• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

Ketut Rita Supriani

1

, I Kadek Suartama

2

, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri

3

1

Jurusan PGSD,

2

Jurusan TP,

3

Jurusan BK

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: ritasupriani@yahoo.com

1

, ik-suartama@undiksha.ac.id

2

, dewiarum.wmp@undiksha.ac.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non-equivalen Posttest- Only Control Group Design. Populasi berjumlah 107 orang yang terdiri dari siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang dipilih dengan cara group random sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengumpulkan data keaktifan belajar dan tes untuk mengumpulkan data hasil belajar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Rata-rata skor keaktifan kelompok eksperimen adalah 79,125 (kategori baik), sedangkan kelompok kontrol adalah 73,04 (kategori cukup). Rata-rata skor hasil belajar kelompok eksperimen adalah 18,75 (kategori sangat baik), sedangkan kelompok kontrol adalah 15,61 (kategori baik). Berdasarkan analisis data keaktifan, thitung > ttabel (5,993>2,01 pada taraf signifikansi 5%). Sedangkan berdasarkan analisis data hasil belajar, thitung > ttabel (3,408>2,01 pada taraf signifikansi 5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan dan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci : CRH, keaktifan dan hasil belajar.

Abstract

This research aims to determine the difference of activity and learning outcomes of science between groups of students who are taught by cooperative learning model type course review horay with groups of students who are taught by not model of cooperative learning type course review horay in fourth grade students in Kalibukbuk Village Buleleng Sub District Year 2016/2017. This research type is quasi experiment research with Non- equivalent Posttest-Only Control Group Design design. The population is 107 people consisting of fourth graders in Kalibukbuk Village, Buleleng District. The sample in this study amounted to 50 people selected by group random sampling. The instrument used is an observation sheet to collect learning activity data and tests to collect learning result data. The data obtained were then analyzed using descriptive and inferential statistical

(2)

2

analysis techniques (t-test). The average of the experimental group's activity score was 79.125 (good category), while the control group was 73.04 (sufficient category). The average score of the experimental group learning outcomes was 18.75 (very good category), while the control group was 15.61 (good category). Based on analysis of activity data, t count> ttable (5,993> 2.01 at 5% significance level). W hile based on data analysis of learning outcomes, t count> ttable (3.408> 2.01 at 5% significance level). The results showed that there were significant differences in the activity and learning outcomes of IPA between groups of students who were taught by cooperative learning model of course review horay type with groups of students who were taught by non cooperative learning model of course review horay type in fourth grade students in Kalibukbuk Village, Buleleng Sub District Lesson Year 2016/2017.

Keywords: CRH, activity and learning outcomes.

PENDAHULUAN

Masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang tidak akan pernah sepi diperbincangkan oleh para praktisi pendidikan, bukan saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi merupakan suatu program yang sedang gencar dilaksanakan pemerintah pada saat ini.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu negara bergantung kepada bagaimana cara negara tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini dikaitkan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, khususnya peserta didik.

Pendidikan bertanggung jawab membina, mengembangkan serta meningkatkan kemampuan peserta didik. Jadi pendidikan sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan Negara lain yang telah maju. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan di berbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya pendidikan sangat perlu dikembangkan dari berbagai ilmu pengetahuan, karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kecerdasan bangsa. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia di mana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan.

Pendidikan merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia dapat membangun kebudayaan dan peradaban.

Proses pendidikan dilakukan dengan belajar di pendidikan formal, non formal dan informal meskipun sejatinya belajar dapat dilakukan di mana saja.

Mutu pembelajaran perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal penting dalam proses pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar bagi pembelajar agar hasil belajar bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu faktor yang menentukan adalah bagaimana proses belajar dan mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar mengajar yang diharapkan bagi siswa dimana siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan langsung pengetahuan

(3)

3 tersebut. Khususnya di bidang IPA,

sangatlah diperlukan proses pembelajaran yang bermakna.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri pengetahuan mengenai sesuatu.

Menurut Prihantoro, dkk (dalam Trianto, 2015:137), IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Sedangkan menurut Sapriati, dkk (2014:2.3), pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Kenyataan yang di temukan di lapangan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang optimal khususnya dalam mata pelajaran IPA di sekolah dasar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di kelas IV di seluruh SD yang ada di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng, diperoleh gambaran sebagai berikut.

