MODIFIKASI HELM DENGAN MENGGUNAKAN WIPER AUTOMATIC BERBASIS ARDUINO NANO
Destiarini
Dosen Informatika Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Baturaja.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Pada umumnya, wiper yang kita kenal digunakan untuk melakukan penyapu air hujan yang turun pada kaca mobil dan diaktifkan secara manual oleh pengguna/
pengemudi mobil saat hujan turun. Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, maka penulis mencoba melakukan pembuatan dan perancangan wiper pada helm dengan menggunakan arduino nano sebagai aplikasi yang dilengkapi dengan program bahasa C dan ditambah dengan menggunakan sensor hujan agar wiper dapat berfungsi secara otomatis pada helm yang akan dirancang. Tujuan dari penelitian ini, adalah salah satunya untuk mempermudah pengendara kendaraan bermotor saat hujan turun terutama hujan turun dengan deras.Wiper helm ini dirancang sedemikian rupa agar tidak menggangu pengendara motor saat dijalanan dan kondisi hujan. Atas tersebut dirancang penulis secara otomatis, dimana kondisi yang akan penulis lakukan untuk uji coba adalah dengan 3 (tiga) kondisi curah hujan yaitu: rintik, hujan sedang dan hujan lebat.Adapun bergerakan dari wiper tersebut cepat/ lambat sesuai dengan curah hujan yang sudah di setting program nya dengan laptop. Rancangan ini menggunakan sensor hujan sebagai bagian input nya. Sensor ini akan mendeteksi curah hujan kemudian mengirimkan sinyal yang akan di olah modul arduino nano. Kemudian, arduino nano akan mengirimkan sinyal agar dapat menggerakan motor servo yang sudah di program, dan motor servo menggerakan wiper ke kaca helm dengan sudut putaran 50 -180 derajat.
Kata Kunci: Perancangan sistem, arduino nano, sesnsor hujan dan motor servo.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistika perkembangan jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia sangat pesat.
Pada tahun 2019 saja jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia sudah mencapai 154.532.252 unit dan diperkirakan setiap tahun akan terus bertambah. Pertumbuhanini di sebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinyaantara lain, cendrungnya memilih kendaraan bermotor untuk berpergian dibandingkan menggunakan kendaraan
umum. Hal ini cukup beralasan karena menggunakan kendaraan sepeda motor lebih cepat sampai tujuan ketimbang menggunakan kendaraan umum.
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropisdengan tingkat curah hujan yang tinggi, hal ini yangmenjadi momok bagi pengguna sepeda motor. Penggunaanhelm pada saat hujan tentunya sangat mengganggu jarakpandang karena permukaan kaca depan terlalu banyak menerima air hujan, berbeda dengan kaca depan mobil yang memiliki wiper sebagai pembersih kaca saat hujan tiba, dari permasalahan itulah penulis mencoba
melakukan modifikasi terhadap helm yang akan digunakan oleh pengendara dengan menambahkan wifer seperti halnya mobil.
Helm merupakan perlengkapan wajib dalam berkendara yang harus digunakan oleh pengendara sepeda motor karena termasuk dalam peraturan lalu lintas berkendara. Peraturanini terdapat pada undang-undang di Indonesia yang mengatur penggunaan helm seperti Pasal 106 ayat (8) Undang- undang No. 22 tahun 2009 yang
berbunyi “Setiap orang
yangmengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standarnasional Indonesia.” Helm juga dapat menjadi pelindung kepala agar terhindar dari benturan keras saat terjadi kecelakaan. Berangkat dari pemikiran diatas, timbul sebuah gagasan untuk membuat sebuah helm yang dapat mengatasi masalah dari curah hujan yang turun dengan tidak mengenyampingkan standar sebuah helm. Untuk itulah penulis mencoba mengambil judul penelitian kali ini dengan “Memodifikasi Helm Dengan Menggunakan Wifer Automatic Berbasis Android Nano”, dengan harapan alat atau perangkat ini dapat membantu pengguna sepeda motor saat hujan turun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka penulis mencoba melakukan perumusan masalah untuk penelitian ini yaitu melakukan perancangan dan pembuatan helm dengan penambahan alat berupa wifer automatis..
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi luasnya penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah penelitian ini
dengan hanya perancangan/ modifikasi helm yang sudah memenuhi standar dengan menggunakan sensor hujan, dan bahasa pemrograman C.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Arduino
Modul hardware Arduino diciptakan pertama kali di Ivrea, Italia pada tahun 2005 oleh Massimo Banzi, David Cuartielles, Tom Igoe, Gianluca Martino, David A. Mellis, dan Nicholas Zambetti. Bahasa Arduino merupakan fork (turunan) bahasa Wiring Platform dan bahasa Processing. Wiring Platform diciptakan oleh Hernando Barragan pada tahun 2003 dan Processing dibuat oleh Casey Reas dan Benjamin Fry pada tahun 2011.
