HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANGGOTA
TNI KODIM 0735 SURAKARTA TAHUN 2017 HALAMAN JUDUL
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh:
LYA ERMINA J 500 140 039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
brought to you by CORE
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANGGOTA
TNI KODIM 0735 SURAKARTA TAHUN 2017
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
LYA ERMINA J 500 140 039
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Dr. Iin Novita, M.Sc.,Sp.PD NIK : 1013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANGGOTA
TNI KODIM 0735 SURAKARTA TAHUN 2017
OLEH LYA ERMINA
J500140039
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Dan Pembimbing Utama Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari……..,…………..2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. M.Shoim Dasuki, M.Kes. (...) (Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Tri Agustina, M.Gizi. . (...) (Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Iin Novita, M.Sc.,Sp.PD (...) (Anggota II Dewan Penguji)
Dekan
Prof. DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes NIK: 919
1
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANGGOTA
TNI KODIM 0735 SURAKARTA TAHUN 2017
Abstrak
Pengukuran tekanan darah merupakan salah satu kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi. Menurut Framingham Heart Study bahwa 78% hipertensi pada laki-laki dan 65% hipertensi pada wanita secara langsung berhubungan dengan obesitas. Sedangkan salah satu cara mengukur obesitas dapat digunakan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah. Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan
purposive sampling sebanyak 51 anggota TNI Kodim 0735 Surakarta yang telah
memenuhi kriteria inklusi. Data diukur dari lingkar pinggang dan lingkar panggul dengan pita centimeter, mengukur tekanan darah menggunakan alat
sphygmomanometer dan sthetoscope. Hasil analisis secara statistik menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah (p= 0,028) dan terdapat hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah (p= 0,034) pada anggota TNI kodim 0735 Surakarta. Kesimpulan penelitian ini adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul berhubungan dengan tekanan darah.
Kata Kunci : Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Panggul, Tekanan Darah. Abstract
Blood pressure measurement is one of the early detection of risk factors for non-communicable diseases such as hypertension. According to the Framingham Heart Study that 78% of hypertension in men and 65% of hypertension in women are directly related to obesity. While one way of measuring obesity can be used waist circumference and waist circumference ratio. This study aims to determine the relationship between waist circumference and waist hip ratio ratio with blood pressure. This type of research is analytic observational cross sectional. Sampling method with purposive sampling as many as 51 members of TNI Kodim 0735 Surakarta who has met the inclusion criteria. Data were measured from waist circumference and hip circumference with centimeter tape, measuring blood pressure using a sphygmomanometer and stethoscope. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between waist circumference and blood pressure (p = 0.028) and there was a relationship between hip waist ratio with blood pressure (p = 0,034) in TNI member of Kodim 0735 Surakarta. The conclusion of this study was waist circumference and waist circumference ratio related to blood pressure.
2 1. PENDAHULUAN
Obesitas merupakan masalah yang masih terus meningkat di Indonesia juga di banyak negara di dunia. Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi timbunan lemak yang berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa, yang akan menganggu kesehatan (WHO,1998). Pada tahun 2015, untuk usia lebih dari 15 tahun diperoleh persentase obesitas sebesar 28,97 persen dengan rincian pada laki-laki sebesar 24,04 persen dan perempuan sebesar 31,28 persen. Kabupaten atau kota dengan persentase obesitas tertinggi adalah Kota Salatiga yaitu 71,18 persen, diikuti Magelang 65,02 persen, dan Karanganyar 64,86 persen.
Overweight dan obesitas dapat menyebabkan kelainan metabolisme
yang dapat mempengaruhi tekanan darah, kolesterol, trigliserid, dan resistensi
insulin (WHO, 2010).
Penentuan obesitas dapat menggunakan berbagai macam cara pengukuran antropometri, seperti mengukur indeks massa tubuh, lingkar
pinggang, dan rasio lingkar pinggang panggul (Arisman, 2010).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan secara global. Pengukuran tekanan darah merupakan salah satu kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, jantung, kelainan fungsi ginjal atau yang lainnya.Sehingga penanganan harus segera dilakukan sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi. Komplikasi yang ditimbulkan dapat menurunkan umur harapan hidup penderitanya.
Jumlah penduduk berisiko lebih dari 15 tahun, diperoleh persentase penduduk yang hipertensi tahun 2015 sebanyak 344.033 orang atau 17,74 persen dinyatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, persentase hipertensi pada kelompok laki-laki sebesar 20,88 persen, lebih tinggi dibanding pada kelompok perempuan yaitu 16,28 persen. Estimasi risiko dari Framingham Heart Study menunjukkan bahwa 78% hipertensi pada laki-laki dan 65% hipertensi pada wanita secara langsung berhubungan dengan obesitas.