Pertama, dalam proses pembelajaran ataupun penyampaian materi, siswa kurang memiliki keaktifan dalam menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait dengan materi yang diajarkan, sehingga terkesan guru yang lebih banyak berbicara dari pada siswa. Padahal dalam kurikulum KTSP dituntut agar dalam pembelajaran siswalah yang lebih aktif. Guru hanya sebagai fasilitator dan mengarahkan ketika siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

Kedua, guru kurang memiliki kreatifitas dan kurang mengembangkan

kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan kurangya penggunaan media pada saat proses pembelajaran sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar IPA. Media pembelajaran sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Dengan demikian akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Ketiga, pada kenyataannya guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional dimana siswanya hanya sebagai pendengar sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung.

Siswa hanya dianggap sebagai gelas kosong yang harus diisi penuh tanpa memperhatikan pengetahuan yang dibawa siswa. Model pembelajarn konvensional yang digunakan guru menyebabkan proses pembelajaran kurang variatif serta kurangnya sarana dan prasarana sebagai media dalam pembelajaran IPA.

Keempat, nilai yang dicapai oleh siswa belum optimal. Hal ini terlihat dari nilai akhir ulangan semester ganjil berdasarkan data yang diberikan oleh guru IPA kelas IV di seluruh SD yang ada di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng masih rendah dan banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada waktu proses pembelajaran IPA di kelas IV Desa Kalibukbuk di mana kebanyakan guru menggunakan model konvensional dan siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat langsung dan memperoleh pengetahuan yang bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan agar siswa aktif dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe course review horay (CRH). Model pembelajaran kooperatif tipe CRH merupakan salah satu model pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.

(4)

4 Pembelajaran ini merupakan suatu

pengujian terhadap pemahaman konsep siswa mengguanakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Penggunaan course review horay ini diharapkan dapat membantu siswa dalam membangun kreativitas belajar IPA yang tidak membosankan yang menarik untuk dipelajari, dan memiliki pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran serta dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Abdulhak (dalam Rusman, 2010:203) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif dipakai karena dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti pentingnya kerjasama kelompok namun tetap memperhatikan terhadap usaha individual. Hal ini sesuai dengan sifat dan kodrat manusia sebagai mahkluk sosial.

Model pembelajaran Course Review Horray (CRH) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa mengguanakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya.

Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran CRH diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil (Shoimin, 2014:54). Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Aktifitas siswa menjadi hal yang penting karena kadang kala guru lebih menekankan pada aspek kognitif, dengan menekankan pada kemampuan mental yang dipelajari

sehingga hanya berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan.

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan (Rusman, 2015:67).

Belajar aktif dapat membantu siswa untuk menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Pembelajaran itu dapat melalui media visual yang ditunjukkan oleh guru karena siswa dapat menyimpulkan sesuatu dari apa yang telah siswa lihat. Belajar aktif juga merupakan cara untuk membuat siswa aktif sejak dini melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dapat membuat siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan (Marno & Idris dalam Pratiwi, 2013:20)

Berdasarkan uraian di atas, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE

Penelitan ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan rancangan atau desain Non-equivalen Post test-Only Control Group Design. Adapun populasi pada penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng yang terdiri dari 4 kelas IV (SDN 1 Kalibukbuk, SDN 2 Kalibukbuk, SDN 3

(5)

5 Kalibukbuk, SDN 4 Kalibukbuk). Sampel

dalam penelitian ini adalah SDN 3 Kalibukbuk sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 24 siswa dan SDN 2 Kalibukbuk sebagai kelas kontrol berjumlah 26 siswa.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan jumlah indikator yang diobservasi adalah 6 butir dan tes dengan jumlah soal 25 butir. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data tentang keaktifan dan hasil belajar IPA. Data keaktifan belajar IPA diperoleh dari pengamatan ynag dilakukan setiap pertemuan selama 7 kali, sedangkan data hasil belajar IPA pada ranah kognitif yang diperoleh dari posttest setelah mengadakan 7 kali pertemuan pada masing-masing kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Deskripsi hasil penelitian data keaktifan belajar IPA siswa memaparkan mean, median, modus, varians dan standar deviasi. Hasil deskripsi data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel Deskripsi Data Keaktifan Belajar IPA Siswa Hasil Analisis Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol

Mean 79,125 73,04

Median 79,8 72,51

Modus 80,4 69,99

Varians 13,041 13,60

Standar Deviasi 3,611 3,68

Berdasarkan Tabel 1, nilai rata-rata keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay sebesar = 79,125 dengan varians = 13,041 dan standar deviasi = 3,611.

Sedangkan nilai rata-rata keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay sebesar = 73,04 dengan varians = 13,60 dan standar deviasi = 3,68. Data keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Polygon Data Keaktifan Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Hasil analisis data diperoleh bahwa mean keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah 79,125. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori baik.

