• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN 2443-1109

Halaman 452 dari 460

PENERAPAN MODUL PRAKTIKUM SIG DALAM PEMBUATAN PETA DIGITAL PADA KELOMPOK GURU BIDANG STUDI GEOGRAFI

KABUPATEN SOPPENG

Rahma Hi. Manrulu1,Andi Jumardi2, Aryadi Nurfalaq3

Universitas Cokroaminoto Palopo1,2,3

rahma_manrulu@yahoo.com1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan peta digital bagi guru-guru geografi se-Kabupaten Soppeng dengan menerapkan modul praktikum SIG. Pelaksanaanpenelitian ini dibagi beberapa tahap yaitu persiapan (observasi, wawancara dan penyusunan modul), pelaksanaan dan evaluasi (pengambilan data). Hasil penelitian diperoleh 80% peserta memiliki keterampilan dalam membuat peta digital dengan kategori Tinggi sedangkan 20% peserta dalam kategori Sangat Tinggi, 60% peserta media pelatihan yang digunakan kategori Baik sedangkan 40% peserta kategori Sangat Baik, 80% peserta menganggap metode pelatihan yang digunakan kategori Baik sedangkan 20% peserta kategori Sangat Baik. Penerapan modul praktikum SIG dapat memberikan keterampilan dalam membuat peta digital bagi guru-guru geografi Kabupaten Soppeng. Penguasaan keterampilan pembuatan peta digital dalam pelatihan didukung oleh aspek penggunaan media pelatihan dan penerapan metode pelatihan yang baik.

Kata kunci: modul praktikum, peta digital 1. Pendahuluan

Salah satu cabang ilmu geografi adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah diterapkan di berbagai bidang.SIG didefinisikan sebagai suatu alat/media untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data-data beratribut geografis (data geospasial) yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan manajemen SDA, lingkungan, transportasi, masalah perkotaan dan administratif (Burrough, 1986 dalam Indarto 2013). SIG juga didefinisikan sebagai suatu sistem database dimana hampir semua data terstruktur secara geospasial dan adanya suatu prosedur yang bekerja untuk memberikan informasi tentang suatu objek geospasial di dalam database tersebut (Smith et at 1987 dalam Indarto, 2013).

Di era digital saat ini, pemetaan dibuat dalam bentuk peta digital. Dalam keterampilan dasar pembuatan peta digital, ada tiga aspek yang harus dikuasai. Ketiga aspek tersebut antara lain keterampilan georeferensi, digitasi dan layout(Jumardi et al, 2016:704). Menurut Chang (2004:149) georeferensi adalah proses yang menggunakan satu set titik kontrol untuk mengkonversi citra dari koordinat citra ke koordinat dunia sebenarnya. Prosedur georeferensidata raster menggunakan ArcGIS dimulai dengan menambahkan titik kontrol. Kemudian menginput titik koordinat garis lintang dan garis bujur pada peta kedalam baris X dan Y pada ArcGIS. Selanjutnya tambahkan informasi titik koordinat minimal 4 titik referensi yang lain sebagai titik kontrol.

(2)

Halaman 453 dari 460 Dalam bidang studi geografi Kurikulum 2013 (K13) terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dipenuhi oleh para peserta didik terutama yang berkaitan dengan SIG.Kompetensi dasar tersebut antara lain menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk TYME untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi penginderaan jauh, peta, serta SIG, menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab dalam menyajikan contoh hasil analisis penerapan informasi geografis melalui peta dasar dan peta tematik serta SIG, menganalisiscitra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi, menganalisis pemanfaatan peta dan SIG untuk inventarisasi SDA, perencanaan pembangunan, kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana, mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi, menyajikan contoh hasil analisis penerapan dasar-dasar pemetaan danSIG dalam kehidupan sehari-hari,membandingkan pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dengan kota dengan menggunakan peta tematik.

Berdasarkan hasil kegiatan survei awal (observasi) dan wawancara langsung dengan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bidang studi Geografi se-Kabupaten Soppeng diperoleh informasi bahwa keterampilan guru-guru bidang studi geografi di Kabupaten Soppeng belum memiliki keterampilan yang memadai dalam pembuatan peta digital. Guru-guru bidang studi geografi belum pernah memberlakukan praktikum pemetaan dan pembuatan peta dijital berbasis SIG. Dalam bidang studi geografi ditingkat SMA terdapat materi tentang SIG dimana guru masih mengandalkan teori dalam menjelaskan secara konsep tentang materi SIG. Hal ini diakibatkan karena pengetahuan guru tentang penerapan atau penggunaan aplikasi pemetaan berbasis SIG masih kurang. Selain itu diakibatkan karena keterbatasan fasilitas dan kurangnya kegiatan pelatihan dalam pemanfaatan IT yang diikuti oleh guru. Keterlibatan guru dalam mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan SIG baik di tingkat provinsi maupun tingkat nasional masih sangat terbatas. Oleh karena itu kemampuan guru dalam memanfaatkan aplikasi SIG khususnya dalam visualisasi objek-objek yang ada di permukaan bumi secara geospasial perlu ditingkatkan.

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu penerapkan modul praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan peta digitalbagi guru-guru geografi se-Kabupaten Soppeng dengan menerapkan modul praktikum SIG.

Adapun penelitian terdahulu yang relevan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

(3)

Halaman 454 dari 460

1. Penelitian Jumardi et al (2016) berjudul“Penerapan Modul Pelatihan SIG untuk Meningkatkan Keterampilan Pemetaan bagi Mahasiswa Fisika Sains Universitas Cokroaminoto Palopo”.

2. Penelitian Murjainah dan Utomo (2018) berjudul “Pengaruh Praktikum Sistem Informasi Geografis terhadap Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam Membuat Peta Berbasis ARCGIS”.

3. Penelitian Jumardi et al (2018)berjudul “PKM Kelompok Guru Bidang Studi Geografi Kabupaten Soppeng”.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitiandilaksanakandalam beberapa tahapan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Kegiatan pelatihan pembuatan peta digital untuk kelompok guru bidang studi geografi ini melalui beberapa tahapan yang meliputi: 1. Persiapan, tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:

a. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di lokasi penelitian.

b. Wawancara dilakukan dengan ketua MGMP Kabupaten Soppeng untuk bidang studi geografi dan guru bidang studi geografi dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan oleh kelompok guru geografi berkaitan dengan pelatihan pembuatan peta digital.

c. Penyusunan modul pelatihan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pelaksanan kegiatan, meliputi materi dasar-dasar SIG, pengenalan software ArcGIS, pengenalan GPS, georeferencing, digitasi, editing data, pengolahan data atribut, layout peta.

(4)

Halaman 455 dari 460 Gambar 1. Flowchartpelaksanaan penelitian

2. Pelaksanaan kegiatandibagi beberapa tahap yaitu: a. Penjelasan konsep dasar SIG.

b. Pengenalan software ArcGIS dan instalasi software ArcGIS.

c. Pembuatan peta yang meliputi georeferensi, digitasi, pengolahan data atribut dan layout.

d. Fieldtrip, pengambilan data koordinat beberapa objek di lapangan menggunakan GPS.

e. Pengolahan dan analisis data lapangan.

3. Evaluasi, tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan, sehingga dapat dilakukan penyempurnaan apabila ditemui kekurangan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilanpeserta dalam pembuatan peta digital. Evaluasi dilakukan dengan dua cara meliputi:

a. Pemberiantugas: untuk mengukur penguasaan materi dimana peserta membuat peta administrasi Kabupaten Soppeng sesuai dengan format yang ditentukan. b. Kuisioner: dimaksudkan untuk mengetahui respon peserta mengenai pelatihan

ini, sehingga dapat diketahui ketercapaian tujuan pelatihan.

3. Hasil dan Pembahasan Hasil

Pelatihan pembuatan peta digitaldilaksanakan selama dua hari di Kabupaten Soppeng. Peserta terdiri dari guru-guru bidang studi Geografi yang tergabung dalam MGMP bidang studi geografi se-Kabupaten Soppeng. Kegiatan hari pertama yaitu

(5)

Halaman 456 dari 460

instalasi ArcGIS pada notebook masing-masing peserta. Kemudian dilanjutkan dengan materi dasar – dasar ArcGIS. Dalam materi dasar-dasar ArcGIS peserta belajar memasukkan data ke dalam ArcGIS, georeferensi peta, digitasi dan layout peta.

