• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 0900342 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 0900342 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Atletik merupakan salah satu mata pelajaran pendidkan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.

Adapun tujuan pembelajaran atletik di sekolah dimaksudkan untuk membantu siswa memperbaiki kualitas kesehatan dan kebugaran jasmani melalui pemahaman, pengembangan sikap positif, serta kemampuan gerak dasar atletik. Dalam kegiatan pembelajaran, rata-rata para guru pendidikan jasmani dalam menyampaikan materi cenderung menekankan pengembangan kemampuan individual, sementara ada cara lain yang dapat disampaikan kepada para siswa. Dimana hasilnya tidak hanya berkembang secara individu akan tetapi memiliki dampak yang lebih luas dan positif, yaitu dengan peran kelompok.

(2)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan motorik siswa sebagai dasar-dasar gerak cabang olahraga lainnya.

Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nomor jalan meliputi: jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km 2. Nomor lari dibagi lagi kedalam :

a. Lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200m, 400 m b. Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m c. Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon d. Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m

e. Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m halang rintang

3. Nomor lompat meliputi:

a. Lompat jauh gaya jongkok, melayang dan gaya berjalan di udara. b. Lompat tinggi gaya guling perut, guling sisi dan flop.

c. Lompat jangkit d. Lompat tinggi galah 4. Nomor lempar terdiri dari:

a. Tolak peluru gaya menyamping, belakang dan memutar. b. Lempar cakram

c. Lempar lembing dan d. Lontar martil.

(3)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu. Menurut Arief S. Sadiman yang dikutip oleh Rudi (2006, hlm. 106) bahwa :

Pembelajaran tidak hanya konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar dan mengajar yang tidak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dan memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Dari definisi di atas yang terpenting yaitu interaksi yang terjadi antara guru dan siswa itu harus seimbang, yakni adanya komunikasi yang selaras diantara keduanya, baik langsung maupun tidak langsung sebagai mana dikemukakan oleh Susiliana (2006, hlm. 126) yang memaparkan bahwa “tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran.” Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-tujuan itu bertingkat, berakumulasi dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya, yakni membangun manusia (siswa) yang sesuai dengan yang dicita-citakan.

(4)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akan tercapai dengan lebih mudah. Dalam hal ini apabila minat siswa dan siswi terhadap materi pelajaran atletik bisa terdeteksi, maka akan mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah.

Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik, diantaranya kurang menariknya penyajian aktivitas cabang olahraga ini oleh para tenaga pendidik atau pengajar di sekolah. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memberikan kebebasan kepada setiap anak didiknya untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pemikiran mereka. Sebaiknya guru juga memberikan kebebasan sesuai dengan sifat alami anak sehingga dalam mengembangkan kreatifitasnya, siswa tidak merasa berbeda dengan gurunya. Dikalangan para siswa, ada kesan bahwa pembelajaran atletik hanya merupakan seperangkat gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar dan lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar atletik.

Model pendeketan bermain bisa diterapkan pada pembelajaran atletik, agar siswa merasa senang dalam melaksanakan dan mengikuti pembelajaran aktivitas atletik. Misalnya dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek, guru dapat memberikan beberapa permainan yang mendekati ke arah materi sehingga murid tidak merasa bosan dan akan senang dalam melaksanakannya, dengan disisipkannya materi permainan diharapkan juga antusiasme siswa menjadi meningkat dan teralihkan rasa lelah yang dialaminya. Sehingga secara tidak langsung gerak dasar dominan dan teknik dasar dari materi pembelajaran aktivitas atletik bisa meraka lakukan dengan gembira dan tanpa paksaan dari guru.

(5)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Model pembelajaran dengan pendekatan bermain sangat disenangi oleh siswa karena dalam proses pembelajaran siswa akan merasa senang dan gembira, seperti yang dikemukakan oleh Fraliantina (2012, hlm. 16) bawa “erat kaitannya dengan perkembangan imajenasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajenasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah.” Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, guru Pendidikan Jasmani sebaiknya memberikan penjelasan mengenai peraturan dan hal apa saja yang harus mereka lakukan terlebih dahulu agar siswa dapat berimajenasi tentang permainan yang akan dilakukannya, permainan yang diberikan dapat berupa permainan tradisional ataupun jenis permainan olahraga seperti sepak bola, voli, basket yang kesemuanya disesuaikan dengan materi yang ada dalam kurikulum seperti dikemukakan oleh Syaiful, dkk. (2006, hlm. 82-84) bahwa “pendekatan memiliki kedudukan, (a) sebagai alat motivasi ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), (b) menyiasati perbedaan individual anak didik, dan (c) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(6)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si-anak atau siswa menjadi lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2003, hlm. 3) bahwa “belajar dengan bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi serta mempraktikkannya.” Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Senada dengan yang dikemukakan oleh Wahjoedi (1999, hlm. 121 ) bahwa “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”.

Berdasarkan studi pendahuluan, terdapat perbedaan minat pada siswa dan siswi kelas XI SMA Negri 9 Tangerang terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMA Negri tersebut. Minat yang lebih besar ditunjukan pada materi pembelajaran olahraga permainan seperti sepak bola dan juga volliy, sedangkan dalam pembelajaran atletik mereka menunjukan respon yang kurang serius bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha untuk tidak mengikuti materi pembelajaran. Berdasarkan kecendrungan prilaku siswa, kemungkinan faktor penerapan model pembelajaran merupakan salah satu fakor penyebab kurangnya keaktifan siswa dan siswi dalam mengikuti pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Atas dasar hal di atas, peneliti berusaha untuk menyusun skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Atletik Nomor Lari Jarak Pendek”.

B.Identifikasi Masalah

(7)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, terutama di SMA Negri 9 Tangerang. Permasalah yang ada dalam proses pembelajaran itu masih kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses belajar pendidikan jasmani, terutama pada saat materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Hal ini dikarenakan masih adanya perasaan malas dan juga enggan untuk malakukan perintah yang telah diberikan oleh guru karena materi yang diberikan dianggap kurang menarik dan terlalu membosankan.

Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu adanya serangkaian pembaruan isi materi dan bahan pengajaran, seperti adanya penambahan pendekatan bermain yang diterapkan sebelum pembelajaran inti dilaksanakan oleh para siswa dan siswi pada saat praktik di lapangan, yang dipercaya dapat membuat siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran karena berunsur gembira.

C.Rumusan Masalah

Aktivitas belajar siswa SMA Negri 9 Tangerang dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, khususnya materi atletik nomor lari jarak pendek sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah pendekatan bermain. Pendekatan bermain yang diberikan merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif selama proses pembelajaran pendidikan jasmani, yang akan berpengaruh terhadap keterampilan dan minat siswa.

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek ?”

(8)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah kurangnya minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa SMA Negri 9 Tangerang kelas XI akan dipecahkan melalui penerapan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa, penerapan pendekatan bermain bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa.

E.Tujuan Penelitian

Setiap peneliti harus mempunyai tujuan dan tujuan yang akan dicapai harus berkaitan erat dengan masalah yang dipilih. Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.”

F. Batasan Masalah

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan penulis maka penelitian ini hanya mencakup pada penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

2. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negri 9 Tangerang 3. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI SMA Negri 9

(9)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penelitian dalam sekripsi ini dilakukan di SMA Negri 9 Tangerang, yang berlokasi di Jl. H. Jali No. 9 Kelurahan Kunciran Kecamatan Pinang 5. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) 6. Intrumen penelitian ini adalah tes pengukuran menggunakan angket G. Manfaat Penelitian

1. Guru : Sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat diterapkan beberapa pendekatan sehingga siswa tidak merasakan jenuh dan bosan.

2. Siswa : Dapat merasa senang selama proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan siswa dapat menguasai dan mengembangkan keterampilan atletik, khususnya nomer lari jarak pendek.

Referensi

Dokumen terkait

Final Rendering merupakan tahap akhir dari pembuatan Video Animasi 3D pada aplikasi Adobe Premiere Pro dengan output yaitu Animasi 3D Objek Wisata Museum Budaya Watu

Total curahan jam kerja per tahun (setara HOK) per ART yang bekerja berkisar antara 75 HOK - 127 HOK atau 21 – 35 persen dari hari kerja yang tersedia, artinya terjadi

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan (Percent Cover) Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Gambar 2.2b menunjukkan

belajar siswa, 2)Mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar siswa, 3) Mengetahuiinteraksiantarametodepembelajara n

Pada data tersebut dapat dilihat, dominasi buku-buku terjemahan, baik dalam novel maupun pada komik, dari besaran jumlah terjualnya, komik sangatlah digemari oleh

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) Unit Usaha Ophir Pasaman Barat bahwa ulat api

sejarah menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan bantuan cart. Kegiatan pembelajaran ini dalam upaya membantu siswa agar mereka dapat dengan mudah

Front-end adalah aplikasi yang ditujukan oleh operator parkir dan pengguna parkir, front-end akan mengatur proses yang dibutuhkan dalam proses keluar dan masuk proses