• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS AREA TERDAMPAK LUMPUR LAPINDO DI LUAR TANGGUL DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL TAUFIQUR RIFQI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS AREA TERDAMPAK LUMPUR LAPINDO DI LUAR TANGGUL DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL TAUFIQUR RIFQI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

AREA TERDAMPAK LUMPUR LAPINDO

DI LUAR TANGGUL DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

TAUFIQUR RIFQI 3506 100 004

TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2010

(2)

OUTLINE : OUTLINE : OUTLINE : OUTLINE :

1. PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG b. RUMUSAN MASALAH c. BATASAN MASALAH d. TUJUAN

e. MANFAAT e. MANFAAT

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. SATELIT IKONOS

3. METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN B. PERALATAN & BAHAN C. METODOLOGI

4. HASIL & ANALISA 4. HASIL & ANALISA

A. HASIL B. ANALISA

5. PENUTUP

A. KESIMPULAN B. SARAN

(3)

PENDAHULUAN

• Semburan lumpur yang terjadi di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2006 telah banyak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG

telah banyak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.

• Diperlukan suatu informasi yang dapat menunjukkan zona terdampak lumpur.

• Dengan mengkombinasikan ilmu penginderaan jauh dan sistem informasi geografis maka diharapkan akan dapat membantu menyediakan informasi yang lengkap tentang zona terdampak dari menyediakan informasi yang lengkap tentang zona terdampak dari semburan lumpur lapindo di Kabupaten Sidoarjo

• Informasi yang disediakan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu solusi pemecahan permasalahan yang diakibatkan oleh semburan lumpur.

(4)

PENDAHULUAN

Bagaimana memperoleh informasi tentang area terdampak lumpur di luar tanggul dengan

RUMUSAN MASALAH RUMUSAN MASALAH RUMUSAN MASALAH RUMUSAN MASALAH

terdampak lumpur di luar tanggul dengan

menggunakan data citra Ikonos multitemporal dan data

sistem informasi geografis (SIG).

(5)

PENDAHULUAN

• Penelitian dilakukan dengan menggunakan citra satelit Ikonos multitemporal, yaitu citra Ikonos 31 Oktober 2006, citra Ikonos

BATASAN MASALAH BATASAN MASALAH BATASAN MASALAH BATASAN MASALAH

5 Januari 2007, citra Ikonos 22 April 2007, citra Ikonos 7 Agustus 2007, citra Ikonos 5 Januari 2008, citra Ikonos 2 April 2008, citra Ikonos 28 Agustus 2008, citra Ikonos 5 Desember 2008, citra Ikonos 29 Juli 2009, citra Ikonos 5 Desember 2009 dan citra Ikonos 9 Februari 2010.

• Obyek penelitian dilakukan meliputi area terdampak genangan lumpur di luar tanggul sesuai dengan zona bahaya genangan lumpur di luar tanggul sesuai dengan zona bahaya berdasarkan pengembangan penelitian ahli geologi dan pakar manajemen ITS, Amien Widodo.

• Data yang digunakan untuk menyusun SIG berupa data

sebaran bubble.

(6)

PENDAHULUAN

TUJUAN TUJUAN TUJUAN TUJUAN ::::

Pengolahan dan analisa data citra Ikonos multitemporal, dan

TUJUAN & MANFAAT TUJUAN & MANFAAT TUJUAN & MANFAAT TUJUAN & MANFAAT

Pengolahan dan analisa data citra Ikonos multitemporal, dan mengintegrasikan data citra Ikonos dengan data SIG yang terkait untuk mendapatkan informasi tentang zona area terdampak lumpur di luar tanggul sesuai dengan zona bahaya berdasarkan pengembangan penelitian ahli geologi dan pakar manajemen ITS, Amien Widodo.

MANFAAT MANFAAT MANFAAT MANFAAT ::::

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan peta

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan peta

sebaran zona area terdampak lumpur dari hasil pengolahan

dan analisa data citra Ikonos multitemporal dan SIG.

