• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1102865 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1102865 Chapter1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting untuk setiap manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa membaca, menulis, dan membuka cakrawala dunia. Secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3 lingkungan yang biasa disebut dengan tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantum pengertian pendidikan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional tersebut juga menyatakan bahwa pada intinya pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan akan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan kualitas aspek kehidupannya yang meliputi aspek finansial, sosial, keluarga, kesehatan, dan spiritual.

(2)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pancasila. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Aktivitas jasmani adalah bagian dari pendidikan jasmani, sedangkan jasmani itu sendiri melekat pada diri manusia, maka pendidikan jasmani terkait dengan eksistensi manusia.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu kelompok. Berkelompok dalam kehidupan manusia memiliki tujuan bahkan bertujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Didalam kelompoknya manusia selalu menginginkan sebuah pengakuan atas keberadaan dirinya, apabila pengakuan itu ada maka akan timbul kepercayaan diri. Menurut Lauster (2012, hlm. 4), pengertian kepercayaan diri:

Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Penjelasan dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri karena sikap positif yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan segala tantangan hidup tanpa rasa takut dan mampu menyelesaikannya sendiri tidak membandingkan dengan kemampuan orang lain. Ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri dapat dilihat dari cara memperkenalkan diri ke lingkungan baru dan kemampuan berbicara dengan orang banyak. Hal ini tidak akan sulit untuk orang yang sehat jasmani dan rohani karena tidak ada ketakutan dalam dirinya apakah akan diterima oleh lingkungan baru atau tidak.

(3)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar dari kesalahannya tersebut, menunggu sampai orang lain memuji pencapaian dirinya, menerima pujian dengan positif misalnya dengan berkata,

“Terima kasih. Saya memang telah bekerja keras untuk berhenti memakai

narkoba. Saya senang Anda menyadarinya.” Perbedaan sangat terlihat pada seseorang yang memiliki kepercayaan diri rendah adalah menyesuaikan perilaku

berdasarkan harapan orang lain terhadap dirinya, bertahan di “zona aman” karena

takut akan kegagalan dan takut mencoba hal atau tantangan baru, berusaha menutup-nutupi kesalahan dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut sebelum orang lain mengetahuinya, sering membangga-banggakan kelebihan diri di

hadapan orang lain, menolak pujian dengan berkata, “Oh, hal itu bukan apa-apa. Pada dasarnya, semua orang bisa kok mengerjakannya asal niat yang kuat.”

Kondisi ini sangat berbeda pada orang dengan HIV. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sel darah putih berfungsi mempertahankan diri dari kuman, virus, dan penyakit yang masuk kedalam tubuh dengan menghasilkan zat-zat tertentu yang disebut antibodi untuk melumpuhkan kuman, virus, dan penyakit tersebut. Setiap penyakit akan menghasilkan antibodi yang khas untuk penyakit tersebut, bahkan pada beberapa penyakit tertentu sel darah putih akan menghasilkan antibodi yang bisa melindungi tubuh seumur hidup. HIV ini menyerang sel darah putih yang merupakan bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh. Akibatnya sel darah putih berkurang dan lama-kelamaan sistem kekebalan tubuh melemah. Orang yang diketahui darahnya telah mengandung HIV disebut sebagai HIV positif (HIV+), sedangkan orang yang tidak mempunyai virus HIV dalam tubuhnya disebut sebagai HIV negatif (HIV-). Keadaan HIV+ dan HIV- ini sering disebut status HIV seseorang. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tersebut, beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.

(4)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkurang di dalam tubuh yang disebut antiretroviral atau ARV. ARV tidak dapat memberantas HIV dari seluruh tubuh, jadi tidak dapat menyembuhkan kita dari infeksi HIV.

Apabila seseorang tertular HIV (atau menjadi HIV positif) bukan berarti langsung jatuh sakit. Seseorang bisa hidup dengan HIV di dalam tubuhnya bertahun-tahun lamanya tanpa merasa sakit atau mengalami gangguan kesehatan yang berat. Lamanya masa sehat ini sangat dipengaruhi oleh keinginan yang kuat dari kita sendiri dan bagaimana kita menjaga kesehatan dengan pola hidup yang sehat (Green, 2006).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang terkena HIV positif dapat melakukan aktivitas jasmani tanpa merasakan sakit atau gangguan kesehatan yang berat sedangkan orang yang dinyatakan AIDS positif tidak bisa melakukan aktivitas jasmani seperti orang yang terkena HIV positif. Apabila seseorang terkena HIV positif tidak langsung menjadi AIDS positif tergantung dari pola hidupnya, dan ARV dapat membantu untuk menekan virus HIV yang ada di dalam tubuh. ARV tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat menekan virus HIV di dalam tubuh sehingga berkurang.

Orang dengan HIV positif tidak memiliki rasa percaya diri karena mereka merasa memiliki harapan hidup yang pendek, berpenyakit tidak lumrah, lemahnya dukungan keluarga serta kerabat dekat, dan stigma dari masyarakat yang

“dilekatkan” pada mereka. Stigma yang mengatakan bahwa mereka kelompok

pendosa, bersalah, penerima kutukan hingga azab karena mereka telah melakukan hal yang seronok dan kotor seperti berhubungan intim dengan orang yang telah terinfeksi HIV tanpa menggunakan kondom dan memakai jarum suntik bersama ketika menggunakan narkoba. Mereka juga dianggap sebagai biang penyebar virus HIV. Stigma ini bisa dimaklumi karena persepsi sempit masyarakat terhadap penyakit HIV itu sendiri, masyarakat belum teredukasi dengan baik apa itu HIV dan bagaimana penyakit ini dapat menular. HIV bukanlah penyakit menular seperti penyakit kulit, flu, atau kusta tetapi masyarakat menyangkanya demikian.

(5)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Bali meninggal di RSUP Denpasar. Tahun 1988 seorang pria warga negara Indonesia asal Manado meninggal di Bali dengan indikasi AIDS. Banyak masyarakat yang menganggap datangnya penyakit yang sangat mematikan dan sulit diobati seperti AIDS adalah peringatan dan bahkan adalah hukuman dari Tuhan akibat dosa-dosa yang diperbuat manusia. Penularan utama dari penyakit HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV, sehingga sulit untuk melakukan pencegahannya.

Menurut Irawan (1994, hlm. 61) di Indonesia beberapa penderita HIV positif diperlakukan sebagai buronan seperti wanita pekerja seks dan pecandu narkoba didesak untuk meninggalkan lingkungannya, ketakutan ini karena virus HIV dianggap sebagai penyakit yang bisa menular melalui kontak pergaulan biasa. Ketakutan masyarakat membuat orang dengan HIV positif cenderung menyembunyikan keadaannya. Irawan menambahkan bahwa pada tahun 1988, ketika catatan resmi menunjukkan adanya kasus HIV di Indonesia, ternyata

semuanya “menghilang”. Pada tahun 1993, seorang wanita dengan HIV positif di

Ujungpandang juga pernah dikabarkan melarikan diri entah kemana. Pemberitaan pada media massa juga sering bersifat sensasional. Ada berita yang mengatakan

bahwa dua orang wanita dengan HIV positif “berhasil ditemukan”, seolah-olah mereka buronan yang dikejar-kejar. Media massa cenderung memperbesar masalah ini melalui cara peliputan dan pemberitaan yang senasional sehingga menambah ketidak tahuan masyarakat atau membentuk anggapan salah kaprah tentang virus HIV.

(6)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada peningkatan penyebaran virus HIV yang semakin cepat dan meluas serta mengganggu kenyamanan masyarakat yang hidup dengan HIV negatif.

Kepercayaan diri pada diri manusia adalah modal dalam mengarungi kehidupan. Rendahnya kepercayaan diri akan berdampak pada hilangnya harapan hidup. Selain itu dengan penelitian ini, ingin diungkapkan dampak keikutsertaan penderita HIV positif dalam mengembangkan kepercayaan dirinya. Sejalan

dengan penelitian membahas tentang “Dampak Aktivitas Jasmani (Sepakbola dan

Boxing) Terhadap Pengembangan Kepercayaan Diri Pada Orang Dengan HIV

Positif Di Rumah Cemara Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah atau inventarisir masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti. Seperti yang telah diketahui bahwa orang dengan HIV positif masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena penyakit yang tidak lumrah dan penyebab virus tersebut masuk kedalam tubuh diakibatkan melakukan hal seronok seperti berhubungan intim dengan orang yang telah terkena virus HIV dan memakai jarum suntik yang terinveksi virus HIV. Selain itu stigma masyarakat yang salah kaprah tentang virus HIV sehingga membuat penderita HIV positif semakin tidak dihargai keberadaannya.

(7)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui pesan dari video tersebut tersampaikan atau sebaliknya dapat dilihat ketika komunitas non HIV diberikan informasi untuk bertanding kembali bersedia datang atau tidak.

Frekuensi latihan sepakbola dan boxing dilakukan secara rutin dengan intensitas latihan yang disesuaikan dengan kondisi orang dengan HIV positif tersebut. Peserta yang mengikuti sepakbola dan boxing merupakan orang-orang yang terkena virus HIV. Kegiatan yang diikuti adalah Homeless World Cup dan kejuaraan tinju nasional.

Menurut Lauster (dalam Ghufro & Risnawati, 2010) mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, dan toleran. Lauster mengemukakan aspek-aspek kepercayaan diri sebagai berikut:

1. Percaya pada kemampuan diri sendiri

Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya. Sehingga ia mampu sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis

Sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya.

3. Objektif

Orang yang memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau diri sendiri.

4. Bertanggung Jawab

Kesediaan orang untuk menanggung segala yang telah menjadi konsekuensinya.

5. Rasional dan Realistis

(8)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepercayaan diri dapat dikenali melalui instrumen angket tertutup. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah yang dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. HIV positif merupakan penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia sehingga masyarakat membuat stigma negatif terhadap orang dengan HIV positif.

2. Terjadinya penurunan tingkat kepercayaan diri orang dengan HIV positif disebabkan oleh stigma yang dilekatkan masyarakat pada orang dengan HIV positif.

3. Aktivitas jasmani memberikan manfaat secara fisik dan psikis yang dapat menimbulkan peningkatan kemampuan dan kepercayaan diri melalui sepakbola dan boxing.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung?

2. Bagaimana aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) mempengaruhi kepercayaan diri para penderita HIV positif?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti melalui penelitian ini adalah:

(9)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui bagaimana aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) mempengaruhi kepercayaan diri para penderita HIV positif.

E. Manfaat Penelitian

Proses dan hasil penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis memberikan masukan dan sumbangan informasi tentang orang dengan HIV positif.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang HIV positif.

c. Mengetahui hasil penelitian di lapangan secara nyata.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis hasil dari penelitian pendidikan ini bisa dijadikan pedoman untuk mengembangkan kepercayaan diri orang dengan HIV positif melalui aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing).

b. Untuk melatih dan mengembangkan keterampilan peneliti untuk melakukan penelitian pendidikan lebih lanjut.

F. Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Masalah pokok berkenaan dengan dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap pengembangan kepercayaan diri pada orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV positif di Rumah Cemara Bandung.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang dengan HIV positif yang menggunakan narkoba jenis jarum suntik di Rumah Cemara Bandung. 4. Variabel Independen yaitu variabel yang mengikat atau yang mempengaruhi.

(10)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi. Dalam hal ini variabelnya yaitu kepercayaan diri pada orang dengan HIV positif.

G. Definisi Operasional

Menurut Kerlinger (1973) teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.

1. Aktivitas Jasmani

Menurut Lutan (2001, hlm. 7) aktivitas jasmani adalah aneka gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran energi.

2. Sepak Bola

Menurut Sucipto (2000, hlm. 7) sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan diluar lapangan (outdoor) dan didalam ruangan tertutup (indoor). 3. Boxing

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) boxing atau tinju adalah kepalan tangan (untuk memukul) (http://kbbi.web.id/tinju, diakses 20 Mei 2015). Menurut Johana (2010, hlm. 93) tinju termasuk olahraga keras dengan sasaran utamanya adalah kepala dan pukulan yang mendapat nilai adalah pukulan bersih tanpa diblock, yang dilontarkan dengan disertai berat badan tanpa melakukan pelanggaran.

4. Kepercayaan Diri

(11)

Nadia Eka Putri,2015

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, dan toleran.

5. HIV

Referensi

Dokumen terkait

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT FACULTY OF LANGUAGES AND ARTS YOGYAKARTA STATE

Tidak lupa peneliti memotivasi siswa dengan pertanyaan terkait materi agar siswa mampu mengaitkan pengalaman- pengalaman yang mereka miliki dengan materi yang akan

Applying the model to test data represents step 5 in the text mining workflow. 6.2.3 GLMNet

Dalam skripsi ini penulis ingin memaparkan tentang bagaimana gambaran cara menyelesaikan masalah transshipment tidak seimbang dengan metode Least Cost sebagai

Berdasar hasil distribusi skor alternatif jawaban responden untuk indikator pengukuran variabel kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan dengan pencapaian prosentase

2 Universitas Kristen Maranatha berjalan sesuai harapan, secara efisien dan dapat memenuhi. kebutuhan perusahaan untuk

Alasan kami membuka usaha rumah makan dengan konsep ini adalah untuk memenuhi konsumen yang kebanyakan pendatang bisa menikmati banyak menu makanan yang berasal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Pulau Gag, Papua Barat terkait persepsi masyarakat pada penambangan nikel di