Kegiatan hari kedua, peserta melakukan fieldtrip untuk memdapatkan koordinat beberapa objek-objek di sekitar lokasi pelatihan seperti objek wisata permandian Ompo, Pemakaman raja-raja Soppeng, Istana Juliana dan Taman Kalong. Data –data yang diperoleh kemudian diolah dan diplot dalam ArcGIS.

Diakhir pelatihan dilakukan evaluasi terhadap keterampilan peserta yang diperoleh dari pelatihan. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam evaluasi tersebut yaitu aspek keterampilan peserta, media pelatihan, metode pelatihan dan pelaksanaan pelatihan.

Berdasarkan hasil evaluasi peserta dari segi aspek keterampilan peserta membuat peta digital diperoleh bahwa semua peserta telah memiliki keterampilan membuat peta digital. Hal ini dapat dilihat pada grafik Gambar 2. Grafik tersebut memperlihatkan bahwa 80% peserta memiliki keterampilan dalam membuat peta digital dengan kategori Tinggi sedangkan 20% peserta lainnya memiliki keterampilan membuat peta digital dalam kategori Sangat Tinggi.

Gambar 2. Grafik keterampilan membuat peta digital peserta

Ditinjau dari aspek media pelatihan yang digunakan, sebagian besar peserta mengungkapkan bahwa media pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini kategori Baik. Hal ini dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 3. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa 60% peserta menganggap media pelatihan yang digunakan kategori Baik sedangkan 40% peserta lainnya menganggap media pelatihan yang digunakan kategori Sangat Baik.

0 50 100 P e rsen Kategori

Grafik Gambaran Keterampilan

Membuat Peta Digital Peserta

(6)

Halaman 457 dari 460 Gambar 3. Grafik penggunaan media pelatihan

Ditinjau dari aspek metode pelatihan yang digunakan, sebagian peserta mengungkapkan bahwa metode pelatihan yang diterapkan dalam pelatihan ini kategori Baik. Hal ini dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 4. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa 80% peserta menganggap metode pelatihan yang digunakan kategori Baik sedangkan 20% peserta lainnya menganggap metode pelatihan yang digunakan kategori Sangat Baik.

Gambar 4. Grafik penerapan metode pelatihan

Ditinjau dari aspek pelaksanaan pelatihan pembuatan peta digital, sebagian besar peserta mengungkapkan bahwa pelaksanaan pelatihan pembuatan peta digital berjalan Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 5. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa 90% peserta menganggap bahwa pelatihan dilaksanakan dengan Sangat Baik sedangkan 10% peserta lainnya menganggap bahwa pelatihan yang dilaksanakan dengan Baik.

0 100 P e rsen Kategori

Grafik Penggunaan Media

Pelatihan

0 100 P e rsen Kategori

Grafik Penerapan Metode

Pelatihan

(7)

Halaman 458 dari 460

Gambar 5. Respon peserta terhadap pelatihan pembuatan peta digital

PEMBAHASAN

Peserta yang mengikuti pelatihan adalah guru-guru geografi lama sehingga belum familiar dengan aplikasi pemetaan digital. Materi yang disajikan dalam pelatihan ini merupakan materi termutakhir yang belum pernah mereka dapatkan sehingga menambah wawasan peserta. Walaupun materi yang diberikan baru bagi mereka, peserta antusias mengikuti setiap materi sehingga dapat menguasai materi yang diberikan. Keberhasilan peserta pelatihan menguasai materi ditentukan oleh beberapa aspek yaitu aspek media pelatihan yang digunakan dan metode pelatihan yang diterapkan.

Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan peserta menguasai materi pelatihan adalah penggunaan media pembelajaran. Media pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini berupa modul pelatihan. Modul pelatihan yang diberikan memiliki tampilan yang menarik. Materi-materi yang dimuat dalam modul tersebut sangat jelas langkah-langkahnya dan mudah diikuti sehingga dapat membantu peserta dalam hal menguasai keterampilan dan wawasan peserta dalam hal ini pembuatan peta digital. Sebagai media tambahan, peserta juga diberikan video tutorial yang dapat digunakan oleh peserta untuk latihan di rumah maupun di sekolah ketika proses pelatihan selesai. Aspek lain yang mempengaruhi keberhasilan peserta dalam menguasai materi pelatihan yang diberikan adalah aspek penerapan metode pelatihan. Metode pelatihan yang diterapkan lebih interaktif membuat suasana pelatihan lebih santai. Peserta tidak segan untuk bertanya ketika mengalami ketertinggalan materi. Disamping itu, durasi setiap materi yang diberikan sangat proporsional. Hal ini membantu peserta dalam meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diberikan. Pelatihan yang dikemas dalam bentuk fieldtripyang diberikan dibuat menyenangkan dengan

0 100 P er sen Kategori

Grafik Respon Peserta

Pelatihan

(8)

Halaman 459 dari 460 mengunjungi objek-objek wisata. Hal ini dapat membuat pikiran peserta segar kembali sehingga tidak terbebani dengan materi yang padat dan tugas yang diberikan.

