• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

Nama : Anita Adinda NIM : 2014820088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

(2)

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi Agustus 2018

Anita Adinda (2014820088)

PENGARUH PEMBELAJARAN PKN TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SD

xvii + 98 hal, 17 Tabel, 1 Gambar, 19 Lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh kemerosotan moral yang semakin memprihatinkan, mulai dari kasus narkoba, korupsi, ketidakadilan hukum, pergaulan bebas di kalangan remaja atau pelajar bahkan mahasiswa, maraknya kekerasan, kerusuhan, tawuran, dan sebagainya, mengindikasikan adanya pergeseran ke arah ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Sehingga penulis tergerak untuk meneliti bagaimana pengaruh

pembelajaran PKn terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN

Peninggilan 3 yang berjumlah 40 siswa. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan instrumen yang diberikan adalah angket. Dengan

(3)

iii

pertanyaan untuk pembelajaran PKn sebanyak 15 pertanyaan dan nilai-nilai karakter sebanyak 15 pertanyaan. Analisis data menggunakan regresi sederhana, diperoleh nilai r atau koefisien korelasinya sebesar 0,502. Hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara

pembelajaran PKn dengan nilai-nilai karakter berada pada nilai 0,40 – 0,599 yang berarti pengaruhnya sedang/cukup. Sedangkan nilai

signifikasi yang dihasilkan sebesar 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Kata Kunci: Pembelajaran PKn, Nilai-nilai Karakter, Siswa

Daftar Pustaka: 18 (2007-2017)

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

(9)

ix

PERSEMBAHAN

(10)

x

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang tuaku tercinta.

Tak lupa juga teman-teman seperjuangan yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini.

MOTTO

(11)

xi

“Allah Tidak membebani seseorang Melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.

(Q.S Al baqarah:286)

“Maka Sesungguhnya sesudah kesulitan Itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah Kesulitan itu ada kemudahan”.

(Q.S Al-Insyirah:5-6)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahamnirrahim

Alhamdulilah, segala puji bagi allah, penulis panjatkan ke hadirat allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada kepada nabi besar muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kepada umatnya yang selalu melaksanakan ajarannya.

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi

(12)

xii

ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penyusun skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Iswan, M,Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.

2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah dorongan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. Ibu Dr. Hj. Herwina Bahar, MA., pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak H. Suhandi, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Peninggilan 3 beserta para guru yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah ini.

5. Kedua orang tua saya, bapak Syahrial dan Ibunda Tinah serta kakak-kakak ku, Auriansyah, Nia Alviana dan Dedi Fadli, yang telah banyak memberikan semangat moril maupun materil dalam melanjutkan studi di Universitas ini serta penyelesaian studi dengan tepat waktu.

6. Seluruh teman-teman BSD FIP UMJ angkatan 2014. Serta sahabat-sahabat ku tersayang “TZC”, kak siva, kak dayat, Nadha Fitriyah, Rena Gustiana, Ersi Saraswati, dan Nanda Nur Aulia, yang telah memberikan motivasi, hiburan, dan menyemangati penulis.

(13)

xiii

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis berdoa semoga segala amal baik yang telah mereka berikan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Amin.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

FAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

(14)

xiv

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Hakikat Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Pembelajaran ... 10

2. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) ... 12

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) ... 12

b. Tujuan PKn ... 14

c. Ruang Lingkup PKn ... 15

d. Paradigma Baru PKn ... 17

3. Hakikat Karakter ... 19

(15)

xv

a. Pengertian Karakter ... 19

b. Pilar-pilar Pendidikan Karakter ... 20

c. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter ... 27

B. Kerangka Berpikir... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

1. Tempat Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 35

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 36

1. Variabel Penelitian ... 36

a. Variabel Independen ... 36

b. Variabel Dependen ... 36

2. Definisi Operasional Variabel ... 36

a. Variabel Pembelajaran PKn ... 37

b. Variabel Nilai-nilai Karakter ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 38

E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Angket/kuisioner ... 41

2. Dokumentasi ... 42

G. Teknik Analisa Data ... 42

1. Deskriptif Data ... 43

a. Uji Coba Instrumen ... 43

1) Uji Validitas Instrumen ... 43

2) Uji Reliabilitas Instrumen ... 44

b. Uji Prasyarat Analisis ... 45

(16)

xvi

1) Uji Normalitas ... 45

2) Uji Linieritas ... 46

3) Uji Homogenitas ... 47

c. Pengujian Hipotesis ... 48

1) Uji Analisis Linier Regresi Sederhana ... 48

2) Uji Keberartian Regresi ... 49

3) Uji Analisis Korelasi ... 50

4) Uji Koefisien Determinasi ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 52