Arduino dikembangkan dari thesis Hernando Barragan di desain interaksi Institute Ivrea. Arduino dapat menerima masukan dari berbagai macam sensor dan juga dapat mengontrol lampu, motor, dan aktuator lainnya.
Mikrokontroler pada board arduino di program menggunakan bahasa pemrograman arduino (based on wiring) dan IDE arduino (based on processing).
Proyek arduino dapat berjalan sendiri atau juga bisa berkomunikasi dengan software yang berjalan pada komputer.
Arduino memakai standar lisensi open source, mencakup hardware(skema rangkaian, desain PCB), firmware bootloader, dokumen, serta perangkat lunak IDE (Integrated Development Environment) sebagai aplikasi programmer board Arduino. Setiap modul arduino menggunakan seri mikrokontroler yang berbeda seperti misalnya arduino leonardo yang menggunakan mikrokontroler ATMega328/32U4.
Menggunakan Arduino sangatlah membantu dalam membuat suatu prototyping ataupun untuk melakukan pembatan proyek. Arduino memberikan
6input output (I/O) yang sudah fix dan bisa digunakan dengan mudah. Arduino dapat digabungkan dengan modul elektro yang lain sehingga proses perakitan jauh lebih efisien.
Para desainer hanya tinggal
membuat software untuk
mendayagunakan rancang hardware yang ada. Software jauh lebih mudah untuk dimodifikasi tanpa harus memindahkan kabel. Saat ini arduino sangat mudah dijumpai dan ada beberapa perusahaan yang mengembangkan sistem hardware open source ini. (Sumber: Djuandi, 2011:4).
2.2 Macam-macam Arduino
Menurut Sulaiman (2012:1), Arduino merupakan platform yang terdiri dari software dan hardware.
Hardware Arduino sama dengan mikrocontroller pada umumnya hanya pada arduino ditambahkan penamaan pin agar mudah diingat. Menurut jenisnya arduino dapat dibagi menjadi:
arduino USB, arduino serial, ardunino ATMega, arduino fio, arduino lylipad, arduino BT, arduino nano dan micro.
2.2.1 Arduino Nano
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard.
Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.
Gambar 1: Arduino Nano a) Kelebihan Arduino Nano, adalah:
1) Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer.
2) Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakan nya.
3) Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap.
4) Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card.
b) Kekurangan Arduino Nano, adalah:
1) Kode hex relatif lebih besar.
2) Sering terjadi kesalahan fuse bit saat membuat bootloader.
3) Harus memodifikasi program lama, karena pada penggunaan pin harus “disiplin”.
4) Storage Flash berkurang, karena dipakai untuk bootloader.
2.3 Mikrokontroller Arduino Mega 2560.
Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator
16 MHz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset.
Board ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk sebuah mikrokontroller.
2.4 Bahasa Pemrograman Arduino Berbasis C.
Struktur dasar dalam pemrograman arduino terdiri atas dua bagian, yaitu fungsi persiapan (setup()) dan fungsi utama(loop()). Fungsi setup() digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel yang digunakan dalam program, sedangkan loop() adalah program inti/utama dari arduino yang dijalankan secara terus-menerus.
Berikut adalah fungsi-fungsi dasar dalam bahasa pemrograman C pada arduino:
a. setup() Fungsi setup() dipanggil ketika program dijalankan, berfungsi untuk inisialisasi mode pin sebagai input atau output dan inisialisasi serial. Fungsi ini harus ada meski tidak ada instruksi yang ditulis.
b. loop() Program yang berada dalam fungsi loop() akan dieksekusi secara terusmenerus.
c. Function Fungsi adalah sekumpulan blok instruksi yang memiliki nama sendiri dan blok instruksi ini akan dieksekusi ketika fungsi ini dipanggil. Penulisan fungsi ini harus didahului denganti pefungsi setelah itu nama fungsi dan kemudian parameternya, bila tidak ada nilai yang dihasilkan dari fungsi tersebut, tipe fungsinya adalah void().
d. {} (kurungkurawal) Digunakan untuk mengawali dan mengakhiri sebuah fungsi, blok instruksi seperti loop(), void() dan instruksi for dan if.
e. ; (titikkoma) Digunakan sebagai tanda akhir instruksi.
f. /*……*/ (blokkomentar) Digunakan pada komentar yang memiliki baris lebih dari satu.
Apapun yang ditulis dalam blok komen ini tidak berpengaruh terhadap program yang dibuat dan tidak akan menghabiskan memori.
g. // (komentar baris) Sama seperti blok komentar hanya saja digunakan untuk satu baris komentar.
h. Variabel Adalah suatu ekspresi yang digunakan untuk mewakili suatu nilai yang digunakan dalam program. Suatu variabel akan menampung nilai sesuai definisi yang telah dibuat. Variabel hanya perlu didefinisikan satu kali saja tetapi nilainya dapat sesuai program. Terdapat dua macam variabel. Ada variabel global yang dapat digunakan oleh semua fungsi dan instruksi dalamprogram.
Variabel ini didefinisikan pada awal program sebelum fungsi setup(). Dan ada variabel lokal yang mana variabel ini didefinisikan pada suatu fungsi atau dalam fungsi loop. Variabel ini hanya dapat dilihat dan digunakan di dalam fungsi tersebut. Tipe-tipe data dalam variabel : a) Byte b) Int c) Long d) Fly.
i. Array Array adalah kumpulan nilai yang diakses dengan nomor indeks.
Setiap nilai dalam array dapat dipanggil dengan memanggil nama array dan nomor tersebut.
j. Aritmatika Operator aritmatika
meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
k. Operasi Gabungan Adalah operasi matematika gabungan yang biasa digunakan dalam program.
l. Operasi Perbandingan Operator untuk membandingkan 2 konstanta atau variabel yang sering digunakan untuk menguji suatu kondisi benar atau salah.
m. Operasi Logika Operator logika, AND, OR, dan NOT sering digunakan dalam pernyataan if.
n. Konstanta Bahasa arduino memiliki nilai-nilai yang telah ditetapkan yang disebut konstanta. Mereka digunakan untuk membuat program lebih mudah dibaca.
o. TRUE / FALSE Adalah konstanta Boolean yang mendefinisikan nilai logika.
2.5 Flowchart
Menurut Al- Bahra (2005, p263), dalam buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa:
” flowchart adalah bagan – bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah – langkah penyelesaian suatu masalah. Dengan adanya flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya
pemrogram (programmer)
menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa pemrograman.
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini mengunakan metode desain dan perancangan alat, dimana pada bagian ini penulis mencoba memberikan desain gambaran tentang alat dan bahan yang akan digunakan untuk memodifikasi helm.
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan disiapkan pada tahapan ini adalah sebagai berikut: gergaji, solder, obeng, tang, lem, arduino nano, sensor hujan/
air, papan PCB, kabel jumper, motor
servo, wiper, socket baterai, baterai, dan helm standar.
3.2 Diagram Alur Desain
Pada tahap ini, penulis melakukan desain dan perancangan alat yang tergambar pada bagan flowchart seperti berukut ini:
Gambar 2: Flowchart
3.3 Skema Rangkaian
Skema rangkaian alat yang akan didesain pada alat ini dapat terlihat seperti gambar dibawah, dimana rangkaian ini yang menjadi penghubung modul arduino nano dengan rain sensor.
Dalam merangkai rangkaian ini, digunakan kabel jumper yang terhubung dengan menggunakan Breadboard.
Gambar 3: Skema Rangkaian
3.4 Desain Alat
Proses pembuatan alat dimaksudkan untuk memperoleh rangkaian alat peraga dengan mempertimbangankan faktor fungsi alat, artistik dan efesiensi alat.
Rangkaian pada alat ini sudah menggunakan rangkaian otomatis, rangkaian ini bekerja ketika sensor mendeteksi akan turun hujan, sensor akan mengirimkan sinyal ke arduino
untuk mengerakkan wiper. Alat ini memfungsikan arduino sebagai pengontrol. Dengan menggunakan rangkaian otomatis diharapkan penggunaan kendaraan agar lebih aman.
Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam proses pembuatanini adalah sebagai berikut:
a) Mendesain alat, dalam mendesain alat berbagai alternatif, model, dan bentuk alat dapat dibuat sesuai kebutuhan. Ukuran alat disesuaikan dengan fungsi dan komponen yang digunakan.
b) Memilih bahan, bahan yang dipilih berdasarkan unsur ketahanan bahan, kemudahan pengerjaan, dan faktor harga (ekonomis).
c) Perangkaian, bahan yang telah di siapkan kemudian dirangkai menjadi satu sesuai dengan posisi dan komponen masing-masing.
d) Pengujian, proses dilakukan sebagai finishing dalam pembuatan alat ini.
Gambar 4: Diagram Alur Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan ini merupakan tahap akhir sebuah desain rancangan alat yang kita buat sampai dengan implementasi alat.
4.1 Hasil Perancangan
Pada tahapan ini ada beberapa tahapan yang dapat kita lakukan, seperti halnya perancangan hardware, software dan implementasi program. Hal ini harus dilakukan karena kita ingin mengetahui seberapa berhasilkah atau tingkat efektifitas helm yang dirancang.
4.1.1 Prinsip Kerja Alat
Alat ini berfungsi sebagai pengusap / penyapu tetesan air hujan alat ini di menggunakan mikrokontroler Arduino Nano sebagai pemproses yang terhubung dengan sensor hujan dan servo. Pada proses awal sensor hujan akan mendeteksi curah air hujan dan merubahnya menjadi sinyal berupa nilai-nilai angka yang kemudian sensor akan mengirimkan sinyal tersebut ke mikrokontroler Arduino Nano yang selanjutnya pada tingkatan / nilai tertentu mikrokontroler akan memerintahkan servo yang telah dimodifikasi dan di tambahkan wiper untuk berputar 180 derajat bolak-balik dengan waktu tertentu.
4.1.2 Mekanisme Kerja Alat
Dalam pembuatan dan penggunaan alat harus ada hal-hal yang diperhatikan terlebih dahulu antara lain:
1) Alat yang digunakan haruslengkap.
2) Pastikan komponen yang kita pakai harus sesuai dengan type dan nilai ukuran yang di perlukan.
3) Semua komponen yang akan digunakan harus di pastikan dalam kondisi layak pakai atau kondisi baik.
4) Pada saat merakit di papan rangkaian posisikan alat dengan benar jangan sampai pemasangan terpasang dalam posisi terbalik.
5) Setelah semua terakit dan terpasang perhatikan lagi jalu-jalur rangkaian dan sama kan dengan gambar rangkaian dengan teliti.
4.2 Pembahasan
Perancangan dari wiper otomatis menggunakan arduino dan rain sensor ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
hasil perancangan perangkat lunak, dan hasil perancangan perangkat keras.
Hasil perancangan perangkat lunak meliputi instalasi dan coding. Instalasi
disini termasuk tahapan instalasi Arduino IDE dan setting motor servo.
Sedangkan coding yang akan dimasukkan kedalam arduino untuk mengaktifkan rain sensor dan menjalankan motor servo. Perancangan coding dibuat dengan menggunakan bahasa C dan editor Arduino IDE.
Sebelum memulai tahapan coding, maka dilakukan instalasi Arduino IDE kedalam PC. Untuk perancangan perangkat keras, dititikberatkan pada perancangan modul input yang berupa modul rain sensor, perancanganmodul proses yang berupamodularduino, danperancanganmodul output, antara Motor Servo.
1. Perancangan Software Sistem, Seperti yang dijelaskan secara umum diatas, maka perancangan perangkat lunak sistem meliputi tahapan instalasi. Software Arduino IDE yang dapat diunduh secara gratis.Berikut tahapan instalasi Arduino IDE.
a. Sebelumnya download dahulu installer Arduino IDE di https://www.arduino.cc/en/Main/S oftware.
Gambar 5: Tampilan Arduino b. Setelah selesai, jalankan file
installer setelah itu akan muncul licence agreement, kliktombol “I Agree” untuk melanjutkan instalasi.
Gambar 6: Tampilan Licence Agreement
c. Berikutnya akan diminta folder instalasi arduino, biarkan dalam posisi default.
Gambar7: Tampilan Folder Instalasi
d. Setelah itu akan muncul jendela Set Up, sebaiknya centang semua opsi yang ditawarkan.
Gambar 8: Tampilan Set Up e. Selanjutnya proses instalasi akan
dimulai.
Gambar 9: Tampilan Utama f. Ditengah proses instalasi, jika
komputer belum terinstal driver USB, maka akan muncul jendela security warning. Pilih tombol install.
Gambar 10: Tampilan Jendela Peringatan
g. Tungguhingga proses instalasi
“complete”
Gambar 11: Tampilan Selesai
h. Pada tahapan ini, software Arduino telah terinstal, jalankan software tersebut sehingga muncul splash screen seperti gambar berikut:
Gambar 12: Tampilan Splash Screen i. Beberapa detik kemudian, jendela
Arduino IDE akan muncul seperti berikut ini:
Gambar 13: Tampilan Arduino IDE Setelah selesai tahapan instalasi arduino IDE, maka selanjutnya akan dilakukan coding. Coding ditulis editor Arduino IDE.
2. Perancangan Perangkat Keras Sistem
Untuk perancangan perangkat keras,dititikberatkan pada perancangan modul input yang berupa rain sensor, perancangan modul proses yang berupa modul arduino, dan perancangan modul output, yaitu motor servo. Berikut perangkat yang digunakan untuk sistem wiper otomatis menggunakan rain sensor dan arduino ini.
a) Perangkat Input
Seperti yang diketahui, perangkat input yang digunakan adalah rain sensor. Rain sensor ini digunakan untuk mendeteksi curah hujan untuk menjadi
indikator agar motor servo penggerak wiper dapat bekerja secara otomatis.
Dalam sistem ini, penulis menggunakan sensor yang diletakkan diatas helm.Berikut instalasi dari rain sensor.
Gambar 14: Instalasi Perangkat Input Rain Sensor b) Perangkat Proses
Perangkat proses yang digunakan adalah modul mikrokontroler arduino nano.
Gambar 15: Perangkat Proses Modul Arduino c) Perangkat Output
Perangkat output yang digunakan pada sistem ini yaitu motor servo.
Motor servo digunakan untuk menggerakkan wiper.
Gambar 16: Perangkat Output Motor Servo
4.2.1 Uji Implementasi
Pada tahap ini, penulis melakukan dua pengujian, yaitu: pengujian keberhasilan alat dan terhadap unit output.
1. Pengujian Keberhasilan Alat Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan alat yang dibuat.
Tabel 1: Uji Keberhasilan Alat
Penjelasan:
Dari hasil Tabel 1 yang sudah dilakukan dengan 4 (empat) percobaan dengan kondisi yang berbeda dinyatakan behasil.
2. Pengujian Terhadap Unit Output Pengujian terhadap unit output dimaksudkan untuk mengetahui apakah motor servo yang digunakan untuk menggerakkan wiper dapat bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian ini melibatkan bagian input rain sensor sebagaiberikut:
Tabel 2: Pengujian Wiper Dengan Sensor Hujan
Penjelasan:
Dari keterangan tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa alat wiper helm otomatis dengan arduino nano akan berfungsi jika value kurang dari >600 atau lebih tepatnya pada saat >450 atau hujan gerimis maka di dapatkan dalam satu putaran wiper atau jeda wiper adalah 1.65 detik dengan sudut bermula dari 50-180 derajat maka lampu LED akan hidup 1, sedang apabila dalam kondisi hujan sedang value >300 maka
satu putaran atau jeda wiper yaitu 1,12 detik sekali dengan sudut 50-180 derajat maka lampu LED akan hidup 2, hujan sangat lebat dengan value >150 di dapatkan dalam satu putran wiper yaitu 1 detik sekali dengan sudut bermula 50- 180 derajat maka lampu LED akan hidup 3,dan jika sensor mendeteksi dan di dapatkan value >600 atau dengan kondisi tidak ada hujan maka sensor akan berhenti berfungsi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran terhapad implementasi alat yang dibuat.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: dari hasil implentasi alat yang dibuat berupa helm yang menggunakan wiper secara otomatis disaat hujan dapat berfungsi dengan baik. Dimana kondisi yang digunakan sebagai sample cuaca adaah:
tidak hujan/ cerah, gerimis, hujan sedang dan hujan lebat alat berfungsi dengan baik.
5.2 SARAN
Ada beberapa saran atau masukan bagi peneliti atau penulis sendiri untuk melakukan pengembangan terhadap aplikasi alat yang ada dengan:
1) Pengembangan unit output dapat menggunakan motor stepper yang lebih canggih sehingga tampilan sudut putar yang dihasilkan lebih akurat.
2) Pengembangan sistem yang dengan menambahkan sensor yang lain, seperti sensor kelembaban sebagai tambahan inputnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2013.
Pengertian Flowchart. Penerbit Informatika. Bandung.
Badan Pusat Statistika. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Pada Tahun 2019. Diakses pada hari Selasa tanggal 23 Juni 2020 pukul 20.04 wib. Baturaja.
Kawolu, Fajar. 2013. Jurnal Analisa Pengaruh Wiper Terhadap Kaca Saat Hujan. Depok : Universitas Indonesia. Diakses pada hari Rabu tanggal 24 Juni 2020 pukul 14.14 wib.
Baturaja.
Sulaiman, Arif. 2012. ARDUINO : Microcontroller bagi Pemula hingga Mahir. Andi Offset.
Yogyakarta.
Syahwil, M. 2013. Panduan Mudah Simulasi Dan Praktek Mikrokontroler Arduino. Andi Publisher. Yogyakarta.
Syam, R. 2013. Dasar Dasar Teknik Sensor: Sensor DHT11 (43- 46). Makassar: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.