• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ANTONIO YUSUF BANDERAS NIT. 04.16.007.1.41 AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(2)

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ANTONIO YUSUF BANDERAS NIT. 04.16.007.1.41 AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Antonio Yusuf Banderas

Nomor Induk Taruna : 04.16.010.1.41/N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ………

Materai 6000

Antonio Yusuf Banderas

(4)

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul :

NamaTaruna : ANTONIO YUSUF BANDERAS N I T : 04.16.007.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan

SURABAYA, ………...2020

Menyetujui:

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH

KECELAKAAN DI LAUT

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Daviq wiratno,S.SiT,M.T.

Penata TK.I (III/d) NIP. 197901072002121002

Pembimbing II

Capt. Tri Mulyatno B. H, S.Sit, M.pd, M.Mar Penata (III/c)

NIP. 197511012009121002 Pembimbing I

Dr. Capt. Tri Cahyadi, M.H, M.Mar Pembina (IV/a)

NIP. 197307041998031001

(5)

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK

MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT

Disusun oleh :

ANTONIO YUSUF BANDERAS NIT. 04.16.007.1.41

Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada tanggal ………

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Capt. Arleiny, M.M. M.Mar Penata (III/c)

NIP. 198206092010122002

Dr. Capt. Tri Cahyadi, M.H., M. Mar Pembina (IV/a)

NIP. 19630319.199808.1001

Capt. Tri Mulyatno B. H, S.Sit, M.pd, M.Mar

Penata (III/c)

NIP. 197511012009121002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T.

Penata Tk..I(III/d) NIP. 197901072002121002

(6)

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur akan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena atas segala kuasa, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan mengambil judul :

“OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DI LAUT”

Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang sangat berarti bagi penulis.

Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Capt. Heru Sutanto, M. M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Kedua Orang Tua Tercinta.

3. Bapak Daviq Wiratno, S.SiT, M.T selaku Ketua Jurusan Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

4. Bapak Dr. Capt. Tri Cahyadi, M. H, M. Mar selaku pembimbing I dan Bapak Tri Mulyatno Budhi H, S. Si. T. M. pd. M. Mar selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya.

5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.

6. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik berupa pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan karya ilmiah ini.

Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

(7)

vii

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Surabaya, Februari 2020

Antonio Yusuf Banderas

(8)

ABSTRAK

Antonio Yusuf Banderas. 2020. Optimalisasi Kedisiplinan Perwira Saat Melaksanakan Jaga Di Atas Kapal Untuk Mencegah Kecelakaan Di Laut.

Dibimbing oleh Bapak Tri Cahyadi dan Bapak Tri Mulyatno Budhi

Tingginya kasus kecelakaan di laut akhir-akhir ini sudah menjadi perhatian bagi semua pihak dan mengingat luas laut di dunia jauh lebih besar daripada daratan. Dari statistik diketahui bahwa 80 % dari semua kecelakaan dikapal disebabakan oleh kesalahan manusia sehingga ada suatu pendapat bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua adalah karena faktor manusia.

(http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/Publications)

Kesalahan manusia atau Human Error merupakan factor terbesar dari angka kecelakaan di laut. Kemudian, tujuan penerapan COLREG 1972 adalah mencegah terjadinya tubrukan.

Dapat disimpulkan bahwa, Human Error masih mendominasi sebagai faktor terbesar angka kecelakaan di laut. Para awak kapal harus mematuhi Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut 1972. Di dalam peraturan tersebut terdapat aturan-aturan yang mengatur tata cara untuk meminimalisasi tubrukan di laut yang terdiri dari 38 aturan.

Penelitian dilaksanakan selama ± 1 tahun pada saat melaksanakan Praktek Layar dengan lokasi yaitu kapal yang akan menjadi tempat melaksanakan praktek. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang bersangkutan. Data sekunder diperoleh dari lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat.

Kata kunci : Dinas Jaga, COLREG 1972

(9)

ix ABSTRACT

Antonio Yusuf Banderas. 2020. optimizing the discipline of officers while carrying out on board ships to prevent accidents at sea by Mr. Dr. Capt. Tri Cahyadi and Mr. Tri Mulyatno Budhi.