a. Profil Sekolah ... 52

b. Visi dan Misi ... 52

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

a. Variabel Pembelajaran PKn (X) ... 53

b. Variabel Nilai-nilai Karakter (Y) ... 54

B. Hasil Analisa Data ... 55

1. Uji Coba Instrumen ... 55

a. Uji Validitas ... 55

b. Uji Reliabilitas ... 58

2. Uji Prasyarat Analisis ... 59

a. Uji Normalitas ... 59

b. Uji Linieritas ... 60

c. Uji Homogenitas ... 61

3. Pengujian Hipotesis ... 62

a. Uji Analisis Regresi Linier Sederhana ... 62

b. Uji Keberartian Regresi ... 64

(17)

xvii

4. Analisis Korelasi Sederhana... 65

5. Uji Koefisien Determinasi ... 66

C. Interpretasi Hasil Penelitian ... 66

BAB V. PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 39

Tabel 3.4 Skala Instrumen ... 41

Tabel 3.5 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 51

Tabel 4.1 Distribusi Variabel X ... 54

Tabel 4.2 Distribusi Variabel Y ... 55

Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Instrumen X ... 56

Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Instrumen Y ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas ... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ... 62

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Keberartian Regresi ... 64

Tabel 4.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 66

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ... 32

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian ... 73

Lampiran 2 Surat Keterangan dari Sekolah ... 74

Lampiran 3 Skor Hasil Uji coba Angket Pembelajaran Pkn Sd (X) ... 75

Lampiran 4 Skor Hasil Uji Coba Angket Nilai-nilai Karakter (Y) ... 76

Lampiran 5 Tabel Distribusi Variabel X ... 77

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ... 78

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ... 79

Lampiran 8 Hasil Uji Linieritas ... 80

Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas ... 81

Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 82

Lampiran 11 Hasil Uji Keberartian Regresi ... 83

(21)

xxi

Lampiran 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 84

Lampiran 13 Tabel r ... 85

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ... 86

Lampiran 15 Angket ... 88

Lampiran 16 Berita Acara Seminar Usulan Proposal Penulisan Skripsi ... 94

Lampiran 17 Kartu Bimbingan... 95

Lampiran 18 Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi ... 97

Lampiran 19 Riwayat Hidup Penulis ... 98

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar (SD) merupakan institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pembelajaran di Sekolah Dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006:49).

Seperti yang telah diketahui, di era globalisasi saat ini ditandai dengan adanya kemerosotan moral yang semakin memprihatinkan, mulai dari kasus narkoba, korupsi, ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dikalangan remaja atau pelajar bahkan mahasiswa, maraknya kekerasan, kerusuhan, tawuran, dan sebagainya, mengindikasikan adanya pergeseran ke arah ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa. Disini pentingnya PKn sebagai pondasi dasar para siswa SD untuk generasi mendatang.

Melihat situasi yang sedemikian memprihatinkan itu, pemerintah melalui Kemendikbud telah mencanangkan revitalisasi pendidikan karakter dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, yaitu Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional (Tim Pendidikan Karakter, 2010). Menurut Ramly (2011 : 5) pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

(23)

2

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus untuk mendukung perwujudan cita-cita yang diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Belum lagi ditambah dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa dewasa ini, mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter bangsa.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik dan unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran,.emosi,.dan.perasaannya.

Implementasi pendidikan karakter dalam Islam tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung.

Dalam surah al-Qalam ayat 4 dijelaskan:

ٍميِظَع ٍقُلُخ ىَلَعَل َكَّنِإ َو

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(QS. Al-Qolam 68:4)

Sementara itu, dalam surat al-Ahzab ayat 21 dijelaskan:

َرَكَذ َو َر ِخَ ْلْا َم ْوَيْلا َو َ َّاللَّ وُج ْرَي َناَك ْنَمِل ٌةَنَسَح ٌة َوْسُأ ِ َّاللَّ ِلوُسَر يِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل اًريِثَك

ََّاللَّ

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

3

(24)

3

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al- Ahzab 33:21)

Sesungguhnya Rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter atau akhlaknya dan manusia yang sempurna adalah yang memiliki akhlak al-karimah, karena ia merupakan cerminan iman yang sempurna.

Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai karakter seseorang.x(Kurniawan,m2013:29) . Berkaitan dengan pembahasan di atas, untuk itu ke depan diperlukan adanya komitmen dan tanggung jawab para guru PKn untuk mengoptimalkan materi pelajaran ini dalam ikut membangun karakter atau moral peserta didik. Di samping itu, perlu disadari bersama bahwa pembangunan karakter bangsa bukan semata merupakan urusan dan tugas guru PKn saja, tetapi serentak melibatkan guru lainnya. Hal ini menyiratkan , bahwa upaya membentuk dan membangun karakter bangsa juga merupakan kewajiban dan tanggung jawab segenap guru di sekolah.

