• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU. Tua Tindaon 1 dan Rudi Iskandar 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU. Tua Tindaon 1 dan Rudi Iskandar 2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA

JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU Tua Tindaon1 dan Rudi Iskandar2

1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :marisitindaon@gmail.com

2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : sipil_s2_usu@yahoo.com

ABSTRAK

Setiap Pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, ter- masuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah menghi- tung dan membandingkan kapasitas daya dukung, menghitung penurunan pondasi tiang pancang pada Proyek Jembatan Sungai Penara Jalan Akses Non-Tol Kualanamu. Kapasitas daya dukung tiang pan- cang dengan metode statis dihitung berdasarkan data- data lapangan (SPT), sedangkan metode dina- mis dihitung berdasarkan data lapangan yaitu data kalendering dan PDA yang diperoleh saat peman- cangan. Metode statis untuk data lapangan (SPT) diperoleh kapasitas daya dukung ultimit tiang tung- gal Qu= 183,94 ton, dan daya dukung ultimit tiang kelompok Qu= 2998,75 ton. Berdasarkan metode dinamis untuk data kalendering (Metode Hilley) diperoleh kapasitas daya dukung ultimit tiang tunggal Qu= 216,75 ton, dan daya dukung ultimit tiang kelompok Qu= 3533,45 ton. Daya dukung horizontal tiang tunggal sebesar 13,196 ton dengan defleksi 0,33 cm. Penurunan elastis tiang kelompok diperoleh 15,6 mm dengan menggunakan Qg metode Converse-Labarre dan penurunan menggunakan Qg metode Los Angeles Group diperoleh penurunan sebesar 17,52 mm. nilai kedua penurunan mendekati nilai penurunan pada test PDA yaitu sebesar 16,7 mm.

Kata kunci : Kapasitas daya dukung , SPT , Kalendering , PDA, Penurunan elastis ABSTRACK

Each foundation must be capable of supporting a load until all applicable safety limits, including suporting the maximum load that occurs. The purpose of this study was to calculate and compared the bearing capacity, calculate settlement of pile foundation at Bridge Penara River Bridge Project Non- Tol Road Access Kualanamu. Bearing capacity of piles with static methods is calculated based on the data field (SPT), while the method of dynamically calculated based on the field data is data obtained kalendering and PDA while driving operation. Static methods for data filed (SPT) ultimate bearing capacity singel pile Qu = 183.94 Ton, ultimate bearing capacity for group pile Qu = 2998.75 Ton.based on dynamic for kalendering (Hilley methods) bearing capacity ultimate singel pile Qu = 216.75 Ton and group pile ultimate bearing capacity Qu = 3533.45 Ton. Horizontal bearing capacity singel pile 13.19 Ton with deflection 0.33 cm. Elastic settlement for group pile 15.6 mm for Qg Converse- Labbare and elastic settlement for group pile 17.52 mm for Qg methods Los Angles Group. Value elastic settlement of both approaches methods elastic settlement from test PDA is 16.7 mm.

Keywords : Bearing Capacity, SPT, Kalendering, PDA, Elastic Settlement 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perencanaan fondasi tiang pancang, kemampuan menahan beban lateral dan aksial harus diperhitungkan dengan baik agar dapat menghasilkan suatu struktur fondasi yang kuat dan efisien.

Tiang pancang berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang akurat juga. Perencanaan fondasi tiang pancang mencakup berbagai tahapan studi kelayakan dan perencaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis. Untuk menghindari terjadinya kerusakan atau keruntuhan, suatu fondasi tiang pancang baik tunggal maupun tiang kelompok haruslah mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul konstruksi yang ada diatasnya.

(2)

1.2 Tujuan

Untuk menghitung dan membandingkan daya dukung fondasi tiang pancang dengan mengguna- kan data SPT, Kalendering dan PDA serta menghitung penurunan elastik yang terjadi pada fonda- si kelompok.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapasitas daya dukung tiang pancang dari hasil Standard Test Penetration (SPT) Daya dukung tiang pancang dari data SPT memakai Metode Meyerhoff.

Tanah non-kohesif

Daya dukung ujung fondasi diperoleh dari persamaan :

p p

b

p A Nspt A

D Nspt L

Q

 40 . . .  400 . .