High incidence of accidents at sea lately has become a concern for all parties and considering the oceans of the world is much bigger than the mainland. From the statistics it is known that 80% of all accidents are due to human error vessel so that there is an opinion that ultimately, directly or indirectly, all are due to human factors.

(http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/Publications)

Human error is the biggest factor of the number of accidents at sea.

Then, the purpose of the application of COLREG 1972 is to avoid to collision.

It can be concluded that, human error still dominates as the biggest factor the number of accidents at sea. The crew members must comply with the Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1972. In such regulations are rules that govern the procedures to minimize collision at sea which consists of 38 rules.

The research carried out for ± 1 year at the time of executing the sea practice with a location that the ship will be carrying out a practice. Primary data collected directly through interviews with the parties concerned. Secondary data were obtained from data collectors and public institutions to the public.

Keywords: Watchkeeping, COLREG 1972

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

KATA PENGANTAR ...vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 7

C. BATASAN MASALAH ... 7

D. TUJUAN PENELITIAN ... 7

E. MANFAAT PENELITIAN... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA... 9

B. LANDASAN TEORI ... 11

C. KERANGKA PEMIKIRAN ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Sumber Data ... 19

D. Pemilihan Informan ... 21

E. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV ... 45 GAMBARAN UMUM, PEMBAHASAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti ...Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Penyajian Data ...Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

C. Pembahasan ...Error! Bookmark not defined.

BAB V ...Error! Bookmark not defined.

(11)

xi

PENUTUP ...Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

B. Saran ...Error! Bookmark not defined.

(12)

9 DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Hasil Penelitian sebelumnya ...

2.2 Pembagian Jam Jaga ... 16

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1.Kerangka Penelitian ... 17

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia semakin meningkat merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktivitas sosial budaya masyarakat. Peningkatan aktivitas transportasi secara nasional dalam setiap moda transportasi membawa dampak meningkatnya insiden dan kecelakaan transportasi.

Penerapan Collision Regulation 1972 terhadap keselamatan pelayaran

Indonesia adalah untuk membantu dalam meningkatkan keterampilan dan kecakapan semua Perwira dan Nahkoda Indonesia dalam menghindari bahaya tubrukan di laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki armada angkutan laut antarpulau yang jumlahnya cukup besar.

Presiden Republik Indonesia Mengeluarkan Keputusan No. 50 Tahun 1979. Convention On The International Regulations For Preventing Collisions At Sea 1972 yang secara umum disebut sebagai Collision Regulation 1972 atau disingkat dengan COLREG 1972, jika dalam bahasa Indonesia-nya dikenal sebagai Peraturan Internasional Mencegah Tubrukan di Laut ( PIMTL ) tahun 1972 adalah merupakan Resolusi International Maritime Organization ( IMO ) nomer A. 464 ( XII ) tentang peraturan yang berlaku secara internasional dan harus dipatuhi serta dilaksanakan secara utuh

(15)

2

oleh semua kapal, pemilik kapal, Nakhoda dan awak kapal agar tidak terjadi kecelakaan di laut.

Collision Regulation 1972 ditandatangani oleh semua anggota International Maritime Organization pada bulan Oktober 1972 di London dan Indonesia adalah merupakan salah satu dari 47 negara yang ikut serta didalam penandatanganan.

Collision Regulation 1972 mulai berlaku pada tanggal 15 Juli 1977 untuk menggantikan Collision Regulation 1960 yang sudah tidak sesuai lagi sehingga diperlukan adanya perubahan dan penambahan yang sesuai dengan:

1. Resolusi Intergovernmental Maritime Consultative Organization (IMCO ) A.466 ( XII ) tanggal 19 November 1981 yang berlaku tanggal 19 November 1983.

2. Resolusi International Maritime Organization ( IMO) A.626 ( XV ) tanggal 19 November 1987 yang berlaku mulai tanggal 19 November 1989.

Tujuan penerapan Collision Regulation 1972 yang terdiri dari 38 aturan dan 4 lampiran tersebut adalah untuk mencapai keselamatan kapal, awak kapal, penumpang, muatan serta dapat mencegah terjadinya pencemaran laut dan hal tersebut menjadi tanggung jawab nakhoda serta awak kapalnya.

Human error merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan laut terbesar yang selama ini terjadi di Indonesia, dalam banyak kasus yang seharusnya bisa mencegah kecelakaan itu adalah mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas navigasi diatas kapal - kapal yang

(16)

3

dimaksud, oleh sebab itu didalam mengemban tugas - tugasnya seorang Nakhoda kapal harus memahami dan menerapkan Collision Regulation 1972 secara utuh, begitu juga dengan Perwira Jaga navigasi yang ketika melaksanakan dinas jaga laut adalah sebagai wakil dari Nakhoda dan tanggung jawabnya setiap waktu adalah melaksanakan tugas jaganya dengan seksama serta memastikan bahwa pengawasan yang efisien selalu terpelihara untuk mencegah terjadi tubrukan. Sejalan dengan perkembangan teknologi dunia dibidang perkapalan dan pelayaran, dimana jumlah kapal - kapal niaga dari berbagai jenis dan ukuran serta kecepatannya terus meningkat, maka faktor keselamatan pelayaran menjadi persyaratan utama didalam mengoperasikan kapal - kapal.

Berdasarkan laporan hasil penelitian oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Inggris yang berjudul "Major Marine Collisions and Effects of Prevention Recommendations" tertanggal 9 September 1981 menyebutkan bahwa penyebab utama terjadinya tubrukan dilaut karena faktor manusia. International Chamber of Shipping ( ICS ) dalam laporannya nomor 15, Januari 1996 tentang `Kecelakaan Navigasi' menyimpulkan sebab - sebab kecelakaan laut, baik itu tubrukan maupun kekandasan kapal dari berbagai penyelidikan pada tingkat internasional.

Tidak ada bukti yang menunjukkan kekurangan yang serius dari Perwira Jaga navigasi yang berhubungan dengan pelatihan dasar untuk keahlian bernavigasi maupun kemampuan untuk menggunakan instrumen - instrumen dan peralatan navigasi, kecelakaan laut itu terjadi karena kesalahan manusia yang mana semua manusia cenderung berbuat kesalahan dalam suatu

(17)

4

situasi dimana petugas navigasi yang secara terus menerus mampu mendeteksi sebelum sebuah kecelakaan terjadi.

Dari statistik diketahui bahwa 80 % dari semua kecelakaan dikapal disebabakan oleh kesalahan manusia sehingga ada suatu pendapat bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua adalah karena faktor manusia.

Kenyataannya menunjukkan bahwa 75-79 % dari kesalahan manusia tadi disebabkan oleh sistem manajemen yang buruk.

(http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/Publications).

Human Error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut dapat disebabkan oleh berbagai faktor pada sistem transportasi laut yang ada.

Misalkan kurangnya kepahaman para awak kapal akan rambu-rambu yang ada pada rute perjalanan, kelalaian petugas pelabuhan dalam melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar. Ataupun kelalaian awak kapal dalam melakukan maintanence terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal.

Kapal sebagai sarana angkutan laut antar pulau yang banyak diminati masyarakat memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Setiap saat keselamatan jiwa manusia di laut bisa terancam, baik para awak kapal atau pelaut maupun penumpang. Dari fakta dan data yang diperoleh ternyata kecelakaan laut telah memakan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit, kecelakaan itu bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja.

Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan laut, para awak kapal dan penumpang harus mengetahui tentang cara-cara penyelamatan diri sewaktu kecelakaan di kapal (personal survival technique),

(18)

5

pemadam kebakaran (fire fighting), pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid) dan keselamatan diri dalam tanggung jawab sosial (personal safety and social responsibility).

Para awak kapal harus memiliki pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kecakapan (proficiency) serta keterampilan (skill) yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko kecelakaan dan meminimalisir kesalahan manusia (human error) sebagai salah satu faktor kecelakaan laut yang terjadi.

Pelaksanaan tugas jaga di atas kapal baik di dek maupun di kamar mesin diatur berdasarkan STCW 1978 Amandemen STCW 1995 Bab VIII yang mengatur hal-hal yang diperlukan oleh awak kapal selama melaksanakan tugasnya baik di pelabuhan maupun di laut. Ketentuan ini harus dipahami dan diterapkan oleh setiap awak kapal selama melaksanakan tugasnya. Selain kompetensi yang harus dimiliki sesuai tugas dan tanggung jawabnya diatas kapal sebagaimana ketentuan Bab VIII STCW tersebut.

Ketentuan Bab VIII STCW tersebut bersifat operasional dan berakibat langsung terhadap kelancaran dan pengoperasian sebuah kapal yang lebih ditentukan oleh awak kapal dalam hal :

1. Pengetahuan dan ketrampilan sesuai tanggung jawab.

2. Kesiapan fisik dan mental.

Hal-hal tersebut secara langsung diterapkan selama tugas jaga di atas kapal karenanya pemahaman dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas jaga.

(19)

6

Sehubungan dengan hal tersebut di atas,maka penulis menulis dan memberi judul Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul

“OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KECELAKAN DI LAUT”.

(20)

7

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang untuk selanjutnya diberikan rumusan masalah agar memudahkan dalam solusi pemecahannya. Adapun pokok permasalahan sesuai dengan instruction manual book antara sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman tentang Collision Regulations 1972 di kapal ...?

2. Bagaimana penerapan Collision Regulation 1972 di atas kapal ...?

C. BATASAN MASALAH

Oleh karena luasnya masalah yang akan timbul dari pemahaman judul proposal maka dari itu, penelitian ini juga dibatasi dengan ruang lingkup waktu, yaitu International Regulations For Preventing Collisions At Sea 1972 aturan 5, aturan 6, aturan 7, aturan 8, aturan 13, aturan 14, aturan 15 D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui pemahaman dinas jaga sebagai salah satu faktor penyebab terhadap terjadinya kecelakaan laut.

2. Untuk mengetahui apa saja penerapan yang harus dilakukan pada saat dinas jaga untuk mencegah kecelakaan di laut.

(21)

8

E. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian di harapkan menghasilkan suatu manfaat.

Adapun manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademis

Diharapkan dapat meningkat kan pengetahuan dan wawasan tentang usaha meningkatkan dinas jaga agar tidak terjadi kecelakaan atau menimbulkan kecelakaan pada saat melaksanakan pelayaran.

2. Manfaat Teknis

penelitian ini di harapkan dengan memberikan sumbangan pemikiran yang dapat di praktekkan dan di jadikan bahan masukan bagi perusahaan bersangkutan dan institusi Politeknik Pelayaran Surabaya.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini penulis mengambil perbandingan dengan judul-judul karya ilmiah sebelumnya, yang membahas tentang kecelakaan di laut. Dari karya ilmiah sebelumnya tersebut, penulis masih melihat adanya kesamaan ataupun perbedaan hasil, yang mana perbedaandan kesamaan hasil dapat dijadikan bahan referensi bagi penulis dalam melengkapi literatur pembahasan penelitiannya, berikut review penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk tabel II.1 sebagai berikut :

Tabel II.1 Review Penelitian Sebelumnya

No. Judul Penelitian Pengarang Hasil Penelitian 1. Analisis Trend Kecelakaan

Transportasi Laut dan Pengaruh Human Error Pada Kecelakaan Laut Tahun 2003- 2008

Suryati Zamzam (2014)

Faktor Human Error merupakan salah satu penyebab kecelakaan

transportasi laut.

2. Kajian Kecelakaan Kapal Di

Pelabuhan Banten

Menggunakan Human Factors Analysis And Classification System.

Putri Marliana (2014)

Human Error merupakan

penyebab utama kecelakaan pada umumnya.

(23)

10

3. Investigation of

WatchkeepingOffice rs' Watches

Under The Working Hours Ineligible to STCW Regulation

H. Yılmaz, E. Başar& E.

Yüksekyıldız (2013)

Working time regulations must be complied with to the maximum. To comply with the limitations of working hours, it is necessary to increase the number

of officers responsible for operations such vessels.

(24)

11

B. LANDASAN TEORI Pengertian Optimal

Menurut Maryoto (2006 : 12), optimum adalah kondisi yang terbaik atau paling menguntungkan. Mengoptimalkan adalah usaha menjadikan paling baik atau tinggi.

Menurut Sutrisno (2009 : 63), optimum adalah rangkaian kegiatan yang meminimumkan atau memperkecil kerugian yang muncul atau memaksimalkan keuntungan keseluruhan yang besar. Pengoptimuman adalah penyempurnaan suatu sistem supaya berprestasi atau tercapai tujuan sebaik-baiknya atas dasar kriteria tertentu.

Berdasar definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa optimalisasi adalah upaya seseorang untuk meningkatkan suatu kegiatan atau pekerjaan agar tercapai tujuan sebaik-baiknya dalam batas-batas tertentu.

Pengertian Displin

Disiplin adalah sikap mental seseorang yang mengandung kerelaan mematuhi, ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

International Regulations for Preventing Collisions at Sea 1972

The International Regulations for Preventing Collisions at Sea 1972 atau yang biasa disingkat dengan Collision Regulations ( COLREG ) 1972 adalah peraturan internasional untuk mencegah terjadinya tubrukan dilaut. Mengenai hal tersebut Soerjono HS ( 1998 : 1 ) menjelaskan Collision Regulation 1972 merupakan suatu peraturan internasional yang berlaku di laut bebas ( lepas atau internasional ) di perairan yang ada

(25)

12

hubungannya dengan laut bebas di perairan yang dapat dilayari oleh kapal- kapal laut dan di perairan dimana negara yang memiliki wilayah tersebut tidak mengatur lain.

Pengertian Keselamatan Pelayaran

Keselamatan pelayaran adalah faktor yang sangat penting ketika seorang Nakhoda menjalankan tugasnya menakhodai kapal pelayaran mengarungi samudera. Menurut PP Nomor 3/2001 tentang Keselamatan :

“Keselamatan transportasi merupakan keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan trasnsportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelayakan teknis.”

Keselamatan Pelayaran telah di atur oleh Lembaga Internasional yang menangani hal-hal terkait dengan keselamatan jiwa, harta laut serta kelestarian lingkungan. Lembaga tersebut bernama International Maritime Organization yang ada dibawah naungan PBB. Menurut Nur Hidayani. A, (2014) dalam kenyataannya 80 % dari kecelakaan laut adalah akibat dari kesalahan manusia.

Pengertian Kapal

Kapal adalah meliputi semua jenis pesawat air termasuk pesawat yang tidak memindahkan air dan pesawat - pesawat terbang laut yang dipakai atau dapat dipakai sebagai alat pengangkutan diatas air (Tim BPLP Semarang. 1999 : 3).

Istilah kapal yang tidak dapat dikendalikan (dikemudikan) berarti kapal yang oleh sesuatu keadaan tertentu tidak mampu mengolah gerak seperti yang disyaratkan oleh Collision Regulation 1972 sehingga tidak mampu menyimpangi jalan nya kapal lain. Mengenai hal ini Graham

(26)

13

Danton ( 2002 : 303 ) menjelaskan : The term vessel not under command means a vessel which through some exeptional circumstance is unable to manoeuvre as required by these rules and is therefore unable to keep out of the way of another vessel.

Pengertian Dinas Jaga

Dinas Jaga adalah suatu kegiatan pengawasan selama 24 jam diatas kapal yang dilakukann oleh mualim jaga dengan tujuan mendukung operasi pelayaran supaya terlaksana dengan selamat. Di dalamnya memuat antara lain kegiatan pengamatan kondisi sekeliling kapal.

Pengertian Anjungan Kapal

Anjungan adalah ruang komando kapal dimana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat kamar nakhoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik kesegala arah.

Pengertian Jaga Laut

Jaga Laut yaitu tugas jaga yang diakukan pada saat kapal sedang dalam keadaan berlayar, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dan dilaksanakan bergantian setiap 4 (empat) jam jaga dan dapat di ulang setelah beristirahat selama 8 ( delapan ) jam.

Fungsi Dinas Jaga Anjungan

Dinas jaga anjungan memiliki fungsi yaitu menjaga kapal dalam kondisi aman dan terhindar dari tabrakan yang membahayakan keselamatan kapal tersebut. Memeriksa posisi kapal, kesalahan kompas, haluan yang di kemudikan dan semua peralatan navigasi di anjungan.

(27)

14

Memeriksa keadaan keliling, perairan, benda – benda navigasi, kapal dan lain – lain. Membawa kapal dengan selamat sesuai dengan peraturan nasional maupun internasional dalam penyimpangan. Mengamati dengan baik dengan panca indra keseluruhan kapal dan sekitarnya serta bertindak yang sesuai dan melaporkan kepada Nakhoda jika terjadi situasi meragukan.

Faktor Penyebab Kecelakaan

Faktor-faktor penyebab secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan laut sebagai berikut :

Faktor Manusia

1) Kecerobohan dalam menjalankan kapal.

2) Muatan kapal yang berlebih.

3) Kurangnya kesadaran akan keselamatan pelayaran.

Faktor Teknis

Faktor teknis biasanya terkait dengan kurang cermatnya dalam mendesain sebuah kapal.

Faktor Alam

Faktor cuaca buruk adalah sebuah permasalahan yang seringkali dianggap sebagai faktor utama dalam kecelakaan di laut.

Misalnya badai, gelombang tinggi, arus yang besar, dan kabut yang mengakibatkan jarak pandang terbatas.

Prinsip-Prinsip Umum Tugas Jaga

Untuk melaksanakan kegiatan dinas jaga, telah ditentukan prinsip-prinsip umum tugas jaga yaitu sebagai berikut :

a. Pengaturan jaga navigasi oleh nahkoda.

(28)

15

b. Dibawah pengarahan dan bimbingan nakhoda, para perwira melaksanakan tugas jaga navigasi dan ikut bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran selama tugas jaga, khususnya pencegahan kecelakaan pada kapal.

Tugas Dan Tanggung Jawab Perwira Jaga

Perwira Jaga adalah pembantu khusus Nakhoda dalam hal bernavigasi di atas kapal. Maka dari itu, Perwira Jaga setiap saat bertanggung jawab untuk keselamatan kapalnya dan isinya, serta bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan pelayaran. Dan perlu diingat, Perwira Jaga harus melakukan tugasnya di anjungan dimana dia tidak boleh meninggalkan anjungan sampai ada penggantinya. Pembagian tugas jaga di kapal dilaksanakan oleh para Perwira Jaga dibantu oleh juru mudi dan cadet jaga. Para petugas jaga setiap saat bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kapal selama kapal berlayar. Selama bertugas jaga, seorang Mualim harus dapat bertindak dengan sebaik-baiknya dan dalam pengambilan keputusan harus tepat tidak dengan keragu-raguan.

Sehingga, kapal dapat berlayar dengan aman dan sampai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Mualim jaga memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut :

a. Menjaga keamanan dan keselamatan kapal, penumpang, muatan antara lain yaitu menentukan posisi kapal secara rutin, melashing muatan dan lain – lain.

(29)

16

b. Menjalankan perintah Nakhoda antara lain : tidak dikenankan meninggalkan anjungan tanpa diganti mualim yang lain atau Nakhoda, pada lazimnya Nakhoda telah membuat ”Standing Orders” yang harus dilaksanakan oleh semua mualim jaga.

c. Menjalankan peraturan pada saat itu antara lain : melakukan tindakan berjaga – jaga yang baik sesuai aturan – aturan yang ada di dalam P2TL dan lain – lain.

d. Berkoordinasi dengan Perwira Jaga mesin.

e. Dalam situasi darurat harus memberitahukan kepada Nakhoda.