3
Obesitas dapat menimbulkan terjadinya hipertensi melalui berbagai mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah jantung ikut meningkat. Sedangkan secara tidak langsung melalui perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-mediator seperti hormon, sitokin, adipokin dan lain-lain. Salah satunya adalah hormon aldosteron yang berkaitan erat dengan retensi air dan natrium sehingga volume darah meningkat. Kejadian hipertensi yang disertai dengan obesitas dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan etnis. Usia 35-65 tahun merupakan usia yang dianggap paling banyak menderita hipertensi dengan obesitas. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan oleh Framingham Heart Study dimana dari 5.209 partisipan, dua pertiganya berusia 35-65 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Framingham Heart Study menunjukkan risiko kejadian hipertensi meningkat 2,6 kali pada subjek laki-laki obesitas dan meningkat 2,2 kali pada subjek wanita obesitas dibandingkan subjek dengan berat badan normal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Erwi, menemukan ada hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah pada wanita dewasa, dimana lingkar pinggang mempunyai hubungan dengan tekanan darah sistolik, dengan (p : 0,006) dan (r : 0,46), berpola positif. Rasio lingkar pinggang panggul mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah sistolik (p: 0,002 dan r: 0,513).Lingkar pinggang mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah diastolik (p: 0,036 dan r: 0,36). Rasio lingkar pinggang panggul mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah diastolik (p: 0,003 dan r: 0,49)(Erwi Nilasari, 2011).
Berdasarkan beberapa hal tersebut mengindikasikan bahwa lingkar pinggang akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah pada anggota TNI Kodim 0735 Surakarta.
4 2. METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di TNI Kodim 0735 Surakarta pada bulan November 2017. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah anggota TNI Kodim 0735 Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik dengan purposive sampling.
Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah pada anggota TNI Kodim 0735 Surakarta tahun 2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang memenuhi kriteria restriksi di Kodim 0735 Surakarta. Pada bulan November 2017. Pada penelitian ini didapatkan 51 data yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel penelitian.
1. Karakteristik sampel penelitian
Perbandingan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul, serta variabel terikat yaitu tekanan darah berdasarkan dari karakteristik sampel disajikan sebagai berikut :
Tabel 1. Usia Subjek Penelitian
No. Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
1. 20-30 tahun 1 2,0
2. 31-40 tahun 14 27,5
3. 41-50 tahun 32 62,7
4. 51-60 tahun 4 7,8
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa jumlah responden pada rentang usia 20-30 tahun, paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang (2,0 %) dan paling banyak pada rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 32 orang (62,7%).
5
Tabel 2. Lingkar Pinggang Subjek Penelitian
No. Lingkar Pinggang Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Normal 26 51,0
2. Berlebih 25 49,0
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki lingkar pinggang normal yaitu sebanyak 26 orang (51,0%) dan responden yang memiliki lingkar pinggang berlebih yaitu sebanyak 25 orang (49,0%).
Tabel 3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul Subjek Penelitian
No. Rasio Lingkar Pinggang
Panggul Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Normal 28 54,9 2. Berlebih 23 45,1 Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul normal yaitu sebanyak 28 orang (54,9%) dan berlebih yaitu sebanyak 23 orang (45,1%).
Tabel 4. Tekanan Darah Subjek Penelitian
No. Tekanan Darah Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Normotensi 28 54,9
2. Hipotensi 1 2,0
3. Prehipertensi 11 21,6
4. Hipertensi 11 21,6
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki tekanan darah normal (normotensi) yaitu sebanyak 28 orang (54,9%), responden yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi) yaitu sebanyak 1 orang (2,0%), responden yang memiliki tekanan darah prehipertensi yaitu sebanyak 11 orang (21,6%), responden yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak 11 orang (21,6%).
6 2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis dilakukan dengan SPSS
24.0 for Windows. Pada penelitian ini digunakan analisis statistik dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antar variabel. Jika hasil yang didapatkan bahwa expected tidak memenuhi syarat untuk uji Chi Square maka dilakukan uji
alternatifnya yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis data disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 5.Analisis Kolmogorov Smirnov Hubungan antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Tekanan Darah Pada Anggota TNI Kodim 0735 Surakarta tahun 2017
Parameter
Tekanan Darah
Normotensi Hipotensi Prehipertensi Hipertensi Total P
N % n % N % N % N % Lingkar Pinggang 0,028 Normal 19 70,4 1 3,7 5 18,5 2 7,4 27 100,0 Berlebih 9 37,5 0 0,0 5 20,8 10 41,7 24 100,0 Rasio Lingkar Pinggang Panggul 0,034 Normal 19 73,1 1 3,8 3 11,5 3 11,5 26 100,0 Berlebih 9 36,0 0 0,0 7 28,0 9 36,0 25 100,0
Frekuensi tekanan darah dibedakan menjadi normotensi, hipotensi, prehipertensi dan hipertensi. Jumlah pada tekanan darah normal (normotensi) yang mempunyai lingkar pinggang normal yaitu sebanyak 19 orang (70,4%) dan berlebih sebanyak 9 orang (37,5%), responden yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi) yang mempunyai lingkar pinggang normal yaitu sebanyak 1 orang (3,7%) dan berlebih sebanyak 0 orang (0,0%), responden yang memiliki tekanan darah prehipertensi yang mempunyai lingkar pinggang normal yaitu
7
sebanyak 5 orang (18,5%) dan berlebih sebanyak 5 orang (20,8%), responden yang memiliki tekanan darah hipertensi yang mempunyai lingkar pinggang normal yaitu sebanyak 2 orang (7,4%) dan berlebih sebanyak 10 orang (41,7%). Frekuensi tekanan darah dibedakan menjadi normotensi, hipotensi, prehipertensi dan hipertensi. Jumlah pada tekanan darah normal (normotensi) yang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul normal yaitu sebanyak 19 orang (73,1%) dan berlebih sebanyak 9 orang (36,0%), responden yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi) yang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul yaitu sebanyak 1 orang (3,8%) dan berlebih sebanyak 0 orang (0,0%), responden yang memiliki tekanan darah prehipertensi yang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul normal yaitu sebanyak 3 orang (11,5%) dan berlebih sebanyak 7 orang (28,0%), responden yang memiliki tekanan darah hipertensi yang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul normal yaitu sebanyak 3 orang (11,5%) dan berlebih sebanyak 9 orang (36,0%).
3.2. Pembahasan
Antropometri merupakan salah satu metode untuk mengukur status gizi seseorang dan juga dapat digunakan sebagai screening obesitas. Metode tersebut antara lain pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan, serta rasio lingkar pinggang dan lingkar panggul (Arisman, 2010). Pada penelitian ini sebanyak 51 responden merupakan laki-laki anggota TNI Kodim 0735 Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling, yaitu sampel diambil dari semua responden yang datang dan
memenuhi kriteria inklusi. Data-data yang diperoleh kemudian digunakan sebagai bahan analisis data. Dari lingkar pinggang yang diukur didapatkan frekuensi yaitu sebanyak 26 orang mempunyai lingkar pinggang yang normal dan 25 orang mempunyai lingkar pinggang berlebih. Rasio lingkar pinggang panggul menunjukan frekuensi yaitu sebanyak 28 orang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul normal dan sebanyak 23 orang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul
8
berlebih. Pada penelitian ini, telah dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data. Uji normalitas diperlukan
untuk menjamin validitas dan keakuratan penarikan kesimpulan (Supariasa et al., 2016) (Sastroasmoro & Ismail., 2014).
Lingkar pinggang merupakan ukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral, ukuran lingkar pinggang normal pada laki-laki adalah <90 cm dan dikatakan berlebih jika ukuran lingkar pinggang >90 cm. Rasio lingkar pinggang panggul dalam penelitian ini ditentukan setelah mengukur besar lingkar pinggang dan panggul, kemudian nilai lingkar pinggang dibagi dengan besar lingkar panggul dan dinyatakan dalam bentuk desimal, ukuran rasio lingkar pinggang panggul normal pada laki-laki <0,90 cm dan berlebih jika ≥0,90 cm.
Pada tabel 5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah (p= 0,028) dan terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah (p= 0,034) yang berarti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul merupakan faktor risiko untuk terjadinya peningkatan tekanan darah.
Menurut Damayanti (2010), penyebab bertambahnya lingkar pinggang bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu gaya hidup, pola makan yang tidak benar dan kebiasaan hidup karena kurang aktivitas dan konsumsi makanan yang berlebih dari energi yang dibutuhkan, semakin bertambah usia dan aktivitas yang berkurang tidak diimbangi dengan mengurangi asupan kalori berat hal ini menyebabkan penambahan berat badan dan lingkar pinggang. Hasilnya, semakin bertambah usia semakin bertambah lingkar pinggang, faktor genetik, mengkonsumsi alkohol terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh kurang efisien dalam membakar lemak.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Erwi, menemukan ada hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
9
dengan tekanan darah pada wanita dewasa, dimana lingkar pinggang mempunyai hubungan dengan tekanan darah sistolik, dengan (p : 0,006) dan (r : 0,46), berpola positif. Rasio lingkar pinggang panggul mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah sistolik (p: 0,002 dan r: 0,513). Lingkar pinggang mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah diastolik (p: 0,036 dan r: 0,36). Rasio lingkar pinggang panggul mempunyai hubungan positif dengan tekanan darah diastolik (p: 0,003 dan r: 0,49) (Erwi Nilasari, 2011).
Hasil yang ditemukan pada penelitian Comperative evaluation of
obesitymeasures: relationship with blood pressures and hypertension
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah (p = <0,001). Penelitian ini dilakukan di Bengal Barat India yaitu dengan menggunakan 180 laki-laki dewasa, dengan membandingkan alat ukur antropometri dan mengukur tekanan darah. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semua alat ukur antropometri yang digunakan (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul) semua berkorelasi positif dengan tekanan darah (Ghosh & Bandyopadya, 2007).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki anggota TNI Kodim 0735 Surakarta menunjukkan hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul dengan tekanan darah.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah anggota TNI kodim
10
0735 Surakarta. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah salah satunya adalah usia.
4.2. Saran
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang lebih baik dengan metode kohort. Sehingga dapat mengetahui sebab antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah.
2. Pada pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Dengan adanya hubungan yang significant antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan darah yaitu diharapkan dapat memelihara dan memperbaiki pola hidup agar mendapatkan kualitas hidup lebih baik dengan mempertahankan nilai lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul dan tekanan darah dalam batas normal sehingga mendapatkan kualitas hidup yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB., 2010. Obesitas, Diabetes Militus & Dislipidemiia. Jakarta: EGC. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2009. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah. Jakarta: BPPK.
Dahlan, M.S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. 6th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Dalton M, 2003. Waist circumference, waist-hip ratio and body mass index and their correlation with cardiovascular disease risk factors in Australian adult.
Journal of Internal Medicine, pp.254: 555-63.
Damayanti, L. 2010. Penyebab Perut Buncit
Dalam.http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/24/11580713/Risiko.di.
Balik.Perut.Tambun
Erwi Nilasari, 2011. Hubungan Antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) dengan Tekanan Darah Pada Wanita Dewasa.
Jurnal Unimus, pp.12-5.
Ghose, J R., Bandyopadhyay.2007.Comparative evaluation of obesity measures:
relationship with blood pressures and hypertention. Singapore Med JA
Hall J.E & Guyton A.C, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC.
11
Hall, M.E., Carmo, J.M., Silva, A.A., Juncos, L.A., Wang, Z., & Hall, J.E. (2014). Obesity, Hypertension, and Chronic Kidney Disease. International Journal
of Nephrology and Renovascular Disease, 7, pp.75-88.
I Dewa Nyoman Supariasa, Fajar Ibnu & Bachyar Bakri, 2016. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: EGC.
International Diabetes Federation, 2006.
Jalal, F., Liputo, N.I., Susanti, N. & Oenzil, F., 2010. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan. Repository Unand, pp.1-23.
Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Localzo, J. (2011).
Harrison's Principles of Internal Medicine. New York: McGraw Hill
Professional.
Pudiastuti, R.D., 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika. RISKESDAS, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
RISKESDAS, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Seidell, J.C., 2008. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio in Relation to All cause Mortality, Cancer, and Sleep Apnea. European Journal of Clinical
Nutrition.
Sherwood, L., 2009. Fisiologi Manusia. Jakarta: ECG.
Sidartawan Sugondo, 2014. Obesitas. In PAPDI Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. pp.33-6.
Soegondo, S. & Purnamasari, D., 2014. Sindrom Metabolik. In PAPDI Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Sudigdo Sastroasmoro & Sofyan Ismail, 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi 5. Jakarta: Sagung Seto.
Sulastri, D., Elmatris., & Rahmi R, 2012. Hubungan Obesitas dengan Kejadian
Hipertensi Pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang. Majalah
Kedokteran Andalas, Volume 36, pp. 188-201.
Supariasa, I.D.N., Bakri, B. & Fajar, I., 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Triyanto, E., 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yogiantoro, M., 2014. Pendekatan Klinis Hipertensi. In PAPDI Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Watson, S., 2017. Ways to Calculate your Waist to Hip Ratio. [Online] Available at: http://www.healthline.com/health/waist-to-hip-ratio#overview1 [Accessed 14 September 2017].
Wax Emily, Zieve David & Ogilvie Isla, 2017. Waist to Hip Ratio. Journal of
hipertation, 2, pp.12-4.
WHO, 2010. A global brief on Hypertension : Silent Killer, Global Public Health
Crisis. Word Health Organization Press. Geneva.
World Health Organization, 2008. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio: