Pertemuan 12
Teori Graf
Derajat
Definisi
Misalkan v adalah titik dalam suatu Graf G. Derajat titik v (simbol d(v)) adalah jumlah
garis yang berhubungan dengan titik v dan garis suatu loop dihitung dua kali. Derajat
total G adalah jumlah derajat semua titik dalam G.
Contoh
Tentukan derajat tiap-tiap titik dalam graf. Berapa derajat totalnya ?
e
5v
4v
6e
4v
5v
3v
2v
1e
3e
2e
1Penyelesaian :
d(v 1 ) = 4 karena garis yarag berhubungan dengan v 1 adalah e 2 , e 3 dan loop e 1 yang dihitung dua kali
d(v 2 ) = 2 karena garis yaag berhubungan dengan v 2 adalah e 2 dan e 3 .
d(v 3 ) = d(v 5 ) = 1 karena garis yang berhubungan dengan v 3 dan v 5 adalah e 4
d(v 4 ) = 2 karena garis yarag berhubungan dengan v 4 adalah loop e 5 yang dihitung 2 kali.
d(v6) = 0 karena tidak ada garis yang berhubungan dengan v 6 . Derajat total =
6
1
10 0 1 2 1 2 4
i
v
id
Teorema
Derajat total suatu graf selalu genap.
Bukti
Misalkan G adalah suatu graf.
Jika G tidak memiliki garis sama sekali berarti derajat totalnya = 0 yang merupakan bilangan genap, sehingga teorema terbukti.
Misalkan G mempunyai n buah titik v
1, v
2, ... , v
n(n > 0) dan k buah
garis e
1, e
2, ... ,e
k(k > 0). Ambil sembarang garis e
i. Misalkan garis e
imenghubungkan v
idengan v
j. Maka e
imemberikan kontribusi masing-
masing 1 ke penghitungan derajat v
idan derajat v
j(hal ini juga benar
jika v
i= v
jkarena derajat suatu loop dihitung 2 kali), sehingga e
imemberi kontribusi 2 ke penghitungan derajat total. Karena e
idipilih
sembarang, berarti semua garis dalam G memberi kontribusi 2 dalam
penghitungan derajat total. Dengan kata lain, derajat total G = 2 kali
jumlah garis dalam G. Karena jumlah garis dalam G merupakan
bilangan bulat, berarti derajat total G merupakan bilangan genap.
Teorema
Dalam sembarang graf, jumlah titik yang berderajat ganjil adalah genap.
Bukti
Misalkan G suatu graf.
Jika G tidak mempunyai garis sama sekali berarti banyaknya titik yang berderajat ganjil = 0 yang merupakan bilangan genap sehingga teorema terbukti dengan sendirinya.
Misalkan G mempunyai n buah titik v
i, v
2, ... , v
ndan k buah garis e
1, e
2, ... , e
k.
Misalkan di antara k garis tersebut ada k
ibuah garis yang berderajat ganjil dan k
2= k – k
1buah garis yang berderajat genap.
Akan dibuktikan bahwa k
1adalah bilangan genap.
Misalkan E adalah jumlah derajat semua titik yang berderajat genap, 0 adalah jumlah derajat semua titik yang berderajat ganjil, dan T adalah derajat total graf G.
Jika O = d(e
i) + d(e
2)+ ... + d( ).
dan E = d( )+ d( )+ ... + d(e
k).
maka T = E + O
Menurut Teorema 2, maka T adalah bilangan genap. Karena d( )+ d( )+ ... + d(e
k) masing-masing berderajat genap, maka E = d( )+ d( )+ ... + d(e
k) juga merupakan bilangan genap.
Dari relasi T = E + O, berarti O = T – E. Karena baik T maupun E merupakan bilangan-bilangan genap maka O = d(e
i) + d(e
2)+ ... + d( ) juga merupakan bilangan genap. Padahal menurut asumsi, d(e
1), d(e
2), ... ,d( ) masing-masing adalah bilangan ganjil. Jadi O (bilangan genap) merupakan jumlahan dari k
1buah bilangan ganjil. Hal ini hanya bisa terjadi kalau k
1adalah bilangan genap.
Terbukti bahwa k
1(jumlah titik yang berderajat ganjil) merupakan bilangan
genap.
Contoh
Gambarlah graf dengan spesifikasi di bawah ini (jika ada).
• Graf dengan 4 titik yang masing-masing berderajat 1,1, 2 dan 3.
• Graf dengan 4 titik dengan masing-masing berderajat 1, 1, 3, dan 3.
• Graf dengan 10 titik yang masing-masing berderajat 1, 1, 2, 2, 2, 3, 4, 4, 4, dan 6.
• Graf sederhana dengan 4 titik yang masing-
masing berderajat 1, 1, 3, dan 3.
Penyelesaian :
a. Derajat total = 1 + 1 + 2 + 3 = 7 (ganjil). Menurut Teorema 2 maka tidak ada graf dengan derajat total ganjil.
b. Derajat total = 1 + 1 + 3 + 3 = 8 (genap). Jadi, ada graf dengan spesifikasi semacam itu. Beberapa diantaranya tampak pada gambar.
c. Ada 3 titik yang berderajat ganjil (yaitu titik-titik yang berderajat 1, 1, dan 3).
Menurut teorema 3, tidak mungkin ada graf dengan spesifikasi semacam itu.
Pengecekan juga dapat dilakukan dengan menghitung derajat totalnya yang merupakan bilangan ganjil.
d. Derajat total = 1 + 1 + 3 + 3 = 8 (genap) sehingga mungkin buat graf dengan spesifikasi tersebut. Tetapi, graf yang dapat dibuat adalah graf secar umum (seperti soal (b)), dan bukan graf sederhana. Graf sederhana dengan spesifikasi tersebut tidak mungkin dibuat.
v
3v
2v
4v
1v
4v
3v
2v
1v
3v
2v
4v
1Path dan Sirkuit
Definisi
Misalkan G adalah suatu graf. Misalkan pula v
dan w adalah 2 titik dalam G. Suatu Walk dari
v ke w adalah barisan titik-titik berhubungan
dan garis secara berselang-seling, diawali dari
titik v dan diakhiri pada titik w.
Walk dengan panjang n dari v ke w dituliskan sebagai berikut: v 0 e i v 1 e 2 v 2 , …, v n-1 e n v n dengan v 0 = v; v n = w; v j-i dan v i adalah titik-titik ujung garis e i .
Path dengan panjang n dari v ke w adalah walk dari v ke w yang semua garisnya berbeda. Path dari v ke w dituliskan sebagai v = v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 ... v n-1 e n v n = w dengan e i
e j untuk i j.
Path sederhana dengan panjang n dari v ke w adalah Path dari v ke w yang semua
titiknya berbeda. Path sederhana dari v ke w berbentuk v = v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 ... v n-1 e n v n = w
dengan e i e j untuk i j dan v k v m untuk k m.
Sirkuit dengan panjang n adalah Path yang dimulai dan diakhiri pada titik yang sama.
Sirkuit adalah path yang berbentuk v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 ... v n-1 e n v n dengan v 0 =v n .
Sirkuit sederhana dengan panjang n adalah Sirkuit yang semua titiknya berbeda. Sirkuit
sederhana berbentuk v 0 e 1 v 1 e 2 v 2 ... v n-1 e n v n dengan e i e j untuk i j dan v k v m untuk
k m kecuali v 0 = v n .
Walk v w
v = v0e1v1e2v2. . . vn-1envn= w vi-1dan viadalah titik-titik ujung garis ei
Path v w
Path sederhana v w Sirkuit
Sirkuit Sederhana Semua garis berbeda
Semua titik berbeda Titik awal dan akhir sama (v0= vn)
Titik awal dan akhir sama (v0= vn) Semua titik berbeda kecuali (v0=
vn)
Contoh
Tentukan mana di antara barisan titik dan garis pada gambar berikut yang merupakan walk, path, path sederhana, sirkuit dan sirkuit sederhana.
a. v
1e
1v
2e
3v
3e
4v
3e
5v
4b. v
1e
1v
2e
3v
3e
5v
4e
5v
3e
6v
5c. v
2e
3v
3e
5v
4e
10v
5e
6v
3e
7v
6e
8v
2d. v
2e
3v
3e
5v
4e
10v
5e
9v
6e
8v
21e. v
1Penyelesaian :
a. Semua garis berbeda (e
1, e
3, e
4, dan e
5masing-masing muncul sekali). Titik awal dan titik akhir tidak sama (titik awal = v
1dantitik akhir v
4). Disimpulkan bahwa barisan tersebut merupakan Path dari v
1ke v
4dengan panjang 4.
b. Ada garis yang muncul lebih dari sekali, yaitu e
5(muncul 2 kali) berarti barisan tersebut merupakan walk dari v
1ke v
5dengan panjang 5.
c. Semua garisnya berbeda. Ada titik berulang (v
3muncul 2 kali). Titik awal dan akhirnya sama, yaitu v
2. berarti barisan tersebut merupakan sirkuit dengan panjang 6. Barisan tersebut bukan merupakan sirkuit sederhana dengan panjang 5.
d. Karena barisan hanya memuat satu titik saja, berarti tidak ada garis yang sama.
Barisan diawali dan diakhiri pada titik yang sama serta tidak mempunyai titik yang sama diantaranya. Maka disimpulkan bahwa barisan merupakan sirkuti sederhana (sering kali disebut sirkuti trivial).
e. Karena barisan hanya satu titik saja, berarti tidak ada garis yang sama. Barisan
diawali dan diakhiri pada titik yang sama serta tidak memiliki titik yang sama
diantaranya. Dengan demikian diimpulkan bahwa barisan merupakan sirkuit
sederhana.
Sirkuit Euler
Definisi
Misalkan G adalah suatu graf. Sirkuit Euler G
adalah sirkuit di mana setiap titik dalam G
muncul paling sedikit sekali dan setiap garis
dalam G muncul tepat satu kali.
Graf Terhubung dan Tidak Terhubung
Definisi
Misalkan G adalah suatu graf
Dua titik v dan w dalam G dikatakan terhubung bila dan hanya bila ada walk dari v ke w
Graf G dikatakan terhubung bila dan hanya bila setiap 2 titik dalam G terhubung.
Graf G dikatakan tidak terhubung bila dan hanya bila ada
2 titik dalam G yang tidak terhubung.
Contoh
Manakah di antara graf pada gambar yang merupakan graf terhubung?
Penyelesaian:
a. Graf terhubung
b. Graf tidak terhubung karena tidak ada walk dari v 5 ke v 4
c. Graf tidak terhubung karena tidak ada walk dari v 2 ke v 3 . Kita harus hati-hati terhadap visualisasi graf yang tampaknya terhubung, padahal sebenarnya tidak.
(b) (a)
e 5 v 6
v 5 e 4 e 3
e 2 e 1
v 4 v 3 v 2
v 1 e 4
e 3 e 2
e 1
v 4 v 3 v 2
v 1
e 2 e 1
v 4 v 3
v 2 v 1
(c)
Isomorfisma
Definisi
Misalkan G adalah suatu graf dengan himpunan titik V(G) dan himpunan garis E(G).
G' adalah graf dengan himpunan titik V(G') dan himpunan garis E(G').
G isomorfis dengan G' bila dan hanya bila ada korespondensi satu-satu g : V(G) V(G') dan
h : E(G) E(G') Sedemikian hingga
( v, w V(G) dan e E(G))
v dan w adalah titik-titik ujung e g(v) dan g(w) adalah titik-titik ujung h(e)
Teorema
Misalkan G adalah graf terhubung.
G adalah sirkuit Euler bila dan hanya bila semua titik dalam g mempunyai derajat genap.
Contoh
Tentukan mana diantara graf-graf pada gambar yang merupakan sirkuit Euler. Pada graf
yang merupakan sirkuit Euler, carilah rute perjalanan kelilingnya.
Penyelesaian:
a. d(v
2) = d(v
3) = d(v
4) = d(v
6) = d(v
10) = 2 d(v
5) = 4
d(v
7) = d(v
8) = d(v
9) = 3 d(v
1) = 5
Karena ada titik yang berderajat ganjil, maka (a) bukanlah sirkuit Euler
b. Meskipun semua titiknya berderajat 2 (genap), tetapi graf-nya tidak terhubung. Jadi (b) bukanlah sirkuit Euler
c. d(v
1) = d(v
3) = 2
d(v
2) = d(v
4) = d(v
5) = 4
Karena graf (c) terhubung dan semua titiknya berderajat genap, maka (c) merupakan sirkuit Euler.
Salah satu perjalanan kelilingnya adalah v
1e
1v
2e
3v
5e
6v
4e
7v
5e
2v
2e
4v
3e
5v
4e
8v
1Contoh
Tunjukkan bahwa graf G dan G' pada gambar adalah isomorfis
G G’
Graf Berarah (Digraph)
Definisi 13
Suatu Graf Berarah G terdiri dari:
himpunan titik-titik V(G) : {v 1 , v 2 , ... }, himpunan garis- garis E(G) : {e 1 , e 2 , ... }, dan suatu fungsi yang mengawankan setiap garis dalam E(G) ke suatu pasangan berurutan titik (v i , v j ).
Jika e k = (v i , v j ) adalah suatu garis dalam G, maka v i
disebut titik awal e k dan v j disebut titik akhir e k. Arah garis
adalah dari v i ke v j .
Jumlah garis yang keluar dari titik v i disebut derajat keluar (out degree) titik v i (simbol d + (v i )), sedangkan jumlah garis yang menuju ke titik v i disebut derajat masuk (in degree) titik v i , yang disimbolkan sebagai d (v i ).
Titik terasing adalah titik dalam G di mana derajat keluar dan derajat masuk adalah 0.
Titik pendan adalah titik dalam G di mana jumlah derajat masuk dan derajat keluamya= 1
Dua garis berarah dikatakan paralel jika keduanya
mempunyai titik awal dan titik akhir yang sama.
Contoh
Perhatikan graf berarah G pada gambar 38
Tentukan :
a. Himpunan titik-titik, himpunan garis-garis dan fungsi perkawanan .
b. Derajat masuk dan derajat keluar tiap-tiap titik.
c. Titik terasing dan titik pendan.
d. Garis pararel.
Penyelesaian:
a. V(G) = { v1, v2, v3, v4, v5, v6 }
E(G) = { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7, e8, e9}
Fungsi mengawankan garis-garis dengan pasangan titik-titik sebagai berikut : e1 dengan (v1, v2)
e2 dengan (v4, v1) e3 dengan (v1, v4) e4 dengan (v1, v3) e5 dengan (v3, v3) e6 dengan (v3, v4) e7 dengan (v3, v5) e8 dengan (v5, v4) e9 dengan (v5, v4)
b. d+(v1) = 3 ; d(v1) = 1 d+(v2) = 0 ; d(v2) = 1 d+(v3) = 3 ; d(v3) = 2 d+(v4) = 1 ; d(v4) = 4 d+(v5) = 2 ; d(v5) = 1 d+(v6) = 0 ; d(v6) = 0
Perhatikan bahwa dalam setiap graf berarah,
i
i i
i d v
v d c. Titik terasing adalah v6. Titik pendan adalah v2. d. Garis pararel adalah e8 dan e9
Perhatikan bahwa e2 dan e3 bukanlah garis paralel karena arahnya berbeda.
Path dan Sirkuit Berarah
Pengertian walk, path, sirkuit dalam graf berarah sama dengan walk, path dan sirkuit dalam graf tak berarah. Hanya saja dalam graf berarah, perjalanan yang dilakukan harus mengikuti arah garis. Untuk membedakan dengan graf tak berarah, maka walk, path dan sirkuit dalam graf berarah disebut walk berarah, path berarah dan sirkuit berarah.
Suatu graf berarah yang tidak memuat sirkuit
berarah disebut Asklik.
Contoh
Tentukan path berarah terpendek dari titik v
5ke titik v
2pada graf berarah gambar
Penyelesaian:
Ada beberapa path berarah dari v
5ke v
2yang dapat dilakukan, misalnya: v
5v
1v
3v
4v
2,
v
5v
1v
2, . . . Yang terpendek adalah v
5v
1v
2dengan panjang = 2.
Contoh
Ada 4 macam golongan darah, masing-nasing A, B, AB dan O. Dan gol O dapat diberikan ke semua golongan. Darah golongan A dan B dapat diberikan ke golongannya sendiri atau ke golongan AB. Darah golongan A hanya dapat diberikan pada pasien dengan golongan AB. Gambarlah graf berarah untuk menyatakan keadaan tersebut. Anggaplah garis dari v
ike v
jmenyatakan bahwa darah dari v
idapat diberikan pada v
j. Apakah graf- nya Asiklik?
Penyelesaian:
Graf berarah pada gambar 40 menyatakan keadaan tranfusi darah yang mungkin dilakukan. Tampak bahwa dalam graf berarah tersebut tidak ada sirkuit berarah sehingga graf-nya Asiklik.
Graf Berarah Terhubung
Suatu graf tak berarah disebut terhubung jika ada walk yang menghubungkan setiap 2 titiknya. Pengertian ini berlaku juga bagi graf berarah. Berdasarkan arah garisnya, dalam graf berarah dikenal 2 jenis keterhubungan, yaitu terhubung kuat dan terhubung lemah.
Definisi
Misalkan G adalah suatu graf berarah dan v,w adalah sembarang 2 titik dalam G.
G disebut terhubung kuat jika ada path berarah dari v ke w.
G disebut terhubung lemah, jika G tidak terhubung kuat,
tetapi graf tak berarah yang bersesuaian dengan G
terhubung.
Contoh
Manakah di antara graf-graf pada gambar 41 yang terhubung kuat dan terhubung lemah?
Penyelesaian:
Dalam G 1 , setiap 2 titik dapat dihubungkan dengan path berarah. Maka graf berarah G 1 adalah graf terhubung kuat.
Sebaliknya dalam G 2 , tidak ada path berarah yang menghubungkan v 4 ke v 3 . Akan tetapi,
jika semua arah garis dihilangkan (sehingga G 2 menjadi, graf tidak berarah), maka G 2
merupakan graf yang terhubung. Jadi G 2 merupakan graf terhubung lemah.
Isomorfisma dalam Graf Berarah
Pengertian isomorfisma dalam graf berarah sama dengan isomorfisma pada graf tak
berarah (lihat definisi 12). Hanya saja pada
isomorfisma graf berarah, korespondensi
dibuat dengan memperhatikan arah garis.
Contoh
Tunjukkan bahwa graf G
1pada gambar isomorfis dengan G
2, sedangkan G
3tidak isomorfis dengan G
1.
G
3G
2G
1v
5v
4v
3v
2v
1v
5v
4v
3v
2v
1Penyelesaian:
Untuk membuktikan bahwa G1 isomorfis dengan G2, maka harus dibuat fungsi g : V(G1) V(G2) dan
h : E(G1) E(G2)
yang mempertahankan titik-titik ujung serta arah garis
Dalam G1, ada 4 garis yang keluar dari v3. Titik yang mempunyai sifat seperti itu dalam G2 adalah titik v=1. Maka dibuat fungsi g sedemikian hingga
g(v3) = v1 ; g(v1) = v2 ; g(v2) = v3 ; g(v5) = v4 dan g(v4) = v5 fungsi h adalah sebagai berikut :
h((v1, v2)) = (v2, v3) ; h((v2, v5)) = (v3, v4) h((v5, v4)) = (v4, v5) ; h((v4, v1)) = (v5, v2) h((v3, v1)) = (v1, v2) ; h((v3, v2)) = (v1, v3) h((v3, v5)) = (v1, v4) ; h((v3, v4)) = (v1, v5)
Karena fungsi g dan h dapat dibuat, maka G1 isomorfis dengan G2. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa G3 tidak isomorfis dengan G1
Dalam G3, ada garis (v1, v4) dan (v4, v1). Jika G1 isomorfis dengan G3, maka harus ada fungsi h : G3 G1 sedemikian hingga h(v1, v4) dan h(v4, v1) merupakan garis-garis dalam G1 (dengan kata lain, ada titik vi dan vj dalam G1 sedemikian hingga ada garis dari v1 ke vj dan dari vj ke vi). Dalam G1 tidak ada garis seperti itu. Maka G3 tidak isomorfis dengan G1.
Representasi Graf dalam Matriks
Matriks Hubung
Matriks Hubung (Adjacency Matrix) digunakan untuk menyatakan graf dengan cara menyatakannya dalam jumlah garis yang menghubungkan titik-titiknya. Jumlah baris (dan kolom) matriks hubung sama dengan jumlah titik dalam graf.
Definisi
Misalkan G adalah graf tak berarah dengan titik-titik v
1v
2... v
n(n berhingga). Matriks hubung yang sesuai dengan graf G adalah matriks A = (a
ij) dengan a
ij= jumlah garis yang menghubungkan titik v
idengan titik v
j; i, j = 1, 2, ..., n.
Karena jumlah garis yang menghubungkan titik v
idengan v
jselalu
sama dengan jumlah garis yang menghubungkan v
jdengan v
i,
maka jelas bahwa matriks hubung selalu merupakan matriks
yang simetris (a
ij= a
jii,j)
Contoh
(a) (b)
(c) (d)
Penyelesaian:
Untuk mempermudah pemahaman, tiap-tiap baris dan kolom matriks diberi indeks vi yang sesuai dengan titik grafnya. Sel pada perpotongan baris vi dan kolom vj menyatakan banyaknya garis yang menghubungkan vi dengan vj.
a.
1 0 0 1
0 0 2 1
0 2 0 0
1 1 0 0
4 3 2 1
4 3 2 1
v v v v
v v v v
A b.
0 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 2 1
0 0 0 0 2 0 0
0 0 0 0 1
0 1
7 6 5 4 3 2 1
6 7 4 5
3 2 1
v v v v v v v
v v v v v v v
c.
0 0 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
v v v v v
v v v v v
d.
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
4 3 2 1
4 3 2 1
v v v v
v v v v