• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

65 BAB IV ANALISIS

Setelah penulis mengumpulkan data di lapangan tentang upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis dengan berbagai metode yang antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah sekanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Setelah menganalisis data, penulis membuat kesimpulan. Adapun analisis data mengenai upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis adalah sebagai berikut:

A. Analisis tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Pengendalian Diri Peserta Didik di SMP Negeri 02 Tulis, Batang

Untuk mengetahui upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang, penulis mengunakan metode wawancara dan observasi. Namun, metode yang lebih banyak penulis gunakan adalah metode wawancara.

Adapun analisis mengenai upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang, dilakukan melalui 3 aspek yaitu pengendalian perilaku (Behavior

(2)

66

Control), pengendalian kognitif (CognitiveControl) dan mengendalikan keputusan (Decesional Control).

1. Pengendalian Perilaku (Behavior Control)

Pengendalian perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respons yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaaan yang tidak meyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjdai dua komponen, yaiut mengatur pelaksanaan (regulated adminiatration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri atau aturan perilau dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.1

Upaya dalam pengendalian perilaku, sekolah melakukan kerjasama dengan bidang pendidikan dan kesehatan yang merupakan salah satu bentuk dari upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri pada peserta didik SMP Negeri 02 Tulis Batang, pembinaan-pembinaan tersebuat berupa masukan kepada peserta didik seperti pembahasan mengenai kenakalan-kenakalan remaja pada jaman sekarang, pembinaan tersebut seperti pergaulan bebas, tentang HIV,

1 M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 29

(3)

67

bahayanya narkoba, bahayanya merokok dan sex. Kemudian pengawas dari kementrian agama memberi pengarahan kepada peserta didik terkait dengan pengendalian diri, seperti pergaulan dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Pengarahan tersebut diharapkan mampu membentuk akhlak yang baik pada peserta didik agar bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai dan disiplin.

Kemudian adanya pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik yang berperilaku tidak baik atau dilarang, agar tercipta kejiwaan yang positif dalam diri peserta didik. Sebelum guru melakukan pendekatan kepada peserta didik, guru melakukan pengamatan terlebih dahulu. Pengamatan dilakukan pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung maupun di luar kelas, setelah itu melakukan pendekatan secara individu terhadap peserta didik yang kurang mampu mengendalikan dirinya. Dengan adanya pendekatan ini adalah bukti dari perhatian guru pendidikan agama Islam kepada peserta didik.

Dengan adanya pembinaan, pengarahan dan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik dapat membentengi dirinya sendiri dari segala hal yang negatif, karena kebanyakan peserta didik di usia SMP tersebut memiliki gejolak dan penasaran yang sangat tinggi tentang segala hal.

2. Pengendalian Kognitif (Cognitive Control)

(4)

68

Pengendalian kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakuklan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenagkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.2

Adapun pengendalian kognitif yang dilaksanakan di sekolah yaitu dengan adanya shalat dhuhur berjamaah. Dengan adanya shalat dhuhur berjamaah guru berharap agar moralitas peserta didik semakin tertata, sikap dan perilaku mereka terkendali, serta proses perubahan mental dan karakter terjadi secara bertahap. Kegiatan Shalat dhuhur berjamaah sudah terlaksana dengan baik, meskipun pelaksanaannya secara bergiliran, akan tetapi kegiatan ini sangat baik, sebab dengan adanya shalat berjamaah selain lebih membentuk pengendalian diri yang baik juga dapat melatih kejujuran dan tanggung jawab peserta didik.

3. Mengendalikan Keputusan (Decesional Control)

Mengendalikan keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Pengendalian diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau

2 Ibid.,

(5)

69

kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.3

Dalam mengendalikan keputusan seorang peserta didik selalu membutuhkan bimbingan dari guru, karena guru adalah sosok yang dapat dijadikan panutan. Karena keteladanan dari seorang guru dapat mempengaruhi peserta didik dalam mengambil suatu keputusan. Jadi, keteladanan guru adalah contoh yang baik bagi peserta didik, baik yang berhubungan dengan sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh bagi peserta didik.

Keteladanan yang baik mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik, begitu pula peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang. Salah satu peran guru sebagai teladan ditunjukkan ketika guru mampu menghormati guru-guru yang lain, karyawan serta menghormati peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang. Jadi, dapat dianalisiskan bahwa atas dasar keteladanan guru, peserta didik bisa menghormati temannya, sehingga keteladanan guru berfungsi bagi peserta didik untuk meningkatkan pengendalian diri. Maka dari itu guru dapat dikatakan menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.

B. Analisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan pengendalian diri peserta didik

3 Ibid.,

(6)

70

1. Analisis faktor-faktor yang mendukung pengingkatan pengendalian diri peserta didik

Berdasarkan wawancara pada bab sebelumnya didapatkan informasi bahwa beberapa faktor yang mendukung peningkatan pengendalian diri peserta didik:

a. Adanya koordinasi yang baik antara elemen sekolah sebagai lembaga pendidikan

b. Kesadaran para peserta didik akan pentingnya perilaku yang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

c. Motivasi, dukungan dan kerjasama dengan wali peserta didik.

d. Perhatian dan kepedulian dari segenap guru di SMP Negeri 02 Tulis.

e. Terpenuhinya berbagai sarana dan prasarana yang dapat memperlancarkan kegiatan pendidikan dan peningkatan pengendalian pada peserta didik.

Menurut analisis penelitian, faktor yang mendukung peningkatan pengendalian diri peserta didikdi SMP Negeri 02 Tulis Batang diatas sebagian besar dari luar, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan dari faktor luar dalam meningkatkan pengendalian diri terhadap peserta didik.

Menurut analisis penelitian, kesadaran peserta didik akan pentingnya perilaku yang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Dibuktikan dengan adanya Motivasi, dukungan dan kerjasama dengan wali peserta didikdi SMP Negeri 02 Tulis Batang. Perhatian dan kepedulian dari segenap guru di SMP Negeri 02 Tulis Batang juga tidak

(7)

71

kalah pentingnya bentuk perhatian ini dapat dilihat dari adanya koordinasi yang baik antara elemen sekolah untuk berbaur dengan peserta didik dalam belajar. Dan terpenuhinya sarana prasarana dalam lingkungan sekolah SMP Negeri 02 Tulis Batang yang dapat memperlancar kegiatan pendidikan dan pengendalian diri pada peserta didik.

2. Analisis faktor-faktor yang menghambat pengingkatan pengendalian diri peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara pada bab sebelumnya disamping ada faktor yang mendukung, juga ada faktor yang menghambat dalam pengingkatan pengendalian diri peserta didik, antara lain yaitu:

a. Kurangnya perhatian dan pendidikan orang tua

b. Karena lingkungan pergaulan peserta didik yang kurang baik.

c. Karena pengaruh teknologi yang semakin cangih dan tidak dipergunakan dengan baik sehingga akan mempengaruhi peserta didik Menurut analisis peneliti, faktor yang menghambat merupakan faktor dari luar. Karena, faktor yang menghambat pengendalian diri peserta didik itu terjadi ketika adanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Diantaranya dari lingkungan keluarga, masyarakat dan perkembangan teknologi. Untuk mengatasinya sebaiknya peserta didik mengetahui antara hal yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya agar tidak terpengaruhi oleh pergaulan jaman sekarang, dan membuka jalan komunikasi yang baik kepada orang tua, melakukan kegiatan keagamaan

(8)

72

bersama-sama dengan orang tua, dan sebaiknya orang tua memberikan perhatian dan waktu yang lebih untuk anaknya.

Berdasarkan penelitian di lapangan dan hasil analisis penulis dari fakta-fakta yang diperoleh dari selama penelitian berlangsung, maka penulis berpendapat bahwa beberapa faktor yang menghambat itumerupakan kendala dalam upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di SMP Negeri 02 Tulis Batang.

Dengan adanya faktor penghambat itu, hendaknya dapat diusahakan supaya sekolah menjadi lapangan yang baik bagi penumbuh dan peningkatan pengendalian diri pada peserta didik, pendidikan agama Islam harus dilaksanakan secara intensif supaya ilmu dan amal saleh dapat dirasakan oleh peserta didik di sekolah, dan hendaknya segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran dapat membawa peserta didik kepada pengendalian diri yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) adanya perbedaan

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak

Jobdiscribtion : Pemilik saham terbesar, sebagai dewan Pengawasan dan Evaluasi seluruh rumah makan PTM. Serta menjadi atasan para pimpinan RM PTM setiap cabang

Strategi kebudayaan tersebut disusun berdasarkan rangkuman Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dari berbagai wilayah di tanah air dan menjadi dasar perumusan Rencana

Ada beberapa PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, angin, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel- Generator Set

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama dengan PT Bank DBS Indonesia (DBS) dan KATADATA menggelar kompetisi model bisnis bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) secara khusus

H UMUR 21 TAHUN G2P0A1 DARI KEHAMILAN DENGAN SUSPECT LETAK LINTANG, PERSALINAN DENGAN SUSPECT CPD, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA DI