Untuk itu, pembagunan karakter bangsa sangat membutuhkan revitalisasi peran guru, berupa peningkatan penguasaan, kemampuan dan keterampilan untuk mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang menjadi tugas pokok. (Zubaedi, 2011:283).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Peninggilan 3 , di sekolah ini pembelajaran PKn belum berhasil sepenuhnya, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn, karena selama ini dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata.

(25)

4

Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai instrumen pendidikan karakter sejauh ini dirasakan belum optimal yang diduga karena muatannya lebih banyak menekankan aspek kognitif dari pada aspek afektif, sehingga proses belajar mengajar di sekolah lebih bersifat transfer pengetahuan dari pada mengajarkan berfikir secara keilmuan dan internalisasi nilai melalui pemahaman. Peserta didik hanya memiliki pengetahuan, tetapi tanpa memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dibuktikan, misal, siswa tahu kalau membuang sampah di sembarang tempat dapat menimbulkan lingkungan menjadi kotor bahkan banjir, tetapi masih banyak siswa yang membuang sampah di sembarang tempat. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ada dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dengan ini penulis ingin meneliti dan memilih judul “PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, antara lain:

1. Adanya kemerosotan moral yang semakin memprihatinkan, mulai dari kasus narkoba, korupsi, ketidak-adilan hukum, pergaulan bebas dikalangan remaja atau pelajar bahkan mahasiswa, maraknya kekerasan, kerusuhan, tawuran, dan sebagainya.

2. Peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai instrumen pendidikan karakter sejauh ini dirasakan belum optimal yang diduga karena muatannya lebih banyak menekankan aspek kognitif dari pada aspek afektif.

3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terkesan membosankan, oleh sebab itu siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran tersebut.

4.

(26)

5 C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD . 2. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu materi tentang

melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

3. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Peninggilan 3.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini, oleh karena itu penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD?

2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD?

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa kelas V Sekolah Dasar Peninggilan 3

2. Tujuan Khusus

Dengan pertanyaan dalam rumusan masalah diatas maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa Sekolah Dasar.

(27)

6

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan nilai-nilai karakter siswa Sekolah Dasar.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan, memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta mengembangkan peran guru dalam membentuk karakter anak.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Ilmu Pengetahuan:

a. Penilitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan di Indonesia.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dalam diskusi- diskusi untuk memahami pendidikan di Indonesia.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, khususnya seorang guru yang kemudian dijadikan sebagai pengetahuan untuk menerapkan nilai dan moral dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar maupun di tingkat selanjutnya.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa mengenai pentingnya menerapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PKn SD untuk kehidupan sehari-hari.

G. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

(28)

7

Berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang kajian teori yang meliputi: konsep pembelajaran PKn, nilai-nilai karakter, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, definisi konseptual, dan definisi operasional, populasi dan sampel, kisi-kisi instrumen penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang deskripsi hasil penelitian di lapangan, hasil penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

Berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran penelitian terkait dengan temuan hasil di lapangan.

(29)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar.

Pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan yang sifatnya positif, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Kurikulum 2013, mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, bermasyarakat, berbangsa serta bekontribusi pada kesejahteran hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Selanjutnya, Depdiknas menjelaskan bahwa pembelajaran dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pembelajaran itu dan membentuk makna melalui pengalaman nyata. (Saefudin dan Berdiati, 2015: 8)

Selain itu, pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

(30)

9

kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, memotivasinya, latar belakang akademisnya, sosial ekonomi dan lain sebagainya.

Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar dan mengajar dengan pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah atau bertentangan.

Justru proses pembelajaran adalah merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan.

Hanya saja sudah menjadi kelaziman bahwa proses pembelajaran dipandang sebagai aspek pendidikan jika berlangsung di sekolah saja. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas pendidikan di sekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.

Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku, dalam tindakan tersebut guru menggunakan asas pendidikan maupun teori pendidikan. Guru membuat desain instruksional, mengacu pada desain ini para siswa menyusun program pembelajaran dirumah dan bertanggung jawab sendiri atas jadwal belajar yang dibuatnya. Sementara itu siswa sebagai pembelajar di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Siswa tersebut mengalami perkembangan jiwa sesuai asas emansipasi dirinya menuju keutuhan dan kemandirian.

(31)

10 (Sagala, 2013: 62)

2. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran pokok yang harus ditempuholeh siswa sekolah dasar (SD).

Tujuan utama mata pelajaran PKn di SD yaitu memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.Salah satu kunci penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran PKn adalah guru. Guru dituntut untuk menanamkan nilai-nilai yang tertuang dalam tujuan pembelajaran PKn. Indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran PKn tergantung pada kemampuan penilaian guru terhadap kompetensi siswa. Pada prinsipnya penilaian dalam pembelajaran PKn tidak berbeda dengan penilaian dalam mata pelajaran lainnya, hanya penekanan penilaian dalam mata pelajaran PKn lebih pada aspek afektif. Hal tersebut dapat diartikan penilaian aspek afektif wajib dilakukan karena untuk mengetahui keberhasilan kompetensi afektif dalam mata pelajaran PKn.

Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKn adalah pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu, mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah pendidikan kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warganegara yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan naturalisasi atau pemerolehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 125).

Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada

(32)

11

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam belanegara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara (Amin, 2007: 137).

Menurut Malik Fajar dalam Zubaedi (2011:283). PKn juga memiliki peranan penting sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan,watak dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan afektif yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan sebagai pendidikan awal bela negara, idiologi pancasila dan UUD 1945, naturalisasi, dan pemerolehan status warga negara.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menganggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

(33)

12

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.(Fathurrohman dan Wuryandani, 2011: 7-8) c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Dalam BSNP, ruang lingkup mata Pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konnstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

(34)

13

6) Kekuasaan dan politik meliputi : pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila, sebagai dasar Negara dan ideologi Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, norma, hukum, peraturan, HAM (Hak Asasi Manusia), kebutuhan dan konstitusi negara, kekuasaan dan politik, pancasila, serta globalisasi. (Faturrohman dan Wuryandani , 2011:9)

d. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Paradigma berati suatu model atau kerangka berpikir yang digunakan dalam proses pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.

Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat, maka bangsa Indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang lebih demokratis.

Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakta madani, pendidikan kewarganegaraan sebagai salah

(35)

14

satu mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah.

Proses pembangunan karakter bangsa yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Pada hakekatnya, proses pembentukan karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses itulah, pembangunan karakter bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru.

Tugas PKn paradigma baru yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warganegara (civic intelligence), membina tanggung jawab warganegara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warganegara (civic participation). Kecerdasan warganegara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional, melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan multidimensional.

Keunggulan dari paradigma baru PKn dengan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif dan pendekatan inkuiri. Model pembelajaran PKn dengan paradigma baru memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis

2) Membawa siswa mengenal, memilih, dan memecahkan masalah

3) Melatih siswa dalam berpikir sesuai dengan metode ilmiah

(36)

15

Melatih siswa untuk berpikir dengan keterampilan sosial lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.

(Faturrohman danWuryandani, 2011: 9-12)

3. Hakikat Karakter a. Pengertian Karakter

Dirjen pendidikan Agama Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia (2010) dalam Mulyasa (2012:4) mengemukakan bahwa karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasikan pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya. Karena ciri-ciri karakter tersebut dapat diidentifikasi pada perilaku individu dan bersivat unik, maka karakter sangat dekat dengan kepribadian individu. Dengan demikian, istilah karakter berkaitan erat dengan personality (kepribadian) seseorang, sehingga ia bisa disebut orang yang berkarakter jika perilakunya sesuai dengan etika atau kaidah moral. Meskipun demikian, kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin seseorang yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai karakter.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik dan unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan).dirinya.dan,disertai.dengan.kesadaran,.emosi.dan perasaannya.

(37)

16

Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata- kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai karakter seseorang.

(Kurniawan, 2013:29)

b. Pilar-pilar Pendidikan Karakter

Menurut (Hasan, 2010:4) dalam Yaumi, Pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif Nilai-nilai karakter tersebut harus dapat terintegrasi dalam mengolah pikir (kognisi:pengetahuan), rasa (afektif: sikap), hati atau kalbu (spiritual), dan raga (psikomotorik:

keterampilan). Dalam tulisan ini nilai-nilai karakter yang terbagi dalam keempat bagian itulah yang disebut dengan pilar-pilar pendidikan karakter.

1) Olah Pikir

Beberapa istilah yang berkenaan dengan olah pikir adalah otak (brain), pikiran (mind), dan cipta (thought). Ketiga istilah ini telah banyak dikaji dan didalami sehingga diyakini dapat mempengaruhi kemajuan pendidikan, baik kemajuan kajian teoretis maupun dalam implementasinya termasuk dalam pendidikan karakter itu sendiri.

