• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini penulis zberupaya mengetahui pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kepercayaan diri siswa. Pada penelitian ini, akan diberikan perlakuan terhadap variabel bebas, kemudian diamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Dalam hal ini, variabel bebasnya adalah pembelajaran matematika dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan variabel terikatnya adalah

peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri siswa.

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen, dimana quasi eksperimen itu sendiri merupakan eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan

(2)

perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan dengan menggunakan desain penelitian berbentuk

“Nonequivalent pretest - posttest control group” atau desain kelompok

kontrol pretes-postes (Lestari dan Yudhanegara, 2017). Penelitian ini melibatkan dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing pemilihannya dilakukan secara acak. Siswa pada kelas eksperimen memperoleh strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), sedangkan siswa pada kelas kontrol memperoleh Strategi

Ekspositori. Sementara itu, tujuan dilaksanakan pretes dan postes adalah untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri siswa pada kedua kelas. Lestari dan Yudhanegara (2017) gambar desain penelitian tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Keterangan :

A = Pemilihan kelas secara acak

O = Pretes dan postes berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

X = Perlakuan berupa Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

A : O X O

---

A : O O

(3)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek dalam penelitian, Sugiyono (Lestari dan Yudhanegara, 2017) menyatakan, bahwa popolasi adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan jenisnya, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terbatas (finite) karena jumlah sumber data yang akan diteliti memiliki batasan-batasan secara kuantitatif (Eviani, et al., 2020). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Plus Karangwangi, dengan pertimbangan MTs tersebut masuk ke dalam kategori sekolah swata yang juga mewakili rata-rata prestasi akademik sekolah pada umumnya di kecamatan binong.

Adapun sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono (Lestari dan Yudhanegara, 2017). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, teknik ini merupakan pengambilan sampel yang paling sederhana

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak, sehingga semua kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Adapun sampel dari penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol, banyak sampel yang diteliti yaitu 50 orang siswa.

(4)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis sedangkan instrumen non tes meliputi skala sikap berupa angket. Agar memiliki validitas isi maka soal–soal tersebut diuji cobakan dan kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukarannya.

Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Adapun kriteria penskoran tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan pada penelitian ini adalah mengacu pada skor rubrik yang dikembangkan oleh Ismaimuza (Moma, 2015) seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 3. 1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (KBKM )

Aspek yang

diukur Respon Siswa terhadap soal atau masalah Skor

Orisinalitas

Tidak menjawab atau memberi jawaban yang

salah. 0

Memberi jawaban dengan caranya sendiri

tetapi tidak dapat dipahami. 1

Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai.

2 Memberi jawaban dengan caranya sendiri

tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah.

3 Memberi jawaban dengan caranya sendiri,

proses perhitungan dan hasil benar. 4

(5)

Aspek yang

diukur Respon Siswa terhadap soal atau masalah Skor

Kelancaran

Tidak menjawab atau member ide yang tidak

relevan dengan masalah 0

Memberikan sebuah ide yang tidak relevan

dengan pemecahan masalah. 1

Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi

jawabannya salah. 2

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan

tetapi jawabannya masih salah. 3

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan

dan penyelesaiannya benar dan jelas. 4

Kelenturan

Tidak menjawab atau memberikan jawaban

dengan satu cara atau lebih tetapi semua salah. 0 Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi

memberikan jawaban salah 1

Memberikan jawaban dengan satu cara, proses

perhitungan dan hasilnya benar 2

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan

3

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam), proses perhitungan dan hasilnya benar.

4

Elaborasi

Tidak menjawab atau memberikan jawaban

yang salah. 0

Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak

disertai dengan perincian. 1

Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai dengan perincian yang kurung detil. 2 Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai

dengan perincian yang rinci. 3

Memberikan jawaban yang benar dan rinci. 4 Ismaimuza (Moma , 2015) a. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes kemampuan berpikir kreatif matematis adalah soal dengan tipe uraian. Soal ini

(6)

dipergunakan dengan tujuan untuk melihat bagaimana pola pikir siswa dalam menjawab soal-soal diberikan pada saat pretes dan postes dengan tipe soal yang sama.

Tujuan dilaksanakannya pretes adalah untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap materi prasyarat, melihat kesiapan siswa terhadap materi baru yang akan diberikan, dan mengetahui apakah kemampuan siswa pada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) sama atau tidak. Hasil pretes dan postes dibandingkan untuk mengetahui gain sehingga terlihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematisnya.

Untuk menentukan kualitas instrumen penelitian dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran alat tes tersebut.

1) Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila ia mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Ruseffendi (2010), “Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur”. Nilai validitas dihitung dengan menggunakan bantuan Software Anates.

Indeks validitas butir tes diklarifikasikan sebagai sangat rendah, rendah, cukup, cukup, tinggi, atau sangat tinggi sesuai dengan kriteria validitas, yaitu:

Menurut Guilford (Ruseffendi, 2010) bahwa hasil uji coba perhitungan validitas terdapat pada Tabel 3 sebagai berikut.

(7)

Tabel 3. 2

Kriteria Validitas Butir Soal

Nilai rxy Interpretasi

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 ≤ rxy < 0,80 Validitas tinggi 0,40 ≤ rxy < 0,60 Validitas cukup 0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah

rxy < 0,20 Validitas sangat rendah

Guilford (Ruseffendi, 2010) Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates, dari hasil uji coba instrumen yang diujikan kepada 30 siswa

kelas IX SMP diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Hasil Perhitungan Nilai Validitas Instrumen Tiap Butir Soal No

Soal

Interpretasi

1 0,60 Tinggi

2 0,65 Tinggi

3 0,58 Cukup

4 0,64 Tinggi

5 0,66 Tinggi

2) Reliabilitas

Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk uraian menggunakan program Software Anates. Guilford (Russefendi, 2010), ”Menyatakan indeks reliabilitas butir soal diklasifikasikan sebagai kecil, rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi sesuai dengan kriteria reliabilitas”. Sedangkan klasifikasi reliabilitas menurut Guilford (Lestari dan Yudhanegara, 2017) dalam Tabel 3.4 yaitu sebagai berikut.

(8)

Tabel 3. 4

Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Nilai Tingkat Validitas

0,00 < r11 ≤ 0,20 Kecil 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah 0,40 < r11 ≤ 0,70 Sedang 0,70 < r11 ≤ 0,90 Tinggi 0,90 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

Guilford (Lestari dan Yudhanegara, 2017) Berdasrkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan dengan menggunakan program Software Anates, dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien reliabilitasnya 0,57 dan berdasarkan interpretasi pada tabel di atas koefisien reliabilitasnya termasuk kedalam kategori sedang, sehingga instrumen tes tersebut dapat digunakan.

3) Daya Pembeda

Menurut Nurmawati (Yuswita, 2018) cara menguji seberapa besar daya pembeda butir soal adalah dengan menggunakan rumus berikut:

DP =

Keterangan:

DP = Daya Pembeda.

XA = Nilai rata-rata dari tiap butir soal hasil uji coba kelompok atas.

XB = Nilai rata-rata dari tiap butir soal hasil uji coba kelompok bawah.

SMI = Skor Maksimal Ideal.

Klasifikasi untuk menginterpretasikan daya pembeda disajikan dalam Tabel 3.5 berikut.

(9)

Tabel 3. 5

Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Nilai Interpretasi Daya Pembeda 0,70 < ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < ≤ 0,70 Baik

0,20 < ≤ 0,40 Cukup

0,00 < ≤ 0,20 Buruk

≤ 0,00 Sangat buruk

Nurmawati (Yuswita, 2018)

Hasil perhitungan daya pembeda tiap butir soal setelah dilakukan uji coba intrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3. 6

Interpretasi Uji Daya Pembeda

No soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,68 Baik

2 0,81 Sangat Baik

3 0,43 Baik

4 0,62 Baik

5 0,68 Baik

4) Tingkat Kesukaran

Nurmawati (Yuswita, 2018) menyatakan suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran sangat erat kaitannya dengan daya pembeda. Jika soal terlalu sulit atau terlalu mudah, maka daya pembeda tersebut menjadi buruk karena baik siswa dan kelompok bahwa akan menjawab soal tersebut dengan tepat atu tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat.

Akibatnya, butir soal tersebut tidak akan membedakan siswa berdasarkan kemampuannya. Oleh karena itu, suatu butir soal dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik jika jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

(10)

sukar. Indeks kesukaran suatu butir soal diinterpretasikan dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 7

Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

Nilai Interpretasi

IK ≤ 0,00 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK ≤ 1,00 Terlalu Mudah

Nurmawati (Yuswita, 2018)

Untuk menentukan indeks kesukaran instrument tes subjektif menggunakan bantuan program Software Anates.

Berdasarkan hassil perhitugan data hasil uji coba diperoleh Indeks Kesukaran butir soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 8

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tiap Butir Soal No

Soal

Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,56 Sedang

2 0,54 Sedang

3 0,54 Sedang

4 0,71 Mudah

5 0,23 Sukar

Berdasarkan hasil analisis di atas, dilihat hasil kesimpulannya pada Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3. 9

Rekapitulasi Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Interpretasi Interpretasi Interpretasi P Interpretasi K Interpretasi

1 0,60 Tinggi 0,68 Baik 0,56 Sedang Digunakan

2 0,65 Tinggi 0,81 Sangat Baik 0,54 Sedang Digunakan

(11)

Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Interpretasi

Interpretasi Interpretasi P Interpretasi K Interpretasi

3 0,58 Cukup

0,57 Sedang

0,43 Baik 0,54 Sedang Digunakan

4 0,64 Tinggi 0,62 Baik 0,71 Mudah Digunakan

5 0,66 Tinggi 0,68 Baik 0,23 Sukar Digunakan

b. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Angket yang digumakan dalam penelitian ini memakai skala Likert yang sudah dimodifikasi, terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pada penelitian ini, peneliti menginginkan kejelasan sikap siswa. Untuk itu peneliti tidak menggunakan pernyataan bernilai netral. Hal ini bertujuan menghindari jawaban siswa yang bernilai netral yang akan menunjukkan kejelasan sikap.

Adapun indikator kepercayaan diri siswa sebagai berikut:

Tabel 3. 10

Indikator Kepercayaan Diri Siswa

No Indikator

1 Percaya pada kemampuan sendiri

2 Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan 3 Memiliki konsep diri yang positif

4 Berani mengemukakan pendapat

Lestari dan Yudhanegara (2017) E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Mengindentifikasi masalah yang akan diteliti

(12)

b. Mengajukan judul yang akan diteliti c. Menyusun proposal penelitian d. Merevisi proposal penelitian e. Seminar uji proposal

f. Membuat instrumen penelitian

g. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak terkait h. Melaksanakan uji coba lapangan

i. Menganalisis data hasil uji coba lapangan

j. Membuat rencana pembelajaran RPP dan bahan ajar untuk penelitian k. Konsultasi kepada pembimbing tentang RPP, Instrumen, dan LKS 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan soal pretes kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

b. Melaksanakan pembelajaran dengan membuat kelompok sesuai kegiatan belajar siswa pada kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), dan kelas kontrol dengan strategi pembelajaran ekspositori dan LKS diberikan pada kedua kelas.

c. Memberikan postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.

d. Memberikan angket kepercayaan diri siswa kepada kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data

a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif.

(13)

b. Mengolah data dan menganalisis data kuantitatif hasil dari pretes dan postes dari kelas eksperimen dan kontrol.

c. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif yang berupa lembar angket.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

a. Peneliti membuat kesimpulan hasil dari penelitian, seperti data kuantitatif yang mengenai peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri siswa, dan membuat kesimpulan dari data kualitatif yang mengenai strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

b. Menyusun laporan.

F. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dengan mengambil data melakukan pemberian lembar soal berbentuk ujian (pretes dan postes) dan juga pengisian angket. Terdapat dua macam data yang berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif. Hasil pretes dan postes siswa dikatagorikan data kuantitatif, sedangkan hasil pengerjaan angket siswa, lembar observasi dan wawancara dikatagorikan dalam data kualitatif siswa. Pengolahan data tersebut adalah:

a. Data kuantitatif

Setelah peneliti memeriksa hasil pengerjaan pretes dan postes siswa dalam bentuk uraian, peneliti mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif

(14)

matematis siswa dilakukan dengan data indeks gain, dengan rumus sebagai berikut :

Adapun kriteria nilai N-gain sebagai berikut:

Tabel 3. 11. Kriteria nilai N-Gain

Hake (Sundayana, 2018)

a) Setelah dihitung nilai indeks gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rerata. Adapun Jika salah satu atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas, uji perbedaan dua rerata dilakukan dengan uji statistik non parametik (Mann-Whitney). Pengujian ini dapat dihitung dengan bantuan program Software IBM SPSS Statistics 25.

Adapun prosedur untuk pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikasi

Pada uji normalitas tes, hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal.

H1 : Data berdistribusi tidak normal.

Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Besarnya N-gain Interpretasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

(15)

Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima.

Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak.

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji Levene‟s dengan taraf signifikan 0,05.

Pada uji homogenitas tes, hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:

H0 : Varians kedua kelas homogen.

H1 : Varians kedua kelas tidak homogen.

Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima.

Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak.

3) Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir kedua kelas. Adapun ketentuan dalam melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Jika kedua data berdistribusi normal atau homogen, maka dilakukan uji-t.

b) Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka uji perbedaan dua rerata dilakukan dengan uji-t’.

c) Jika salah satu atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas, uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik non parametik (Mann-Whitney).

Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis statistik untuk data pretes

(16)

H0 : Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

2) Hipotesis statistik untuk data postes

H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

3) Hipotesis statistik untuk data indeks gain

H0 : tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis yang menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan strategi ekspositori.

H1 : terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan strategi ekspositori.kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Jika nilai signifikansi maka H0 diterima Jika nilai signifikansi maka H0 ditolak.

b. Data kualitatif 1) Angket

(17)

Angket diberikan dengan tujuan mengetahui respon siswa (motivasi belajar) terhadap model yang dikembangkan pada pembelajaran matematika yaitu strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Untuk mengolah data yang diperoleh dari angket,

dilakukan dengan menggunakan skala likert. Data yang diperoleh kemudian dipersentasikan sebelum dilakukan penafsiran dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyak responden

Tabel 3. 12

Interpretasi Persentase Angket Besar Persentase Tafsiran

P = 0 Tidak ada

0 P 25 Sebagian kecil

25 P 50 Hampir setengahnya

P = 50 Setengahnya

50 P 75 Sebagian besar

75 P 100 Hampir seluruhnya

P = 100 Seluruhnya

Lestari dan Yudhanegara, (2017)

Setiap jawaban siswa diberi bobot 1-5. Pembobotan yang dipakai adalah sebagai berikut:

(18)

Tabel 3. 13

Kategori Jawaban Angket Jenis

Pernyataan

Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Dalam Tabel 3.13 diatas bobot 3 tidak dipakai. Hal tersebut dilakukan guna menghindari keragu-raguan siswa dalam memberikan responnya.

c. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan daftar isian yang diisi oleh pengamat atau observer selama pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi yaitu untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya kegiatan eksperimen dilakukan sebagai berikut: (a) melaksanakan pretes untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman dan penalaran matematis sebelum diberikan

Kedua kelompok ini diberikan soal tes akhir yang sama dengan soal tes awal (pretes), hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman

Dalam penelitian ini, penulis memberikan pretes (tes awal) dan postes (tes akhir). Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum perlakuan. Postes yang diberikan

Pada tahap awal kegiatan pelaksanaan penelitian peneliti memberikan soal pretest yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan awal siswa, memberikan perlakuan yaitu

sebelumnya.. a) Melaksanakan tes awal di kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat literasi sains siswa sebelum diberikan pembelajaran. b) Melaksanakan

Tes awal (pre-test) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pemahaman siswa tentang uang dan perbankan sebelum dilaksanakan

Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakuakan adalah memberikan pretes pada siswa pada materi bencana alam dan dampaknya, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, hal

1) Data yang berkaitan dengan kemampuan awal matematika siswa berupa nilai raport matematika siswa setelah kenaikan kelas. Nilai awal ini digunakan untuk melihat