• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang pertanian, ekonomi, kesehatan dan lain-lain setelah dilakukan penyuluhan, sehingga Wiraatmadja (1976) menyimpulkan bahwa penyuluhan sebagai pendidikan luar- sekolah sebagai alat demi terwujudnya kehidupan yang lebih sejahtera bagi keluarga dan masyarakat (Yustina dan Sudradjat, 2003). ”Penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholder (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan” (Mardikanto, dalam Yustina dan Sudrajat, 2003). Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Ban dan Hawkins, 1999).

Penyuluhan dengan metode ceramah merupakan cara yang baik dilakukan

untuk menyampaikan pesan kepada sasaran lebih dari 15 orang (kelompok besar) dan

baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Penyuluhan kesehatan

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

(2)

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang ditujukan kepada individu atau kelompok agar mereka bisa berperilaku sehat dalam menjaga dan memelihara kesehatan mereka, dimulai dari masyarakat dalam keadaan seperti apa adanya (pandangan mereka selama ini terhadap masalah kesehatan). Dengan diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan mereka dapat mengembangkan sikap dan tanggung jawab sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dalam masalah kesehatan (Guntur, 2007).

Direktorat Surveilance dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan dan Keamanan Pangan dan Bahan-Bahan Berbahaya BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan di kantin sekolah memperkenalkan Program Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan. Sebagai langkah nyata, pada tahun 2008 dua sekolah di Mataram telah menerima Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan di Kantin Sekolah (Anonim

1

, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada harapan bagi kita untuk menurunkan konsumsi jajanan yang mengandung pemanis buatan oleh anak-anak sekolah dasar (SD).

Pemanis buatan banyak dipakai oleh pedagang kecil dan home industry

karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah

dibandingkan dengan gula asli, dengan sedikit pemanis buatan diperoleh rasa manis

yang kuat (Anonim (1), 2009). Oleh sebab itu, sangat banyak produsen jajanan anak

(3)

yang tidak memperhatikan keamanan produknya, mereka lebih memikirkan keuntungan yang akan diperolehnya, yaitu dengan modal sekecil-kecilnya tetapi mendapatkan untung yang sebesar-besarnya dengan tanpa memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan konsumen (Billy, 2008). Hasil temuan dari survei yang dilakukan oleh Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) pada tahun 2007, 9 jenis makanan dari 48 jenis makanan yang diteliti yang umumnya dikonsumsi oleh anak-anak menggunakan pemanis buatan yang dapat menimbulkan kanker dan keterbelakangan mental, di antaranya Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Yuppy Gummy Candies, Alloy Jelly dan Inaco Jelly. Berdasarkan hasil uji laboratorium, pada semua jajanan tersebut terdapat kandungan aspartam, sakarin dan siklamat yang sudah dilarang penggunaannya di negara-negara Eropa (Anonim (2), 2007).

Dalam sebuah penelitian oleh Environmental Protection Agency (EPA) Amerika, tikus yang diberi sakarin 5% setiap hari selama dua tahun terbukti menderita kanker kantung kemih. Efek dari pemanis buatan pada manusia memang tak mewujud seketika, ia terus berakumulasi dan akan diketahui akibatnya setelah si anak menjadi dewasa (Mycale, 2006).

Aspartam banyak dipakai pada produk diet, padahal sebenarnya tak ada

hubungannya dengan diet sama sekali, malah bisa menambah berat badan karena

ketagihan rasa pemanis. Tak banyak orang yang tahu jika hampir semua produk,

terutama minuman instant saat ini mengandung aspartam yang bisa terurai menjadi

(4)

metanol yang bisa menyebabkan kebutaan bila digunakan dengan air mendidih dan fenil alanin yang berbahaya bagi penderita fenilketonurik (Sianturi, 2002).

