• Tidak ada hasil yang ditemukan

41 BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "41 BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mushola Nurul Huda 1. Sejarah berdirinya Mushola Nurul Huda

Mushola menurut arti dalam bahasa diartikan sebagai tempat sholat. Mushola dikenal pada saat zaman Rasulullah SAW. Mushola merupakan tempat ibadah agama Islam yang bangunannya kecil yang dipergunakan untuk tempat sujud, tempat berserah diri kepada Tuhan- Nya dan tempat sholat yang sedikit mendapatkan pernaungan dari sinar matahari.1 Nama lain dari Mushola yaitu langgar, surau dan lain sebagainya yang memiliki fungsi yang sama yaitu tempat yang digunakan untuk melaksanakan sholat 5 waktu. Adapun hal yang membedakannya yaitu ukurannya, masjid lebih besar sedangkan mushola lebih kecil. Kemudian mushola tidak dapat digunakan untuk sholat jumat dan I’tikaf, sedangkan masjid bisa. Ketika memasuki masjid seseorang disunahkan untuk melaksanakan sholat sunnah tahiyatul masjid dan orang-orang yang memiliki hadas besar seperti haid, tidak diperbolehkan untuk memasuki masjid. Aturan tersebut tidak berlaku untuk mushola.

Selain digunakan untuk sholat 5 waktu, mushola juga bisa digunakan untuk anak-anak, orang dewasa bahkan lansia untuk belajar ilmu agama dan sebagai tempat musyawarah serta dapat merayakan hari-hari besar Islam. 2

Mushola Nurul Huda berdiri sejak tahun 1995. Di tahun 1995, masyarakat dukuh Blingi Desa Sukorejo belum begitu paham dengan ilmu agama. Pada saat itu, tempat ibadah di desa tersebut sangatlah kecil, dan tidak bisa digunakan orang terlalu banyak.3 Semakin hari popularitas masyarakat desa ini semakin banyak. Oleh

1 Syahidin, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, (Bandung :Alvabeta, 2003) 19

2 Syamsul Kurniawan, “Masjid dalam Lintas Sejarah Umat Islam”, Jurnal Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studies, 4 (September,2014), hlm 177.

3 Wawancara Bapak Bunari, pada tanggal 13 Februari 2022 pukul 07.00

(2)

42

karena itu banyak juga warga yang ingin beribadah di masjid. Namun terkendala oleh kondisi dimana masjid yang tidak terlalu besar, sehingga banyak warga yang tidak bisa beribadah di masjid. Apalagi jika Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha datang, para warga yang tidak kebagian sholat di dalam masjid, mereka menggunakan alas berupa tikar yang digunakan untuk beribadah di depan masjid atau sebelah masjid. 4

Mushola Nurul Huda di didirikan oleh Bapak Bunari, Bapak Suwiji dan dibantu oleh para warga sekitar untuk membangun tempat ibadah berupa mushola yang lokasinya strategis dan mudah dijangkau oleh para warga yang rumahnya jauh dari masjid. Mushola Nurul Huda dibangun dengan menggunakan dana yang ada. Pada tahun 1995 sampai 2004 mushola ini hanya berupa kayu atau dalam bahasa jawanya “gedek” dan masih sangat sederhana. 5

Tahun demi tahun, mushola ini mendapat bantuan dari para donator atau orang-orang yang berdonasi untuk membangun mushola agar lebih layak lagi untuk digunakan dan lebih nyaman digunakan untuk tempat ibadah maupun tempat mengaji. Dengan dana yang begitu minimalis, mushola ini di dirikan dan beberapa warga juga memberikan bantuan berupa materi maupun material.

Tujuan di dirikannya Mushola ini yaitu agar para jamaah yang rumahnya jauh dari masjid bisa beribadah bersama di Mushola dan masyarakat yang ingin belajar agama lebih mudah datang ke mushola yang dekat dengan tempat tinggalnya. 6

2. Struktur organisasi Mushola Nurul Huda Penasehat : Hj Suwiji

Ketua Umum : Muhammad Sahal Bunari Sekretaris : Nurlaila

4 Wawancara Bapak Bunari, pada tanggal 13 Februari 2022 pukul 07.00

5 Gedek adalah bangunan yang terbuat dari bambu yang dianyam rapi yang digunakan untuk pelapis rumah, dinding rumah hingga langit-langit rumah.

6 Wawancara Bapak Bunari, pada tanggal 13 Februari 2022 pukul 07.00

(3)

43

Bendahara : Ramadhani

Seksi Keagamaan : Wafaa Miftahul Afi Seksi Keamanan : Muhammad Cahyo Seksi Perlengkapan : Martono

Seksi Kebersihan : Winarno7

3. Kondisi Obyektif Mushola Nurul Huda

Mushola Nurul Huda terletak di dukuh Blingi desa Sukorejo KecamatanTunjungan Kabupaten Blora.

Mushola Nurul Huda tepat di dukuh Blingi RT 03 RW 05.

Mushola ini berada di antara rumah para warga dengan lokasi yang strategis, sehingga mudah di jangkau para warga dukuh Blingi maupun orang luar yang ingin menunaikan ibadah sholat. Mushola ini dilengkapi dengan perlengkapan sholat seperti mukenah, sajadah dan lain sebaginya. Adapun luas mushola 7x10 meter dan tinggi 3 meter. Mushola ini juga memiliki 2 lemari kusus untuk buku keagamaan, alquran, kitab-kitab dan lain sebagainya.Mushola ini juga dilengkapi kamar mandi dan tempat untuk wudhu. Mushola ini memiliki pembatas antara kaum jamaah laki-laki dan kaum jamaah perempuan. Disamping kiri terdapat 1 kipas angina untuk jamaah perempuan dan sisi tengah 1 kipas angin untuk jamaah laki-laki. Paling depan mushola terdapat 1 tempat imam dan disebelahnya terdapat pengeras suara yang biasa disebut Mic tau speaker yang digunakan untuk adzan, pujian, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan kondisi mushola masih sangatlah baik dan layak untuk digunakan, namun ada beberapa lantai yang sudah pecah dan rusak sehingga masih ada yang harus diperbaiki.8

B. Deskriptif Data

1. Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Religisuitas Jamaah Lansia Di Mushola Nurul Huda

Pembimbing agama merupakan seseorang yang memberikan bantuan terhadap individu secara berkala

