• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENGOPERASIAN DAN PENANGANAN HASIL TANGKAPAN POLE AND LINE KM. BAKU SAYANG 01 SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENGOPERASIAN DAN PENANGANAN HASIL TANGKAPAN POLE AND LINE KM. BAKU SAYANG 01 SULAWESI UTARA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENGOPERASIAN DAN PENANGANAN HASIL TANGKAPAN POLE AND LINE KM. BAKU SAYANG 01

SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR

Oleh:

MUHAMMAD RIHAN 1622020278

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 30 Juli 2019 Yang menyatakan,

Muhammad Rihan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Maha Agung yang telah memberikan setitik ilmu-Nya serta nikmat yang tak terhingga sehingga penulis diberikan ruang dan waktu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,atas contoh teladannya sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas akhir dengan judul “Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada pengoperasian dan penanganan hasil tangkapan pole and line KM Baku Sayang 01 Sulawesi Utara”.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat terakhir dalam prosesi pendidikan diperguruan tinggi, guna meraih gelar Ahli Madya Perikanan pada Program Studi Penangkapan Ikan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya buat kedua orang tua: Ayahanda Pandu dan Ibunda Darmawati yang senantiasa memberi dukungan secara materi,semangat, moral dan doa selama penulis memulai pendidikan hingga selesai.

Dengan selesainya tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

(6)

1. Bapak Dr.Ir. Darmawan, MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Syamsul Marlin Amir ,ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan yang memberikan arahan serta bimbingan dalam penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Adam, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing I dan bapak Syamsul Marlin Amir ST,M.Si selaku pembimbing II, yang banyak mengarahkan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ayahanda Pandu dan Ibunda Darmawati tercinta yang memberikan kasih sayang dan materi sehingga penulis dapat mencapai gelar Ahli Madia Perikanan dengan segala keterbatasan yang dimiliki.

5. Rekan – rekan mahasiswa angkatan XX1X di Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan yang telah memberikan bantuan motivasi selama penyusunan tugas akhir ini.

Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan tugas akhir ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama bagi penulis dan mendapat berkah dari Allah SWT, Amin.

Pangkep, Juli 2019

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRACT BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kapal Pole and Line ... 3

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 4

2.3. Pengoperasian Alat Tangkap Pole and Line ... 6

2.4. Prinsip Penanganan Hasil Tangkapan ... 7

BAB III METEDOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat ... 9

3.2. Alat dan Bahan ... 9

3.3. Metode Pengambilan Data ... 9

3.4. Analisis Data ... 10

(8)

BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN/LOKASI

4.1. Lokasi ... 11

4.2. Jenis Usaha ... 11

4.3. Fasilitas ... 12

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kapal Pole and Line KM Baku Sayang 01……… ... 14

5.2. Alat Tangkap Pole and Line KM Baku Sayang 01 ... 14

5.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal ... 15

5.4. Penerapan K3 pada Pengoperasian Pole and Line ... 18

5.5. Penerapan K3 pada Penanganan Hasil Tangkapan ... 20

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 21

6.2. Saran ... 21 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 5.1. Klasifikasi alat tangkap pole and line pada KM. Baku sayang 01 . .. 15 Tabel 5.2. Standar Alat keselamatan dan kesehatan kerja di Atas Kapal ... .. 18

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 5.1. Alat alat keselamatan kerja KM Baku Sayang 01 ... 17

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Dokumen-dokumen KM Baku Sayang 01... 24

Lampiran 2. Data Kapal KM Baku Sayang 01 ... 28

Lampiran 3. Struktur Organisasi KM Baku Sayang 01 ... 29

Lampiran 4. Alat alat navigasi KM Baku Sayang 01... 30

Lampiran 5. Kapal KM Baku Sayang 01 ... 32

(12)

ABSTRAK

MUHAMMAD RIHAN. 1622020278 Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pengoperasian dan penanganan hasil tangkapan pole and line KM Baku Sayang 01. (Dibimbing oleh ADAM dan SYAMSUL MARLIN AMIR).

. Pelaksanaan dan penerapan keselamatan kerja di atas kapal merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman di atas kapal, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan awak kapal baik jasmani, rohani dan sosial.

Penyusunan tugas akhir ini bertujuan mendeskripsikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pengoperasian dan penanganan hasil tangkapan pole and line KM Baku Sayang 01 di Perairan Maluku Utara.

Secara khusus prosedur Pengumpulan data lapangan dilakukan dari tanggal 20 Januari 2019 sampai tanggal 13 April 2019, bertempat di PT Sari Malalugis Bitung, Sulawesi Utara. Fishing base di Dermaga PT. Sari Malalugis dengan titik koordinat 01028’ 31’’ LU – 1250 21’ 51’’ BT. Sedangkan fishing ground di perairan Maluku dengan titik koordinat 0019’ 43’’LU– 1260 45’ 31’’

BT, Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut, kapal motor dan alat tangkap pole and line, alat-alat navigasi dan K3, alat bantu penangkapan, alat tulis, kamera, umpan. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan selama kegiatan lapangan antara lain, Interview atau wawancara langsung dengan pembimbing lapangan atau nakhoda dan ABK KM.

Baku Sayang 01Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengamati secara langsung selama kegiatan, dokumentasi merupakan foto-foto, Data sekunder melalui bahan-bahan literatur yang berhubungan dengan materi kajian.Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi penggunaan dan kesesuaian penerapan keselamatan kerja dan peralatannya yang digunakan di kapal pole and line pada KM. Baku Sayang 01.

Pada kapal pole and line Baku Sayang 01 ketika pemancingan selesai tidak ada penanganan khusus yang dilakukan oleh ABK ketika melakukan penanganan, mencuci ikan dengan air yang disemprotkan dan ikan langsung dimasukkan dalam basket yang dipakai memasukkan ikan dalam palka yang berisi es balok yang telah dipersiapkan oleh ABK sehingga ikan dalam palka terjaga kesegarannya, Ketika ikan sampai di pelabuhan ikan langsung di ambil dari palka dan di bawah ke perusahaan dengan menggunakan mobil. Dan pada saat penanganan berlangsung penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja tidak dilakukan sesuai dengan aturan nasional/internasional.

Kata kunci:Maluku Utara, penerapan K3, pole and line.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Huhate adalah jenis alat tangkap yang dominan menangkap ikan Cakalang.

Dengan demikian peranan nelayan dan armada huhate sangat penting dalam peningkatan produksi Cakalang di Bitung (Rahmat dan Yahya, 2016) Penangkapan ikan Cakalang oleh nelayan yang berbasis di PPS Bitung dilakukan dengan berbagai alat tangkap (multi gear) yaitu jaring pukat cincin (purse seine), pancing ulur (handline), pancing tonda (troll line) dan huhate (pole and line).

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal, peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan. Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.

Secara khusus prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu dipahami dengan benar oleh seluruh awak kapal didalam menjalankan tugasnya.

Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi awak kapal. Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja ini telah di standarisasi baik secara nasional maupun internasional, sehingga wajib digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah

(14)

kegiatan kerja di ruang mesin. Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala, badan hingga kaki telah disiapkan. Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mendesripsikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pengoperasian dan penanganan hasil tangkapan pole and line KM Baku Sayang 01 di Perairan Maluku Utara.

Kegunaan yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah Sebagai bahan informasi mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, serta peralatan yang digunakan pada kapal pole and line Baku Sayang 01.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kapal Pole and Line

Tangke dan Deni (2013), kapal pole and line adalah kapal ikan yang digunakan khusus untuk menangkap Ikan Cakalang (katsuwonus pelamis).

Sebagai kapal penangkap dengan tipe alat tangkap pole and line, maka kapal ini dilengkapi dengan konstruksi khsusus yaitu ;

1. Flying deck adalah deck yang dibuat agak menonjol di bagian haluan kapal dan merupakan tempat duduk bagi para pemancing, sehingga para pemancing dapat menggerakan pancing dengan leluasa serta jangkauan pancingnya lebih jauh dari dinding kapal.

2. Platform adalah sayap atau bagian yang menonjol dari deck kesisi samping kapal, yang fungsinya hampir sama dengan flyingdeck.

3. Bak umpan hidup, bak umpan hidup ini di isi dengan air laut sebagai media untuk kelangsungan hidup umpan yang akan digunakan dalam operasi penangkapan.

4. Instalasi pipa penyemprot air adalah susunan pipa-pipa air yang berfungsi untuk menyemprotkan air dengan bantuan pompa. Pipa-pipa ini dipasang pada sisi kapal (platform) dan terus tersambung pada (flyingdeck).

Penyemprotan air dilakukan apabila kapal telah mendekati gerombolan ikan, pada saat disemprotkan maka terjadilah percikan-percikan air dipermukaan laut. Percikan-percikan ini berguna untuk menarik perhatian ikan serta sekaligus melindungi para pemancing dan kapal dari

(16)

penglihatan ikan, selain itu manfaat dari percikan air ini dapat menghemat penggunaan umpan hidup.

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan suatu konsep yang berupaya untuk menjamin kelestarian lingkungan kerja dan tenaga kerja secara jasmani dan rohani. Sedangkan tujuan dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai kesehatan tenaga kerja. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan pencegahan maupun pemberantasan penyakit akibat kerja. (Nurmianto dkk., 2018).

Pengetahuan dan keterampilan dari awak kapal serta peralatan keselamatan dan kelayakan dari kapal seharusnya menjadi perhatian bagi awak kapal perikanan. Pengetahuan dan keterampilan tentang keselamatan kerja dari awak kapal dapat memperkecil resiko kecelakaan dini maupun kecelakaan yang telah terjadi, sehingga dapat terhindar dari akibat fatal yang tidak diinginkan. (Imron dkk., 2017).

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 adalah:

1. Tujuan umum

Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada di lingkungan kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatan sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produktifitas.

(17)

Perlindungan terhadap setiap orang yang berada dilingkungan kerja agar selalu dalam keadaan selamat. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

2. Tujuan khusus

Mencegah terjadinya kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja. Mengamankan mesin dan peralatan, instalasi, alat kerja, bahan baku, dan bahan hasil produksi.

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di kapal antara lain sebagai berikut ini :

1. UU No. 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja.

2. Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 mengenai syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.

3. SOLAS 1974 beserta amandemen-amandemennya mengenai persyaratan keselamatan kapal.

4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan bagi para pelaut.

5. ISM Code mengenai code manajemen internasional untuk keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran.

6. Occupational Health tahun 1950 mengenai usaha kesehatan kerja.

7. International Code of Practice mengenai petunjuk - petunjuk tentang prosedur / keselamatan kerja pada suatu peralatan, pengoperasian kapal dan terminal.

(18)

2.3. Pengoperasian Alat Tangkap Pole and line

Menurut Tangke dan Deni (2013), operasi penangkapan dengan huhate (pole and line) biasanya ditujukan untuk menangkapikan madidihang (Thunnus albacares) dan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), metode yang digunakan

dalam menangkap Cakalang yaitu melihat lansung atau mencari gerombolan ikan dengan teropong, dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Adanya kelompok-kelompok burung laut (camar) yang sedang menyambar-nyambar permukaan air laut

2. Adanya buih-buih yang muncul secara tiba-tiba akibat adanya gerombolan ikan yang sedang bermain pada permukaan laut.

3. Benda besar (batang kayu) yang hanyut,hal ini sangat memungkinkan adanya gerombolan ikan yang turut berlindung di bawahnya.

4. Adanya ikan-ikan kecil yang berlompat-lompat dipermukaan air laut.

5. Adanya ikan Paus, Lumba-lumba, dimana ikan Cakalang berenang bersama-sama ikan tersebut.

Pengintaian ini dilakukan oleh nahkoda melalui tiang agung dan dibantu oleh awak kapal yang mengintai dari atas deck kapal, dengan berpatokan pada tanda-tanda di atas. Apabila tanda-tanda tersebut di atas telah kelihatan maka kapal pole and line bergerak menuju tanda-tanda di atas dengan kecepatan penuh.

Setelah di perkirakan jarak antara kapal dengan gerombolan ikan cukup dekat ± 20 m, maka posisi kapal terhadap gerombolan ikan, disatur sebagai berikut:

1. Kapal harus memotong arah renang ikan pada lambung kiri kapal.

(19)

2. Arah angin dari bagian buritan kapal sehingga memudahkan pelemparan umpan, penyemprotan air dapat berfungsi penuh serta memudahkan proses pemancingan.

3. Sebaiknya posisi kapal membelakangi matahari. Setelah jarak dan posisi kapal dengan gerombolan ikan sudah tepat, maka mulailah umpan dilemparkan kearah gerombolan ikan, pada saat itu kapal mulai bergerak dengan kecepatan 1-2 knot dan para pemancing mulailah menurunkan alat pancingnya.

Pemancingan dilakukan dengan setiap kali melemparkan ikan umpan hidup sebagai perangsang agar ikan Cakalang lebih mendekat ke kapal sehingga mudah terjangkau oleh pancing-pancing.

Pemancing-pemancing Cakalang umumnya mempunyai keterampilan khusus. Kegiatan pemancingan dilakukan begitu rupa yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh ikan Cakalang dengan cepat diangkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar kedalam deck kapal.

Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang dalam tempo yang sangat singkat.

Pemancingan semacam ini lebih dikenal dengan cara banting yaitu cara pemancingan dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan di angkat dari dalam air kemudian pengambilannya dari mata pancing dilakukan dengan cara menjepit ikan diantara tangan dan badan pemancing.

2.4. Prinsip Penanganan Hasil Tangkapan

Prinsip yang dianut dalam penanganan ikan basah adalah mempertahankan kesegaran ikan sepanjang mungkin dengan cara memperlakukan ikan secara cermat, hati-hati, bersih, sehat, hygienic dan segera serta cepat menurunkan suhu

(20)

atau mendinginkan ikan mencapai suhu sekitar 0º C bahkan suhu pusatnya mencapai -180 C (Ilyas, S. 1993).

Menurut Deni (2015) bahwa cara penanganan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada tempatnya (kapal penangkap, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll), jenis ikan, dan tujuan pendinginan . Tetapi secara umum dapat digariskan bahwa es harus dicampurkan dengan ikan sedemikian rupa hingga setiap permukaan ikan bersinggungan dengan es, permukaan ikan dengan es, maka pendinginan akan berlangsung lebih cepat sehingga pembusukan dapat segera dihambat . Pekerja yang diperlukan, sedapat mungkin dilakukan pada tempat yang dingin, atau sekurang-kurangnya di tempat teduh agar sinar matahari tidak dapat memanaskan ikan secara langsung. Semua pekerja harus dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan.

Cara pengawetan dеngаn pendinginan уаng dilakukan terhadap ikan dimaksudkan bаhwа ikan mendapatkan kemungkinan terbesar untuk dараt mengawet sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging, rasa, bau, dll. Tеrutаmа jenis- jenis ikan Cakalang dan Tuna dараt dipasarkan dеngаn harga уаng cukup tinggi.

Sеlаіn іtu pendinginan аdаlаh cara уаng murah, cepat dan efektif serta fleksibel untuk digunakan dі аtаѕ kapal dі daerah penangkapan (Kuncoro, W. 2005).

(21)

BAB III METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Pengumpulan data lapangan dilakukan dari tanggal 20 Januari 2019 sampai tanggal 13 April 2019, bertempat di PT Sari Malalugis Bitung, Sulawesi Utara. Fishing base di Dermaga PT. Sari Malalugis dengan titik koordinat 01028’ 31’’ LU – 1250 21’ 51’’ BT. Sedangkan fishing ground di perairan Maluku dengan titik koordinat 0019’ 43’’LU– 1260 45’ 31’’ BT

3.2.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Kapal Motor dan Alat Tangkap Pole and Line

b) Alat-alat Navigasi dan K3 c) Alat Bantu Penangkapan d) Alat Tulis

e) Kamera f) Umpan

3.3. Metode Pengambilan Data

Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan selama kegiatan Lapangan, antara lain :

1. Interview atau wawancara langsung dengan pembimbing lapangan atau Nakhoda dan ABK KM. Baku Sayang 01.

(22)

2. Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengamati secara langsung selama kegiatan

3. Dokumentasi merupakan foto-foto

4. Data sekunder melalui bahan-bahan literatur yang berhubungan dengan materi kajian.

3.4.Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi penggunaan dan kesesuaian penerapan keselamatan kerja dan peralatannya yang digunakan di kapal pole and line pada KM. Baku Sayang 01.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MIN 2 kota Bengkulu, terbukti guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk rajin dan giat dalam belajar

Sedangkan kegunaan dari kegiatan yang akan dilakukan dalam ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam Pengoperasian alat tangkap pole and line serta penanganan

Kegiatan yang dilakukan untuk siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian maka akan diberikan pemberian tugas berupa membuat

Tawuran yang dilakukan pelajar merupakan reaksi dari komunikasi kekerasan yang kerap dilakukan di lingkungan sekolah yang sampai saat ini belum benar-benar dapat

Titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika beban diberikan disebut batas elastis.. OA disebut daerah elastis BCD disebut daerah plastis BCD disebut

Model latihan circuit pola zig-zag signifikan berpengaruh terhadap keterampilan menggiring dalam permainan sepak bola pada siswa ekstrakurikuler SMAS St.Clemens

(2000) ada tiga hasil penelitian breeding domba yang siap dipakai peternak. Hasil-hasil penelitian itu adalah: 1) bibit domba prolifik untuk meningkatkan produksi domba, 2)

Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di