Menurut Eddy Setyo Mudjajanto (Anonim (1), 2009), di Amerika dan Jepang penggunaan siklamat sudah dilarang. Demikian juga dengan sebagian besar negara- negara di Eropa. Penggunaan siklamat juga sudah dilarang di ASEAN, kecuali Indonesia yang masih membolehkan penggunaan siklamat. Jumlah jenis pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya di Amerika Serikat hanya 4 (empat) jenis saja, di masing-masing negara ASEAN berkisar antara 2 -5 jenis, sedangkan di Indonesia ada 13 jenis pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam produk-produk pangan.

Pada mulanya, pemanis buatan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pemanis bagi penderita diabetes mellitus. Dalam perkembangannya, pemanis buatan mengalami diversifikasi fungsi (Anwar & Khomsan, 2009). Banyak orang menggunakan permen atau sejenisnya yang mengandung pemanis buatan sebagai hadiah bagi anak-anak untuk suatu prestasi tertentu atau sebagai ungkapan rasa cinta. Hal ini selanjutnya dimanfaatkan oleh para industriawan yang khususnya bergerak dalam bidang makanan-makanan bergula (convectionery), seperti permen, coklat, minuman, kue-kue dan lain sebagainya.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM

RI Dedi Fardiaz mengungkapkan, di Indonesia masih banyak permasalahan terkait

dengan penggunaan pemanis buatan. Penggunaan pemanis buatan masih sering

dilakukan semena-mena melebihi batas maksimum yang diperbolehkan. Produk-

(5)

produk yang melanggar ketentuan ini, menurut Dedi, umumnya dibuat oleh para perajin dan pedagang makanan jajanan serta industri rumah tangga yang belum mendapat pembinaan atau penyuluhan (Anonim (1), 2009).

Pada uji penggunaan pemanis buatan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta Barat terhadap 92 sampel jajanan sekolah, terbukti bahwa 51 % jajanan sekolah menggunakan bahan pemanis buatan sakarin (Purwoko, 2009).

Berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh media massa “Pikiran Rakyat” Bandung di salah satu sekolah di daerah Buah Batu, Bandung, Rabu (17/6/09), pedagang jajanan setempat mengakui, gula yang digunakan pada sirup buatannya bukan gula murni, melainkan pemanis buatan dengan tujuan agar dagangannya terjangkau oleh anak-anak sekolah (Anonim (3), 2009).

Hasil kajian terbatas yang dilakukan BPOM di beberapa Sekolah Dasar (SD) di Malang, Jawa Timur, menemukan ada konsumsi pada level yang tidak aman pada penggunaan bahan pemanis buatan sakarin dan siklamat. Dari anak-anak SD yang diteliti, ada konsumsi siklamat mencapai 240 persen dari nilai ADI (acceptable daily intake). Sedangkan konsumsi sakarin ditemukan sebesar 12,2 persen nilai ADI.

(Anonim (1), 2009).

Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri No. 2

Lhoksukon diketahui bahwa makanan/minuman yang paling digemari oleh para

siswa adalah makanan/minuman yang mengandung bahan pemanis buatan, baik

yang diproduksi oleh pabrik maupun yang diproduksi oleh home industry seperti

sirup, cendol, sutra manis, bakso-baksoan yang kerap menggunakan saus yang

(6)

dicurigai ditambahkan pemanis buatan kedalamnya. Setelah dilakukan pendataan terhadap jenis jajanan yang dijual dikantin sekolah tersebut, ditemukan 11 jenis jajanan yang telah diklaim berbahaya oleh LKJ, seperti Okky Jelly Drink, Yulie Jelly, Hore, Jas Jus, Nutrisari Hangat, Segar Dingin, Frutillo Magic, Pop Ice, Kola-Kola, Pop Drink. 1 produk minuman mengandung aspartam, yaitu Aqua Splash of Fruit dan Kacang Telur Garuda selain mengandung gula murni juga mengandung aspartam. Sampai sejauh ini, menurut informasi dari Kepala Sekolah dan guru setempat, anak-anak di SD tersebut belum pernah mendapatkan informasi tentang bahaya pemanis buatan baik dari pihak sekolah maupun dari luar sekolah, padahal ini adalah masalah bagi kesehatan mereka yang harus ditanggulangi, paling tidak mengurangi konsumsi mereka terhadap pemanis buatan. Tidak hanya di sekolah, di lingkungan luar sekolah juga anak-anak tetap saja dihadang oleh bahaya pemanis buatan, karena dari pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peneliti yang setiap harinya berinteraksi dengan anak-anak di lingkungan perumahan penduduk di sekitar SD Negeri No. 2 Lhoksukon juga diketahui bahwa jajanan yang paling digemari oleh anak-anak SD yang jajan di kios-kios/warung penjual jajanan anak-anak adalah jenis makanan/minuman yang mengandung pemanis buatan.

Menurut tim LKJ, As’ad Nugroho; ”saat minta izin BPOM, produsen jajanan

memberikan produk yang komposisinya tepat, tetapi ke pasar mereka meluncurkan

produk yang lain” (Mycale, 2006). Pemerintah seharusnya membuat kebijakan

berupa peraturan yang mencakup standar, evaluasi pra dan pasca distribusi serta

perizinan sedangkan produsen wajib menerapkan total manajemen mutu dan good

(7)

manufacturing practises dalam proses produksinya (perlu manajemen keamanan pangan yang baik dan sistematis antara pemerintah dan produsen untuk melindungi konsumen).

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahui efektivitas penyuluhan terhadap pola konsumsi jajanan anak sekolah yang mengandung pemanis buatan di SD Negeri No. 2 Lhoksukon. Peraturan penggunaan pemanis buatan telah dibuat, tetapi pelanggaran masih saja terjadi. Diharapkan konsumsi terhadap jajanan yang mengandung pemanis buatan oleh siswa akan berkurang setelah mereka mendapatkan penyuluhan.

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyuluhan terhadap pola konsumsi jajanan anak sekolah yang mengandung pemanis buatan di SD Negeri No.

2 Lhoksukon.

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan rata-rata perilaku

konsumsi jajanan yang mengandung pemanis buatan di SD Negeri No. 2 Lhoksukon

sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan.

(8)

1.5. Manfaat penelitian

1. Penelitian ini sebagai masukan bagi manajemen SD Negeri No. 2 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara dalam upaya meningkatkan kesehatan siswa di masa yg akan datang.

2. Penelitian ini sebagai bahan studi kepustakaan dan memperkaya penelitian ilmiah di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.

3. Penelitian ini sebagai bahan pengetahuan untuk memperluas wawasan penelitian dalam bidang ilmu Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, khususnya kinerja pegawai bagian Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.

4. Penelitian ini sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan informasi bagi

pihak yang berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama di masa

mendatang.

Referensi

Dokumen terkait

005/M.PPN/06/2006 tentang Tatacara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; serta Penilaian Kegiatan

akan dianggap sebagai kebenaran ilmiah berdasarkan akan dianggap sebagai kebenaran ilmiah berdasarkan bukti (evidence) yang tersedia dan pemahaman dgn bukti (evidence) yang

Model akhir yang diusulkan dalam penelitian ini disusun dan divalidasi dengan menggunakan data hasil pengukuran susut sela- ma lebih dari 9 bulan pada sampel beton ringan

(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan penutupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) diajukan oleh KSP/KSPS kepada Pejabat berwenang yang mengesahkan

Karakteristik dari prosa adalah penguraian, bahasa prosa digunakan oleh pengarang untuk menguraikan segala sesuatu secara jelas dan terinci. Unsur-unsur prosa

Penemuan senyawa (4) di dalam tanah subur dan tidak ditemukannya dalam tanah tidak subur memberikan indikasi bahwa senyawa hopanoid dapat ditemukan hanya di dalam tanah subur

Menurut peraturan perundang-undangan Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik