• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2)Sundayana (2016) desain bentuk the nonequivalent pretest-posttest control group design dapat diilustrasikan sebagai berikut: O X O

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(2)Sundayana (2016) desain bentuk the nonequivalent pretest-posttest control group design dapat diilustrasikan sebagai berikut: O X O"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB III

3. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012), mengatakan bahwa metode penelitian datanya diperoleh dengan cara alamiah agar tercapai tujuan penelitian.

Metode yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dimana mencari hubungan sebab akibat variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok, kelompok pertama sebagai kelas eksperimen dengan diberi perlakuan dengan menggunakan penerapan model RME, kelompok kedua sebagai kelas kontrol dengan diberi perlakuan pembelajaran ekspositori.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi yang dibutuhkan untuk mendaptkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian. Desain penelitian yang digunakan quasi eksperimen bentuk the nonequivalent pretest-posttest control group design, dimana sebelum dilakukan penelitian kedua kelompok

diberikan pretes (O) untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis. Kemudian selama penelitian berlangsung, kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak diberi perlakuan. Selanjutnya di akhir penelitian kedua kelompok diberikan postes (O) untuk melihat hasilnya.

(2)

Sundayana (2016) desain bentuk the nonequivalent pretest-posttest control group design dapat diilustrasikan sebagai berikut:

O X O

---

O O

Keterangan:

O = Pretes dan postes berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematis X = Perlakuan berupa penerapan model RME

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Lestari dan Yudanegara (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan jenisnya, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terbatas yaitu kumpulan objek atau individu yang menjadi objek penelitian yang menempati suatu area tertentu yang memiliki batas jelas yang membedakan kelompok populasi tersebut dengan populasi lain Yuwono (2020). Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binong.

2. Sampel

Lestari dan Yudanegara (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol.

Banyak sampel yang diteliti yaitu 52 orang siswa.

(3)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematis sedangkan instrumen non tes berupa angket kemandirian belajar.

a. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes kemampuan pemahaman konsep matematis adalah soal dengan tipe uraian. Soal ini dipergunakan dengan tujuan untuk melihat bagaimana pola pikir siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan pada saat pretes dan postes dengan tipe soal yang sama.

Tujuan dilaksanakannya pretes adalah untuk mengukur kemampuan awal siswa, melihat kesiapan siswa terhadap materi baru yang akan diberikan, dan mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep siswa pada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) sama atau tidak. Hasil pretes dan postes dibandingkan untuk mengetahui gain sehingga terlihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematisnya.

Pedoman pemberian skor untuk mengukur kemampuan pemahaman konsesp matematis yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, and Jacabcsin

(Wulandari, 2017) seperti tabel berikut :

(4)

Tabel 3.1 Kriteria Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Indikator Respon siswa Skor

Menyatakan ulang sebuah konsep.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Memberikan

contoh dan bukan contoh dari suatau konsep.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3

(5)

Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4

Mengaplikasikan konsep dalam pemecahan

masalah.

Tidak ada jawaban 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

Hanya sedikit model matematika yang benar 1 Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian yang lengkap dan benar

2 Penjelasan secara matematis masuk akal, dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis dan ada sedikit kesalahan

3 Penjelasan secara sistematis masuk akal dan benar dan tersusun secara logis 4 b. Angket Kemandirian Belajar

Untuk mengetahui dampak kemandirian belajar yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan model RME maupun yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan ekspositori dapat diberikan angket yang mengacu pada indikator kemandirian belajar, yaitu:

(6)

(a). Percaya diri,

(b). Mampu bekerja sendiri,

(c). Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, (d). Menghargai waktu,

(e). Bertanggung jawab.

Adapun kisi-kisi angket kemandirian siswa terlampir dalam lampiran B hal 154.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini terbagi kedalam empat tahapan, yaitu:

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, hal yang perlu dipersiapkan adalah:

a. Pengajuan judul penelitian;

b. Penyusunan proposal;

c. Melakukan seminar proposal;

d. Perbaikan proposal;

e. Penyusunan instrumen penelitian;

f. Pengajuan izin penelitian;

g. Uji coba instrumen;

h. Menganalisis hasil uji coba instrumen;

i. Perbaikan instrumen, membuat RPP, bahan ajar, dan LKS.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan penelitian adalah:

(7)

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol;

b. Melaksanakan test awal (pretes) di kelas eksperimen dan kelas kontrol;

c. Pembelajaran kelas eksperimen dengan pendekatan pembelajaran RME;

d. Pembelajaran kelas kontrol dengan pendekatan pembelajaran ekspositori;

e. Melaksanakan (postes) pada kelas eksperimen dan kontrol;

f. Memberikan angket kemandirian belajar terhadap proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol.

3. Tahap Analisis Data

a. Mengumpulkan data hasil tes tertulis dan angket;

b. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif berupa pretes dan postes;

c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif yang berupa angket;

d. Menarik kesimpulan dari analisis data penelitian.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah melaksanakan tahap penelitian serta tahap analisis data, maka peneliti akan melaksanakan penyusunan laporan seluruh hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang dapat dilakukan sebagai cara melakukan kegiatan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan di setiap kegiatan yang berkaitan dengan penelitian di mana data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif.

(8)

Data kuantitatif diperoleh dari instrument tes yaitu pretes dan postes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol. Penggunaan tes dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data berupa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis kelas VIII SMPN 2 Binong yang menggunakan model RME.

Data angket kemandirian belajar siswa dilakukan dengan menggunakan skala likert yang diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui kemandirian belajar siswa.

Untuk menentukan kualitas instrumen penelitian dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran alat tes tersebut.

1. Validitas

Arikunto (2019) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen tes dikatakan valid bila alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen penelitian bergantung pada perhitungan koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus menurut Sundayana (2016) sebagai berikut.

𝑟

𝑋𝑌= 𝑁 Σ 𝑋𝑌−(Σ𝑋).(Σ𝑌)

√[𝑁 Σ𝑋2−(Σ𝑋)2] . [𝑁 Σ𝑌2− (Σ𝑌)2]

(9)

Keterangan:

𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y) 𝑁 = banyak subjek

𝑋 = skor butir soal atau skor item pernyataan/ pertanyaan 𝑌 = total skor

Tolak ukur untuk menginterpretasi derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Sundayana (2016) sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,90 ≤ 𝑟𝑋𝑌 ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ 𝑟𝑋𝑌 < 0,90 Tinggi

0,40 ≤ 𝑟𝑋𝑌 < 0,70 Sedang

0,20 ≤ 𝑟𝑋𝑌 < 0,40 Rendah

𝑟𝑋𝑌 < 0,20 Sangat rendah

Perhitungan menggunakan Anates Uraian 4.0.5 diperoleh koefisien validitas tiap butir soal hasil uji coba sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Nomor Butir Soal Nilai 𝒓𝑿𝒀 Interpretasi

1. a 0,653 Sedang

1.b 0,697 Sedang

1.c 0,731 Tinggi

2 0,857 Tinggi

3 0,662 Sedang

4.a 0,750 Tinggi

4.b 0,818 Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.3 nilai koefisien validitas dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian pada no soal 1.a, 1.b, dan 3 adalah sedang, sedangkan pada no soal 1.c, 2, 4.a dan 4.b adalah tinggi.

(10)

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah ukuran ketetapan tes itu dalam mengukur apa yang semestinya diukur. Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh nilai koefisien korelasi antara butir soal dalam instrumen tersebut. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝑟 = ( 𝑛

𝑛 − 1) (1 − Σ 𝑠𝑖2 𝑠𝑡2 ) Keterangan:

𝑟 = koefisien reliabilitas 𝑛 = banyak butir soal

𝑠𝑖2 = variansi skor butir soal ke-i 𝑠𝑡2 = variansi skor total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Sundayana, (2016) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi

0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang

0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah

𝑟 < 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas uji instrumen dengan bantuan program Anates Uraian 4.0.5, diperoleh nilai reliabilitas 0,87 yang berarti tinggi.

(11)

3. Daya Pembeda

Menurut Sundayana (2016) “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pintar (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah”. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks daya pembeda instrumen sebagai berikut.

𝐷𝑃 = 𝑋̅𝐴− 𝑋̅𝐵 𝑆𝑀𝐼

Keterangan:

𝐷𝑃 = indeks daya pembeda instrumen

𝑋̅𝐴 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas 𝑋̅𝐵 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah

𝑆𝑀𝐼 = skor maksimum ideal (skor maksimum jika soal dijawab tepat)

Kriteria yang digunakan untung menginterpretasikan indeks daya pembeda menurut Sundayana (2016) sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen

Nilai Interpretasi Daya Pembeda

0,70 < 𝐷𝑃 ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < 𝐷𝑃 ≤ 0,70 Baik

0,20 < 𝐷𝑃 ≤ 0,40 Cukup

0,00 < 𝐷𝑃 ≤ 0,20 Buruk

𝐷𝑃 ≤ 0,00 Sangat buruk

Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes menggunakan Anates Uraian 4.0.5, dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut:

(12)

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

No. Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi

1.a 0,28 Cukup

1.b 0,31 Cukup

1.c 0,28 Cukup

2 0,28 Cukup

3 0,28 Cukup

4.a 0,25 Cukup

4.b 0,31 Cukup

Berdasarkan daya pembeda pada Tabel 3.6, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang mempunyai daya pembeda semua soalnya adalah cukup.

4. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran suatu tes adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu butir soal dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Sundayana (2016) Rumus yang digunakan untuk menentukan indek kesukaran suatu instrumen sebagai berikut:

𝐼𝐾 = 𝑋̅

𝑆𝑀𝐼 Keterangan:

𝐼𝐾 = indeks kesukaran butir soal

𝑋̅ = rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal

𝑆𝑀𝐼 = skor maksimum ideal (skor maksimum jika soal dijawab tepat)

Sundayana (2016) Indeks kesukaran suatu butir soal diinterpretasikan dalam kriteria sebagai berikut:

(13)

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

IK Interpretasi Daya Kesukaran

𝐼𝐾 = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < 𝐼𝐾 ≤ 0,30 Sukar

0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 Sedang

0,70 < 𝐼𝐾 ≤ 1,00 Mudah

𝐼𝐾 = 1,00 Terlalu mudah

Nilai yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen diolah dengan bantuan Anates Uraian 4.0.5. Hasil perhitungan diperoleh indeks kesukaran yang

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal

No. Butir Soal Indeks Kesukaran Kriteria

1.a 0,57 Sedang

1.b 0,62 Sedang

1.c 0,51 Sedang

2 0,26 Sukar

3 0,73 Mudah

4.a 0,37 Sedang

4.b 0,34 Sedang

G. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba

Rekapitulasi hasil uji coba dilakukan untuk mengetahui soal mana yang layak digunakan dan yang tidak layak digunakan dalam penelitian. Adapun rekapitulasi analisis hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis dapat dilihat dalam tabel 3.9:

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Soal Instrumen No. Validitas Reliabilitas Daya

pembeda

Kesukaran Ket.

1.a Sedang

Tinggi

Cukup Sedang Dipakai

1.b Sedang Cukup Sedang Dipakai

1.c Tinggi Cukup Sedang Dipakai

2 Tinggi Cukup Sukar Dipakai

3 Sedang Cukup Mudah Dipakai

4.a Tinggi Cukup Sedang Dipakai

4.b Tinggi Cukup Sedang Dipakai

(14)

Berdasarkan uraian pada Tabel 3.9 di atas, secara keseluruhan hasil uji coba soal-soal layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil tes dan non tes.

Data hasil tes adalah data hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis berupa pretes dan postes, sedangkan data non tes berupa angket kemandirian belajar.

Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan perincian sebagai berikut:

1. Data Hasil Tes

Setelah data diperoleh, peneliti akan memeriksa hasil pengerjaan pretes dan postes siswa dalam bentuk uraian, peneliti akan mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis. Untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis dilakukan dengan data indeks gain, dengan rumus sebagai berikut:

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠

Tinggi rendahnya nilai N-Gain ditentukan berdasarkan kriteria menurut Sundayana (2016) sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Nilai N-Gain

Indeks N-Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

Setelah dihitung nilai indeks N-Gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian ini

(15)

dapat dihitung dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 25. Adapun prosedur untuk pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis

𝐻0 = data berdistribusi normal.

𝐻1 = data tidak berdistribusi normal.

2) Menentukan kriteria pengujian hipotesis Jika signifikansi ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima.

Jika signifikansi < 0,05 maka 𝐻1 ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Levene’s dengan taraf signifikansi 0,05.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis

𝐻0 = kedua varians homogen.

𝐻1 = kedua varians tidak homogen.

2) Menentukan kriteria pengujian hipotesis Jika signifikansi ≥0,05 maka 𝐻0 diterima.

(16)

Jika signifikansi <0,05 maka 𝐻1 ditolak

Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal, kemampuan akhir dan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis kedua kelas. Adapun ketentuan dalam melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Jika kedua data berdistribusi normal atau homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan uji-t.

2) Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan uji-t’.

3) Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik non parametrik (Mann- Whitney).

Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut 1) Hipotesis statistik untuk data pretes

H0 : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol).

H1 : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol).

(17)

2) Hipotesis statistik untuk data postes

H0 : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan kemampuan akhir antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol).

H1 : µ1 > µ2 (kemampuan akhir siswa eksperimen lebih baik dari kelas kontrol).

3) Hipotesis statistik untuk data indeks N-Gain

H0 : µ1 = µ2 (peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model RME sama dengan menggunakan pembelajaran ekspositori).

H1 : µ1 > µ2 (peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis yang menggunakan model RME lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran ekspositori).

Keterangan:

µ1 = rerata skor kelompok eksperimen µ2 = rerata skor kelompok kontrol

Adapun kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

(a) Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka H0 diterima.

(b) Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak.

2. Data H asil Non Tes

Angket diberikan dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap kemandirian belajar yang dikembangkan pada pembelajaran matematika yaitu dengan mengunakan pendekatan RME. Untuk mengolah data yang diperoleh dari angket, dilakukan dengan menggunakan skala jenis Likert. Data yang

(18)

diperoleh kemudian dipresentasikan sebelum dilakukan penafsiran dengan menggunakan rumus:

𝑃 =𝑓

𝑛 × 100%

Keterangan:

P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyak responden

Selanjutnya dilakukan penafsiran dengan menggunakan kriteria persentase angket sumber Sundayana (2016) yang disajikan dalam Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Interpretasi Persentase Angket

Besar Persentase Tafsiran

P = 0% Tidak ada

0% < P < 25% Sebagian kecil

25% ≤ P < 50% Hampir setengahnya

P = 50% Setengahnya

50% < P < 75% Sebagian besar

75% ≤ P < 100% Hampir seluruhnya

P = 100% Seluruhnya

Referensi

Dokumen terkait

hukum terhadap anggota Kepolisian yaitu untuk melindungi anggota Kepolisian dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya baik sebagai subjek hukum maupun sebagai

Kejujuran tersebut akan merwat teks kewahyuan dan hakikat intruksi dari Allah yang Maharahman, sebab hamba yang jujur akan terlepasa dari kerakuasan yang bisa

Pada proses penanaman budaya religus pada anak usia sekolah dasar yang memiliki rentangan umur 7 - 12 strategi yang dapat digunakan oleh orang tua maupun

Di UPY, PKN sbg MK pengembangan kepribadian menjadi sumber nilai &amp; pedoman dlm mengantarkan kepribadian mhs, dengan tujuan mampu mewu- judkan nilai-nilai dasar agama kesadaran

Apabila dikemudian hari baik disengaja maupun tidak, saya melakukan perbuatan yang sama dan/atau melanggar hukum lagi ataupun saya melalaikan pernyataan tersebut

[r]

Bagaimana mengintegrasikan metode feature extraction hand geometric dan finger biometric pada pengenalan sidik jari tangan manusia ke dalam aplikasi Election Digital

Mendidik peserta didik dengan keahlian dan ketrampilan dalam progran keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi