PEMANFAATAN MODEL-VIEW-CONTROLLER (MVC) DALAM RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
RAKORNAS APTIKOM 2017
Abd. Rachman Dayat1, Liza Angriani2
1,2Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Umel Mandiri Jln. Raya Abepura Kotaraja Jayapura 99351
1[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Dalam dunia pendidikan tinggi khususnya bidang ilmu komputer, kampus dituntut untuk menerapkan teknologi informasi dalam berbagai proses manajemen dan perkuliahannya agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan dunia kerja, sehingga seringkali perguruan tinggi membutuhkan informasi dan pengetahuan baru dari guru besar, konsultan dan pakar IT. Perguruan tinggi terkadang mengalami kesulitan untuk memilih kurikulum TI dalam rangka perkembangan teknologi informasi yang dibutuhkannya. Rakornas Aptikom 2017 diadakan untuk membantu perguruan tinggi TI untuk ikut serta dan menjadi anggota dalam Rapat Koordinasi Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer (Aptikom) untuk mendapatkan konsultasi mengenai teknologi informasi yang akan digunakan dengan cara mengikuti klinik, workshop, berbagai seminar serta membantu perguruan tinggi TI berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi IT yang terkait dengan proses perancangan, serta pelaksanaan suatu proyek teknologi informasi ke depannya. Pemanfaatan Model-View-Controller (MVC) digunakan untuk membangun sistem informasi sebagai penunjang kegiatan Rakornas Aptikom 2017, dalam memenuhi kebutuhan informasi dan fasilitas bagi perguruan tinggi untuk ikut serta. Hasil dari penelitian ini yakni dengan dibuatnya website sistem informasi Rakornas Aptikom 2017, terdapat 512 orang dari berbagai perguruan tinggi informatika se-Indonesia yang ikut serta dan akan terus bertambah, 264 orang diantaranya akan mengikuti Rakornas dan Klinik, dan 261 orang sisanya mengikuti seminar nasional.
Kata Kunci : sistem informasi, aptikom, mvc, framework, kompetensi IT.
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, kebutuhan akan teknologi informasi juga semakin meningkat. Berbagai aspek kehidupan tidak bisa terlepas dari teknologi informasi. Demikian pula dengan dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan tinggi ilmu komputer khususnya, kampus dituntut untuk menerapkan teknologi informasi dalam berbagai proses manajemen dan perkuliahannya agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan dunia kerja,sehingga seringkali perguruan tinggi membutuhkan informasi dan pengetahuan baru dari guru besar, konsultan dan pakar IT
.
Perguruan tinggi terkadang mengalami kesulitan untuk memilih kurikulum TI ataupun menghadiri pertemuan ilmiah dalam rangka perkembangan teknologi informasi yang dibutuhkannya. Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) merupakan salah satu
asosiasi yang menaungi perguruan tinggi seluruh Indonesia yang memiliki fakultas/jurusan/program studi informatika dan komputer. Aptikom berperan penting bagi perguruan tinggi untuk selalu mendapatkan informasi dan bantuan teknis untuk pengembangan kompetensi di bidang IT. Aptikom memiliki komitmen bahwa sesungguhnya usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam suatu sistem pendidikan nasional. Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan informatika dan komputer sebagai sub-sistem dari Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan fungsi pendidikan tinggi yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang informatika dan komputer.
Untuk melaksanakan fungsi seperti tersebut di atas, seluruh potensi Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan informatika dan komputer perlu dihimpun dalam satu wadah kerjasama dalam bentuk asosiasi 416
yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan pendidikan tinggi agar mampu menjadi institusi terdepan dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki kemampuan profesional yang tinggi dalam usaha pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya dalam bidang informatika dan komputer yang berguna bagi peningkatan derajat dan kesejahteraan hidup bangsa Indonesia.
Setiap tahunnya, Aptikom mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk membahas kemajuan Organisasi dan permasalahan-permasalah yang dihadapi perguruan tinggi informatika dan komputer. Kegiatan ini pun selalu diadakan di kota yang berbeda setiap tahunnya, yang mana pada tahun 2017 ini, Rakornas Aptikom diadakan di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Untuk mempermudah perguruan tinggi untuk ikut serta dalam kegiatan ini maka dibutuhkan suatu sistem berbasis website yang bisa diakses dari mana saja. Sistem yang dibuat harus dapat menjelaskan kebutuhan peserta dari perguruan tinggi antara lain: waktu, biaya, akomodasi dan transportasi selama berada di Jayapura. Sistem harus dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan dan dapat memberikan kepuasan kepada peserta dari perguruan tinggi.
Oleh karena itu, dibangun “Sistem Informasi Rakornas Aptikom 2017 dengan Model-View- Controller Framework”. Sistem informasi Rakornas Aptikom 2017 adalah bagian dari Web Aptikom Papua. Dimana Web Aptikom Papua tersebut merupakan website yang memberikan informasi mengenai asosiasi yang menaungi perguruan tinggi ilmu komputer sehingga memungkinkan adanya interaksi antara perguruan tinggi dan Aptikom.
Dengan demikian, sistem informasi yang akan dibangun ini menekankan adanya kerja sama dan pertukaran informasi secara on-line antar pengguna, dalam hal ini penggunanya adalah mahasiswa, dosen, peneliti, guru besar dan praktisi IT. Tujuan dibangunnya sistem ini adalah untuk mendapatkan konsultasi mengenai teknologi informasi yang akan digunakan dengan cara mengikuti klinik, workshop, dan seminar nasional, serta membantu perguruan tinggi TI berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi IT yang terkait dengan proses perancangan, serta pelaksanaan suatu proyek teknologi informasi ke depannya.
2. Tinjauan Pustaka 2.1. Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen pengambilan keputusan/kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi orang- orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur
yang terorganisasi. atau sistem informasi diartikan sebagai kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Sedangkan dalam arti luas, sistem informasi diartikan sebagia sistem informasi yang sering digunakan menurut kepada interaksi antara orang, proses, algoritmik, data, dan teknologi.
Fungsi Sistem Informasi adalah:
Untuk meningkatkan aksesiblitas data yang ada secara efektif dan efisien kepada pengguna, tanpa dengan prantara sistem informasi.
Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem informasi
Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi
Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
Komponen Sistem Informasi (SI) adalah sebagai berikut:
1. Komponen input adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi
2. Komponen model adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. output adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi adalah alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan memantau pengendalian sistem.
5. Komponen basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di dalam komputer dengan menggunakan software database.
6. Komponen kontrol adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi. [1]
2.2. Model-View-Controller (MVC)
Model-View-Controller (MVC) adalah sebuah konsep yang diperkenalkan oleh penemu Smalltalk (Trygve Reenskaug) untuk meng-enkapsulasi data bersama dengan pemrosesan (model), mengisolasi dari proses manipulasi (controller) dan tampilan 417
(view) untuk direpresentasikan pada sebuah user interface. MVC mengikuti pendekatan yang paling umum dari Layering. Layering hanyalah sebuah logika yang membagi kode kita ke dalam fungsi di kelas yang berbeda. Pendekatan ini mudah dikenal dan yang paling banyak diterima. Keuntungan utama dalam pendekatan ini adalah penggunaan ulang (reusability) kode.
Definisi teknis dari arsitektur MVC dibagi menjadi tiga lapisan
a. Model, digunakan untuk mengelola informasi dan memberitahu pengamat ketika ada perubahan informasi. Hanya model yang mengandung data dan fungsi yang berhubungan dengan pemrosesan data. Sebuah model meringkas lebih dari sekedar data dan fungsi yang beroperasi di dalamnya. Pendekatan model yang digunakan untuk komputer model atauabstraksi dari beberapa proses dunia nyata.
Halini tidak hanya menangkap keadaan proses atau sistem, tetapi bagaimana sistem bekerja.
Sebagaicontoh, programmer dapat menentukan model yang menjembatani komputasi back-end dengan front-end GUI (graphical user interface).
b. View, bertanggung jawab untuk pemetaan grafis ke sebuah perangkat. View biasanya memiliki hubungan 1-1 dengan sebuah permukaan layar dan tahu bagaimana untuk membuatnya. View melekat pada model dan me-render isinya ke permukaan layar. Selain itu, ketika model berubah, view secara otomatis menggambar ulang bagian layar yang terkena perubahan untuk menunjukkan perubahan tersebut.
Terdapat kemungkinan beberapa view pada model yang sama dan masing-masing view tersebut dapat merender isi model untuk permukaan tampilan yang berbeda.
c. Controller, menerima input dari pengguna dan menginstruksikan model dan view untuk melakukan aksi berdasarkan masukan tersebut.
Sehingga, controller bertanggung jawab untuk pemetaan aksi pengguna akhir terhadap respon aplikasi. Sebagai contoh, ketika pengguna mengklik tombol atau memilih item menu, controller bertanggung jawab untuk menentukan bagaimana aplikasi seharusnya merespon.
Model, view dan controller sangat erat terkait, oleh karena itu, mereka harus merujuk satu sama lain.
Gambar 1. mengilustrasikan hubungan dasarModel- View-Controller.[2]
Gambar 1. Hubungan antara model, view, dan Controller
Sumber: Gulzar (2002)
Arsitektur MVC memiliki manfaat yaitu pemisahan antara model dan view memungkinkan beberapa view menggunakan model yang sama.
Akibatnya, komponen model sebuah aplikasi lebih mudah untuk diterapkan, diuji, dan dipelihara,karena semua akses ke model berjalan melaluikomponen ini.
2.3. Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM)
Semakin banyak dan berkembangnya sekolah dan perguruan tinggi di bidang Information Technology (IT), menyebabkan peningkatan persaingan atara lembaga-lembaga pendidikan tersebut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Atmosfer persaingan yang sehat dibutuhkan untuk memacu perkembangan IT di Indonesia.
Saat ini tercatat lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) mahasiswa D1 hingga S3 yang sedang aktif belajar di lebih dari 850 (delapan ratus lima puluh) Perguruan Tinggi di Indonesia di bawah naungan sekitar 1.500 program studi Kampus Informatika dan Komputer di seluruh Indonesia, dengan jumlah lulusan sekitar 40.000 (empat puluh ribu) hingga 50.000 (lima puluh ribu) alumni per tahunnya.
APTIKOM sebagai sebuah asosiasi yang merupakan kerjasama antara perguruan tinggi di bidang IT diharapkan dapat menjadi wadah untuk dapat meningkatkan kerjasama baik antar perguruan tinggi, maupun antar perguruan tinggi dengan pemerintah dan pelaku usaha.
Semuanya bermula pada tahun 1983, yaitu ketika 8 (delapan) perguruan tinggi penggagas pendirian Program Studi informatika dan komputer membentuk sebuah forum yang diberi nama Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Sejenis Ilmu Komputer (BKS PERTINIS I-K). Sejalan dengan perkembangan pesat ilmu komputer dan informatika, anggota BKS PERTINIS I-K bertambah menjadi 78 (Tujuh Puluh Delapan) anggota pada tahun 1987.
Puncaknya adalah pada tahun 1996, ketika BKS PERTINIS I-K berubah nama menjadi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (PERTIKOM)
418
jumlah anggota menjadi lebih dari 250 Program Studi dari seluruh wilayah tanah air.
Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman, maka pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2002 di kota Malang, diusulkanlah perubahan bentuk organisasi dari PERTIKOM menjadi (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM). Sampai dengan saat ini, jumlah anggota APTIKOM terdiri dari 850 (Delapan Ratus Lima Puluh) Kampus Informatika dan Komputer serta 1560 (Seribu Lima Ratus Enam Puluh ) Program Studi.[3]
3. Metodologi Penelitian
Rancang bangun sistem informasi Rakornas Aptikom 2017 berarsitektur Model-View-Controller (MVC) ini menerapkan metodologi SDLC (System Development Life Cycle) dengan menggunakan pendekatan berorientasi objek. Pengembangan yang dilakukan yaitu iterative dan incremental. Tahapan- tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan kebutuhan
Tahap ini mendefinisikan kebutuhan sistem apa yang harus dilakukan atau bagaimana seharusnya melakukan. Ada dua jenis kebutuhan yang akan diidentifikasi.
b. Analisa sistem
Pada tahap analisa sistem, masing-masing kebutuhan fungsional dan non-fungsional dianalisa secara rinci. Teknik analisa berorientasi objek telah dipilih untuk mengidentifikasi lebih lanjut kebutuhan sistem yang di rinci dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). Kebutuhan sistem dijabarkan dalam bentuk notasi grafis dengan menggunakan UML.
Setiap use case dikaitkan dengan aktor, sehingga setiap use case menyatakan tujuan aktor dalam menggunakan sistem Hal ini juga menunjukkan interaksi antara aktor dan sistem.
c. Desain sistem
Pada tahap desain sistem, desain teknis mulai didefinisikan yang berisi desain terinci untuk masing-masing use case. Semua use case yang disajikan dalam tahap analisa akan diperinci dan disajikan dalam tiga diagram yaitu sequence diagram, class diagram, dan diagram aktifitas.
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi yang diatur dalam urutan waktu. Class diagram digunakan untuk memodelkan class-class yang akan digunakan, yang nantinya akan juga ditransformasikan dalam bentuk tabel-tabel suatu database sebagai tempat penyimpanan data, sedangkan diagram aktifitas untuk memodelkan proses yang berlangsung dalam sistem informasi Rakornas 2017 ini. Desain database digambarkan sebagai bentuk pemodelan data dan desain user interface juga akan digambarkan dalam tahapan ini
sebagai bentuk antar muka sistem dengan pengguna.
d. Implementasi
Implementasi dengan menggunakan arsitektur MVC yaitu akan membuat data model untuk merepresentasikan informasi dari database, view untuk menampilkan data, dan controller yang akan menggabungkan keduanya bersama-sama dan menangani tugas lain.
e. Pengujian
Pengujian sistem informasi Rakornas Aptikom 2017 ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara fungsi- fungsi atau layanan-layanan sistem yang diimplementasikan dengan hasil analisa kebutuhan yang sudah ditentukan pada tahap analisa kebutuhan fungsional maupun non- fungsional. Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat diakses menggunakan beberapa software internet browser. Selain itu dengan dilakukannya pengujian akan dapat diketahui adanya kesalahan-kesalahan dalam proses coding maupun dalam menghasilkan output program sehingga kesalahan-kesalahan tersebut dapat diperbaiki. Metode pengujian yang dilakukan adalah white box dan black box.
4. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan sistem informasi Rarkornas Aptikom 2017 ini menggunakan arsitektur model- view-controller (MVC), sehingga harus mengikuti framework yang diterapkan dalam arsitektur tersebut.
Komponen yang dihasilkan berupa komponen berita, kontak, venue wisata, pendaftaran, peserta, rakornas, klinik, seminar nasional, paper, tagihan, validasi pembayaran, dan laporan. Sistem informasi Rakornas ini mempunyai dua controller, yakni controller home untuk memanggil halaman front-end website serta controller admin untuk memanggil halaman back-end panel website
Pada saat mengakses sistem informasi, sistem akan melakukan pemanggilan terhadap controller home, dimana controller home adalah fungsi untuk menampilkan homepage website Rakornas Aptikom 2017. Di halaman ini, pengunjung/peserta akan mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang akan berlangsung seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.
419
Gambar 2. Tampilan Homepage (http://papuabisa.com)
Salah satu fungi selanjutnya di controller home adalah memanggil halaman registrasi. Halaman ini digunakan bagi peserta yang ingin mengikuti rakornas Aptikom dan seminar nasional untuk mendaftarkan dirinya. Setelah mengisi semua data pada form registrasi, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3, sistem akan melakukan pemeriksaan, meng-generate ID pendaftaran dan menghitung biaya pendaftaran sesuai pilihan.
Gambar 3. Tampilan Halaman Registrasi Sistem kemudian mengupdate dengan informasi terbaru seperti data peserta (biodata), rakornas dan klinik yang dipilih, tanggal daftar, seminar nasional dan paper yang disubmit.
Selanjutnya sistem akan membuatkan invoice berupa file pdf yang akan dikirimkan langsung ke email peserta sesuai dengan informasi alamat email yang diinput.
Gambar 4. Tampilan Admin Page
Controller kedua adalah admin, sistem akan memanggil halaman back-end panel. Semua informasi mengenai registrasi baik dari jumlah peserta rakornas dan seminar nasional, data peserta rakornas dan seminar nasional, jumlah paper seminar yang masuk, data peserta yang telah melakukan validasi pembayaran, jumlah invoice, jumlah pelunasan, kotak masuk dari halaman kontak di front- page, serta laporan akan ditampilkan dengan lengkap.
Semua Informasi ini akan menentukan seberapa besar peranan Aptikom bagi perguruan tinggi, semakin banyak peserta dari perguruan tinggi yang berpartisipasi, maka semakin nyata peranan dan fungsi Aptikom dalam mewadahi perguruan tinggi informatika dan komputer seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.
5. Simpulan
Pemanfaatan MVC dapat menghasikan website sistem informasi Rakornas Aptikom 2017, terdapat 512 orang dari berbagai perguruan tinggi informatika se-Indonesia yang ikut serta dan akan terus bertambah, 264 orang diantaranya akan mengikuti Rakornas dan Klinik, dan 261 orang sisanya mengikuti seminar nasional.
Daftar Pustaka:
[1] Susanto, Azhar, 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya, Bandung, Lingga Jati.
[2] Hidayat, A, dan Bayu Surarso, 2012. Penerapan Arsitektur Model View Controller (MVC) Dalam Rancang Bangun Sistem Kuis Online Adaptif. Yogyakarta, SENTIKA, Hal. 58 – 64, ISSN: 2089-9815.
[3]
[4]
APTIKOM, 2017. http://www.aptikom.or.id.
Gulzar, Nadir. 2002. Fast track to struts: what it does and how, (Online), (http://media.techtarget.com/tss/static/articles/c ontent/StrutsFastTrack/StrutsFastTrack.pdf, diakses tanggal 1 September 2017)
420