7 Wawancara Bapak Bunari, pada tanggal 13 Februari 2022 pukul 07.00 AM

8 Observasi oleh Penulis, pada tanggal 20 Februari 2022, pukul 09.00 AM

(4)

44

yang memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan dirinya untuk menjadi lebih baik lagi secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkannya. 9 Faktor yang melatarbelakangi adanya peran pembimbing agama yaitu untuk dapat memberikan pengetahuan keagamaan para jamaah di Mushola Nurul Huda, memberikan semangat dalam beribadah, memperdalam ilmu agama, meningkatkan pengetahuan, wawasan keagamaan serta dapat memberikan energy positif dalam kehidupan sehari- hari. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Bunari selaku pembimbing keagamaan yaitu pentingnya ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT, kewajiban-kewajiban seorang muslim yang wajib dikerjakan seperti sholat 5 waktu disertai amalan-amalan sunnah lainnya. Karena di Mushola Nurul Huda mayoritas jamaah adalah bapak-ibu yang sudah berumur maka bimbingan keagamaan diberikan banyak tentang sholat, zakat dan kewajiban yang lainnya. Dakwah dilakukan dengan cara halus dan tidak memaksa agar mereka mampu mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama dengan dasar-dasar nilai ke Islaman kepada para jamaah lansia di Mushola Nurul Huda.10

Dari penjelasan diatas, dalam memberikan suatu bimbingan seorang pembimbing agama menggunakan cara yang baik, seperti berbicara dengan bahasa halus, sopan dan santun. Menyampaikan dengan cara ramah, dengan tujuan agar para jamaah lansia memahami isi atau ajaran-ajaran ilmu agama yang disampikan. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa, faktor yang melatarbelakangi adanya peran pembimbing agama kepada jamaah di Mushola Nurul Huda yaitu banyaknya para jamaah belum begitu memahami tentang bagaimana tata cara sholat yang baik dan benar yang sesuai dengan syariat agama. Para jamaah juga masih ada beberapa yang belum mengetahui apa saja kewajiban dan larangan Allah SWT. Dalam memberikan bimbingan keagamaan dan meningkatkan

9 Bunari, wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 7.00 PM

10 Bunari, wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 7.00 PM

(5)

45

religiusitas jamaah lansia di Mushola Nurul Huda bukanlah sesuatu yang mudah. Pembimbing Agama mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memberikan suatu bimbingan dan sebagai pengarah bagi para jamaah yang belum begitu paham tentang ilmu agama. Di masa lanjut usia atau lansia banyak diantara mereka yang masih perlu bimbingan terutama dalam sholat 5 waktu, tata cara wudhu yang baik dan benar dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suwiji yaitu:

“Jaman dahulu sebelum ada mushola ini, saya dan temen-temen lain ngajinya di desa sebelah mbak, lumayan jauh jalan kaki juga, orang dahulu itu semangatnya ngaji besar sekali, semangat mencari ilmunya juga besar, namun setelah adanya mushola ini saya dan juga pembimbing agama lainnya memberikan bimbingan keagamaannya disini, biar memudahkan mereka juga. Dulu bukan hanya para lansia saja yang ikut, semua dari kalangan ada, anak-anak,remaja,dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, mbah-mbah dan lain-lain.

Terus jadi jarang aktif yang anak mudanya karena sibuk sekolah katanya, jadi sekarang hanya ada jamaah lansia saja begitu mbak”11

Berdasarkan pengamatan penliti dan wawancara dengan jamaah Mushola Nurul Huda, pelaksanaan bimbingan keagamaan dilakukan empat kali dalam seminggu. Setiap hari senin,kamis,jumat dan minggu.

Pelaksanaan bimbingan keagamaan diisi oleh Bapak Bunari dan beberapa ustad lainyya yang mengisi kegiatan keagamaan.

Adapun materi yang disampaikan yaitu sesuai dengan apa yang di alami oleh para jamaah lansia. Materi yang disampaikan setiap hari selasa adalah materi tentang akhlak atau suatu kepribadian dan materi tentang sholat, puasa atau biasa disebut dengan ilmu fiqih. Untuk hari

11 Wawancara Ustadz Suwiji , pada tanggal 26 Februari 2022 pukul 11.00 AM

(6)

46

jumat sendiri materi keagaamaannya yaitu tentang kenabian atau sejarah nabi. Kemudian untuk hari kamis adalah membaca yassiin dan tahlil serta hari minggu adalah membaca dziba’ atau al-berjanji. Namun disamping hal itu, pembimbing juga mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi di masyarakat. Pembimbing agama selain memberikan bimbingan keagamaan juga menjadi panutan jamaah sebagai motivator religius,dai yang dapat mengaktualisasikan segala pengetahuan tentang ke-Islaman dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kaidah ajaran Islam.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh penulis di Mushola Nurul Huda dengan pembimbing agama membahas tentang materi seputar ibadah dan akhlak. Di usia yang semakin bertambah, pembimbing agama mengajarkan kembali tentang tata cara sholat dengan baik benar. Kegiatan ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan para lansia, yang dahulunya tidak bisa sholat dengan baik, sekarang sudah bisa melakukan ibadah sholat dengan baik dan benar. Dahulu yang wudhunya belum sempurna, setelah mengikuti kegiatan keagamaan, para jamaah lansia dapat melakukan wudhu dengan sempurna. Disamping itu pembimbing agama juga menyampaikan tentang materi akhlak yang berisi tentang bagaimana seseorang bersikap baik dan benar dengan Tuhan-Nya maupun dengan manusai lain. Efek dari kegiatan keagamaan ini adalah para lansia semakin memahami tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, misalnya mengerti apa itu tujuan hidup yang sebenarnya yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Hubungan manusia dengan manusia lainnya yaitu saling tolong menolong satu sama lain, saling menghormati, saling menghargai dan saling menyayangi satu sama lain.

Pada hari Jumat materi yang diberikan adalah tentang kenabian. Tujuan dari kegiatan ini agar para jamaah lansia memahami tentang sejarah kenabian, sifat- sifat tauladan nabi-nabi pada zaman dahulu. Efek dari kegiatan ini para jamaah lansia dapat mencontoh sifat- sifat atau suri tauladan nabi seperti bersikap jujur,

(7)

47

amanah, saling tolong menolong, ramah dan tidak sombong.

Pada hari kamis malam Jumat kegiatan keagamaan yang diberikan oleh Pembimbing Agama adalah membaca Yasiin dan Tahlil. Ada beberapa para lansia yang belum bisa membaca Al-Qur’an oleh karena itu pada hari Kamis pembimbing agama memberikan contoh tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Efek dari kegiatan keagaamaan ini sangatlah dirasakan oleh para jamaah lansia yaitu diataranya para jamaah lansia dapat membaca Al-Qur’an dengan lebih baik lagi, dalam artian panjang, pendeknya bacaan tersebut dan mereka juga mengerti hukum-hukum tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Hal ini diungkapkan oleh Mbah Sutiyem yaitu

“Sejak ikut kegiatan ini mbah kalo dirumah juga biasanya nyalakan radio untuk mendengar ceramah-ceramah agama, mbah juga membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari walaupun sebentar karena semakin tua penglihatan mbah semakin kurang jelas mbak, kadang mbah kalau pagi sering bangun dan melaksanakan sholat tahajud dan sering melakukan sholat sunnah juga”12

Dari pernyataan mbah Sutiyem peneliti dapat menyimpulkan bahwa semenjak mbh Sutiyem mengikuti kegiatan keagamaan ini, Mbah Sutiyem semakin rajin mendengarkan ceramah-ceramah di radio kalau beliu sedang di rumah, beliau juga sering melakukan sholat tahajud dan sholat sunnah lainnya. Disamping itu beliau juga menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an walaupun hanya beberapa surah karena keadaan fisiknya yang semakin menurun.

Kemudian pada hari Ahad kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para jamaah lansia yaitu membaca

12 Wawancara Mbah Sutiyem , pada tanggal 2 Maret 2022 pukul 10.00 AM

(8)

48

dziba’ dan al-berjanji. Tujuan dari kegiatan ini agar para jamaah lansia dapat selalu mengingat baginda Nabi Muhammad SAW.

Selain materi ibadah dan akhlak, pembimbing agama juga memberikan materi tentang permasalahan yang biasa dihadapi oleh orang yang sudah lanjut usia.

Adapun permasalahan yang dihadapi seorang lanjut usia yaitu menurunnya kondisi fisik dan psikis seperti menghadapi kesedihan akibat ditinggal pasangannya serta masalah lainnya. Seorang pembimbing agama memberikan bimbingan tentang permasalahan tersebut dengan cara memberikan motivasi, semangat agar lebih kuat dan lebih semangat lagi menjalani kehidupan. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Bunari selaku pembimbing agama yaitu

“Semua manusia akan mati, tinggal nunggu kapan giliran untuk dijemput ajalnya. Mungkin saat ini kita kehilangan beberapa orang yang kita sayang itu wajar karna semua makhluk hidup akan mati dan kelak giliran anda yang dijemput oleh sang maha kuasa. Maka dari itu siapkan bekal lebih banyak yaitu sholat 5 waktu lebih tekun, tepat waktu dan melakukan amalan- amalan seperti membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, bersedakah dan amalan-amalan yang bisa mempermudah kita semua di akhirat nanti”13

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang lanjut usia yang memilki kesulitan hidup atau kehilangan semangat hidup akibat kehilangan pasangan diberikan bimbingan materi tentang kematian. Karena pada dasarnya semua makhluk hidup akan mati.

Kesedihan ditinggal oleh pasangan atau orang yang dicintai itu wajar, namun tidak boleh terus menerus larut dalam kesedihan. Pentingnya melanjutkan kehidupan selanjutnya dengan memperkuat iman kepada Allah,sholat

13 Bunari, wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 7.00 AM

(9)

49

5 waktu, memperbanyak membaca Al-Qur’an dan memperbanyak sedekah.

Contoh permasalahan yang dihadapi oleh para lansia seperti pertanyaan dari salah satu jamaah bernama Mbah Tarmini yaitu:

“Bagaimana hukumnya sholat dengan duduk, karena kaki sedang sakit dan kondisi fisik yang menurun ? “14

Bapak Bunari menjawab pertanyaan yang diberikan oleh jamaah dan jawaban beliau cukup memahamkan.

Adapun jawaban beliau terkait pertanyaan tersebut adalah:

“Dalam Ajaran Islam sholat dengan keadaan duduk diperbolehkan dengan alasan apabila seseorang tidak mampu untuk berdiri atau apabila dipaksakan untuk berdiri kondisi tubuh semakin memburuk”

Dari penjelasan diatas sholat dalam keadaan duduk diperbolehkan dengan suatu alasan tertentu, misalnya ada beberapa anggota tubuh yang sakit dan apabila dipaksa untuk sholat dengan berdiri akan semakin memburuk keadaanya. Dalam Islam juga apabila tidak mampu untuk duduk bisa dilakukan dengan cara tidur terlentang. Oleh karena itu seseorang yang belum bisa melakukan sholat dengan berdiri bisa dengan cara duduk dan apabila tidak mampu untuk duduk bisa dengan tidur. Kemudian apabila tidak bisa sholat dengan berdiri, duduk, tidur bisa dengan menggunakan isyarat.15

Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan dari pembimbing agama sangatlah memahamkan jamaah. Selain menggunakan bahasanya sendiri, pembimbing agama juga menganut madzhab- madzhab yang dianut dan sesuai dengan dasar agama

14 Tarmini, wawancara oleh penulis 11 Februari 2022, Pukul 19.00 AM

15 Bunari, wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 7.00 PM

(10)

50

Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Karena pada dasarnya permasalahan ini sangatlah umum dialami oleh para jamaah lansia, mengingat kondisi fisik yang semakin hari semakin menurun. 16

Selain jadwal kegiatan diatas, Pembimbing Agama memberikan materi sholat disela-sela jadwal kegiatan berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bunari yaitu:

“Biasanya saya memberikan pengetahuan dan praktik sholat, gerakaan-gerakan sholat, tata cara wudhu dan lain sebagainya disela-sela jadwal kegiatan. Misalnya setelah kegaiatan berjanjen atau malam yassin dan tahilan. Saya juga sering memberitahui untuk selalu menyempatkan sholat sunnah. Terutama sholat sunnah rowatib,sholat sunnah witir, sholat sunnah dhuha dan sholat sunnah tahajud. Apalagi sholat sunnah qobliyah subuh yang memiliki keutamaan yaitu lebih baik dari dunia dan seisinya.”17

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bunari dapat peneliti simpulkan bahwa Pembimbing Agama memberikan bimbingans holat di sela-sela jadwal kegiatan. Tujuannya yaitu memberikan pengetahuan para lansia tentang tata cara sholat yang benar, gerakan- gerakan yang belum sempurna dan wudhunya yang belum sempurna. Pembimbing Agama juga sering memberikan pengetahuan bahwa para jamaah lansia agar selalu melaksanakan sholat-sholat sunnah. Seperti sholat sunnah dhuha, tahajud, sholat sunnah witir, dan sholat sunnah qobliyah subuh yang memiliki keutamaan yang banyak yaitu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Selain aktif mengikuti kegiatan keagamaan di Mushola Nurul Huda, para jamaah lansia juga aktif dalam kegiatan di Masjid Al-Ikhlas yang ada di Dukuh Blingi desa Sukorejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora.

Setiap sebulan sekali masyarakat dukuh Blingi

16 Bunari, wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 17.00 PM

17 Bunari, wawancara oleh penulis 17 Februaru 2022, Pukul 19.00 PM

(11)

51

mengadakan acara manaqiban yang dapat diikuti oleh seluruh warga dukuh Blingi baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Kegiatan manaqiban ini bertujuan untuk mengingat kembali rahmat Allah atau bentuk rasa syukur seorang hamba terhadap Pencipta-Nya yang telah memberikan rezeki yang berupa kesehatan, harta benda dan lain sebagainnya. Kegiatan manaqiban ini dipimpin oleh pembimbimbing agama yang memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara seorang untuk bersyukur kepada sang Pemberi yaitu Allah SWT. Seperti yang di ungkapkan oleh mbah Yati yaitu:

“Mengikuti manaqiban di masjid memiliki manfaat besar mbk, kalau manaqiban biasanya disuruh bawa jajan seikhlasnya atau dibuat jadwal siapa yang masak buat manaqiban, jadi itung- itung sedekah dan menambah rasa syukur kita terhadap rezeki yang Allah kasih. Seperti panen padi yang melimpah, diberikan kesehatan agar bisa menjalankan kehidupan sehari-hari begitu mbk”18

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa para jamaah lansia selain ikut kegiatan jamaah di Mushola Nurul Huda juga mengikuti kegiatan Manaqiban yang dilakukan setiap 1 bulan sekali di Masjid Al-Ikhlas.

Tujuan kegiatan ini menjadi sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dengan cara gemar bersedekah, saling tolong menolong antar sesama manusia.

Kemudian untuk para jamaah lansia juga aktif mengikuti acara tahlilan,yasinan di rumah orang yang meninggal ketika salah satu di desanya ada orang yang meninggal. Selain itu setiap satu bulan sekali di hari Jum’at Legi di Masjid Al-Ikhlas para ibu-ibu juga mengikuti kegiatan rutinan pengajian yang dipimpin oleh

18 Wawancara Mbah Yati, pada tanggal 12 Maret 2022 pukul 20.00 PM

(12)

52

ustadz atau uztaszdah dari luar desa atau kota.19 Seperti yang dikatakan oleh Ustadzah Sugiharti yaitu:

“Jadi kami semua warga dukuh Blingi setiap bulannya kami rutin mengadakan kegiatan rutinan atau biasa disebut pengajian jumat legi yang biasanya diisi oleh ustadzah dari luar namanya Ustadzah Siti Aminah. Acara tersebut berisi membaca yasiin, tahlil dan arisan yang diikuti ibu-ibu di dukuh Blingi ini. Acara ini bertujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan lebih tentang agama mbk. Efek kegiatan ini para jamaah lansia menjadi lebih paham agama misalnya apabila melakukan sesuatu disertai dengan doa, rasa tolong menolong yang besar, bersikap baik misalnya jujur dan lain-lain”20

Dari penejalasan diatas peneliti dapat menyimpulkam bahwa setiap 1 bulan sekali ibu-ibu mengadakan pengajian Jum’at Legi. Pengajian ini terdiri dari berbagai rangkaian acara seperti membaca Surah Yasiin, Tahlil dan ada arisan juga. Pengajian ini dipimpin oleh ustadzah dari luar desa. Ustadzah yang biasa mengisi kegiatan ini adalah Ustadzah Siti Aminah. Kegiatan ini bertujuan agar selain keperluan ibu-ibu arisan, juga agar mendapat ilmu agama dari Ustadzah yang mengisi kegiatan tersebut.

Metode dakwah adalah cara-cara dalam berdakwah yang digunakan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai tujuan berdasarkan hikmah dan kasih sayang.21 Kemudian, metode yang digunakan dalam memberikan suatu bimbingan keagamaan, seorang pembimbing agama menggunakan metode langsung, yaitu dengan cara bertemu dengan dan melakukan komunikasi secara langsung dengan jamaah.metode adalah salah satu cara

19 Sugiharti, wawancara oleh penulis 15 Februaru 2022, Pukul 19.00 PM

20 Sugiharti, wawancara oleh penulis 15 Februaru 2022, Pukul 19.00 PM

21 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : Rajawali Press) hlm 61

(13)

53

yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Adapun metodenya yaitu sebagai berikut.

Metode Bil-Hikmah adalah metode yang diartikan sebagai penyeruan, atau pengajakan dengan cara bijak, filosofis, argumentative dengan adil serta penuh kesabaran dan ketabahan yang sesuai dengan risalah al- nubuwwah dan ajaran Al-Qur’an atau wahyu illahi.

Dengan artian pembimbing agama mengajak para jamaah untuk berbuat baik dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan perbuatan baik.

Metode Al-Mauidzah al-Hasanah adalah suatu metode yang diartikan sebagai pelajaran dan nasihat yang baik dengan cara tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi), penejalasan, contoh, arahan dan pencegahan secara halus. Dalam memberikan suatu bimbingan, pembimbing agama akan memberikan pelajaran, nasihat serta motivasi kepada jamaah dengan sopan, halus dan tidak memaksa.

Metode Al-Mujadalah al-ahsan adalah suatu metode melalui suatu bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara terbaik, sopan, santun, tidak menyinggung, saling menghargai serta tidak arogan.22 Pembimbing agama menggunkan metode ini ketika mengadakan diskusi membahas suatu hal, kemudian para jamaah diskusi untuk memberikan jawaban mereka atau pendapat mereka. Kemudian ada metode dakwah bi qalam ialah suatu metode yang bertujuan menyampaikan pesan dakwah yang bersumber dari majalah, jurnal, internet, koran dan lain-lain. Karena metode ini berisi tentang menyampaikan pesan dakwah maka tulisan-tulisan dari sumber tersenut berisi tentang amar ma’ruf dan nahi mungkar. Metode ini memiliki beberapa kelibihan diantaranya suatu tulisan yang terdapat dari sumber tersebut tidak dibatasi dan bisa dibaca di mana saja apalagi dengan teknologi yang semakin canggih dan

22 Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung, Pustaka Setia, 2002), cet 1 hlm 78-82

(14)

54

modern. Sebuah gagasan akan menjadi riil dan kongkris apabila di jelaskan dan tidak hanya diucapkan.23

Namun kekurangan dari metode ini adalah terletak pada jamaahnya, karena para jamaah lansia, tidak begitu paham dengan internet. Oleh karena itu pembimbing agamalah yang dapat memberikan suatu bimbingan yang bersumber dari internet kemudian disampaikan oleh para jamaah lansia di Mushola Nurul Huda. 24

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Religiusitas Jamaah Lansia Di Mushola Nurul Huda.

Dalam melakukan bimbingan agama, seorang pembimbing agama memiliki faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung dalam melakukan bimbingan keagamaan dalam meningkatkan religiusitas jamaah lansia adalah Para jamaah lansia bersedia mengikuti bimbingan keagamaan yang dilakukan 4 kali dalam seminggu,Para jamaah mampu memahami apa yang disampaikan oleh pembimbing agama dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, para jamaah dapat membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan lainya, semangat dan rasa keingintahuan para jamaah dapat memudahkan pembimbing agama serta para jamaah lansia yang ingin belajar agama Islam.

Kemudian adapun faktor penghambat peran pembimbing agama dalam melakukan bimbingan agama adalah kurangnya pembimbing agama dalam melakukan bimbingan agama, sulit mengatur waktu dalam membimbing agama karena ketika siang digunakan untuk bekerja dan kegiatan lainnya, kemudian malamnya ada kegiatan lain sehingga beberpa pertemuan diliburkan.

Para jamaah lansia juga terkadang memiliki kendala seperti sakit, bekerja sampai menginap dan kegiatan lainnya. 25

23 Bunari , Wawancara oleh penulis, pada tanggal 25 Februari Pukul 15.00 PM

24 Bunari, Wawancara oleh penulis 15 Februari 2022, Pukul 18.00 PM

25 Wawancara Bapak Bunari, pada tanggal 11 Februari 2022 pukul 07.00

(15)

55

C. Analisis Data

1. Analisis Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Religiusitas Jamaah Lansia Di Mushola Nurul Huda.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran merupakan suatu sikap, tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat.26 Peran memiliki suatu arti sebuah kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang diperankan oleh seseorang atau diperagakan, dipermainkan yang memiliki suatu status sosial atau kedudukan dalam berorganisasi.

Peran menurut terminology adalah sekumpulan tingkah laku yang diharapkan oleh orang yang berkehidupan di masyarakat. Dalam Bahasa Inggris peran disebut “role” yang definisinya yaitu “person‟s task or duty in undertaking”. Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan”. Peran diartikan sutu tingkah laku yang dapat diharapkan yang dimiliki seseorang di kehidupan bermasyarakat.

Sedangkan peranan merupakan suatu hal atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu kejadian.27

Peran adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi, lembaga atau instansi. Biasanya peran di suatu lembaga taau organisasi, dilakukan dengan sesuai dengan aturan dan ketetapan yang memiliki tujuan dan fungsi dari lembaga tersebut. Ada 2 macam peran yaitu peran yang diharapkan (expected role) dan peran yang dilakukan (actual role).

Dari macam-macam peran tersebut memiliki faktor pendukung dan penghambat.

Peran menurut Koentrajaningrat, memiliki pengertian tingkah laku yang memutuskan suatu kedudukan tertentu, dengan demikian konsep peran menunjuk kepada perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status/posisi tertentu dalam organisasi atau system. Adapun dalam buku Soerjono

26 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utomo, 2014)

27 Syamsir, Torang, Organisasi & Manajemen ( Perilaku, Struktur, Budaya

& Perubahan Organisa si), Bandung : Alfabeta, 2014), hlm,86.

(16)

56

Soekanto yaitu “ peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat”. 28

Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran adalah sautu hal yang diharapkan banyak orang dalam suatu sikap dan tingkah laku di dalam berorganisasi atau lingkungan masyarakat yang memiliki kedudukan dan status sosial. Apabila dihubungkan dalam penelitian ini peran ini sangat penting karena memiliki suatu kewajiban dalam menyampaikan serta bertanggung jawab dalam memberikan suatu ilmu dalam membimbing agama .

Peran pembimbing agama sangatlah penting dalam pendampingan memberikan bantuan terkait pembelajaran agama. Peran pembimbing agama tidak hanya mengkoordinir kegiatan jamaah, namun juga harus bisa membentuk periaku jamaah yang lebih religius.

Peran pembimbing agama sangatlah penting, bukan sekedar sebagai membimbing agama tetapi juga sebagai panutan, pemimpin agar masyarakat lebih hidup rukun dan seorang lanjut usia semakin bertambah usia semakin bertambahnya religiusitas agar hidup menjadi aman, damai dan sejahtera. Dalam bahasa Indonesia,

“pembimbing” menurut bahasa berarti “pemimpin” atau

“panutan”. Kata tersebut dapat diambil dari kata

“bombing” yang artinya “pimpin” atau “tuntun”, kemudian diberi awalan “pe” menjadi pembimbing yang artinya “yang menyebabkan sesuatu menjadi tahu”.

Kalimat ini memiliki arti “seseorang” yang memberikan suatu bimbingan, arahan atau panutan. Sedangkan bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance’

yang mempunyai arti menunjukkan, menuntun, membimbing, dan membantu.29

Miller I. Djumhur dan Moh Surya, mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu yntuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk

28 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : Balai, 1998), hlm 667

29 Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta : Cipta Press,2002) hlm 78

(17)

57

melakukan penyesuaian diri atau adaptasi secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.30

Prayitno yang dikutip oleh Hamdani, mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan oleh seseorang yang ahli kepada seseorang yang membutuhkan bantuan baik individu maupun kelompok, baik itu anak-anak, orang dewasa, tua maupun dewasa yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya sendiri serta mandiri berdasarkan norma-norma yang berlaku.31

Dari berbagai definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembimbing adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mana mereka memberikan proses bimbingan berupa bantuan baik individu maupun kelompok yang dilakukan secara berkala yang bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai yang diharapkannya.

Adapun secara umum tujuan bimbingan adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Tujuan khusus sebagai berikut :

a. Membantu individu dalam menyelesaikan masalah b. Membantu individu dalam mengembangkan dan

memelihara situasi dan kondisi yang baik, agar tidak menjadi sumber masalah baik diri sendiri maupun orang lain

Peran seorang pembimbing agama yaitu melaksanakan koordinasi bimbingan keagamaan, merangsang, mendidik jamaah agar lebih memahami dan lebih mengerti pelaksaaan progam bimbingan dan melaksanakan kegitan yang bersifat khusus pada saat tertentu. Tugas pembimbing agama di Mushola Nurul Huda tidak hanya bimbingan resmi yang diadakan setiap minggunya, namun beliau juga membuka ruang untuk para jamaah yang ingin konsultasi mengenai

30 Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Bandung : CV Pustaka Setia,2012) hlm 79-80

31 Prayitno, Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil)( Padang :Ghalia Indonesia 2003) hlm 45

(18)

58

permasalahan pribadi atau permasalahan yang khusus.

Tugas pembimbing agama harus memiliki persyaratan yang khusus, antara kematangan jiwa dan bekal ilmu pengetahuan yang mumpuni dan keimanan yang tangguh serta berkemampuan menjadi Uswatun Khasanah.

Contohnya sesuai dengan norma-norma ajaran agama, baik di lingkungan pribadi maupun di masyarakat. Dalam wawancara peneliti, seseorang pembimbing agama memiliki tugas berat, bukan hanya memimpin, mengarahkan dan membantu tetapi juga bertanggumh jawab penuh baik dunia dan diakhirat. Pembimbing agama sebagai panutan bagi masyarakat sekitar, sebagai suri tauladan bagi semua orang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian religiusitas didefinisikan dalam beberapa istilah yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, yaitu 1) Religi (kata benda kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan akan adanya kekuatan, kepercayaan (animism dan dinamisme) agama. 2) Religius (kata sifat), bersifat keagamaan, yang bersangkut-paut dengan religi.32

Mangunwija berpendapat bahwa pengertin religiusitas adalah suatu aspek yang sudah dihayati oleh individu di dalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap personal. Hal ini juga serupa diungkapkan oleh Glock & Stark mengenai religiusitas yaitu sikap keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi agama ke dalam diri seseorang.33 Menurut Madjid religiusitas adalah tingkah laku manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban alam atau alam gaib, yaitu kenyataan-kenyataan supra- empiris34.

Mushola Nurul Huda merupkan mushola yang aktif dalam memberikan bimbingan keagamaan bagi

32 Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,1998) hlm 84

33 Mangunwijaya, Sastra Dan Religiositas (Jakarta : Penerbit Sinar Harapan 1982) Hlm 98

34 Majid 1992 islam kemoderenan dank e-indonesiaan bandung mizan pustaka

(19)

59

jamaah lansia. Sebernarnya bukan hanya lansia saja, jamaah umum juga bisa mengikuti kegiatan bimbingan keagamaan ini. Namun, dikarenakan dari awal para jamaah sebagian besar dari seorang lansia. Bimbingan keagamaan ini dilakukan secara langsung. Bimbingan keagamaan ini dilakukan setiap seminggu 2 kali, seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Bunari selaku petugas bimbingan keagamaan mengungkapkan bahwa adapun system yang dilakukan dengan cara metode ceramah dan metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk memudahkan para jamaah lansia mampu memahamai lebih cepat dan mengerti apa yang dimaksud dalam bimbingan tersebut. Para jamaah lansia mendengarkan dan menyimak apa saja yang dijelaskan oleh pembimbing agama. Dengan cara inilah kegiatan dapat dilakukan secara efektif karena para jamaah bisa mendengarkan dan memberikan pertanyaan apabila para jamaah lansia belum memahami materi tersebut. 35

Dari deskripsi data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan kegiatan keagamaan sangat dirasakan manfaatnya oleh para jamaah lansia diantaranya

1. Dimensi Keyakinan

Para jamaah yang dulunya tidak begitu paham tentang keyakinan terhadap Tuhannya, kini setelah mengikuti kegiatan kagamaan sangat berpengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya lebih yakin terhadap Tuhannya yaitu Allah SWT, melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya. Beberapa bentuk rasa yakin terhadap Allah Swt adalah diberikan ketenangan hati. Hati terasa lebih tenang apabila mengimani Allah dan tidak mudah digoyahkan oleh syetan atau nafsu jahat dan segala hal yang menyesatkan. Bentuk keyakinan lainnya seperti menjalankan sholat wajib 5 waktu dan dilengkapi dengan sholat-sholat sunnah seperti contoh sholat witir, dan sholat sunnah rowatib serta

35 Bapak Bunari,Wawancara oleh penulis , 25 Februari 2022, Pukul 19.00 PM

(20)

60

bersedekah. Upaya lain seperti menjalankan rukun Islam salah satunya yaitu puasa di hari Ramadhan dan apabila diberikan harta dan mampu bisa berkurban di Hari Raya Idul Adha.

2. Dimensi Praktik Agama

Sebelum mengikuti kegiatan keagamaan, para jamaah lansia belum mengerti tata cara wudhu yang baik dan benar. Dalam mengerjakan sholatpun masih sepengetahuan para jamaah saja, namun semenjak mengikuti kegiatan keagamaan yang diberikan oleh pembimbing agama, para jamaah lansia dapat melakukan dengan baik. Seperti tata cara rukuk, sujud dan gerakan sholat yang benar lainnya.

Kemudian semenjak pembimbing agama memberikan bimbingan keagamaan, para jamaah semakin memahami tata cara sholat dengan baik dan benar yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Para jamaah dalam melakukan sholat 5 waktu lebih memilih untuk berjamaah karena pembimbing agama dalam kegiatan keagamaan memberitahu bahwa sholat berjamaah pahalanya lebih besar daripada sholat yang dilakukan seorang sendiri.

Selain wudhu, sholat para jamaah juga yang dulunya tidak bisa membaca Al-Qur’an sama sekali semenjak mengikuti kegiatan keagamaan para jamaah lansia dapat membaca Al-Qur’an walaupun masih ada beberapa jamaah lansia yang belum lancar dalam membacanya.

3. Dimensi Penghayatan

Para jamaah lansia yang dulunya hanya mengenal agama sebatas mendengar dan ilmu turun- temurun dari nenek moyang, sekarang para jamaah lansia dapat memahami penerapan-penarapan ilmu agama dari kegiatan keagamaan yang diberikan oleh pembimbing agama di Mushola Nurul Huda.

Misalnya di agama Islam bukan hanya tentang tata cara wudhu, sholat dan puasa namun ada banyak sekali materi keagamaan seperti penerapan akhlak

(21)

61

yang baik sesuai kitab yang diajarkan pembimbing agama, manaqiban sebagai bentuk rasa syukur, pengajian untuk meningkatkan ilmu agama dan lain sebagainya.

Adapun bentuk rasa syukur yang dilakukan oleh para jamaah lansia adalah semenjak mengikuti kegiatan keagamaan tertama manaqiban, para jamaah semakin gemar untuk bersedekah, karena sedekah mempunyai manfaat yang sangat luar biasa baiknya.

4. Dimensi Pengetahuan Agama

Para jamaah lansia mengenal agama Islam sudah lama, para jamaah lansia juga mengerjakan sholat 5 waktu dengan ilmu sebisanya saja dalam artian gerakan-gerakan sholat belum begitu benar, dalam berwudhu juga masih belum sempurna.

Namun setelah mengikuti pembimbing agama memberikan pengetahuan tentang tata cara yang baik, gerakan-gerakan sholat yang benar. Selain itu para jamaah lansia juga memahami dan menerapkan materi akhlak dan kenabian di kehidupan sehari-hari misalnya setiap aktifitas selalu disertai dengan doa, berbuat baik dengan sesama manusia dan menghindari larangan-larangan yang dilarang oleh agama Islam, misalnya berbohong, berjudi, berdagang dengan cara tidak benar, dan lain sebagainya.

5. Dimensi Pengalaman Dan Konsekuensi

Pembimbing agama di Mushola Nurul Huda memberikan bimbingan keagamaan yang smemiliki pengaruh positif bagi para jamaah lansia. Semenjak mengikuti kegiatan keagamaan para jamaah semakin yakin terhadap keyakinan mereka yaitu Islam.

Melakukan sholat 5 waktu dengan cara berjamaah, karena pembimbing agama mengatakan bahwa sholat 5 waktu yang dikerjakan dengan cara berjamaah memiliki manfaat yang lebih besar dan mendapat pahala yang lebih besar juga disbanding dengan sholat yang dikerjakan secara sendiri atau tidak

(22)

62

berjamaah. Semenjak mengikuti kegiatan keagamaan para jamaah lansia memeliki pengetahuan agama seperti tentang sejarah kenabian, yassiin dan tahlil semakin lancar bacaannya, sholat 5 waktu dengan gerakan-gerakan sholat yang sempurna. Para jamaah juga mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman religius seperti merasa doa-doanya terkabul, menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bertawakkal, mendapatkan perasaan syukur kepada Allah SWT dan perasaan pertolongan dari Allah.

Konsekuensi dalam hal ini adalah sejauh mana berkomitmen dengan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya berkomitmen untuk selalu membantu orang lain, berkata jujur, suka berbagi atau bersedekah, dan lain-lain.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kegiatan keagamaan ini memiliki manfaat positife dan dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa jamaah lansia bahwa semenjak mengikuti kegiatan keagaaman ini lebih memahami tentang tata cara sholat yang benar, sesaui ajaran Islam, gerakan-gerakan sholat yang lebih baik dan sempurna. Para jamaah lansia juga bisa bekerja dengan penuh semangat , dalam artian sebelum melakukan aktifitas sehari-hari disertakan doa dan lain sebagainya. selain itu ketika sedang melakukan pekerjaan, apabila waktu sholat telah tiba para jamaah juga berhenti sebentar lalu mengambil wudhu dan sholat berjamaah di mushola.

2. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Religiusitas Jamaah Lansia Di Mushola Nurul Huda.

Faktor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan hal atau peristiwa yang menyebabkan dan dapat mempengaruhi terjadinya sesuatu.36 Sedangkan kata pendukung memiliki arti menyongkong, menunjang, membantuu dan lain sebagainya. kemudian pengetian

36 Kamus Besar Bahasa Indonesia

(23)

63

faktor pendukung adalah segala hal yang sifatnya turut mendorong, menyokong, membantu, mempercepat, menunjang dalam terjadinya sesuatu. Penghambat juga memiliki arti sesuatu yang hal yang sifatnya menghambat.

Hambat sendiri bisa diartikan sebagai perjalaan, pekerjaan dan sebagainya menjadi tidak lancar, tertahan,lambat atau bahkan gagal. pengertian faktor penghambat adalah segala sesuatu yang sifatnya menghambat segala sesuatu atau sesuatua yang dapat menggagalkan suatu hal.37

Faktor pendukung yang dapat mendukung peran pembimbing agama dalam meningkatkan religiusitas jamaah lansia adalah

a. Adanya beberapa Pembimbing Agama yang dapat membimbing para jamaah lansia.

Adanya beberapa pembimbing agama juga dapat memberikan semangat para jamaah. Selain mereka mendapat ilmu, mereka juga dapat berbagi pengalaman satu sama lain. Hal ini juga memudahkan pembimbing agama dalam membimbing agama.

b. Adanya fasilitas yang memadai.

Adanya fasilitas membuat kegiatan ini berjalan dengan baik. Adapun fasilitasnya berupa:

1) Speaker

Tujuan adanya spekear ini adalah untuk pengeras suara. Seperti apabila memasuki waktu sholat tiba speaker digunakan untuk mengumandangkan adzan agar lebih keras suaranya dan sampai di telinga warga desa selain itu speaker juga digunakan untuk pengeras suara ketiika kegiatan keagamaaan berlangsung karena agar suara pembimbing agama terdengar oleh para lansia jadi, apabila para lansia memiliki pendengaran yang kurang jelas bisa memahami pembimbing agama dalam memberikan bimbingan keagamaan.

37 Http://brainly.co.id/tugas/17446883 di unduh pada tanggal 3 Maret 2022

(24)

64

2) Meja

Meja ini sendiri memiliki fungsi untuk meletakkan kitab maupun barang lainnya agar memudahkan para jamaah lansia.

3) Mukena

Mukena memiliki manfaat ketika para jamaah lansia wanita apabila hendak melakukan ibadah sholat namun tidak membawa mukena, di mushola Nurul Huda sudah tersedia mukena sehingga tidak perlu pulang untuk mengambilnya.

4) Sajadah

Sajadah ini memiliki fungsi untuk alas ketika sholat maupun ketika duduk pada saat kegiatan keagamaan berlangsung.

5) Buku

Buku di mushola Nurul Huda sangatlah bermacam-macam mulai dari buku Yasiin dan Tahlil, buku nahwu, buku tata cara sholat sesuai syariat Islam, buku bahasa arab dan lain sebagainya. buku ini memiliki fungsi apabila para jamaah lansia ingin menggali ilmu lebih dalam dengan cara membaca, buku itu sudah ada di Mushola sehingga sangatlah memudahkan para jamaah lansia.

6) Kitab-kitab

Kitab-kitab sendiri terdiri dari Kitab Al- Qur’an, kitab tajwid, kitab akhlak dan kitab- kitab lainnya yang digunakan untuk keggiatan keagamaan di Mushola Nurul Huda.

7) Kipas angin

Seperti fungsi kipas angina pada umumnya yaitu untuk mendingkan udara, serta memberikan efek segar agar ketika suasana atau suhu sedang panas, para jamaah tetap bisa fokus mengikuti kegiatan keagamaan tersebut.

(25)

65

c. Adanya jamaah lansia yang mengikuti kegiatan

Suatu kegiatan bimbingan keagaaman tidak akan berjalan dengan labcar apablia tidak ada jamaah yang mengikuti kegiatan tersebut.

d. Lokasi mushola dekat dari rumah

Tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan keagamaan sangat dekat dengan pemukiman warga. Hal ini dapat memudahkan para jamaah lansia untuk pergi ke mushola tanpa menggunakan kendaraan dan tidak merasa capek ketika pergi ke mushola.

Dari beberapa faktor pendukung diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung adalah faktor dimana kegiatan Bimbingan Keagamaan dapat berjalan dengan lancar. Oleh kareana itu faktor pendukung ini sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan Bimbingan Keagamaan.

Faktor pemhambat yang dialami oleh para pembimbing agama adalah

a. Adanya keterbatasan waktu dalam memberikan Bimbingan Keagamaan.

Layaknya seseorang diluar sana, seorang pembimbing agama juga memiliki kesibukan tersendiri.

Beliau juga perlu mencari nafkah untuk keluarganya dirumah. Ketika bimbingan keagamaan di mulai terkadang, beliau tidak bisa memberikan bimbingan terlalu lama karena ada beberapa hal yang harus dikerjakan. Pembimbing agama juga sering mengisi acara pengajian maupun acara lain, sehingga hal ini dapat menyebabkan mundurnya kegiatan bimbingan keagamaan. Namun ketika pembimbing agama utama tidak dapat membimbing kegiatan tersebut dan pembimbing lainnya juga tidak dapat menggantikan maka kegiatan keagamaan diliburkan.

b. Jamaah yang mendadak tidak bisa mengikuti Bimbingan Keagamaan.

Ketika Pembimbing Agama siap melakukan bimbingan, tiba-tiba ada beberapa jamaah lansia yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dengan alasan tertentu misalnya tiba-tiba sakit, ada saudara yang datang

(26)

66

kerumah, pekerjaan rumah tangga yang belum selesai, hujan lebat, dan lain-lain.

c. Jamaah lansia yang kurang begitu memahami materi Seorang pembimbing agama harus memiliki sifat sabar, telaten, sopan dan ramah. Ketika seorang jamaah lansia belum memahami materi yang disampaikan, pembimbing agama harus mengulangi sampai benar-benar para jamaah memahmai, hal ini dapat menyebabkan tidak segera berlanjutnya materi lain karena keterbatasannya waktu. Misalnya para jamaah belum mengerti tata cara wudhu yang benar padahal materi wudhu sudah disampaikan hal ini dapat mengurangi waktu kegiatan bimbingan keagamaan, dikarenakan materi tidak hanya wudhu saja ada tata cara sholat seperti gerakan- gerakannya, bacaan sholatnya dan lain sebagainya.

Dari beberapa faktor diatas dapt disimpulkan bahhwa faktor penghambat pembimbing agama sangatlah berpengaruh pada kegiatan Bimbingan Keagamaan. 38

38 Ibu Sugiharti, Wawancara oleh penulis, Pada Tanggal 18 Februari 2022 Pukul 11.50 AM

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Maksimum Jurnal llmiah (10) Komponen Yang Dinilai lnternasional Nasional Terakreditasi Nasional Tidak Terakreditasi Nilai Akhir Yang

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Diklat Prajabatan pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Lilik Mulyadi mengatakan, implementasi dari teori restoratif salah satunya adalah pengembalian aset pelaku tindak pidana korupsi berupa tindakan hukum pidana,

Usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan bimbingan keagamaan para tokoh agama adalah melaksanakan bimbingan keagamaan atau upaya untuk lebih meningkatkan bimbingan

ini, pergerakan dakwah Islam kepada Kaum Chau Khau yang meliputi penerangan tentang sejarah kemasukan dakwah Islam kepada golongan ini, organisasi yang terlibat dalam

Beberapa zat padat atau terlalu dapat larut , atau kelarutannya tidak cukup berubah oleh temperature, sehingga kristalisasi langsung dari dalam suatu pelarut menjadi tidak

Selain bisa meningkatkan keahlian dalam bermain dan berpikir, game online juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk mencari relasi secara luas karna dapat bermain dengan

Bagi Siswa SD/MI yang memiliki piagam akademik atau non akademik Juara / Passing grade Nasional atau Juara 1, 2, 3 Propinsi dibuatkan pengantar Kepala Sekolah