sebelumnya (Tahun 2014 – 2018) dapat disajikan dalam tabel berikut ini :

(33)

No Indikator Kinerja Utama

Target Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 Sasaran : berkurangnya pelanggaran terhadap Perda dan Peraturan Pelaksanaannya

a Persentasi penanganan Kasus Pelanggaran Perda yang terselesaikan Melaksanakan penegakkan

peraturan daerah dan peraturan pelaksanaannya di Jawa Barat

% % % 10/

100%

12/

120%

14/

140%

16/

160%

18/

180% 97,50% 117% 138,5% 156% 175,5% 97,5 97,5 97,5 97,5 97,5 b Persentasi penurunan kasus pelanggaran Perda

Optimalisasi penegakkan perda dan peraturan perundang-undangan di Jawa Barat

% % % 64/

100%

56/

87,5%

48/

75,00%

40/

62,5%

30/

50,00% 100% 87,5% 75,00% 62,5% 50,00% 100 100 100 100 100 2 Sasaran : berkurangnya gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Jawa Barat

a Persentasi penurunan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Melaksanakan Pemeliharaan

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat di Jawa Barat

% % % 1137/

100%

1012/

89,00%

961/

84,52%

913/

80,30%

800/

70,36% 99,00% 89,00% 84,52% 80,30% 70,36% 99,00 100 100 100 100 b Jumlah penurunan unjuk rasa

Melaksanakan Operasi dan

Pengendalian % % % 80/

100%

71/

88,75%

68/

85,00%

64/

80,00%

61/

76,25% 96,00% 88,75% 85,00% 80,00% 76,25% 96,00 100 100 100 100 3 Meningkatnya perlindungan masyarakat di Jawa Barat

a Persentasi penurunan ancaman keselamatan masyarakat Meningkatkan kesiapsiagaan

Satlinmas dalam

Penanggulangan Bencana

% % % 279/

100%

267/

95,70%

255/

91,40%

240/

86,00%

233/

83,51% 98,50% 95,70% 91,40% 86,00% 83,51% 98,50 100 100 100 100 b Persentasi anggota Linmas per 100 orang penduduk

Melaksanakan Pemberdayaan

fungsi dan peran Satlinmas % % % 354.308 / 100%

359.977/

101,60%

365.737/

103,23%

371.589/

104,88%

377.534/

106,56% 98,50% 101,60% 103,23% 104,88% 106,56% 98,50 100 100 100 100

(34)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tingkat capaian yang diperoleh dari setiap indikator kinerja utama masing-masing sasaran bervariasi. Ada yang belum mencapai target yang ditetapkan namun ada yang melampaui target. Dari rasio capaian target sasaran penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan perda dan perkada, terlihat bahwa hanya program penanganan kasus pelanggaran perda yang tidak memenuhi target yang ditetapkan. Realisasi capaian setiap tahunnya belum mencapai 100 persen atau hanya 97,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di Jawa Barat masih terjadi gap antara target dan realisasi yang secara konsisten terjadi setiap tahunnya. Sementara itu pada program kegiatan lainnya meskipun diawal tahun belum mencapai target sepenuhnya namun dalam perkembangan tahun berikutnya tingkat capaian yang diperoleh memenuhi target yang ditetapkan. Adapun berkenaan dengan penegakkan perda dan perkada yang belum mencapai target dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain minimnya dukungan sumber daya yang ada, baik sumber daya aparatur Satpol PP maupun anggaran dan sarana prasarana pendukung lainnya.

(35)

Renstra Satpol PP Jabar Tahun 2019-2023 | 34

Uraian Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun Rasio antara Realisasi &

Anggaran Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

240.000.000 213.333.333 240.000.000 216.000.000 240.000.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Optimalisasi

Pelaksanaan Gerakan Disiplin Daerah Provinsi Jawa Barat

300.000.000 330.000.000 363.000.000 399.300.000 439.230.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran Penyelenggaraan Administrasi

Perkantoran Satpol PP

2.600.000.000 2.860.000.000 3.146.000.000 3.460.600.000 3.806.660.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Program

Pengembangan Kearsipan

Penatakelolaan Arsip

Satpol 150.000.000 187.500.000 262.500.000 337.500.000 375.000.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Satpol PP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 150.000.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

(36)

Renstra Satpol PP Jabar Tahun 2019-2023 | 35

Program Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

Forum OPD Satpol PP

Se Jawa Barat 350.000.000 371.875.000 393.750.000 415.625.000 437.500.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Program

Pengembangan Data/

Informasi/ Statistik Daerah

Penyusunan Data dan Informasi

Penyelenggaraan Tibumtranmas

300.000.000 375.000.000 400.000.000 425.000.000 450.000.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Gedung

Kantor Satpol PP 20.000.000.000 - - - - 100 % - - - - 100 - - - -

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Satpol PP

600.000.000 750.000.000 600.000.000 750.000.000 750.000.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Renovasi Gedung

Heritage Kantor Satpol PP

750.000.000 750.000.000 - - - 100 % 100 % - - - 100 100 - - -

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Satpol PP

1.550.872.400 1.705.959.640 1.876.555.604 2.064.211.164 2.270.632.281 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

(37)

Renstra Satpol PP Jabar Tahun 2019-2023 | 36

Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur

Peningkatan

Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja

938.236.000 1.032.059.600 1.125.883.200 1.219.706.800 1.313.530.400 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat

Fasilitasi dan Pemberdayaan

Satlinmas di Jawa Barat

1.200.000.000 1.320.000.000 1.452.000.000 1.597.200.000 1.756.920.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100 Peningkatan Kesadaran

Hukum Aparatur, Masyarakat dan Badan Hukum terhadap Perda Provinsi Jawa Barat dan Peraturan

Pelaksanaannya

1.000.000.000 1.100.000.000 1.210.000.000 1.331.000.000 1.464.100.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

Penyelenggaraan Pemeliharaan

Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat

706.930.000 629.167.700 597.709.315 567.823.849 539.432.657 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

Fasilitasi

Tinbumtranmas dan Gakda secara Terpadu di Perbatasan Provinsi dan Kab/Kota

1.050.000.000 1.155.000.000 1.270.500.000 1.397.550.000 1.537.305.000 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 100 100 100 100

Referensi

Dokumen terkait

Karenanya, seiring berkembangnya UMKM, dalam tahun-tahun ke depan, diperlukan sebuah skema baru pajak berbasis pendapatan yang tidak terlalu sederhana namun cukup

Saran yang dapat ditawarkan peneliti untuk menindaklanjuti kesimpulan sebagai berikut: 1) Seharusnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan Direktorat Jendral Pajak

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Program yang berupa “Konservasi dan Restorasi Naskah” dibuat sebagai upaya untuk membantu tugas perpustakaan Reksa pustaka Pura Mangkunegaran dalam pelestarian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat, ada pengaruh positif signifikan e-services quality terhadap

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis

(1) Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok menyusun bahan perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan perencanaan tata

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih