SKRIPSI
OLEH :
TENGKU MUHAMMAD IDRUS 150301185
AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH :
TENGKU MUHAMMAD IDRUS 150301185
AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH
Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Agroteknologi pada Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama : Tengku Muhammad Idrus
NIM : 150301185
Program Studi : Agroteknologi Minat : Ilmu Tanah
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
(Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP) (Ir. Alida Lubis, MS)
Ketua Anggota
Mengetahui,
(Dr. Ir. Sarifuddin, MP) Ketua Program Studi Agroteknologi
Tanggal Lulus : 17 Januari 2020
perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah menurun, KTK tanah menurun, dan pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang dilakukan sebagai strategi manajemen kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengurangan penggunaan pupuk Urea dengan penggunaan pupuk kandang ayam dalam meningkatkan kandungan N-Total tanah sawah Andisol dan meningkatkan pertumbuhan tanaman Beras Hitam varietas Ominio. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dari bulan Juni sampai Oktober 2019.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non Faktorial yang terdiri dari 5 (lima) taraf yaitu P1 : 100% Urea (250 kg/ha), P2 : 75% Urea (187.5 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk kandang ayam, P3 : 50% Urea (125 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk kandang ayam, P4 : 25% Urea (62.5 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk kandang ayam, P5 : 10 ton/ha Pupuk kandang ayam. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam mampu meningkatkan jumlah anakan tanaman, bobot kering tajuk, dan serapan N tanaman. Pupuk kandang ayam sebesar 10 ton/ha mampu menggantikan dosis pupuk Urea menjadi 187,5 kg/ha atau sebesar 25% dari dosis rekomendasi (250 kg/ha ).
Kata kunci : Urea, Pupuk Kandang Ayam, Tanaman Padi, Beras Hitam, Ominio, Andisol.
soil structure, compaction, nutrient content in the soil decreases, soil exchangeavle cation capacity decreases, and environmental pollution. The application of organic material such as manure is carried out as a soil fertility management strategy. This study aims to determine the reduction in the aplication of Urea fertilizer with the application of chicken manure in increasing the total N content of Andisol paddy land and the growth of Black Rice Ominio Variety. The research was conducted in the Greenhouse at Faculty of Agriculture, University of North Sumatera, from June to October 2019. This study used a non factorial randomized block design consisting of 5 (five) levels, namely P1: 100% Urea (250 kg/ha), P2: 75% Urea (187.5 kg/ha) + 10 tons/ha Chicken manure, P3: 50% Urea (125 kg/ha) + 10 tons/ha Chicken manure, P4: 25% Urea (62.5 kg/ha) + 10 tons/ha Chicken manure, P5: 10 tons/ha Chicken manure. Each treatment was repeated 4 (four) times. The result showed that the combination of Urea fertilizer and chicken manure was able to increase the number of plant tillers, canopy dry weight, and N uptakeof plant. Chicken manure of 10 tons / ha was able to replace the dose of Urea fertilizer to be 187.5 kg / ha or as much as 25% of the recommended dose (250 kg / ha).
Keywords : Urea, Chicken manure, Rice plants, Black rice, Ominio, Andisol
1997. Anak kedua dari dua bersaudara yang merupakan anak dari Ayah bernama Tengku Zamal dan Ibunda bernama Sri Arena Dewi.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2009 di SD Negeri 163081 Tebing Tinggi. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi dan tamat pada tahun 2012.
Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Sumatera Utara (USU) Fakultas Pertanian pada Program Studi Agroteknologi dengan minat Ilmu Tanah.
Selama memulai perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK) FP USU. Selain itu penulis aktif sebagai Asisten Laboratorium Dasar Ilmu Tanah Tahun 2016-2019, Asisten Laboratorium Kesuburan Tanah Tahun 2017-2019, Asisten Laboratorium Kimia Tanah Tahun 2018-2019, Asisten Laboratorium Analisis Tanah dan Tanaman Tahun 2018-2019, dan Laboratorium Fisika Tanah Tahun 2019-2020.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PTPN 3 Kebun Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Serta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) USU 2019 di Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Efek Aplikasi Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan Hara N dan Pertumbuhan Padi Hitam Varietas Ominio pada Tanah Andisol” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga saya yang tercinta, Ibu saya Sri Arena Dewi, dan Ayah saya Tengku Zamal, yang selalu mendo’akan serta memberikan semangat yang luar biasa dan memberikan dukungan moral maupun material.
Untuk Kakak saya Tengku Mahzani, S.Pd, yang selalu memberikan do’a dan semangat.
Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Ibu Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Alida Lubis MS selaku anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
Dan untuk teman-teman terdekat saya yang telah banyak membantu serta seluruh teman-teman stambuk 2015 Agroteknologi yang membantu secara langsung maupun tidak langsung selama melaksanakan penelitian serta pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Medan, Januari 2020
Penulis
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 3
Kegunaan Penulisan... 3
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah ... 4
Beras Hitam ... 5
Unsur N pada Tanah Sawah ... 6
Pupuk kandang ayam ... 7
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 9
Bahan dan Alat ... 9
Metode Penelitian ... 9
Pelaksanaan Penelitian Pengambilan Contoh Tanah... 10
Analisis Awal Tanah ... 10
Analisis Awal Pupuk Kandang Ayam ... 11
Persiapan Media Tanam ... 11
Penggenangan Tanah ... 12
Persemaian ... 12
Aplikasi Pupuk kandang ayam ... 12
Aplikasi Pupuk Urea ... 12
Aplikasi Pupuk Dasar ... 12
Penanaman ... 13
Pemeliharaan Penyiraman ... 13
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 13
Pemanenan ... 13
terhadap Sifat Kimia Tanah Sawah Jenis Andisol ... 15
Efek Kombinasi Pupuk Urea dan Pupuk Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio ... 16
Tinggi Tanaman... 16
Jumlah Anakan ... 18
Bobot Kering Tanaman dan Serapan N Tanaman ... 19
Pembahasan ... 21
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 26
Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA
1. Nilai Kemasaman Tanah, Kandungan N-Total Tanah, Kandungan C-Organik Tanah pada Tanah Sawah Jenis Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Ayam setelah Inkubasi 4 Minggu ... 16 2. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4-12 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 17 3. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio
5-12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 18 4. Rataan Bobot Kering Tajuk, Bobot Kering Akar, dan Serapan N
Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 20
1. Deskripsi Padi Varietas Ominio ... 30
2. Bagan Penelitian ... 30
3. Analisis Awal Tanah ... 30
4. Analisis Pupuk Kandang Ayam ... 31
5. Kriteria Tanah Sawah... 31
6. Rataan pH H2O Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 32
7. Daftar Sidik Ragam pH H2O Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 32
8. Rataan Kandungan C-Organik Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 32
9. Daftar Sidik Ragam C-Organik Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 33
10. Rataan Kandungan N-Total Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 33
11. Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 33
12. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 34
13. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 34
14. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 34
15. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 35
16. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 6 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 35
17. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 6 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 35
18. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 7 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 36
19. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 7 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 36
20. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 8 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 36
21. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 8 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 37
22. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 9 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 37
23. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 9 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 37
24. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 10 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 38
10 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 38 26. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 11 MST Akibat
Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 38 27. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio
11 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 39 28. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 12 MST Akibat
Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 39 29. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio
12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 39 30. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 40 31. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 5 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 40 32. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 6 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 40 33. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 6 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 41 34. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 7 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 41 35. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 7 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 41 36. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 8 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 42 37. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 8 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 42 38. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 9 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 42 39. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 9 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 43 40. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 10 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 43 41. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 10 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 43 42. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 11 MST
Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 44 43. Daftar Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio 11 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 44
Ominio 12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Ayam ... 45 45. Rataan Bobot Kering Tajuk Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio Umur
12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 45 46. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk Tanaman Beras Hitam
Varietas Ominio Umur 12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan
Pupuk Kandang Ayam ... 45 47. Bobot Kering Akar Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio Umur
12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 46 48. Daftar Sidik Ragam Kering Akar Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio Umur 12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk
Kandang Ayam ... 46 49. Serapan N Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio Umur
12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam ... 46 50. Daftar Sidik Ragam Serapan N Tanaman Beras Hitam Varietas
Ominio Umur 12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk
Kandang Ayam ... 47 51. Foto kegiatan penelitian ... 47 52. Gambar tanaman ... 48
PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia memiliki lahan sawah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan jenis dan karakteristik tanah pada lahan sawah yang cukup bervariasi dari Histosols, Entisols, Mollisols, Inceptisols, Vertisols, Ultisols, Alfisol, Andisols, Oxisols, dan Spodosols. Namun luas tanah Andisol yang diusahakan untuk padi sawah relatif kecil. Tanah sawah yang terdapat pada tanah Andisol adalah sekitar 405.629 ha atau 5% dari luas total lahan sawah Indonesia (Ritung, 2012).
Beras hitam adalah salah satu jenis padi Oryza sativa L., dikenal dengan heirloom rice atau padi warisan yang berarti berasal dari penyerbukan secara alami. Padi ini ditanam pada masa-masa awal dalam sejarah yang umumnya dibudidayakan di Asia dan tidak tumbuh dalam skala besar di pertanian modern.
Beras hitam ini berwarna hitam, lengket, mengandung nutrisi yang tinggi. Warna hitam tersebut dikarenakan adanya pigmen flavonoid yang disebut dengan anthocyanin, merupakan antioksidan kuat yang setara dengan buah beri biru dan hitam (Saha, 2016).
Varietas Ominio merupakan salah satu padi yang dibudidayakan di Filipina. Varietas ini merupakan koleksi kultivar padi tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi di daerah dataran tinggi dan umumnya ditanam di pertanian kecil-kecilan. Varietas padi ini sangat diminati secara lokal maupun internasional karena jika diolah menjadi masakan yang memiliki rasa, aroma, tekstur, warna yang istimewa serta mengandung nilai gizi yang luar biasa tinggi.
Varietas padi warisan umumnya tahan terhadap tekanan biotik dan abiotik (Ilar, et al., 2018).
Unsur hara N, P dan K merupakan sebagian dari unsur hara makro dalam tanah yang diserap tanaman dalam jumlah banyak. Ketersediaan hara dalam jumlah yang cukup sangat penting agar diperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara tersebut adalah pemberian pupuk anorganik yang umumnya dalam bentuk pupuk tunggal seperti Urea, TSP/SP-36 dan KCl.
Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah menurun, KTK tanah menurun, dan pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang direkomendasikan sebagai strategi manajemen kesuburan tanah (Ogbodo, 2013). Hasil penelitian Gangmei dan George (2017) menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik secara nyata meningkatkan jumlah anakan, panjang malai, jumlah bulir berisi, berat gabah, hasil gabah per hektar dan hasil jerami pada padi beras hitam dibandingkan perlakuan yang hanya dipupuk dengan pupuk anorganik.
Salah satu pupuk kandang yang dapat digunakan untuk tanaman padi khususnya padi beras hitam adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam. Kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara makro (N, P, K, dan Ca) dengan aspek kandungan Nitrogen (N) tertinggi dibandingkan kompos dengan bahan baku limbah rumah potong hewan dan sampah kota (Pujianto, et al., 2008). Berdasarkan penelitian Azalika et al. (2018), penggunaan pupuk kandang memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan total, jumlah
anakan produktif, dan bobot kering per rumpun. Pupuk kandang ayam dosis 10 ton/ha mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil padi terbaik dengan hasil 5,77 ton/ha. Penelitian Herliana et al. (2018) juga menunjukkan bahwa pupuk organik jenis kotoran ayam merupakan pupuk terbaik untuk meningkatkan kandungan amylum, anthocyanin, dan tiamin hydrochloride pada beras hitam.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengurangan penggunaan pupuk Urea dengan menggunakan pupuk kandang ayam dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi hitam varietas Ominio pada tanah sawah jenis Andisol.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengurangan penggunaan pupuk Urea dengan menggunakan pupuk kandang ayam dalam meningkatkan kandungan N-Total tanah serta meningkatkan pertumbuhan tanaman padi hitam varietas Ominio pada tanah sawah jenis Andisol.
Hipotesis Penelitian
a. Pemberian pupuk kandang ayam mampu mengurangi kebutuhan pupuk Urea dalam meningkatkan kandungan N-Total tanah Andisol.
b. Pemberian pupuk kandang ayam mampu mengurangi kebutuhan pupuk Urea dalam meningkatkan pertumbuhan padi hitam varietas Ominio.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana Agroteknologi pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah
Tanah sawah merupakan tanah buatan manusia. Sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh pengelolaannya. Pengelolaan padi sawah meliputi : (i) perataan lahan dan pembuatan matang, (ii) pelumpuran, tanah dicangkul dan dihaluskan dalam jenuh air, (iii) penggenangan tanah dengan air setinggi 5-10 cm selama 4-5 bulan, (iv) drainase air dan pengeringan lahan pada saat panen dan (v) penggenangan kembali setelah interval waktu, sekitar beberapa minggu hingga 8 bulan (Mukhlis et al., 2017).
Tanah sawah terbentuk dari berbagai jenis tanah dengan tingkat kemasaman tanah yang beragam. Pada awal penggenangan proses pembentukan tanah sawah, kisaran pH pada tanah berkisar 6.5-7.2. Penggenangan tanah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan elektrokimia, seperti redoks 6 potensial, pH, dan spesifik konduktifitas. Penggenangan tanah akan membatasi ketesediaan oksigen dan meningkatkan terjadinya proses reduksi. Pada proses reduksi bahan organik dan mikrobia anaerob memegang peran penting. Bahan organik sebagai sumber energi mikrobia anaerob yang berperan dalam proses- proses reduksi tersebut (Hanafiah et al., 2009).
Penggenangan yang dilakukan pada tanah baik tanah kering maupun basah dapat mengakibatkan perubahan sifat kimia, fisio-kimia, dan biologi tanah yang mempengaruhi ketersediaan hara dan pengambilan hara oleh tanaman padi sawah.
Penggenangan menyebabkan (a) pembentukan lapisan aerobik dan anaerobic, (b) perubahan dalam potensial redoks, (c) reduksi sekuensial dari system oksidasi- reduksi, dan (d) perubahan N, Mn, Fe, P, S, dan unsur mikro. Proses reduksi-
oksidasi tersebut secara biologis diakibatkan kurangnya O2. Dalam keadaan tidak tergenang, O2 bertindak sebagai penerima elektron, tetapi dalam keadaan tergenang ketika O2 sangat berkurang, senyawa mineral atau unsur atau kedua- duanya bertindak sebagai penerima elektron (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).
Perubahan kimia tanah akibat penggenangan merupakan sifat tanah sawah yang sangat penting dalam hubungannya dengan teknologi pemupukan yang efesien. Pada tanah tergenang (drainase buruk), organisme anaerob fakultatif dan anaerob obligat melakukan dekomposisi bahan. Bakteri anaerob bekerja pada energi yang sangat rendah dibanding organisme anaerob sehingga asimilasi atau dekomposisi menjadi lambat dan menghasilkan CO2 , hidrogen, metana, amonia, merkaptan, hidrogen sulfida, dan residu yang sebagian terhumuskan. Pada tanah tidak tergenang (drainase baik), dekomposisi dilakukan oleh mikroorganisme dan fauna tanah sehingga proses dekomposisi dan sintesis substansi lebih cepat serta menghasilkan CO2, nitrat, sulfat, asam-asam organik, dan humus (Mukhlis et al., 2017).
Beras Hitam
Beras adalah tanaman pangan sereal terkemuka di banyak negara berkembang. Sekitar setengah dari manusia di dunia mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat utama mereka. Hampir 95% produksi beras tercatat berasal dari negara-negara di Asia. Beras putih adalah beras yang paling umum dikonsumsi, tetapi ada beberapa varietas padi yang mengandung pigmen warna, seperti beras hitam dan merah. Varietas beras dengan pericarp berwarna (selain putih dan merah) biasanya dikenal sebagai "beras hitam" (Yang, et al., 2008).
Nilai gizi beras hitam lebih unggul daripada beras lainnya. Beras ini bebas gluten, bebas kolesterol, rendah gula, garam, dan lemak. Ini adalah jenis beras super bergizi yang tinggi akan serat, anthocyanin, antioksidan, vitamin B kompleks dan E, zat besi, tiamin, magnesium, niasin, dan fosfor. Diperkirakan bahwa 50 gram beras hitam menghasilkan 35% RDA selenium, tembaga, seng, dan magnesium per hari. Kualitas dan kuantitas protein lebih tinggi daripada varietas padi lainnya. Beras ini mengandung 18 asam amino dan menjadi sumber zat besi alami yang sangat baik. Setengah porsi nasi hitam yang dimasak atau seperempat nasi hitam mengandung kira-kira energi 160 kkal, 1,5 g lemak, 34 g karbohidrat, 2 g serat, 7,5 g protein, tidak mengandung lemak jenuh, dan tidak mengandung kolesterol (Kushwaha, 2016 dalam Saha, 2016).
Beras hitam varietas Ominio merupakan salah satu beras warisan yang di budidayakan di Barlig, Mountain Province, Filiphina. Beras ini berwarna ungu dan lengket. Varietas ini tumbuh lambat dengan umur panen 180 hari setelah tanam, tumbuh baik pada sawah irigasi dan membutuhkan 6-8 jam sinar matahari dalam satu hari. Tanaman ini tumbuh dengan tinggi rata rata 124,2 cm, jumlah anakan produktif rata-rata 8 anakan per rumpun dan dapat menghasilkan produksi rata-rata 2,96 ton/ha (Ilar, et al., 2018).
Unsur Nitrogen pada Tanah Sawah
Sebagian besar N tanah berupa N organik baik yang berasal dari bahan organik tanah maupun fiksasi N oleh mikroba tanah, hanya sebagian kecil (2-5%) berbentuk N anorganik yaitu NH4+ dan NO3- serta sedikit NO2-. Pada tanah tergenang N merupakan unsur hara yang tidak stabil karena terjadi proses
mineralisasi bahan organik (amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi) oleh mikroba tanah tertentu (Prasetyo et al., 2004).
Mineralisasi N organik pada tanah tergenang berhenti sampai terbentuk NH4+. Oleh karena itu kecepatan pembebasan NH4+ merupakan indeks yang baik bagi kemampuan tanah untuk memenuhi kebutuhan N tanaman padi. Kecepatan amonifikasi tergantung dari sifat tanah dan temperature. Tanah dengan bahan organik tinggi, mengandung N tinggi dan NH4 lebih cepat terbentuk. Namun keracunan NH4+ dapat terjadi pada tanah pasir dengan bahan organik tinggi (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).
Pada lapisan atas tanah sawah dimana masih terdapat oksigen yang cukup bagi mikroorganisme, proses mineralisasi akan menghasilkan NO3-. sedangkan pada lapisan dibawahnya yang bersifat reduktif (tanpa oksigen), asimilasi akan berhenti sampai terbentuknya NH4+ yaitu amonifikasi. Nitrat (NO3-) yang terbentuk di lapisan oksidasi (lapisan atas) sebagian akan berdifusi ke lapisan reduksi kemudian akan terjadi proses denitrifikasi, terbentuknya gas N2O atau N2
yang hilang ke udara. Selain itu, lapisan air yang pH nya tinggi juga menyebabkan terjadi proses denitrifikasi NO3- sehingga kehilangan N terjadi melalui proses volatilisasi NH3+. Kehilangan N melalui kedua proses tersebut dapat mencapai 70%. Oleh karena itu pemupukan N harus diberikan ke dalam lapisan reduksi dengan beberapa kali pemberian untuk mengurangi kehilangan N sehingga efisiensinya meningkat (Prasetyo et al., 2004).
Pupuk Kandang Ayam
Kompos yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing kotoran
hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam yakni N 1,7%, P 2,12%, K 1,45%, dan C/N 11,3. Pupuk kandang ayam memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya (Hartatik dan Widowati, 2006).
Penggunaan bahan organik yang diperoleh dari kotoran ayam mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan retensi air. Apabila kandungan air tanah meningkat, proses perombakan bahan organik akan banyak menghasilkan asam-asam organik. Anion dari asam organik dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe dan Al sehingga fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan kotoran ayam berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah karena pupuk organik mampu meningkatkan kadar P, K, Ca dan Mg tersedia (Raihan, 2000).
Hasil-hasil penelitian aplikasi pupuk kandang pada lahan sawah yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dalam kisaran 2-20%. Pupuk kandang selain mengandung hara-hara yang dibutuhkan oleh tanaman juga mengandung asam- asam humat, fulvat, hormon tumbuh dan lain-lain yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman sehingga serapan hara oleh tanaman meningkat (Hartatik dan Widowati, 2006).
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah kaca dan Laboratorium Riset, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dumulai pada bulan Juni sampai Oktober 2019.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah sawah yang diambil dari Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara sebagai media tanam, kotoran ayam sebagai bahan organik, Urea, SP-36, dan KCl sebagai pupuk anorganik, benih padi varietas Ominio sebagai objek yang akan diamati, dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman di Laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul untuk mengambil bahan contoh tanah, GPS sebagai pencatat titik koordinat lokasi, goni sebagai tempat tanah, ember sebagai tempat media tanam, kertas label sebagai penanda, plastik label sebagai tempat label, Spektrofotometer untuk mengukur ketersediaan P tanah, tabung destilasi dan alat destilasi untuk mengukur N-total tanah, Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) untuk mengukur K-dd tanah, serta alat alat
laboratorium lainnya untuk kebutuhan analisis di laboratorium.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu,
P1 : 100% Urea (250 kg/ha)
P2 : 75% Urea (187,5 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam
P3 : 50% Urea (125 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam P4 : 25% Urea (62,5 kg/ha) + 10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam P5 : 10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam
Sehingga diperoleh 5 x 4 : 20 unit percobaan
Percobaan ini dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier Rancangan Acak Kelompok non faktorial sebagai berikut:
Yij = μ + αi + βj + εij
dimana:
Yij : Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j μ : Nilai tengah
αi : Pengaruh perlakuan ke-i βj : Pengaruh blok ke-j
εij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5 %.
Pelaksanaan Penelitian Pengambilan Contoh Tanah
Tanah yang diambil merupakan tanah sawah yang terdapat di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm. Teknik pengambilan tanah secara komposit dengan 10 titik sampel pada lahan.
Analisis Awal Tanah
Tanah yang digunakan dalam percobaan ini dikering udarakan, kemudian tanah diayak lalu dilakukan pengukuran % kadar air untuk mengetahui berat tanah
yang digunakan dalam percobaan setara berat kering oven. Selanjutnya dilakukan analisis awal tanah sebagai data yang digunakan untuk mendukung penelitian, yaitu pH H2O (Metode Elektrometri 1 : 2,5) dengan nilai 6,71, kandungan C- Organik tanah (Metode Walkley and Black) sebesar 1,44%, kandungan N-Total Tanah (Metode Kjeldahl) sebesar 0,21%, P-tersedia (Metode Bray II) sebesar 125,97 ppm, K-dd (Metode NH4oAc pH 7) sebesar 0,51 me/100g tanah. Hasil analisis awal tanah diperoleh dari hasil analisis di PT. Nusa Pusaka Kencana, Asian Agri.
Analisisi Awal Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam yang digunakan dalam percobaan diperoleh dari peternak ayam yang berlokasi di kota Binjai kemudian dianalisis di PT. Nusa Pusaka Kencana, Asian Agri. Diperoleh kandungan C-Organik (Metode Walkley and Black ) sebesar 19,39%, N-Total (Metode Kjeldahl) sebesar 0,95%,
P-Total (Metode 25% HCl) sebesar 1,59%, dan K-Total (Metode 25% HCl) sebesar 2,24%. Data yang diperoleh dari analisis pupuk kandang ayam digunakan untuk mendukung penelitian.
Persiapan Media Tanam
Media percobaan yang digunakan adalah tanah sawah yang telah dikering udarakan dan dimasukkan ke dalam ember pada masing masing unit percobaan sebanyak 8 kg tanah kering oven setara dengan 8,98 kg tanah kering udara dan disusun sesuai bagan percobaan di rumah kaca.
Penggenangan Tanah
Penggenangan tanah dilakukan sebelum aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan kembali digenangi setelah pindah tanam sampai tanaman dipanen agar sesuai dengan kondisi untuk tanaman padi.
Persemaian
Benih padi yang digunakan adalah padi hitam varietas Ominio. Benih padi direndam terlebih dahulu untuk memudahkan proses perkecambahan. Benih padi disemai pada bak kecambah yang telah berisi media tanam yang sesuai selama 21 hari. Setelah itu bibit padi siap dipindahkan ke pot percobaan.
Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Sebelum melakukan aplikasi pupuk kandang ayam, air di dalam pot terlebih dahulu dikurangi sehingga tanah dalam kondisi macak-macak kemudian diaplikasikan dengan cara dibenamkan sesuai perlakuan dan diinkubasi selama 4 minggu sebelum penanaman benih padi.
Aplikasi Urea
Aplikasi pupuk Urea diberikan pada akhir masa inkubasi pupuk kandang ayam yaitu pada hari ke-28 dengan dosis sesuai perlakuan, dosis 100% Urea diperoleh berdasarkan rekomendasi spesifik lokasi Kementerian Pertanian (2007).
Aplikasi Pupuk Dasar
Pemupukan dasar yaitu P dan K dengan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi dilakukan secara bersamaan sebelum penanaman yaitu dosis SP-36 50 kg/ha setara 0,2 g/pot, dan KCl 50 kg/ha setara 0,2 g/pot.
Penanaman
Sebelum penanaman bibit, air di dalam ember terlebih dahulu dikurangi sehingga tanah dalam kondisi macak-macak. Bibit ditanam sebanyak 3 bibit/pot.
Pemeliharaan Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan mempertahankan tinggi genangan air 2-4 cm dari atas permukaan tanah
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan membuat sungkup untuk menghindari serangan hama. Pengendalian juga dilakukan secara manual dengan membuang dan membunuh hama yang ada pada tanaman serta secara kimiawi dengan keadaan di lapangan yaitu apabila terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Bahan kimia yang digunakan adalah Insektisida Hokitan 500SL dengan bahan aktif Dimehipo 500g/L, Insektisida Columbus 600EC dengan bahan aktif Klorpirifos 540 g/L + Sipermetrin 60 g/L, dan Bakterisida Plantomycin 7SP dengan bahan aktif Streptomycin Sulfate 6,87%.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada minggu ke 12 setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang bawah tajuk dengan menggunakan pisau untuk memisahkan akar dengan tajuk.
Parameter Pengamatan
Sampel tanah diambil 2 hari setelah inkubasi pupuk Urea kemudian dianalisis meliputi :
1. pH H2O (Metode Elektrometri 1 : 2,5)
2. C-Organik (Metode Walkley and Black) 3. N-Total (Metode Kjeldahl)
Tanaman
1. Tinggi tanaman (cm), diukur seminggu sekali sampai 12 MST dimulai dari 4 MST
2. Jumlah anakan, dihitung seluruh anakan sampai 12 MST dimulai dari 5 MST
3. Berat kering tajuk (g) pada 12 MST 4. Berat kering akar (g) pada 12 MST
5. Serapan N (mg N/ tanaman) dihitung dengan cara :
%Kadar N tanaman x Berat kering Tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil pengukuran terhadap parameter kemasaman tanah, kandungan N-Total tanah dan kandungan C-Organik tanah pada tanah sawah jenis Andisol akibat pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Lampiran 6, 8, dan 10. Adapun pertumbuhan tinggi dan jumlah anakan tanaman beras hitam varietas Ominio dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 47. Berdasarkan keadaan dilapangan, pertumbuhan tanaman normal sampai minggu ke-7. Namun pada minggu ke-8, terlihat tanaman mulai tidak normal yang diduga akibat serangan hama dan penyakit. Kemudian dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara kimia dimulai minggu ke-8 setelah tanam. Tetapi penindakan yang dilakukan tidak menunjukkan efek yang mengakibatkan tanaman membaik.
Berdasarkan hasil pengukuran dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 25-29, 46-51) menunjukkan bahwa faktor ulangan berpengaruh nyata terhadap parameter amatan tinggi tanaman 10-12 MST, bobot kering tajuk dan Serapan N tanaman serta berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering akar. Efek ulangan sangat mempengaruhi parameter yang diukur yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak seragam. Ketidak seragaman tanaman diduga diakibatkan serangan hama dan penyakit yang merusak tanaman. Kerusakan dimulai pada salah satu tanaman pada blok ke-2 dan terus menyerang tanaman sekitarnya.
Efek Kombinasi Pupuk Urea dan Pupuk Pupuk Kandang Ayam Terhadap Sifat Kimia Tanah Sawah Jenis Andisol
Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 7,9,11) menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata
tanah pada tanah sawah jenis Andisol. Data rataan nilai pH tanah, kandungan N-Total tanah dan kandungan C-Organik tanah setelah inkubasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Kemasaman Tanah, Kandungan N-Total Tanah, Kandungan C-Organik Tanah pada Tanah Sawah Jenis Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Ayam setelah Inkubasi 4 Minggu
Perlakuan pH
Tanah
N-Total Tanah (%)
C-Organik Tanah (%)
P1 (250 kg/ha Urea) 7,093 0.195 1,324
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
kandang ayam) 7,098 0.198 1,702
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
kandang ayam) 7,088 0.203 1,749
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
kandang ayam) 7,050 0.193 1,655
P5 (10 ton/ha Pupuk kandang ayam) 7,055 0.200 1,608
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah, N-Total tanah, dan C-Organik tanah, namun terdapat peningkatan kandungan C-Organik tanah akibat pemberian pupuk kandang ayam pada perlakuan P2, P3, P4, dan P5 yang semula sebesar 1,324% pada perlakuan P1 tanpa pupuk kandang ayam.
Efek Kombinasi Pupuk Urea dan Pupuk Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio
Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan tinggi tanaman dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 12-29) menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada setiap
minggu. Data rataan tinggi tanaman beras hitam varietas Ominio 4-12 MST disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4-12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan 4 MST 5 MST 6 MST
P1 (250 kg/ha Urea) 54,8 74,8 95,8
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 51,1 71,1 93,5
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 54,1 72,9 96,4
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 52,8 71,5 94,6
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam) 53,8 74,5 93,1
7 MST 8 MST 9 MST
P1 (250 kg/ha Urea) 115,8 132,5 141,5
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 110,1 127,8 137,1
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 114,1 131,0 140,5
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 110,1 127,3 138,5
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam) 112,8 128,4 139,0 10 MST 11 MST 12 MST
P1 (250 kg/ha Urea) 149,5 152,3 153,3
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 146,5 151,0 151,8
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 149,1 152,0 154,1
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha Pupuk
Kandang Ayam) 145,3 151,0 154,6
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang Ayam) 146,8 150,1 153,4
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa
Namun tinggi tanaman dengan perlakuan 100% urea dimulai umur 9 sampai 12 minggu menunjukkan semakin tidak ada perbedaan dengan perlakuan lainnya.
Jumlah Anakan
Hasil pengamatan tinggi tanaman dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 30-45) menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada umur 5-7 MST, namun berpengaruh nyata pada umur 8-12 MST. Data rataan tinggi tanaman beras hitam varietas Ominio 4-12 MST disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Rataan Jumlah Anakan Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5-12 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
P1 (250 kg/ha Urea) 8 14 18 20 a
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 8 13 16 19 ab
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 8 14 15 16 ab
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 9 13 16 18 ab
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang
Ayam) 8 11 13 14 b
9 MST 10 MST 11 MST 12 MST
P1 (250 kg/ha Urea) 19 ab 18 ab 16 ab 15 ab
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 20 a 19 a 16 a 15 a
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 16 ab 16 ab 15 ab 13 ab
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 17 ab 16 ab 14 ab 13 ab
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang
Ayam) 13 a 13 b 12 b 11 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak nyata berbeda pada taraf 5% menurut uji BNJ
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 4., bahwa jumlah anakan menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 8 sampai 12 minggu setelah tanam (MST). Umur 8 MST menunjukkan jumlah anakan tanaman akibat pemberian 250 kg/ha Urea pada perlakuan P1 berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang saja, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam. Kemudian pada umur 9-12 MST, jumlah anakan tanaman akibat kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam pada perlakuan P2 berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang saja, namun tidak berbeda nyata dengan pemberian urea saja. Perlakuan P1 memiliki jumlah anakan tertinggi pada umur 6-8 MST saja, kemudian pada umur 9-12 MST jumlah anakan tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu dengan kombinasi 187,5 kg/ha Urea dan 10 ton/ha pupuk kandang ayam.
Hasil pengamatan jumlah anakan tanaman umur 5-12 MST yang ditampilkan pada Tabel 4. menunjukkan jumlah anakan tanaman meningkat pada umur 5-8 MST dan terhenti pada umur 8 MST. Kemudian terjadi penurunan jumlah anakan tanaman pada umur 9-12 MST.
Bobot Kering Tanaman dan Serapan N Tanaman
Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 47,49,51) menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk dan Serapan N tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar. Data rataan bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan Serapan N tanaman beras hitam Varietas Ominio dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Rataan Bobot Kering Tajuk, Bobot Kering Akar, dan Serapan N Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan
Bobot Kering Tajuk (g)
Bobot Kering Akar (g)
Serapan N Tanaman (mg N/tanaman
P1 (250 kg/ha Urea) 42,21 a 20,39 74,85 ab
P2 (187,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 41,01 ab 14,95 79,97 a
P3 (125 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 39,01 ab 16,60 75,24 ab
P4 (62,5 kg/ha Urea + 10 ton/ha
Pupuk Kandang Ayam) 35,34 ab 15,33 61,97 ab
P5 (10 ton/ha Pupuk Kandang
Ayam) 27,02 b 13,73 53,88 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak nyata berbeda pada taraf 5% menurut uji BNJ
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 4., bahwa berat kering tajuk dengan pemberian 250 kg/ha Urea pada perlakuan P1 berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang ayam saja, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam. Bobot kering tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan 250 kg/ha Urea sebesar 42,21g dan terendah terdapat pada perlakuan 10 ton/ha pupuk kandang ayam sebesar 27,02g.
Serapan N tanaman pada tanaman dengan perlakuan 187,5 kg/ha Urea dan dikombinasi dengan 10 ton/ha pupuk kandang ayam pada perlakuan 2 berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang ayam saja, namun tidak berbeda nyata dengan pemberian Urea saja pada perlakuan P1. Serapan N tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 sebesar 79,97 mg N/tanaman dan terendah terdapat pada perlakuan P5 sebesar 53,88 mg N/tanaman.
Kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman. Walapun perlakuan yang diberikan tidak berbeda nyata secara statistik, terdapat peningkatan bobot kering akar tanaman akibat peningkatan dosis Urea yang diberikan. Bobot kering akar tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P1 dengan 250 kg/ha Urea sebesar 20,39g dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk Urea sebesar 13,37g Pembahasan
Perlakuan yang diberikan menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap pH tanah, namun pH tanah pada setiap perlakuan cenderung meningkat yang semula 6,71 pada hasil analisis awal tanah (Lampiran 3) menjadi 7,1. Nilai pH tersebut termasuk kedalam kriteria netral (Lampiran 5). Hal ini diduga akibat penggenangan tanah yang dilakukan sebelum aplikasi pupuk kandang ayam dan kondisi tanah yang macak macak saat inkubasi pupuk kandang ayam. Proses penggenangan tanah pada umumnya akan meningkatkan pH tanah hingga mendekati netral. Hasil penelitian Rachmawati dan Retnanigrum (2013) menunjukkan bahwa selama periode penggenangan, pH turun dibawah 7, namun penggenangan 1 hingga 3 minggu mengakibatkan pH tanah mencapai pH 7.
Perubahan pH tersebut berhubungan dengan sistem redoks dari Fe dan Mn, perubahan besi feri menjadi fero, sulfat menjadi sulfide, karbondioksida menjadi metan, dan penumpukan ammonium.
Nilai N-Total tanah setelah perlakuan yang diberikan menunjukkan tidak adanya peningkatan kandungan N-Total tanah. Hal ini diduga N dalam tanah mengalami penguapan akibat pengeringan tanah pada persiapan tanah sebelum
analisis. Hara N sering hilang dari tanah dikarenakan mudah larut, terbawa dalam air drainase, tercuci dan menguap ke atmosfer (Damanik et al., 2011).
Hasil analisis C-Organik tanah setelah inkubasi menunjukkan terdapat peningkatan C-Organik tanah pada perlakuan pupuk kandang ayam dan tanpa pupuk kandang ayam. Peningkatan C-Organik yang semula 1,32% pada perlakuan tanpa pupuk kandang ayam menjadi 1,75% akibat penambahan pupuk kandang ayam masih tergolong dalam kriteria rendah (Lampiran 5). Hal ini disebabkan karena proses dekomposisi bahan organik berlangsung lebih lambat pada keadaan tergenang dibandingkan dengan tanah yang berdrainase baik. Dekomposisi bahan organik pada tanah tergenang dilakukan oleh organisme anaerob fakultatif dan anaerob obligat. Bakteri anaerob bekerja pada energi yang sangat rendah dibandingkan organisme aerob, sehingga assimilasi maupun dekomposisi bahan organik di tanah tergenang berlangsung lambat (Mukhlis et al., 2017).
Peningkatan dosis Urea akan meningkatkan tinggi tanaman pada beberapa minggu awal setelah aplikasi Urea. Namun pada minggu ke-6, tinggi tanaman pada dosis penuh Urea mulai tidak menunjukkan perbedaan dengan perlakuan lainnya. Hal itu disebabkan pemberian pupuk Urea hanya dilakukan satu kali yaitu pada saat 2 hari sebelum pindah tanam, sehingga memungkinkan terjadinya kehilangan hara N akibat penggenangan. Lapisan oksidasi ion NH4+ mudah dioksidasi menjadi NO3-. Ion nitrat mudah tercuci ke lapisan reduksi. Pada lapisan reduksi inilah nitrat mengalami denitrifikasi sehingga berubah menjadi gas N2 (Hanafiah et al., 2009).
Seiring dengan melambatnya penambahan tinggi tanaman dengan dosis rekomendasi Urea, tanaman dengan pengurangan dosis Urea dan dilakukan
penambahan bahan organik berupa pupuk kandang ayam memiliki tinggi tanaman yang tidak berbeda dengan perlakuan dosisi Urea sesuai rekomendasi tanpa bahan organik. Hal ini diduga karena kompos yang diberikan mulai melakukan proses mineralisasi N sehingga N yang berasal dari pupuk kandang ayam mulai tersedia untuk tanaman. Hasil penelitian Indriyati et al. (2007) menunjukkan bahwa akumulasi N-NH4+ dalam tanah mencapai maksimum pada hari ke-96 akibat pemberian Urea dan kompos.
Peningkatan dosis Urea nyata meningkatkan jumlah anakan tanaman.
Namun pengurangan dosis Urea sebanyak 25% dari dosis rekomendasi dan penambahan pupuk kandang ayam menunjukkan jumlah anakan tertinggi. Dosis Urea sebanyak 25% dari dosis rekomendasi dapat digantikan dengan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam. Hasil penelitian Gangmei and George (2017) yang menyatakan bahwa kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik secara nyata meningkatkan jumlah anakan.
Perlakuan yang diberikan menunjukkan tanaman mengalami peningkatan jumlah anakan pada umur 5-8 MST dan tidak terjadi peningkatan pada minggu selanjutnya. Pada umur 8-12 MST, jumlah anakan tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata akibat pupuk Urea dan pupuk kandang ayam. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman padi beras hitam varietas Ominio mengalami pembentukan anakan dimulai umur 5 MST dan mencapai jumlah anakan maksimum pada umur 8 MST. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Andita et al. (2016) yang menunjukkan bahwa jumlah anakan tanaman padi mengalami peningkatan pada umur 15 sampai 60 hari setelah tanam (HST).
Peningkatan tersebut terhenti pada umur 60 HST.
Meningkatnya pertumbuhan tanaman yaitu bobot kering tajuk disebabkan karena peningkatan dosis Urea. Seiring dengan peningkatan berat kering tajuk, bobot kering akar cenderung meningkat pula. Peningkatan berat kering tanaman menunjukkan bahwa tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan hara nitrogen berfungsi untuk memacu pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan berat kering tanaman. Semakin cukup ketersediaan nitrogen bagi tanaman, maka berat kering tanaman akan semakin meningkat. Menurut Harahap dan Nurliayana (2017) pupuk Urea dengan N : 46,06% mampu mensuplai kebutuhan unsur N bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif hingga produksi padi.
Hasil penelitian Kasno dan Rostaman (2017) juga menyatakan bahwa hara N merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil padi. Pemupukan N nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi.
Peningkatan bobot kering tajuk akibat perlakuan mempengaruhi tingkat serapan oleh N tanaman. Semakin tinggi dosis Urea yang diberikan dan dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam berakibat serapan N tanaman semakin tinggi. Peningkatan serapan N oleh tanaman pada perlakuan yang diberikan pupuk kandang ayam disebabkan pupuk kandang ayam memiliki nilai C/N sebesar 20,41. Nilai tersebut berarti kompos akan memasuki tahap akhir dari dekomposisi bahan organik, dimana akan terjadi proses mineralisasi N oleh mikrobia dekomposer bahan organik. Nisbah C/N lebih kecil dari 20 menunjukkan terjadinya mineralisasi N. Pada tahap akhir dekomposisi bahan organik, cadangan bahan organik yang mudah dirombak akan menipis, sehingga
mikroba mati dan N penyusun sel-selnya segera mengalami mineralisasi melepaskan N dan hara-hara lain (Hanafiah, 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Kombinasi pupuk Urea dan pupuk kandang ayam tidak menunjukkan efek yang nyata terhadap pH tanah, N-Total tanah, C-Organik tanah namun nyata meningkatkan jumlah anakan, bobot kering tajuk, dan serapan N tanaman beras hitam varietas Ominio.
2. Pupuk kandang ayam sebesar 10 ton/ha dapat menurunkan dosis pupuk Urea menjadi 187,5 kg/ha dari 250 kg/ha atau menurunkan dosis pupuk Urea sebesar 25% dari dosis rekomendasi.
Saran
Disarankan untuk menggunakan kombinasi pupuk Urea sebanyak 187,5 kg/ha dan pupuk kandang ayam sebanyak 10 ton/ha untuk meningkatkan pertumbuhan padi hitam varietas Ominio pada tanah Andisol yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
DAFTAR PUSTAKA
Andita, R. P., U. Khumairoh, B. Guritno, dan N. Aini. 2016. Kajian Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap Tingkat Komplesitas Sistem Pertanian yang Berbeda. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No 8, Desember 2016: 624-630.
Azalika, R. P., Sumardi, dan Sukisno. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Padi Sirantau pada Pemberian Beberapa Macam dan Dosis Pupuk Kandang. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 20 (1): 26-32 ISSN 1411 – 0067.
Damanik, M.M.B., B.E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., H. Hanum. 2011.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan.USU Press. Medan.
Gangmei, T. P. dan PJ George. 2017. Black Rice CV. ‘Chakhao Amubi’
(Oryza sativa L.) Response to Organic and Inorganic Sources of Nutrients on Growth, Yield and Grain Protein Content. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 2017 ; 6 (4): 550-555.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press, Depok.
Hanafiah, A.S., T.Sabrina., H.Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. Diktat.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian.Universitas Sumatera Utara, Medan.
Harahap, M.S., dan Nurliani, H. 2017. Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Urea dalam Meningkatkan Produksi pada Tanaman Padi di Sumatera Utara.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Agrica Ekstensia.
11(1) 16-21 Juni 2017.
Hardjowigeno, H.S., dan M.L. Rayes. 2005. Tanah Sawah : Karakteristik, Kondisi, dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing, Malang.
Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor.
Herliana, O., A.H.S. Anwar, dan I. Widiyawati. 2018. Response of Black Rice (Oryza sativa L. Indica) to Organic Fertilizer and Seedling Number on Grain Yield, Amylum, Antiocidant, and Thiamin Hydrochloride Contents.
MATEC Web of Conferences 192, 03032 (2018).
Ilar, G. Y., J. D. Batcagan, N. A. Sabigan, R. M. S. Credo, dan R. B. Miranda.
2018. Rice Technology Bulletin: Palaycheck System for Highland Rice Production (Second Edition). Philippine Rice Research Institute ISSN 0117-9799
Indriyati, L.T., S. Sabiham, L.K. Darusman, R. Situmorang, Sudarsono, dan W.H. Sisworo. 2007. Transformasi Nitrogen dalam Tanah Tergenang : Aplikasi Jerami Padi dan Kompos Jerami Padi serta Pengaruhnya Terhadap Serapan Nitrogen dan Aktivitas Penambatan N2 di Daerah Perakaran Tanaman Padi. Jurnal Tanah dan Iklim No. 26.
Kasno dan Rostaman. 2017. Respon Tanaman Padi terhadap Pemupukan N pada Lahan Sawah Tadah Hujan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 1 No. 3. 202-210
Kementrian Pertanian. 2007. Acuan Penetapan Rekomendasi Pupuk N,P, dan K pada Lahan Sawah Spesifik Lokasi (Per Kecamatan). Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Kushwaha, U.K.S. 2016. Black rice Research, Hiastor and Development, Springer International Publishing (publisher), e-book-ISBN :978-3-319- 30153-2, pp. 21-190, DOI: 10.1007/978-3-319-30153-2, 2016.
Mukhlis., Sarifuddin., H.Hanum. 2017. Kimia Tanah. USU Press. Medan
Ogbodo, E.N. 2013. Impact of the use of Inorganic Fertilizers to the Soil of the Ebonyi State Agro-Ecology, Sounth –Eastern Nigeria. Journal of Environment and Earth Science Vol. 3, No. 7, 2013.
Pujianto, E., D. Ruhiyat, dan Sukartiningsih. 2008. Kualitas Kompos dari Berbagai Bahan Baku dan Dosis Stardec. Jurnal Kehutanan Tropika Humida 1 (1).
Prasetyo, B.H., J.S. Adiningsih, K. Subagyono, dan R.D.M. Simanungkalit. 2004.
Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya : Mineralogi, Kimia, Fisika, dan Biologi Tanah Sawah. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor.
Rachmawati, D. dan Retnaningrum, E. 2013. Pengaruh Tinggi dan Lama Penggenangan Terhadap Pertumbuhan Padi Kultivar Sintanur dan Dinamika Populasi Rhiobakteri Pemfiksasi Nitrogen Non Simbiosis.
Bionatura Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik Vol. 15, No 2, Juli 2013:
117-125.
Raihan, H.S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan pasang surut sulfat masam berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1): 20-28.
Ritung, S. 2012. Karakteristik dan sebaran sawah di Indonesia. Dalam Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan terdegradasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor,
Saha, S. 2016. Black Rice: The New Age Super Food (An Extensive Review).
American International Journal of Research in Formal, Applied &
Natural Sciences. Page 51-55
Yang, D.S., K.S. Lee, O.Y. Jeong, K.J. Kim, and S.J. Kays. 2008.
Characterization of volatile aroma compounds in cooked black rice, J.Agric Food Chem 56:235–240.
LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ominio
Nama Varietas : Ominio
Kelompok : Padi Sawah
Asal : Filiphina
Kematangan : 180 hari
Rata-Rata Tinggi Tanaman : 124,2 cm Rata Rata Anakan Produktif : 8
Karakteristik Bulir : Ungu, Lengket
Hasil Panen : 2,96 ton/ha
Lampiran 2. Bagan Penelitian
Lampiran 3. Analisis Awal Tanah
Parameter Satuan Nilai Kriteria
pH H2O - 6,71 Netral
C-Organik % 1,44 Rendah
N-Total % 0,21 Sedang
P-Tersedia ppm 125,97 Sangat Tinggi
K-dd me/100 g tanah 0,51 Sedang
Sumber : Hasil analisis di PT. Nusa Pusaka Kencana, ASIAN AGRI Kriteria menurut : Balit Tanah 2009
BLOK 2
BLOK 1
BLOK 4
BLOK 3
P2 P1 P4 P4
P4 P4 P2 P1
P1 P3 P3 P5
P5 P2 P1 P2
P3 P5 P5 P3
Lampiran 4. Analisis Pupuk Kandang Ayam
Parameter Satuan Nilai
N % 0,95
P % 1,59
K % 2,24
Bahan Organik % 33,43
C/N - 20,41
Sumber : Hasil analisis di PT. Nusa Pusaka Kencana, ASIAN AGRI Lampiran 5. Kriteria Tanah Sawah
Parameter
Nilai
Satuan Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
C (%) <1 1-2 2-3 3-5 >5
N
(%)
0,1-0,2 0.21 - 0.5
0.51 -
0.75 >0.75
C/N <0.1 5-10 11 -, 15 16 - 25 > 0,25
P2O5 HCl (mg/100g) <5 15-,20 21 - 40 41-60 > 60 P2O5 Bray (ppm P) <15 5-7 8-10 11-15 > 15 P2O5 Olsen (ppm P) <4 5-10 11-15 16-20, > 20, K2O HCl
25%
(mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60, > 60 KTK/CEC (mg/100g)tanah <5 5-16 17-24 25-40, > 40 Susunan
Kation
Ca (me/100g tanah) <2 2-5 6-10 11-20, > 20 Mg (me/100g tanah) <0.3 0,4-1 1,1-2,0 2,1-8,0 > 8 K (me/100g tanah) <0.1 0,1-0,3 0,4-0,5 0,6-1,0 > 1 Na (me/100g tanah) <0.1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 > 1 Kejenuhan
Basa
(%) <20 20-40 41-60 61-80 > 80
Kejenuhan Alumunium
(%) <5 5-10 10-20 20-40 > 40
Cadangan Mineral
(%) <5 5-10 10-20 20-40 > 40
Salinitas/DHL (dS/m) <1 1-2 2-3 3-4 > 4
% Na dapat tukar/Esp
(%) <2 2-3 5-10 10-15, > 15
pH H2O Sangat Masam
< 4,5
Masam 4,5 - 5,5
Agak Masam 5,5 - 6,5
Netral 6,6 - 7,5
Agak Alkalis 7,6 - 8,5
Alkalis >
8,5
Sumber : Balai penelitian tanah 2009
Lampiran 6. Rataan pH H2O Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
P1 7,03 7,08 7,16 7,10 28,37 7,093
P2 7,11 6,98 7,12 7,18 28,39 7,98
P3 7,08 7,09 7,02 7,16 28,35 7,088
P4 7,03 6,96 7,03 7,18 28,20 7,050
P5 7,10 6,98 7,17 6,97 28,22 7,055
Total 35,35 35,09 35,5 35,59 141,53
Lampiran 7. Daftar Sidik Ragam pH H2O Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 0,0287 0,0096 1,7650tn 3,4903 5,9525 Perlakuan 4 0,0079 0,0020 0,3658tn 3,2592 5,4120
Galat 12 0,0650 0,0054
Total 19 0,1017
Keterangan : KK = 1,04%
tn = tidak nyata
Lampiran 8. Rataan Kandungan C-Organik Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---%---
P1 1,32 1,51 1,32 1,13 5,30 1,324
P2 1,32 2,46 1,70 1,32 6,81 1,702
P3 1,51 1,89 2,27 1,32 7,00 1,749
P4 1,70 1,51 1,70 1,70 6,62 1,655
P5 1,51 1,70 1,51 1,70 6,43 1,608
Total 7,38 9,08 8,51 7,19 32,15
Lampiran 9. Daftar Sidik Ragam C-Organik Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 0,000049 0,000016 1,9233tn 3,4903 5,9525 Perlakuan 4 0,000045 0,000011 1,3066tn 3,2592 5,4120
Galat 12 0,000103 0,000009
Total 19 0,000197
Keterangan : KK = 18,19%
tn = tidak nyata
Lampiran 10. Kandungan N-Total Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---%---
P1 0,20 0,19 0,19 0,20 0,78 0,195
P2 0,19 0,19 0,21 0,20 0,79 0,198
P3 0,19 0,20 0,21 0,21 0,81 0,203
P4 0,19 0,19 0,19 0,20 0,77 0,193
P5 0,20 0,20 0,19 0,21 0,8 0,200
Total 0,97 0,97 0,99 1,02 3,95
Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah Sawah Andisol Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 0,0003350 0,0001117 2,2712tn 3,4903 5,9525 Perlakuan 4 0,0002500 0,0000625 1,2712tn 3,2592 5,4120
Galat 12 0,0005900 0,0000492 Total 19 0,0011750
Keterangan : KK = 3,55%
tn = tidak nyata
Lampiran 12. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---cm---
P1 57 53,5 54 54,5 219 54,75
P2 52 50 50,5 52 204,5 51,125
P3 51 54,5 56 55 216,5 54,125
P4 51,5 56,5 48 55 211 52,75
P5 52,5 54 56 52,5 215 53,75
Total 264 268,5 264,5 269 1066
Lampiran 13. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 4 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 4,100 1,367 0,228tn 3,490 5,953
Perlakuan 4 32,075 8,019 1,336tn 3,259 5,412
Galat 12 72,025 6,002
Total 19 108,2
Keterangan : KK = 4,6%
tn = Tidak Nyata
Lampiran 14. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---cm---
P1 74,5 76,5 73 75 299 74,75
P2 72 71 70 71,5 284,5 71,125
P3 73,5 71 72 75 291,5 72,875
P4 73 73 69 71 286 71,5
P5 72 72,5 77 76,5 298 74,5
Total 365 364 361 369 1459
Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 5 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 6,550 2,183 0,615tn 3,490 5,953
Perlakuan 4 44,325 11,081 3,123tn 3,259 5,412
Galat 12 42,575 3,548
Total 19 93,450
Keterangan : KK = 2,58%
tn = Tidak Nyata
Lampiran 16. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 6 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---cm---
P1 98 96,5 92 96,5 383 95,75
P2 94,5 92 88 99,5 374 93,5
P3 96 94 98 97,5 385,5 96,375
P4 95,5 95,5 92,5 95 378,5 94,625
P5 89 90 94 99,5 372,5 93,125
Total 473 468 464,5 488 1893,5
Lampiran 17. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 6 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 64,338 21,446 2,351tn 3,490 5,953 Perlakuan 4 31,325 7,831 0,858tn 3,259 5,412
Galat 12 109,475 9,123
Total 19 205,138
Keterangan : KK = 3,19%
tn = Tidak Nyata
Lampiran 18. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 7 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---cm---
P1 114 115 114,5 119,5 463 115,75
P2 115 105,5 109 111 440,5 110,125
P3 116 112 113 115,5 456,5 114,125
P4 111 111,5 109 109 440,5 110,125
P5 110,5 108 116 116,5 451 112,75
Total 566,5 552 561,5 571,5 2251,5
Lampiran 19. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 7 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
SK db JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Kelompok 3 41,538 13,846 1,777tn 3,490 5,953 Perlakuan 4 98,075 24,519 3,146tn 3,259 5,412
Galat 12 93,525 7,794
Total 19 233,138
Keterangan : KK = 2,48%
tn = Tidak Nyata
Lampiran 20. Rataan Tinggi Tanaman Beras Hitam Varietas Ominio 8 MST Akibat Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata
1 2 3 4
---cm---
P1 133 132 130 135 530 132,5
P2 135 121 126,5 128,5 511 127,75
P3 134,5 128,5 130 131 524 131
P4 127 129 126 127 509 127,25
P5 128 118,5 134 133 513,5 128,375
Total 657,5 629 646,5 654,5 2587,5