Gambar 6. Tim memberikan materi dan fieldtripdalam pelatihan

Secara umum, kegiatan pelatihan yang dilaksanakan berjalan lancar. Kelancaran kegiatan ini dapat dilihat dari peserta yang dapat menguasai materi pelatihan. Disamping itu juga, media pelatihan yang disiapkan dan metode pelatihan yang telah direncanakan dapat diterapkan dengan maksimal sehingga kegiatan pelatihan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

5. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan modul praktikum SIG dapat memberikan keterampilan dalam membuat peta digital bagi guru-guru geografi Kabupaten Soppeng. Penguasaan keterampilan pembuatan peta digital dalam pelatihan didukung oleh aspek penggunaan media pelatihan dan penerapan metode pelatihan yang baik.

Saran

Dari kegiatan pelatihan ini dapat disarankan beberapa hal, diantaranya:

1. Kegiatan pelatihan yang sangat menarik sehingga perlu dilaksanakan dimana mendatang untuk membimbing guru-guru geografi di Kabupaten Soppeng. 2. Waktu pelaksanaan yang cukup singkat, hanya dua hari. Semoga diwaktu waktu

mendatang durasi pelaksanaan pelatihan bisa ditambah lebih lama lagi.

Daftar Pustaka

[1] Chang, Kang Tsung. 2004. Introduction to Geographic Information Systems. The McGraw-Hill Companies. New York.

[2] Indarto. 2013. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[3] Jumardi, Andi., Nurfalaq, Aryadi., Busrah, Zulfiqar. 2016. Penerapan Modul Praktikum SIG untuk Meningkatkan Keterampilan Pemetaan bagi Mahasiswa

(9)

Halaman 460 dari 460

Fisika Sains Universitas Cokroaminoto Palopo. Prosiding Seminar Nasional. ISSN 2443-1109, Vol.02, Hal 701-708.

[4] Jumardi, Andi., Nurfalaq, Aryadi., Manrulu, Rahma Hi. 2018. PKM Kelompok Guru Bidang Studi Geografi Kabupaten Soppeng. MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatVolume 1 Nomor 2Agustus 2018.

[5] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi DasarGeografiSekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).

[6] Murjainah., Utomo, Budi. 2018. Pengaruh Praktikum Sistem Informasi Geografis terhadap Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam Membuat Peta Berbasis ARCGIS. Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018.

Gambar

Gambar 2. Grafik keterampilan membuat peta digital peserta
Gambar 4. Grafik penerapan metode pelatihan
Gambar 5. Respon peserta terhadap pelatihan pembuatan peta digital
Gambar 6. Tim memberikan materi dan fieldtripdalam pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaaan yang gampang, seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa

Bimbingan sosial pada dasarnya menyangkut pengembangan, pemahaman tentang keragaman budaya atau adat istiadat, sikap-sikap sosial (sikap.. Untuk memberikan motivasi

Sedangkan motivasi dari 20 atlet yang menjadi responden diperoleh hasil kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang (5%), kategori tinggi sebanyak 4 orang (20%), kategori sedang

Gambar 3 di atas memperlihatkan skema pengendalian mesin penggulung kumparan motor listrik berbasis mikrokontroler. Mesin penggulung ini dikontrol dengan input dari

Berdasarkan pada uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut hal- hal yang berkaitan strategi inovasi atribut produk yang terdiri dari kualitas produk, fitur produk

Tipe gejala nematoda pada wortel yang ditemukan di daerah Jawa Barat lebih bervariasi dibanding dari Sulawesi Selatan, yaitu umbi bercabang, bulat dan bercabang,

Dari pembahasan analisa sensitivitas diketahui bahwa kenaikan komponen biaya bahan baku kedelai sebesar 22,3% dari perhitungan biaya yang telah ditetapkan

Perlindungan tangan Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian