• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pro-kontra Terhadap Ucapan Natal Dalam Al-Qur'an: Studi Terhadap Penafsiran Quraish Shihab Dan Syekh Muhammad Bin Shalih Al-utsaimin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pro-kontra Terhadap Ucapan Natal Dalam Al-Qur'an: Studi Terhadap Penafsiran Quraish Shihab Dan Syekh Muhammad Bin Shalih Al-utsaimin"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

PRO- KONTRA TERHADAP UCAPAN NATAL DALAM AL-QUR’AN:

STUDI TERHADAP PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DAN SYEKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan

gelar Sarjana Agama (S.Ag) Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora

Progam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

Dewi Fatimatus Zahro NIM: U20171002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

DESEMBER 2022

(2)

ii

PRO- KONTRA TERHADAP UCAPAN NATAL DALAM AL-QUR’AN:

STUDI TERHADAP PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DAN SYEKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahcmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Progam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

Dewi Fatimatus Zahro NIM: U20171002

Disetujui Pembimbing

Dr.H.Imam Bonjol Juhari.S.Ag.M,Si NIP. 19760611199903100

(3)

iii

(4)

iv MOTTO

ْْوَيْلَا

ْ دْْمُكَلْ ُتْلَمْكَاَْم

ْ لاْْمُكَلْ ُتْي ضَرَوْى تَمْع نْْمُكْيَلَعْْمُكَمْتَأَوْْمْكَنْْي

َْانْي دَْمَلْس

ْ

Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadaku nikmat-Ku,dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu”. 1

1 M. Quraish, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,14

(5)

v

PERSEMBAHAN

Melalui sebuah proses, akhirnya penyususnan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan :

1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tak pernah membiarkan hamba-Nya menyerah.

2. Kepada Ibu dan Bapak tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, menasehati, mendukung serta mendoakan dengan ketulusan dan kesabaran yang tak terhingga.

3. Kepada teman dan semua pihak, yang mengapresiasi dan memberi inspirasi. Yang memberi simpati dan memaknai

4. Kepada bumi dan seisinya, yang ikut mengatur semua kebaikan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya memberikan kemampuan, kesehatan serta kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan yakni agama Islam.

Skripsi yang berjudul “Pro-Konta terhadap toleransi pengucapan selamat natal menurut pandangan M.Quraish Shihab dan Syekh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, merupakan upaya dan usaha yang dilakukan peneliti dalam

menyeleseikan studi Strata 1 Universitas KH Achmad Siddiq Jember.

Peneliti menyadari, penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, saran, doa, dan motivasi dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM, selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember yang telah memperlancar semua proses akademik dan menyediakan fasilitas perkuliahan.

2. Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam progam perkuliahan.

3. H. Mawardi Abdullah, LC.,MA selaku Ketua Progam Studi Ilmu Al- Qur’an dan tafsir yang telah memberikan bimbingan dalam proses perkuliahan dan memberikan arahan dalam proses pengajuan judul.

(7)

vii

4. Dr. Imam Bonjol Jauhari, M. Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga di tengah kesibukannya dan di tengah pandemi corona dalam memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen, pegawai dan civitas akademika di lingkungan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang telah banyak membantu dan memberikan pengalaman selama proses belajar di Universitas KH Achmad Siddiq Jember, baik dari ilmu yang diberikan maupun pelayanan.

6. Berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.

Semoga bantuan, do’a dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT, peneliti menyadari skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan pada skripsi ini. Adanya skripsi ini semoga dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita dengan melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amiin Ya Robbal ‘Alamiin.

Jember,15 Oktober 2022 Penulis

Dewifatimatus Zahro

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi arab-latin ini sesuai dengan SKB Mentri Agama RI, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan Transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

T}a T Te

ث

Ts T} Es (dengan titik di

atas)

ج

Jim J Je

ح

H}a H} Ha (dngan titik di

bawah)

خ

Kha Kh Ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Z}al Z} Zet (dengan titik di

atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

(9)

ix

س

Sin S Es

ش

Syin Sy es dan ye

ص

S}ad S} es (dengan titik di

bawah)

ض

Da}d D} de (dengan titik di

bawah)

ط

Ta T te (dengan titik di

bawah)

ظ

Z}a Z} zet (dengan titik di

bawah)

ع

‘Ain ‘_ Koma terbalik di

atas

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Qi

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wau W We

ه

Ha H Ha

(10)

x

ء

Hamzah _’ Apostrof

ي

Ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa di beri tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‘)

B. Vokal

Vokal bahasa Arab , seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap diftong.

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama

َ ا Fathah A A

َ ا Kasrah I I

َ ا Dammah U U

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َي ل Fathah dan ya Ai A dan I

َيو ل Fathah dan wau Au A DAN u

Contoh:

َ فيي ك: kaifa َيليو ح: haula

(11)

xi ABSTRAK

Dewi fatimatus Zahro,2022: PRO- KONTRA TERHADAP UCAPAN NATAL DALAM AL-QUR’AN: STUDI TERHADAP PANDANGAN QURAISH SHIHAB DAN SYEKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN

Kata Kunci : Ucapan selamat natal, Quraish Shihab, Syekh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin.

Natal merupakan perayaan yang dilakukan oleh umat kristiani untuk memperingati kelahiran Isa as, yang mana dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada tangal 25 Desember. Perayaan Natal ini sering menimbulkan perdebatan diantara organisasi atau komunitas muslim. Pendapat pro kontra tentang mengucapkan selamat natal pun muncul dikalangan para pemikir dan tokoh Islam, seperti halnya Quraish Shihab dan Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.Terkait adanya pro kontra tersebut penulis tertarik untuk mengambil tema ini untuk mengkaji lebih dalam penelitian ini.

Fokus penelitian ini adalah, Pertama bagaimana pandangan Quraish Shihab terhadap ayat-ayat toleransi ucapan Natal. Kedua bagaimana pandangan Syekh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin Terhadap ayat-ayat toleransi ucapan Natal.Ketiga bagaimana persamaan dan perbedaan dari pandangan Quraish Shihab dan syehk Utsaimin terkait ayat-ayat toleransi ucapan Natal.

Tujuan penelitian ini adalah, Pertama untuk memahami penafsiran Quraish shihab terhadap ayat-ayat toleransi ucapan Natal. Kedua untuk memahami penafsiran syekh Utsaimin terhadap ayat-ayat toleransi ucapan natal. Ketiga untuk memahami bagaimana persamaan dan perbedaan kedua tokoh tersebut terhadap ayat-ayat toleransi ucapan Natal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research yaitu mengumpulkan data-data berupa buku, jurnal,artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan yang diteliti menggunakan metode kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut M.Quraish Shihab tidak ada larangan selama tujuannya untuk pergaulan, persaudaraan ,kemaslahatan dan tidak mengorbankan aqidah.Sedangkan menurut Syekh Utsaimin hukumnya haram karena dalam hal tersebut terkandung pengakuan terhadap simbol-simbol kekufuran.Persamaan dari kedua tokoh tersebut kadalah keduanya menggunakan kajian tafsir tematik, hanya saja syekh utsaimin menggunakan metode mafhum mukhallafah dengan penalaran kebahasaan secara dzahir.Sedangkan perbedaannya yakni dari segi hukum, hukum, konteks dan metode yang digunakan oleh keduanya.