Data keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol dapat disajikan dalam

0 2 4 6 8 10 12

69 72 75 78 81 84

Frekuensi

Titik Tengah

(6)

6 bentuk grafik polygon seperti pada Gambar

2.

Gambar 2. Grafik Polygon Data Keaktifan Belajar IPA Kelompok Kontrol

Hasil analisis data diperoleh bahwa mean keaktifan belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah 73,04. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori cukup.

Sedangkan deskripsi hasil penelitian data hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar IPA Siswa

Hasil Analisis Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol

Mean 18,875 15,61

Median 19,77 15,5

Modus 20,31 15,17

Varians 13,52 9,601

Standar Deviasi 3,677 3,099

Berdasarkan Tabel 2, nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay sebesar = 18,875 dengan varians = 13,52 dan standar deviasi = 3,677.

Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay sebesar

= 15,61 dengan varians = 9,601 dan standar deviasi = 3,099. Data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Polygon Data Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Hasil analisis data diperoleh bahwa mean hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah 18,875. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori sangat baik.

Data hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Polygon Data Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

Hasil analisis data diperoleh bahwa mean hasil belajar IPA kelompok siswa

0

2 4 6 8

66 69 72 75 78 81

Frekuensi

Titik Tengah

0 5 10 15

9 12 15 18 21 24

Frekuensi

Titik Tengah

0 5 10 15

8 11 14 17 20 23

Frekuensi

Titik Tengah

(7)

7 yang dibelajarkan dengan bukan model

pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah 15,61. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori baik.

Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui pangaruh dari model pembelajaran yang diterapkan. Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas pada data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta dilakukan uji homogenitas antar kelas terhadap sebaran

data keaktifan dan hasil belajar IPA. Berikut ini diuraikan mengenai hasil pengujian normalitas dan homogenitas terhadap data skor keaktifan dan hasil belajar IPA.

Normalitas sebaran data diuji dengan menggunakan statistik Kolmogorov- Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan bantuan Spss 16.0. Data berdistribusi normal jika angka signifikasi yang diperoleh salah satu uji statistik lebih dari 0,05. Hasil uji normalitas sebaran data keaktifan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Keaktifan Belajar Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eks .198 24 .105 .891 24 .104

Kont .162 26 .076 .955 26 .301

Jadi secara keseluruhan data pada semua unit analisis berdistribusi normal.

Maka keaktifan belajar IPA pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas sebaran data hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Hasil Belajar Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eks .240 24 .126 .806 24 .128

Kont .128 26 .200 .957 26 .334

Jadi secara keseluruhan data pada semua unit analisis berdistribusi normal.

Maka hasil belajar IPA pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay

berdistribusi normal. Uji homogenitas varians antar 2 kelompok menggunakan Levene’s Test. Data memiliki varians yang sama jika angka signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.

Ringkasan hasil analisis homogenitas varian data keaktifan belajar antar kelompok model pembelajaran disajikan pada Tabel 5.

(8)

8

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varian Data Keaktifan Belajar Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .163 1 48 .688

Based on Median .277 1 48 .601

Based on Median and with adjusted df .277 1 44.304 .601

Based on trimmed mean .189 1 48 .666

Berdasarkan Tabel 5, tampak bahwa semua nilai statistik Levene menunjukkan angka signifikansi di atas 0,05 sehingga varians data keaktifan belajar IPA dikategorikan homogen.

Ringkasan hasil analisis homogenitas varian data hasil belajar antar kelompok model pembelajaran disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varian Data Hasil Belajar Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .116 1 48 .735

Based on Median .001 1 48 .976

Based on Median and with adjusted df .001 1 41.641 .976

Based on trimmed mean .022 1 48 .883

Berdasarkan Tabel 6 tampak bahwa semua nilai statistik Levene menunjukkan angka signifikansi di atas 0,05 sehingga varians data hasil belajar IPA dikategorikan homogen.

Berdasarkan hasil dari uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas, diperoleh hasil bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan variannya homogen. Setelah diperoleh hasil uji prasyarat analisis data, analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0).

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians.

Berdasarkan analisis data keaktifan belajar diperoleh thitung sebesar 5,993 dibandingkan dengan ttabel. Harga ttabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi T dengan dk = 24+26-2=48 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel

nilai-nilai dalam distribusi T diperoleh harga ttabel sebesar 2,01. Karena thitung> ttabel

(5,993>2,01) maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan analisis data hasil belajar diperoleh thitung sebesar 3,408 dibandingkan dengan ttabel. Harga ttabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi T dengan dk = 26+24-2=48 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi T diperoleh harga ttabel sebesar 2,01. Karena thitung> ttabel (3,408>2,01) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara

(9)

9 kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Pembahasan

Hasil analisis data keaktifan belajar IPA kedua kelompok baik kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay memiliki perbedaan nilai rata-rata keaktifan belajar IPA. Secara deskriptif, keaktifan belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata- rata skor dan kecenderungan skor keaktifan belajar IPA yang diperoleh kedua kelompok. Rata-rata skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen adalah 79,125 (kategori baik), sedangkan rata-rata skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 73,04 (kategori cukup). Jika skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok kontrol, apabila skor keaktifan belajar IPA siswa kelompok kontrol digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Selanjutnya, berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thitung = 5,993 dan ttabel (db = 48 pada taraf signifikansi 5%) = 2,01. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa t

hitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga hasil penelitian adalah signifikan.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sedangkan, hasil analisis data hasil belajar IPA kedua kelompok baik kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay maupun kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay memiliki perbedaan nilai rata-rata hasil belajar IPA. Secara deskriptif, hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata- rata skor dan kecenderungan skor hasil belajar IPA yang diperoleh kedua kelompok. Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen adalah 18,75 (kategori sangat baik), sedangkan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 15,61 (kategori baik). Jika skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok kontrol, apabila skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol digambarkan dalam kurva poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Selanjutnya, berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thitung = 3,408 dan ttabel (db = 48 pada taraf signifikansi 5%) = 2,01. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa t

hitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel), sehingga hasil penelitian adalah signifikan.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

(10)

10 Adanya perbedaan yang signifikan

menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berpengaruh terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA siswa. Hal ini disebabkan karena model course review horay (CRH) juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Model pembelajaran CRH ini juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.

Terdapat perbedaan yang signifikan keaktifan belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yang diperoleh thitung sebesar 5,993 dan ttabel sebesar 2,01. Karena thitung> ttabel (5,993>2,01) maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2.

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yang diperoleh thitung sebesar 3,408 dan diperoleh harga ttabel sebesar 2,01.

Karena thitung> ttabel (3,408 >2,01) maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas IV di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) disarankan kepada siswa-siswa di sekolah dasar agar selalu berpartisipasi aktif dalam setiap mengikuti pembelajaran sehingga dapat mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan mampu meningkatkan hasil belajar serta mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. (2) disarankan kepada guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan model, metode, maupun strategi pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran serta didukung penggunaan media dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) disarankan kepada Kepala Sekolah agar selalu berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan cara mensosialisasikan penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif, sehingga hasil belajar siswa meningkat. (4) disarankan kepada peneliti lain yang berminat melakukan penelitian hendaknya dapat menggunakan model, metode, maupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi untuk meneliti dalam lingkup yang lebih luas, sehingga diperoleh sumbangan ilmu yang lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman.

(11)

11 DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Winda Erwin. 2013. Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Menggunakan Media Gambar di SD N Banyuraden Gamping Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriati, Amalia dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tanggerang Selatan:

Universitas Terbuka.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1. Tabel Deskripsi Data Keaktifan Belajar IPA Siswa  Hasil Analisis  Kelompok Eksperimen  Kelompok kontrol
Gambar 2. Grafik Polygon Data Keaktifan  Belajar IPA Kelompok Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

38 Oleh karena itu, filsafat tidak hanya menjadi sebuah wacana pemikiran, namun sejatinya telah menjadi satu identitas dari sekian produk pandangan hidup yang memberikan

Beberapa strategi pengembangan diversifikasi produk olahan kopi berbasis pengelolaan modal sosial antara lain: (1) Pemberian bantuan kredit dengan skim yang

Subandijah (1992, hlm. 38) mengatakan “Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru, melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV igunakan lembar observasi

Asosiasi perhimpunan pengusaha hiburan dan hotel sudah kami jadwalkan dibawah ini sudah ada 3 tempat hiburan yang akan kita ini....karyawanlah seperti itu contohnya karyawan

1) Variabel Putus SD dan APM SD membentuk sudut hampir 180 o , berarti kedua variabel itu memiliki korelasi negatif yang cukup besar. Hal ini memberikan makna bahwa angka

Dapat disimpulkan jumlah akhir kualitas keefektifan media tersebut “Sangat Efektif” dengan presentasi 87,19%, sehingga media Logico Piccolo Kosakata Bahasa Indonesia Berbasis

Laporan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: laporan produksi oleh penanggung jawab produksi, laporan harian oleh administrasi, laporan data agen