SIMPOSIUM GURU
JUDUL :
“Upaya Meningkatkan Kesehatan Mental Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”
Oleh
ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP 19830817 201001 1 020
Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang ada selama peneliti menjadi guru bk melakukan observasi bahwa di lapangan masih banyak siswa yang sering berbicara kotor, merampas barang milik teman, mengganggu teman yang sedang belajar, ada pula yang pendiam, tidak bersemangat, tidak dapat memanfaatkan potensi atau bakat, tidak pernah bertanya dan tidak mau maju untuk tampil dalam setiap kesempatan serta kebiasaan perilaku penyesuaian diri dengan teman atau warga di sekolah yang kurang. Pihak sekolah telah berupaya meningkatkan kesehatan mental siswa melalui layanan bimbingan konseling yang terdiri dari tujuh jenis layanan bimbingan konseling.
Disisi lain layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru bk dalam meningkatkan kesehatan mental belum berjalan dengan optimal. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka peningkatan kesehatan mental siswa dengan layanan bimbingan konseling, salah satu jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang dipandang tepat dalam membantu meningkatkan kesehatan mental siswa adalah melalui layanan bimbingan kelompok, dengan tujuan penyelenggaraannya untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, sosial dan upaya pencegahan secara kelompok melalui dinamika kelompok, dengan adanya dorongan dan motivasi kepada individu dalam kelompok untuk memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dengan pelaksanaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesehatan mental siswa terutama dalam penyesuaian diri. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kesehatan Mental Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X Teknik Sipil A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah :
Apakah kesehatan mental dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X Teknik Sipil A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai adalah: Untuk mengetahui apakah kesehatan mental dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X Teknik Sipil A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah khasanah keilmuan khususnya bidang bimbingan dan konseling mengenai layanan bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan kesehatan mental para siswa.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Teori Kesehatan Mental
Pengertian kesehatan mental menurut Michael dan Kirk Patrik dalam Notosoedirdjo (2005:25) menyatakan individu yang sehat mentalnya jika terbebas dari gejala psikiatris dan individu itu berfungsi secara optimal dalam lingkungan sosialnya. Dapat dikatakan bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya individu dari gejala gangguan dan penyakit jiwa sehingga dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa pada kebahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.
Sementara itu menurut El-Qussy dikutip oleh Sutoyo (2004:2-3) menyebutkan bahwa kesehatan mental adalah keserasian yang sempurna atau integritas antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam, disertai kemampuan untuk menghindari kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan, yang biasa terjadi pada orang disamping secara positif dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kesehatan mental adalah dasar yang harus ditegakkan orang dalam dirinya untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik serta terhindar dari gangguan kejiwaan.
Menurut Korchin dikutip oleh Notosoedirdjo (2005:12) normal mengandung beberapa pengertian, antara lain :
1) Tidak adanya gangguan atau kesakitan.
2) Keadaan yang ideal atau keadaan mental yang positif.
3) Normal sebagai rata-rata pengertian statistik.
4) Dapat diterima secara sosial.
5) Proses berlangsung secar wajar, terutama dalam tahapan perkembangan.
Manisfestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow and Mittelmann dikutip oleh Kartono (2000:8) adalah sebagai berikut :
1) Memiliki rasa aman (sense of security).
2) Memiliki penilaian diri dan wawasan diri yang rasional dengan rasa harga diri yang tidak berlebihan.
3) Punya spontanitas dan emosional yang tepat.
4) Memiliki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu memuaskan dengan cara yang sehat.
5) Mempunyai pengetahuan diri yang cukup, dengan motif hidup yang sehat dan kesadaran diri.
6) Memiliki tujuan hidup yang tepat, yang dapat dicapai dengan kemampuan sendiri.
7) Mempunyai kemampuan belajar dari pengalaman hidup.
8) Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntutan dan kebutuhan dari kelompoknya.
9) Ada sikap emansipasi terhadap kelompoknya dan terhadap kebudayaan.
10) Ada integritas dalam kepribadianya, yaitu kebutuhan unsur jasmaniah dan rohaniah.
2.1.2. Teori Bimbingan Kelompok
Menurut Gazda dikutip oleh Romlah (2001:3) bimbingan kelompok adalah upaya penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri, dan masalah hubungan antara pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain.
Sedangkan menurut Winkel (2004:543) mengatakan bahwa bimbingan kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam perilaku secara tidak langsung, melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok.
Beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada klien yang dilaksanakan berupa suatu kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh konselor dalam suasana kelompok untuk membahas topik umum maupun beberapa hal yang berguna bagi perkembangan dirinya, agar mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga terbentuklah perilaku yang efektif.
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL
3.1 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 1
Refleksi yang peneliti lakukan setelah melaksanakan tindakan I ini yaitu peneliti dapat memberikan pemahaman awal mengenai pengertian, tujuan, manfaat, asas-asas dan tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok serta mengenai pengertian dan upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan mental agar lebih meningkat dan hasilnya optimal, serta peneliti melakukan permainan yang menarik agar para siswa menjadi semakin bersemangat. Disamping itu, peneliti juga perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan sebelum memulai topik diskusi agar mereka bersemangat dalam menjawab pertanyaan. Perencanaan yang perlu dilakukan pada tindakan II untuk mendapatkan hasil penelitian agar meningkat yaitu dengan memberikan materi yang lebih mendalam tentang
”pengembangan sikap positif diri” tujuannya agar siswa dapat lebih memahami diri mereka (penerimaan diri). Karena dengan memahami penilaian positif diri dengan baik, siswa dapat menjelaskan cara yang dapat dilakukan dan dapat mengembangkan diri siswa, sehingga siswa akan mudah menerapkan kesehatan mental siswa. Hal ini yang akan dicapai setelah penelitian.
3.2 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Setelah melalui siklus II yaitu layanan bimbingan kelompok dengan media memutar film ”Hikmah dibalik ujian”, dapat dikatakan naik secara keseluruhan, kesehatan mental siswa meningkat setelah melalui siklus II. Hal ini dapat dilihat pada perolehan skor dari siklus I ke siklus II yang terjadi kenaikan. Hasil observasi untuk mengetahui perubahan perilaku kesehatan mental siswa dapat diketahui pula bahwa siswa telah menunjukkan sikap positif yang dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa dalam berperilaku. Perubahan hasil yang didapat antara lain perubahan sikap siswa yang menunjukkan perilaku siswa mengucapkan ucapan syukur pada Tuhan saat diberikan kenikmatan, siswa menunjukkan raut wajah yang ceria dan menampakkan kegembiraan, lebih dapat berfikir positif dan optimis untuk masa depan, dapat mengetahui potensi yang dimilikinya, siswa lebih mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak grogi atau gugup, dapat menahan emosi serta terbentuknya sikap percaya diri.
Berdasarkan kenaikan diatas, maka penelitian dihentikan hingga siklus II dikarenakan kesehatan mental tiap siswa sudah mengalami kenaikan dan berada pada kriteria tinggi,
namun peneliti tetap bekerja sama dengan guru pembimbing untuk tetap memantau kesehatan mental siswa agar hasilnya tetap baik.
3.3 Hasil Penelitian
Upaya meningkatkan kesehatan mental melalui layanan bimbingan kelompok merupakan penelitian tindakan yang pelaksanaannya melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kolaboratif karena dalam pelaksanaannya diperlukan kerjasama terpadu antara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait. Peneliti melakukan penelitian dengan sejumlah partisipan siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menunjukkan kesehatan mental yang belum optimal. Langkah-langkah dalam penelitian yang ditempuh adalah menetapkan aspek-aspek yang diteliti yaitu hal-hal yang terkait dengan ‘bagaimana upaya meningkatkan kesehatan mental siswa Kelas X SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014’. Disamping itu diperlukan upaya yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian yang sudah ditetapkan serta melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya. Untuk mengetahui peningkatan kesehatan mental siswa kelas X TS A melalui bimbingan kelompok secara keseluruhan dapat dilihat dari perbandingan persentase hasil skor mulai dari kondisi awal (pra siklus), siklus I dan siklus II secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Hasil Observasi Peningkatan Kesehatan Mental Siswa Kelas X Melalui Bimbingan Kelompok
Pembahasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Total Skor 3035 6406 8057
Rata-rata 29 62 78
Persentase 29% 60% 76%
Hasil penelitian pada siklus pertama telah menunjukkan adanya peningkatan kesehatan mental pada siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pada siklus pertama menunjukkan tingkat kenaikan dari kondisi awal berada pada kriteria tingkat kesehatan mental sedang yaitu secara klasikal mengalami peningkatan dari 29% menjadi 60% atau mengalami peningkatan sebesar 31%. Hasil tindakan pada siklus kedua menunjukkan peningkatan kesehatan mental semakin nyata ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa dari 103 siswa berada pada kriteria kesehatan mental yang sangat tinggi yaitu dengan skor 78 dan mengalami peningkatan dari 60% sampai 76% atau meningkat 16% setelah dilakukan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan. Data hasil analisis tiap responden dan sub variabel terbukti mengalami kenaikan
secara keseluruhan dan berada dalam kriteria kesehatan mental yang tinggi. Peneliti juga melakukan observasi untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam peningkatan kesehatan mental siswa, hasil yang didapat antara lain perubahan sikap siswa yang menunjukkan perilaku siswa mengucapkan ucapan syukur pada Tuhan saat diberikan kenikmatan, siswa menunjukkan raut wajah yang ceria dan menampakkan kegembiraan, lebih dapat berfikir positif dan optimis untuk masa depan, dapat mengetahui potensi yang dimilikinya, siswa lebih mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak grogi atau gugup, dapat menahan emosi serta terbentuknya sikap percaya diri. Dari perilaku yang ditunjukkan siswa tersebut bahwa siswa mengalami peningkatan dalam perilakunya yang menunjukkan kesehatan mental yang baik.
Dari hasil pemaparan data empiris diatas, kini dapat dipahami lebih jelas sebagai berikut:
1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan dengan tepat dan benar terbukti dapat meningkatkan kesehatan mental siswa. Pelaksanaan tindakan tersebut melalui dua siklus dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta dalam tahapan bimbingan kelompok yaitu tahapan pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Hasil peningkatan diketahui dari tingkat kenaikan yang signifikan melalui analisa tiap responden dan sub variabel serta perubahan perilaku siswa yang menunjukkan sikap dalam berperilaku yang lebih optimal dan perilaku penyesuaian diri yang baik dengan teman, guru dan warga di sekolah lainnya.
2. Media yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan mental siswa pada penelitian ini melalui media kelompok dan media elektronik berupa film. Media kelompok dalam penelitian ini berupa peer counseling dipadukan dengan diskusi dan ceramah, yang anggotanya siswa yang mempunyai kisaran umur antara 15-18 tahun. Film yang diputar yaitu film yang alur ceritanya dapat membuat orang yang melihat menjadi tergugah kesehatan mentalnya serta siswa dapat menganalisa isi cerita dan dapat mengambil nilai- nilai positif yang terdapat dalam cerita tersebut. Film yang diputar berjudul “Hikmah dibalik ujian”. Alasan yang mendasari penggunaan media bimbingan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan mental siswa :
a. Media kelompok (peer counseling) dipadukan dengan diskusi dan ceramah.
Menurut Santoso (2004: 8) dalam kelompok sebaya individu dapat mencapai kebebasan sendiri. Kebebasan tersebut dapat diartikan sebagai kebebasan dalam berpendapat, bertindak atau menemukan identitas diri. Karena didalam kelompok tersebut anggotanya mempuntai tujuan dan keinginan yang sama. Dalam kelompok tersebut anggota yang terlibat memiliki
tingkatan kesehatan mental yang berbeda-beda sehingga diharapkan terjadi transfer informasi dan keterampilan diantara anggotanya.
Metode ceramah dan diskusi ada beberapa keunggulan antara lain: (1) Merangsang kreativitas siswa dalam ide, gagasan, prakarsa, terobosan baru dalam memecahkan masalah secara bersama, (2) mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, (3) memperluas wawasan, (4) dapat melayani banyak orang, (5) dalam pelajaran diskusi akan banyak memberikan pelajaran tentang diri, untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antara manusia, hal ini karena dalam kegiatan bimbingan kelompok yang beranggotakan orang-orang yang sebaya, identitas siswa akan semakin mantap. Harapannya, dengan adanya persamaan jenjang umur, dinamika kelompok pada bimbingan kelompok dapat terjalin dan terjadi transfer wawasan diantara sesama siswa, melalui metode ceramah dan diskusi pula mampu memberikan pemahaman akan arti pentingnya kesehatan mental serta melatih untuk berpikir positif dalam menjalani kehidupan, dan memunculkan ide-ide untuk memecahkan masalah.
b. Media film (audiovisual)
Pengaruh film terhadap perubahan sikap sangat besar. Individu memiliki kecenderungan untuk meniru objek yang telah dilihatnya. Menurut Sudjana & Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar, yaitu : (1.) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2).
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pengajaran, (3). metode mengajar akan lebih bervariasai, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (4). siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan memerankan.
Pengaruh media film terhadap perubahan sikap sangat besar. Individu memiliki kecenderungan untuk meniru objek yang telah dilihatnya. Siswa akan melihat film yang alur ceritanya dapat membangkitkan kesehatan mental serta dapat mengambil nilai positif dari film tesebut.
3. Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kesehatan mental siswa
Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok antara lain pendahuluan, kegiatan inti dan pengakhiran. Tahapan pendahuluan adalah tahap pengenalan, tahap pelibatan diri kedalam kehidupan suatu kelompok, pada setiap pertemuan peneliti mengawali
tahapan ini agar siswa merasa nyaman untuk melaksanakan kegiatan tahap selanjutnya.
Tahapan kedua adalah kegiatan inti, pada siklus I tahapan yang dilakukan dengan metode peer counseling dipadukan dengan diskusi dan ceramah menunjukkan tingkat kenaikan yang cukup. Tahapan pada siklus II melalui media film, pengaruh media film terhadap perubahan sikap sangat besar. Individu memiliki kecenderungan untuk meniru objek yang telah dilihatnya sehingga dapat membangkitkan kesehatan mental. Tahapan akhir dalam bimbingan kelompok merupakan tahap penutupan dengan menyimpulkan pada setiap pertemuan.
4. Evaluasi bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan kesehatan mental siswa
Evaluasi yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan kesehatan mental siswa melalui observasi dan pemberian penugasan lembar pertanyaan disetiap akhir tindakan yaitu mengenai ”Upaya meningkatkan kesehatan mental siswa, pengembangan sikap positif diri serta evaluasi film hikmah dibalik ujian”, dan setiap siklus diberikan post test. Cara tersebut efektif untuk mengetahui peningkatan kesehatan mental siswa.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Simpulan
Pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kesehatan mental siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dilakukan melalui dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: Bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesehatan mental siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kesehatan mental dari Pra Siklus, Siklus I sampai dengan siklus II yaitu pada pra siklus secara klasikal hanya mencapai 29%. Pada siklus I kesehatan mental meningkat menjadi 60% atau mengalami peningkatan sebesar 31%. Sedangkan peningkatan kesehatan mental pada siklus II mencapai 75% atau mengalami kenaikan sebesar 15%. Oleh karena itu, bimbingan kelompok merupakan media yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental siswa.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan rekomendasi kepada beberapa pihak, diantaranya :
1. Bagi Siswa :
Siswa diharapkan dapat meningkatkan kesehatan mental lebih optimal lagi dan siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan kelompok melalui metode peer counseling dipadukan dengan diskusi dan ceramah, serta penggunaan multimedia seperti film.
2. Bagi Guru BK:
a. Pembimbing dalam meningkatkan kesehatan mental siswa hendaknya dirancang melalui bimbingan kelompok yang tepat dengan metode peer counseling dipadukan dengan diskusi dan ceramah, serta penggunaan multimedia seperti film.
b. Hendaknya dalam memilih multimedia senantiasa memilih media yang menarik dan memberikan nilai positif serta memperhatikan aspek psikologis anak.
c. Mengingat bahwa masalah kesehatan mental siswa sangat penting dan merupakan faktor pendukung keberhasilan pendidikan bagi siswa, maka pihak sekolah agar lebih memberikan perhatiannya terutama mengenai masalah kesehatan mental yaitu salah satunya dengan memberikan informasi norma-norma kesehatan mental di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 2000. Mental Hygienes. Jakarta: Mandar Maju.
Notosoedirdjo, Moeljono. 2005. Kesehatan Mental dan Konsep Penerapan. Jakarta:
Universitas Muhamadiyah Malang.
Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sutoyo, Anwar dan Munif Prasetyo. 2004. Bahan Ajar Pengantar Kesehatan Mental.
Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling UNNES.
Winkel, W. S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Baru.