• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYIMAK KIPRAH SANG GURU BESAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENYIMAK KIPRAH SANG GURU BESAR."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peluncuran dan Bedah Buku MENEROBOS BADAI

Biografi Intelektual Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus Karya I Nyoman Wijaya

Pembahas

I.B.G. Pujaastawa

MENYIMAK KIPRAH SANG GURU BESAR

(2)

PEMBAHASAN

Terbitnya buku

Menerobos Badai

Biografi Intelektual Prof. Dr. I Gusti

Ngurah Bagus

patut diapresiasi.

Prof. Bagus,

pemikir besar

yang

(3)

Apresiasi terhadap kepiawaian dan

keuletan sejarawan

Nyoman Wijaya

dalam mendeskripsikan sosok Prof.

Bagus sebagai tokoh intelektual di Bali

secara luas dan mendalam.

Nyoman Wijaya, salah satu dari segelintir

intelektual muda yang tergolong memiliki

hubungan bersifat

informal dan akrab

(4)

 Deskripsi tentang biografi intelektual Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus yang begitu luas dan mendalam membuka ruang yang cukup luas bagi siapa saja yang berminat untuk membahasnya.

 Pembahasan ini akan lebih difokuskan pada kiprah intelektual Prof. Bagus sejak awal dekade delapan puluhan, tatkala pembahas mulai menuntut ilmu di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana (1981) kemudian berlanjut sebagai tenaga pengajar di jurusan yang sama.

Penekanan pada bagian-bagian yang tercecer dan luput dari perhatian

(5)

Siapa Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus?

 Sebelum pembahas duduk di bangku kuliah, nama Prof. Bagus hampir tak pernah terlintas di benak pembahas.

 Begitu pula sebelumnya pembahas sangat buta tentang ilmu antropologi.

 Hal di atas antara lain disebabkan oleh kurikulum sekolah menengah atas (SMA) pada masa itu kurang memberi ruang terhadap muatan kebudayaan.

(6)

Pemegang Otoritas Tunggal

Di samping modal intelektualitasnya, popularitas Prof. Bagus sebagai seorang antropolog kiranya tidak dapat dilepaskan dengan eksotisme pulau Bali dan perkembangan dunia akademis di Bali kala itu.

Keunikan budaya dan keindahan alam Pulau Bali tidak hanya menarik

minat para wisatawan, tetapi juga menggugah perhatian para peneliti

asing untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kebudayaan Bali serta dinamika pariwisata Bali dengan segala implikasinya.

Sementara perkembangan dunia akademis khususnya bidang ilmu antropologi di Bali saat itu yang baru memasuki fase awal, menjadikan Prof. Bagus sebagai pemegang otoritas tunggal untuk studi-studi tentang kebudayaan di Bali.

Pintu masuk bagi para peneliti asing yang tertarik menjadikan Bali sebagai fokus

(7)

 Barulah pada akhir dekade sembilanpuluhan supremasi Prof. Bagus di bidang ilmu antropologi mulai mendapat tandingan, di antaranya dari Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A; dosen Undiksha yang berhasil meraih gelar doktor untuk bidang ilmu antropologi di Universitas Indonesia.

 Prof. Bagus menunjukkan sikap ilmiahnya dengan merekrut Prof. Bawa Atmadja menjadi tenaga pengajar S2 dan S3 Kajian Budaya.

Sebagaimana Prof. Bagus, Prof. Bawa

(8)

Lebih mudah memahami karya tulisnya daripada mendengarkan ceramahnya.

Konsep “Jengah”

Sering melontarkan konsep “jengah” dalam memotivasi mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai aspek kebudayaan Bali yang selama ini lebih banyak dilakukan oleh peneliti asing. Konsep ini juga kerap digunakan untuk memotivasi masyarakat lokal dalam menghadapi kontestasi bisnis di bidang pariwisata.

Baliologi dan Eksvansi Wilayah Kajian Antropologi Unud

(9)

 Bagi sebagian besar mahasiswa, penelitian etnografi suku-suku bangsa NTB dan NTT dirasakan menjadi beban, terutama biaya penelitian yang sepenuhnya harus ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.

 Tampaknya Prof. Bagus cukup memahami masalah ini dengan memberi rekomendasi kepada para mahasiswa untuk mendapatkan

Kridit Mahasiswa Indonesia (KMI) yang besarnya Rp.750.000 untuk masing-masing mahasiswa.

 Memasuki dekade sembilanpuluhan, wilayah kajian etnografi Jurusan Antropologi Unud tidak hanya mencakup Bali, NTB, dan NTT saja, tetapi juga diperluas hingga Timor-Timur dan Sulawesi Selatan (Tana Toraja). Meskipun kala itu pemerintah tidak lagi mengucurkan bantuan KMI.

(10)

 Sebelumnya tidak ada yang tahu tentang gagasan besar apa gerangan yang tersembunyi dalam benak Prof. Bagus yang begitu gencar mengarahkan mahasiswa untuk menulis skripsi dengan tema-tema etnografi Nusa Tenggara dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.

 Pertemuan dengan James Fox

 Etnografer NTT

 Saatnya peneliti asing menggunakan tulisan kita sebagai referensi

 Gagasan besar menerbitkan buku Potret Manusia dan Kebudayaan Nusa Tenggara dengan meramu skripsi-skripsi mahasiswa sebagai bahan mentahnya.

(11)

Obsesi yang Terbengkelai

Begitu banyaknya gagasan besar dan mutakhir yang bersemayam di benak Prof. Bagus, terkadang membuat gagasan-gagasan sebelumnya terbengkelai.

Penyusunan buku

Potret Manusia dan

Kebudayaan Nusa Tenggara

itu tidak

kunjung terealisasi.

Sebelumnya, hal serupa juga terjadi

terhadap penerbitan buku

Eka Dasa

(12)

 Mengembangkan dan Mengkritisi Kebudayaan dan Pariwisata Bali

Tahap awal  pandangan optimis (revitalisasi budaya Bali),

Tahap Lanjut  pandangan kritis (Kajian Budaya).

 Lebih berkutat di tataran dunia akademis (teoritis) terkait dengan pengembangan lembaga keilmuan (Ilmu Pariwisata dan Kajian Budaya).

(13)

Terbit Terbatas

Keuletan Nyoman Wijaya dalam melacak karya-karya Prof. Bagus

patut diacungi jempol,

mengingat dari sekian banyak karyanya

hanya sebagian kecil yang diterbitkan (itu pun dalam bentuk

terbitan terbatas yang tidak diperjual-belikan).

Selebihnya tersimpan di berbagai

instansi atau sebagai koleksi pribadi

pihak-pihak yang kebetulan

beruntung memilikinya.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan alat cetakan spasi pada pekerjaan pasangan bata dapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih baik dari

; Siklus dan volume yang berbeda dalam area yang berbeda ( pekerjaan dientri secara harian untuk pemrosesan komputer mingguan/bulanan). ;

Di era globalisasi saat ini kita diharuskan untuk ikut serta dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berjalan. Perkembangan

Berbeda dengan pola keterbukaan finansial atau keuangan, negara maju terus berada diatas posisi negara berkembang, dan semakin mendekati tahun 2000an gap atau selisihnya

Perlakuan skarifikasi+KN03 0,5% yang direndam selama 36 jam+suhu 40°C, menghasilkan indeks vigor hipotetik kecambah aren yang semakin besar yaitu 5,52 bila secara

Dalam rangka memperkuat kelembagaan KASN maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: (1) Memperjelas dan memperkuat kewenangan KASN dalam melaksanakan pengawasan

Dari beberapa metode pendidikan karakter islami untuk anak Sekolah Dasar yang sudah disebutkan diatas, nampaknya memang metode keteladan-lah yang paling efektif