(1)

Dimana,

N-SPT = Jumlah pukulan yang diperoleh dari percobaan SPT

= N-SPT yang digunakan Ncorr = (N1+N2)/2

= N1 adalah nilai N rata-rata 10D dari ujung tiang ke atas

= N2 adalah nilai N rata-rata 4D dari ujung tiang ke bawah D = Diameter tiang pancang (m)

Ap = Luas ujung tiang (m2)

Daya dukung selimut tiang pancang diperoleh dari persamaan :

i

s Nspt pL

Q

 2 . . .

(2)

Dimana,

N-SPT = Jumlah pukulan yang diperoleh dari percobaan SPT Li = panjang Tiang (m)

p = keliling tiang (m) 2.2 Data Kalendering

Daya dukung tiang pancang dari data Kalendering memakai Metode Hilley

P R

P R

R h

W W

W n W k k k S

h W e

 .

. ) 2 (

1 . Qu .

2

3 2 1

(3)

Dimana :

eh = Efisiensi hammer

k1 = kompresi sementara dari cushion (pile head & cushion)

k2 = koefisien yang dihitung dengan persamaan AE L Qu

.

k3 = koefisien kondisi tanah, yang dimana untuk tanah keras (batu, pasir sangat padat dan kerikil) = 0 dan untuk tanah tanah yang lainnya berkisar 2,5 mm – 5 mm.

WP = Berat tiang (Ton) WR = Berat hammer (Ton)

n = Koefisien restitusi antara ram dan pile cap h = Tinggi jatuh (cm)

WR x h = Energi palu (kg/cm)

(3)

2.3 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok Berdasarkan Efisiensi Metode Converse-Labarre

n m

n m m Eg n

. . 90

).

1 ( ).

1

1 (   

(4)

Dimana,

θ = arc tg d/s, dalam derajat, n = jumlah tiang dalam satu baris, m = jumlah baris tiang.

Metode Los Angeles Group

.( 1 ) ( 1 ) 2 .( 1 ).( 1 )

.

1  .      

m n m m n

n m s

Eg d (5)

Dimana,

d = diameter tiang, s = jarak pusat antar tiang , n = jumlah tiang dalam satu baris, m = jumlah baris tiang.

Daya Dukung Tiang Group

Qg = Eg . n . Qu (6)

Dimana :

Eg = efisiensi kelompok tiang

Qg = beban maksimum kelompok yang mengakibatkan keruntuhan n = Jumlah tiang dalam kelompok.

Qu = Beban maksimum tiang tunggal.

2.4 Penurunan Tiang Kelompok

Penurunan elastis tiang adalah penurunan yang terjadi dalam waktu dekat atau dengan segera se- telah penerapan beban (elastic settlement atau immediate settlement). Penurunan tiang kelompok (Meyerhoff, 1976) dapat dihitung sebagai berikut :

corr g

g N

I B q S

2 . . .

(7)

Dimana,

q = Tekanan pada dasar fondasi I = faktor pengaruh

Bg = Lebar Kelompok Tiang

N = Harga rata-rata N pada kedalaman ± Bg di bawah kaki fondasi.

L = Kedalaman fondasi tiang 2.5 Daya Dukung Horisontal

Fondasi tiang terkadang harus menahan beban lateral (horizontal), antara lain yang antara lain beban angin, beban gempa, dan beban lainnya. Beban-beban tersebut akan bekerja pada ujung atas (kepala tiang). Hal ini akan menyebabkan kepala tiang terdeformasi lateral. Hal ini akan me- nimbulkan gaya geser pada tiang dan tiang akan melentur sehingga timbul momen lentur. Metode yang digunakan dalam menghitung daya dukung horizontal adalah metode Broms.

Perilaku tiang dengan menghitung faktor kekakuan tiang (tanah non-kohesif)

5

.

nh

I

T  E (8)

(4)

Dimana :

nh = koefisien variasi modulus E = Modulus elastis tiang I = Momen inersia tiang

Daya dukung horizontal tiang Pada Tiang Panjang (tanah non-kohesif)

Kp

L B

Mmax

 . .

3

.

(9)

Kp B e Hu

Hu Mu

. . . 54 , 0

. 2

(10)

Dimana,

B = Diameter tiang (m) γ = Berat isi tanah (Ton/m3) L = Panjang tiang (m) Kp = Koefisien tanah pasif

Cara lain Untuk menentukan daya dukung horizontal adalah berdasarkan grafik, seperti grafik di bawah ini.

Gambar 1 Tahanan lateral ultimit dalam tanah non-kohesif Sumber : Tomlinson, 1977

Defleksi tiang horizontal untuk tiang panjang pada keadaan kepala tiang ujung jepit (ta- nah non-kohesif)

5 2 5

3

) .(

) (

93 . 0

p p h o

I E n

y  H (11)

Dimana :

H = daya dukung ijin horisontal nh = koefisien variasi modulus Ep = Modulus elastis tiang

(5)

Ip = Momen inersia tiang 2.6 Pembebanan Jembatan

Dalam perencanaan jembatan, pembebanan yang diberlakukan pada jembatan jalan raya, adalah mengacu pada standar RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan.

2.7 Distribusi Beban Pada Tiang Pancang

Kelompok tiang yang bekerja dua arah (x dan y), dipengaruhi oleh beban vertikal dan momen (x dan y) yang akan mempengaruhi terhadap kapasitas daya dukung tiang pancang.

Gambar 2. Beban sentris dan momen kelompok tiang arah x dan y Sumber : Sardjono Hs, 1988

 .

2

.

2

y y M x

x M n

Qi V Y i x i (12)

dimana :

Qi = Beban aksial pada tiang ke-i.

V = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang.

Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x.

My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y.

n = Banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang (pile group).

xi,yi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang nomor-i.

Σx2 = Jumlah kuadrat absis-absis tiang pancang.

Σy2 = Jumlah kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap text book dan jur- nal-jurnal terkait dengan fondasi tiang, permasalahan pada fondasi tiang, dengan desain dan pe- laksanaan pemancangan tiang.

Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi pengambilan data yang dianggap perlu.

Tahapan ketiga adalah Pelaksanaan pengumpulan data – data.

Data yang diperoleh adalah : 1. Data SPT

2. Data Kalendering

(6)

3. Data Tes PDA 4. Data uji laboratorium

Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data-data diatas berda- sarkan formula sebagai berikut:

1. Menghitung kapasitas daya dukung aksial tiang pancang antara lain:

a. Dari data SPT dengan Metode Meyerhoff.

b. Dari data kalendering Metode Hilley

2. Menghitung efisiensi tiang kelompok dengan metode : a. Metode Converse – Labarre

b. Metode Los Angeles Group

3. Menghitung penurunan elastis tiang kelompok dengan Metode Meyerhoff.

4. Menghitung daya dukung horizontal tiang tunggal dengan Metode Broms.

Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan dan membuat kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya dukung tiang pancang dari data SPT

Lokasi penyelidikan titik Boring Log adalah pada BH-V dan Elevasi muka tanah berada pada +7,192 m dan elevasi dasar pile cap pada +2,276 m. seperti Gambar 3 dibawah ini. Dan perhitun- gannya pada Tabel 1.

(7)

Pier 2

Elv. +2.276

Elv. +7.192 Muka Tanah Asli

Nilai N-SPT 0 10 20 30 40 50 60

MEDIUM SAND

COARSE SAND

COARSE SAND SOME CLAY

SILTY COARSE SAND MIXED TUFF

SILTY SAND MIXED TUFF

SILTY FINE SAND MIXED TUFF

SILTY SAND MIXED TUFF Elv. ±0.000

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Gambar 3. Potongan Melintang Jembatan Pada Pier 2 Daya dukung ujung tiang,

Qp = 1091,65 kN Daya dukung selimut tiang,

kN Qs

 185 , 378

Daya dukung ultimate tiang

374 , 182

ult

Q

Ton

Daya dukung ijin tiang

(8)

19 , 91

all

Q

Ton

Tabel 1. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT (BH-V)

Kedalaman Lapisan Soil End Qult Qult

(m) Tanah Layer Bearing (KN) (Ton)

Local Cum (KN)

0,00 Pasir Sedang 1 0 0,00 2,50 1,25 0,00 - - - - - 2,45 Pasir Sedang 1 5 2,50 6,50 4,50 0,00 - 172,87 172,87 17,29 8,64 4,45 Pasir Kasar 2 8 4,33 6,00 5,17 25,14 25,14 162,03 187,16 18,72 9,36 6,45 Pasir Kasar 2 4 5,67 3,50 4,58 12,57 37,70 143,73 181,44 18,14 9,07 8,45 Pasir Berlempung 3 3 5,00 3,50 4,25 9,43 47,13 133,28 180,41 18,04 9,02 10,45 Pasir Berlempung 3 4 3,67 6,00 4,83 12,57 59,70 151,57 211,27 21,13 10,56 12,45 Pasir Berlempung 3 8 5,00 8,00 6,50 25,14 84,83 203,84 288,67 28,87 14,43 14,45 Pasir Berlempung 3 8 6,67 14,00 10,33 25,14 109,97 324,05 434,02 43,40 21,70 16,45 Pasir Kasar Berlanau 4 20 12,00 26,50 19,25 62,84 172,81 603,68 776,49 77,65 38,82 18,45 Pasir Kasar Berlanau 4 33 20,33 31,50 25,92 103,69 276,50 812,75 1.089,24 108,92 54,46 20,45 Pasir Kasar Berlanau 4 30 27,67 43,00 35,33 94,26 370,76 1.108,05 1.478,81 147,88 73,94 22,45 Pasir Berlanau 5 56 39,67 58,00 48,83 175,95 546,71 1.531,41 2.078,12 207,81 103,91 24,00 Pasir Berlanau 6 59 48,33 41,50 44,92 185,38 732,09 1.091,65 1.823,74 182,37 91,19 24,45 Pasir Berlanau 5 60 48,67 42,00 45,33 188,52 735,23 319,87 1.055,10 105,51 52,76 26,45 Pasir halus Berlanau 6 24 46,67 42,00 44,33 75,41 810,64 1.390,29 2.200,93 220,09 110,05 28,45 Pasir Berlanau 7 60 48,00 59,50 53,75 188,52 999,16 1.685,60 2.684,76 268,48 134,24 30,45 Pasir Berlanau 7 59 47,67 59,50 53,58 185,38 1.184,53 1.680,37 2.864,91 286,49 143,25 32,45 Pasir Berlanau 7 60 59,67 56,00 57,83 188,52 1.373,05 1.813,65 3.186,71 318,67 159,34 34,45 Pasir Berlanau 7 52 57,00 26,00 41,50 163,38 1.536,44 1.301,44 2.837,88 283,79 141,89

Skin Fricsion

Qall (KN)

N N1 N2 Ncorr

Berdasarkan perhitungan daya dukung dengan SPT pada kedalaman 24 m pada tiang pancang di- peroleh daya dukung sebesar 182,37 ton

4.2 Daya dukung tiang pancang dari data kalendering (Hilley)

Perhitungan kapasitas daya dukung dilakukan pada titik A-1 pada persamaan (3)

96 , 6 5 , 3

96 , 6 4 , 0 5 , . 3 ) 0 1948 , 0 3 . 0 2 ( 11 1 , 0

6 , 216 . 5 , 3 . 8 . Q 0

2

u

x x

75 . 216

Q

u

Ton

2

ult all

Q

Q

37 , 108

all

Q

Ton

Berdasarkan persamaan (3), diperoleh daya dukung ultimate sebesar 216,75 Ton 4.3 Daya dukung berdasarkan Tes PDA (Pile Driving Analysis)

Berdasarkan hasil pengujian Tes PDA , tiang pancang dengan diameter 50 cm memiliki daya du- kung ultimate sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil Tes PDA

No. Tiang Penampang Qult (Ton)

ABT1 Ø 50 cm 214,5

PIER1 Ø 50 cm 207,2

ABT2 Ø 50 cm 154,7

PIER2 Ø 50 cm 169,7

Disini penulis meninjau pada Pier 2 dan nilai daya dukung yang mendekati adalah pada pengujian SPT (BH-V). Nilai daya dukung ultimate tiang pancang adalah 169,7 ton.

(9)

4.4 Daya dukung tiang pancang dengan efisiensi tiang kelompok

S = 2000

S = 1850

4000

12950 X

Y

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8

B1 B2 B3 B4 B5 B6

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8

2590

Gambar 4. Jarak Antar Tiang Metode Converse-Labarre

Menggunakan persamaan (4)

741 , 0

8 . 3 . 90

3 ).

1 8 ( 8 ).

1 3 124 ( , 15 1

124 , 185 15 arctan 50 arctan

 

g g

o

E E

s

d

Metode Los Angeles Group Menggunakan persamaan (5)

 

555 , 0

) 1 3 )(

1 8 .(

2 ) 1 8 ( ) 1 3 .(

3 8 . 8 . 2

5 , 1 0

124 , 185 15 arctan 50 arctan

g g

o

E E

s

d

Daya Dukung Tiang Group

Tabel 3. Daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi

SPT Kalendering Meyerhoff Hilley Converse-Labbare Qult (Ton) 2998,75 3533,45 Los Angeles Group Qult (Ton) 2246,03 2646,51

Metode Efisiensi

4.5 Penurunan elastis tiang kelompok

Perhitungan penurunan tiang kelompok (Meyerhoff,1976) menggunakan rumus empiris Persa- maan (7) untuk penurunan elastis tiang :

(10)

 Menurut data Eg converse - labarre Data,

30 , 3

q

kg/cm2

333 , 0

I

Jadi I = 0,5

6 ,

 15

S

g mm

 Menurut Efisiensi metode Los Angles Group

71 , 3

q

kg/cm2

333 , 0

I

Jadi I = 0,5

52 , 17

g

S mm

Berdasarkan persamaan (7), diperoleh penurunan elastis kelompok tiang menurut metode Meyer- hoff (1976) yaitu:

1. Menurut Converse labarre sebesar 15,6 mm 2. Menurut Los Angeles Group 17,52 mm 4.6 Daya dukung horisontal

Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban horisontal yang terjadi pada tiang, maka perlu dihitung daya dukung horisontal.

1. Cek perilaku tiang dengan menghitung faktor kekakuan tiang

5

.

nh

I T  E

T = 1,378 m

Tiang pancang tersebut dikategorikan tiang panjang atau tiang tidak kaku (ujung bebas) L ≥ 4T (24 m ≥ 5,512 m).

2. Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral tiang

Momen maksimum yang harus ditahan oleh tiang, bila tanah didesak ke arah horizontal oleh tiang sampai tanahnya runtuh pada Persamaan (9), nilai momen lentur spun pile diperoleh dari table spesifikasi tiang pancang produksi WIKA Beton dengan diameter tiang 50 cm, class A2 sebesar 18,75 tm :

P

MAKS

B L K

M  . .

3

. 59 , 104586

MAKS

M kNm > My = 187,5 kNm

Karena Mmaks > My, maka tidak terjadi keruntuhan tanah, sehingga gaya horizontal ultimit di- tentukan oleh kekuatan bahan tiang dala menahan beban momen.

3. Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang Digunakan Persamaan (10) :

925 , 263

u

H kN

3925 , 26

Hu

Ton

Maka,

SF Hijin  Hu

96 , 131

ijin

H kN = 13,196 Ton

4. Pengecekan dengan grafik hubungan Mu/B4 γ Kp dan Hu/B3 γ Kp pada Gambar 1:

Kp

B

Mu

.

4

.

39,354

(11)

Untuk nilai

p u

K B

M

.

4

.

= 39,354 dengan B

e = 0, maka dari gambar 2.38 diperoleh nilai

p u

K B

H .

3

.

= 31,5 maka Hu = 300,153 kN

SF Hijin

Hu

08 , 150

ijin

H kN = 15,008 (Nilai Mendekati)

Berdasarkan perhitungan dengan Metode Broms diperoleh daya dukung horizontal sebesar 26,3925 ton.

5. Hitung defleksi lateral yang terjadi

Defleksi lateral dalam cara Broms untuk tiang ujung jepit dapat dihitung dengan persamaan (11) sebagai berikut

5 2 5

3

) .(

) (

93 . 0

p p h o

I E n y  H

653 , 98 84 , 373

723 , 122 y

o

x

0033 , 0

o

y

m = 0,33 cm < 1cm (defleksi maksimum yang diperbolehkan)

4.7 Pembebanan jembatan

Pada Tabel 4 kombinasi beban-beban yang bekerja pada jembatan sungai penara kualanamu dan beban maksimum yang bekerja yaitu pada kombinasi 2 (Tabel 5)

(12)

Tabel 4. Kombinasi beban

V Tx Ty Mx My

(Ton) (Ton) (Ton) (Tm) (Tm)

Aksi Tetap

1 Berat Sendiri MS 1.255,30

2 Beban Mati Tambahan MA 115,53

Beban Lalu Lintas

1 Beban Lajur TD 265,28

2 Beban Pejalan kaki TP 18,90

3 Gaya Rem TB 8,70 83,08

Aksi Lingkungan

1 Beban Angin EW 2,59 4,76 14,35 21,78 141,46

2 Beban Gempa EQ 242,15 242,15 1.831,50 1.831,50

Kode Aksi Beban

No

Tabel 5. Kombinasi 2

V Tx Ty Mx My

(Ton) (Ton) (Ton) (Tm) (Tm)

Aksi Tetap

1 Berat Sendiri MS 1.255,30

2 Beban Mati Tambahan MA 115,53

Beban Lalu Lintas

1 Beban Lajur TD 265,28

2 Beban Pejalan kaki TP 18,90

3 Gaya Rem TB 8,70 83,08

Aksi Lingkungan

1 Beban Angin EW 2,59 4,76 14,35 21,78 141,46

2 Beban Gempa EQ

1.657,60

13,46 14,35 104,86 141,46

No Aksi Beban Kode

Jadi Beban Maksimum Pada Kombinasi 2 V = 1657,60 Ton

Mx = 104.86 Tm My = 141.46 Tm

4.8 Distribusi beban pada tiang pancang

Berdasarkan Gambar 4, maka Penulis menghitung pada titik C8 dengan data-data sebagai berikut Data :

V = 1657,60 Ton Mx = 104,86 Tm My = 141,46 Tm x1 = 2 m y1 = 6.47 m Ʃ x² = 64 m Ʃ y² = 431,01 m

Dari Persamaan (12) , beban maksimum yang diterima untuk tiang :

 .

2

.

2

y y M x

x M n

Qi V Y i x i

24 . 431

475 . 6 46 , 141 64

2 86 , 104 22

1657,6 x x

Q

i

  

75 , 80

i

Q Ton

(13)

Tabel 6. Perhitungan beban tiang maksimum

My.Xi Mx.Yi

x y Ʃx² Ʃy²

(m) (m) (m) Ton Ton Ton Ton

A1 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 69,94 A2 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 70,55 A3 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 71,16 A4 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 71,76 A5 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 72,37 A6 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 72,98 A7 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 73,59 A8 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 74,19 B1 0 7 49,00 75,35 - 2,30 73,05 B2 0 4,41 19,45 75,35 - 1,45 73,90 B3 0 1,82 3,31 75,35 - 0,60 74,75 B4 0 1,82 3,31 75,35 - 0,60 74,75 B5 0 4,41 19,45 75,35 - 1,45 76,79 B6 0 7 49,00 75,35 - 2,30 77,64 C1 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 76,50 C2 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 77,10 C3 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 77,71 C4 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 78,32 C5 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 78,93 C6 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 79,53 C7 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 80,14 C8 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 80,75

431,01 No Tiang P

Koordinat

V/n

Berdasarkan distribusi beban pada tiang pancang , besar beban pada tiang C8 sebesar Qi = 80,75 ton.

5. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada Pembangunan Jembatan Sungai Penara Jalan Akses Non Tol Kualanamu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang tunggal dari data SPT (BH-V) ,kalendering (A-1), dan tes PDA (Pier 2) pada kedalaman 24 m pada tiang sebagai berikut :

Daya Dukung (Qult)

Metode Meyerhoff Metode Hilley Test PDA

183,95 Ton 216,75 Ton 169,7 Ton

2. Hasil perhitungan daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi 1. Metode Converse-Labbare (Eg = 0,741)

 Dari data SPT Qg = 2998,75 Ton

 Dari data kalendering metode Hilley Qg = 3533,45 Ton 2. Metode Los Angeles Group (Eg = 0,555)

 Dari data SPT Qg = 2246,03 Ton

 Dari data kalendering metode Hilley Qg = 2646,51 Ton 3. Berdasarkan hasil perhitungan penurunan elastis kelompok tiang dengan metode Meyerhoff

diperoleh penurunan kelompok tiang sebesar 17,52 mm untuk beban maksimum kelompok (Qg) metode los angeles group dan penurunan elastis kelompok tiang dengan mengunakan data beban maksimum kelompok (Qg) metode Converse Labarre diperoleh sebesar 15,6 mm.

nilai ini mendekati penurunan pada test PDA yaitu sebesar 16,7 mm

4. Perhitungan daya dukung horizontal tiang tunggal berdasarkan Metode Broms diperoleh Hu = 26,39 ton dan defleksi yo = 0,33 cm

5. Pondasi Pier 2 Aman karena, daya dukung ijin masing-masing metode lebih besar dari beban distribusi maksimum tiang sebesar Qi = 80,75 Ton seperti dibawah ini,

(14)

 Berdasarkan data SPT Qijin = 91,97 Ton > Qi = 80,75 Ton

 Berdasarkan data Kalendering metode Hilley Qijin = 98,20 Ton > Qi = 80,75 Ton

 Berdasarkan data PDA Qijin = 84,85 Ton > Qi = 80,75 Ton 5.2 Saran

1. Agar lebih teliti dalam melaksanakan pengujian baik dalam penggunaan peralatan ataupun pembacaan hasil yang tertera pada alat uji hingga pada pengolahan data.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, D. D. & Untung, D. (2013). Study Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Be- berapa Metode. Jurnal Teknik Pomits, 1(1), 1-5.

Aprianto., Mahendra, A., & Priadi, E. Kajian Daya Dukung Pondasi Abutment Jembatan Bawas Kabupaten Kubu Raya.

Badan Standarisasi Nasional. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT SNI 4153 : 2008. Ban- dung : 2008.

Bowles, E. J. (1999). Analisa dan Disain Pondasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Bowles, E. J. (1999). Analisa dan Disain Pondasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Das, Braja, M. 1999. Principles of Geotechnical Engineering fourth edition. Canada: Thomson Canada Limited.

Das, Braja, M. 2007. Principles of Geotechnical Engineering sixth edition. Canada: Thomson Canada Limited.

Desmi, Adzuha. (2013). Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Akibat Beban Aksial Pada Pilar Jembatan Krueng Keureuto Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. Prosiding SNYuBe.

Hardiyati, S., Prabandiyani, R. W. S, Pratomo, F. R. A., & Siliwangi, M. (2014). Perancangan Pondasi Tiang Pancang Dermaga Packing Plant Banjarmasin-Kalimantan Selatan. Jurnal Karya Teknik Sipil, 3(1), 270-282.

Hardiyatmo, Hary Christady. 2003 . Teknik Pondasi 2. Yogyakarta: Beta Offset

Hardiyatmo, Hary Christady. 2010 . Analisis dan Perancangan FONDASI I Edisi Kedua. Yogya- karta: Gadjah Mada University Press.

H.S, Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya.

Ilham, M. Noer, (2006), Perencanaan Jembatan Srandakan Kulon Progo D.I Yogyakarta.

Manual Pondasi Tiang, Edisi Ketiga, Geotechnical Engineering Centre Bandung, universitas khatolik parahyangan

Pedoman Tata Tulis Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Kristen Petra Edisi 4, (2008). Surabaya.

Putra, H. G. (2008, Oktober). Pertimbangan Dalam Pemilihan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Dengan Beberapa Metoda (Statik,Dinamik,Tes PDA). Jurnal Rekayasa Sipil, 4(2), 37-48.

RSNI T-02-2005 Standar Nasional Indonesia. Standar Pembebanan Untuk Jembatan.

Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., (1983), Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Tomlinson, M, J. 2007. Pile Design and Construction Practice. A Viewpoint Publication.

Gambar

Gambar 1 Tahanan lateral ultimit dalam tanah non-kohesif  Sumber : Tomlinson, 1977
Gambar 2. Beban sentris dan momen kelompok tiang arah x dan y  Sumber : Sardjono Hs, 1988   .2
Gambar 3. Potongan Melintang Jembatan Pada Pier 2   Daya dukung ujung tiang,
Tabel 2 Hasil Tes PDA
+4

Referensi

Dokumen terkait

dualisme penggunaan fluor, (2) Senyawa dan material restorasi gigi yang berfluorida berperan dalam peningkatan efektivitas pencegahan karies gigi perlu dikem~ngkan, (3)

Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p &lt;  ), maka data

ABSTRAK – Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif dalam acara Hitam Putih di Trans7.Teknik pengumpulan data yang digunakan

Metode penelitian kuantitatif dapat pula diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri dari ekstrak air, etanol, etil asetat, dan campuran etanol – etil asetat (1:1 v/v) terhadap Staphylococcus aureus

Dengan teknologi komputer, segala sesuatu mengenai sari minyak murni dapat dijadikan suatu website dimana kita bisa mendapatkan informasi yang lengkap mengenai jenis-jenis dan

Pembangunan dan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pengolahan air limbah pada kawasan permukiman. (B1) di

Membagi peserta didik dalam kelompok (jika memungkinkan) untuk melakukan pengamatan gambar yang tersedia pada buku teks pelajaran atau sumber lain yang