• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN WILAYAH I (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG). TUGAS AKHIR. ELINA WIRDA NINGSIH LUBIS 130407010. PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018. Universitas Sumatera Utara.

(2) ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN WILAYAH I (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG). TUGAS AKHIR. ELINA WIRDA NINGSIH LUBIS 130407010. TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK. PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018. Universitas Sumatera Utara.

(3) Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul :. ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN WILAYAH I (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG) Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakulas Teknik Universitas Sumatera Utara. Tugas akhir ini adalah hasil karya saya kecuali kutipan-kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya. Demikian pernyataa ini dibuat, apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Medan, 26 Januari 2018. Elina Wirda Ningsih Lubis NIM. 13 0407 010. Universitas Sumatera Utara.

(4) HALAMAN PENGESAHAN Tugas akhir dengan judul:. ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN WILAYAH I (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG) Dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Tugas Akhir ini telah diujikan pada Sidang Tugas Akhir pada 23 Januari 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat/sah sebagai Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Medan, 26 Januari 2018. Dosen Pembimbing. Ir. Netti Herlina, M.T. NIP. 19680425 199903 2 004. Dosen Penguji I. Dosen Penguji II. Isra’ Suryati,S.T., M.Si NIP. 19790622 201404 2 001. Ir.Lies Setyowati, M.T. NIP : 19660329 199202 2 001. Mengetahui,. Menyetujui,. Ketua Program Studi. Koordinator Tugas Akhir. Ir. Netti Herlina, M.T.. Isra’ Suryati,S.T., M.Si. NIP. 19680425 199903 2 004. NIP. 19790622 201404 2 001. Universitas Sumatera Utara.

(5) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Rumah Tangga di Kota Medan Wilayah I (Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Tembung). Adapun ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Tugas Akhir di Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis tidak bisa terlepas dari banyak pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Ibu Ir. Netti Herlina Siregar, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.. 2.. Bapak Hafizhul Khair, S.T., M.T. yang banyak membantu dan menjadi tempat kami berkonsultasi mengenai tugas akhir ini.. 3.. Ibu Isra Suryati, S.T., M.Si. sebagai Koordinator Tugas Akhir dan sekaligus Dosen Penguji.. 4.. Ibu Lies Setyowati, S.T., M.T sebagai Dosen Penguji Tugas Akhir ini.. 5.. Seluruh Dosen/ Staf Pengajar Teknik Lingkungan USU yang telah membimbing penulis sejak memasuki bangku perkuliahan di Teknik Lingkungan USU.. 6.. Seluruh Staf Administrasi/ Tata Usaha Teknik Lingkungan USU yang sudah banyak membantu Mahasiswa Teknik Lingkungan USU.. 7.. Seluruh Asisten Laboratorium Proses Industri Kimia, Laboratorium Ilmu Dasar Kimia FMIPA USU, dan Laboratorium Kimia Fisika PTKI yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.. 8.. Ayah dan Ibu penulis yang senantiasa berdoa untuk keberhasilan penulis dan banyak memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.. 9.. Abang saya Irfansyah Lubis, adik saya Dian Irmayani Lubis dan Indah Rahmadhani Lubis yang selalu mendukung saya.. 10. Dhia Darin Silfi dan Iga Yusmaidah Siregar yang banyak membantu saya selama penelitian. 11. Seluruh teman-teman mahasiswa Teknik Lingkungan USU 2013. i Universitas Sumatera Utara.

(6) 12. Seluruh abang dan kakak mahasiswa Teknik Lingkungan USU 2012 serta adik-adik mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017. 13. Seluruh teman-teman angkatan 2013, abang, kakak, dan adik-adik di HMI Komisariat Teknik USU. 14. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna menyempurnakan Tugas Akhir ini.. Medan, Januari 2018. Penulis. ii Universitas Sumatera Utara.

(7) ABSTRAK Sampah merupakan salah satu masalah terbesar di wilayah perkotaan yang ada di Indonesia. Dari beberapa Kota yang ada di Indonesia, Kota Medan merupakan salah satu yang memiliki masalah sistem pengelolaan sampah dimana pengolahan sampah yang dilakukan belum efektif. Sistem pengelolaan sampah di Kota Medan dibagi menjadi dua kawasan wilayah pelayanan yaitu Medan Wilayah I (10 kecamatan) dan Medan Wilayah II (11 kecamatan). Penelitian ini dilakukan di daerah pelayanan Medan wilayah I dengan mengambil wilayah studi di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor yang merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah pelayanan Medan Wilayah I. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan sampah, komposisi sampah dan karakteristik sampah di Kecamatan Medan Tembung dan Medan Johor. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel langsung di wilayah kecamatan tersebut selama 8 hari berturut-turut menggunakan metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan yang berdasarkan pada SNI 19-3964-1994. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata besaran timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Tembung adalah sebesar 0,155 kg/orang/hari atau 2,122 L/orang/hari. Sedangkan rata-rata besaran timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Johor adalah sebesar 0,189 kg/orang/hari atau 1,563 L/orang/hari. Komposisi sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Tembung yaitu 47% sampah organik, 16% kertas, 24% plastik, 2% kain, 1% logam dan 10% sampah jenis lainnya seperti popok. Komposisi sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Johor yaitu 71% sampah organik, 14% plastik, 7% kertas,dan 8% sampah jenis lainnya. Karakteristik fisika sampah yang diperoleh untuk wilayah Kecamatan Medan Tembung yaitu berat jenis 0,073 Kg/l, untuk sampah organik kadar air 9,38%, kadar abu 3,4%, kadar volatile 96,6%, fixed carbon 1,76%, dan nilai kalor 3705,04 cal/g. Untuk sampah anorganik di Kecamatan Medan Tembung kadar air 9,38%, kadar abu 3,4%, kadar volatile 91,4%, fixed carbon 3,72%, dan nilai kalor 5466,38 cal/g. Sedangkan karakteristik fisika di Kecamatan Medan Johor diperoleh berat jenis 0,121 Kg/l, untuk untuk sampah organik kadar air 14,08%, kadar abu 0,3%, kadar volatile 99,7%, fixed carbon 3,33%, dan nilai kalor 4694,68 cal/g. Untuk sampah anorganik di Kecamatan Medan Johor kadar air 40,69%, kadar abu 9,7%, kadar volatile 90,3%, fixed carbon 2,68%, dan nilai kalor 6470,34 cal/g. Kata kunci : karakteristik sampah, komposisi sampah, timbulan sampah. Universitas Sumatera Utara.

(8) ABSTRACK Solid waste is one of the biggest problems in urban areas in Indonesia. From several cities in Indonesia, Medan City is one that has a problem of waste management system where waste processing has not been effective. Solid waste management system in Medan City is divided into two service areas namely Medan Region I (10 sub-districts) and Medan Region II (11 sub-districts). This research was conducted in service area of Medan region I by taking study area at Medan Tembung Sub-district and Medan Johor Sub-district which is area included in service area of Medan Region I. This research aimed to analyze waste generation, waste composition and waste characteristic in Medan Tembung and Medan Johor Sub-district. This research was conducted by direct sampling in the sub-district for 8 consecutive days using sampling method and measurement of sampling and urban waste composition based on SNI 19-3964-1994. The result of this research is the average amount of household waste generation in Medan Tembung Sub-district is 0,155 kg / person / day or 2,122 L / person / day. While the average amount of household waste generation in Medan Johor Subdistrict is 0.189 kg / person / day or 1.563 L / person / day. The composition of household waste in Medan Tembung Sub-district is 47% organic waste, 16% paper, 24% plastic, 2% cloth, 1% metal and 10% other types of waste such as diapers. The composition of household waste in Medan Johor Subdistrict is 71% organic waste, 14% plastic, 7% paper, and 8% other types of waste. Waste physics characteristics obtained for the Sub-district of Medan Tembung density is 0.073 Kg / L, for organic waste water content of 9.38%, 3.4% ash content, volatile content of 96.6%, 1.76% fixed carbon, and calorific value 3705.04 cal / g. For inorganic waste in Sub-district Medan Tembung water content 9.38%, ash content 3,4%, volatile 91,4%, fixed carbon 3,72%, and calorific value 5466,38 cal / g. The physical characteristic in Medan Johor sub-district was obtained by 0.121 Kg / l, for organic waste water content 14.08%, ash content 0,3%, volatile 99,7%, fixed carbon 3,33%, and calorific value 4694.68 cal / g. For inorganic waste in Medan Johor Sub-district, water content of 40,69%, ash content 9,7%, volatile 90,3%, fixed carbon 2,68%, and calorific value 6470,34 cal / g. Keywords: solid waste generation, waste characteristics, waste composition. Universitas Sumatera Utara.

(9) DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vi DAFTAR RUMUS ...................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... I-1 1.1 Latar Belakang........................................................................................... I-1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... I-11 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... I-11 1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................... I-11 1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................... I-12 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. I-12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ II-1 2.1 Defenisi Sampah ....................................................................................... II-1 2.2 Penggolongan Sampah .............................................................................. II-1 2.3 Sistem Pengelolaan Sampah ...................................................................... II-4 2.4 Teknik Pengelolaan Sampah ..................................................................... II-6 2.4.1 Timbulan Sampah ........................................................................... II-8 2.4.2 Komposisi Sampah.......................................................................... II-9 2.5 Jenis Analisa Sampah ................................................................................ II-10 2.6 Analisis Data ............................................................................................ II-12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. III-1 3.1 Konsep Metodologi Penelitian ................................................................. III-1 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... III-2 3.3 Penentuan Sampel.................................................................................... III-3 3.4 Jenis Data ................................................................................................ III-8 3.4.1 Data Sekunder ................................................................................ III-8. iii Universitas Sumatera Utara.

(10) 3.4.2 Data Primer .................................................................................... III-8 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... III-8 3.5.1 Data Primer .................................................................................... III-8 3.5.2 Data Sekunder ................................................................................ III-10 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... III-10 3.6.1 Perhitungan Timbulan dan Komposisi Sampah ................................ III-11 3.6.2 Uji Laboratorium ............................................................................ III-11 3.6.3 Analisis Data Timbulan, Komposisi dan Kuesioner .......................... III-15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... IV-1 4.1 Timbulan Sampah ..................................................................................... IV-1 4.1.1 Timbulan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Tembung ........................................................................................ IV-1 4.1.2 Timbulan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Johor ........ IV-3 4.2 Komposisi Sampah ................................................................................... IV-5 4.2.1 Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Tembung ........................................................................................ IV-5 4.2.2 Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Johor ...... IV-8 4.3 Karakteristik Fisika Sampah ...................................................................... IV-12 4.3.1 Faktor Pemadatan ........................................................................... IV-13 4.3.2 Berat Jenis ...................................................................................... IV-15 4.3.3 Kadar Air ........................................................................................ IV-16 4.3.4 Kadar Abu dan Kadar Volatile ........................................................ IV-18 4.3.5 Fixed Carbon (Karbon Tetap) ......................................................... IV-19 4.3.6 Nilai Kalor ...................................................................................... IV-20 BAB V PENUTUP ..................................................................................................... V-1 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... V-1 5.2 Saran ........................................................................................................ V-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. iv Universitas Sumatera Utara.

(11) DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Studi Penelitian Terdahulu ......................................................................... I-6 Tabel 3.1 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ........................................ III-5 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk di Daerah Pelayanan Medan Wilayah I .......................... III-6 Tabel 3.3 Sebaran Jumlah Sampel pada Medan Wilayah I ......................................... III-7 Tabel 3.4 Sebaran Jumlah Sampel pada Kecamatan Medan Johor ............................. III-7 Tabel 3.5 Sebaran Jumlah Sampel pada Kecamatan Medan Tembung ....................... III-7 Tabel 4.1 Timbulan Sampah Kecamatan Medan Tembung ........................................ IV-2 Tabel 4.2 Timbulan Sampah Kecamatan Medan Johor .............................................. IV-3 Tabel 4.3 Data Komposisi Sampah Kecamatan Medan Tembung .............................. IV-6 Tabel 4.4 Data Komposisi Sampah Kecamatan Medan Johor .................................... IV-7 Tabel 4.5 Komposisi Sampel Uji untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung .......... IV-13 Tabel 4.6 Komposisi Sampel Uji untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor ................ IV-14 Tabel 4.7 Faktor Pemadatan untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ................. IV-14 Tabel 4.8 Faktor Pemadatan untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor ....................... IV-15 Tabel 4.9 Berat Jenis untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ............................ IV-16 Tabel 4.10 Berat Jenis untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor .................................. IV-16 Tabel 4.11 Kadar Air untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ............................. IV-17 Tabel 4.12 Kadar Air untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor ................................... IV-17 Tabel 4.13 Kadar Abu dan Kadar Volatile untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ................................................................................................... IV-19 Tabel 4.14 Kadar Abu dan Kadar Volatile untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor.......................................................................................................... IV-19 Tabel 4.15 Fixed Carbon (Karbon Tetap) untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor ..................................................... IV-20 Tabel 4.16 Nilai Kalor untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ........................... IV-21 Tabel 4.17 Perbandingan Nilai Kalor untuk Wilayah Kecamatan Medan Tembung ...... IV-22 Tabel 4.18 Nilai Kalor Anorganik untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor ................ IV-23 Tabel 4.19 Nilai Kalor untuk Wilayah Kecamatan Medan Johor.................................. IV-23. v Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Sampah .................................. II-7 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................... III-1 Gambar 3.2 Peta Kecamatan Medan Tembung ............................................................ III-3 Gambar 3.3 Peta Kecamatan Medan Johor .................................................................. III-4 Gambar 3.4 Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan ................................................................................... III-9 Gambar 4.1 Persentase Komposisi Sampah Kecamatan Medan Tembung ................... IV-6 Gambar 4.2 Persentase Komposisi Sampah Kategori HI di Kecamatan Medan Tembung ................................................................................................. IV-7 Gambar 4.3 Persentase Komposisi Sampah Kategori MI Kecamatan di Medan Tembung ................................................................................................. IV-8 Gambar 4.4 Persentase Komposisi Sampah Kategori LI Kecamatan di Medan Tembung ................................................................................................. IV-8 Gambar 4.5 Persentase Komposisi Sampah Kecamatan Medan Johor.......................... IV-8 Gambar 4.6 Persentase Komposisi Sampah Kategori HI di Kecamatan Medan Johor ....................................................................................................... IV-8 Gambar 4.7 Persentase Komposisi Sampah Kategori MI Kecamatan di Medan Johor ....................................................................................................... IV-10 Gambar 4.8 Persentase Komposisi Sampah Kategori LI Kecamatan di Medan Johor ....................................................................................................... IV-11. vi Universitas Sumatera Utara.

(13) DAFTAR RUMUS Rumus 3.1 Penentuan Jumlah Sampel .......................................................................... III-5 Rumus 3.2 Penentuan Jumlah Keluarga Menjadi Sampel ............................................. III-5 Rumus 3.3 Perhitungan Volume Timbulan Sampah ..................................................... III-11 Rumus 3.4 Perhitungan Berat Timbulan Sampah ......................................................... III-11 Rumus 3.5 Perhitungan Kadar Air................................................................................ III-12 Rumus 3.6 Perhitungan Kadar Abu dan Kadar Volatile ................................................ III-13 Rumus 3.7 Perhitungan Fixed Carbon .......................................................................... III-14 Rumus 3.8 Analisa proximate untuk nilai kalor ............................................................ III-13 Rumus 4.1 Perhitungan Berat Sampel Pengujian .......................................................... IV-13. vii Universitas Sumatera Utara.

(14) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Peta Wilayah Penelitian di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. Lampiran II. Data Timbulan dan Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Tembung. Lampiran III Kuesioner Lampiran IV SNI 19-3964-1994 Lampiran V. Lembar Kegiatan Asistensi Tugas Akhir. Lampiran VI Foto Dokumentasi Penelitian. viii Universitas Sumatera Utara.

(15) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya sampah bersamaan dengan aktivitas manusia, mulai dari usaha pengambilan sumber daya alam sebagai bahan baku berlanjut menjadi bahan yang siap untuk energi, bahan setengah jadi untuk suatu barang dan aktivitas jasa dalam mengonsumsi barang-barang tersebut untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia (Selintung, 2015). Wilayah perkotaan merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap masalah lingkungan. Jumlah penduduk yang tinggi serta padatnya pemukiman masyarakat menjadikan wilayah perkotaan memerlukan manajemen penataan kota yang baik. Salah satu permasalahan lingkungan di wilayah perkotaan yaitu sampah. Jumlah penduduk yang banyak menyebabkan tingginya timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia maka perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan yang baik mulai dari sumber, pengumpulan, transportasi hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam perancangan sistem pengelolaan persampahan suatu daerah diperlukan data mengenai timbulan sampah, komposisi dan karakteristik sampah yang dihasilkan di daerah yang direncanakan (Ruslinda, 2012). Pengelolaan sampah kota menghadapi berbagai masalah yang cukup kompleks dan krusial. Permasalah-permasalahan tersebut meliputi tingginya laju timbunan sampah, kepedulian masyarakat yang masih sangat rendah sehingga suka berperilaku membuang sampah sembarangan. Perilaku masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan inilah yang sering menimbulkan bencana dimusim hujan, yang mana menyebabkan saluran drainase tersumbat oleh sampah sehingga tidak lancar dan menimbulkan banjir (Hardiatmi, 2011).. I-1 Universitas Sumatera Utara.

(16) Selain itu permasalah lain yang krusial yaitu adanya polusi tanah dan air akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan. Sejak kurang lebih 50 tahun silam plastik digunakan oleh manusia dan sampai sekarang menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kontong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun (Hardiatmi, 2011). Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam penyusunan sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem pengelolaan sampah yang baik (Damanhuri dan Tri Padmi, 2011). Peningkatan jumlah penduduk dan tingginya arus urbanisasi ke kota, dengan segala aktivitasnya menyebabkan besarnya timbunan sampah yang ditimbulkan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan sampah kota. Pada tahun 1995 setiap penduduk di Indonesia menimbulkan sampah rata-rata 0,8 kg / kapita per hari, dan diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan meningkat 2,1 kg/kapita/hari. Selama ini pengelolaan sampah di Indonesia belum optimal. Berdasarkan data BPS tahun 2000, dari 80.235,87 ton sampah yang ditimbulkan oleh 384 kota setiap harinya 4,2 % diangkut oleh petugas sampah dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), 37,6 % dibakar, 4,9 % dibuang ke sungai dan 53 % tidak ditangani (Hardiatmi,2011). Timbulan rata-rata sampah domestik Kota Bukittinggi yang didapat adalah 1,49 liter/orang/hari untuk satuan volume atau 0,2 kg/orang/hari untuk satuan berat. Berdasarkan musim timbulan sampah domestik Kota Bukittinggi relatif tidak berbeda antara musim kemarau dan hujan yaitu 1,5 liter/org/hari (Ruslinda, 2012 a). Menurut Aziz dan Santi (2000) dalam Ruslinda (2012 a), timbulan sampah domestik Kota Padang sekitar 2 liter/orang/hari. Begitu juga dengan timbulan sampah Kota Bandung menurut Damanhuri (2004) dalam Ruslinda (2012 a) sekitar 2 liter/orang/hari.. I-2 Universitas Sumatera Utara.

(17) Pada penelitian yang dilakukan Riswan, dkk (2011), timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan, Kalimantan Selatan yang dihasilkan rata-rata tiap rumah tangga sebesar 1,46 liter/orang/hari atau 0,38 kg/orang/hari. Pada penelitian Rury Fuadhilah (2012), timbulan sampah pemukiman yang dihasilkan di Kecamatan Setu dan Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan adalah pada Kecamatan Setu yaitu 0,34 kg/orang dengan volume 2,91 liter/orang dan pada Kecamatan Serpong Utara yaitu 0,33 kg/orang dengan volume 2,61 liter/hari. Pada penelitian yang dilakukan Sudiro, dkk (2016), timbulan sampah rata-rata yang dihasilkan permukiman wilayah Malang Barat adalah 0,3 kg/orang/hari dengan volume sampah rata-rata 1,14 liter/orang/hari. Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan memiliki luas 26.510 (265,1 km2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku dan etnis. Perkembangan penduduk di Kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi, dan sebagainya. Hal ini merupakan kenyataan bahwa Kota Medan merupakan lokasi yang paling efektif dan efisien untuk kegiatan-kegiatan produktif. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Sejalan dengan meningkatnya volume timbulan sampah pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan (Pemko Medan, 2013). Kota Medan dibagi menjadi dua kawasan wilayah pelayanan yaitu Wilayah Medan I dan Wilayah Medan II. Pembagian wilayah pelayanan ini berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan untuk mempermudah pengawasan. Kawasan wilayah yang termasuk. I-3 Universitas Sumatera Utara.

(18) dalam seksi operasional Medan I yaitu Medan Kota, Medan Area, Medan Polonia, Medan Maimoon, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Timur, Medan Perjuangan, dan Medan Tembung. Sedangkan kawasan wilayah yang termasuk dalam seksi operasional Medan II yaitu Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Sunggal, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Belawan, dan Medan Marelan (Dinas Kebersihan Kota Medan, 2017).. Untuk teknik operasional sistem pengelolaan sampah di Kota Medan saat ini meliputi pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta pemilahan dan pengolahan. Pewadahan sampah yang dilakukan adalah pola individual dan pada pasar tradisional digunakan wadah komunal. Untuk sistem pengumpulan dan pengangkutan dilakukan dari setiap sumber timbulan pada jalanan protokol menggunakan Tripper Truck dan untuk jalanan yang tidak bisa dilalui truk menggunakan gerobak sampah atau becak sampah. Pola yang digunakan yaitu pola individual langsung. Sedangkan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kota Medan secara fungsional ada 2 yaitu TPA Terjun di Kecamatan Medan Marelan dan TPA Namo Bintang di Kecamatan Pancu Batu, Deli Serdang. Namun secara operasional yang digunakan hanya TPA Terjun yang menampung seluruh sampah dari 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan. Kegiatan TPA Terjun sejak awal dioperasikan menggunakan sistem terbuka (open dumping). Selanjutnya yaitu pemilahan sampah yang dilakukan di lokasi pembuangan akhir oleh para pemulung dan pengolahan sampah yang dilakukan menggunakan peralatan untuk pengolahan dan penghancuran sampah. Akan tetapi, pemilahan dan pengolahan yang dilakukan ini belum optimal (Pemko Medan, 2013). Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 16,96 km2. Kecamatan Medan Johor berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, Kabupate Deli Serdang di sebelah selatan, Kecamatan Medan Amplas di sebelah timur, dan Kecamatan Medan Tuntungan di sebelah barat. Kecamatan Medan Johor dibagi dalam 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kwala Bekala, Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Titi Kuning, dan Kelurahan Pangkalan Masyhur. Berdasarkan mata pencaharian penduduk, Kecamatan Medan Johor didominasi oleh penduduk dengan. I-4 Universitas Sumatera Utara.

(19) mata pencaharian wiraswasta (lainnya), pegawai swasta, pedagang, dan lain-lain (BPS,2016). Kecamatan Medan Tembung memiliki luas sekitar 7,78 km2. Kecamatan Medan Tembung berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara dan timur, Kecamatan Medan Denai di sebelah selatan, dan Kecamatan Medan Perjuangan di sebelah barat. Kecamatan Medan Tembung terdiri dari 7 kelurahan yaitu Kelurahan Indra Kasih, Kelurahan Siderejo Hilir, Kelurahan Siderejo, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, dan Kelurahan Tembung. Menurut mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan Tembung didominasi oleh penduduk dengan mata pencaharian wiraswasta (lainnya), pedagang, pegawai swasta, dan lain-lain (BPS, 2016). Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor merupakan kecamatan yang termasuk dalam wilayah pelayanan untuk pengelolaan sampah di Kota Medan Wilayah I. Jumlah penduduk menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan tahun 2016 di Kecamatan Medan Tembung yaitu 137.178 jiwa dan di Kecamatan Medan Johor yaitu 132.012 jiwa. Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di wilayah pelayan I setelah Kecamatan Medan Denai. Sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor hampir sama. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dikumpul dalam wadah dan diangkut oleh petugas menggunakan kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) berupa bak arm roll. Adapun TPS yang difasilitasi oleh Dinas Kebersihan Kota Medan diletakkan di beberapa lokasi yang berbeda. Lokasi TPS bak arm roll untuk Kecamatan Medan Tembung berada di Jalan Pancing, TD Ambai, dan TD Mestika. Sedangkan lokasi TPS bak arm roll untuk Kecamatan Medan Johor berada di Pasar Titi Kuning, Perguruan Al-Azhar, dan Jalan Karya Kasih. Adapun informasi dan penelitian-peneletian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.. I-5 Universitas Sumatera Utara.

(20) No.. Nama Peneliti. Tahun. 1.. Yenni Ruslinda, Shinta Indah, dan Widya Laylani. 2012. 2.. Sepriyati Anggraini. 2014. Tabel 1.1 Studi Penelitian Terdahulu Judul Metodologi Metode penelitian dilakukan Studi Timbulan, pengambilan data primer berupa Komposisi dan penyebaran kuisioner, penelitian Karakteristik lapangan dan analisis laboratorium. Sampah digunakan sebagai Domestik Kota Kuisioner informasi tambahan untuk Bukittinggi menunjang data primer di lapangan. Penelitian lapangan berupa pengambilan sampel sampah domestik (rumah tangga) untuk mendapatkan data timbulan sampah, komposisi sampah, faktor pemadatan dan berat jenis sampah. Berdasarkan SNI 19-3964-1994 sampling dilakukan 8 (delapan) hari berturutturut pada lokasi yang sama dengan lama sampling persampel 24 jam, dan dilaksanakan dalam 2 (dua) musim tahun pengambilan yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kajian Metode Penelitian Infrastuktur 1. Pengumpulan data dilakukan Persampahan di secara primer dengan Kawasan pengamatan langsung ke Pemukiman lapangan (survei), penyebaran Masyarakat kuisioner dan data sekunder dengan didapat melalui instansi Pendapatan pemerintahan.. Hasil Faktor pemadatan, faktor koreksi dan jumlah recycle adalah faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Data timbulan yang didapat pada Kota Bukittinggi telah memperhitungkan ketiga faktor tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kota Bukittinggi didapatkan timbulan rata-rata sampah domestik Kota Bukittinggi sebesar 1,49 liter/orang/hari untuk satuan volume atau untuk satuan berat sebesar 0,2 kg/orang/hari. Berdasarkan musim, timbulan sampah domestik baik dalam satuan volume atau berat relatif tidak berbeda antara musim kemarau dan hujan yaitu 1,51 liter/orang/hari atau 0,20 kg/orang/hari. Untuk musim kemarau dan 1,47 liter/orang/hari atau 0,20 kg/orang/hari untuk musim hujan. Hal ini disebabkan tidak adanya aktivitas yang jauh berbeda antara musim kemarau dan hujan. Volume timbulan sampah pada tahun 2013 sebesar 146.107 m3/hari, jumlah TPS yang tersedia sebanyak 4 unit. Sementara jumlah TPS yang dibutuhkan sebanyak 24 unit. Sementara untuk kendaraan pengangkutan sampah dibutuhkan 41 unit motor sampah dan 10 unit dump truck dengan jumlah ritasi sebanyak 2 trip per hari. Dan pada tahun. I-6 Universitas Sumatera Utara.

(21) No.. 3.. 4.. Nama Peneliti. Vikrant Tyagi, Solomon Fantaw, and H. R. Sharma. Mary Selintung, Irwan Ridwan Rahim,dan Ryan. Tahun. 2014. 2015. Judul. Metodologi. Hasil. Rendah 2. Data-data yang diperlukan dalam Kecamatan penelitian ini antara lain yaitu Kertapati Kota peta kawasan Kertapati, data Palembang jumlah penduduk, MBR, jumlah KK, RT, dan data yang mendukung dalam pengolahan data selanjutnya. 3. Dalam menganalisa proyeksi penduduk, dalam menggunakan metode geometri. 4. Dalam perhitungan kebutuhan alat pengumpul, dalam menggunakan rumus perhitungan dari R SNI 03-32421994. 5. Penentuan jumlah sampel yang akan disurvei, menggunakan Rumus Slovin.. 2018, volume timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 153,164 m3/hari, sehingga jumlah TPS yang dibutuhkan sebesar 26 unit. Sementara untuk kendaraan pengangkutan sampah dibutuhkan 42 unit motor sampah dan 11 unit dump truck dengan jumlah ritasi sebanyak 2 trip per hari.. Municipal Solid Waste Management in Debre Berhan City of Ethiopia. Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup pada beberapa rumah tangga di Kota Debre Berhan. Adapun kuesioner dibagikan menggunakan teknik purposive sampling. Kuesioner dibagikan ke daerah kota dan daerah pinggiran kota.. Berdasarkan data yang didapatkan dari 7 rumah yang dipilih secara acak selama satu minggu, didapatkan hasil yaitu tingkat sampah di kota ini sekitar 0,55 kg/kapita/hari.. Studi Pengelolaan Sampah Terpadu. Metode penelitian dilaksanakan Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan selama sepekan (7 hari). Kegiatan dari Kantor Camat, SMP Negeri 8 dan pasar penelitian ini menggunakan data. I-7 Universitas Sumatera Utara.

(22) No.. Nama Peneliti. Tahun. Rombe. 5.. Elisabet Christina Hutagalung, Devi Nuraini Santi, dan Irnawati Marsaulina. 2015. Judul. Metodologi. di Tingkat Kelurahan Kota Makassar ( Studi Kasus : Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang). primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapat dari survei lapangan dan wawancara. Survei lapangan yaitu pengamatan keadaan lapangan secara visual yang bertujuan untuk mengamati kondisi yang terdapat di lapangan dan melakukan sampling sampah di setiap tempat yang menjadi lokasi penilitian di Kelurahan Paropo Kota Makassar, Sedangkan wawancara di lakukan pada Stakeholder.. Peran Pemulung dalam Pengelolaan Sampah dan Timbulan Sampah di TPA Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015. Metode penelitian dilakukan dengan cara studi deskriptif dengan analisa kuantitatif. Studi ini dapat menggambarkan peran pemulung dalam pengelolaan sampah di TPA Terjun kota Medan tahun 2015. Pengambilan besar sampel dilakukan dengan teknik Quota Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang pemulung. Data yang diolah adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung melalui kuisioner dan lembar observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan UPDT Dinas Kebersihan kota Medan dan literatur-literatur mengenai sampah.. Hasil paropo yaitu 22,56 kg/hari.. Pada hasil penelitian diperoleh Timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk semakin hari semakin banyak. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya produk yang menyisakan kemasan yang berpotensi menjadi sampah. Tingkat pemakaian barang sekali pakai juga semakin bertambah sehingga buangan yang ditimbulkan juga semakin bertambah. Jumlah rata-rata sampah yang dapat dikelola oleh masing-masing pemulung setiap hari adalah 178 L. Sedangkan jumlah keseluruhan sampah yang diolah oleh semua pemulung di TPA Terjun dalam satu hari diperkirakan sebanyak 89.000 L atau 89 m3. Dalam sebulan, total sampah yang dikelola seluruh pemulung diperkirakan sebesar 2.670,714 m3.. I-8 Universitas Sumatera Utara.

(23) No. 6.. 7.. Nama Peneliti G. Delgermaa and T. Matsumoto. Walid A. S. Moftah, Dragan Marković, Omar A. S. Moftah,and Layth Nesseef. Tahun. Judul. Metodologi. Hasil. 2016. A Study of Waste Management of Households in Ulaanbaatar Based on Questionnaire Surveys. Metode penelitian yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode wawancara kusioner dengan jumlah sampel 400 orang dan identifikasi jumlah komposisi sampah di 18 rumah tangga. Teknik pengambilan sampah adalah secara langsung dengan lama pengambilan selama 2 minggu berturut-turut. Tujuan dari pengadaan kuisioner adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas sistem manajemen pengelolaan sampah.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap rumah tangga rata-rata mengahasilkan 2.53 kg sampah setiap harinya. Komposisi dari sampah tersebut adalah dengan 74.3% merupakan sampah dapur, 1.6% botol PET, 3.5% kaca, 0.1% kaleng, 1.8% kantong plastik, 3.4% karton dan kertas, dan 15.2% sampah lainnya. Rata-rata setiap hari dihasilkan 1.6 L botol PET, 0.2 kaca, dan 3 kantong plastik. Dan, 1 kaleng dihasilkan setiap 2 hari sekali per rumah tangga.. Characterization Metode penelitian yang dilakukan of Household yaitu: Solid Waste 1. Menentukan wilayah studi ynsg and sesuai dengan jenis rumah yang Management in dapat mewakili pendapatan Tripoli City, rendah, pendapatan menengah, dan pendapatan tinggi. Libya 2. Mempersiapkan peralatan dan membagikan wadah 3. Mengumpulkan wadah yang sudah berisi sampah dari area studi 4. Mengukur volume sampah 5. Melakukan pemilahan sampah sesuai komposisinya masingmasing dan mencatatnya 6. Dilakukan survei kuesioner terhadap 150 rumah terpilih secara acak.. Hasil penelitian yang dilakukan di Kota Tripoli selama satu minggu dengan jumlah sampel 150 keluarga menunjukkan bahwa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan yaitu 1464,5 kg. Untuk timbulan rata-rata per hari yaitu 0,66 kg/orang/hari. Untuk volume sampah yang dihasilkan yaitu 19,73 m3 dan untuk kepadatan total yaitu 74,7 kg/m3.. 2016. I-9 Universitas Sumatera Utara.

(24) No. 8.. Nama Peneliti Elina Wirda Ningsih Lubis, Hafizhul Khair, dan Netti Herlina. Tahun 2018. Judul Analisis Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Rumah Tangga di Kota Medan Wilayah I (Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Tembung). Metodologi Hasil Metode penelitian yang dilakukan 1. Timbulan sampah rata-rata yang yaitu pengambilan data primer dihasilkan di Kecamatan Medan berupa penyebaran kuisioner, Tembung rata-rata timbulan yang penelitian lapangan dan analisis dihasilkan yaitu dalam satuan berat laboratorium. Kuisioner digunakan 0,155 kg/orang/hari dan dalam satuan sebagai informasi tambahan untuk volume 2,122 l/orang/hari. Sedangkan menunjang data primer di lapangan. pada wilayah Kecamatan Medan Johor Penelitian lapangan berupa yaitu dalam satuan berat 0,189 pengambilan sampel sampah rumah kg/orang/hari dan dalam satuan tangga untuk mendapatkan data volume 1,563 l/orang/hari. timbulan sampah, komposisi sampah, dan karakteristik fisika 2. Komposisi sampah rumah tangga yang sampah. Berdasarkan SNI 19-3964dihasilkan pada wilayah Kecamatan 1994 sampling dilakukan 8 (delapan) Medan Tembung yaitu organik 47%, hari berturut-turut pada lokasi yang plastik 24%, kertas 16%, kain/tekstil sama dengan lama sampling 2%, logam 1%, dan lain-lain 10%. persampel 24 jam. Sedangkan pada wilayah Kecamatan. Medan Johor yaitu organik 71%, plastik 14%, kertas 7%, dan lain-lain 8%. 3. Karakteristik fisika yang diuji yaitu faktor pemadatan berat jenis, kadar air, kadar abu, kadar volatile, fixed carbon, dan nilai kalor.. I-10 Universitas Sumatera Utara.

(25) 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah: 1. Berapa rata-rata timbulan sampah dari rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor? 2. Apa saja komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor ? 3. Bagaimana karakteristik fisika sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk menghitung rata-rata timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. 2. Untuk menghitung komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. 3. Untuk menganalisis karakteristik fisika sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor.. 1.4 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah. 1. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamata Medan Johor. 2. Metode penelitan yang digunakan adalah metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah. Untuk mementukan titik sampling menggunakan metode purposive sampling. 3. Pengambilan sampel di lapangan dilaksanakan berdasarkan metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan (SNI 19-3964-1994) yaitu dilaksanakan selama 8 (delapan) hari berturut-turut. 4. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor.. I-11 Universitas Sumatera Utara.

(26) 5. Data sekunder yang digunakan yaitu jumlah penduduk masing-masing kecamatan, peta kecamatan, dan data-data pendukung untuk mengetahui kondisi eksisting wilayah penelitian. 6. Langkah kerja dari penelitian ini meliputi penentuan jumlah dan titik pengambilan sampel, pengambilan data primer dan sekunder, analisa data primer dan sekunder di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. 7. Komponen komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994. 8. Pengujian karakteristik sampah yang dilakukan adalah karakteristik fisika, yaitu densitas, kadar air, kadar abu, kadar volatile, karbon tetap (fixed carbon), dan nilai kalor. 9. Analisis statistik menggunakan aplikasi SPSS.. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik lingkungan yang telah didapatkan selama perkuliahan. 2. Memberikan gambaran rata-rata timbulan dan karakteristik sampah di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. 3. Menjadi data dasar dalam perencanaan pengelolaan sampah di Kota Medan, khususnya daerah Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Tembung.. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I. : PENDAHULUAN. Berisi latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan. BAB II. : TINJAUAN PUSTAKA. Berisi teori dan pemahaman tentang sampah perkotaan secara umum dan dasar-dasar perhitungan untuk setiap proses. BAB III. : METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yag mencakup diagram alir, survey pengambilan data dan lokasi penelitian.. I-12 Universitas Sumatera Utara.

(27) BAB IV. : HASIL DAN PEMBAHASAN. Berisi data hasil percobaan/pengukuran serta pembahasan yang berupa analisis. BAB V. : KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi hasil penelitian yang menjawab permasalahan. Saran yang berisi hal yang masih dapat dikerjakan dengan lebih baik dan dapat dikembangkan lebih lanjut.. I-13 Universitas Sumatera Utara.

(28) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sampah Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008). Menurut Tchobanoglous dan Kreith (2002), sampah adalah material (normalnya berbentuk padat) yang dibuang karena tidak diingankan dan tidak dibutuhkan lagi dari hasil aktivitas manusia. Sedangkan pada SNI 19-2454-2002 Tentang Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.. 2.2 Penggolongan Sampah Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), terdapat keterkaitan antara bahan baku, energi, produk yang dihasilkan dan limbah dari sebuah proses industri, maupun aktivitas manusia sehari-hari. Kegiatan manusia mangkonsumsi bahan akan menghasilkan limbah. Bila kegiatan tersebut berasal dari aktivitas rutin rumah tangga, maka dihasilkan limbah cair yang dikenal sebagai air buangan, dan limbah padat yang dikenal sebagai sampah.Untuk membedakan antara limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan bukan rumah tangga (seperti dari pabrik, pertanian), digunakan beberapa istilah seperti diuraikan dibawah ini: a. Limbah Domestik Limbah dari kegiatan rutin sehari-hari manusia di rumah tangga yang berupa air buangan (tinja,. bekas mandi-cuci), dan sampah (sisa. masak,. bekas. pembungkus).. II-1 Universitas Sumatera Utara.

(29) b. Limbah Non Domestik Limbah hasil dari kegiatan non rumah tangga, bila terbentukanya padat disebut sebagai limbah padat , sedangkan bila cair disebut sebagai limbah cair. Kegiatan non rumah tangga seperti pasar, toko, hotel, industri, juga mempunyai aktivitas seperti di rumah tangga,dan menghasilkan air buangan dan sampah yang komposisi dan karakteristiknya hampir sama seperti dari rumah tangga. Dilihat dari tingkat bahaya sampah terhadapkesehatan masyarakat, maka secara garis besar sampah tersebut diatas dapat dibagi manjadi 2 kelompok besar yaitu: a. Sampah Tidak Berbahaya Berasal dari kegiatan penghasil sampah sejenis sampah dari rumah tangga seperti dari pasar, rumah tangga, pertokoan, penyapu jalan, taman, atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang sejenis sampah yang dapat dikategorikan tidak berbahaya. b. Sampah Mengandung Bahan Berbahaya Dihasilkan dari rumah tangga yang kemungkinan mengandung limbah berbahaya, seperti sisa baterai, oli/minyak rem mobil, sisa bekas pemusnah nyamuk, sisa biosida taman, atau bahkan sisa kegiatan ynag dapat menimbulkan penyakit menular yang dibuang bersama sampah biasa. Sampah jenis ini harusnya dikelola oleh suatu badan yang berwenang dan dikembalikan ke lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sampah jenis ini tidak dapat dicampurkan dengan sampah kota biasa. Menurut Tchobanoglous (dalam Damanhuri, 2016) di negara industri, jenis limbah padat (termasuk sampah) dikelompokkan berdasarkan sumbernya seperti diuraikan dibawah ini: a. Pemukiman Biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus, plastik, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, dan termasuk pula sampah berbahaya seperti oli bekas, dan pestisida untuk tanaman. b. Daerah Komersil. II-2 Universitas Sumatera Utara.

(30) Meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan sejenis sampah yang dihasilkan dari pemukiman. c. Intitusi Seperti sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sejenis sampah pada daerah komersial. d. Puing Bangunan Meliputi pembuatan konstruksi, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, batu, dan lain-lain. Dalam peraturan di Indonesia, puing bangunan dikelompokkan sebagai sampah spesifik. Sebagai catatan, kelompok jenis ini di Indonesia belum dianggap sebagai yang perlu penanganan dari pengelola kota. e. Fasilitas Umum Seperti penyapu jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan antara lain sampah kering (rubbish), sampah taman, ranting, daun, dan debu. f. Pengolah Limbah Domestik Seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang dihasilkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya. g. Kawasan Industri Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya. h. Pertanian Jenis sampah yang dihasilkan antara lain daun-daun, sisa bagian tanaman yang tidak terpakai. Sedangkan bedasarkan UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2008, sampah yang dikelola yaitu: a. Sampah rumah tangga Berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik b. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. II-3 Universitas Sumatera Utara.

(31) Berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. c. Sampah Spesifik 1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun; 2. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun; 3. Sampah yang timbul akibat bencana; 4. Puing bongkaran bangunan; 5. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau 6. Sampah yang timbul secara tidak periodik. 2.3 Sistem Pengelolaan Sampah Menurut UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah diselenggarakan dengan cara: a. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 1. Pengurangan sampah, meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Dalam hal ini diharapkan adanya kerja sama antara Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Adapun perannya masing-masing yaitu: Pemerintah : a. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu; b. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan; c. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan; d. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan e. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang. Pelaku usaha : a. menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, b. dapat diguna ulang, c. dapat didaur ulang, dan d. mudah diurai oleh proses alam.. II-4 Universitas Sumatera Utara.

(32) Masyarakat : a. menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, b. diguna ulang dan c. diurai oleh proses alam. 2. Penanganan sampah meliputi: a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah; b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu; c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir; d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. b.. Pengelolaan Sampah Spesifik. Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab pemerintah. Menurut SNI 19-2454-2002, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolahan sampah perkotaan, yaitu: 1. Kepadatan dan penyebaran penduduk; 2. Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi; 3. Timbulan dan karakteristik sampah; 4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat; 5. Jarak dan sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah; 6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota; 7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir sampah; 8. Biaya yang tersedia; 9. Peraturan daerah setempat. Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), dalam pengelolaan persampahan skala kota yang rumit, terdapat beragam pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat baik. II-5 Universitas Sumatera Utara.

(33) langsung maupun tidak langsung, yang berperan sesuai dengan posisinya masingmasing. Dalam skala kota, peran Pemerintah Kota dalam mengelola sampah sangatlah penting. Pengelolaan sampah merupakan salah satu tugas utamanya sebagai bentuk pelayanan yang merupakan bagian dari infrastruktur kota tersebut. Pengelolaan sampah dari sebuah sistem yang kompleks, dan tidak dapat disejajarkan atau disederhanakan begitu saja, misalnya penanganan sampah daerah pedesaan. Ada 3 kelompok stakeholder yang menangani sampah, yaitu: 1. Penanganan oleh swadaya masyarakat : pengelolaan sampah mulai dari sumber ke tempat pengumpulan, atau ke tempat pemrosesan lainnya. Di kota-kota, pengelolaan ini biasanya dilaksanakan oleh RT/RW, dengan kegiatan mengumpulkan sampah dari bak sampah di sumber sampah, misalnya di rumah-rumah, diangkut dengan sarana yang disiapkan sendiri oleh masyarakat, menuju ke tempat penampungan sementara. 2. Penanganan oleh pemerintah daerah : biasanya dilaksanakan oleh sebuah institusi di bawah kendali pemerintah kota, atau institusi lain termasuk swasta yang ditunjuk oleh pemerintah kota. Tugas utama institusi tersebut adalah mengangkut sampah dari TPS menuju TPA. Sampah dari TPS diangkut ke TPA oleh truk sampah milik pengelola kota atau institusi yang ditunjuk. Biasanya anggaran suatu kota belum mampu menangani seluruh sampah yang dihasilkan. Dalam hal sarana penanganan sampah melayani lebih dari satu kota/kabupaten, maka pemerintah provinsi bertindak sebagai pengelola, yaitu pengelola sampah regional. 3. Pengelolaan informal: terbentuk karena adanya dorongan kebutuhan ekonomi dari sebagian masyarakat, yang secara tidak disadari telah ikut berperan serta dalam penanganan sampah kota. Sistem informal ini memandang sampah sebagai sumber daya ekonomi melalui kegiatan pemungutan, pemilahan, dan penjualan sampah untuk didaur ulang. Rangkaian kegiatan ini melibatkan bank sampah, pemulung, tukang loak, lapak, bandar, dan industri daur ulang dalam rangkaian sistem perdagangan.. 2.4 Teknik Pengelolaan Sampah Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, dasar-dasar perencanaan pengelolaan sampah perkotaan yaitu:. II-6 Universitas Sumatera Utara.

(34) 1. Daerah pelayanan 2. Tingkat pelayanan 3. Teknik operasional mulai dari: a. Pewadahan sampah; b. Pengumpulan sampah; c. Pemindahan sampah; d. Pengangkutan sampah; e. Pengolahan dan pemilahan sampah; f. Pembuangan akhir sampah. Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan sampah dengan pembuangan akhir sampah. Skema teknik operasional pengelolaan persampahan Gambar 2.1 Timbulan Sampah. Pemilahan, Pewadahan, dan Pengolahan di Sumber. Pengumpulan. Pengangkutan. Pemilahan dan Pengolahan. Pemindahan. Pembuangan Akhir. Gambar 2.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Sampah (Sumber : Badan Standarisasi Nasional,2002). II-7 Universitas Sumatera Utara.

(35) 2.4.1 Timbulan Sampah Menurut SNI 19-2454-2002, timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan. Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), di negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia, faktor musim sangat besar pengaruhnya terhadap berat sampah. Musim yang dimaksud adalah musim hujan dan kemarau, tetapi juga dapat berarti musim buah-buahan tertentu. Berat sampah juga sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya survei timbulan sampah dilakukan beberapa kali dalam satu tahun, terutama saat musim hujan dan musim kemarau. Timbulan sampah dapat dinyatakan dengan: a. Satuan berat : kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari, dan sebagainya. b. Satuan volume : L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari, dan sebagainya. Sedangkan menurut SNI 19-3964-1994, satuan yang digunakan untuk pengukuran timbulan yaitu : a. Volume basah (asal) : liter/unit/hari b. Berat basah (asal) : kilogram/unit/hari Menurut Damanhuri (dalam Damanhuri dan Padmi 2016), timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survei pengukuran atau analisis langsung di lapangan, yaitu: 1.. Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah tangga dan non-rumah tanga) yang ditentukan secara random-proporsional di sumber selama 8 hari berturut-turut (SNI 19-3964-1994).. 2.. Load-count analysis: Mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yang mengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah per-ekivalensi penduduk.. 3.. Weigh-volume analysis: bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke waktu. Jumlah sampah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area. II-8 Universitas Sumatera Utara.

(36) yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per-ekuivalensi penduduk. Bila jembatan timbang tidak tersedia, maka pengukuran pendekatan dapat dilakukan dengan mendata volume truk yang masuk. 4.. Material balance analysis: merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system, dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system boundary).. 2.4.2 Komposisi Sampah Menurut SNI 19-3964-1994, komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti: 1. Sisa-sisa makanan, 2. Kertas-karton, 3. Kayu, 4. Kain-tekstil, 5. Karet-kulit, 6. Plastik, 7. Logam besi-non besi, 8. Kaca 9. Dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik) Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan yaitu berdasarkan komposisinya. Satuan yang digunakan yaitu % berat basah. Indonesia sampai saat ini masih menggunakan satuan % volume basah. Setiap negara mempunyai cara untuk pengelompokan komposisi sampahnya. Indonesia sejak tahun 1991, mengelompokkan komposisi sampahnya menjadi 9 jenis yaitu: 1. Sampah makanan 2. Kayu dan sampah taman 3. Kertas dan karton 4. Tekstil dan produk tekstil 5. Karet dan kulit 6. Plastik. II-9 Universitas Sumatera Utara.

(37) 7. Logam 8. Gelas 9. Lain-lain : bahan inert, abu, dan lain-lain. Seperti halnya timbulan, maka komposisi sampah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor: a. Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup tinggi b. Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah. Tetapi bila sampah tersebut tidak diangkutdan dibiarkan di TPS, sampah organik akan berkurang karena membusuk dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi. c. Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung d. Tingkat sosial ekonomi : masyarakat atau daerah dengan ekonomi lebih tinggi menghasilkan sampah dengan komponen kertas dan plastik yang lebih tinggi dan sampah organik yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah dengan ekonomi lebih rendah e. Kemasan produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi. Negara maju seperti Amerika tambah banyak yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.. 2.5 Jenis Analisa Sampah Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), karakterisasi sampah biasanya dibedakan atas 3 kategori yaitu: 1. Karakterstik fisika : ynag paling penting adalah densitas, kadar air, kadar volatile, karbon tetap (fixed carbon), kadar abu, nilai kalor. Kadang analisis ukuran partikel dibutuhkan 2. Karakteristik kimia : yang paling sering dilakukan adalah C-organik, N-organik, dan kadang total Fosfor dibutuhkan 3. Karakteristik kimia unsur penyusun : menggambarkan susunan kimia sampah yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, dan P. Bila diperlukan, ditambahkan komponen. II-10 Universitas Sumatera Utara.

(38) halogen seperti Cl. Kandungan logam berat kadang diperlukan bila ingin mengetahui potensi pencemarannya. Penjelasan tentang karakteristik tersebut diuraikan dibawah ini: a. Kepadatan ( densitas) : merupakan rasio antara berat (basah)dan volume (basah) b. Kadar air : adalah banyaknya kandungan air di dalam sampah. Kadar air dapat dinyatakan dalam persentase terhadap berat kering atau berat basah sampah, namun biasanya dinyatakan dalam berat basah. Kadar air sampah sangat bervariasi bergantung pada komposisi sampah, iklim dan cuaca, curah hujan, dan kelembaban. Kadar air menjadi penting karena pengaruhnya terhadap densitas sampah, tingkat kompaksi, peranannya dalam proses dekomposisi, pelindian komponen anorganik, dan nilai kalor dalam insinerasi. Kadar air diperoleh dari penimbangan kehilangan air pada pemanasan 105oC, setelah berat sampah stabil. c. Kadar abu : merupakan bagian sampah yang tidak tervolatilisasikan, atau bagian sampah yang tidak dibakar. Abu mengurangi kapasitas pembakaran, meningkatkan biaya penanganan, dan mempengaruhi efisiensi pembakaran/efeisiensi boiler pada insinerator, serta menyebabkan pengggumpalan dan penyumbatan. Biasanya yang menjadi abu setelah proses pembakaran adalah mineral yang ada di dalam bahan bakar atau sampah. Kadar abu dinyatakan sebagai persen rasio berat bagian sampah yang tersisa setelah pemanasan 550-600oC terhadap berat (kadar) padatan sampah. d. Kadar volatile : adalah materi yang mudah menguap. Semakin tinggi kadar organik suatu bahan, semakin mudah bahan tersebut terbakar, dan semakin tinggi nilai kalornya serta berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api. Kadar volatile ini adalah banyaknya materi yang hilang saat dipanaskan pada suhu 950 oC. e. Karbon tetap (fixed carbon) : kadar volatile pada 800-950oC. Bila pemanasan dalam analisis kadar volatile dilanjutkan sampai 950oC, maka kehilangan berat pada temperatur tersebut adalah fixed carbon, yang digunakan untuk pendekatan perhitungan nilai kalor sampah. f. Nilai kalor : merupakan banyaknya panas yang dihasilkan pada pembakaran sempurna suatu bahan. Semakin tinggi nilai kalor, maka semakin mudah terbakar. Semakin tinggi nilainya, semakin akan lebih lama terbakar. g. Karbon organik : ditetapkan dengan cara oksidasi dengan kalium bikarbonat berlebih.. II-11 Universitas Sumatera Utara.

(39) h. Karakteristik kimia unsur penyusun : analisis ini dikenal dengan sebagai ultimate analysis, diperlukan untuk mendapatkan komposisi unsur-unsur ynag terdapat pada sampah yang meliputi C, H, O, N, S, dan P. Dari hasil tersebut, akan dapat disusun rumus kimia dari sampah yang akan dapat digunakan dalam perhitungan yang terkait reaksi kimia seperti penentuan kebutuhan oksigen.. 2.6 Analisis Data Menurut Sugiyono (2000) dalam Sya’ban (2005), Penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitan itu juga merupakan penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri keilmuan, baik secara rasional, empiris, dan sistematis. Rasional artinya kegiatan peneliti itu dilakukan dengan caracara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Pada proses penelitian memerlukan suatu analisis untuk memperoleh kebenaran data. Hasil analisis tersebut dapat ditafsirkan untuk menjawab suatu pemasalahan yang telah dirumuskan, berdasarkan teknik analisis yang telah ditentukan dan sesuai dengan pemasalah yang akan dikaji. Analisis adalah proses menyusun data yang dapat ditafsirkan. Di mana analisis data merupakan tahap suatu proyek penelitian yang mencoba menjawab pertanyaan tentang apa yang telah ditemukan. Kemudian dalam analisis data ini apa yang orang lakukan terhadap kuesioner, wawancara, dokumen, data eksperimen, catatan lapangan, atau data lain yang dikumpulkan selama berlangsungnya proyek penelitian. Analisis ini biasanya dikerjakan setelah selesai pengumpulan data, sebagai penulisan dan pelaporan hasil penelitian. Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode, yaitu analisis data secara kuantitatif dan analisis data secara kualitatif. Kedua metode penelitian tersebut, baik kuantitatif dan kualitatif memiliki teknik analisis data yang berbeda. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dikemukakan dengan hipotesis yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data empiris, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic yang dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data II-12 Universitas Sumatera Utara.

(40) tersebut ditentukan pola atau tema (adanya penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori (Sya’ban, 2005). Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Pada penelitian, penggunaan kuesioner merupakan hal yang sangat pokok dalam pengumpulan data. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan, dengan cara mengisi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih. Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ketujuan penelitian. Analisis data untuk penelitian kuantitatif lebih banyak mengarah kepada perhitungan dengan statistik. Menurut Hartono (2004) dalam Sya’ban (2005), secara etimologi kata statistik berasal dari bahasa Italia “statista” yang berarti negarawan atau ahli kenegaraan, karena sejak dahulu kala statistik hanya digunakan untuk kepentingan negara saja. Kemudian ditinjau dari terminologi, statistik memiliki beberapa pengertian, yaitu: 1. Statistik sebagai data, yaitu kumpulan bahan keterangan yang berupa angka atau kumpulan angka yang menunjukkan tentang kegiatan hidup tertentu mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu. 2. Statistik sebagai kegiatan, yaitu proses kegiatan statistik yang dimulai dari pengumpulan data, penyusunan data, pengumuman dan pelaporan data serta analisis data. 3. Statistik sebagai metode, yaitu cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interprestasi terhadap sekumpulan data, sehingga kumpulan bahan keterangan itu dapat memberi pengertian dan makna tertentu. 4. Statistik sebagai ilmu, yaitu ilmu pengetahuan yang membahas dan mengembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang ditempuh dalam hal: pengumpulan data, penyusunan atau pengaturan data angka, penyajian data angka, analisis terhadap data, pengambilan keputusan.. II-13 Universitas Sumatera Utara.

(41) Statistik dibagi menjadi 2 jenis yaitu statistik parametrik dan statistik non parametrik. Statistik parametrik yaitu statistik yang mengikuti prinsip data harus terdistribusi normal. Sedangkan statistik non parametrik adalah statistik yang yang tidak mengikuti prinsip data harus terdistribusi normal (distribusi bebas). Pada saat penyusunan data ke dalam laporan memerlukan deskripsi data penelitian dari hasil pengumpulan data yang telah diperolehnya dilapangan, di mana perhitungannya dilakukan dengan statistik untuk mengetahui statistik deskriptifnya. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono,2000 dalam Sya’ban 2005). Dalam proses analisis data memerlukan suatu alat analisis yang dikenal dengan Statistika. Statistik adalah ilmu memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam perhitungannya. Namun seiring dengan kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi, muncul berbagai program komputer yang dirancang khusus untuk membantu pengolahan data statistik, salah satunya yaitu SPSS (Statistical Products and Solution Services). SPSS (Statistical Products and Solution Services) merupakan program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan akurat, memiliki bentuk pemaparan yang baik (berbentuk grafik dan table), bersifat dinamis (mudah dilakukan perubahan data dan up date analisis) serta mudah dihubungkan dengan aplikasi lain (misalnya ekspor/impor data ke/dari Excel) (Hasyim, 2014). SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variabel adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus. Hasil-hasil analisis muncul dalam SPSS Output Navigator (Sembiring dan Elieser Tarigan). Uji Regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak antara varibel independent terhadap variabel dependent, maka dalam penggunaan analisis ini uji regresi ini dalam pengambilan sampel penelitian dari banyaknya populasi yang ada harus menggunakan ukuran besaran sampel. Selain itu, dalam menguji atau II-14 Universitas Sumatera Utara.

(42) menggunakan uji regresi ini harus melalui persyaratan analisi regresi biasanya sering disebut dengan “Asumsi Klasik”. Uji asumsi klasik ini terdiri dari normalitas, lineritas, multikolinearitas, dan homosedatisitas. Di mana dalam uji asumsi klasik ini banyak cara atau rumus untuk digunakannya oleh pengguna uji regresi, agar persyaratan analisisnya dapat dipenuhinya (Kleinbaum dan Kuper, 1998 dalam Sya’ban, 2005). Metode statistik yang banyak digunakan untuk menganalisis data dari suatu percobaan yang terancang adalah teknik analisis ragam atau sering disebut dengan ANOVA. Analisis ragam adalah sebuah metode untuk memeriksa hubungan antara dua atau lebih set data. Dengan kata lain ada hubungan antara set data dengan melakukan analisis varians. Analisis varian kadang- kadang disebut sebagai F-test. Suatu ciri analisis ragam adalah model ini terparameterisasikan secara berlebih, artinya model ini mengandung lebih banyak parameter dari pada yang dibutuhkan untuk mempresentasikan pengaruhpengaruh yang diinginkan. Salah satu tipe dari analisis ragam adalah analisis varians satu jalur atau juga dikenal dengan istilah one-way ANOVA. Analisis varians satu jalur adalah proses menganalisis data yang diperoleh dari percobaan dengan berbagai tingkat faktor, biasanya lebih dari dua tingkat faktor. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengindentifikasi variabel bebas yang penting dan bagaimana variabel tersebut dapat mempengaruhi respons ( (Fajrin, 2016). Menurut Fajrin (2016), hasil eksperimen dianalisis menggunakan metode one-way ANOVA. Metode ini dipercaya sebagai metode penelitian yang paling akurat dalam melakukan eksperimen yang berusaha membuktikan atau menolak hipotesis secara matematika dengan menggunakan analisa statistik. Hal yang menonjol dari metode ini adalah adanya variabel dan kontrol grup (Shuttleworth, 2008). Kontrol adalah perlakuan yang dijadikan sebagai standar (benchmark) untuk mengevaluasi efektifitas dari perlakuan-perlakuan yang diberikan dalam eksperimen (Kuehl, 2000). Analisis Varians (ANOVA) digunakan untuk mencari perbedaan antar varibel, maka terlebih sebelum melakukan perhitungan data menggunakan ANOVA ini, perlu kiranya menguji persyaratan Analisis Varians, yaitu dengan menguji Normalitas dan uji Homogenitas (Kirk, 1995). Hal ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data normal dan keseragaman data, untuk pengujian persyaratan ANOVA ini, bisa langsung saja. II-15 Universitas Sumatera Utara.

(43) menggunakan program SPSS untuk menghitungnya dan mengetahui hasilnya. ANOVA memiliki dua model, yaitu: ANOVA dengan satu arah (1 Faktorial) dan ANOVA dua arah atau lebih dari satu variabel atau ANOVA 2 Faktorial, 3 Faktorial, dan seterusnya (Sya’ban 2005).. II-16 Universitas Sumatera Utara.

(44) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konsep Metodologi Penelitian Diagram alir metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Mulai. Studi Literatur Pengumpulan Data Sekunder : 1. Jumlah Penduduk 2. Peta Kecamatan 3. Data Fasilitas Pengelolaan Sampah. Pengumpulan Data Primer : 1. Timbulan Sampah 2. Komposisi Sampah 3. Kuesioner. Analisa Data. 1. 2. 3. 4. 5.. Analisis Data: 1. Keusioner dengan Ms.Excel 2. Timbulan dan Komposisi menggunakan SPSS 15.0 dengan uji ANOVA. Proximate Analysis : Kadar Air Kadar Abu Kadar Volatile Karbon Tetap (Fixed Carbon) Nilai Kalor. Kesimpulan dan Saran. Selesai. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian. III-1 Universitas Sumatera Utara.

(45) 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini dilakukan oleh 4 orang (termasuk peneliti). Daerah sampling pada Kota Medan dibagi dalam 2 wilayah, yaitu Wilayah I dan Wilayah II. Wilayah studi yang menjadi studi kasus peneliti yaitu Wilayah I, khususnya Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor. Alasan peneliti memilih wilayah studi Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Tembung yaitu jumlah penduduk yang tinggi. Semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin banyak sampel yang harus diambil, sehingga diharapkan agar hasil penelitian ini dapat mewakili karakteristik sampah yang ada di Kota Medan. Untuk peneliti memilih Medan Tembung dan Medan Johor. Adapun Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Johor yang menjadi objek penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 dibawah ini.. III-2 Universitas Sumatera Utara.

(46) Gambar 3.2 Peta Kecamatan Medan Tembung (Sumber : Pemko Medan, 2017) III-3 Universitas Sumatera Utara.

(47) Gambar 3.3 Peta Kecamatan Medan Johor (Sumber : Pemko Medan, 2017) III-4 Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bidang pendidikan masih banyak yang bertumpu pada operasional pendidikan di sekolah dan lembaga agama, belum menyebar ke berbagai dimensi, dilihat dari

Sebagai masyarakat yang mendominasi pemerintahan, tidak serta merta Nabi mengunggulkan Islam dalam berbagai aspeknya, namun tetap berprinsip pada 6 asas nilai yang

Ketujuh, faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis teks pidato antara lain: referensi buku tata bahasa yang kurang; penguasaan kaidah yang tidak memadai; kurangnya

menerus ( sustainable beneit ) bagi kemaslahatan umat, sehingga pada saat proyek infrastruktur tersebut telah dapat beroperasi dan mampu menghasilkan keuntungan secara

Sesuai dengan hasil analisis data primer, maka masing- masing instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki hasil uji yang menunjukkan bahwa angka cronbach

menerapkan kebijakan penggunaan PNBP secara terpusat, antara lain pergeseran anggaran antar kegiatan dan/atau keluaran ( output ) dalam 1 (satu) satker atau antar satker

Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) Pati Ikat

Ini berarti kredibilitas Donna Harun, kesesuaian Donna Harun dengan khalayak, kesesuaian Donna Harun dengan merek dan daya tarik Donna Harun sebagai seorang