1 BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Manusia adalah mahluk sosial dan mahluk ekonomi. Hal tersebut artinya manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan manusia yang beraneka ragam menyebabkan munculnya tingkatan taraf hidup manusia. Taraf hidup masyarakat di pedesaan cenderung rendah. Salah satu langkah dalam pemecahan masalah keluarga yang masih memiliki taraf hidup yang rendah adalah Program Pendampingan Keluarga (PPK).
Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK merupakan program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN-PPM yang bersifat individu. Maksud dari program PPK adalah membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan, keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Adapun sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya.
Program KK Dampingan dilaksanakan di Desa Sulangai kecamatan Petang Kabupaten Badung. Desa Sulangai sendiri dibagi menjadi 3 desa adat, terbagi diantaranya dengan 7 banjar dinas dan 6 banjar adat.
1. Desa Adat Sulangai
a. Banjar Dinas Abing b. Banjar Dinas Sulangai c. Banjar Dinas Wanekeling d. Banjar Dinas Wanasari 2. Desa Adat Batulantang
2 a. Banjar Dinas Batulantang 3. Desa Adat Sandakan
a. Banjar Dinas Sandakan
b. Banjar Dinas Sandakan Kangin
Pada program KKN PPM di Universitas Udayana Periode XIII Tahun 2016 beranggotakan 16 orang mahasiswa Universitas Udayana dari berbagai fakultas dan jurusan yang terdapat dalam Universitas Udayana. Dari 16 mahasiswa/I tersebut terdapat diantaranya 11 mahasiswa dan 5 mahasiswi.
Berdasarkan arahan dari Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana setiap mahasiswa/i peserta KKN PPM Universitas Udayana Periode XIII Tahun 2016 memiliki satu KK Dampingan. Setiap mahasiswa/i wajib melakukan pendampingan kepada KK Dampingan yang telah ditunjuk oleh perngkat desa disetiap banjar dinas. KK Dampingan sendiri terbagi disetiap banjar dinas yang terdapat di Desa Sulangai yang dibagi berdasarkan KK miskin yang terdapat disetiap banjar.
Penulis sendiri mendapatkan KK Dampingan dari Banjar Dinas Batulantang yang ditunjuk langsung oleh Kelian Banjar Dinas Batulantang yaitu Bpk. I Nyoman Subawa.
Penulis mendapatkan KK Dampingan dari Banjar Dinas Batulantang, yaitu Keluarga Bpk. I Nyoman Malen.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Salah satu kegiatan KKN PPM Universitas Udayana Tahun 2016 ini adalah Program Keluarga Dampingan. Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN PPM merupakan wujud nyata dari pembelajaran terhadap mahasiswa untuk menerapkan segala ilmu yang sudah didapatkan selama belajar di perguruan tinggi. KKN PPM merupakan bentuk pendidikan yang penting untuk melatih mahasiswa hidup di tengah-tengah masyarakat, menerapkan pengalaman dan ilmunya untuk mengatasi segala masalah pembangunan di masyarakat dan masalah-masalah inilah yang akan diidentifikasi yang kemudian disusun untuk dijadikan progam dari kerja KKN PPM.
Salah satu dari progam yang diprioritaskan pada KKN PPM Universitas Udayana adalah program KK dampingan. Dalam program KK Dampingan, mahasiswa diwajibkan
3
untuk mendampingi satu keluarga. Mahasiswa berperan sebagai pendamping keluarga yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan baik dalam bidang ilmu pengetahuan serta wawasan. Pada periode KKN PPM Periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Dinas Batulantang, Desa Sulangai yang bernama Bapak I Nyoman Malen yang memiliki dua anak. Adapun Profil keluarga dampingan yang penulis dampingi adalah sebagai berikut :
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
1 I Nyoman Malen Suami/Kepala
Keluarga 76 tahun Tamat SD/sederajat
Petani/
Pekebun - 2 Ni Wayan Sarmi Istri 36 tahun Tamat
SD/sederajat
Petani/
Pekebun - 3 Ni Komang Ariasih Anak
Perempuan 15 tahun Tamat SD/sederajat
Petani/
Pekebun - 4 Ni Ketut Armini Anak
Perempuan 12 tahun Belum Tamat
SD/sederajat Pelajar -
Bapak I Nyoman Malen beserta anggota keluarganya tinggal di Lingkungan Banjar Dinas Batulantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Anggota keluarga yang tinggal di dalamnya sebanyak 4 (empat) orang yaitu Istri dari bapak I Nyoman Malen yaitu Ibu Ni Wayan Sarmi serta 2 orang anak yaitu Ni Komang Ariasih (15) dan Ni Ketut Armini (11). Rumah bapak Nyoman tergolong sederhana, penghasilan perbulan dari seorang pekebun tidak menentu tergantung dari hasil dikebun rata – rata setiap berkebun Bapak Nyoman mendapatkan penghasilan kurang lebih Rp. 50.000/hari. Selain berkebun beliau juga memiliki penghasilan lain dari tajen/sabung ayam. Beliau memiliki mata pisau/taji yang sering beliau sewakan kepada pemain. Selain Pak Malen sendiri, istri beliau Ibu Sarmi juga meberja di kebun, dengan rata-rata pendapatan yang sama dengan Pak Malen. Anak beliau yaitu Komang Ariasih juga memiliki perekerjaan membuat canang di rumah yang sering dijual ke kerabatnya, penghasilan Komang Ariasih rata-rata Rp. 15.000/hari. Namun, penghasilan yang didapatkan tidak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan.
4 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan keluarga dan pengeluaran keluarga.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga I Nyoman Malen merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di lingkungan Banjar Dinas Batulantang yang berada pada situasi kurang mampu (ekonomi menengah ke bawah). Pendapatan Keluarga Bapak I Nyoman Malen yang bekerja sebagai pekebun memiliki penghasilan kurang lebih Rp 115.000/hari, termasuk pendapatan Istri dan anaknya. Namun penghasilan tersebut tidak menentu, hal ini disebabkan oleh tidak menentunya hasil kebun beliau dan permintaan canang dari kerabat. Sedangkan untuk pengeluaran tak terduga bapak I Nyoman Malen harus meminjam terlebih dahulu kepada kerabatnya.
1.2.1.1 Sumber Penghasilan
Pendapatan yang diperoleh dari Bapak I Nyoman Malen berasal dari hasil bekerja menjadi pekebun. Pendapatan yang diperoleh dari Ibu Ni Wayan Sarmi berasal dari hasil bekerja menjadi pekebun. Pendapatan yang diperoleh Ni Komang Ariasih berasal dari hasil bekerja menjadi pembuat canang.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Keluarga Bapak I Nyoman Malen tergolong dalam keluarga dengan ekonomi rendah yang dalam pemenuhan kebutuhannya terbatas pada pemenuhan kebutuhan primer saja seperti kebutuhan sehari-hari, kesehatan, dan pendidikan.
1.2.2.1 Kebutuhan Sehari - hari
Kebutuhan sehari-hari Bapak I Nyoman Malen terdiri dari pembayaran listrik, air, dan kebutuhan pangan. Adapun rincian pengeluaran Bapak I Nyoman Malen untuk 1 bulan yaitu :
Pengeluaran setiap bulan
- Kebutuhan MCK : Rp. 25.000/bulan - Kebutuhan Sehari-hari
Dengan rincian sebagai berikut.
- Makan sehari-hari Rp. 35.000 x 30 hari : Rp 1.050.000/bulan - Membuat Canang Rp 5.000 x 30 hari : Rp 150.000/bulan - Uang saku anak sekolah Rp. 5.000 x 25 hari : Rp. 125.000/bulan
5
: Rp. 1.340.000/bulan - Biaya Listrik : Rp. 35.000/bulan
- Biaya Air : Rp. 60.000/bulan
Total pengeluaran satu bulan : Rp. 1.395.000/bulan
1.2.2.2 Pendidikan
Pengeluaran dari keluarga Bapak I Nyoman Malen jika dilihat dari segi pendidikan hanya digunakan untuk membayar buku tulis dan uang saku kedua anaknya, sedangkan untuk biaya sekolah lebih mengandalkan uang beasiswa yang sudah sering didapat.
1.2.2.3 Kesehatan
Selain pengeluaran harian dan bulanan, terdapat pengeluaran yang sifatnya tak terduga yakni di bidang kesehatan. Tingkat kesehatan keluarga Bapak I Nyoman Malen terbilang baik, anggota keluarga beliau jarang sakit. Namun, apabila ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan biaya yang besar, maka Bapak I Nyoman Malen akan menggunakan fasilitas bantuan JKBM ataupun JKN yang telah diterima. Jadi untuk masalah kesehatan, setidaknya keluarga ini telah terbantu dengan adanya JKBM tersebut.
1.2.2.4 Kerohanian
Selain pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan kesehatan adapula kebutuhan rohani. Keluarga Bapak I Nyoman Malen terbiasa membuat prasarana sembahyang berupa canang sendiri, dimana ibu Beliau hanya membeli bahan-bahan seperti bunga campur sebesar Rp 5.000/hari.