(7)

Tinjauan pustaka

SATELIT SATELIT SATELIT

SATELIT IKONOS IKONOS IKONOS IKONOS

Aspek Deskripsi

Resolusi Spasial Pankromatik : 1 meter Multispektral : 4 meter Multispektral : 4 meter

Resolulsi Spektral Pankromatik : 0,45 – 0,90 mikron Multispektral :

Band 1 (Biru) : 0,45 – 0,52 mikron

Band 2 (Hijau) : 0,51 – 0,6 mikron

Band 3 (Merah) : 0,63 – 0,70 mikron

Band 4 (inframerah) : 0,76 – 0,85 mikron

Resolusi Temporal Kurang lebih 11 hari

Lebar Swath dan scene

Lebar swath pada nadir 11 km Lebar scene : 11 km x 11 km Informasi orbit

satelit

Tinggi orbit : 682 km

Jenis Orbit : sun synchronous

(8)

METODOLOGI PENELITIAN

• Penelitian ini dilakukan pada area terdampak lumpur di luar tanggul penahan genangan lumpur yang secara administratif

LOKASI LOKASI LOKASI

LOKASI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

terletak di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, dengan

posisi geografis terletak antara 112°42’00’’- 112°43’30” B ujur

Timur dan antara 7°30’00”- 7°32’30” Lintang Selatan.

(9)

METODOLOGI PENELITIAN

LOKASI LOKASI LOKASI

LOKASI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

(10)

METODOLOGI PENELITIAN

ALAT : ALAT : ALAT : ALAT :

1. Perangkat Keras (Hardware).

PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN

1. Perangkat Keras (Hardware).

• AMD Turion (tm) X2 Dual Core Aspire 4530.

• Memori DDR 2 GB.

• Hardisk 160 GB.

• Printer Canon Pixma MP 190.

• GPS Handheld

2. Perangkat Lunak (Software) 2. Perangkat Lunak (Software)

• ER Mapper 7.0 untuk pengolahan citra.

• Microsoft Word dan Microsoft Excel 2007.

• ArcView 3.3 untuk digitasi peta.

• Matlab untuk pengolahan nilai SoF.

• Visual Basic 6 untuk pembuatan aplikasi SIG.

(11)

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN : BAHAN :BAHAN : BAHAN :

1. Citra Satelit Ikonos daerah semburan lumpur tanggal 17 Juli 2006 yang digunakan sebagai citra referensi.

PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN PERALATAN & BAHAN

digunakan sebagai citra referensi.

2. Citra Satelit Ikonos daerah aliran lumpur yang terdiri dari:

a. Citra Satelit Ikonos 31 Oktober 2006 b. Citra Satelit Ikonos 5 Januari 2007 c. Citra Satelit Ikonos 22 April 2007 d. Citra Satelit Ikonos 7 Agustus 2007 e. Citra Satelit Ikonos 5 Januari 2008 f. Citra Satelit Ikonos 2 April 2008 f. Citra Satelit Ikonos 2 April 2008

g. Citra Satelit Ikonos 28 Agustus 2008 h. Citra Satelit Ikonos 5 Desember 2008 i. Citra Satelit Ikonos 29 Juli 2009

j. Citra Satelit Ikonos 5 Desember 2009 k. Citra Satelit Ikonos 9 Februari 2010

3. Data Bubble (titik semburan) (sumber : BPLS)

(12)

Citra Terkoreksi Koreksi geometrik Referensi citra : Citra

Ikonos Juli 2006

RMS ≤1 Pixel

Citra Satelit Ikonos Multitemporal 2006 - 2010

Tidak Ya

Interpretasi visual

METODOLOGI METODOLOGI METODOLOGI METODOLOGI

Data Pengamatan Area Terdampak

(BPLS)

Ground Truth

Digitasi

Overlay

Data Spasial bubble (BPLS)

Peta Perubahan Tutupan Lahan

Peta Tutupan Lahan Daerah Penelitian (2006 – 2010)

(BPLS)

(BPLS) Tutupan Lahan

Evaluasi Area Terdampak Lumpur Lapindo Berdasarkan Parameter Area Terdampak.

Parameter Area Terdampak Lumpur

Data Base(SIG)

(13)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL : HASIL :HASIL : HASIL :

Perhitungan SoF :

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

• Jumlah titik : 27

• Jumlah baseline : 61

• N ukuran : baseline x 3 = 61 x 3 = 183

• N parameter : titik x 3 = 27 x 3 = 81

• U : N ukuran – N parameter = 183 – 81 = 102

• SoF : (trace (AT . A))-1 / U = 8,0360x 10-5

(14)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL : HASIL :HASIL : HASIL :

Koreksi Geometri :

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Nilai rata-rata RMS error citra Ikonos adalah :

• 31 Oktober 2006 adalah 0,04 x 4m = 0,16m

• 5 Januari 2007 adalah 0,001 x 4m = 0,004m

• 22 April 2007 adalah 0,061 x 4m = 0,244m

• 7 Agustus 2007 adalah 0,042 x 4m = 0,168m

• 5 Januari 2008 adalah 0,053 x 4m = 0,212m

• 2 April 2008 adalah 0,002 x 4m = 0,008m

• 28 Agustus 2008 adalah 0,438 x 4m = 1,752m

• 5Desember 2008 adalah 0,472 x 4m = 1,888m

• 29 Juli 2009 adalah 0,359 x 4m = 1,436m

• 5 Desember 2009 adalah 0,209 x 4m = 0,836m

• 9 Februari 2010 adalah 0,258 x 4m = 1,032m

(15)

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ANALISAANALISA ANALISA ::::

UJI KLASIFIKASI :

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

• Uji klasifikasi yang dilakukan adalah dengan mengambil sampel sebanyak 60 obyek di lapangan yang tersebar di area penelitian dengan sudah mewakili seluruh kelas interpretasi. Didapatkan data 4 titik yang salah dalam pengklasifikasian, yaitu semak, lahan terbuka, dan kebun campur.

Sehingga dari data yang diperoleh, dapat dirumuskan menjadi :

• JSL (Jumlah Sampel Lapangan) = 60 titik

• JKI (Jumlah Kebenaran Interpretasi) = 50 – 4 titik = 56 titik Maka :

Maka :

• KI = 56 x 100% = 93.33%

60

• Dengan nilai 93.33% maka interpretasi obyek memenuhi toleransi.

(16)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

No. Penutup Lahan

Luas Penutup Lahan (Ha) Perubahan (Ha)

17 Juli 2006 31 Oktober 2006

Berkurang

(Ha) % Bertambah

(Ha) %

Perubahan Luasan Tutupan Lahan 17 Juli 2006 - 31 Oktober 2006

1 Fasilitas umum 12,604 12,385 0,219 1,738 0 0

2 Jalan Arteri 7,949 7,949 0 0 0 0

3 Jalan KA 1,907 1,907 0 0 0 0

4 Jalan Layang 9,877 9,665 0,212 2,146 0 0

5 Jalan Lokal 41,304 38,239 3,762 8,957 0 0

6 Kawasan Industri 115,392 115,392 0 0 0 0

7 Kebun Campur 47,515 46,05 1,465 3,083 0 0

8 Lahan Terbuka 117,556 151,285 0 0 33,729 28,692

9 Lumpur 176,093 306,39 0 0 130,297 73,993

10 Permukiman 318,306 303,262 15,834 7,849 0 0

11 Sawah 467,537 406,912 67,625 22,866 0 0

12 Semak 113,093 44,48 71,613 79,126 0 0

13 Sungai 62,994 61,766 1,228 1,949 0 0

14 Tanggul 0 24,375 0 0 24,375 100

Jumlah

1429,127 1429,127 188,401 188,401

(17)

METODOLOGI PENELITIAN

No. Penutup Lahan

Luas Penutup Lahan (Ha) Perubahan

17 Juli 2006

9 Februari 2010

Berkurang

(Ha) %

Bertambah

(Ha) %

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Perubahan Luasan Tutupan Lahan 17 Juli 2006 – 9 Februari 2010

1 Fasilitas umum 12,604 9.109 3.495 27.729 0 0

2 Jalan Arteri 7,949 8.02 0 0 0.071 0.893

3 Jalan KA 1,907 1.917 0 0 0.01 0.524

4 Jalan Layang 9,877 5.244 4.633 46.907 0 0

5 Jalan Lokal 41,304 28.935 13.066 31.108 0 0

6

Kawasan

Industri 115,392 22.326 93.066 80.652 0 0

7 Kebun Campur 47,515 29.487 18.028 37.941 0 0

8 Lahan Terbuka 117,556 106.832 10.724 9.122 0 0

8 Lahan Terbuka 117,556 106.832 10.724 9.122 0 0

9 Lumpur 176,093 695.872 0 0 519.779 295.173

10 Permukiman 318,306 212.607 105,669 33,206 0 0

11 Sawah 467,537 221.227 246,310 52,682 0 0

12 Semak 113,093 41.684 171.409 63,141 0 0

13 Sungai 62,994 60.048 2.946 4.676 0 0

14 Tanggul 0 48.819 0 0 48.819 100

Jumlah 1492.127 1492.127 568.679 568.679

(18)

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ANALISAANALISA ANALISA ::::

Perubahan Luasan Tutupan Lahan 17 Juli 2006 – 9 Februari 2010

Terjadi perubahan tutupan lahan terhadap seluruh kelas. Perubahan yang

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Terjadi perubahan tutupan lahan terhadap seluruh kelas. Perubahan yang signifikan dari 17 Juli 2006 – 9 Februari 2010 adalah perubahan lumpur.

Perubahan lumpur mencapai 519,779 Ha atau mencapai peningkatan sebesar 295,173 % sejak pertama kali muncul semburan lumpur. Tutupan lahan yang mengalami penurunan adalah fasilitas umum sebesar 3,495 Ha, jalan layang sebesar 4,633 Ha, jalan lokal sebesar 13,066 Ha, kawasan industri sebesar 93,066 Ha, kebun campur sebesar 18,028 Ha, lahan terbuka sebesar 10,724 Ha, pemukiman sebesar 116,487 Ha, sawah sebesar 306,310 Ha, semak sebesar 171,409 Ha, dan sungai sebesar 2,946 Ha.

306,310 Ha, semak sebesar 171,409 Ha, dan sungai sebesar 2,946 Ha.

Sedangkan tutupan lahan yang mengalami perubahan bertambah luas adalah jalan arteri sebesar 0,071 Ha, jalan KA sebesar 0,01 Ha, lumpur sebesar 519,779 Ha, dan tanggul sebesar 48,819 Ha.

(19)

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ANALISAANALISA ANALISA ::::

Grafik GrafikGrafik

Grafik perkembanganperkembanganperkembanganperkembangan luasanluasanluasanluasan area yang area yang area yang tergenangarea yang tergenangtergenang lumpurtergenang lumpurlumpurlumpur

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

300 400 500 600 700 800

L u a s L u m p u r (H a )

0 100 200 300

31 Oktober 2006

7 Agustus 2007

28 Agustus 2008

5 Desember 2009

9 Februari 2010

L u a s L u m p u r (H a )

(20)

METODOLOGI PENELITIAN

Sebaran Sebaran Sebaran

Sebaran bubble bubble bubble bubble

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

No.

No.

No.

No. DesaDesaDesaDesa InisiasiInisiasiInisiasiInisiasi JumlahJumlahJumlahJumlah 1

11

1 MindiMindiMindiMindi MNMNMNMN 10101010 2

22

2 JatirejoJatirejoJatirejoJatirejo JRJRJRJR 23232323 3

33

3 PejarakanPejarakanPejarakanPejarakan PJPJPJPJ 5555 4

44

4 PamotanPamotanPamotanPamotan PMPMPMPM 48484848 5

55

5 Siring Barat5 Siring BaratSiring BaratSiring Barat SBSBSBSB 48484848 55

5 Siring BaratSiring BaratSiring BaratSiring Barat SBSBSBSB 48484848 6

66

6 Siring TimurSiring TimurSiring TimurSiring Timur STSTSTST 12121212 7

77

7 Ketapang KeresKetapang KeresKetapang KeresKetapang Keres KTKTKTKT 24242424 8

88

8 WunutWunutWunutWunut WNWNWNWN 10101010 9

99

9 BesukiBesukiBesukiBesuki BKBKBKBK 1111 Jumlah

Jumlah Jumlah

Jumlah 181181181181

(21)

METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Pengelompokan Daerah Bencana Lumpur Analisa Pengelompokan Daerah Bencana Lumpur Analisa Pengelompokan Daerah Bencana Lumpur Analisa Pengelompokan Daerah Bencana Lumpur Lapindo Sidoarjo

Lapindo Sidoarjo Lapindo Sidoarjo Lapindo Sidoarjo

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

No. Parameter Zona A (sangat beresiko)

Zona B (beresiko sedang)

Zona C (bersiko rendah)

Zona D (beresiko kecil)

1. Jarak dengan tanggul

< 200 m 200 m – 500 m 500 m – 1 km > 1 km

1. Ketinggian < 4m = 4m 4m - 5m >5m

2. Amblesan Berpotensi amblesan

daengan cepat

Berpotensi

amblesan namun lambat

Tidak berpotensi Tidak berpotensi

3. Bubble Aktif dengan

disertai gas beracun.

Sebagian pasif dan jumlah yang banyak

Pasif dengan jumlah yang sedikit.

Jarang ditemukan, bersifat pasif

beracun. banyak sedikit. bersifat pasif

4. Kepadatan bangunan

Kepadatan

bangunan tinggi (>50

bangunan/Ha)

Kepadatan bangunan

menengah (40 - 50 bangunan/Ha)

Kepadatan

bangunan sedang (30 – 40

bangunan/Ha)

Kepadatan

bangunan rendah (>30

bangunan/Ha) 5. Pencemaran Air, tanah, udara

disertai dengan gas methan dan

adanya gas

beracun

Air, tanah, udara disertai dengan gas methan

Pencemaran

sumur, tanah dan sungai

Pencemaran

sungai dan

sumur

(22)

METODOLOGI PENELITIAN

Kecamatan Desa Zona Luas (Ha) Jumlah (Ha)

Jabon Besuki

Lumpur 28.107

139.011

Tanggul 7.293

Zona A 40.726

Zona B 48.933

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Zona B 48.933

Zona C 13.952

Dukuhsari

Zona C 11.356

49.475

Zona D 38.119

Jemirahan

Zona D 6.391 6.391

Keboguyang

Zona C 53.745

156.06

Zona D 102.315

Kedung

Cangkring Lumpur 4.639

88.035

Tanggul 16.915

Zona A 8.585

Zona A 8.585

Zona B 30.957

Zona C 26.939

Pejarakan

Lumpur 17.321

52.828

Tanggul 2.046

Zona A 19.206

Zona B 14.044

Zona C 0.211

Permisan Zona D 3.98 3.98

JUMLAH 495.78

(23)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Kecamatan Desa Zona Luas (Ha) Jumlah (Ha)

Porong Gedang Zona A 12.426

60

Zona B 40.81

Zona C 6.764

Glagaharum Lumpur 8.318

150.919

Tanggul 2.94

Zona A 26.365

Zona B 57.639

Zona B 57.639

Zona C 52.468

Zona D 3.189

Jatirejo Lumpur 100.431

113.087

Tanggul 2.222

Zona A 10.434

Juwet Kenongo Zona B 1.86

3.791

Zona C 1.931

Mindi Lumpur 19.775

65.259

Tanggul 3.339

Zona A 12.002

Zona B 19.488

Zona C 10.655

Pamotan Zona B 10.522

37.749

Zona C 27.227

Plumbon Zona C 0.785

Plumbon Zona C 0.785

30.622

Zona D 29.837

Porong Zona B 0.031

9.393

Zona C 9.362

Renokenongo Lumpur 169.084

194.635

Tanggul 9.826

Zona A 15.725

Siring Timur Lumpur 51.454

57.440

Tanggul 2.329

Zona A 2.531

Zona B 1.126

Siring Barat Zona A 13.879

28.408

Zona B 14.529

Wunut Zona C 2.31 2.31

JUMLAH 753.613

(24)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Kecamatan Desa Zona Luas (Ha) Jumlah (Ha)

Tanggulangin Gempolsari Zona A 19.64

167.971

Zona B 58.093

Zona C 84.331

Zona D 5.907

Kalidawir Zona C 42.581

Kalidawir Zona C 42.581

80.015

Zona D 37.434

Kalisampurno Zona C 1.655

5.033

Zona D 3.378

Kalitengah Zona A 11.594

27.553

Zona B 15.257

Zona C 0.702

Kedung Banteng Zona D 6.26 6.26

Kedung Bendo Lumpur 100.472

155.953

Tanggul 7.816

Zona A 31.24

Zona B 16.425

Ketapang Lumpur 16.519

Ketapang Lumpur 16.519

120.993

Tanggul 5.585

Zona A 22.642

Zona B 32.709

Zona C 42.641

Zona D 0.897

Penatarsewu Zona C 7.388

8.236

Zona D 0.848

Putat Zona D 13.848 13.848

Sentul Zona C 37.002 55.248

Zona D 18.246

JUMLAH 641.110

(25)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Kecamatan Desa Zona Luas

(Ha)

Jumlah (Ha) Gempol Gempol

Gempol Gempol

Zona B 11.144

36.233 Zona C 21.036

Zona D

4.053 JUMLAH

36.233

(26)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Sebaran bubble pada Zona A

No Bubble ID Jumlah Keterangan No Bubble ID Jumlah Keterangan

1 5 2 Aktif 19 27 6 Tidak Aktif

2 6 2 Aktif 20 28 7 Tidak Aktif

3 7 1 Aktif 21 29 4 Tidak Aktif

3 7 1 Aktif 21 29 4 Tidak Aktif

4 12 1 Tidak Aktif 22 30 2 Aktif

5 13 1 Tidak Aktif 23 31 5 Tidak Aktif

6 14 2 Aktif 24 32 6 Tidak Aktif

7 15 5 Tidak Aktif 25 33 3 Aktif

8 16 6 Tidak Aktif 26 34 7 Tidak Aktif

9 17 4 Tidak Aktif 27 35 8 Tidak Aktif

10 18 3 Tidak Aktif 28 36 3 Tidak Aktif

11 19 3 Tidak Aktif 29 37 2 Tidak Aktif

12 20 6 Tidak Aktif 30 38 3 Tidak Aktif

13 21 4 Tidak Aktif 31 39 6 Aktif

14 22 4 Tidak Aktif 32 40 5 Aktif

15 23 3 Tidak Aktif 33 41 4 Aktif

16 24 1 Tidak Aktif 34 42 5 Aktif

17 25 3 Tidak Aktif 35 43 6 Aktif

18 26 6 Tidak Aktif 36 44 7 Aktif

37 45 8 Aktif 57 65 6 Aktif

38 46 6 Aktif 58 66 4 Aktif

39 47 4 Aktif 59 67 5 Aktif

39 47 4 Aktif 59 67 5 Aktif

40 48 4 Aktif 60 68 6 Tidak Aktif

41 49 4 Aktif 61 69 5 Tidak Aktif

42 50 4 Aktif 62 70 5 Aktif

43 51 3 Aktif 63 77 3 Tidak Aktif

44 52 6 Aktif 64 78 2 Tidak Aktif

45 53 5 Aktif 65 83 4 Aktif

46 54 4 Aktif 66 88 3 Aktif

47 55 7 Aktif 67 89 4 Aktif

48 56 8 Aktif 68 101 9 Tidak Aktif

49 57 6 Aktif 69 102 5 Aktif

50 58 5 Aktif 70 103 4 Tidak Aktif

51 59 4 Aktif 71 104 3 Tidak Aktif

52 60 3 Aktif 72 105 4 Tidak Aktif

53 61 1 Aktif 73 110 2 Tidak Aktif

54 62 3 Aktif 74 111 6 Tidak Aktif

55 63 4 Aktif 75 114 7 Tidak Aktif

56 64 5 Aktif 76 116 5 Tidak Aktif

(27)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Sebaran bubble pada Zona B

No Bubble ID Jumlah Keterangan No Bubble ID Jumlah Keterangan

1 8 3 Aktif 6 72 7 Tidak Aktif

2 9 4 Tidak Aktif 7 73 8 Tidak Aktif

2 9 4 Tidak Aktif 7 73 8 Tidak Aktif

3 10 3 Aktif 8 74 6 Tidak Aktif

4 11 3 Aktif 9 75 5 Tidak Aktif

5 71 6 Tidak Aktif 10 79 4 Tidak Aktif

11 80 5 Tidak Aktif 29 112 8 Tidak Aktif

12 81 3 Tidak Aktif 30 113 9 Tidak Aktif

13 82 3 Tidak Aktif 31 115 6 Tidak Aktif

14 84 7 Tidak Aktif 32 117 4 Tidak Aktif

15 85 5 Tidak Aktif 33 118 5 Tidak Aktif

16 86 3 Tidak Aktif 34 119 6 Tidak Aktif

17 87 2 Tidak Aktif 35 120 7 Tidak Aktif

18 90 5 Tidak Aktif 36 121 5 Tidak Aktif

18 90 5 Tidak Aktif 36 121 5 Tidak Aktif

19 91 3 Tidak Aktif 37 122 4 Tidak Aktif

20 92 4 Tidak Aktif 38 123 3 Tidak Aktif

21 93 5 Tidak Aktif 39 124 3 Tidak Aktif

22 94 3 Tidak Aktif 40 125 4 Tidak Aktif

23 95 6 Tidak Aktif 41 126 2 Tidak Aktif

24 96 4 Tidak Aktif 42 127 2 Tidak Aktif

25 97 7 Tidak Aktif 43 128 1 Tidak Aktif

26 98 9 Tidak Aktif 44 129 2 Tidak Aktif

27 99 5 Tidak Aktif 45 130 3 Tidak Aktif

28 100 8 Aktif 46 131 4 Tidak Aktif

(28)

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA HASIL & ANALISA

Sebaran bubble pada Zona C

No Bubble ID Jumlah Keterangan No Bubble ID Jumlah Keterangan

1 1 13 Tidak Aktif 6 106 5 Tidak Aktif

2 2 1 Tidak Aktif 7 107 5 Tidak Aktif

3 3 1 Tidak Aktif 8 108 3 Tidak Aktif

4 4 3 Tidak Aktif 9 109 3 Tidak Aktif

5 76 4 Tidak Aktif

(29)

PENUTUP

1. Besarnya nilai SoF adalah 8,0360X 10-5. Proses interpretasi menggunakan metode interpretasi visual dengan menghasilkan 14 kelas tutupan lahan, yaitu kelas lumpur, permukiman, fasilitas umum, kawasan

KESIMPULAN KESIMPULAN KESIMPULAN KESIMPULAN

tutupan lahan, yaitu kelas lumpur, permukiman, fasilitas umum, kawasan industri, jalan lokal, jalan arteri, jalan layang, jalan KA, sungai, semak, sawah, kebun campur dan lahan terbuka.

2. Luasan area lumpur pada tiap citra multitemporal yaitu pada tanggal 31 Oktober 2006 adalah 306,39 Ha; 5 Januari 2007 adalah 472,797 Ha; 22 April 2007 adalah 599,463 Ha; 7 Agustus 2007 adalah 559,503 Ha; 5 Januari 2008 adalah 611,575 Ha; 2 April 2008 adalah 635,503 Ha; 28 Agustus 2008 adalah 636.731 Ha; 5 Desember 2008 adalah 678.524 Ha;

29 Juli 2009 adalah 692.196 Ha; 5 Desember 2009 adalah 693.339 Ha;

29 Juli 2009 adalah 692.196 Ha; 5 Desember 2009 adalah 693.339 Ha;

dan 9 Februari 2010 adalah 695.872 Ha.

(30)

PENUTUP

3. Perubahan peta tutupan lahan dari tanggal 17 Juli 2006 hingga 9 Februari 2010 terdapat perubahan tutupan lahan yang signifikan, Perubahan lumpur mencapai 519,779 Ha atau mencapai peningkatan

KESIMPULAN (2) KESIMPULAN (2) KESIMPULAN (2) KESIMPULAN (2)

Perubahan lumpur mencapai 519,779 Ha atau mencapai peningkatan sebesar 295,173 % sejak pertama kali muncul semburan lumpur.

Tutupan lahan yang mengalami penurunan adalah fasilitas umum sebesar 3,495 Ha atau 27,729 %, jalan layang sebesar 4,633 Ha atau 46,907 %, jalan lokal sebesar 13,066 Ha atau 31,108 %, kawasan industry sebesar 93,066 Ha atau 80,652 %, kebun campur sebesar 18,028 Ha atau 37,941 %, lahan terbuka sebesar 10,724 Ha atau 9,122

%, pemukiman sebesar 116,487 Ha atau 35,396 %, sawah sebesar 306,310 Ha atau 58,064 %, semak sebesar 171,409 Ha atau 80,438 %, 306,310 Ha atau 58,064 %, semak sebesar 171,409 Ha atau 80,438 %, dan sungai sebesar 2,946 Ha atau sebesar 4,676 %. Sedangkan tutupan lahan yang mengalami perubahan bertambah luas adalah jalan arteri sebesar 0,071 Ha atau 0,893 %, jalan KA sebesar 0,01 Ha atau 0,524 %, lumpur sebesar 519,779 Ha atau 295,173 %, dan tanggul sebesar 48,819 Ha atau 100 %.

(31)

PENUTUP

4. Zonasi area terdampak bencana semburan lumpur lapindo dapat dibagi menjadi 4 zona berdasarkan pembagian zona menurut Amien Widodo, ahli geologi dan pakar manajemen bencana ITS, yaitu zona sangat

KESIMPULAN (3) KESIMPULAN (3) KESIMPULAN (3) KESIMPULAN (3)

ahli geologi dan pakar manajemen bencana ITS, yaitu zona sangat beresiko, zona beresiko sedang, zona beresiko rendah, dan zona beresiko kecil.

5. Hasil dari analisa citra, daerah yang masuk kedalam zona sangat beresiko adalah desa Besuki, Kedungcangkring, Penjarakan, Gedang, Glagaharum, Jatirejo, Mindi, Renokenongo, Siring, Gempolsari, Kedungbendo dan desa Ketapang; daerah yang masuk terdalam zona beresiko sedang adalah sebagian desa Gedang, sebagian desa Pamotan, sebagian desa Porong dan sebagian desa Kalitengah, sedangkan daerah sebagian desa Porong dan sebagian desa Kalitengah, sedangkan daerah yang masuk terdalam zona beresiko rendah adalah desa Dukuhsari, Keboguyang, sebagian desa Pamotan, Plumbon, sebagian desa Porong, Wunut, Kalidawir, sebagian desa Kalitengah, dan desa Sentul; daerah yang masuk terdalam zona beresiko kecil adalah Penatarsewu, Permisan, Putat, dan Kedung Banteng.

6. Luasan daerah yang termasuk dalam zona daerah bencana luapan lumpur di kabupaten Sidoarjo adalah 695.872 Ha.

(32)

PENUTUP

1. Adanya pemantauan terhadap seluruh aspek yang terkait dengan semburan lumpur secara berkala..

SARAN SARAN SARAN SARAN

2. Dilakukan pemantauan terhadap area terdampak, baik itu yang terdampak berat, sedang, dan ringan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh semburan lumpur.

3. Penggunaan citra multitemporal dengan periode waktu yang

singkat dan pengamatan yang lama akan menghasilkan

informasi yang lebih akurat. Penggunaan citra dengan

resolusi tinggi akan mempermudah dalam interpretasi obyek

resolusi tinggi akan mempermudah dalam interpretasi obyek

dan menghasilkan informasi yang lebih teliti.

(33)

SEKIAN

TERIMA KASIH

Gambar

Grafik perkembangan perkembangan perkembangan perkembangan luasan luasan luasan luasan area yang  area yang  area yang tergenang area yang  tergenang tergenang lumpur tergenang lumpur lumpur lumpur

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mempelajari proses produksi mi instan, untuk mempelajari proses pengawasan mutu secara langsung pada produk mi

Dari hasil observasi di obyek penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan dibidang teknis yang dilakukan Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai

Buku Tugas Akhir dengan judul “Protokol Pemilihan Elektronik Dengan Menggunakan Pasangan Bilinear” ini disusun sebagai laporan tugas akhir sarjana yang saya kerjakan untuk

Merujuk kepada Perpres (maksud Perpres dalam tulisan ini adalah Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang

Katiran,alasanmengijinkan istrinya bekerja ke luar negeri sebagai TKW karena untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat.Selama ini yang menjadi

3) Menurut Elida Prayitno (2002: 118) konsep diri sebagai pendapat seseorang tentang dirinya sendiri baik yang me- nyangkut fisik materi dan bentuk tubuh maupun psikis

Faktor Predisposing perilaku safety riding pada warga kampung safety Kelurahan Pandean Lamper yaitu pengetahuan tentang safety riding dan kampung safety yang