1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA
PELAJARAN BIOLOGI
(Suatu penelitian kelas di SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang) Siti Latifah1, Mimin Nurjhani K2, Widi Purwianingsih2
1 Guru SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang
2 Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
I. PENDAHULUAN
Pendidikan sains , seperti pendidikan pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual siswa.
Pembaruan dan pengembangan pendidikan sains diupayakan kearah yang lebih menekankan pada kesesuaian antara perkembangan sains dan kebutuhan masyarakat.
Kehidupan di masyarakat tentu tidak terlepas dari kemampuan kemampuan social (social skills). Pengembangan ini tentu membawa konsekuensi pada bentuk-bentuk pengelolaan kelas yang agak berbeda dari pada pengelolaan kelas yang berorientasi pada konsep.
Kurikulum Nasional terbaru yang dikeluarkan oleh BSNP pada tahun 2004 merupakan kurikulum yang agak berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini memberikan porsi yang lebih besar pada kebebasan guru untuk menentukan kurikulum tingkat satuan pendidikannya sendiri serta bergeser dari pembelajaran yang berorientasi konsep kearah kompetensi. Oleh sebab itu sudah menjadi suatu kewajban bagi guru untuk membelajarkan siswa dengan tujuan utama menguasai kompetensi melalui pembelajaran topic tertentu.
Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SMP adalah memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. Kompetensi ini bisa dilatihkan melalui mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA siswa diajarkan untuk mengamati lingkungan, mengenali keanekaragaman dan keunikan makhluk hidup, serta berbagai proses interaksi yang terjadi di lingkungan. Jika siswa benar-benar diajak untuk melakukan pengamatan secara teliti, maka mereka akan banyak menemukan hal yang menarik sehingga siswa dapat membuat deskripsi dan bisa dijadikan bahan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu kemampuan
2 mengamati sebenarnya sangat penting dan berhubungan dengan kemampuan komunikasi.
Siswa kelas VII SMP merupakan siswa yang baru saja menginjak bangku SMP sehingga mereka masih memiliki karakteristik siswa SD yang menyukai pembelajaran dengan banyak contoh konkrit serta melibatkan lebih banyak kegiatan fisik. Jadi guru yang mengajar di kelas VII harus merancang pembelajaran yang memberikan banyak contoh konkrit sambil secara perlahan mengajak mereka mengenal konsep abstrak lebih banyak. Dari pengalaman hal yang menurut guru masih sangat kurang dikuasai yaitu bagaimana cara mengelola dan mengoptimalkan kemampuan siswa menggunakan keterampilan observasinya dan mengemukakan pendapat pada saat membahas hasil pengamatan atau hasil percobaan. Pada saat diskusi kebanyakan siswa kurang bisa mengemukakan argument berdasarkan hasil pengamatan atau kegiatan karena ketika melakukan observasi kurang teliti. Berdasarkan penerapan model pembelajaran ditemukan fakta bahwa guru seringkali tergesa-gesa dalam menyimpulkan konsep setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Akibatnya guru merasa bahwa konsep maupun kemampuan siswa yang menjadi target, pencapaiannya kurang merata.
Kegiatan ini dicoba untuk mengembangkan model pembelajaran yang mudah untuk dilaksanakan, mudah untuk mendapatkan bahan-bahan, membuat siswa aktif (minds- on dan hands-on), dan berupaya untuk memunculkan kemampuan observasi dan membuat deskripsi dari suatu objek pengamatan. Diharapkan setelah kegiatan ini selesai guru memperoleh peningkatan keterampilan dalam melakukan pengelolaan penguatan konsep sehingga penguasaan konsep serta kemampuan siswa lebih merata dan menyeluruh.
II. TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA khususnya Biologi di SLTP 2. Meningkatkan kemampuan siswa melakukan observasi terhadap suatu objek 3. Meningkatkan kemampuan siswa membuat deskripsi hasil pengamatan dan
menyampaikannya di depan kelas
III. Metodologi
A. Definisi operasional
3 Kemampuan komunikasi merupakan kemampuan siswa dalam hal menyampaikan ide, pendapat maupun hasil pengamatannya pada orang lain, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Kemampuan tersebut diukur melalui dua cara yaitu dari deskripsi tertulis dan dari skor ulangan.
B. Metode dan desain penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kelas. Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menganalisis permasalahan seputar plaksanaan pembelajaran di kelas dengan maksud selanjutnya akan dilakukan perbaikan- perbaikan agar pembelajaran dengan topic yang sama bisa terlaksana lebih baik.
C. Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian dipilih siswa kelas VII (x) semester 2 di SMPN 2 Tanjungsari Kabupatn Sumedang. Kelas ini dipilih karena dianggap kurang dalam hal kemampuan mengemukakan pendapat sehingga perlu diidentifikasi penyebab dan cara mengatasinya agar siswa dapat meningkat kemampuannya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah LKS, Lembar observasi pembelajaran, dan seperangkat soal tes. LKS digunakan untuk melihat tulisan siswa tentang deskripsi dari objek pengamatan. Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk melihat bagaimana guru dan siswa berinteraksi saat melaksanakan rencana pembelajaran, sehingga situasi dan kondisi saat pembelajaran yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar dapat diidentifikasi. Soal tes digunakan untuk melihat apakah konsep yang diajarkan melalui kemampuan observasi dan komunikasi telah dikuasai siswa.
E. Prosedur Penelitian
1. Guru menentukan pendekatan yang akan digunakan, topic yang dipilih, serta waktu pelaksanaan implementasi..
2. Perancangan model pembelajaran meliputi perencanaan langkah-langkah pembelajaran, persiapan instrument, dan observer.
3. Uji coba langkah pembelajaran dan penyempurnaan media pembelajaran di kelas lain yang kurang lebih mempunyai karakteristik yang mirip dengan tujuan melihat dan melengkapi hal-hal yang masih perlu disiapkan.
4 4. Penyempurnaan rancangan model pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dihadiri oleh sejumlah observer teman guru dan beberapa orang dosen UPI.
6. Refleksi hasil pembelajaran dengan cara diskusi melibatkan semua yang hadir di kelas pada saat itu.
7. Pengolahan hasil secara keseluruhan berdasarkan inferensi hasil pengolahan data berupa skor pretes dan postes serta angket dan hasil observasi.
IV. Hasil & Pembahasan A. Skor LKS
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara mengajak siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap 2 objek yaitu anak ayam dan batu untuk mengidentifikasi cirri makhluk hidup. Hasil pengamatan siswa ditulis dalam LKS dan LKSnya dinilai berdasarkan kelengkapan deskripsi dan kata-kata yang digunakan dalam deskripsi. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Perolehan Skor Deskripsi Siswa
No. Kelompok Skor
1 I 70
2 II 70
3 III 70
4 IV 65
5 V 70
6 VI 70
7 VII 80
8 VIII 60
Dari table terlihat bahwa satu kelompok mendapatkan nilai 80, lima kelompok mendapat skor 70, dan dua kelompok mendapat skor 60 dan 65. Jadi sebenarnya 75% telah dapat membuat deskripsi walaupun sempurna.
B. Skor Tes Konsep
5 Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes yaitu satu minggu sebelum pembelajaran dan satu minggu setelah pembelajaran. Tujuan tes ini adalah untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep setelah siswa dilatih membuat deskripsi hasil pengamatan. Rincian hasil pretes dan postes dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.Skor pretes dan postes siswa No. Kode
Siswa
Pretes Postes Selisih No. Kode Siswa
Pretes Postes Selisih
1 Ag 5 8 3 20 Des - - -
2 Ikh 7 8 1 21 Iym 7 - -
3 Cec 7 8 1 22 St j 3 9 6
4 Arf 4 8 4 23 dpi 4 9 5
5 Da 7 8 1 24 Mft 5 9 4
6 To 7 8 1 25 St i 6 9 3
7 As 7 8 1 26 Rsm 6 9 3
8 Ag 7 8 1 27 Iks 8 9 1
9 Mym 7 10 3 28 Nnd 8 9 1
10 Abd 6 10 4 29 Yd 8 9 1
11 Ni 7 10 3 30 Rsy 8 9 1
12 Alf 4 10 6 31 Cnd 8 9 1
13 Wwt 7 10 3 32 Spd 8 9 1
14 Jyg 8 10 2 33 opk 8 9 1
15 Kar 5 10 5 34 Dn 8 9 1
16 Wrd 9 10 4 35 Iv 8 9 1
17 Jjg 7 10 3 36 Zlh 8 9 1
18 Iis - - - 37 suci 9 9 0
19 Rin - - - 20 Des - - -
Dari table hasil tes tampak bahwa 99% siswa mengalami peningkatan dan hanya 1 orang saja yang tidak mengalami skor tes karena siswa tersebut perolehan pada tes awalnya sudah tinggi. Walaupun demikian tampaknya sejak awal sebagian besar siswa memang sudah mengenal konsep ini yang dilihat dari skor pretes yang sebagian besar di atas 6. Setelah pembelajaran terjadi peningkatan rata-rata 2 hingga 3 poin. Tampaknya pembelajaran ada
6 pengaruhnya paling tidak untuk menambah motivasi blajar siswa dalam mempelajari Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup dengan cara selain membaca dari buku.
a. Hasil Pengolahan Data Berupa Lembar Observasi
Observasi dilakukan oleh sekurang-kurangnya 15 orang observer yang hadir saat penerapan pembelajaran. Hasil observasi dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Untuk Guru
No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ya Tidak 1. Organisasi dan uji coba praktikum
dilakukan sebelumnya oleh guru
100
2. Melakukan kegiatan awal dengan lengkap
85 15
3. Terampil mengoperasikan media pembelajaran
70 30
4. Pengelolaan kegiatan praktikum rapi dan terfokus
50 50
5. Menerapkan disiplin kerja pada saat praktikum
100
6. Menciptakan iklim kerja kelompok yang baik
70 30
7. Memotivasi siswa untuk bekerja dan berpikir secara aktif
100
8. Meminta siswa membereskan alat dan bahan setelah praktikum
100
9. Menyelenggarakan diskusi pembahasan hasil kegiatan praktikum
100
10. Mengarahkan siswa pada kesimpulan yang benar
60 40
11. Melaksanakan asesmen sesuai dengan yang direncanakan
70 30
7 Berdasarkan hasil pengolahan lembar observasi kinerja guru, secara umum tampak siswa telah dapat mengikuti prosedur kegiatan pada topic
"Mengidentifikasi cirri-ciri makhluk hidup" yang ditentukan oleh guru dalam LKS, walaupun ada tahap yang tampak agak tersendat. Pada tahap persiapan kegiatan , tidak semua siswa (70%) membawa alat dan bahan yang ditugaskan walaupun ada siswa yang membawa anak ayam dengan jenis yang berbeda dari yang telah ditentukan.
Pada tahap awal pembelajaran, terjadi kefakuman kelas karena ada beberapa siswa yang dating terlambat karena mencari dulu anak ayam yang ditugaskan, sehingga guru harus menunggu beberapa menit untuk memulai pembelajaran.
Setelah siswa masuk, dilaksanakan pretes. Ketika pretes banyak siswa yang tidak membawa alat tulis karena tas mereka disimpan di perpustakaan dan sudah dikunci sehingga bberapa siswa tidak sempat membawa alat tulis.
Pada tahap pelaksanaan, tidak semua siswa (80%) telah memahami pentingnya pengamatan yang detil dan teliti, siswa memerlukan bimbingan guru untuk memahami pentingnya mengamati untuk membuat deskripsi yang nantinya akan dikomunikasikan. Kurangnya objek pengamatan karena ada kelompok yang tidak membawa menyebabkan beberapa kelompok tidak melakukan pengamatan dan mengisi LKS hanya dari pengalaman. Catatan lain adalah suasana kelas yang cukup rebut bukan karena suara siswa yang sedang berdiskusi tetapi karena suara anak ayam yang terus menerus menciap.
Pada saat diskusi dalam kelompok, ada beberapa siswa yang selama ini kurang aktif ternyata menunjukkan partisipasi lebih aktif dalam kegiatan pengamatan dengan cara sering mengajukan pertanyaan pada guru. Sebagian besar kelompok tampak terlibat dalam kegiatan diskusi. Kegiatan diskusi menjadi aktif karena semua siswa diajak berpartisipasi oleh guru, dan hal itu dilakukan cukup sering oleh guru.
Prosedur kegiatan tampaknya kurang dipahami karena guru menjelaskannya sebelum LKS berada di tangan siswa. Selain itu, siswa tampak kurang terbiasa mengisi LKS dengan cara menuliskan hasil pengamatan secara terbuka. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang pada awalnya bingung apa yang harus dilakukan.
Setelah penerapan model pembelajaran, dilakukan diskusi antara guru dengan observer. Diskusi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai, dengan cara
8 sepertti ini guru mendapat masukan bukan hanya dari dosen tetapi juga dari guru lain yang terlibat dalam program ini sehingga wawasan guru lebih luas.
Selain itu banyak terjadi pertukaran ide pada saat diskusi.
Rangkuman hasil refleksi akan disajikan dalam bentuk table berikut.
Tabel 4. Rencana Tindakan Berdasarkan Hasil Refleksi No. Refleksi
1. Apakah siswa belajar dan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung?
Kurang memperhatikan fakta hasil pengamatan untuk dihubungkan dengan konsep
Pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan konsep sudah dimiliki
Penjelasan tentang cara mengisi LKS hendaknya dilakukan saat siswa sudah memegang LKS di tangan
Objek pengamatan terlalu seragam, batu kurang dimanfaatkan sebagai objek pengamatan
Dalam diskusi sudah diusahakan untuk memeratakan kesempatan berbicara melalui teknik belajar kooperatif tetapi masih ada beberapa kelompok yang kurang memahami prosedur diskusi sehingga interaksi antar anggota kelompok masih kurang lancar
2. Apakah ada siswa yang tidak belajar?
LKS yang jumlahnya terbatas menyebabkan siswa kurang siap menjawab pertanyaan
Satu kali pertemuan belum cukup untuk memunculkan kemampuan berkomunikasi siswa
3. Apa yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang tidak belajar?
Guru cukup tanggap untuk member respon pada situasi kelas yang berubah
Guru memberikan dorongan pada siswa untuk bertanya pada temannya
9 V. Kesimpulan & Rekomendasi
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran yang terdiri dari alur pembelajaran, rencana pembelajaran/scenario pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal kemampuan menginterpretasikan data dibuat dan diterapkan oleh guru di SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Penekanan model pembelajaran ini adalah melatih siswa membuat deskripsi hasil pengamatan yang nantinya dapat digunakan untuk berkomunikasi.
2. Secara umum siswa belum terbiasa membuat deskripsi hasil pengamatan yang bnar-benar ada di hadapannya sehingga siswa kurang memperhatikan detil.
3. Setelah pembelajaran selesai terjadi peningkatan penguasaan konsep walaupun tidak banyak, tetapi tampak motivasi belajar siswa meningkat.
B. Rekomendasi
1. Perluasan wawasan guru dalam hal variasi pendekatan pembelajaran, mencari alternative pengganti alat bahan untuk media pembelajaran, serta variasi asesmen perlu ditingkatkan
2. Modifikasi model pembelajaran, terutama untuk memperbaiki kekurangan dapat direkomendasikan untuk penyempurnaan model pembelajaran dan dijadikan bahan untuk melakukan tindakan.