Tugas Jaga Laut

Tugas jaga laut dilaksanakan agar pengoperasian selama berlayar dapat dilaksanakan dengan lancar dan aman, tugas jaga tersebut diatur bergantian. Untuk selama 4 jam jaga yaitu kondisi terbaik untuk tugas jaga fisik dan dapat diulang setelah beristirahat selama 8 jam. Dengan demikian tugas jaga laut dapat dilakukan oleh 3 regu jaga dengan pengaturan sebagai berikut:

(30)

17

Tabel II.2 Pembagian Jam Jaga

Sumber : http://aspek-kapal.blogspot.com/2009/03/tugas-dan- tanggung-jawab-mualim.html

Kecuali diatur lain oleh Nahkoda, maka penjagaan dilakukan seperti tertera pada daftar di atas. Pertukaran jaga dilakukan, dengan menyerah terimakan jaga dari Perwira Jaga lama kepada penggantinya, Perwira Jaga baru akan dibangunkan setengah jam sebelumnya. Setelah berada di anjungan harus melihat haluan kapal, lampu suar perintah nahkoda, membiasakan diri dengan situasi yang ada.

Mualim yang diganti menyerahkan jaganya dengan memberikan informasi diperlukan, seperti posisi terakhir, cuaca, kapal lain.

Sebagai catatan, mualim jaga setelah selesai jaganya diwajibkan meronda kapal terutama pada malam hari misalnya pemeriksaan peranginan palka, kran-kran air, cerobong asap, lashingan muatan dan lain-lain.

No. Jam Jaga Perwira Jaga

1. Jam 00.00 - 04.00 Jaga Larut Malam (Dog Watch)

Mualim II 2. Jam 04.00 - 08.00 Jaga Dini Hari

(Morning Watch)

Mualim I 3. Jam 08.00 - 12.00 Jaga Pagi Hari

(Forenoon Watch)

Mualim III 4. Jam 12.00 - 16.00 Jaga Siang Hari

(Afternoon Watch)

Mualim II 5. Jam 16.00 - 20.00 Jaga Sore Hari

(Evening Watch)

Mualim I 6. Jam 20.00 - 24.00 Jaga Malam Hari

(Night Watch)

Mualim III

(31)

18

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Bagaimana Prosedur Dinas Jaga di atas kapal ?

Kecelakaan Kapal

Faktor Alam Faktor Non Teknis

Faktor Teknis

STCW 1995 Amandemen Manila 2010 Bab VIII

Peraturan Pencegahan Tubrukan Di Laut (P2TL) / COLREG 1972

Prosedur Dinas Jaga yang Baik dan Benar

Melakukan pengamatan sekeliling kapal secara baik dan benar

Mengetahui tugas-tugas Perwira Jaga saat tugas jaga laut di anjungan

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN PERWIRA SAAT MELAKSANAKAN JAGA DI ATAS KAPAL UNTUK MENCEGAH KEECELAKAAN DI LAUT

(32)

19

Dalam hal ini penulis telah memaparkan beberapa kerangka pikiran secara kronologis dalam menjawab atau menyelesaikan pokok permasalahan yang telah dibuat. Berikut penulis telah mensajikan kerangka pikiran yang penulis paparkan dalam bentuk bagan seperti pada gambar di atas

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kaidah - kaidah yang diambil dari teori - teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas, selain itu penulis juga menggunakan pendekatan lapangan yang telah penulis laksanakan selama praktek laut dengan cara mengamati dan terjun langsung dalam proses pelaksanaan dinas jaga di atas kapal untuk mencegah kecelakaan di laut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan ketika penulis melaksanakan praktek laut selama 12 bulan di kapal untuk mendapatkan data - data informasi yang berhubungan dengan optimalisasi keterampilan crew kapal saat berlabuh jangkar di atas kapal dengan penulis akan melakukan penelitian yang dilaksanakan selama penulis menjalankan pendidikan di Politeknik Pelayaran Surabaya dan ketika nanti akan melaksanakan praktek laut selama 1 tahun.

Pelaksanaan dinas jaga dilaksanakan dan data yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebenarnya.

C. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah terapan ini merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dari sumber – sumber ini sebagai berikut :

(34)

20

1. Data Primer

Menurut Umar (2003:56), Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai objek penulisan.

Metode wawancara mendalam atau in-depth interview digunakan untuk memperoleh data dengan metode wawancara dengan narasumber yang akan diwawancarai.

Penulis akan melakukan wawancara kepada narasumber untuk mendapatkan informasi mengenai prosedur perwira dalam dinas jagalaut di atas kapal. Penulis juga akan menerapkan metode Focus Grup Discussion yaitu metode diskusi dengan narasumber.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2005 : 62), Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen maupun alat komunikasi. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan - catatan yang beruhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.

Dengan metode pengambilan data secara sekunder ini merupakan data tambahan untuk penulis dalam melaksanakan penelitian. Penulis tentu akan menggali informasi tentang prosedur perwira dalam dinas jagadi atas kapal untuk mencegah kecelakaan di laut.

(35)

21

D. Pemilihan Informan

Dalam pelaksanaan penelitian penulis melakukan penelitian dengan proses pengumpulan data melalui beberapa teknik pengambilan data :

1. TeknikWawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan narasumber (interviewee) yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang terlah diberikan. (Molleong, 2009: 186) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses dinas jaga yang semestinya untuk mencegah kecelakaan di laut. Dalam wawancara, data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun yang berkompeten dalam masalah ataupun pihak bersangkut yaitu :

a). Master

b). Chief Officer

c). Second officer

d). Third officer

2. Teknik Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan (Joko, 1997: 63). Teknik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana para kru kapal melaksanakan kegiatan proses dinas jaga.

(36)

22

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009: 329). Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan kegiatan dinas jaga untuk mencegah kecelakaan di laut.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan, yang ada hakekatnya merupakan upaya mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan penelititan deksriptif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian – uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam. Data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan jalan mengabstarksikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama di lapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang memadai.

Menurut Sarwono (2006 : 239), prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data – data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data. Menurut Lexy, J (2006 : 288), dalam penulisan karya ilmiah terapan ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa data :

(37)

23

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengordinasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang dipaparkan secara sistematis, kemudian memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.

3. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dimana data – data yang diperoleh selama penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, kemudian penulis akan membuat analisis agar diperoleh kejelasan tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Alasan penulis membuat analisis kualitatif adalah supaya dalam penelitian ini diperoleh pengertian dan pemahaman tentang masalah agar dapat menjelaskan suatu kebenaran.

(38)

24

Dari data – data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis menganalisis data tersebut sehingga dapat diperoleh mengenai pembahasan masalah – masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil kesimpulannya dan penulis dapat memberikan saran – saran yang diperlukan.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Kehidupan Di Laut dan Marine Services.Balai Pendidikan Dan Latihan Pelayaran Dasar Surabaya. Surabaya

Moelong, Lexy J. (2002).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya

National Comittee of Transportation of United Kingdom.Major Marine Collisions and Effects of Prevention Recommendations.London.

Penyusun, Tim Balai Pendidikan Dan Latihan Pelayaran Dasar Semarang. 1999.

Semarang.

Poerwarminta. 1984. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Remaja Rosda Karya

Politeknik Pelayaran Surabaya.P2TL Dan Dinas Jaga. 2013. Surabaya.

Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung.

Alfabeta.

Sarwono, Jonathan.2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta. Graha Ilmu.

http://boeceng.blogspot.co.id/2012/11/hal-hal-penting-dalam-dinas-jaga- kapal.html

(diakses pada tanggal 21 Februari 2016)

Gambar

Tabel II.1 Review Penelitian Sebelumnya
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait