BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Permasalahan yang penulis ungkap dalam penelitian ini adalah pengaruh pembelajaran senam irama terhadap kebugaran jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Pagelaran 3 di Kabupaten Cianjur.
Sehubungan dengan masalah tersebut dan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen dengan desain pre test dan post test dengan one group eksperimen.
Dengan metode eksperimen ini penulis berusaha untuk meneliti sesuatu akibat kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 3) tentang
eksperimen bahwa : “Dengan cara ini peneliti sengaja membangkitkan timbulnya
suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya.”
Untuk lebih jelasnya, pengertian eksperimen dikemukakan oleh Surakhmad (1990 : 149) adalah sebagai berikut :
Dalam arti kata yang luas, bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hal itu yang akan menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data, melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat, oleh karena itu maka didalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik dalam interkasi variabel-variabel.
Pendapat lain dikemukakan oleh Nasution (1987 : 38) bahwa, “Dalam suatu
eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat.”
B. Desain Penelitian
Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian, karena merupakan pegangan yang lebih jelas yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai setelah penelitian berlangsung.
Dengan tujuan yang jelas dapat disusun suatu desain yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas, sehingga peneliti dapat memusatkan perhatian dan usahanya ke arah tujuan yang ditetapkan secara lebih efektif. Penelitian juga harus direncanakan secara matang, supaya penelitian tersebut berlangsung lebih ekonomis dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain pre-tes dan post-tes dengan control group design eksperimen, yaitu dengan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal sampel, dan tes akhir untuk mengetahui hasil dari proses latihan.
Adapun gambaran desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
E
K
Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol A : Tes awal
B : Proses C : Tes Akhir
A B C
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini subjek populasi berjumlah 160 siswa yang terdiri dari 4 (empat) kelas yaitu kelas V di Sekolah Dasar Negeri Pagelaran 3 di Kabupaten Cianjur, siswa kelas tersebut berumur 10-12 tahun merupakan masa yang sangat cocok untuk diteliti mengenai perkembangan kebugaran jasmani anak, Sehingga kemampuan daya tahan tubuh siswa berpotensi untuk ditingkatkan, Pada penelitian ini sendiri peneliti mengambil sampel sebanyak 80 siswa yang terdiri dari kelas yaitu kelas kontrol dan ekperimen.
Berdasarkan pendapat Arikunto (2007:134) mengatakan bahwa: “Jika subyeknya
banyak lebih dari 100 orang sampel dapat diambil 10-15%, 20-25% atau lebih.” Berdasrkan pendapat tersebut peneliti mengambil sampel 50% dari jumlah papulasi. Kelas eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran senam irama yaitu VA sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan pembelajaran senam irama yaitu VB . penentuan sample pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Nasir. (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, yaitu :
“Pengaruhadalah dampak yang kuat yang mendatangkan akibat baik negatif ataupun positif.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata “pengaruh” akan lebih mudah dimengerti apabila digabungkan dan diikuti oleh kalimat lain yang
mengikutinya. Contohnya adalah “ pengaruh dari rajin latihan sepak bola setiap
harinya, sekarang anak itu menjadi seorang pemain bola yang handal .” seperti itulah salah satu contoh kalimat yang bisa mengartikan apa yang dimaksud dengan pengaruh.
“Senam irama atau aktivitas ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dalam irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama.”
Kebugaran Jasmani menurut Rusli Lutan ( 1988 : 7 ) “Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.”
Variabel penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut 1. Variabel pengaruh pembelajaran senam irama (X) 2. Variabel kebugaran jasmani (Y)
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan faktor yang bisa berfungsi sebagai rangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Seperti yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2001 : 17) bahwa :
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak
muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat sepanjang hayatnya.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, perlu digunakan alat ukur sebagai pengumpul data.
Arikunto (Nurhasan, 2002 : 2) mengemukakan bahwa, “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat pengukur, dengan alat ini kita akan mendapatkan data yang
merupakan hasil pengukuran”
Dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka alat ukur yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrument atau alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. Akan tetapi pada handout ini akan dibahas TKJI pada kelompok usia 10-12 tahun
Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut : 1. Rangkaian Tes
a. Untuk putra terdiri dari : a) lari 50 meter (10-12tahun)
b) Gantung angkat tubuh (pull up)selama 60 detik c) baring duduk (sit up)selama 60 detik
d) Loncat tegak (vertical jump)
e) lari 1000 meter (usia 10-12 tahun) b. Untuk putri terdiri dari :
a) lari 50 meter (10-12tahun)
b) Gantung siku tekuk (tahanpull up) selama 60 detik c) baring duduk(sit up)selama 60 detik
d) Loncat tegak(vertical jump)
2. KetentuanTes
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes kebutir tes berikutnya dalam 3 menit.Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :
Pertama : Lari 50 meter (usia 10-12tahun)
Kedua : gantung angkat tubuh untuk putra (pullup) dan gantung siku tekuk untuk putri (tahanpull up)
Ketiga : Baring duduk (sit up)
Keempat : Loncat tegak (vertical jump)
Kelima : Lari 1000 meter untuk putra (usia 10-12tahun) dan Lari 800 meter untuk putri (usia 10-12 tahun)
Tabel 3.1
Tabel Nilai TKJI (Untuk Putra Usia 10 -12 Tahun)
Tabel 3.2
Tabel Nilai TKJI (Untuk Putri Usia 10 -12 Tahun)
Nilai
F. Pelaksanaan pengetesan
Sebelum pengambilan data atau pengetesan dilakukan, dimana nantinya data tersebut diolah dan dianalisa melalui perhitungan statistik, terlebih dahulu penulis mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dalam pengambilan data atau pengetesan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Adapun langkah-langkah yang penulis laksanakan dalam pengambilan data tersebut ialah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat pengetesan
Tes dilaksanakan di lapangan olahraga Sekolah Dasar Negeri 3 Pagelaran 2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pengetesan
G. Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengetesan, merupakan data yang masih mentah. Agar data tersebut mempunyai arti, maka diperlukan pengolahan dan analisis data secara statistik. Prosedur pengolahan data yang dipergunakan pada umumnya bersumber pada buku statistik dari Nurhasan 2006.
Adapun data-data yang ditempuh untuk pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan rumus :
̅
Keterangan :
̅ = skor rata-rata
= skor mentah = jumlah
= banyanknya sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :
S=
√
̅̅̅̅̅
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan sebagaiberikut :
a. Pengamatan
,
, ...
dijadikan bilangan baku,
, ...
dengan menggunakan rumus :
( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).
c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung
,
, ....
∑
. jika proporsi ini dinyatakan S( ), maka :S(
) = -
d. Menghitung selisihF( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.
4. Menguji homogenitas. Menggunakan rumus sebagai berikut :
F =
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F table distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (α) = 0,01.
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Ujidua rata-rata (ujisatu pihak) dengan menggunakan rumus :
t=
̅ ̅√ ⁄ ⁄
dimana
S² =
keterangan :
t = nilai t yang dicari (t hitung)
̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan
= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1 S = variansi kelompok 2 6. Uji Hipotesis
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan melalui pendekatan statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut :
B t =
Sb
√n
Arti tanda-tanda dalam rumus :
t = Derajat peningkatan yang dicari
B = Rata-rata beda
Sb = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel
√ = Akar dari
Adapun langkah-langkah yang ditempuh ialah sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata beda
2. Menghitung simpangan baku beda 3. Mencari nilai t hitung
4. Mencari batas penerimaan hipotesis pada tabel t pada tp=0,95 dengan dkn-1
5. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Apabila t hitung berada diluar daerah penrimaan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Begitu juga sebaliknya, apabila t hitung berada didalam daerah penerimaan maka hipotesis diterima.
6. Kriteria terima hipotesis
7. Kesimpulan