(12)

xii Daftar ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

(13)

xiii

B. Sumber data ... 22

C. Metode Pengumpulan Data ... 23

D. Metode Analisis Data ... 23

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 25

A. Penafsiran Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal ... 25

1). Muhammad Quraish Shihab ... 25

a. Biografi Muhammad Quraish Shihab ... 25

b. Latar Belakang Pendidikan ... 26

c. Karya-karya Quraish Shihab ... 27

2). Tafsir Al-Misbah ... 28

a. Latar Belakang Penyusunan ... 28

b. Sistematika Penulisan ... 30

c. Metode dan corak penafsiran ... 32

d. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Misbah ... 36

e. Penafsiran Quraish Shihab tentang Toleransi Pengucapan Selamat Natal ... 34

B. Penafsiran Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin terhadap ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal ... 51

1). Biografi Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin... 51

2). Latar Belakang Pendidikan ... 52

3). Corak Keilmuannya ... 54

4). Karya-karya Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ... 54

(14)

xiv

5). Penafsiran Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin terhadap

ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal ... 55

C. Persamaan dan Perbedaan Penafsiran Quraish Shihab dan Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Terhadap ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal ... 63

BAB VI PENUTUP ... ... 66

A. Kesimpulan ... ... 76

B. Saran ... ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... .... 67

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... . . 68

BIODATA PENULIS ... .... 69

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 15 Tabel 4.1 ... 65

(16)

1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki banyak suku, bahasa, budaya serta agama. Hal inilah yang kemudian negara Indonesia bersemboyankan “Bhinneka Tunggal Ika”. Di Indonesia ada lima agama yang diakui oleh pemerintah yakni agama Islam, Hindu, Budha, dan Kristen Katolik. Kelima dari agama tersebut hidup berdampingan dan saling rukun satu sama lain.2. Persoalan agama adalah persoalan yang sangat sensitif karena bersangkutan dengan keyakinan bagi pemeluknya.3.Pada dasarnya setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk berlaku kasih sayang terhadap sesama, sehingga kemudian menciptakan toleransi beragama. Hidup secara damai dengan seluruh makhluk ciptaan Tuhan merupakan pesan mendasar dari setiap agama dan tidak ada satupun ajarang agama yang mengajarkan pemeluknya untuk bertindak anarkis dan menyebarkan teror.4

Namun demikian tidak selalu hubungan beragama itu berjalan humoris dan damai, konflik ,kebencian dan isu-isu yang menyebabkan perselisihan akan selalu tercipta selama sikap intoleransi tidak dihilangkan

2Nurdinah Muhammad,et all,Ilmu perbandingan Agama(Banda Aceh:Ar-Raniry Press,2004),351-352.

3 Juhra Muhammad Arib, “Ucapan Selamat Natal Menurut Quraish shihab Dalam Tafsir Al-Misbah Studi Analisis Terhadap QS. Maryam ayat 33”Jurnal Aqlam Journal of Islam and Plurality,Vol.2:1 (Desember 2016),12.

4 Daniel Prima, “Penafsiran Ucapan Selamat natal dan Prinsip-prinsip Toleransi Beragama Dalam Tafsir Al-Misbah”Jurnal Analytica Islamica,Vol.4:1 (2005:1-26), 2.

(17)

dalam diri masing-masing individu atau kelompok , terlebih lagi dalam hal kepercayaan dan agama yang menjadi bagian sangat sensitif.

Seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut untuk bersosialisasi tanpa batas dan jarak, juga memaksa untuk saling berinteraksi antara semua ajaran masyarakat, dan komunitas-komunitas yang berbeda agama. 5

Indonesia merupakan salah satu contoh dari banyak negara di dunia ini yang umat beragamanya mengembangkan sikap toleransi. Di Indonesia ada lima agama resmi yang diakui pemerintah, Kelima agama itu hidup berdampingan dan saling rukun, damai dan saling menyapa antar satu pemeluk agama dengan agama lainnya.6Berabad-abad lampau di kepulauan Nusantara sudah terdapat berbagai agama dan kepercayaan.7Konsekuensinya, terjalin relasi sosial antar umat beragama seperti kemitraan di tempat kerja, tetangga rumah, dan juga teman sekolah.

Begitu pula orang-orang yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri, di Amerika misalnya yang mayoritas penduduknya mayoritas non-musli, pasti akan menjalin hubungan sosial dengan umat non muslim.

Indonesia sebagai negara dengan corak penduduk majemuk baik dalam bahasa maupun agama banyak melahirkan berbagai persoalan.

5 Darmansyah, “Hukum mengucapkan Selamat Hari Natal kepada Umat Non-Muslim Dilihat dari Teori Sistem (Studi Perbandingan Metode Istinbat Yusuf al-qardhawi dan syekh utsaimin)”, skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri ar-Raniry Darussalam Banda Aceh 2017), 55.

6 Nurdinah Muhammad,et all,Ilmu perbandingan Agama(Banda Aceh:Ar-Raniry Press,2004),351-352.

7 Zainudin, Pluralisme Agama : Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia(Malang:

UIN Maliki Press,2010), 26.

(18)

3

Diantara persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk dibahas adalah permasalahan agama. Tema agama merupakan bagian yang sangat sensitif karena menyangkut keyakinan. Bersamaan dengan itu tak jarang muncul konflik antara umat beragama baik dalam masalah akidah maupun ibadah.8

Ikut merayakan Natal atau hanya sekedar mengucapkan selamat hari Natal seringkali menjadi polemik dan perdebatan tahunan di kalangan umat islam terkait hukum boleh atau tidaknya mengucapkan selamat natal dan ikut serta merayakan Natalnya itu sendiri, bahkan tidak jarang karena perdebatan ini menimbulkan percecokkan dan yang lebih parahnya saling memvonis kafir satu sama lainnya. Meskipun pengucapan selamat Natal ini masuk kedalam ranah akidah namun ia bersangkutan juga dengan fikih yang bersandar kepada pemahaman-pemahaman yang mendalam terhadap berbagai nash-nash syar’i.9

Perbedabatan itu bukan pada entitas Natal itu sendiri, melainkan lebih pada status hukum apakah umat islam boleh mengucapkan selamat Natal atau tidak. Terkait hukum boleh tidaknya seorang muslim mengucapkan selamat Natal bagi umat kristen, terdapat perbedaan dikalangan tokoh ulama kontemporer. Fatwa larangan mengucapkan selamat Natal terutama dimotori oleh fatwa ulama di Saudi Arabia, yaitu fatwa Utsaimin, dalam kitab Fatawa Fadlilah Asy-Syaikh Muhammad bin

8 Abd.Rohim Ghazali dalam M.Quraish Shihab,Atas Nama Agama: wacana Agama Dalam Dialog Bebas Konflik (Bandung:Pustaka Hidayah, 1998),133

9 Juhra Muhammad Arib, “Ucapan Selamat Natal Menurut Quraish shihab Dalam Tafsir Al-Misbah Studi Analisis Terhadap QS. Maryam ayat 33”Jurnal Aqlam Journal of Islam and Plurality,Vol.2:1 (Desember 2016),12

(19)

Shalih al-Utsaimin. Pengikut Ibnu Taimiyah ini dalam fatwanya menukil pendapat Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah dalam bukunya Ahkam Ahl al- Dzimmah, beliau berkata: “Bahwa mengucapkan selamat terhadap syiar- syiar kekufuran yang menjadi ciri khasnya adalah haram”. Selain pendapat yang tegas mengharamkan di atas, kita juga menemukan fatwa ulama yang cenderung tidak mengharamkan ucapan natal kepada umat kristiani yaitu Quraish Shihab. Dalam hal ini Quraish shihab berpendapat bahwa tidak ada larangan bagi umat islam untuk mengucapkan selamat hari natal kepada umat non-Muslim. Dalam tafsir al-Misbah ia menyebutkan bahwa dalam Al-Qur’an ada ucapan selamat atas kelahiran Isa, seperti termaktub dalam dalam al-Qur’an surah maryam ayat 33. Jadi menurut beliau tidak ada masalah seorang muslim mengucapkan selamat natal kepada non- muslim karena dalam konteks kerukunan dan menjaga keharmonisan.

Surah ini mengabadikan dan merestui ucapan selamat Natal pertama yang diucapkan oleh Nabi mulia itu.

Pro kontra tentang ucapan selamat Natal dan selamat hari raya agama lain yang disampaikan oleh ulama tentu saja memiliki dasar argumennya masingmasing, mengenai hukum mengucapkan selamat hari Natal kepada umat nonmuslim. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul : “PRO- KONTRA TERHADAP UCAPAN NATAL: STUDI TERHADAP PANDANGAN QURAISH SHIHAB DAN SYEKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN”.

(20)

5

B. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, kiranya penelitian ini dapat terarah dan lebih terfokus, maka untuk dapat menjawab bagaimana hukum toleransi pengucapan selamat natal yang akan di komparatifkan melalui sudut pandang pendapat M.Quraisy Shihab dan Syekh Muhammad ibn Salih al-Utsaimin

1. Bagaimana pandangan Quraish Shihab Terhadap Ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal?

2. Bagaimana pandangan Syekh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin Terhadap Ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal?

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dari pandangan Quraish Shihab dan syekh Utsaimin terkait hukum mengucapkan Natal?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pandangan Quraish Shihab Terhadap Ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal

2. Untuk mengetahui pandangan Syekh Muhammad ibn Shalih al- Utsaimin Terhadap Ayat-ayat Toleransi Ucapan Natal

3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari pandangan Quraish Shihab dan syekh Utsaimin terkait hukum mengucapkan Natal

D. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini akan lebih berguna apabila dapat dipergunakan oleh semua pihak. Maka dari itu, diharapkan penelitian ini

(21)

memberikan kontribusi untuk memperkaya khazanah keilmuan terutama dalam bidang tafsir al-qur’an.

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya sebatas menambah khazanah keilmuwan dalam bidang tafsir, tetapi penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian terdahulu tentang hukum mengucapkan selamat natal menurut M.Quraish Shihab dan syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Penulis juga berusaha untuk menambah pengembangan pola berfikir tentang pentingnya toleransi dengan berdasarkan nilai-nilai al-Qur’an sehingga terjadilah hubungan timbal balik yang baik antar sesama manusia.

2. manfaat Secara praktis a. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi untuk memperkaya khazanah keilmuwan terutama dalam bidang tafsir al-Qur’an.

b. Bagi UIN Khas Jember

1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi kampus UIN Khas Jember , serta mahasiswa yang ingin melakukan atau mengembangkan kajian yang berkaitan tentang toleransi beragama. Secara objektif penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi komparatif

(22)

7

selanjutnya tentang penelitian pemikiran muffasir dengan karya lainnya.

2) Hasil penelitian dapat menambah kontribusi karya ilmiah di lingkungan kampus UIN Khas Jember jember.

3) Secara konseptual, penelitian ini dapat menjadi bahan studi komparatif selanjutnya tentang penelitian pemikiran tafsir dengan karya-karya lain.

c. Bagi Pembaca atau Masyarakat Luas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan baru untuk mengetahui lebih luas tentang toleransi beragama khususnya dalam konteks kasus pro-kontra kebolehan pengucapan selamat natal dalam Al- Qur’an melalui pandangan beberapa ahli tafsir, Sehingga dapat berguna bagi seluruh lapisan masyarakat atau pembaca untuk mengimplementasikan bagaimana sikap toleransi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

E. Definisi Istilah

Adapun kata istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah:

1. Pro-Kontra

Menurut Kamus Besar bahasa Indoneisa (KBBI) Pro adalah lebih proaktif yang artinya sebuah individu atau kelompok yang setuju

(23)

pada suatu pendapat atau hasil diskusi. Sedangkan Kontra adalah dalam keadaan tidak setuju atau dalam keadaan menentang.10

2. Toleransi Beragama

Pengertian Toleransi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah toleran berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,membolehkan)pendirian (pendapat, pendapa, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.Sedangkan toleransi yaitu sifat atau sikap toleran; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan.11

Secara etimologi atau bahasa,toleransi berasal dari kata tolerance/tolerantion yaitu suatu sikap yang membiarkan dan lapang dada terhadap perbedaan oranglain, baik pada ekonomi,sosial, dan politik. Didalam bahasa Arab mempunyai persamaan makna dengan kata tasamuh dari lafadz samaha (حمس) yang artinya ampun,maaf,dan lapangdada.12

Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapangdada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganngu atau

10 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen pendidikan Nasional,2008,1538

11 Tim Penyusun,Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Dapertemen Pendidikan Nasional,2008,1538

12 Ahmad warson Munawir,Kamus Arab-Indonesia Al-Munawir,(Yogyakarta: Balai Pustaka Progesif,tt.h.),1098

(24)

9

memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.13

3. Natal

Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Jika disebut hari Natal,maka konotasinya adalah hari kelahiran Yesus, pada tanggal 25 Desember. Umat Nasrani merayakan hari Natal dirayakan secara khidmat dan kebesaran baik di dalam ataupun di rumah-rumah. 14

F. Sistematika pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman,serta mendapatkan hasil yang runtut dan sistematis, maka penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab yang tergambar kemana arah dan tujuan dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang masalah, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan. Fungsi dari bab ini adalah untuk memperoleh gambaran umum dari penelitian ini.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Dalam bab ini berisi tentang kajian teori dan penelitian terdahulu dan kajian teori yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

Fungsi dari bab ini adalah untuk mengetahui hasil penelitian yang yang

13 M Ali dkk,Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik,(Jakarta: Bulan Bintang,1989),hlm.83.

14 Abujamin Roham,Ensiklopedi Lintas Agama, (Jakarta:Emerald,2009),533

(25)

pernah ada didalam bidang yang sama, serta membicarakan kajian teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang semua langkah yang dikerjakan oleh penulis dari awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan dasar atau fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek tertentu yang dijadikanj kerangka berpikir. Kemudian dilakukan analisi masalah dan variable yang terdapat dalam judul kajian dalam membangunsebuah penelitian.

BAB IV Penyajian Data dan Analisis

Pada bab ini dibagi pada sub-bab. Pertama, pembahasan mengenai hukum mengucapkan Natal menurut pandangan Quraish Shihab.Kedua, pembahasan mengenai hukum mengucapkan selamat Natal menurut Syekh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin.Ketiga,pembahasan mengenai bagaimana persamaan dan perbedaan dari kedua tokoh tersebut terkait hukum ucapan Natal. disini juga akan dikaitkan pula dengan isu-isu yang berkembang saat ini, yang salah satunya mengenai kontroversi terhadap masalah toleransi beragama dalam hal pengucapan selamat natal kepada umat non-muslim.

BAB V Penutup

Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan penelitian ini, sekaligus menjadi jawaban atas rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya sekaligus disertakan saran.

(26)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Bagian ini memaparkan berbagai hasil penelitian terdahulu baik berupa skripsi, tesis, disertasi maupun jurnal yang terkait dengan penelitian guna menentukan sejauh mana tingkat orisinalitas yang hendak dilakukan.15

Pertama,,jurnal karya Evra Wilya yang berjudul “MENGUCAPKAN

SALAM DAN SELAMAT NATAL (ANALISIS TERHADAP

PENAFSIRAN SURAT AN-NISA’ AYAT 86 DAN MARYAM AYAT 33” 2009.

Dalam jurnal ini disebutkan bahwa ucapan selamat Natal memang dapat menjadi kontroversi apabila hal tersebut dikaitkan dengan konteks akidah, maka wajar apabila muncul fatwa yang melarang hal demikian. Akan tetapi hal tersebut menjadi lain jika dikaitkan dengan konteks hubungan social kemasyarakatan dalam rangka menjalin hubungan yang harmonis antar sesame pemeluk agama, perlu dipahami bahwa ucapan selamat natalt tersebut tidak boleh dipahami sebagai pernyataan membenarkan dan menyetuhui kepercayaan kaum Nasrani. Ucapan selamat Natal sebatas dimksudkan sebagai ungkapan penghormatan dan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat sebagai sesame umat beragama.Demikian juga

15 . Tim penyusun, pedoman penulisan karya ilmiah (jember: IAIN Jember Press, 2017),45

(27)

dalam hal menghadiri perayaan hari raya mereka , apabila seseorang yakin bahwa akidahnya tidak akan perbah berubah, maka ia boleh menghadiri acara perayaan itu, tetapi apibila akidahnya akan berubah maka ia tidak boleh menghadiri perayaan mereka.16

Kedua, skripsi Muhammad Irsyad Noor Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzab dan Hukum Fakultas Syari’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “HUKUM IKUT MERAYAKAN IBADAH NON MUSLIM” 2014.17

Skripsi ini hanya terfokus kepada membahas hal-hal yang berkaitan dengan elemen-elemen tasyabbuh atau penyerupaan orang islam dengan perbuatan non muslim. Persamaan dengan penelitian ini adanya sub objek yang berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti yaitu tentang hukum mengucapkan selamat Natal, perbedaan nya adalah pada pola dan metode penelitian dalam skripsi yang disusun penulis adalah studi komparatif dimana penulis mencoba membandingkan fatwa M.Quraish Shihab dan syekh utsaimin terkait dengan hukum mengucapkan selamat natal.

Ketiga,skripsi karya Fatoni Sidqi18 (Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) mengatakan dalam skrpsinya yang berjudul

16 Evra Wilya,”Mengucapkan Salam dan Selamat Natal Dalam Pandangan Hukum islam (Analisa Terhadap Penafsiran Surat An-Nisa’ ayat 86 dan Maryam ayat 33)”jurnal Al-Hurriyah, Vol 10:1 (Januari-Juni 2009)

17 Muhammad Irsyad Noor,Hukum Merayakan Ibadah Non-Muslim”Jakarta :Skripsi,2015

18 Fatoni Sidqi,Berita Ucapan natal di Republika Online”Yogyakarta : Skripsi 2015

(28)

13

“BERITA UCAPAN NATAL DI REPUBLIKA ONLINE” 2015.

Penelitian dalam skripsi tersebut mengangkat terkait dengan isu kontroversi hukum mengucapkan selamat Natal kepada non muslim,yang dimana Republika Online sebagai salahsatu bagian dari media massa mencoba memberikan berbagai fatwa ulama terkait dengan larangan ucapan selamat Natal, namun dalam penelitian tersebut penulis menemukan pelanggaran kode etik jurnalistik yang ternyata Republika Online mencoba mengarahkan pemberitaan isu ucapan selamat Natal.

Persamaan dalam penelitian ini adalah adanya objek yang masih terkait yaitu hukum mengucapkan selamat Natal,sedangkan perbedaanya adalah dalam objek kajian dan metode kajian dimana objek dan metode dalam skripsi ini adalah terkait dengan perbandingan fatwa ulama dalam hukum mengucapkan selamat Natal.

Keempat,Jurnal karya Daniel Prima yang berjudul “PENAFSIRAN UCAPAN SELAMAT NATAL DAN PRINSIP-PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA DALAM TAFSIR AL-MISBAH”2015.

Jurnal ini membahas tentang bagaimana Quraish Shihab membahas masalah ucapan selamat natal dalam tafsir Al-Misbah, dalam jurnal ini dikatakan bahwa Quraish shihab tidak serta merta membolehkan pengucapan selamat Natal, namun beliau memberi syarat kepada si pengucap selamat natal dengan tolak ukur niatnya. Penulis jurnalnya sendiri berpendapat bahwa selamat Natal pun tidak mengurangi sikap toleransi seorang muslim, karena sikap toleransi itu adalah ketika orang-

(29)

orang non-muslim beribadah, haram hukumnya mengganggu ibadah, mencaci maki Tuhan mereka apalagi sampai memaksa mereka untuk memeluk islam.19

kelima, Skripsi Teguh Triesna Dewa20 Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “HUKUM IKUT

SERTA MERAYAKAN NATAL BAGI MUSLIM DALAM

PANDANGAN ULAMA”2019.

Penelitian dalam skripsi tersebut terfokus kepada hukum orang muslim yang ikut merayakan Natal serta melakukan perbandingan fatwa di tiga lembaga Negara terkait dengan perayaan Natal. Adapun persamaan dalam penelitian tersebut dengan skripsi yang disusun penulis adalah adanya kesamaan dalam metode yang digunakan yaitu metode komperatif yang mana penulis mencoba membandingkan fatwa Quraish Shihab dan Utsaimin, sedangkan perbedaan nya adalah pada objek kajian,dalam penelitian ini penulis membahas tentang hukum mengucapkan selamat Natal kepada non muslim.

19 Daniel prima,”Penafsiran Ucapan selamat Natal dan prinsip-prinsip Toleransi Beragama Dalam tafsir Al-Misbah’’Jurnal Analytica Islamica, Vol,4:1 (2015-26)

20 Teguh Triesna Dewa,Hukum Ikut serta Merayakan Natal Bagi Muslim Dalam Pandangan Ulama”,Jakarta:Skripsi,2016

(30)

15

Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelituan terdahulu

NO Judul Persamaan Perbedaan

1 “MENGUCAPKAN

SALAM DAN SELAMAT NATAL (ANALISIS

TERHADAP PENAFSIRAN SURAT AN-NISA’

AYAT 86 DAN MARYAM AYAT 33”. 2009

- Adanya sub objek yang berkaitan dengan penelitian yang

penulis teliti yaitu tentang hukum

mengucapkan selamat Natal.

- Sama-sama

menggunakan analisa QS. Maryam ayat 33

Dalam objek kajian dan metode kajian, dimana objek dan metode dalam skripski ini adalah terkait dengan perbandingan fatwa ulama dalam hukum mengucapkan selamat Natal.

2 “HUKUM IKUT

MERAYAKAN IBADAH NON MUSLIM” 2014

Adanya sub objek yang berkaitan dengan penelitian yang

penulis teliti yaitu tentang hukum

mengucapkan selamat Natal.

Perbedaannya dalah pada pola dan metode penelitiannya, metode penelitian dalam skripsi yang disusun penulis adalah studi komparatif yang mana penulis mencoba

membandingkan fatwa Quraish Shihab dan Syekh Utsaimin terkait dengan hukum mengucapkan selamat Natal.

3 “BERITA UCAPAN

NATAL DI REPUBLIKA ONLINE”2015

Adanya sub objek yang masih terkait yaitu hukum

mengucapkan selamat Natal.

Dalam objek kajian dan metode kajian, dimana objek dan metode dalam skripski ini adalah terkait dengan perbandingan fatwa ulama dalam hukum mengucapkan selamat Natal.

(31)

4 “PENAFSIRAN UCAPAN

SELAMAT NATAL DAN PRINSIP- PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA DALAM TAFSIR AL-MISBAH”.2015

Adanya sub objek yang berkaitan dengan penelitian yang

penulis teliti yaitu tentang hukum

mengucapkan selamat Natal.

Objek kajiannya lebih spesifik menurut satu pandangan, sedangkan objek dan metode dalam skripski ini adalah terkait dengan perbandingan fatwa ulama dalam hukum mengucapkan selamat Natal.

5 “HUKUM IKUT

SERTA

MERAYAKAN NATAL BAGI MUSLIM DALAM PANDANGAN ULAMA” 2019

Menggunakan metode komperatif yang mana penulis mencoba

membandingkan fatwa Quraish Shihab dan Syekh Utsaimin

Perbedaannya pada objek kajian, dalam penelitian ini penulis membahas tentang hukum mengucapkan selamat Natal kepada Non muslim

B. Kajian teori

Topik pembahasan mengenai toleransi pengucapan natal ini dapat dikemas dalam prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Toleransi

Dalam bahasa Arab istilah toleransi merujuk pada kata “tasamuh”, yaitu saling mengizinkan atau saling memudahkan.21 Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan toleransi adalah kelapangan dada, dalam artian suka kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat

21 Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an ( Depok: Kata Kita, 2009 ), 215.

(32)

17

atau berpendirian lain, tidak menganggu kebebasan berfikir dan keyakinan orang lain.22 Istilah toleransi adalah istilah modern, baik dari segi nama maupun kandungannya.23 Istilah ini pertama kali lahir di Barat, dibawah situasi dan kondisi politis , sosial, dan budayannya yang khas. Toleransi berasal dari bahasa latin yaitu tolerantia yang artinya kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Toleransi merupakan sikap untuk memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah ataupun berbeda.24 Sedangkan dalam pandangan para ahli mempunyai beragam pengertian. Hailer menyatakan toleransi yang di wujudkan dalam kata dan perbuatan harus dijadikan sikap menghadapi pluralitas agama yang dilandasi dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan kerjasama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama.25 Umar Hasyim mendefinisikan toleransi adalah pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.26

22 Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta : tt, 1996 ), 4010

23 Anis Malik Thoha, Treen Pluralisme Agama ( Jakarta : Prespektif, 2005 ), 212.

24 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi ( Jakarta: Pustaka Oasis,2017 ), 161.

25 Djam’anuri, Ilmu Perbandingan Agama: Pengertian dan Objek Kajian ( Yogyakarta:

PT. Karunia Kalam Semesta, 1998 ), 27.

26 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Umat Beragama, ( Surabaya : Bina Ilmu, 1979 ), 22.

(33)

2. Toleransi dalam al-qur’an

Yohanan Friedman, Guru Besar Studi Islam di Universitas Hebreww Jerusasalem, menuliskan perihal kerumitan untuk mendapatkan bahasa tentang toleransi dalam Al-Qur’an. Setidaknya toleransi dalam bahasa arab al-tasamuh tidak ditemukan secara eksplisit. Jika yang dimaksud adalah toleransi dari segi istilah al-tasamuh, maka memang tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Tetapi jika yang dimaksud toleransi adalah sikap saling menghargai, menerima serta menghormati keragaman budaya dan perbedaan berekspetasi, maka Al-Qur’an merupakan kitab suci yang secara nyata memberikan perhatian terhadap toleransi.27

Islam adalah agama yang terbuka, oleh karena itu sikap toleransi dan mengakui adanya perbedaan ditanamkan kepada umat Islam dan sebagai landasan pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.

Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi sikap kebersamaan dan toleransi intern maupun antarumat beragama. Hal itu menjadi salah satu risalah yang penting dalam sistem teologi Islam. sesungguhnya Allah telah mengingatkan akan keragaman manusia, baik dari sisi agama, suku, warna kulit, adat-istiadat, dan lain sebagainya.

27Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi ( Jakarta: Pustaka Oasis,2017), 410.

(34)

19

3. Pro-Kontra ucapan Natal

Seperti disebutkan dalam buku fikih lintasa agama28 bahwa diantara alasan larangan mengucapkan “selamat Natal” oleh sebagian ulama adalah disebabkan mengucapkan selamat natal berarti (seperti) membenarkan ajaran Kristen, yaitu ajaran trinitas. Disamping itu prilaku tersebut disebut bid’ah (inivasi dalam agama), bahkan menyerupai orang- orang kafir (tasyabbuh).

Pendapat bid’ah mengucapkan selamat natal juga disampaikan oleh Husein Shahab namun ia meralat pendapatnya dan memutuskan bahwa hukum merayakan natal menjadi dua. Pertama bagi muslim tidak ada pendapat atau pedoman untuk melakukannya. Kedua jika ada manfaat dalam melakukannya, misalnya untuk membangun rasa saling menghormati antara Islam dan Kristen, maka hukumnya menjadi ja’iz.29

Selain itu, Jamal al Dîn Zarabozo menegaskan lebih lanjut bahwa Muslim tidak diperbolehkan untuk mengucapkan selamat pada hari libur atau perayaan/festival non Muslim karena kegiatan tersebut dianggap dilarang oleh kesepakatan ulama Islam. Tindakan ini dianggap menghormati orang Kristen serta membantu mereka dalam kesyirikan, kegiatan tersebut tidak memiliki dasar dalam hukum Islam.30

28 Tim Paramadina, Fikih Lintas Agama; Membangun Masyarakat Inklusif Pluralis,2003,78-85.

29 Abdul Manan, (Jurnal MIQOT). h.35

30 Abdul Manan (Jurnal MIQOT) h.34. Lihat: Jamal alDin Zarabozo, “Celebrating orParticipating in Holidays of the Disbelivers” dalam Majalah almJumu‘ah Vol. 9, Issue 2.

(35)

Dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa haram

mengucapkan selamat natal kepada umat Kristen dan selamat hari raya kepada agama lain. Menurut pandangan tersebut, meskipun secara imani tidak mengakui keberadaan mereka, tidak rela atas keyakinan mereka, sekedar mengucapkan tahniah juga haram dan sangat dilarang dalam Islam. Bagi orang yang memberi ucapan selamat dimurkai oleh Allah swt.

Qaradhawi juga menjelaskan bahwa tidak ada hal yang mencegah untuk mengucapkan selamat pada perayaan non muslim akan tetapi jangan ikut memperingati ritual agama mereka juga jangan ikut

merayakan. Kita boleh hidup bersama mereka (non -muslim) dengan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan syariah Allah.

Maka tidak ada larangan bagi muslim mengucapkan selamat pada non- muslim dengan kalimat yang biasa yang tidak mengandung pengakuan atas agama mereka atau rela dengan hal itu. Ucapan selamat itu hanya kalimat kerahmatamahan yang bisa dikenal.31

Informasi yang serupa mengenai mengucapkan selamat kepada orang Kristen untuk membangun saling menghormati dan persatuan antara Islam dan Kristen dikeluarkan oleh Imam Pakistan, Syed Sadat ‘Ali Qadri yang mengatakan bahwa setiap Muslim seharusnya mengucapkan selamat. Ia ingin mengingatkan masyarakat Muslim bahwa Muhammad dan Isa adalah dekat. Itu sebabnya Muslim dan

31 Diakses dari fatwa-fatwa Yusuf alQaradhawi di http://www.qaradawi.net/new/all- fatawa/1483 pada tanggal 23 Desember 2022

(36)

21

Kristen seharusnya berusaha untuk bersatu mengusir kekuatan komunis medan kapitalisme. Dalam hal ini, merayakan natal tidak diperselisihkan.32

.

32 Abdul Manan, (Jurnal MIQOT).h.35

(37)

22 BAB III

METODE PENELITIAN A. jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah metode yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami pada subjek penelitian.33

jenis penelitian, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu jenis penelitian yang menggunakan literatur buku-buku sebagai bahan bacaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu sebuah metode yang dimaksudkan untuk memahami tentang fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian.

B. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari sumber tertulis baik dari kitab, buku, jurnal-jurnal yang relevan dengan pembahasankajian ini.

1. Sumber Data Primer

Terkait sumber data sebagai bahan dasar atas penelitian ini adalah Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab dan buku-buku yang berkenaan dengan permasalahan yang diteliti, seperti buku Fatwa- Fatwa Kontemporer karya dari Syekh Utsaimin dkk, dan Majmu fatawa karya Syekh Utsaimin.

33 Lexy J.Moloeng,Metode Penelitian Kualitatif (Bandun: Remaja Rosdakarya,2009),6.

(38)

23

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah berupa karya-karya yang mempunyai relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian yang relevan dalam bentuk buku, jurnal, artikel, maupun sumber dari media internet . khususnya karya-karya dari para penulis yang pembahasannya berkaitan tentang pro-Kontra kebolehan pengucapan selamat natal, dan kajian-kajian Al-Qur’an lainnya.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pwngumpulan data pada kajian pustaka ini yakni dengan mengumpulkan referensi dan sumber-sumber terkait yang relevan degan penelitian ini. Data yang dikumpulkan berasal dari buku, jurnal, skripsi yang sudah disebutkan pada penjabaran sumber data.

Data dalam kepustakaan ini kemudian diolah dengan cara :

1) mencari ayat-ayat secara tematik terkait dengan pro-kontra terhadap toleransi pengucapan natal.

2) Mengumpulkan penafsiran-penafsiran terkait ayat-ayat yang telah dikumpulkan sebelumnya yakni dari tafsir al-misbah, dan beberapa tafsir yang terkait.

D. Metode Analisis Data 1. Tematik

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode tematik. Analisis tematik merupakan salahsatu cara untuk

(39)

menganalisa data dengan menentukan tema yang akan dibahas.

Kemudian menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut untuk selanjutnya dicari penafsiran terhadap tema tersebut dengan tafsir yang dikaji, dalam hal ini menggunakan tafsir al-misbah.

2. Deskriptif

Deskriptif adalah menguraikan data secara teratur dari kedua tokoh yaitu, Quraisy Shihab dan Syekh Utsaimin. Penulis mencoba mendeskripsikan dan meredaksikan penafsiran keduanya terkait ayat yang bersangkutan dengan toleransi pengucapan selamat hari natal.

3. Komparasi

Salahsatu usaha untuk membandingkan data dari dua objek yang berbeda, sehingga secara jelas dapat diketahui perbedaan dan persamaan sesuatu hingga maksud dari sebuah objek dapat dipahami.

Dalam hal ini peneliti membandingkan pemikiran Quraisy shihab dan Syekh muhammad ibn shaleh al-Utsaimin terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan toleransi pengucapan selamat hari natal.

(40)

25 BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Penafsiran Quraish Shihab Tentang Toleransi Pengucapan Selamat Natal 1. Muhammad Quraish Shihab

a. Biografi Muhammad Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab merupakan salah satu mufassir Indonesia yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang mumpuni di bidang tafsir. Ia lahir di Rappang, Sulawesi Selatan pada 16 Februari 1994. Ayahnya, Abdurrahman Shihab (1905-1986) merupakan seorang tokoh intelektual dan merupakan guru besar dalam bidang tafsir. Tak heran jika kemampuannya tidak jauh dari berbeda dengan kemampuan ayahnya yang semenjak kecil sudah melakukan kegiatan-kegiatan dakwah islam dan mengajar erutama di bidang tafsir. 34Abdurrahman Shihab juga memiliki kontribusi yang begitu besar bagi daerahnya ketika itu, ia membina perguruan tinggi di daerah Ujun Pandang, yakni UMI (Universitas Muslim Indonesia) dan IAIN Alaudin Ujung Pandang Makasar. Di tengah kesibukannya sebagai seorang akademis dan tokoh guru besar ia tak lupa menyisihkan waktu untuk keluarganya dengan mengajarkan ilmu-ilmu, petuah-petuah kepada putra putrinya.35

34 Anshori,Penafsiran Ayat-ayat Gender menurut Muhammad Quraish Shihab (Jakarta:

Visindo Media Pustaka,2008), 13.

35 Alwi shihab, Islam Inklusif: Menuju Terbuka dalam Beragama (Bandung:Mizan,1999),5

(41)

Dari pelajaran-pelajaran yang diberikan yang berasal dari al- Qur’an dan Hadits Nabi serta pendapat-pendapat mengenai ilmu al- Qur’an yang diberikan oleh ayahnya inilah Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih-benih kecintaan dalam bidang studi al-Qur’an dan Tafsir. 36

b. Latar Belakang Pendidikan

Muhammad Quraish Shihab dibesarkan dalam lingkungan keluarga intelektual. Ia memulai pendidikan di kampung halamannya di Ujung Pandang. Pada tahun 1956, ia berangkat ke Malang untuk melanjutkan pendidikan di Dar al-Hadits al Fiqhiyyah.37

Melihat Kemampuan Quraish shihab yang begitu baik dalam bahasa Arab dalam pembelajarannya di Malang, dua tahun berselang yaitu pada 1958 ia diberangkatkan oleh ayahnya ke al-Azhar Kairo Mesir dan diterima di kelas 2 Tsanawiyah al-Azhar sampai selesai.

Tahun 1967 Quraish Shihab menyelesaikan sarjanahnya dengan meraih gelar Lc. Pada Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Tafsir Hadits. Dua tahun kemudian Qurais Shihab berhasil menyelesaikan strata duanya pada jurusan yang sama dengan judul tesis “al-I’jaz at-

36 Badiatul Raziqin,dkk,101 Jejak Tokoh Islam Indonesia,(Yogyakarta: e- Nusantara,2009),269.

37 M.Quraish Shihab,Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat) (Bandung:Mizan,2009),14.

(42)

27

Tasyri’i Alqur’an al-karim” (Kemukjizatan Al-Qur’an Al-Karim dari segi hukum). 38.

Sepulangnya dari pendidikan di Mesir, pada tahun 1973 Quraish Shihab diberikan amanat sebagai pembantu rektor bidang akademik dan kemahasiswaan IAIN Alaudin Ujung Pandang Makasar. Jabtan ini dipegangnya hingga tahun 1980. Karena merasa tidak puas dengan gelar master yang dimilikinya, pada tahun yang sama 1980 Quraish Shihab berangkat kembali ke almamaternya al- Azhar untuk melanjutkan progam doktornya dengan predikat Summa Cum Laude atau penghargaan tingkat 1, dimana Quraish Shihab merupakan doktor pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar tersebut.39

c. Karya-karya Quraish Shihab

Quraish Shihab merupakan sosok intelektual yang begitu produktif dalam melahirkan karya-karya yang begitu diminati oleh banyak orang.Hampir seluruh karyanya berhubungan dengan masalah- masalah al-Qur’an dan Tafsir. Karya-karya Quraish Shihab antala lain:40

1) Tafsir al-Manar: Keistimewaan dan kelemahannya, Tahun 1984 diterbitkan di IAIN Alaudin Pandang.

38 Shihab,7.

39 Muhammad Iqbal,Jurnal Tsaqafah 6,no.2 (Oktober,2010):250

40 Atik Wartini,”Tafsir Berwawasan gender,”Jurnal Syahadah 2,no.2 (Oktober,2014):54- 57

(43)

2) Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, tahun 1994 diterbitkan di Bandung (Mizan).

3) Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keseraian Al-Qur’an, Volume 1-XV, tahun 2003 diterbitkan di Jakarta (Lentera Hati).

4) Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan ayat-ayat Tahlil, tahun 2001 diterbitkan di Jakarta (Lentera Hati).

5) Panduan Sholat Bersama Quraish Shihab, tahun 2004 diterbitkan di Jakarta (Republika).

6) Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan di Balik Setiap Fenomena, tahun 2006 diterbitkan di Jakarta (Lentera Hati, Pusat Studi Al- Qur’an).

7) Pengantin Al-Qur’an kalung Permata Buat Anakku, tahun 2007 diterbitkan di Jakarta (Lentera Hati).

8) Secercah Cahaya Ilahi, Hidup Bersama Al-Qur’an, tahun 2007 diterbitkan di Bandung (Mizan).

2. Tafsir Al-Misbah

a. Latar Belakang Penyusunan

Penulisan Tafsir al-Misbah tidak terlepas dari berbagai polemik dan situasi masyarakat Indonesia ketika itu. Quraish Shihab menghadirkan sebuah tafsir di tengah-tengah masyarakat karena iamenganggap lemahnya kajian masyarakat terhadap al-Qur’an. Minat untuk mengambil pelajaran dan pedoman pada al-Qur’an berkurang,

(44)

29

masyarakat lebih tertarik pada lantunan bacaan semata, seakan-akan al- Qur’an diturunkan oleh Allah hanya untuk dibaca saja, tanpa mengambil pelajaran dan tuntunan di dalamnya.41

Quraish Shihab juga sepakat terhadap penafsiran Ibnu Qoyyim terhadap ayat ke 3o al-Furqon, “Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an ini suatu yang mahjura”.

Menurut Ibn Qoyim dalam ayat tersebut mahjura ialah 1) Tidak tekun mendengarkannya.

2) Tidak mengindahkan halal dan haramnya walau dipercaya dan dibaca.

3) Tidak menjadikan rujukan dalam menetapkan hukum menyangkut Ushuluddin dan rinciannya.

4) Tidak berupaya memikirkan dan memahami apa yang dikehendaki oleh Allah yang menurunkannya.

5) Tidak menjadikannya sebagai obat semua penyakit-penyakit kejiwaan.42

Umat islam menyadari bahwasanya upaya dalam memahami Al- Qur’an dan bangkit untuk mengkajinya tidak serta merta mudah dilakukannya. Umat islam dihadapkan pada keterbatasan ilmu dasar maupun kelangkaan rujukan yang dari segi informasi terasa jelas, cukup dan tidak berkepanjangan. Para pakar telah menghadirkan

41 . Alik wartini,Hunafa Jurnal Studi Islamika 11,no.1(juni,2014):118.

42 . Ibn Qayyim al-Jawziyah,Bada’i al-Tafsir,Vol.2 (Beirut:Dar Ibn Al-Jauzi,2006),258

(45)

banyak metode tematik, dimana dalam metode ini menghidangkan mendalam dan menyeluruh. Namun, karena tema yang dibahas terlalu banyak, maka pengenalan terhadap seluruh tema tidak mungkin terpenuhi, namun hanya beberapa tema saja yang dapat dibahas.43

Dari berbagai alasan dan persoalan tersebut maka Qurais Shihab termotivasi untuk menghadirkan sebuah maha karya tafsir di tengah- tengah persoalan umat dengan menghidangkan pesan-pesan Al-Qur’an terhadap kehidupan umat sehingga lahirnya tafsir Al-misbah..44

b. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tafsir al-Misbah, Quraish Shihab menggunakan Mushaf Utsmani, yang dimulai dari QS. Al-Fatihah sampai dengan QS. an-Naas. Sistematika yang dilakukan oleh Quraish Shihan dalam menyusun Tafsir al-Misbah ini yaitu:

1) Memberi Pengantar

Sebelum memulai pembahasan, Quraish Shihab memberikan kata pengantar terhadap ayat-ayat yang akan ditafsirkannya, yang meliputi:45

a) Penyebutan nama-nama surah (jika ada) serta alasan penamaanya, juga tak lupa disertai dengan keterangan yang berkaitan dengan ayat yang diambil untuk dijadikan nama surah.

43 M.Quraish shihab,Tafsir al-Misbah,Pesan,Kesan dan Keserasian Al- Qur’an,Vol,1(Jakarta:Lentera Hati,2007),6-7.

44 Alik Wartini,Hunafa,119

45 Alik Wartini,120

(46)

31

b) Jumlah ayat dan tempat turunnya, makkiyah atau madaniyah dan ada pengecualian ayat-ayat tertentu (jika ada).

c) Penomoran surah berdasarkan penurunan dan penulisan mushaf, kadang juga disertai dengan nama surat sebelum atau sesudah surat tersebut.

d) Menyebutkan tema pokok dan tujuan serta menyertakan pendapat para ulama tentang tema yang dibahas.

e) Menjelaskan munasabah ayat

f) Menjelaskan tentang sababun nuzul tersebut (jika ada).

Kegunaan dari penjelasan Quraish Shihab pada pengantarnya bertujuan untuk memberikan keringanan dan kemudahan bagi pembaca dalam memahami setiap tema pokok dari surat-surat yang akan dibahas dan mengetahui hal-hal penting yang terkandung dalam surah tersebut.

2) Membagi pembahasan dengan mengelompokkan ayat-ayat dalam satu surat kedalam kelompok kecil dengan satu pembahasan terkait. Dalam kelompok kecil tersebut, Qurais Shihab menulis satu, dua atau lebih ayat yang berkaitan yang kemudian dicantumkan terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan tulisan cetak miring.

3) Selanjutnya, Qurais Shihab memberikan penjelasan terhadap kata- kata pokok dalam ayat tersebut (Tafsir al-Mufradat). Hal ini memudahkan pembaca dalam memahami kandungan setiap ayat,

(47)

dan juga memberikan penjelasan mengenai hubungan antar ayat (munasabah).

4) Pada akhir surat, terdapat kesimpulan yang dicantumkan oleh Quraish Shihab dari berbagai macam segi pembahasan yang terdapat dalam surat tersebut.

5) Terakhir, Quraish Shihab menuliskan “Wa Allah A’lam” sebagai penutup pada setiap surat yang ditafsirnya. Hal ini menunjukkan, bahwa kebenaran terhadap penafsiran Al-Qur’an hanya pada Allah SWT semata, dan Allah yang mengetahui secara pasti maksud dari setiap ayat.

Dari sistematika yang dilakukan oleh Quraish Shihab terhadap penulisan tafsir al-Misbah, tidak ada hal khas yang dilakukan oleh Qurais Shihab dalam penulisannya. Hal ini karena penulisan-penulisan sistematika seperti di atas tidak jauh berbeda dengan beberapa kitab tafsir yang lain. Namun kekhususan dari tafsir ini bisa dilihat dari isi kandungannya yang sangat bercorak sosial.

c. Metode dan corak penafsiran

Penulisan tafsir al-Misbah tidak terlepas dari keserahan Quraish Shihab melihat kondisi masyarakat yang sedikit minat dalam upaya memahami al-Qur’an. Karena hal terssebut Quraish Shihab merasa terpanggil unttuk menulis karya tafsir yaitu al-Misbah. Metode yang digunakan dalam penulisan tafsir ini adalah metode tahlili,yaitu sebuah metode dengan menafsirkan ayat demi ayat sesuai dengan

(48)

33

susunannya dalam surah,46. dengan memberikan perhatian sepenuhnya semua hal yang terkandung dalam ayat guna untuk menghasilkan makna yang benar.

Quraish Shihab menggunakan corak penafsiran adabi ijtima’i yaitu sebuah corak dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan ketelitian ungkapan-ungkapan yang disusun dengan bahasa yang lugas dan menekankan tujuan pokok al-Qur’an, lalu mengorelasikannya dengan kehidupan sehari-hari seperti pemecahan persoalan umay yang sejalan dengan perkembangan masyarakat.47

d. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Misbah

Di balik hadirnya tafsir al-Misbah di tengah-tengah persoalan umat, tentunya tafsir ini meniliki kelebihan sekaligus kekurangan di dalamnya. Kelebihan dari tafsir ini antara lain :

1) Tafsir al-Misbah ini sangat kontekstual terhadap persoalan umat di Indonesia. Di dalam afsir ini, banyak respon-respon yang secara aktual menjawab berbagai persoalan, baik di Indonesia maupun lingkup Internasional dalam kehidupan modern saat ini.

2) Tafsir ini menghadirkan banyak referensi dengan berbagai macam latarbelakang rujukan, sehingga dengan hal ini membuat tafsir al- Misbah menjadi mudah dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat.

46 Misbahul Munir,Miyah,24

47 Lufaefi,Substantia 21,no.1 (April,2019):32.

(49)

3) Tafsir al-Misbah sangat kental dengan penekanan pada munasabah antar ayat yang satu dengan ayat yang lain. Hal ini membantah anggapan orientalis Barat yang mengatakan bahwa al-Qur’an antara satu ayat dengan ayat yang lain kacau balau dan tidak memiliki hubungan apapun. 48

Sedangkan kekurangan dari tafsir ini antara lain :

a. Dalam berbagai kisah maupun riwayat yang ditulis Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah ini, terkadang tidak menyebutkan perawinya.

b. Penafsirannya terkadang berbeda dengan mayoritas mufassir, sehingga Quraish Shihab dicap liberal, contohnya yaitu saat tidak mewajibkan hijab.

c. Penafsiran Quraish Shihab tidak diambil dengan footnode, sehingga tafsirannya terkesan pendapat pribadi.49

e. Penafsiran Quraish Shihab tentang Toleransi Pengucapan Selamat Natal

M. Quraish Shihab berpandangan bahwa umat islam di perbolehkan menghadiri perayaan hari raya non-muslim dan mengucapkan selamat Natal. Landasan diperbolehkannya itu dalam alQur’an QS. An-Nisa’ ayat 86

اًبيي س حٍَءيي شَِّل كَىّٰل عَ نا كَ هّٰ للاََّن اَ َۗا هيوُّد رَيو اَا هي ن مَ ن سيح ا بَايوُّ ي ح فٍَةَّي ح ت بَيم تييِّ ي حَا ذ ا و

48 Mafri Amin dan Lilik Umi Katsum,Literatul Tafsir Indonesia (Ciputat: LP.

UIN Jakarta,254.

49 Lufaefi, Substantia,39

(50)

35

"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. ”

Ayat ini, mengajarkan cara lain untuk menjalin hubungan yang lebih akrab lagi, yaitu membalas penghormatan dengan yang sama atau lebih baik. Demikian Sayyid Muhammad Thanthawi menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya. Al-Biqa‘i menghubungkan ayat ini dengan ayat yang lalu dengan menyatakan bahwa karena yang memberikan syafaat buruk, wajar untuk dijauhi bukan saja dengan perbuatan tapi juga dengan ucapan, maka dijelaskannya di sini bahwa ucapan salam saat bertemu apalagi menjawab ucapan salam tidak termasuk bagian dari apa yang dinamai syafaat. Karena itu tulis al-Biqa‘i ayat ini berpesan bahwa pasti satu ketika kamu akan mendapat kedudukan terhormat sehingga ada yang menyampaikan ucapan penghormatan kepada kamu, dan karena ini bukan bagian dari syafaat, maka apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, baik dalam bentuk ucapan maupun perlakuan atau pemberian hadiah dan semacamnya maka balaslah dengan segera sebagaimana dipahami dari huruf fa’ pada kata ( درفاه ) farudduha penghormatan itu dengan yang lebih baik, yakni melebihkannya atau meningkatkan kualitasnya atau balaslah dengan yang serupa tidak berlebih dan tidak berkurang. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala

(51)

sesuatu termasuk tata cara dan kualitas balasan salam atau penghormatan.50

Kata ( ةيحت) tahiyyah terambil dari kata (ةايح ) hayah/ hidup.

Kata tahiyat berarti doa untuk memperpanjang usia. Ia pada mulanya tidak diucapkan kecuali kepada raja/penguasa. Bahkan dalam shalat kita diajarkan untuk mengucapkan at-tafaiyyat yang ditujukan hanya kepada Allah swt. Ini untuk menggambarkan bahwa hidup dan sumber hidup yang tiada hentinya adalah Allah swt. Dari sini kemudian kata ini diartikan kerajaan, seakan-akan kehidupan raja itulah kehidupan sempuma. Kata ini kemudian digunakan untuk menggambarkan segala macam penghormatan, baik dalam bentuk ucapan maupun selainnya.51

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah mengemukakan bahwa

kata hayya/ hidup berarti do’a untuk memperpanjang usia. Kata tersebut pada mulanya tidak diucapkan kecuali pada raja atau penguasa. Bahkan dalam shalat diajarkan untuk mengucapkan al-tahiyyah (penghormatan) yang di tujukan hanya kepada Allah SWT. Hal ini untuk mengambarkan bahwa hidup dan sumber hidup yang tiada hentinya adalah Allah SWT.

Oleh karena itu kata tersebut diartikan kerajaan, seakan-akan kehidupan raja itulah kehidupan sempurna. Kata tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan segala macam penghormatan, baik dalam bentuk ucapan, maupun selainnya. Pada masa Jahiliah, masyarakat bila bertemu

50 M.Quraish shihab,Tafsir al-Misbah,Pesan,Kesan dan Keserasian Al- Qur’an,Vol,2(Jakarta:Lentera Hati,2007),537

51 Ibid...,538

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian FR Retno Anggraini (2006) dan eddy (2005) yang menyebutkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada tingkat pengungkapan

lnstitut lnsinyur Wageningen di Hindia Belanda pada tahun 1932 mengungkapkan beberapa keinginan mengenai masa praktek sebagai berikut : "banyak orang menganggap

Berdasarkan masalah tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko riwayat hipertensi, kebiasaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa edukasi kesehatan terbukti berpengaruh dalam meningkatkan tingkat pengetahuan pasien dan keluarganya mengenai

Pada awalnya institusi pendidikan kesehatan milik Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang beradadi Provinsi Banten, hanya dua institusi pendidikan jenjang menengah

WORKFORCENEW IDDOC long varchar AGEN long varchar PEMBORDER long varchar JENISLAYANAN long varchar NOTELP long varchar CUSTNAME long varchar ALAMAT long varchar TOTALTAGIHAN

Napomena 1.4.2. Primijetimo da se graf na slici 1.3 sastoji od ulaznog sloja te potpuno povezanih slojeva, odnosno, na njemu nisu prikazani aktivacijski slojevi. Aktivacijski

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar antara mahasiswa yang berasal dari dalam dan luar daerah Jombang