Pertama, otak manusia (brain), adalah pusat dari sistem syaraf manusia. Otak manusia memiliki struktur umum yang sama seperti otak mamalia lain, tetapi lebih besar dari ukuran otak kera. Perkiraan untuk jumlah neuron manusia dari

(38)

17

80-120 triliun yang terdapat diotak dan setiap neuron dapat mengakses dan menyimpan jutaan informasi .

Kedua, The American Heritage Dictionary of the English Languange mendefinisikan pikiran (mind) sebagai proses sadar dan bawah sadar secara kolektif dalam suatu makhluk berakal yang mengarahkan dan memengaruhi perilaku mental dan fisik.

Ketiga, cipta (pikiran). Mungkin istilah ini kurang tepat tetapi digunakan untuk membedakan antara mind dan thought. Pada hakikatnya, pemikiran atau berpikir pada umumnya mengacu pada setiap aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran subjektif individu.

Pikiran juga merujuk pada tindakan berpikir atau hasil ide-ide atau pengaturan ide. Konsep serupa mencakup kognisi, kesanggupan, kesadaran, dan imajinasi.

Pengembangan pendidikan karakter melalui domain olah pikir terdiri atas cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Iptek, dan reflektif.

2) Olah Rasa

Rasa (feeling) adalah nominalisasi kata kerja untuk merasa. Dalam bahasa inggris kata feeling digunakan untuk menjelaskan perasaan fisik dari sentuhan pengala man atau persepsi. Kata ini juga digunakan untuk menggambarkan pengalaman atau persepsi, selain perasaan fisik, seperti perasaan kehangatan. Dalam Psikologi, kata rasa biasa dirujuk pada pengalaman emosi subjektif. (Artinya, rasa merujuk pada pengelolaan kekuatan perasaan batin atau emosi jiwa yang dipandang sebagai suatu kecerdasan.

Menurut (Golemen 1995: 43) dalam Yaumi, Kecerdasan emosional adalah potensi bawaan untuk merasakan, belajar dari, menglola dan menjelaskan emosi. Olah rasa juga

(39)

18

merujuk pada domain afeksi. Ketika merumuskan tujuan pembelajaran dalam domain afektif, mendefinisikan domain afeksi sebagai tujuan pembelajaran yang menekankan perasaan, emosi, atau tingkat penerimaan atau penolakan.

Tujuan afektif berbeda-beda mulai dari perhatian yang bersifat sederhana sampai dengan fenomena untuk kualitas yang kompleks tetapi secara internal sesuai dengan kualitas karakter dan kesadaran. Domain afektif bersentuhan langsung dengan minat, sikap, apresiasi, nilai-nilai, dan emosi. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa rasa merupakan salah satu aspek yang menjadi tujuan pembelajaran dan berhubungan langsung dengan kualitas karakter manusia.

Adapun karakter-karakter yang terbentuk dari definisi diatas yaitu, Ramah, saling menghargai, suka menolong, sederhana, toleran, nasionalis, mengutamakan kepentingan umum, kooperatif, dan kolaboratif.

3) Olah Hati

Terminologi hati dapat merujuk pada makna fisik sekaligus makna batin. Secara jasadiah, kata heart dalam bahasa inggris sering diterjemahkan dengan “hati” dalam bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa arab qalb atau sering ditulis dan diucapkan kalbu. Jadi, hati dari fisik berarti bagian badan yang paling vital dalam diri manusia yang terletak pada bagian dalam dada kanan manusia.

Secara rohaniah, kalbu merujuk pada makna spiritual sebagai pusat dari semua bentuk emosi (intelektual dan spiritual) yang diyakini sebagai kemampuan penyeimbang antara intelligence quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).

Olah hati di sini merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengelola aspek-aspek spiritual yang dapat membentuk

(40)

19

karakter manusia. Jadi, yang dimaksud dengan olah hati adalah kapasitas atau kemampuan hidup manusia yang bersumber dari hati yang paling dalam (inner capacity) yang terilhami dalam bentuk kodrat untuk dikembangkan dan ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup.

Dalam terminologi agama hati dipandang sebagai sesuatu yang amat halus, tidak kasat mata, tidak dapat diraba, bersifat robbani, mengacu pada rohani yang merupakan jati diri dan hakikat manusia untuk mengenal, mengetahui, dan mengerti tentang sesuatu. Hati tempat bersemayam segala kebaikan dan juga keburukan sebagaimana Hadis Rasulullah SAW:

“Ketahuilah dalam diri manusia ada segumpal daging (mughdah), apabila kondisinya baik, maka baik pula semua jasad (manusia). Dan apabila kondisinya buruk, maka buruk semua jasad, ketahuilah, mudghah itu adalah hati.” (HR.

Muslim)

Hati atau modghah dalam hadis tersebut bermakna rohaniah bukan hati dalam pengertian jasadiah yang berarti liver. Hati dari aspek rohaniah merupakan inti bermuaranya segala bentuk kebaikan dan keburukan. Banyak sekali ayat al- Qur’an yang berbicara tentang pentingnya memelihara hati karena (qalb) sebagai tempat terbitnya cahaya iman seperti dalam QS. Az- Zumar (39:22):

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”

(41)

20

Jika ayat tersebut diperhatikan lebih dalam, maka dapat diperoleh pemahaman bahwa ketika Allah menggambarkan hati sebagai cahaya iman, digunakan kata shadr yang berarti hati memiliki kesadaran, sedangkan ketika menjelaskan hati yang membantu, dijelaskan dengan kata qalb yang makna dasarnya berarti hati yang bolak-balik, kadang-kadang beriman dan kadang-kadang tidak beriman atau hati yang membatu, seperti dalam QS. Al-Mutaffiifin (83:14):

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”

Kata qalb dalam ayat ini menerangkan tentang keadaan hati yang tertutup yang tidak menerima wahyu dari Allah SWT.

Selain dari kata shadr dan qalb, dalam ayat lain hati juga dinamai fuad seperti dalam QS. An-Najm (53:11):

“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.”

Kata fuad dalam ayat ini digunakan untuk menggambarkan kondisi hati ketika melihat dan menyaksikan secara nyata tentang suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi yang sama sekali tidak dapat dibantah dengan argumen apapun. Hati disini tempat bersemayamnya makrifat kepada Allah. Dengan demikian, olah hati merujuk pemanfaatan kesadaran, pengendalian qalb, pemeliharaan fuad dalam berinteraksi secara vertikal dengan Tuhan dan berhubungan horizontal dengan manusia lain dan seluruh alam. Pensucian terhadap keberadaan shadr, qalb, dan fuad inilah yang melahirkan karakter-karakter seperti beriman, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.

(42)

21 4) Olah Raga

Beberapa istilah dalam pembelajaran yang sering dihubungkan dengan pengolahan fisik (jasad) adalah olah (mengolah) raga, kinestetik atau taktil, dan psikomotor. Olah raga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh atau jasmani.

Olah raga adalah aktivitas untuk melatih tubuh, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani.

Dalam hubungannya dengan pendidikan karakter yang menjadi fokus kajian dalam bagian ini, olah raga, kinesterik, atau taktil, dan psikomotor yang mengarah kepada pengolahan fisik atau jasad dapat membentuk karakter- karakter disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, ceria, gigih, bekerja keras, dan berdaya saing. Karakter-karakter seperti ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa yang kuat dan disegani. (Yaumi, 2014: 45-58)

c. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

Berdasarkan pilar-pilar pendidikan karakter di atas, maka nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dibangun melalui proses pembelajaran mencakup 18 karakter antara lain:

1) Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutny, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur

(43)

22

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3) Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, atau didengar.

10) Semangat Kebangsaan

(44)

23

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12) Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14) Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15) Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17) Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab

(45)

24

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan YME. (Kurniawan, 2013:41)

Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan.

Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilak sanakan, seperti: bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun. (Kemdiknas, 2011:8)

B. Kerangka Berpikir

Berikut ini adalah badan kerangka berpikir Pengaruh Pembelajaran PKn Untuk Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Siswa SD.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn

Pembentukan Nilai-nilai Karakter mencakup empat domain antara lain:

1. Olah Pikir 2. Olah Rasa 3. Olah Hati 4. Olah Raga Ruang Lingkup PKn:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa 2. Norma, Hukum

dan peraturan 3. Hak Asasi

Manusia

4. Kebutuhan dan konstitusi negara 5. Kekuasaan dan

Politik 6. Pancasila 7. Globalisasi

(46)

25

Pendidikan tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual saja melainkan moral dan nilai menjadikan rujukan yang penting untuk dikembangkan kepada siswa di era globalisasi yang semakin memprihatinkan. Maka dibutuhkanlah pembelajaran pendidikan PKn yang mengandung nilai-moral, norma dan akhlak untuk peserta didik dikalangan pendidikan sekolah dasar sebagai pondasi watak dan jiwa mereka dikemudian hari supaya tidak terombang ambing. Selain itu, pembelajaran PKn dalam pendidikan karakter sangat strategis untuk membangun kepribadian siswa menjadi generasi muda yang tidak hanya memiliki kecerdasan secara intelektual saja, namun juga kebaikan karakter sosial, moral, dan agama. Oleh karena itu, Pendidikan karakter sangat penting sebagai pondasi dasar siswa dalam menjalankan kehidupan sehari- harinya.

C. Hipotesis Penelitian

Rumusan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan nilai-nilai karakter siswa Sekolah Dasar.

(47)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Peninggilan, yang beralamat di jln. Raden Fatah no.2 Parung serab Ciledug, Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai dengan Mei 2018 dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Ags 1 Penyerahan Proposal

2 Bab I-III

3 Penyusunan Instrumen

4 Penentuan Sampel

5 Pengambilan Data

6 Analisis Data

7 Penyusunan Laporan

8 Ujian Skripsi

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

(48)

27

penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

(Sugiyono, 2009:9)

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jenis survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar Variabel. (Darmadi 2014: 43).

Metode survey ini bertujuan untuk mengetahui antara satu variabel dengan variabel-variabel yang lain. Metode ini diharapkan dapat menemukan pengaruh antara dua varibel yaitu: pembelajaran PKn (variabel x) dengan nilai-nilai karakter (variabel y).

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2015:60) menjelaskan bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yakni variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas.

Sugiyono (2015:61) mengemukakan bahwa “variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pembelajaran PKn (X).

(49)

28 b. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2015: 61), “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian variabel dependennya yaitu nilai-nilai karakter (Y).

2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini, variabel yang diteliti yaitu variabel pembelajaran PKn(X) dan variabel nilai-nilai karakter siswa SD (Y). Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional sebagai berikut:

a. Variabel pembelajaran PKn (X)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran pokok yang harus ditempuh oleh siswa sekolah dasar (SD). Tujuan utama mata pelajaran PKn di SD yaitu memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

b. Variabel nilai-nilai karakter (Y).

Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dibangun melalui proses pembelajaran mencakup 18 karakter antara lain yaitu, religius, jujur, toleransi, Disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(50)

29

(Sugiyono 2015: 117). Populasi tidak hanya berupa orang, bisa saja berupa benda ataupun objek lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Peninggilan 3 yang berjumlah 40 anak.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015 : 118), sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik sampling jenuh.

Menurut Riduwan (2010:21) menyatakan bahwa teknik sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD Negeri Peninggilan 3

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

Responden

1 5 A 16 24 40

2 5 B 18 22 40

E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dipandang sebagai alat pengukur data variabel yang diteliti. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2015:147) bahwa instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu berupa lembaran pernyataan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pengaruh pembelajaran PKn untuk pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD.

Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh data melalui pengumpulan data angket:

(51)

30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

No Variabel Aspek Indikator No

Item 1 Pembelajaran PKn Melaksanakan Hak

dan Kewajiban sebagai warga negara

a. Mendapat perlakuan adil (nilai) dari guru dan perlindungan

b. Mendapat bimbingan dari guru dan pendidikan c. Berhak meminjam buku di

perpustakaan d. Berhak mempunyai

banyak teman

e. Berhak menggunakan fasilitas yang ada di Sekolah

f. Ikut bertanggung jawab atas fasilitas yang ada di sekolah

g. Taat kepada Guru dan Kepala Sekolah h. Membantu kelancaran

pelajaran dikelas i. Menjaga nama baik

sekolah, guru maupun pelajar lainnya baik didalam maupun luar sekolah

j. Menghormati guru dan saling menghargai sesama murid

k. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah

1,2

3,4,5

6,7

8

9

9,10

11

12

13

14

15

(52)

31

No Variabel Aspek Indikator No

Item 2 Nilai-nilai Karakter 1. Olah Pikir a. Belajar dengan giat

b. Mandiri dalam mengerjakan tugas c. Tidak menyontek ketika

ulangan

16 17

18

2. Olah Rasa a. Suka menolong teman b. Bekerja sama dalam tugas

kerja kelompok

19 20

3. Olah Hati a. Rajin menjalankan ibadah b. Selalu bersikap jujur c. Berempati terhadap teman

yang terkena musibah

21 22 23 24

4. Olah Raga a. Berpenampilan bersih dan rapih

b. Selalu datang ke sekolah tepat waktu

c. Tidak jajan sembarangan 25 26 27,28, 29 30

Instrumen penelitian dibuat dalam bentuk pernyataan yang jawabannya sudah disediakan dari butir peryataan dengan model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Riduwan, 2010: 87). Setiap butir pertanyaan diberi pernyataan sering (A), kadang-kadang (B), jarang (C), tidak pernah (D). Pengisian jawaban ditandai dengan tanda silang (X) pada tiap butir penjelasan. Setiap butir

(53)

32

penyelesaian berisi 1 sampai dengan 4 situasi tingkat jawabannya dalam bentuk skala interval. Skala interval instrumen dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Instrumen

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket/kuisioner

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Menurut Sugiyono (2015:199) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnyayang berisi pernyataan-pernyataan mengenai persepsi responden tentang pembelajaran PKn dan nilai-nilai karakter siswa SD kelas V Peninggilan 3, guna untuk mendapatkan jawaban tertulis.

Kuisioner dalam penelitian ini menggunakan kuisioner berbentuk skala.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert .

2. Dokumentasi

No Pernyataan Positif

1. Sering (A) 4

2. Kadang-kadang (B) 3

3. Jarang (C) 2

4. Tidak Pernah (D) 1

(54)

33

Selain teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan angket/kuesioner, pada penelitian ini juga mengumpulkan data dengan teknik dokumentasi. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tuisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseoran. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain- lain. Study dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

(Sugiyono, 2015:329).

Dokumentasi merupakan melakukan pencatatan berbagai dokumen yang ada. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh hasil data yang lebih kredibel tentang pengaruh pembelajaran PKn untuk pembentukan nilai-nilai karakter siswa SD dengan didukung oleh foto- foto atau karya tulis akademik dan seni yang ada.

G. Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Data-data tersebut dianalisis dengan tahapan, antara lain:

1. Deskriptif Data

Menurut Sugiyono (2015:147), pengertian analisis deskriptif adalah Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian

(55)

34

dimana penulis turut berpartisipasi dilapangan dengan mencatat segala kejadian, melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan untuk dibuatkan laporan hasil penelitiannya.

a. Uji Coba Instrumen 1) Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan/kesahihan suatu alat ukur (Riduwan 2010:

211). Suatu instrumen yangvalid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakanvalid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan selain itu juga dapatmengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Rumus yang digunakan untuk uji validitas dengan teknik product moment yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

n : jumlah responden X : skor variabel

Y : skor total dari variabel (jawaban responden)

Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan harga r product moment, dengan menetapkan taraf signifikan 5%, jika rxy > rtabel, maka instrumen dikatakan valid. Namun sebaliknya, apabila rxy < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kestabilan atau kekonsistenan jawaban dari suatu instrumen penelitian meskipun digunakan berulang kali terhadap subjek yang sama.

(56)

35

Pada kenyataannya, suatu instrumen penelitian jarang sekali digunakan secara berulang – ulang terhadap subjek yang sama, sehingga untuk mengetahui apakah suatu instrumen reliabel atau tidak, dapat diperoleh dari hasil pengujian, yaitu uji reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen penelitian, dapat diketahui dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitasnya minimal 0,6 (Sugiyono 2015: 220).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

b. Uji Persyarat Analisis a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teknik kolmogrov smimov dengan rumus sebagai berikut (Supardi, 2014:134)

Z=

s x x −

Dimana x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan standar deviasi sampel. Taraf signifikan yang digunakan adalah α= 5%

dengan hipotesis yang akan diujikan, yaitu:

Gambar

Tabel  3.2  Sampel Penelitian   SD Negeri Peninggilan 3
Tabel 3.3  Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4  Skala Instrumen
TABEL DISTRIBUSI VARIABEL  Variabel X  Statistics  Pembelajaran PKn   N  Valid  40  Missing  0  Mean  50,55  Std

Referensi

Dokumen terkait

Persoalannya, di mana hakekat qiyas irfan, takwil atau syathahât irfan di atas, sebab apa yang diungkapkan para tokoh irfan tersebut ternyata tidak sama, meski mereka

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bagian daun mangga yang terserang penyakit blight, gejala yang tampak adalah Bercak dengan warna coklat

Berdasarkan arti bahasa tentang agama, religi dan dien tersebut jika dikaitkan dengan Islam yang diungkap oleh Zuhairini bahwa Secara etimologis kata Islam berasal

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081,

Izin gangguan/ Hinder Ordonnantie (HO) Berdasarkan Perwako Nomor 9 tahun 2016 tentang tata cara pemberian, pembinaan, dan pengawasan Izin gangguan/ Hinder Ordonnantie

Pembiayaan Al-Mud } a &gt; rabah adalah bagian dari produk sebuah lembaga keuangan syariah, dan pembiayaan ini juga menjadi produk unggulan di Baitu-t Tamwil

1) Telah dapat dibuat prototype integrasi data morbiditas pasien rawat jalan puskesmas, dengan simulasi pengiriman data menggunakan crontab. 2) Perancangan data

Dari tabel tersebut didapatkan data bahwa sebelum dilakukan perawatan ulkus dengan menggunakan hidrokoloid kunyit 1% skor BWAT dari ketujuh responden antara 33- 39, sedangkan